20
PENDAHULUAN Pertolongan cemas merupakan tindakan yang dapat diberikan atau dilakukan oleh orang yang terlatih atau memahami tentang asas anatomi-kesihatan. Kemampuan asas ini dapat diperoleh melalui pendidikan formal, latihan ataupun pengalaman. Pertolongan cemas adalah tindakan pertama sebelum mangsa dibawa ke fasiliti kecemasan yang lebih baik, bertujuan untuk mencegah kecederaan yang berlaku tidak menjadi lebih parah, menghentikan perdarahan, sehingga mangsa dapat diselamatkan dari bahaya maut. Ada juga mangsa tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga penolong cemas pun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus ataupun sesuai keutamaan yang mengancam nyawa.

Assignment Esei

Embed Size (px)

DESCRIPTION

assignment pjm3083

Citation preview

PENDAHULUAN

Pertolongan cemas merupakan tindakan yang dapat diberikan atau dilakukan

oleh orang yang terlatih atau memahami tentang asas anatomi-kesihatan.

Kemampuan asas ini dapat diperoleh melalui pendidikan formal, latihan ataupun

pengalaman.

Pertolongan cemas adalah tindakan pertama sebelum mangsa dibawa ke

fasiliti kecemasan yang lebih baik, bertujuan untuk mencegah kecederaan yang

berlaku tidak menjadi lebih parah, menghentikan perdarahan, sehingga mangsa

dapat diselamatkan dari bahaya maut. Ada juga mangsa tidak hanya mengalami

trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga penolong cemas pun diharuskan

untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus ataupun sesuai keutamaan yang

mengancam nyawa.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendarahan

Gangguan perdarahan adalah istilah umum untuk berbagai masalah

medis yang mengarah ke pembekuan darah miskin dan perdarahan terus-

menerus. Dokter juga menyebut mereka istilah-istilah seperti koagulopati,

perdarahan dan gangguan pembekuan darah.

Ketika seseorang memiliki kelainan pendarahan mereka memiliki

kecenderungan untuk berdarah lagi. Kelainan dapat disebabkan oleh cacat

pada pembuluh darah atau dari kelainan dalam darah itu sendiri. Mungkin

kelainan pada faktor pembekuan darah atau platelet.

Pembekuan darah, atau koagulasi, adalah proses yang mengendalikan

perdarahan. Berubah darah dari cair ke padat. Ini adalah proses kompleks

yang melibatkan sebanyak 20 protein plasma yang berbeda, atau faktor

pembekuan darah. Biasanya, proses kimia yang kompleks terjadi

menggunakan faktor pembekuan ini untuk membentuk suatu zat yang disebut

fibrin yang berhenti berdarah. Ketika faktor-faktor koagulasi tertentu yang

kurang atau hilang, proses ini tidak terjadi secara normal. Pendarahan

Gangguan Pembekuan Ilustrasi

B. Penyebab dan CaraMengatasi Perdarahan

Penanganan cidera dinilai melalui tingkatan cedera berdasarkan adanya

perdarahan lokal.

1. Akut (0-24 jam)

Kejadian cedera antara saat kejadian sampai proses perdarahan berhenti,

biasanya 24 jam, pertolongan yang benar dapat mempersingkat periode

ini.

2. Sub-akut (24-48 jam)

Masa akot telah berakhir, perdarahan telah berhenti, tetapi bisa berdarah

lagi. Bila pertolongan tidak benar akan kembali ke tingkat akut, berdarah

lagi.

3. Tingkat lanjut (48 jam sampai lebih)

Pedarahan telah berhenti, kecil kemungkinan kembali ke tingkat akut,

penyembuhan telah mulai. Dengan pertolongan yang baik masa ini dapat

dipersingkat, pelatih harus sangat mahir dalam hal ini agar tahu kapan

harus meminta pertolongan dokter.

Perdarahan pada umumnya

1. Perdarahan bawah kuku

Pendarahan ini dapat terjadi apabila kuku terjepit pintu, terpukul

martil dan sebagainya sehingga warna kuku menjadi merah dan

terasa sakit. Apabila hal ini terjadi kompreslah kuku dengan es.

Setelah itu, lubangi sedikit bagian kuku yang berdarah tadi untuk

memungkinkan darah yang berada di bawah kuku keluar kemudian

berikan saleb anti biotic pada lubang kuku tersebut.

