Upload
cahnangoen
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Asuhan neonatus bayi berat badan lahir rendah adalah upaya untuk
menurunkan angka kematian bayi yang sampai sekarang masih tinggi, dengan
adanya tingkat kematian bayi yang masih tinggi merupakan suatu tantangan
bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif yang menyeluruh agar dapat menurunkan angka kematian bayi.
(1)
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badan lahirnya saat kelahiran kurang dari 2500 gram ( sampai 2499 gram).(2)
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap anin yang mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kendungan sangat meningkat. Hal ini
disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal dan neonatal karena
masih banyak yang dilahirkan dengan berat lahir rendah. Kalaupun bayi
menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan baik fisik
maupun mental. Frekuensi BBLP di negara maju berkisar antara 3,6 % -
10,8% di negara berkembang sekita 10 – 34% rasio antara negara maju dan
negara berkembang adalah 1 : 4.(3)
Oleh karena itu asuhan kebidanan bayi berat badan lahir rendah adalah
satu pelayanan kesehatan utama yang bertujuan untuk mendeteksi, mencegah
dan menangani masalahnya yang terjadi dan diperkirakan menurunkan angka
kematian berat badan lahir rendah.
Selama penulis melakukan praktek klinik dapat terjadi sebanyak 2 bayi
berat badan lahir rendah dari 25 kelahiran pada tanggal 1 – 30 April 2011.
maka penulis tertarik dan menjadikan kasus BBLR sebagai pembahasan
praktek klinik kebidanan pada bayi (BBLR) secara menyeluruh sesuai standar
pelayanan kesehatan. Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil judul
dengan “ Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Ny.S Dengan serta Berat
Badan Lahir Rendah di BPS Hj. SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten
Cirebon Tahun 2011.
1.2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan bayi baru lahir
pada Ny. S dengan BBLR di BPS Hj. Suniah dengan menggunakan pola
pikir Varney dan mendokumentasikannya secara SOAP.
2) Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data bayi baru lahir pada
bayi Ny. S dengan BBLR di BPS Hj. SUNIAH Kecamatan Kaliwedi
Kabupaten Cirebon Tahun 2011.
b. Mahasiswa mampu menginterpretasi dan untuk mengidentifikasi
diagnosa dan masalah potensial bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan
BBLR di BPS Hj. SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
Tahun 2011.
c. Mahasiswa mampu mengidentfikasi diagnosa/masalah potensial bayi
baru lahir pada bayi Ny. S dengan BBLR di BPS Hj. SUNIAH
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon Tahun 2011.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa/masalah akan tindakan
segera atau kolaborasi mengenai bayi baru lahir pada bayi Ny. S
dengan BBLR di BPS Hj. SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten
Cirebon Tahun 2011.
e. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan secara menyeluruh
dengan tepat mengenai bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan BBLR
di BPS Hj. SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon Tahun
2011.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan efisien dan aman
pada bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan BBLR di BPS Hj.
SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon Tahun 2011.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan
pada bayi baru lahir pada bayi Ny. S dengan BBLR di BPS Hj.
SUNIAH Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon Tahun 2011.
1.3. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan beberapa jenis
metode pengumpulan data antara lain :
1. Wawancara
Yaitu untuk mendapatkan data, penulis juga melakukan wawancara
secara langsung dengan petugas, klien dan keluarganya.
2. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan cara mempelajari buku-buku dan sumber lain untuk
mendapat dasar-dasar ilmiah yang berhubungan dengan penulisan studi
kasus ini.
3. Observasi
Yaitu dengan mengamati secara langsung keadaan klien dan
keluarganya.
4. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari data yang telah
terkumpul sehingga dapat dijadikan sebagai pendukung dalam
menganalisa data.
