20
ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL JEPUN NEGERINYA HIROKO KARYA NH. DINI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA Naskah Publikasi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Diajukan Oleh : FAJAR HADI BROTO A 310 080 286 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL JEPUN …eprints.ums.ac.id/33098/22/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · penyusunan laporan penelitian sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin

Embed Size (px)

Citation preview

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL JEPUN

NEGERINYA HIROKO KARYA NH. DINI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Naskah Publikasi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Diajukan Oleh :

FAJAR HADI BROTO

A 310 080 286

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

ABSTRAK

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL JEPUN

NEGERINYA HIROKO KARYA NH. DINI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Fajar Hadi Broto, A 310 080 286, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) latar sosial budaya Nh. Dini

sebagai pengarang novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini, (2) struktur

yang membangun novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini, (3) aspek

kepribadian tokoh utama dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini

dengan tinjauan psikologi sastra, (4) implementasi hasil penelitian sebagai bahan

ajar sastra di SMA. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif

dengan srategi kasus terpancang. Objek penelitian ini adalah aspek kepribadian

tokoh utama dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini. Data yang

digunakan berupa kalimat dan paragraf. Sumber data yang digunakan adalah

sumber data primer, yang berupa novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini,

data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari wacana artikel di internet.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik pustaka, simak dan

catat. Teknik validitas data dengan triangulasi data. Teknik analisis data dengan

metode teknik pembacaan heuristik dan hermeneutik. Berdasarkan analisis data

dapat diperoleh: (1) Latar sosial budaya Nh. Dini adalah, bahwa Nh. Dini sebagai

penulis yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah; ia telah menghasilkan lebih

dari tiga puluh karya meliputi novel, kumpulan cerita pendek, novel terjemahan

dan karya nonfiksi, (2) Struktur novel Jepun Negerinya Hiroko bertema

kemanusiaan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup, tokoh utama adalah

Dini, alur yang digunakan adalah alur maju dan memiliki latar waktu tahun 1960

sampai tahun 1962, (3) Aspek kepribadian tokoh utama dalam penelitian ini

adalah struktur kepribadian yang mencakup das Es, das Ich dan das Ueber ich,

dinamika kepribadian dalam penelitian ini mencakup instink hidup, dan

kecemasan mencakup kecemasan realistis dan kecemasan moral, (4) Implementasi

hasil penelitian ini dalam pembelajaran sastra di SMA didasarkan pada standar

kompetensi membaca yang termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI.

Kata kunci: kepribadian tokoh utama, struktur novel Jepun Negerinya Hiroko dan

psikologi sastra.

1

PENDAHULUAN

Karya sastra hadir untuk dinikmati, diapresiasi, bahkan untuk dievaluasi. Hal

ini juga berkaitan dengan tokoh-tokoh dalam karya sastra yang memiliki karakter

kejiwaan masing-masing sebagaimana dialami oleh manusia dalam kehidupan

nyata. Setiap pelaku kehidupan yang tercermin dalam karya sastra memiliki

karakter yang berbeda-beda. Perwatakan atau kepribadian setiap tokoh merupakan

cerminan dari kondisi kejiwaan yang dapat diketahui dari perilaku sehari-hari.

Minderop (2010:53) menyebutkan bahwa karya sastra, baik novel, drama, maupun

puisi di zaman modern ini sarat dengan unsur-unsur psikologis sebagai

manifestasi kejiwaan pengarang, para tokoh fiksional dalam kisahan dan

pembaca. Dengan demikian, unsur kejiwaan pengarang merupakan unsur yang

penting dalam penciptakan sebuah karya sastra terutama berkaitan dengan tokoh-

tokoh imajiner yang terdapat di dalam kisahan dan pembaca.

Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi

model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui unsur

peristiwa, plot, tokoh, tema dan latar yang bersifat imajinatif (Nurgiyantoro,

2007:4). Sebagai karya fiksi hasil imajinasi pengarang yang memiliki unsur-unsur

pembangun cerita seperti plot, tokoh, tema, dan latar, novel merupakan gambaran

kehidupan masyarakat yang memiliki nilai estetika tersendiri yang sarat dengan

pesan ataupun amanat pada pembaca. Dengan demikian unsur kejiwaan tokoh

yang ada dalam novel akan menjadi bahan analisis psikologi sastra.

Novel Jepun Negerinya Hiroko (yang selanjutnya disingkat menjadi JNH)

karya Nh. Dini merupakan novel yang dipilih dalam penelitian ini. Novel tersebut

dipilih untuk dikaji karena memiliki beberapa kelebihan. Pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah aspek kepribadian tokoh utama yang mempunyai

kepribadian yang kuat dalam menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupannya.