2. Perdarahan pada hidung (mimisan)

Epistaksis atau perdarahan hidung sering ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari dan hampir 90% dapat berhenti sendiri.

Perdarahan ini terjadi mungkin karena:

a. Seringkali tanpa sebab, sepontan terjadi mimisan.

b. Benturan ringan misalnya ketika mengorek ingus terlalu kuat,

bersin terlalu kuat, atau benturan kuat seperti terjatuh, terpukul

dll.

c. Infeksi: sinusitis, rhintis atau penyakit infeksi lain seperti sifilis,

atau lepra.

d. Neoplasma/tumor: kasinoma atau tumor ganas lainnya.

e. Kelainan bawaan.

f. Penyakit kardiovaskuler: tekanan darah tinggi dan kelainan

pembuluh darah.

g. Kelainan darah: hemofili, leukemia dan trombositopenia

(keguguran trombosit).

h. Infeksi sistemik: demam berdarah, demam tifoid, influensa, dan

lain-lain.

i. Perubahan tekanan atmosfer: peyakit akibat menyelam

sehingga terjadi perbedaan tekanan yang tinggi dan mendadak

sehingga sering terjadi mimisan.

j. Gangguan endokren: menarche (haid pertama kali) atau

menopause.

Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi perdarahan adalah:

a. Untuk membantu korban maka dudukkan dia dengan kepala

menunduk, hal ini untuk mencegah agar darah tidak terhisap

paru-paru.

b. Pencet hidung kanan kiri selama 10 menit.

Gambar 1

c. Selanjutnya masukkan segulungan kain kasa ke dalam hidung

(druk). Kain kasa lebih baik lagi di basahi dengan hidrogen

peroksida. Untuk beberapa waktu (20-30 menit) mintalah

korban untuk membuka mulutnya dan katakan padanya untuk

sementara waktu tidak menelan ludah.

d. Bisa juga memasukkan gulungan daun sirih ke dalam lubang

hidung yang berdarah. Karena daun sirih mengandung minyak

atsiri (kadinen, kavikol, sineol, eugenol, kariovilen, karvakrol,

tarpinen, seskuiterpen). Kandungan ini dapat membantu

menyempitkan pembuluh darah.

e. Selain itu, untuk sementara waktu korban tidak boleh

mendengus atau membuang ingus.

3. Perdarahan pada telinga

Terjadinya perdarahan pada telinga ini bisa jadi disebabkan oleh

tusukan benda tajam, mungkin juga karena tulan kepala retak, atau

dapat pula di akibatkan oleh adanya ledakan yang keras. Untuk

membantu korban maka hal yang harus dilakukan adalah dengan

mengirim dia segera ke rumah sakit. Jangan tetesi telinga korban

dengan obat tetes telinga dan jangan berusaha membersihkan

gumpalan darah pada lubang telinga.

4. Perdarahan pada waktu hamil

Perdarahan pada ibu hamil merupakan hal yang perlu

diwaspadai, karena dapat terjadi tiba-tiba bahkan kadang terjadi tanpa

sebab ataupun tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Hal yang

terpenting adalah bagaimana memberikan pertolongan pertama pada

ibu, mengantisipasi keadaan yang lebih buruk akibat kehilangan cairan

dan mencegah shock.

Perdarahan pada waktu hamil, secara umum dibagi menjadi dua

bagian, yaitu perdarahan pada kehamilan muda (di bawah 5 bulan)

dan perdarahan pada kehamilan lanjut/tua (di atas 6 atau 7 bulan).

Perdarahan pada kehamilan muda diakibatkan oleh: keguguran

(abortus), kehamilan di luar kandungan (kehamilan di luar rahim) dan

kehamilan anggur (mola), yaitu kehamilan yang tidak berisi janin tetapi

berisi gelembung-gelembung yang berwarna seperti anggur.

Perdarahan pada kehamilan tua/lanjut disebabkan oleh lepasnya

plasenta/ari-ari sebelum bayi lahir atau perdarahan pada plasenta dan

karena jalan lahir tertutup plasenta.

a. Perdarahan pada kehamilan muda

1) Keguguran atau abortus

Tanda-tanda abortus adalah:

a) Pengeluaran darah mulai hanya berupa bercak atau

sedang hingga hebat (gumpalan darah) pada usia

kehamilan di bawah 5 bulan.

b) Terjadinya kram atau nyeri/ mulas pada perut bagian

bawah.

