31
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asuhan neonatus bayi berat badan lahir rendah adalah upaya untuk menurunkan angka kematian bayi yang sampai sekarang masih tinggi, dengan adanya tingkat kematian bayi yang masih tinggi merupakan suatu tantangan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif yang menyeluruh agar dapat menurunkan angka kematian bayi. (1) Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya saat kelahiran kurang dari 2500 gram ( sampai 2499 gram). (2) Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap anin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam kendungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal dan neonatal karena masih banyak yang dilahirkan dengan berat

asuhan kebidanan 9090

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: asuhan kebidanan 9090

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asuhan neonatus bayi berat badan lahir rendah adalah upaya untuk

menurunkan angka kematian bayi yang sampai sekarang masih tinggi, dengan

adanya tingkat kematian bayi yang masih tinggi merupakan suatu tantangan

bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang

komprehensif yang menyeluruh agar dapat menurunkan angka kematian bayi.

(1)

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat

badan lahirnya saat kelahiran kurang dari 2500 gram ( sampai 2499 gram).(2)

Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap anin yang mengalami

gangguan pertumbuhan dalam kendungan sangat meningkat. Hal ini

disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal dan neonatal karena

masih banyak yang dilahirkan dengan berat lahir rendah. Kalaupun bayi

menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan baik fisik

maupun mental. Frekuensi BBLP di negara maju berkisar antara 3,6 % -

10,8% di negara berkembang sekita 10 – 34% rasio antara negara maju dan

negara berkembang adalah 1 : 4.(3)

Oleh karena itu asuhan kebidanan bayi berat badan lahir rendah adalah

satu pelayanan kesehatan utama yang bertujuan untuk mendeteksi, mencegah

Page 2: asuhan kebidanan 9090

dan menangani masalahnya yang terjadi dan diperkirakan menurunkan angka

kematian berat badan lahir rendah.

Selama penulis melakukan praktek klinik dapat terjadi sebanyak 2 bayi

berat badan lahir rendah dari 25 kelahiran pada tanggal 1 – 30 April 2011.

maka penulis tertarik dan menjadikan kasus BBLR sebagai pembahasan

praktek klinik kebidanan pada bayi (BBLR) secara menyeluruh sesuai standar

pelayanan kesehatan. Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil judul

dengan “ Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Ny.S Dengan serta Berat

Badan Lahir Rendah di BPS Hj. SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten

Cirebon Tahun 2011.

1.2. Tujuan

1) Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan bayi baru lahir

pada Ny. S dengan BBLR di BPS Hj. Suniah dengan menggunakan pola

pikir Varney dan mendokumentasikannya secara SOAP.

2) Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data bayi baru lahir pada

bayi Ny. S dengan BBLR di BPS Hj. SUNIAH Kecamatan Kaliwedi

Kabupaten Cirebon Tahun 2011.

b. Mahasiswa mampu menginterpretasi dan untuk mengidentifikasi

diagnosa dan masalah potensial bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan

Page 3: asuhan kebidanan 9090

BBLR di BPS Hj. SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon

Tahun 2011.

c. Mahasiswa mampu mengidentfikasi diagnosa/masalah potensial bayi

baru lahir pada bayi Ny. S dengan BBLR di BPS Hj. SUNIAH

Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon Tahun 2011.

d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa/masalah akan tindakan

segera atau kolaborasi mengenai bayi baru lahir pada bayi Ny. S

dengan BBLR di BPS Hj. SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten

Cirebon Tahun 2011.

e. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan secara menyeluruh

dengan tepat mengenai bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan BBLR

di BPS Hj. SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon Tahun

2011.

f. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan efisien dan aman

pada bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan BBLR di BPS Hj.

SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon Tahun 2011.

g. Mahasiswa mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan

pada bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan BBLR di BPS Hj.

SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon Tahun 2011.