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BABII TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi konsep medis dan konsep asuhan kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pendokumnetasian dengan sistem SOAP
BAB IV PEMBAHASAN
Meliputi pengkajian, diagnosa kebidanan, perencanaan pelaksanaan
dan evaluasi
BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Medis
2.1.1. Bayi Baru Lahir
a. Definisi Bayi baru lahir
a. Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra
uterin ke kehidupan ekstra uterin. (1)
b. Bayi baru lahir adalah bayi dengan kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai
4000 gram.(6)
c. Bayi baru lahir adalah bayi lahir dari rahim seorang ibu dengan
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu melalui persalinan
normal dengan berat badan 2500 – 4000 gram tanpa cacat
bawaan.
b. Tanda-tanda Bayi baru lahir
a. Pernafasan : Sulit < 60 x /menit
b. Kehangatan : > 380C atau 360C
c. Warna : Kuning, biru, pucat atau memar
d. Pemberian makanan : Hisapan lemah, mengantuk berlebihan
banyak muntah
e. Tali Pusat : Bangkak, nanah, busuk, darah
f. Infeksi : Panas, merah, bengkak, nafas sulit
g. Tinja / kemih : Tidak BAB dalam 24 jam, tinja
lembek warna hijau tua, ada lendir dan
darah.
h. Aktifitas : Menggigil, tangis tidak, biasa, lemas,
mengantuk, lunglai, kejang-kejang,
tidak tenang, nangis terus.
c. Perubahan Bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus (7)
1. Perubahan Sistem Pernafasan
Pernafasan pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik
sesudah kelahiran pernafasan ini terjadi sebagai akibat aktifitas
normal susunan saraf pusat dan perifer yang bantu oleh
beberapa rangsangan lainnya.
2. Perkembangan Paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang tumbuh dari faring
– bronkus – bronkhidus – alveolus.
a) Awal adanya nafas
Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan
di otak.
Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena
kompresi paru selama persalinan. Yang merangsang
masuknya udara ke dalam rongga paru secara mekanis.
b) Survaktum dan upaya respirasi untuk bernafas
Upaya pernafasan satu orang bayi untuk : mengeluarkan
cairan dalam paru. Mengembangkan jaringan alveolus
untuk satu.
c) Agar alveolus dapat berfungsi harus dapat surfaktan yang
cukup dan aliran darah ke paru-paru.
Surfaktan kurang dari tekanan permukaan paru dan
membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak
kolaps, pada akhir pernafasan
d) Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan carian pada paru, pada saat memulai jalan
lahir, sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru, dengan
beberapa kali tarikan naas satu udara memenuhi ruangan
tranchea dan bronchus BBL, diserap oleh pembuluh limfe
dan darah meningkatkan aliran darah ke paru sehingga
memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
menghilangkan cairan paru. Sehingga mendorong
meningkatnya sirkulasi limfe membantu menghilangkan
cairan paru, merangsang perubahan sirkulasi luar rahim.
3. Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL, harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh
untuk mengatur oksigen ke jaringan dan terjadi 2 perubahan
besar :
a) Perubahan foramen ovale pada atrium
b) Penutupan ductus arteriosis arteri paru dan paru
4. Dua peristiwa yang mengubah dalam sistem pembuluh darah
a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik
meningkatdan tekanan pada atrium kanan menurun karena
kurangnya aliran darah ke atrium darah. Menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan tersebut.
Kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen
sedikit mengalir ke paru untuk proses oksigenasi ulang.
b) Pernafasan resistensi pembuluh darah paru dan tekanan
pada atrium kanan, oksigen pada pernafasan menimbulkan
relaksasi dan timbulnya sistem pembuluh darah paru.
Sirkulasi ke paru mengakibatkan volume darahdan tekanan
pada atrium kanan.
5. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak perlu glukosa pada jumlah tertentu,
setiap BBL glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2
jam). Koreksi penurunan glukosa ada dua cara :
a) Melalui penggunaan ASI
b) Melalui penggunaan cadangan glikogen
c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama
lemak
6. Perubahan Sistem Gastro Intensial
a) Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Refleks gomoh dan batuk yang matang sudah
terbentuk sejak lahir.
b) Kemampuan menerima selain susu.
c) Hubungan antara esophagus bawah dan lambung belum
sempurna.
d) Kapasitas lambung 30 cc
e) Penting ASI on demand
7. Perubahan sistem kekebalan tubuh
a) Sistem imunisasi BBL, masih belum matang
b) Rentan terhadap infeksi dan alergi
8. Pengatur Suhu
Segera bayi setelah lahir akan berada di tempat yang suhu
lingkupnya lebih rendah dari lingkungannya dalam rahim.
Suhu tubuh bayi yang noral, 36,50C - 370C.
a. BBL belumdapat mengatur suhu sehingga akan mengalami
stres dengan adanya perubahan lingkungan.
b. Lemak coklat akan membantu usha adaptasi tanpa
menggigil.
c. Untuk membakar lemak coklat perlu glukosa untuk
mendapat energi.
d. Jika bayi kedinginan, akan hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis.
d. Perawatan Lainnya BBL normal (7)
1. Lakukan perawatan tali pusat
2. Dalam waktu 24 jam sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke
rumah berikan imunisasi BCG, polio oral dan HB.
3. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi sehari-hari
a) Beri ASI 2-3 jam
b) Pertahankan bayi agar selalu dengan ibu
c) Jaga bayi selalu bersih, kering dan hangat, dengan ganti
popok dan selimut.
d) Jaga tali pusat dalam keadaan kering dan bersih
e) Pegangi, sayangi, dan nikmati kehidupan bersama bayi.
f) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan
jika perlu.
g) Jaga keamanan bayi terutama terhadap infeksi
h) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu
kurang baik.
e. Asuhan pada BBL normal (7)
Asuhan segera pada BBL normal adalah asuhan yang diberikan
pada bayi selama jam pertama setelah lahir :
1. Segera setelah melahirkan badan bayi
a) Sambil menilai pernafasan, letakkan bayi di atas perut ibu
b) Dengan kain bersih dan kering atau kasa, bersihkan darah
c) Usahakan suntik oxytocin
2. Klem dan potong tali pusat
a) Klem tali pusat dengan 2 klem
b) Potong tali pusat diantara 2 klem
c) Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat
dengan gunting steril/DTT.
d) Periksa tali pusat tiap 15 menit
3. Jagalah agar bayi tetap hangat dan kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu.
a) Pastikan bayi tetap hangat dan kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu
b) Ganti handuk basah, bungkus dengan selimut pastikan
kepala terlindungi.
c) Pastikan bayi setiap 15 menit jika telapak kaki dingin,
periksa suhu aksila, jika kurang dari 350C hangat bayi
tersebut.
4. Kontak dini dengan ibu
a) Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin
b) Dorong ibu untuk menyusui bayinya
5. Pernafasan
a) Periksa pernafasan dan warna kulit bayi tiap 5 menit
b) Dorong ibu untuk ibu bayinya
c) Gosok punggung bayi dengan lembut
d) Jika bayi belum bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi
e) Jika sianosis atau suka bernafas (<30 atau >60) beri
oksigen dengan keteter nasal.
6. Perawatan Mata
a) Obat mata erittromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% untuk
mencegah penyakit karena kalmedia. Diberikan pada jam
pertama setelah persalinan.
7. Jika dalam 24 jam bayi tidak bermasalah maka berikanlah
asuhan sebagai berikut :
a) Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna kulit dan
akitifitas.
b) Pertahankan suhu tubuh bayi.
c) Hindari memandikan bayi setelah 6 jam
d) Bungkus dengan kain hangat dan kering
8. Pemeriksaan fisik bayi
a) Gunakan tempat hangat dan bersih untuk memeriksa
b) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
c) Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah dari kepala
berlanjut secara sistematik menuju jari kaki
d) Jika ada faktor resiko, cari bantuan labih lanjut.
e) Rekam hasil pengamatan
9. Berikan vitamin K untuk mencegah pendarahan
a) Semua BBL normal dan matur, berikan vitamin K perural 1
mg/hari selama 3 hari.
b) Pada bayi dengan resiko tinggi, berikan vitamin K
parenteral dengan dosis IM.
10. Identifikasi bayi
a) alat yang dikenakan harus kebal air dengan tepi halus, tidak
mudah sobek dan tidak melukai, tidak mudah lepas.
b) Pada alat harus tercantum : nama, tanggal lahir, nomor,
jenis kelamin, unit
c) Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor.
d) Sidik telapak bayi dan sidik telapak jari ibu harus dicetak
dan dicatat yang tidak mudah hilang.
e) Ukuran BB, PB, lingkar kepala, lingkar perut, catat dalam
rekam medis.
2.1.2. Tanda-tanda Bayi baru lahir
a. Definisi Berat Bayi Baru Lahir Rendah
1. BBLR adalah kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram dan umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat
badan baru lahir rendah dan semestinya, sekalipun cukup atau
karena kombinasi keduanya.(4)
2. BBLR adalah bayi prematur dengan bayi berat badan lahir
rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi yang berat
badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi
prematur.(3)
3. BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gram ( sampai 2499 gram).(4)
4. BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram).(5)
b. Etiologi
Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui
faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain:
1. Faktor Genetik
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya. Perdarahan
anterpartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion, penyakit
jantung atau penyakit kronik lainnya, umur ibu kurang 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun, jarak dua kehamilan yang terlalu
dekat, infeksi trauma dan lain-lain.