Tokoh aku yang memiliki ketegaran dan kesabaran dalam menghadapi suaminya

yang perlahan-lahan sikapnya berubah setelah resmi menjadi suaminya. Tidak

hanya itu, tokoh utama dalam novel ini juga mempunyai pendirian yang kuat

untuk menjaga nilai-nilai hidup sebagai orang Jawa dalam mengahadapi setiap

2

persoalan dalam hidupnya meskipun tinggal di Jepang, bahkan perbedaan bangsa

dan budaya tidak menjadi penghalang baginya untuk menjalin rasa kemanusiaan.

Novel JNH juga mempunyai sisi kelebihan dari novel yang lainnya. Pertama,

novel ini dapat memotivasi dan menginspirasi pembaca tentang nilai-nilai

kemanusiaan dan nasionalisme. Nilai-nilai nasionalisme yang dimaksud adalah

nilai-nilai yang tercermin lewat perilaku kehidupan tokoh utama, seperti cara

bergaul, berinteraksi, berpakaian, prinsip hidup, dan sebagainya. Novel ini juga

memberikan gambaran kepada pembaca tentang arti kemanusiaan dan toleransi

terhadap sesama manusia yang mempunyai perbedaan dari segala aspek

kehidupan.

Kelebihan yang kedua adalah gaya bahasa yang digunakan dalam novel JNH

sangat stilistik, menggunakan bahasa yang mengandung warna lokal yang

berbahasa Jawa sehingga menunjukkan identitas pengarang. Cerita dalam novel

ini tersaji secara sistematis, terarah dan kronologis sehingga penulis tertarik untuk

mengkaji masalah-masalah yang terdapat dalam novel tersebut, salah satunya

adalah aspek kepribadian yang dimiliki tokoh utama.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikembangkan secara rinci alasan diadakan

penelitian ini sebagai berikut.

1. Nh. Dini merupakan penulis yang karyanya banyak menyinggung tentang

masalah ketidakadilan terhadap kaum wanita. Tokoh utama dalam novel JNH

ini juga seorang wanita yang memiliki keteguhan dan kesabaran dalam

menghadapi sikap suaminya yang berubah setelah mereka berumah tangga.

2. Sepanjang pengetahuan penulis novel JNH belum pernah diteliti dengan

pendekatan psikologi sastra.

3. Analisis terhadap novel JNH dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra

diperlukan untuk mengetahui aspek kepribadian tokoh utama.

Rumusan masalah penelitian ini yaitu (1) Bagaimana latar sosial budaya Nh.

Dini sebagai pengarang novel JNH ?, (2) Bagaimana struktur yang membangun

novel JNH karya Nh. Dini?, (3) Bagaimana aspek kepribadian tokoh utama dalam

novel JNH karya Nh. Dini berdasarkan tinjauan psikologi sastra? (4) Bagaimana

implementasi hasil penelitian sebagai materi ajar sastra di SMA?.

3

Tujuan penelitian ini yaitu, (1) mendeskripsikan latar sosial budaya Nh.

Dini sebagai pengarang novel JNH, (2) mendeskripsikan struktur yang

membangun novel JNH karya Nh. Dini, (3) mendeskripsikan aspek kepribadian

tokoh utama dalam novel JNH karya Nh. Dini berdasarkan tinjauan psikologi

sastra, (4) mendeskripsikan implementasi hasil penelitian sebagai materi ajar

sastra di SMA.

LANDASAN TEORI

Stanton (2007:22) membagi unsur-unsur yang membangun novel menjadi

tiga, yakni fakta cerita (penokohan, alur, latar), tema, dan sarana sastra. Menurut

Teeuw (dalam Pradopo, 2003:141) analisis struktural merupakan prioritas utama

sebalum yang lain-lain. Tanpa analisis yang demikian, kebulatan makna intrinsik

yang hanya dapat digali dari karya sastra itu sendiri tidak akan tertangkap. Makna

unsur-unsur karya sastra hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar

pemahaman tempat dan fungsi unsur itu dalam keseluruhan karya sastra.

Dilihat dari fungsi tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan

tokoh antagonis. Protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu

jenisnya secara populer disebut hero-tokoh yang merupakan pengejawantahan

norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh antagonis adalah tokoh yang

menyebabkan terjadinya konflik (Nurgiyantoro, 2010:178-179).

Menurut Stanton (2007:26) secara umum, alur adalah rangkaian peristiwa-

peristiwa dalam sebuah cerita. Stanton (2007:35) menyatakan bahwa latar adalah

lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang

berinteraksi peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.

Menurut Stanton (2007:36) tema adalah makna sebuah cerita yang khusus

menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema

merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman, sesuatu

yang menjadikan pengalaman begitu diingat.