1.3. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan beberapa jenis

metode pengumpulan data antara lain :

Page 4: asuhan kebidanan 9090

1. Wawancara

Yaitu untuk mendapatkan data, penulis juga melakukan wawancara

secara langsung dengan petugas, klien dan keluarganya.

2. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan cara mempelajari buku-buku dan sumber lain untuk

mendapat dasar-dasar ilmiah yang berhubungan dengan penulisan studi

kasus ini.

3. Observasi

Yaitu dengan mengamati secara langsung keadaan klien dan

keluarganya.

4. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari data yang telah

terkumpul sehingga dapat dijadikan sebagai pendukung dalam

menganalisa data.

1.4. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika

penulisan.

BABII TINJAUAN PUSTAKA

Meliputi konsep medis dan konsep asuhan kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS

Meliputi pendokumnetasian dengan sistem SOAP

Page 5: asuhan kebidanan 9090

BAB IV PEMBAHASAN

Meliputi pengkajian, diagnosa kebidanan, perencanaan pelaksanaan

dan evaluasi

BAB V PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan saran

Page 6: asuhan kebidanan 9090

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Medis

2.1.1. Bayi Baru Lahir

a. Definisi Bayi baru lahir

a. Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses

kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra

uterin ke kehidupan ekstra uterin. (1)

b. Bayi baru lahir adalah bayi dengan kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai

4000 gram.(6)

c. Bayi baru lahir adalah bayi lahir dari rahim seorang ibu dengan

kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu melalui persalinan

normal dengan berat badan 2500 – 4000 gram tanpa cacat

bawaan.

b. Tanda-tanda Bayi baru lahir

a. Pernafasan : Sulit < 60 x /menit

b. Kehangatan : > 380C atau 360C

c. Warna : Kuning, biru, pucat atau memar

d. Pemberian makanan : Hisapan lemah, mengantuk berlebihan

banyak muntah

Page 7: asuhan kebidanan 9090

e. Tali Pusat : Bangkak, nanah, busuk, darah

f. Infeksi : Panas, merah, bengkak, nafas sulit

g. Tinja / kemih : Tidak BAB dalam 24 jam, tinja

lembek warna hijau tua, ada lendir dan

darah.

h. Aktifitas : Menggigil, tangis tidak, biasa, lemas,

mengantuk, lunglai, kejang-kejang,

tidak tenang, nangis terus.

c. Perubahan Bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus (7)

1. Perubahan Sistem Pernafasan

Pernafasan pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik

sesudah kelahiran pernafasan ini terjadi sebagai akibat aktifitas

normal susunan saraf pusat dan perifer yang bantu oleh

beberapa rangsangan lainnya.

2. Perkembangan Paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang tumbuh dari faring

– bronkus – bronkhidus – alveolus.

a) Awal adanya nafas

Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik

lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan

di otak.

Page 8: asuhan kebidanan 9090

Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena

kompresi paru selama persalinan. Yang merangsang

masuknya udara ke dalam rongga paru secara mekanis.

b) Survaktum dan upaya respirasi untuk bernafas

Upaya pernafasan satu orang bayi untuk : mengeluarkan

cairan dalam paru. Mengembangkan jaringan alveolus

untuk satu.

c) Agar alveolus dapat berfungsi harus dapat surfaktan yang

cukup dan aliran darah ke paru-paru.

Surfaktan kurang dari tekanan permukaan paru dan

membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak

kolaps, pada akhir pernafasan

d) Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan carian pada paru, pada saat memulai jalan

lahir, sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru, dengan

beberapa kali tarikan naas satu udara memenuhi ruangan

tranchea dan bronchus BBL, diserap oleh pembuluh limfe

dan darah meningkatkan aliran darah ke paru sehingga

memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan

menghilangkan cairan paru. Sehingga mendorong

meningkatnya sirkulasi limfe membantu menghilangkan

cairan paru, merangsang perubahan sirkulasi luar rahim.