Cara penaganannya adalah dengan

a) Bila perdarhan/bercak sedikit segera istirahat baring total

di tempat tidur, dan tidak melakukan aktifitas apapun.

b) Bantu semua keperluan makan-minum, mandi, dan lain-

lain keperluan sehari-hari.

c) Istirahat yang cukup dan beri support mental/psikologis.

d) Bila perdarahan banyak segera periksa ke dokter

kandungan atu rujuk ke rumah sakit.

2) Kehamilan di luar kandungan

Tanda-tanda kehamilan di luar kandungan adalah:

a) Nyeri perut bagian bawah yang sangat, bahkan hingga

limbung/pingsan.

b) Pengeluaran darah bercak hingga sedang.

c) Penderita tampak pucat.

d) Terdapat tanda-tanda shock.

Cara penanganannya adalah dengan:

Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.

3) Kehamilan anggur atau mola.

Tanda-tanda mola adalah:

a) Pengeluaran darh berwarna coklat disertai jaringan yang

bergelembung-gelembung seperti anggur.

b) Mual dan muntah berlebihan.

c) Kram atau nyeri/mulas pada perut bagian bawah.

d) Perut tampak lebih besar dari usia kehamilannya.

Cara penanganannya adalah dengan:

Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.

b. Perdarahan pada kehamilan tua/lanjut

1) Perdarahan karena lepasnya plasenta (ari-ari)

Tanda-tanda perdarahan karena lepasnya plasenta adalah:

a) Kelur darah berwarna merah tua agak kehitaman pada

umur kehamilan lebih dari 6 atau 7 bulan.

b) Biasanya terdapat faktor penyebab sebelumnya, misalnya

jatuh, penyakit/infeksi, tekanan darah tinggi, dan

sebagainya.

Cara penanganannya adalah dengan:

Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.

2) Perdarhan karena jalan lahir tertutup plasenta (ari-ari)

Tanda-tanda perdarhan karena jalan lahir tertutup plasenta

adalah:

a) Pengeluaran darah ringan atau berupa bercak hingga

banyak, berwarna merah segar pada kehamilan di atas 6-

7 bulan.

b) Perdarahan umumnya berhenti secara spontan.

c) Tidak ada penyebab sebelumnya, kadang-kadang terjadi

pada waktu bangun tidur.

Cara penanganannya adalah dengan:

Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.

5. Perdarahan pada rongga perut

Perdarahan pada rongga perut yang diakibatkan oleh luka

terbuka mudah diketahui. Tetapi rongga perot dapat juga terjadi tanpa

luka terbuka, misalnya yang di timbulkan oleh pukulan yang keras oleh

benda tumpul ke arah perut. Pada kecelakaan kendaraan bermotor,

hal semacam ini tidak jarang di jumpai.

Bahay perdarahan rongga perut selain infeksi (bila ada luka

terbuka), juga shock dan kematian cepat menyusul.

Tanda-tanda perdarahan rongga perut tanpa luka terbuka ialah:

penderita merasa kesakitan yang hebat pada di daerah perut. Dinding

perut menegang (kadang-kadang sampai sekeras papan). Bila

dipegan atau ditekan perutnya penderita akan merasa kesakitan. Mual

dan muntah yang kadang-kadang berdarah merupakan salah satu

tanda-tandanya. Kemudian akan cepat menjadi shock dan

meninggal.Tindakan pertongan pertama:

a. Bila ada luka terbuka:

Tutup lukanya dengan snelverband. Jika tidak ada

snelverband, tutuplah dengan setumpuk tebal kasa

steril. Siramlah kasa seteril dengan cairan steril

(aquadest steril atau larutan garam steril).

Apabila ada usus yang nampak keluar, jangan

berusaha untuk memasukkannya kembali.

Balutlah luka tersebut dengan balutan yang menekan.

Jangan dfiberi minum atau makanan apa pun. Jika

penderita merasa haus, cukup basahi bibirnya dengan

air.

Kirim segera ke rumah sakit.

b. Tanpa luka terbuka (akibat pukulan atau ledakan):

Jangan diberi minum atau makan apa pun.

Balut perut dengan balutan menekan.

Kirim segera ke rumah sakit.

6. Perdarahan di kepala

Kulit kepala mempunyai jaringa pembuluh darah yang sangat

banyak jumlahnya. Sehingga luka yang dangkalpun banyak

mengalirkan darah. Perdaran di kepala akan lebih berbahaya jika

terjadi di atas telinga atau di belakang kepala. Tindakan pertolongan:

Perhatikan mungkin ada tulang kepala yang retak (perdarahan

lewat te linga dan hidung)

Perhatikan pula tulang kepala yang pecah dan mungkin ada

gangguan pada otak. Jika tidak ada tanda-tanda patah tulang

kepala atau gangguan pada otak. Hentikanlah pendarahan

dengan cara menekan langsung pada luka.