Pendekatan psikologi sastra dapat digunakan untuk mengetahui aspek

kejiwaan yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam sebuah karya sastra. Adapun

menurut Endraswara (2008:12) psikologi sastra memiliki peranan penting dalam

4

pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan, seperti (1) pentingnya

psikologi sastra untuk mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan, (2) dengan

pendekatan ini dapat memberikan umpan-balik kepada peneliti tentang masalah

perwatakan yang dikembangkan, (3) penelitian semacam ini sangat membantu

untuk mengnalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis.

Oleh karena itu, hadirnya psikologi sastra memberikan ruang baru bagi penelitian

terhadap karya sastra yang menyangkut karakteristik kejiwaan tokoh rekaan.

Freud (dalam Suryabrata, 2008:121) menyatakan bahwa kesadaran hanya

sebagian kecil saja dari seluruh kehidupan psikis, memisalkan psyche itu sebagai

gunung es di tengah lautan, yang ada di atas permukaan air laut itu

menggambarkan kesadaran, sedangkan di bawah permukaan air laut yang

merupakan bagian terbesar menggambarkan ketidaksadaran.

Lazar (dalam Al-Ma’ruf, 2007:65) menjelaskan bahwa fungsi sastra adalah

(1) sebagai alat untuk merangsang siswa dalam menggambarkan pengalaman,

perasaan, dan pendapatnya; (2) sebagai alat untuk membantu siswa dalam

mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya dalam mempelajari

bahasa; dan (3) sebagai alat untuk memberi stimulus dalam memperoleh

kemampuan berbahasa. Dalam bahasa yang lebih sederhana pembelajaran sastra

memiliki fungsi psikologis, ideologis, edukatif, moral, dan kultural.

Adapun fungsi pembelajaran sastra menurut Lazar (dalam Al-Ma’ruf,

2007:66) adalah (1) memotivasi siswa dalam menyerap ekspresi bahasa; (2) alat

simulatif dalam language acquisition; (3) media dalam memahami budaya

masyarakat; (4) alat pengembangan kemampuan interpretatif; (5) dan sarana untuk

mendidik manusia seutuhnya (educating the whole person).

Menurut Rahmanto (2004:27) kriteria pemilihan bahan pengajaran sastra

dapat ditinjau dari tiga segi yakni dari sudut bahasa, segi kematangan jiwa

(psikologi), dan dari sudut latar belakang budaya. Menurur Rahmanto (2004:30)

tahap-tahap pembelajaran sastra yakni tahap pengkhayal (umur 8 sampai 9 tahun),

tahap romantik (umur 10 samapai 12 tahun), tahap realistik (umur 13 sampai 16

tahun), dan tahap generalisasi (umur 16 dan selanjutnya).

5

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sugiyono (2005:1)

menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek ilmiah. Dalam penelitian sastra

objek ilmiah ini berupa karya-karya dan naskah. Adapun menurut Bagdan dan

Tailor (dalam Moeleong, 2004:4) metode penelitian kualitatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus

terpancang (embedded case study research) karena batasan yang digunakan sudah

terarah dan fokus pada sasaran penelitian. Adapun arah atau penekanan dalam

penelitian ini adalah aspek kepribadian tokoh utama dalam novel JNH karya Nh.

Dini.

Objek penelitian ini adalah aspek kepribadian tokoh utama dalam novel JNH

karya Nh. Dini dengan tinjauan psikologi sastra. Data dalam penelitian ini berupa

kalimat, dan paragraf yang mengandung informasi sebagai aspek kepribadian

tokoh utama dalam novel JNH karya Nh. Dini. Sumber data primer penelitian ini

adalah novel JNH karya Nh. Dini yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka

Utama tahun 2000. Novel yang digunakan adalah novel cetakan ketiga, yaitu Juni

2005, jumlah halaman 380 halaman; 14 x 21 cm. Sumber data sekunder dalam

penelitian ini yaitu berupa artikel di internet yaitu berupa boigrafi Nh. Dini,

JPNN, biografi Nh. Dini pada tanggal 15 November 2013,

(http://www.jpnn.com/?id=11950&mib=berita.detail (pilih aktif melukis),

(http://0701.blogsome.com/2007/01/31/biografi-nh-dini-2/).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pustaka, simak dan catat. Menurut Subroto (1992:42) teknik pustaka adalah teknik

yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik simak

dan catat berarti peneliti sebagai instrument kunci melakukan penyimakan secara

cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer yakni sasaran penelitian

karya sastra berupa teks novel JNH karya Nh. Dini dalam memperoleh data yang

diinginkan. Hasil penyimakan terhadap sumber data primer dan sumber data

6

sekunder tersebut kemudian ditampung dan dicatat untuk digunakan dalam

penyusunan laporan penelitian sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin

dicapai. Peneliti mencatat aspek-aspek kepribadian tokoh utama dalam novel JNH

karya Nh. Dini.