Page 9: asuhan kebidanan 9090

3. Perubahan pada sistem peredaran darah

Setelah lahir darah BBL, harus melewati paru untuk

mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh

untuk mengatur oksigen ke jaringan dan terjadi 2 perubahan

besar :

a) Perubahan foramen ovale pada atrium

b) Penutupan ductus arteriosis arteri paru dan paru

4. Dua peristiwa yang mengubah dalam sistem pembuluh darah

a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik

meningkatdan tekanan pada atrium kanan menurun karena

kurangnya aliran darah ke atrium darah. Menyebabkan

penurunan volume dan tekanan atrium kanan tersebut.

Kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen

sedikit mengalir ke paru untuk proses oksigenasi ulang.

b) Pernafasan resistensi pembuluh darah paru dan tekanan

pada atrium kanan, oksigen pada pernafasan menimbulkan

relaksasi dan timbulnya sistem pembuluh darah paru.

Sirkulasi ke paru mengakibatkan volume darahdan tekanan

pada atrium kanan.

5. Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak perlu glukosa pada jumlah tertentu,

setiap BBL glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2

jam). Koreksi penurunan glukosa ada dua cara :

Page 10: asuhan kebidanan 9090

a) Melalui penggunaan ASI

b) Melalui penggunaan cadangan glikogen

c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama

lemak

6. Perubahan Sistem Gastro Intensial

a) Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan

menelan. Refleks gomoh dan batuk yang matang sudah

terbentuk sejak lahir.

b) Kemampuan menerima selain susu.

c) Hubungan antara esophagus bawah dan lambung belum

sempurna.

d) Kapasitas lambung 30 cc

e) Penting ASI on demand

7. Perubahan sistem kekebalan tubuh

a) Sistem imunisasi BBL, masih belum matang

b) Rentan terhadap infeksi dan alergi

8. Pengatur Suhu

Segera bayi setelah lahir akan berada di tempat yang suhu

lingkupnya lebih rendah dari lingkungannya dalam rahim.

Suhu tubuh bayi yang noral, 36,50C - 370C.

a. BBL belumdapat mengatur suhu sehingga akan mengalami

stres dengan adanya perubahan lingkungan.

Page 11: asuhan kebidanan 9090

b. Lemak coklat akan membantu usha adaptasi tanpa

menggigil.

c. Untuk membakar lemak coklat perlu glukosa untuk

mendapat energi.

d. Jika bayi kedinginan, akan hipoglikemia, hipoksia dan

asidosis.

d. Perawatan Lainnya BBL normal (7)

1. Lakukan perawatan tali pusat

2. Dalam waktu 24 jam sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke

rumah berikan imunisasi BCG, polio oral dan HB.

3. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi sehari-hari

a) Beri ASI 2-3 jam

b) Pertahankan bayi agar selalu dengan ibu

c) Jaga bayi selalu bersih, kering dan hangat, dengan ganti

popok dan selimut.

d) Jaga tali pusat dalam keadaan kering dan bersih

e) Pegangi, sayangi, dan nikmati kehidupan bersama bayi.

f) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan

jika perlu.

g) Jaga keamanan bayi terutama terhadap infeksi

h) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu

kurang baik.

Page 12: asuhan kebidanan 9090

e. Asuhan pada BBL normal (7)

Asuhan segera pada BBL normal adalah asuhan yang diberikan

pada bayi selama jam pertama setelah lahir :

1. Segera setelah melahirkan badan bayi

a) Sambil menilai pernafasan, letakkan bayi di atas perut ibu

b) Dengan kain bersih dan kering atau kasa, bersihkan darah

c) Usahakan suntik oxytocin

2. Klem dan potong tali pusat

a) Klem tali pusat dengan 2 klem

b) Potong tali pusat diantara 2 klem

c) Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat

dengan gunting steril/DTT.

d) Periksa tali pusat tiap 15 menit

3. Jagalah agar bayi tetap hangat dan kontak antara kulit bayi

dengan kulit ibu.

a) Pastikan bayi tetap hangat dan kontak antara kulit bayi

dengan kulit ibu

b) Ganti handuk basah, bungkus dengan selimut pastikan

kepala terlindungi.

c) Pastikan bayi setiap 15 menit jika telapak kaki dingin,

periksa suhu aksila, jika kurang dari 350C hangat bayi

tersebut.