2. Faktor Janin
Cacat bawaan kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah
dini.
3. Keadaan Sosial Ekonomi
Kejadian tertinggi terdapat dalam keadaan sosial ekonomi
rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik
dan pengawasan ante natal yang kurang
4. Kebiasaan
Seperti pekerjaan yang melelahkan, ibu perokok dll.
c. Klasifikasi BBLR
Berat badan lahir rendah (BBLR) dibagi menjadi dua macam
yaitu :
1. berat badan lahir rendah (BBLR) murni disebut juga
prematuritas murni.
2. berat badan lahir rendah (BBLR) disebut juga dismatur yaitu
bayi lahir yang berat badannya kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk masa kehamilan. Dismaturitas dapat terjadi
dalam pretern; dan posstern. Dismatur ini disebut juga
neonatas kurang bulan, kecil untuk masa kehamilan.
Zat nikotin TekananDarah
Aliran darah
terganggu
vasospasme vasokontriksi
Plasenta
BBLR
d. Patofisiologi
Sosial Ekonomi Faktor Bumil Faktor Janin
Pengetahuan Usia Ibu Ibu merokok Hipertensi
Gangguan
ANCKurang
TerlaluMuda
Terlalu Tua
Alkohol
Alkohol
GiziKurang
Sistem Reproduksi
belum sempurna
Sistem Reproduksi
mulai menurun
Intervili berkurang
Kadar Karbon
monoksida meningkat
Perkusi intervelis berkurang
Abortus spontan
Keterangan :
Faktor yang dapat menyebabkan BBLR diantaranya adalah :
1) Faktor Ibu
a. Usia Ibu
Jika usia ibu terlalu muda ataupun tua ini sangat mempengaruhi
sistem reproduksi seseorang dan sebagai akibatnya akan terjadi
keadaan bayi lahir dengan BBLR
b. Sosial Ekonomi
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya berat badan lahir
rendah, kejadia tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan karena keadaan gizi yang kurang baik dan
pengawasan antenatal yang kurang.
c. Ibu Perokok
Seorang ibu hamil yang mempunyai kebiasaan merokok sangat
mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin,
karena di dalam rokok terkandung zat nikotin yang dapat
menganggu aliran darah janin, kadar karbonmonoksida dalam
darah meningkat serta infertilitas pun akan berkurang dan
mengakibatkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
2) Faktor Janin
a. Cacat bawaan
Terjadi kelainan kromosom mengakibatkan perumbuhan janin
terlambat dan akan mengakibatkan berat badan lahir rendah.
b. Infeksi dalam rahim
Dimana viurus toch masuk kedalam rahim sehingga terjadi
gangguan imunologi pada janin dan terjadi ketidak seimbangan
nutrisi dan mengakibatkan berat badan lahir rendah.
e. Bagan Penanganan BBLR
Kriteria Berat Badan Lahir Bayi < 2500 gram
Kategori Bayi berat lahir rendah Berat Badan Lahir Rendah
Penilaian Berat Lahir <1500 gram Berat lahir 1500 – 1200 gr
Penanganan
Puskesmas 1. Keringkan secepatnya dengan handuk panas
2. Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering
dan hangat dan pertahankan tetap hangat
3. Berikan lingkungan yang hangat dengan cara kontak
kulit dan bungkus BBLR dengan kain hangat.
4. Beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari
bayi
5. Kepala bayi ditutup
6. Beri oksigen
7. Tali pusat dalam keadaaan bersih
8. Tetesi ASI bila dapat menelan, bila
tidak dapat menelan rujuk ke RS
Rumah Sakit 1. Sama dengan diatas
2. Beri minum dengan sonde atau ASI
3. Bila tidak mungkin, infuse dextrose 10% + bicarbonas
Natrium 1,5 % = 4 = 1
Hari I : 60 cc / kg / hari
Hari II : 70 cc / kg / hari
4. Antibiotik
5. Bila tidak dapat menghisap putting susu / tidak dapat
menelan langsung / sesak / biru / tanda-tanda hipotermi
6.
f.
3)
4)
2.1.3.
2.2.