Validasi data penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data. Teknik

trianggulasi data, yakni dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan

menggunakan beragam sumber yang tersedia. Data yang sama atau sejenis akan

terlihat kebenarannya jika digali dari beberapa sumber yang berbeda, kemudian

data yang diperoleh dari sumber data yang satu dikontrol ulang pada sumber data

yang lain.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua

tahapan yaitu melalui pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Tahap

pertama analisis data dalam penelitian ini adalah pembacaan heuristik yaitu

penulis menginterpretasikan teks novel JNH melalui tanda-tanda linguistik dan

menemukan arti secara linguistik. Caranya yaitu membaca dengan cermat dan

teliti tiap kata, kalimat, ataupun paragrap dalam novel untuk analisis struktural.

Hal ini juga digunakan untuk menemukan aspek kepribadian tokoh utama.Tahap

kedua penulis melakukan pembacaan hermeneutik, yakni dengan menafsirkan

makna peristiwa atau kejadian-kejadian yang terdapat dalam teks novel JNH

hingga dapat menemuan aspek kepribadian dalam cerita tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Latar Belakang Sosial Budaya Nh. Dini

Nh. Dini dilahirkan pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa

Tengah. Ia mulai tertarik menulis sejak usia sembilan tahun. Bakat menulis

fiksi semakin terasah di SMP. Dini hanya dapat mencapai pendidikannya

sampai SMA jurusan sastra, kemudian mengikuti kursus B1 jurusan sejarah

tahun 1957. Nh. Dini mendirikan perkumpulan seni Kuncup Mekar bersama

kakaknya yang berisi kegiatan karawitan dan sandiwara. Ia pernah bekerja di

RRI Semarang kemudian bekerja sebagai pramugari di GIA pada tahun 1957.

Ciri khas karya sastra yang dihasilkan oleh Nh. Dini, yaitu (1) karya Nh. Dini

7

mengungkapkan budaya Barat, (2) menyuarakan kemarahan terhadap kaum

laki-laki, (3) menyisipkan kata-kata berbahasa Jawa, (4) memunculkan

kepercayaan atau mitos yang masih ada dalam masyarakat Jawa.

2. Analisis Struktur Novel Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh. Dini

1. Tema

Novel JNH karya Nh. Dini ini memiliki tema kemanusiaan dan

ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup. Dini adalah tokoh yang

mencintai Tanah Airnya. Kecintaanya terhadap Tanah Air lebih mengakar

pada kemanusiaan. Dia tidak lupa bahwa dirinya adalah orang Jawa meskipun

hidup di negara lain. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Aku adalah seorang patriot tulen yang tidak menganggap agama atau

idealisme berada di atas segala-galanya. Orang-orang yang fanatik

mengikuti idealisme komunis atau doktrin-doktrin agama mereka biasanya

bukan orang-orang yang mencintai bangsa dan negaranya. Bila agama atau

idealismenya memerintahkan pemusnahan mereka yang tidak sepaham,

tanpa memandang apakah itu saudara, ayah-ibu sendiri ataupun sahabat,

maka semuanya akan dibantai habis-habisan. Yang diutamakan adalah

idealisme atau agamanya. Dengan perkataan lain, negara dan manusia

setanah air dikalahkan oleh paham mereka.

Kecintaanku kepada tanah air lebih mengakar kepada kemanusiaannya.

Dengan berganti kertas administrasi yang berupa paspor, tidak berarti aku

melupakan bahwa aku adalah orang Jawa, satu bagian dari bangsa

Nusantara. Aku tetap mencintai tanah tumpah darahku dan manusia

Indonesia (JNH, 2005:71).

Dini mengalami kecelakan lift saat sedang mengandung buah hatinya di

sebuah departement strore yang hampir membahayakan dirinya. Dia berdoa

di dalam lift dan berbicara kepada bayinya. Hal ini menunjukkan sikap

ketabahan yang dimiliki Dini dalam menghadapi cobaan hidup seperti

kutipan berikut.

Aku kembali duduk, mengatur napas dan kusebut nama Allah. Gadis

penjaga lift melanjutkan pesanku dan entah berbicara apalagi dengan

sangat ramai, aku tidak mempedulikannya. Aku ingin mengembalikan

ketenanganku. Aku berbicara kepada Tuhan, aku berbicara kepada bayiku.

“Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Sebentar lagi kita keluar. Tuhan Maha

Kuasa. Dia sungguh Maha Besar! Allahu Akbar, Allahu Akbar, Gusti

Allah, nyuwun pangapunten. Maafkanlah semua kesalahan orangtuaku,

saudara-saudaraku, suamiku dan kawan-kawanku”

8

Kukeluarkan balsem. Kuhirup baunya segar (JNH, 2005:100).