4. Kontak dini dengan ibu

Page 13: asuhan kebidanan 9090

a) Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin

b) Dorong ibu untuk menyusui bayinya

5. Pernafasan

a) Periksa pernafasan dan warna kulit bayi tiap 5 menit

b) Dorong ibu untuk ibu bayinya

c) Gosok punggung bayi dengan lembut

d) Jika bayi belum bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi

e) Jika sianosis atau suka bernafas (<30 atau >60) beri

oksigen dengan keteter nasal.

6. Perawatan Mata

a) Obat mata erittromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% untuk

mencegah penyakit karena kalmedia. Diberikan pada jam

pertama setelah persalinan.

7. Jika dalam 24 jam bayi tidak bermasalah maka berikanlah

asuhan sebagai berikut :

a) Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna kulit dan

akitifitas.

b) Pertahankan suhu tubuh bayi.

c) Hindari memandikan bayi setelah 6 jam

d) Bungkus dengan kain hangat dan kering

8. Pemeriksaan fisik bayi

a) Gunakan tempat hangat dan bersih untuk memeriksa

b) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

Page 14: asuhan kebidanan 9090

c) Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah dari kepala

berlanjut secara sistematik menuju jari kaki

d) Jika ada faktor resiko, cari bantuan labih lanjut.

e) Rekam hasil pengamatan

9. Berikan vitamin K untuk mencegah pendarahan

a) Semua BBL normal dan matur, berikan vitamin K perural 1

mg/hari selama 3 hari.

b) Pada bayi dengan resiko tinggi, berikan vitamin K

parenteral dengan dosis IM.

10. Identifikasi bayi

a) alat yang dikenakan harus kebal air dengan tepi halus, tidak

mudah sobek dan tidak melukai, tidak mudah lepas.

b) Pada alat harus tercantum : nama, tanggal lahir, nomor,

jenis kelamin, unit

c) Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dengan

mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor.

d) Sidik telapak bayi dan sidik telapak jari ibu harus dicetak

dan dicatat yang tidak mudah hilang.

e) Ukuran BB, PB, lingkar kepala, lingkar perut, catat dalam

rekam medis.

Page 15: asuhan kebidanan 9090

2.1.2. Tanda-tanda Bayi baru lahir

a. Definisi Berat Bayi Baru Lahir Rendah

1. BBLR adalah kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari

2500 gram dan umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat

badan baru lahir rendah dan semestinya, sekalipun cukup atau

karena kombinasi keduanya.(4)

2. BBLR adalah bayi prematur dengan bayi berat badan lahir

rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi yang berat

badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi

prematur.(3)

3. BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat

kelahiran kurang dari 2500 gram ( sampai 2499 gram).(4)

4. BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir

kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram).(5)

b. Etiologi

Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui

faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain:

1. Faktor Genetik

Riwayat kelahiran prematur sebelumnya. Perdarahan

anterpartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion, penyakit

jantung atau penyakit kronik lainnya, umur ibu kurang 20 tahun

atau lebih dari 35 tahun, jarak dua kehamilan yang terlalu

dekat, infeksi trauma dan lain-lain.

Page 16: asuhan kebidanan 9090

2. Faktor Janin

Cacat bawaan kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah

dini.

3. Keadaan Sosial Ekonomi

Kejadian tertinggi terdapat dalam keadaan sosial ekonomi

rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik

dan pengawasan ante natal yang kurang

4. Kebiasaan

Seperti pekerjaan yang melelahkan, ibu perokok dll.

c. Klasifikasi BBLR

Berat badan lahir rendah (BBLR) dibagi menjadi dua macam

yaitu :

1. berat badan lahir rendah (BBLR) murni disebut juga

prematuritas murni.

