Aspek Farmasi Klinik Dalam Penerbangan

Embed Size (px)

Citation preview

PENDAHULUANCanfiel dkk. (2001) melaporkan bahwa selama waktu 5 tahun terdapat 32 % dari 1.683 penerbang di AS yang diperiksa, terdeteksi menggunakan obat, obat keras sebanyak 14 % dan obat bebas sebanyak 18 %. Informasi tentang obat yang diberikan secara sepihak dari perusahaan pembuatnya menitik beratkan pada indikasi, dosis dan kelebihan lain dibanding dengan produk lainnya, namun kurang menonjolkan kontra indikasi, efek samping dan efek merugikan lainnya

Disisi lain, adanya eksiden / kecelakaan pesawat terbang yang disebabkan oleh adanya penggunaan obat yang kurang tepat dari tahun 1990-1998 sebesar 40 % (dari data FAA). Besarnya angka kecelakaan pesawat disebabkan awak pesawat menggunakan obat yang kurang tepat ini sebenarnya dapat dicegah dengan melaksanakan Asuhan kefarmasian/Kepedulian farmasi/Pharmaceutical care. Untuk itu perlu melibatkan apoteker untuk berperan dalam Pharmaceutical care(Farmasi penerbangan) pada kesehatan penerbangan.

Adapun Asuhan kefarmasian yang dapat dilaksanakan dalam kesehatan penerbangan meliputi : Catatan Penggunaan Obat AP Pemantauan penggunaan obat dalam darah dan urine Konsultasi atau wawancara dengan AP pelayanan Informasi obat Konseling dan Pendidikan pemantauan dan pelaporan efek samping obat Pengkajian penggunaan obat bagi AP Evaluasi penggunaan obat (EPO) bagi AP Pemantauan Terapi Obat (PTO) Penelitian dan uji-coba obat untuk AP

Definisi Pharmaceutical care. Pharmaceutical care is the responsible provision of drug therapy for the purpose of achieving definite outcomes that improve a patient's quality of life . Pharmaceutical care atau Farmasi klinik/Asuhan kefarmasian / kepedulian Farmasi adalah tindakan secara langsung dan bertanggung jawab dari pelayanan terapi obat dengan tujuan mencapai hasil tertentu yang meningkatkan kualitas hidup pasien.

Definisi Pharmaceutical care. Pharmaceutical care adalah sebuah praktek dimana praktisi yang berkaitan bertanggung jawab untuk kebutuhan terapi obat penderita. Hal ini merupakan suatu komponen dari farmasi praktis yang memerlukan interaksi langsung antara apoteker dengan penderita dengan maksud memformulasikan rencana pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan penderita. Hal ini pula menggambarkan perubahan prospektif untuk para apoteker yang hanya memenuhi tuntutan resep yang ditulis dokter kepada penderita.

Definisi Pharmaceutical care. Peran farmasis dalam Pharmaceutical care di awal proses terapi adalah menilai kebutuhan penderita. Di tengah proses terapi, mereka memeriksa kembali semua informasi dan memilih serta menetapkan solusi terbaik bagi Drug Related Problem (DRP) penderita. Pada akhir proses terapi, mereka menilai intervensi farmasis sehingga didapatkan hasil optimal sehingga kualitas hidup penderita meningkat serta hasil terapi memuaskan, artinya Pharmaceutical care dilaksanakan dengan Good Pharmacy Practice.

Visi, Misi Pelayanan Farmasi Klinik bagi AP VisiBebaskan AP dari penggunaan obat yang mengganggu penerbangan sehingga tercapai Zero Accident.

Misi Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran AP ttg obat yang mengganggu penerbangan Mencatat seluruh penggunaan obat dalam CPAP

Pemeriksaan obat dalam darah / urin Menjamin rasionalitas dan keamanan terapi obat (konseling dan rekomendasi)

Tujuan Pelayanan Farmasi Klinik Bagi APuntuk meyakinkan penggunaan obat yang aman dan tepat bagi AP melalui penerapan ilmu dan fungsi khusus dalam pelayanan penderita, bekerja sama dengan tim profesional kesehatan

Penerapan ilmu terkait : Farmaseutik Farmakoterapi Farmakologi Farmakokinetik Patofisiologi Interpretasi data laboratorium Terminologi medis dll dan ketrampilan berkomunikasi

Kegiatan pelayanan farmasi klinik di RS (Kepmenkes RI No.: 1197/Menkes/SK/X/2004 meliputi : Mengkaji instruksi Pengobatan/resep pasien Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alkes. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alkes Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alkes Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga Melakukan pencampuran obat suntik Melakukan penyiapan nutrisi parenteral Melakukan penanganan obat kanker Melakukan penentuan kadar obat dalam darah Melakukan pencatatan setiap kegiatan Melaporkan setiap kegiatan.

