Upload
idhamelody7256
View
1.442
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1.1 Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I
Di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap
kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka
merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan
ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang
menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan
tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin
dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat
persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat
dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat
pendidikan dan kurangnya informasi. Selain dari kurangnya
pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan,
permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan
dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia muda yang masih
banyak dijumpai di daerah pedesaan. Disamping itu, dengan
masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya
pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami
kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif
pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi pada saat
melahirkan.
Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat
melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan
kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara
tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses
persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya
karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena
ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam
keluarga. Terutama di daerah pedesaan, keputusan terhadap
perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan
persetujuan kerabat yang lebih tua; atau keputusan berada di
tangan suami yang seringkali menjadi panik melihat keadaan
krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-
gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan
yang seharusnya dilakukan dengan cepat.
Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh
teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil.
Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis,
dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan
cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh faktor
kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu
ke rumah sakit akan memakan biaya yang mahal. Selain dari
faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan, faktor
geografis dan kendala ekonomi, keterlambatan mencari
pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan
sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi
merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan.
Pada masa persalinan terdapat pantangan-pantangan atau
anjuran yang masih diberlakukan. Pantangan ataupun anjuraan
yang ada misalnya :
1. Pantangan bagi ibu hamil ketika mandi menggunakan kain
yang di ikat kebahu dan melilitkan handuk di leher karena
dipercaya tali pusat akan melilit leher bayi. (Kalimantan)
Penjelasan :
Ini jelas mengada-ada karena tak ada kaitannya antara
handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim.
Penjelasan secara medis, hiperaktivitas gerak bayi diduga
dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu
aktif. Jadi, tak heran jika ada anjuran agar ibu hamil sudah
mengambil cuti sebulan menjelang persalinan.
Diharapakan ibu tidak terlalu lelah, agar hal-hal yang tak
diharapakan tak terjadi menjelang persalinan.
2. Ada suatu kepercayaan yang mengatakan dilarang duduk
menghalang pintu atau di depan pintu dan makan sambal
langsung dari cobek, tapi harus di pindahkan dulu ke piring
karena ketika bayi akan di lahirkan, posisinya melintang
(sungsang) di rahim si ibu. (Kalimantan)
Penjelasan :
Jika di pikirkan secara logis ini jelas tidak masuk akal,
namun dilakukan atau tidaknya tindakan ini jelas tidak
berpengaruh terhadap ibu pasca persalinan. Dilihat dari
segi medis, penyebab sungsang karena 2 faktor, yaitu
factor janin dan ibu sendiri. Dari segi janin, karena
ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ruangan rahim
ibu. Akibatnya, janin bebas berputar, baik ke atas maupun
ke bawah. Bila berat bayi di bawah 3 Kg dan ibunya
beberapa kali melahirkan, ada kemungkinan menjadi
sungsang. Sedangkan factor ibu, antara lain karena bentuk
rahim yang tidak normal, air ketuban yang terlalu banyak,
adnya tumor, plasenta di bawah dan lain-lain.
3. Banyak minum es menyebabkan bayi besar dan sulit lahir.
Penjelasan :
Bayi besar banyak terjadi pada mereka yang mempunyai
indikasi kasus kencing manis. Bagi ibu hamil yang
mempunyai riwayat kencing manis (keturunan) sangat
tidak disarankan untuk terlalu banyak mengkonsumsi gula
(dalam es) karena akan meningkatkan kadar gula yang
berlebihan sehingga memunculkan penyakit kencing
manis. Es sendiri tidak berbahaya untuk dikonsumsi ibu
hamil karena es akan keluar dari tubuh dalam bentuk
keringat ataupun air seni.
4. Pantangan untuk makan sayur-sayuran yang merambat
seperti pucuk labu, pucuk kacang panjang karena ketika
proses persalinan dapat berakibat tali pusat melilit leher
bayi.
Penjelasan :
Dari sudut pandang medis pantangan ini jelas merugikan
karena sayur-sayuran mengandung banyak vitamin yang
sangat bermanfaat bagi ibu dan janinnya.
5. Menginjak kotoran sebabkan keguguran.
Penjelasan :
Menurut kacamata medis, mitos ini tidak beralasan
menyebabkan keguguran dan hanya sebuah kepercayaan
yang diwariskan. Tapi kalau ditinjau dari segi higienis , ada
unsure positifnya juga. Karena kotoran merupakan sarang
penyakit atau kuman-kuman. Disamping itu dari segi
keselamatan sang ibu, biasa saja ibu hamil terpeleset
karena menginjak kotoran tersebut. Akibatnya karena
perut ibu terbentur ke tanah , biasa menyebabkan
keguguran. Selain itu, terdapat kuman toxoplasmosis yang
dibawa oleh hewan peliharaan seperti kucing, ayam dan
burung. Kuman toxoplasmosis mampu menginfeksi darah
seseorang dengan gejala demam dan panas dingin. Karena
itu, ibu hamil bisa saja mengira hanya menderita flu
padahal kuman toxoplasmosis mulai menyerang. Kalau
kuman itu sudah menular ke bayi dalam kandungan, bisa
mengakibatkan keguguran. Jadi, yang mrnyebabkan
keguguran bukan kotorannya, melainkan kuman
toxoplasmosis yang ada dalam kotoran ayam, kucing dan
burung tadi.
6. Minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang
mulas.
Penjelasan :
Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu
hamil, tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis.
Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum
meminumnya. Soalnya, rumput ini hanya boleh diminum
bila pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm, letak kepala
bayi sudah masuk panggul, mulut rahim sudah lembek
atau tipis, dan posisi ubun-ubun kecilnya normal.Jika letak
ari-arinya di bawah atau bayinya sungsang, tak boleh
minum rumput ini karena sangat bahaya. Terlebih jika
pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang
mulas pakai rumput ini, bisa-bisa janinnya malah naik ke
atas dan membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau,
akhirnya dilakukan jalan operasi.
7. Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak
menjelang persalinan, akan membantu melicinkan saluran
kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar.
Penjelasan :
Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tak
normal, apalagi disertai gatal, bau, dan berwarna. Jika
terjadi, segera konsultasikan ke dokter. Ingat, bayi akan
keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terinfeksi, bisa
mengakibatkan radang selaput mata pada bayi. Harus
diketahui pula, yang membuat persalinan lancar bukan
keputihan, melainkan air ketuban. Itulah mengapa, bila air
ketuban pecah duluan, persalinan jadi seret.
8. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
Penjelasan :
Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancar dan licin.
Namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada gunanya
sama sekali dalam melancarkan keluarnya sang janin.
Mungkin secara psikologis, ibu hamil meyakini, dengan
minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar
persalinannya.
9. Dilarang menutup lubang-lubang, seperti lubang semut
karena akan menyulitkan proses persalinan.
Persalinan :
Sulitnya persalinan tentu saja bukan ditentukan hal itu.
Seperti kita tahu, proses persalinan tergantung pada 3P
(power, passage, passanger). Proses persalinan bisa
berjalan lancar jika ketiga komponen tersebut dalam
kondisi baik. Ukuran bayi (passanger) tak terlalu besar
agar bisa melalui jalan lahir (passage). Didukung oleh
kontraksi (power) yang teratur dan efektif sehingga
mampu membuka jalan lahir.
10. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga
untuk persalinan.
Penjelasan :
Madu tidak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika
BB-nya cukup, sebaiknya jangan minum madu karena bisa
mengakibatkan overweight. Bukankah madu termasuk
karbonhidrat yang paling tinggi kalorinya. Jadi, madu boleh
diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik dari
batas yang ditentukan, sebaiknya segera hentikan. Akan
halnya telur tak masalah, karena mengandung protein
yang juga menambah kalori.
11. Makan duren, tape, dan nanas bisa membahayakan
persalinan.
Penjelasan :
Ini benar karena bisa mengakibatkan perndarahan atau
keguguran. Duren mengandung alkohol, jadi panas ke
tubuh. Begitu juga tape. Pun untuk masakan yang
menggunakan arak, sebaiknya dihindari. Buah nanas juga,
karena bisa mengakibatkan keguguran.
12. Minum kopi dan soda membahayakan persalinan.
Penjelasan :
Ini benar, karena kopi mengandung kafein yang dapat
meningkatkan tekanan darah ibu dan meningkatkan detak
jantung janin.
13. Jantung pisang yang diberi penawar berupa doa-doa
oleh dukun dan dimakan sebagai lauk nasi yang berguna
untuk memperlancar lahirnya bayi. (Kerinci)
Penjelasan :
Dari segi medis ini tidak berpengaruh terhadap proses
persalinan.
14. Memberi minum ibu pada kala I dengan ramuan yang
terdiri dari campuran daun jarak muda, remasan daun
kacang panjang, cengkur dan 2 siung bawang merah yang
sudah di tumbuk. Manfaatnya untuk mempercepat proses
kelahiran. (Maluku)
15. Berhubungan intim waktu hamil mempermudah
persalinan.
Penjelasan :
Mitos itu ada benarnya juga. Sebab, hormone
prostaglandin yang ada di cairan semen (cairan yang
dikeluarkan pria ketika ejikulasi) dapat menimbulkan
kontraksi rahim dan melembutkan leher rahim. Dengan
demikian, proses persalinan mungkin saja terjadi lebih
cepat. Selain itu, orgasme juga bias memicu timbulnya
kontraksi rahim. Tapi, kalau memang belum waktunya
melahirkan, berhubungan intim beberapa kali pun tak akan
membuat segera melahirkan. Jadi, memang perlu
menunggu sampai waktu melahirkan sudah dekat.
16. Agar persalinan lancar, pada upacara 7 bulanan,
calon ibu dan calon ayah diminta meloloskan ikan atau
belut melalui kain sarung yang dikenakan ibu. Jika ikan
atau belut keluar dengan lancar (tak menyangkut),
pertanda persalinan bakal lancar.
Penjelasan :
Tentu saja itu tak benar. Karena, lancar tidaknya sebuah
proses tergantung pada berat janin, tenaga mengejan si
ibu, dan jalan lahir. Jika semuanya saling mendukung, bisa
ditebak pasti lacar.
17. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket,
hingga mempersulit persalinan.
Penjelasan :
Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi,
melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau
punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari lengket bisa
berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang
pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan
di RS besar. Hingga, bila terjadi sesuatu dapat ditangani
segera.
Sumber : http://www.kehamilan.org/indekx.php?option=com_content&view=aricle&id=46:mitos seputar- kehamilan&catid=37:merawat-kehamilan&Itemid=55http//hypno-birthing.web.id/?p=625http://e-kehamilan.blogspot.com/2008/07/kebenaran-dibalik-banyaknya-mitos.html