2. Fakta Cerita

a. Alur

Novel JNH karya Nh. Dini menggunakan alur lurus, maju, atau

progeresif. Hal ini dapat dibuktikan dalam novel JNH urutan peristiwa

secara runtut dari tahap penyituasian (halaman 1 s.d 96), tahap

pemunculan konflik (halaman 97 s.d 194), tahap peningkatan konflik

(halam 195 s.d 248), tahap klimaks (halaman 249 s.d 316), tahap

penyelesaian (halaman 317-355).

b. Penokohan

Dini adalah tokoh “aku” yang merupakan utama dalam novel JNH.

Di lihat dari karakter, Dini adalah tokoh protagonis, diklasifikasikan

sebagai tokoh yang identik dengan watak sabar, mudah bergaul, dan tidak

menggantungkan orang lain. Karakter Dini dalam novel ini adalah

perempuan yang berpenampilan sederhana dan memakai pakaian yang

dirasa pantas sesuai dengan dirinya. Dini berkulit sawo matang dan

berpostur tubuh seperti orang Indonesia pada umumnya. aku adalah

seseorang yang berstatus sebagai penulis yang hidup sebagai istri seorang

diplomat Prancis dan anak pertamanya. Dini adalah orang yang pandai

bergaul dengan sahabat-sahabat barunya di Jepang. Sebagai penulis ia

selalu menyempatkan diri mengarang bagian-bagian cerita dalam novel.

Dini selalu berusaha untuk sabar dan tabah. Ia mudah bergaul, dan

mandiri tidak selalu bergantung kepada orang lain atau mengandalkan

suaminya. Dini selalu tabah dalam menerima cobaan dalam hidupnya.

Dini merupakan tokoh yang berkarakter pipih atau sederhana karena

mempunyai watak yang tetap. Tokoh Dini senantiasa pasrah pada nasib

yang menimpanya.

c. Latar

Dalam novel JNH karya Nh. Dini terdapat tiga latar atau setting yakni

latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

9

1) Latar tempat, novel JNH mempunyai beberapa tempat kejadian, yaitu

Kedutaan Prancis, Hongkong, Kobe, Kyoto, Nara, Motomachi, Danau

Biwa, lift, rumah sakit, kamar VIP, pinggir jalan, Phnom Penh, Ankor

Vat, Ankor Thom, Candi Bayon, dan Kota Semarang

2) Latar waktu, berlangsungnya cerita dalam novel JNH ini dimulai pada

tahun 1960 sampai 1962 yakni semenjak Aku menikah dengan Yves

dan menjalani hidup di Jepang hingga ia kembali ke tanah air bertemu

dengan ibu dan keluarganya.

3) Latar sosial dalam novel JNH ini dapat ditunjukan dengan

penggunaan beberapa bahasa, seperti bahasa Jawa, bahasa Jepang, dan

bahasa Prancis. Para tokoh yang ada dalam cerita menganut agama

Kristen dan masih melakukan upacara yang sering dilakukan orang

Jawa. Latar sosial dalam novel JNH memiliki latar sosial dari

kehidupan sosial tingkat atas.

Berdasarkan analisis struktur di atas dapat dikemukakan bahwa unsur-

unsur yang membangun novel JNH menunjukan keterpaduan dan kebulatan

yang utuh. Antara unsur yang satu dengan unsur yang lain saling terkait dan

menjalin kesatuan yang padu. Dapat dilihat dari jalinan cerita yang

merupakan hasil perpaduan antara tema, alur, penokohan, dan latar.

Hubungan antar unsur-unsur pembangunnya saling mendukung dan

membentuk suatu totalitas.

Tema dalam novel ini berhubungan dengan latar yaitu kemanusiaan dan

ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup. Tema berhubungan dengan

tokoh, kisah yang dialami tokoh dalam novel ini adalah ketabahan Dini dalam

menjalani hidup berumah tangga dengan Yves yang memiliki latar belakang

budaya yang berbeda. Hubungan tema dengan alur, adanya konflik dan

kejadian demi kejadian yang harus dihadapi tokoh utamanya. Hubungan tema

dengan latar, adanya perbedaan perilaku kehidupan sosial budaya dan tempat

yang berbeda yang dialami tokoh utama membuatnya harus menjaga nilai-

nilai kemanusiaan.

10

3. Aspek Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Jepun Negerinya Hiroko

Karya Nh. Dini: Tinjauan Psikologi Sastra

Aspek kepribadian tokoh utama dalam novel JNH karya Nh. Dini meliputi

struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan kecemasan. Untuk lebih

jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.

a. Struktur Kepribadian

1) Das Es (the id) yaitu Aspek Biologis

Freud (dalam Suryabrata, 2008:125) menyatakan bahwa aspek

biologis merupakan aspek psikis yang sebenarnya. Das Es berisikan hal-

hal yang dibawa sejak lahir atau merupakan bawaan dari orang tua. Das Es

merupakan reservoir energi psikis yang menggerakkan das Ich dan das

Ueber Ich. Das Es terdiri atas rekasi primer dan proses primer.

