20
Aspek Hukum, Etika, dan Disiplin Kedokteran dalam Hubungan Antar Dokter Pasien

Aspek Hukum, Etika, Dan Disiplin Kedokteran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bioetik

Citation preview

Aspek Hukum, Etika, dan Disiplin Kedokteran

dalam Hubungan Antar Dokter Pasien

Identifikasi istilah

• Tidak ada

Rumusan masalah

• Seorang wanita muda datang dengan ibunya dengan keluhan pendarahan pervaginam dan sangat nyeri. Ibu pasien hanya datng umtuk mengantar lalu pulang. Setelah diperiksa, dokter menduga bahwa pasien mengalami keguguran atau melakukan aborsi. Dokter langsung mengambil tindakan untuk dilatasi dan kuretase. Kemudian meminta suster untuk menanyakan keluarganya untuk diopname sampe keadaanya membaik. Kemudian dokter Q datang menggantikan dokter P yg langsung pulang tan bicara ke pasien

Analisis Masalah

Tindakan dokter

Aspek hukum

Aspek disiplin

Aspek etika

Informed Consent

Hub Dok-Pas

Pembahasan abortus

Hipotesis

• Dokter P melakukan pelanggaran hukum, etika, dan disiplin medis kedokteran

Pembahasan

Abortus

• Definisi

• Jenis ada 2• Spontan

• Provokantus

• Indikasi medis

• Resiko kesehatan wanita yang melakukan aborsi

Hubungan dokter-pasien• Bersifat paternalistik

• Kepercayaan pasien kepada dokterpersetujuan pasien (hubungan hukum)

• Pasien terdesak untuk meminta pertolonganzaakwaarneming ( pasal 1354 KUHP)kewajiban dokter dan pasien

• 4 syarat transaksi terapeutik:• Sepakat merka yang mengikatkan dirinya

• Kecakapan untuk membuat perikatan

• Suatu hal tertentu

• Suatu sebab yang halal

Informed consent

• Definisi

• Ruang lingkup dan materi informasi• Keberhasilan, alternatif tindakan medis,dll

• Bahasa yang mudah dimengerti

• Tujuan• Perlindungan pasien dari tindakan medik

• Perlindungan tenaga kesehatan

• Bentuk informed consent• Implied constructive consent

• Implied emergency consent

• Expressed consent

• Menyelamatkan nyawaprioritas!

• Tanpa informed consenttindakan malpraktek

Aspek hukum

• Aspek etik tidak dapt dipisahkan dengan aspek hukumpelanggaran standard profesi

• Praktik kedok berpegang pada prinsip kemoralan namun dapat terjadi kelalaian seperti salah diagnosis, dllkerugian pasienmalpraktek

• Abortus provokantus terapeutik pasal 15 UU No.23 tahum 1992 tentang kesehatan2 dokter kompetensi sama + persetujuan dari ibu yang hamil, suami atau keluarga.

• Faktor kejadian aborsi• Ekonomi

• Penyakit herediter

• Psikologis

• Usia

• Penyakit ibu

• lain

• pasal 15 UU No.23 tahum 1992 tentang kesehatan• Keadaan darurat dalam upaya menyelamatkan ibu dapat dilakukan

tindakan medis tertentu

• Indikasi medis, tenaga kesehatan yang dpt melakukan tindakan medis tsbt, persetujuan pasien kecuali jika tak sadar, sarana kes tertentu

• 3 aturan aborsi di Indonesia• UU RI No.1 thn 1946 ttg KUHP

• UU RI No.7 thn 1984

• UU RI No.23 thn 1992

Aspek etika

• Peraturan yang mengatur tanggung jawab etis dari dokter ialah kode etik kedokteran indonesia dan lafal sumpah dokter

• Pelanggaran KODEKI bab II butir 7d

Aspek disiplin medis

• Bentuk pelanggaran• Melakukan praktik kedok dengan tidak kompeten

• Tidak merujuk pasien

• Mendelegasikan pasien ke tenaga medik yang bukan kompetensinya

• Menyediakan dkter pengganti yang tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai atau tidak memberitahukan penggantian tersebut

• Menjalani praktek kedokteran dalam kondisi tidak sehat

• Dalam penatalaksanaan, melakukan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesional

• Melakukan pemeriksaan maupun pengobatan berlebihan

• Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis dan memadai kepada pasien

• Melakukan tindakan medik tanpa persetujuan pasien ataupun keluarganya

• Dengan sengaja, tidak membuat atau menyimpan rekam medik

• Menjalankan praktek kedokteran dengan menerapkan pengetahuan atau teknologi yang belum diterima

• Melakukan penelitian dengan manusia sebagai subjek peneliti tanpa persetujuan etik

• Tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusian

• Menolak atau menghentikan pengobatan terhadap pasien tanpa alasan yang layak

• Membuka rahasia kedokteran

• Membuat keterangan medih yang tidak berdasakan pada hasil pemeriksaan yang diketahuinya

• Turut serta dalam tindakan penyiksaan dan eksekusi hukuman mati

• Meresepkan obat gol NAPZA yang tidak sesuai dengan peraturan UU dan etik profesi

• Melakukan pelecehan seksual dan intimidasi terhadap pasien

• Menggunakan gelar akademik yang bukan haknya

• Menerima imbalan dari hasil rujukan

• Mengiklankan diri

• Ketergantungan NAPZA

• berpraktek dengan STR atau SIP atau sertifikat kompetensi yang tidak sah

• Ketidakjujuran dalam bertransaksi dengan pasien dalam memberikan pelayanan medik

• Dikenai hukuman pidana yang telah berkekuatan tetap atas perbuatan pidana yang berkaitan dengan keluhuran profesi kedokteran atau disiplin profesi atau etika profesi

kesimpulan