11
1.1 Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I Di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi. Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan. Disamping itu, dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami kehamilan yang berturut- turut dalam jangka waktu yang relatif pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi pada saat melahirkan. Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat

Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I

1.1 Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I

Di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap

kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka

merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan

ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang

menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan

tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin

dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat

persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat

dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat

pendidikan dan kurangnya informasi. Selain dari kurangnya

pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan,

permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan

dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia muda yang masih

banyak dijumpai di daerah pedesaan. Disamping itu, dengan

masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya

pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami

kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif

pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi pada saat

melahirkan.

Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat

melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan

kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara

tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses

persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya

karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena

ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam

keluarga. Terutama di daerah pedesaan, keputusan terhadap

perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan

persetujuan kerabat yang lebih tua; atau keputusan berada di

tangan suami yang seringkali menjadi panik melihat keadaan

Page 2: Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I

krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-

gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan

yang seharusnya dilakukan dengan cepat.

Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh

teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil.

Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis,

dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan

cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh faktor

kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu

ke rumah sakit akan memakan biaya yang mahal. Selain dari

faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan, faktor

geografis dan kendala ekonomi, keterlambatan mencari

pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan

sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi

merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan.

Pada masa persalinan terdapat pantangan-pantangan atau

anjuran yang masih diberlakukan. Pantangan ataupun anjuraan

yang ada misalnya :

1. Pantangan bagi ibu hamil ketika mandi menggunakan kain

yang di ikat kebahu dan melilitkan handuk di leher karena

dipercaya tali pusat akan melilit leher bayi. (Kalimantan)

Penjelasan :

Ini jelas mengada-ada karena tak ada kaitannya antara

handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim.

Penjelasan secara medis, hiperaktivitas gerak bayi diduga

dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu

aktif. Jadi, tak heran jika ada anjuran agar ibu hamil sudah

mengambil cuti sebulan menjelang persalinan.

Diharapakan ibu tidak terlalu lelah, agar hal-hal yang tak

diharapakan tak terjadi menjelang persalinan.

2. Ada suatu kepercayaan yang mengatakan dilarang duduk

menghalang pintu atau di depan pintu dan makan sambal

Page 3: Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I

langsung dari cobek, tapi harus di pindahkan dulu ke piring

karena ketika bayi akan di lahirkan, posisinya melintang

(sungsang) di rahim si ibu. (Kalimantan)

Penjelasan :

Jika di pikirkan secara logis ini jelas tidak masuk akal,

namun dilakukan atau tidaknya tindakan ini jelas tidak

berpengaruh terhadap ibu pasca persalinan. Dilihat dari

segi medis, penyebab sungsang karena 2 faktor, yaitu

factor janin dan ibu sendiri. Dari segi janin, karena

ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ruangan rahim

ibu. Akibatnya, janin bebas berputar, baik ke atas maupun

ke bawah. Bila berat bayi di bawah 3 Kg dan ibunya

beberapa kali melahirkan, ada kemungkinan menjadi

sungsang. Sedangkan factor ibu, antara lain karena bentuk

rahim yang tidak normal, air ketuban yang terlalu banyak,

adnya tumor, plasenta di bawah dan lain-lain.

3. Banyak minum es menyebabkan bayi besar dan sulit lahir.

Penjelasan :

Bayi besar banyak terjadi pada mereka yang mempunyai

indikasi kasus kencing manis. Bagi ibu hamil yang

mempunyai riwayat kencing manis (keturunan) sangat

tidak disarankan untuk terlalu banyak mengkonsumsi gula

(dalam es) karena akan meningkatkan kadar gula yang

berlebihan sehingga memunculkan penyakit kencing

manis. Es sendiri tidak berbahaya untuk dikonsumsi ibu

hamil karena es akan keluar dari tubuh dalam bentuk

keringat ataupun air seni.

4. Pantangan untuk makan sayur-sayuran yang merambat

seperti pucuk labu, pucuk kacang panjang karena ketika

proses persalinan dapat berakibat tali pusat melilit leher

bayi.

Penjelasan :

Page 4: Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I

Dari sudut pandang medis pantangan ini jelas merugikan

karena sayur-sayuran mengandung banyak vitamin yang

sangat bermanfaat bagi ibu dan janinnya.

5. Menginjak kotoran sebabkan keguguran.

Penjelasan :

Menurut kacamata medis, mitos ini tidak beralasan

menyebabkan keguguran dan hanya sebuah kepercayaan

yang diwariskan. Tapi kalau ditinjau dari segi higienis , ada

unsure positifnya juga. Karena kotoran merupakan sarang

penyakit atau kuman-kuman. Disamping itu dari segi

keselamatan sang ibu, biasa saja ibu hamil terpeleset

karena menginjak kotoran tersebut. Akibatnya karena

perut ibu terbentur ke tanah , biasa menyebabkan

keguguran. Selain itu, terdapat kuman toxoplasmosis yang

dibawa oleh hewan peliharaan seperti kucing, ayam dan

burung. Kuman toxoplasmosis mampu menginfeksi darah

seseorang dengan gejala demam dan panas dingin. Karena

itu, ibu hamil bisa saja mengira hanya menderita flu

padahal kuman toxoplasmosis mulai menyerang. Kalau

kuman itu sudah menular ke bayi dalam kandungan, bisa

mengakibatkan keguguran. Jadi, yang mrnyebabkan

keguguran bukan kotorannya, melainkan kuman

toxoplasmosis yang ada dalam kotoran ayam, kucing dan

burung tadi.

6. Minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang

mulas.