(a) Refleks/reaksi-reaksi otomatis

Dalam novel JNH, Dini tidak terbiasa dengan budaya bangsa

Jepang untuk menikmati sashimi, makanan yang berupa potongan

ikan mentah. Dini lebih memilih meninggalkan tempat jamuan makan.

Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

Aku memejamkan mata, menolak meneruskan memandang

tontonan asri dalam kesedihannya yang terletak nyaris dua

sentimeter dari lututku itu. Kubisikan sesuatu kepada suamiku,

lalu aku bangkit. Kutinggalkan dia menikmati sashimi ”setengah

hidup” bersama tamu-tamu lainnya sambil bergantian

menuangkan sake ke mangkuk kecil masing-masing (JNH,

2005:92).

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa das Es

dalam rekasi-reaksi otomatis, yakni Dini mempunyai pendirian teguh

menghadapi budaya luar.

(b) Proses Primer

Dalam novel JNH bahwa tokoh Dini mempunyai proses primer

untuk menghindarkan diri dari ketidakenakan,yaitu berpikir positif

dan berusaha menenangkan diri dengan berbicara kepada Tuhan, dan

11

kepada bayi yang masih di dalam kandungannya saat terjadi

kecelakaan lift. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Aku kembali duduk, mengatur napas dan kusebut nama

Allah. Gadis penjaga lift melanjutkan pesanku dan entah

berbicara apa lagi dengan sangat ramai, aku tidak

mempedulikannya. Aku ingin mengembalikan ketenanganku.

Aku berbicara kepada Tuhan, aku berbicara kepada bayiku

(JNH, 2005:100).

Dini juga berbicara kepada anaknya yang masih di dalam

kandungan agar memaafkan kelakuan Yves karena sikap Yves yang

tidak ingin Dini mendapatkan pujian total atas kepandaian memasak.

Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

Di dalam hati aku berbicara kepada anakku: Begitulah

ayahmu! Dia selalu cerewet. Tetapi dia ayahmu! Kita harus

memaafkannya. Dia tidak sengaja hendak menyakiti hatiku

(JNH, 2005:142).

Dengan demikian das Es dengan proses primernya yakni Dini

mempunyai kepribadian berpikir positif dan berkhayal atau imajinatif.

2) Das Ich (the ego) yaitu Aspek Psikologi

Dini hanya bisa pasrah dan berdoa ketika berada di dalam mobil yang

dikendarai oleh Yves dengan kecepatan berlebihan dan menyetir saat

dalam keadaan marah. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Kecerewetanku hampir mengulangi kata-kata agar Yves

mengendarai mobilnya tanpa kecepatan berlebihan. Tetapi aku ingat,

bisa menahan diri. Kulambaikan lengan ke arah Tante Un, lalu sejenak

memejamkan mata berterima kasih kepada Tuhan. Semua baik-baik,

selamat...(JNH, 2005:277).

Kepalaku tiba-tiba pening. Kutahan perasaanku. Aku tidak ingin

mendapat kecelakaan, karena suamiku menyetir dalam keadaan marah

yang disebabkan telah membayar sekaleng susu anaknya seharga

seribu yen (JNH, 2005:195).

Dalam konteks lain, Dini berusaha untuk menahan kesedihan dan air

mata setelah ia mengetahui bahwa Yves pergi bersama seorang wanita

12

Jepang dan tidak mau mengatakan kejadian yang sesungguhnya kepada

Dini. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

Aku harus kuat menahan dan membendung perasaanku ketika

berbicara mengungkapkan penemuanku siang itu kepada suamiku.

Aku harus mampu membendung air mata dan menahan gemetar

suaraku. Gusti Allah! Tabahkanlah hati ini (JNH, 2005:250).

Rasanya aku akan meledakkan tangisku lagi oleh

ketidaksadarannya telah membikin aku sengsara. Tapi pandanganku

menangkap ranjang di mana anakku tengkurap, mukanya mengarah ke

tempat kami. Napas kutarik panjang (JNH, 2005:256).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa das Ich dalam aspek

psikologis Dini, yakni Dini memiliki kepribadian yang pasrah atau

berserah diri akan situasi yang dihadapi, dan memiliki kepribadian yang

tabah mengahadapi masalah.

3) Das Ueber Ich (the super ego) yaitu Aspek Sosiologis

Freud (dalam Suryabrata, 2008:127) menyatakan das Ueber Ich

merupakan aspek sosiologis. Das Ueber Ich merupakan wakil dari nilai-

nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang

tua kepada anak-anaknya yang diajarkan dengan berbagai perintah atau

larangan. Das Ueber Ich lebih mengutamakan kesempurnaan dari pada

kesenangan. Oleh karena itu, das Ueber Ich dapat pula dianggap sebagai

aspek moral kepribadian. Fungsi pokoknya menentukan apakah benar atau

salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi

dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.