2. berat badan lahir rendah (BBLR) disebut juga dismatur yaitu

bayi lahir yang berat badannya kurang dari berat badan yang

seharusnya untuk masa kehamilan. Dismaturitas dapat terjadi

dalam pretern; dan posstern. Dismatur ini disebut juga

neonatas kurang bulan, kecil untuk masa kehamilan.

Page 17: asuhan kebidanan 9090

Zat nikotin TekananDarah

Aliran darah

terganggu

vasospasme vasokontriksi

Plasenta

BBLR

d. Patofisiologi

Sosial Ekonomi Faktor Bumil Faktor Janin

Pengetahuan Usia Ibu Ibu merokok Hipertensi

Gangguan

ANCKurang

TerlaluMuda

Terlalu Tua

Alkohol

Alkohol

GiziKurang

Sistem Reproduksi

belum sempurna

Sistem Reproduksi

mulai menurun

Intervili berkurang

Kadar Karbon

monoksida meningkat

Perkusi intervelis berkurang

Abortus spontan

Page 18: asuhan kebidanan 9090

Keterangan :

Faktor yang dapat menyebabkan BBLR diantaranya adalah :

1) Faktor Ibu

a. Usia Ibu

Jika usia ibu terlalu muda ataupun tua ini sangat mempengaruhi

sistem reproduksi seseorang dan sebagai akibatnya akan terjadi

keadaan bayi lahir dengan BBLR

b. Sosial Ekonomi

Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya berat badan lahir

rendah, kejadia tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah.

Hal ini disebabkan karena keadaan gizi yang kurang baik dan

pengawasan antenatal yang kurang.

c. Ibu Perokok

Seorang ibu hamil yang mempunyai kebiasaan merokok sangat

mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin,

karena di dalam rokok terkandung zat nikotin yang dapat

menganggu aliran darah janin, kadar karbonmonoksida dalam

darah meningkat serta infertilitas pun akan berkurang dan

mengakibatkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Page 19: asuhan kebidanan 9090

2) Faktor Janin

a. Cacat bawaan

Terjadi kelainan kromosom mengakibatkan perumbuhan janin

terlambat dan akan mengakibatkan berat badan lahir rendah.

b. Infeksi dalam rahim

Dimana viurus toch masuk kedalam rahim sehingga terjadi

gangguan imunologi pada janin dan terjadi ketidak seimbangan

nutrisi dan mengakibatkan berat badan lahir rendah.

e. Bagan Penanganan BBLR

Kriteria Berat Badan Lahir Bayi < 2500 gram

Kategori Bayi berat lahir rendah Berat Badan Lahir Rendah

Penilaian Berat Lahir <1500 gram Berat lahir 1500 – 1200 gr

Penanganan

Puskesmas 1. Keringkan secepatnya dengan handuk panas

2. Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering

dan hangat dan pertahankan tetap hangat

3. Berikan lingkungan yang hangat dengan cara kontak

kulit dan bungkus BBLR dengan kain hangat.

4. Beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari

bayi

5. Kepala bayi ditutup

6. Beri oksigen

7. Tali pusat dalam keadaaan bersih

8. Tetesi ASI bila dapat menelan, bila

tidak dapat menelan rujuk ke RS

Page 20: asuhan kebidanan 9090

Rumah Sakit 1. Sama dengan diatas

2. Beri minum dengan sonde atau ASI

3. Bila tidak mungkin, infuse dextrose 10% + bicarbonas

Natrium 1,5 % = 4 = 1

Hari I : 60 cc / kg / hari

Hari II : 70 cc / kg / hari

4. Antibiotik

5. Bila tidak dapat menghisap putting susu / tidak dapat

menelan langsung / sesak / biru / tanda-tanda hipotermi

6.

f.

Page 21: asuhan kebidanan 9090

3)

4)

2.1.3.

2.2.