Luka ditutup dengan kasa steril dan diberi balutan menekan.

Jika tidak ada tanda-tanda patah tulang kepala atau gangguan

pada otak: tekanan langsung pada luka akan lebih berbahaya. Yang

harus dikerjakan ialah: Mencoba menghentikan perdarahan dengan

menekan nadi yang mengalirkan darah ke kulit kepala. Cara

melakukannya yaitu dengan cara menggunakan tiga jari tangan, nadi

leher di tekan ke belakang. Ibu jari tangan yang menekan diletakkan di

tengkuk. Jadi nadi ditekan ke arah ibu jari, jangan ke arah

tenggorokan. Nadi yang di tekan adalah nadi yang terletak pada sisi

yang sama dengan tempat perdarahan. Penekanan dilakukan lebih

rendah dari jakun.

Kemudian tindakan pertolongan pertama yang harus dilakukan

jika terjadi luka terbuka di kepala tanpa disertai patah tulang kepala

adalah:

Gunting rambut sekitar luka.

Bersihkan luka dengan cairan steril.

Tutup luka dengan kasa steril lalu di balut

Bawa penerita ke dokter

Gmbar 2 Balutan perdarahan di pelipis

7. Perdarahan di selaput otak

Kecelakaan di kepala mungkin tidak mengakibatkan apa-apa di

luarnya. Tetapi pembuluh darah selaput otak mungkin pecah. Dalam

hal ini biasanya penderita tidak merasa apa-apa kecuali sedikit pusing

setelah kecelakaan. Tetapi semakin lama darah yang mengumpul di

rongga otak semakin banyak dan semakin menekan otak. Oleh sebab

itu penderita akan merasa semakin pusing, muntah-muntah dan

pingsan. Tindakan pertolongan pertama yang harus di lakukan adalah:

Setiap korban kecelakaan yang yang diduga mengalami

benturan di kepala harus diperlakukan sebagai penderita gegar

otak.

Meskipun tetap sadar, penderita tetap harus berbaring dengan

kepala dialasi bantal.

Setiap 15 atu 30 menit kesadaran penderita harus diperiksa.

Jika perlu penderita harus dibangunkan jika tertidur. Kesadaran

yang menghilang sementara ia tertidur akan lebih sulit

diketahui.

Apabila kesadaran menurun, atau kepala semakin pusing, atau

muntah-muntah semakin banyak, penderita harus segera di

bawa ke rumah sakit dalam keadaan tetap berbaring.

8. Perdarahan di mata

Kelilip yang tajam atau tusukan benda tajam dapat melukai

mata.Tindakan pertolongan yang harus dilakukan:Penderita harus

segera diusung ke rumah sakit dengan mata di balut dengan

menggunakan balutan (kasa) steril.

Perdarahan pembuluh nadi

Pembuluh nadi bertugas membawa darah segar dari jantung ke

seluruh bagian tubuh. Kebanyakan pembuluh nadi ini tersimpan dalam di

bawah jaringan tubuh, dan hanya beberapa saja yang dekat permukaan

ke kulit. Tanda-tanda pendarahan pembuluh nadi adalah: darah keluar

menyembur sesuai dengan denyut jantung. Darah yang keluar berwarna

merah segar.

Tindakan pertolongan harus segera diberikan karena penderita

akan cepat kehilangan darah dan terjadi shock. Ada tiga cara

penghentian perdarahan nadi:

1. Tekanan di tempat perdarahan

Cara ini adalah yang terbaik untuk perdarahan nadi pada

umumnya. Caranya adalah dengan menggunakan setumpuk kasa

steril (kain bersih biasa), tempat perdarahan itu ditekan. Tekanan

tersebut harus dipertahankan sampai terhenti atau sampai pertolongan

yang lebih lanjut (pertolongan oleh tenaga medis) dapat di berikan.

Penekanan ini dilakukan selama 15-20 menit atau sampai terfiksasi

sehingga tidak ada lagi perdarahan.