Dini merupakan pribadi yang selalu taat dengan nilai-nilai tradisional

dan ajaran orang tuanya. Dini menerapkan kebiasaan dan ajaran

masyarakat Jawa yang diperoleh dari ibunya kemudian diterapkan kepada

Lintang, anak pertamanya maupun kepada dirinya sendiri. Hal tersebut

dapat dilihat pada kutipan-kutipan berikut.

Dan waktu itulah tiba-tiba aku teringat kepada kebiasaan yang

selalu dilakukan di rumah kami di Sekayu. Menurut ibuku, pergantian

dari siang ke malam merupakan saat yang rawan bagi manusia. Dia

13

selalu menyuruh anak-anak atau cucunya masuk ke dalam rumah jika

senja mulai jatuh. “Cande Ala! Ayo jangan bermain di halaman!

Masuk ke pendapa saja!” Itulah kalimat-kalimat yang mendadak

kuingat (JNH. 2005:171).

Ya, barulah aku ingat bahwa aku adalah seorang ibu, bahwa

anakku terbaring di dekat sana. Eling, Nduk, eling! Kalimat ini sering

sekali dikatakan ibuku ketika menyuruhku menyadari sesuatu agar

kemabali ke nurani yang jernih dan ketulusan hati dalam memandang

hidup ini (JNH, 2005:255-256).

b. Dinamika Kepribadian

Terkait dengan struktur kepribadian di atas, tindak lanjut dari aspek

berikutnya yaitu dinamika kepribadian. Dinamika kepribadian ini meliputi

instink yang di dalamnya terdiri atas instink hidup dan instink mati. Instink

dalam penelitian ini hanya ditemukan instink hidup.

Dalam novel JNH dijelaskan juga bahwa untuk tetap hidup Dini

menggunakan cara dengan makan. Sesaat setelah Dini selamat dari

kecelakaan lift, dia makan masakan Cina yang telah datang untuknya

dengan terlalu cepat. Dini memiliki kepribadian yang tidak sabar,

ditunjukan dari sifatnya yang terlalu menuruti nafsunya untuk menyantap

makanan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

Ya, benar. Aku terlalu menuruti nafsuku. Bila orang kelaparan,

dia cenderung ingin cepat melahap apa saja. Dan yang disediakan

untukku adalah masakan Cina dari restoran tetangga toko bertingkat

Daimaru. Lebih-lebih Hiroko tahu betul menu yang kusukai. Di

nampan bahkan disertakan satu porsi besar sawi asin yang dibumbui

dengan togarashi dan tajin beras (JNH, 2005:102).

Dengan demikian, dinamika kepribadian Dini cenderung pada instink

hidup. Hal itu dilakukan agar dia tetap hidup. Kepribadian Dini dalam

instink hidup sesuai dengan kutipan di atas yakni tak acuh atau masa

bodoh.

c. Kecemasan atau ketakutan

Kecemasan merupakan aspek selanjutnya setelah dinamika

kepribadian. Kecemasan ini terdiri atas kecemasan realitas dan kecemasan

moral.

14

1) Kecemasan Realistis

Kecemasan realistis merupakan kecemasan atau ketakutan yang

realistis, atau ketakutan akan bahaya-bahaya di dunia luar.

Dalam novel JNH Aku mempunyai kecemasan realistis, yakni

kecemasan terhadap ancaman bahaya dari luar. Dini merasa cemas

ketika terjadi gempa yang membuat orang-orang berlarian ke segala

penjuru disertai dengan jeritan-jeritan. Hal ini dapat dilihat pada

kutipan berikut.

Aku tidak bisa menahan diri mengeluarkan teriakan kaget

bersamaan dengan jeritan yang terdengar disekelilingku. Kaget

dan takut, aku bergantung pada pagar besi, meliuk dan bergerak

ke kanan lalu ke arah sebaliknya. Derak dan derit serta benturan

barang terus terdengar, dan bertambah membingungkan lagi

karena orang-orang berlarian ke segala penjuru. Benar. Aku

sangat bingung, karena tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan

(JNH, 2005:111).

2) Kecemasan Moral

Dalam novel ini dijelaskan bahwa kecemasan moral yang dialami

Dini yakni Dini merasa takut akan kemarahan Yves apabila Dini

menanyakan kejadian sebenarnya yang dilakukan Yves dan seorang

wanita Jepang di Motomachi. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan

berikut.