Penjelasan :

Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu

hamil, tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis.

Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum

meminumnya. Soalnya, rumput ini hanya boleh diminum

bila pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm, letak kepala

Page 5: Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I

bayi sudah masuk panggul, mulut rahim sudah lembek

atau tipis, dan posisi ubun-ubun kecilnya normal.Jika letak

ari-arinya di bawah atau bayinya sungsang, tak boleh

minum rumput ini karena sangat bahaya. Terlebih jika

pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang

mulas pakai rumput ini, bisa-bisa janinnya malah naik ke

atas dan membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau,

akhirnya dilakukan jalan operasi.

7. Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak

menjelang persalinan, akan membantu melicinkan saluran

kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar.

Penjelasan :

Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tak

normal, apalagi disertai gatal, bau, dan berwarna. Jika

terjadi, segera konsultasikan ke dokter. Ingat, bayi akan

keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terinfeksi, bisa

mengakibatkan radang selaput mata pada bayi. Harus

diketahui pula, yang membuat persalinan lancar bukan

keputihan, melainkan air ketuban. Itulah mengapa, bila air

ketuban pecah duluan, persalinan jadi seret.

8. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.

Penjelasan :

Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancar dan licin.

Namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada gunanya

sama sekali dalam melancarkan keluarnya sang janin.

Mungkin secara psikologis, ibu hamil meyakini, dengan

minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar

persalinannya.

9. Dilarang menutup lubang-lubang, seperti lubang semut

karena akan menyulitkan proses persalinan.

Persalinan :

Page 6: Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I

Sulitnya persalinan tentu saja bukan ditentukan hal itu.

Seperti kita tahu, proses persalinan tergantung pada 3P

(power, passage, passanger). Proses persalinan bisa

berjalan lancar jika ketiga komponen tersebut dalam

kondisi baik. Ukuran bayi (passanger) tak terlalu besar

agar bisa melalui jalan lahir (passage). Didukung oleh

kontraksi (power) yang teratur dan efektif sehingga

mampu membuka jalan lahir.

10. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga

untuk persalinan.

Penjelasan :

Madu tidak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika

BB-nya cukup, sebaiknya jangan minum madu karena bisa

mengakibatkan overweight. Bukankah madu termasuk

karbonhidrat yang paling tinggi kalorinya. Jadi, madu boleh

diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik dari

batas yang ditentukan, sebaiknya segera hentikan. Akan

halnya telur tak masalah, karena mengandung protein

yang juga menambah kalori.

11. Makan duren, tape, dan nanas bisa membahayakan

persalinan.

Penjelasan :

Ini benar karena bisa mengakibatkan perndarahan atau

keguguran. Duren mengandung alkohol, jadi panas ke

tubuh. Begitu juga tape. Pun untuk masakan yang

menggunakan arak, sebaiknya dihindari. Buah nanas juga,

karena bisa mengakibatkan keguguran.

12. Minum kopi dan soda membahayakan persalinan.

Penjelasan :

Ini benar, karena kopi mengandung kafein yang dapat

meningkatkan tekanan darah ibu dan meningkatkan detak

jantung janin.

Page 7: Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I

13. Jantung pisang yang diberi penawar berupa doa-doa

oleh dukun dan dimakan sebagai lauk nasi yang berguna

untuk memperlancar lahirnya bayi. (Kerinci)

Penjelasan :

Dari segi medis ini tidak berpengaruh terhadap proses

persalinan.

14. Memberi minum ibu pada kala I dengan ramuan yang

terdiri dari campuran daun jarak muda, remasan daun

kacang panjang, cengkur dan 2 siung bawang merah yang

sudah di tumbuk. Manfaatnya untuk mempercepat proses

kelahiran. (Maluku)

15. Berhubungan intim waktu hamil mempermudah

persalinan.

Penjelasan :

Mitos itu ada benarnya juga. Sebab, hormone

prostaglandin yang ada di cairan semen (cairan yang

dikeluarkan pria ketika ejikulasi) dapat menimbulkan

kontraksi rahim dan melembutkan leher rahim. Dengan

demikian, proses persalinan mungkin saja terjadi lebih

cepat. Selain itu, orgasme juga bias memicu timbulnya

kontraksi rahim. Tapi, kalau memang belum waktunya

melahirkan, berhubungan intim beberapa kali pun tak akan

membuat segera melahirkan. Jadi, memang perlu

menunggu sampai waktu melahirkan sudah dekat.

16. Agar persalinan lancar, pada upacara 7 bulanan,

calon ibu dan calon ayah diminta meloloskan ikan atau

belut melalui kain sarung yang dikenakan ibu. Jika ikan

atau belut keluar dengan lancar (tak menyangkut),

pertanda persalinan bakal lancar.

Penjelasan :

Tentu saja itu tak benar. Karena, lancar tidaknya sebuah

proses tergantung pada berat janin, tenaga mengejan si

Page 8: Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I

ibu, dan jalan lahir. Jika semuanya saling mendukung, bisa

ditebak pasti lacar.

17. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket,

hingga mempersulit persalinan.

Penjelasan :

Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi,

melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau

punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari lengket bisa

berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang

pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan

di RS besar. Hingga, bila terjadi sesuatu dapat ditangani

segera.

Sumber : http://www.kehamilan.org/indekx.php?option=com_content&view=aricle&id=46:mitos seputar- kehamilan&catid=37:merawat-kehamilan&Itemid=55http//hypno-birthing.web.id/?p=625http://e-kehamilan.blogspot.com/2008/07/kebenaran-dibalik-banyaknya-mitos.html