Kasa boleh dilepas apabila kasa sudah terlalu basah oleh darah

dan perlu diganti dengan yang baru. Kemudian kasa tersebut di tutup

dengan dengan balutan yang menekan, dan bawa penderita ke rumah

sakit. Selama perjalanan, bagian yang mengalami perdarahan diangkat

lebih tinggi dari letak jantung.

Gambar 3

2. Tekanan pada tempat-tempat tertentu

Tempat-tempat yang di tekan adalah hulu (pangkal) pembuluh nadi

yang terbuka. Jadi tujuan dari penekanan ini adalah untuk

menghentikan aliran darah yang menuju ke pembuluh nadi yang

cidera.

Perhatikan gambar berikut, garis–garis panah menunjukkan arah aliran

darah di dalam pembuluh nadi, tempat-tempat yang ditekan terletak

diantara jantung dan tempat luka.

A: untuk pedarahan di daerah muka;

B: untuk perdarahan muka dan kepala;

C: untuk perdarahan di kaki;

D: untuk perdarahan di daerah bawah lutut;

E: untuk perdarahan di lengan;

F: untuk perdarahan di bawah siku;

G: untuk perdarahan di pundak dan sepanjang lengan;

H: untuk perdarahan kulit kepala dan kepala bagian atas.

Gambar 4 Tempat-tempat untuk penekanan perdarahan pembuluh

nadi.

3. Tekanan dengan torniket (torniquet)

Torniket adalah bulatan yang menjepit sehingga aliran darah di

bawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut

segitiga yang di lipat-lipat, atau sepotong ban dalam sepeda dapat

digunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket harus cukup untuk dua

kali melilit bagian yang hendak di balut. Tempat yang paling baik untuk

memasang torniket ini adalah lima jari di bawah ketiak (untuk

perdrahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk

perdarahan di kaki). Cara menggunakan torniket ini adalah:

Lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih bagus lagi

apabila sebelumnya dialasi dengan kain atau kain kasa untuk

mencegah timbulnya lecet pada kulit yang terkena torniket

langsung.

Apabila menggunakan kain maka ikatkan dengan sebuah simpul

hidup, kemudian selipkan sebatang kayu di atas simpul tersebut.

Selanjutnya diikat lagi dengan simpul air untuk mengencangkan

torniket, tetapi jangan diputar terlalu keras, karena dapat

melukai jaringan-jaringan di bawahnya.

Tanda-tanda apabila torniket ini sudah dapat memperkecil

denyut nadi bagian tubuh yang berada di bawah torniket, akan

terlihat dari warna kulit di sekitar daerah tersebut menjadi

kekuningan.

Untuk memudahkan pengusungan, perlihatkan torniket, jangan

di tutup dengan selimut. Selain itu setiap 10 menit torniket harus

dikendurkan selama 30 detik, untuk memberi kesempatan darah

memberi makanan-makanan ke jaringan di bawah torniket

tersebut. Sementara torniket kendor, luka dapat ditekan dengan

kasa steril.

Penderita yang ditorniket harus segera dikirim ke rumah sakit,

untuk memperoleh pertolongan selanjutnya.

Gambar 5 Cara memasang torniket.

Gambar 6 Cara memasang torniket. Segulung perban dapat di selipkan

di bawah torniket.

PENUTUP

Dalam melakukan perawatan dan penanganan cidera olahraga atau

pertolongan pertama terlebih dahulu kita harus mengetahui, dan apa yang harus

dikerjakan. Ada tidakkah perdarahan, fraktur tulang (patah tulang) dan sebagainya,

atau mungkin kerusakan jaringan lunak yang sering terjadi dalam olahraga, bahkan

mungkin terjadi kerusakan pembuluh darah kecil atau besar (perdarahan di bawah

kulit) di daerah itu, bila terjadi akan ada warna ungu, nyeri dan bengkak.

Demikian tadi makalah yang telah kami susun, semoga dengan adanya

makalah tentang pengertian, penyebab dan cara pertolongan pertama pada

perdarahan ini dapat berguna bagi para pembaca. Kami selaku penyusun merasa

masih ada banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami

mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ircham Machfoedz, 2007. Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di

Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Kartono Mohamad, 2001. Pertolongan Pertama. Edisi yang disempurnakan. Jakarta:

PT

Gramedia Pustaka.

Risang Bagus Sutawijaya, 2009. Gawat Darurat. Yogakarta: Aulia Publising.

Sudijandoko Andun, 2000, Perwatan dan Pencegahan Cedera, Departemen

Pendidikan dan

Kebudayaan.