Sebaliknya, aku kurang mempercayai diriku akan bisa

berdialog dengan Yves mengenai siapa sebenarnya wanita Jepang

itu atau apa yang telah mereka kerjakan berdua di daerah

Motomachi. Kubayangkan, Yves akan membentakku karena aku

mencurigainya. Di samping itu, perasaan yang telah meluap-luap di

dadaku ini apakah akan bisa kukendalikan? Karena aku buka

merupakan perempuan yang tegar dalam hal semacam itu. Pasti

sebelum aku mengatakan seluruh pertanyaan kepda suamiku, air

mata akan membanjiri pipiku (JNH, 2005:248).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepribadian Dini

dalam kecemasan moral, Dini memiliki tekad yang kuat untuk mencari

kebenaran.

15

4. Implementasi Hasil Penelitian Novel Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh.

Dini dalam Pembelajaran Sastra di SMA

Hasil penelitian novel JNH karya Nh. Dini ini dapat diimplementasikan

dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1 (Ganjil) dengan standar

kompetensi memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan dan

kompetensi dasar menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam

novel. Hasil penelitian struktural dan aspek kepribadian tokoh utama dapat

diterapkan dalam pembelajaran sastra yakni dalam menganalisis unsur intrinsik

dan unsur ekstrinsik novel. Adapun unsur intrinsik novel meliputi tema,

penokohan, alur, dan latar, sedangkan unsur ekstrinsik novel meliputi aspek

kepribadian tokoh utama Aku dalam novel JNH karya Nh. Dini.

SIMPULAN

Dari analisis kajian psikologi sastra dalam novel JNH karya Nh. Dini di atas,

dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama, latar sosial budaya Nh. Dini adalah bahwa Nh. Dini dilahirkan pada

tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa Tengah. Ia mulai tertarik menulis

sejak usia sembilan tahun. Bakat menulis fiksi semakin terasah di SMP. Dini

hanya dapat mencapai pendidikannya sampai SMA jurusan sastra, kemudian

mengikuti kursus B1 jurusan sejarah tahun 1957. Nh. Dini mendirikan

perkumpulan seni Kuncup Mekar bersama kakaknya yang berisi kegiatan

karawitan dan sandiwara. Ia pernah bekerja di RRI Semarang kemudian bekerja

sebagai pramugari di GIA pada tahun 1957.

Kedua, berdasarkan analisis struktural novel JNH karya Nh. Dini dapat

disimpulkan bahwa unsur-unsur yang membangun novel menunjukkan kesatuan

yang padu. Hal tersebut terlihat dari jalanan cerita yang merupakan perpaduan

antara tema, penokohan, alur (plot), dan latar (setting). Hubungan antara satu

unsur dengan yang lain saling berkaitan dan membentuk kesatuan. Tema dalam

novel JNH adalah kemanusiaan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup.

Tema berhubungan dengan penokohan: Dini sebagai tokoh utama dan Yves,

Hiroko, Masae, Mbakyu Miskum, serta Tante Un sebagai tokoh pendamping

16

dalam cerita. Tema juga berhubungan dengan alur. Alur dalam novel ini adalah

alur maju. Di dalam novel ini diceritakan tentang pertamakalinya Aku menjalani

hidup di Jepang sebagai istri wakil konsul dan dikaruniai anak pertamanya hingga

akhirnya ia kembali ke tanah air dan bertemu dengan keluarganya.

Ketiga, kepribadian Dini dalam novel JNH yakni bependirian teguh, berpikir

positif dan imajinatif atau berkhayal, pasrah atau berserah diri terhadap situasi dan

tabah menghadapi masalah, patuh akan nasihat orang tua. acuh tak acuh atau

masa bodoh, was-was atau khawatir, tekad yang kuat untuk mencari kebenaran.

Keempat, berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hasil

penelitian novel JNH karya Nh. Dini ini dapat diimplementasikan dalam

pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1 (Ganjil) dengan standar

kompetensi memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan dan

kompetensi dasar menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel.

Indikator yang harus dicapai yaitu (a) mendeskripsikan dan menjelaskan unsur-

unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel JNH karya Nh. Dini (b) menganalisis

unsur-unsur intrinsik novel JNH karya Nh. Dini (c) menganalisis unsur-unsur

ekstrinsik novel JNH karya Nh. Dini.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2007. Jurnal: Pembelajaran Sastra Multikultural di

Sekolah: Aplikasi Novel Burung-Burung Rantau. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

0701. Biografi Nh. Dini. www.0701.blogsom.com. Diaksestanggal 15 November

2013.

Endraswara. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra: Teori, Langkah dan

Penerapannya. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.

Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia.

Nurgiyantoro. Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Pradopo, Rahmad Djoko. 2003. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik dan

Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Media.

17

Rahmanto, B. 2004. Metode Pengajaran Sastra. Kanisius: Yogyakarta.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subroto. 1992. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.