Catatan pengobatan Awak Pesawat merupakan catatan yang memuat segala informasi tentang penggunaan obat oleh Awak pesawa sebelum mendapatkan perawatan dari rumah sakit, baik obat resep maupun obat bebas. Profil pengobatan Awak Pesawat (PPAP) merupakan rekaman semua obat yang digunakan oleh penderita sejak diterima sampai dibebaskan dari rumah sakit. Tujuan utama pengadaan profil pengobatan AP : sebagai dokumentasi sejarah pengobatan dan penggunaan obat AP, menyediakan sumber data yang dapat menjadi jembatan komunikasi dan konsultasi antara apoteker dan tenaga profesional kesehatan lainnya

Catatan Pengobatan Awak Pesawat (CPAP) dan Profil Pengobatan Awak Pesawat (PPAP)

Pemeriksaan Obat dalam daran/urin Untuk mengetahui obat yang dikonsumsi oleh AP dapat juga dilakukan melalui uji kualitatif/kuantitatif obat dalam darah/urin. Uji Skreening. Uji Konfirmasi: GCMS

Konsultasi dan wawancara sejarah pengobatan Awak Pesawat untuk memperoleh informasi dan memeriksa kemungkinan adanya penyakit karena obat.

agar diketahui berbagai obat yang digunakan Awak Pesawat.menghindari duplikasi dan interaksi obat yang merugikan karena penderita sering mengunjungi beberapa dokter, mengetahui respon penderita terhadap obat terdahulu meliputi reaksi alergi dan ketidakefektifan obat,

untuk menjamin keamanan obat dan kemanfaatan obat berkaitan dengan Penerbangan.

Pelayanan Informasi Obat (PIO)Informasi obat adalah suatu pengetahuan/data terdokumentasi yang disebarkan secara ilmiah & obyektif, yang mencakup kegiatan kefarmasian dan penggunaan obat (termasuk namakimia, struktur dan sifat-sifatnya, identifikasi, indikasi terapi, mekanisme kerja, dosis yang direkomendasikan, jadual pemberian, cara pemberian dan absorpsi, metabolisme, detoksifikasi, ekskresi, efek samping, reaksi obat yang merugikan, interaksi, ketidaktercampurkan, harga obat, gejala bila keracunan, data klinik obat) dan data informasi lain yang

berguna.

Pelayanan informasi obat adalah pengumpulan, pengkajian ulang, evaluasi, pemeriksaan, penyimpanan dan informasi tentang obat dalam berbagai bentuk/metoda kepada pengguna baik secara langsung maupun tidak langsung.

PIO

Fungsi informasi obat terutama : berkaitan dengan pelayanan dan konsultasi farmasi berdasarkan terapi obat Fungsi pelayanan informasi obat : sebagai sumber informasi tentang

semua aspek berkaitan dengan obatbagi profesional kesehatan adalah mengumpulkan dan menyimpan informasi, mencari balik (retrieval) informasi yang tersimpan, evaluasi informasi dan penyebaran informasi.

Kegiatan informasi obat meliputi :

Penetapan dan pelaksanaan sistem untuk memperoleh informasi dari

pustaka obat.

Menerima permintaan informasi obat tentang jenis obat yang khusus untuk terapi obat setiap penderita.

Menawarkan informasi obat yang tidak diminta untuk terapi obat setiap penderita.

Menjaga formularium dan ataudaftar obat.

Menerima permintaan informasi obat yang luas atau bibliografi untuk program pendidikan pelayanan, pusat informasi pengawasan keracunan, proyek penelitian farmasi, untuk pertimbangan komite farmasi dan terapi, pencarian pustaka dan makalah tentang obat dan masalah obat. Menghasilkan dan menyebarluaskan kumpulan informasi obat tertulis periodik melalui buletin informasi obat untuk dokter, perawat dan apoteker. Mengevaluasi aktivitas terperinci dari perwakilan perusahaan obat yang meliputi promosi di rumah sakit.

Kegiatan Spesifik Informasi Obat dalam Kesbangan Menyusun Standar obat yang mempengaruhi Awak Pesawat pada penerbangan. Memberikan informasi awal lewat Leaflet dan etiket obat misalnya: Peringatan : Obat ini tidak boleh digunakan saat terbang Sosialisasi Obat yang mempengaruhi penerbangan.

Pemantauan Reaksi Obat yang Merugikan (ROM)

Reaksi Obat Merugikan (ROM) menurut WHO adalah setiap respon tubuh yang berbahaya dan tidak diharapkan yang terjadi pada dosis penggunaan untuk manusia untuk keperluan pencegahan, diagnostik, terapi atau untuk memodifikasi fungsi fisiologis tubuh. Reaksi obat yang merugikan didefinisikan oleh Karch sebagai setiap respon tubuh yang berbahaya dan tidak diinginkan yang terjadi pada dosis terapi untuk manusia untuk tujuan pencegahan, diagnosis, atau terapi tidak termasuk kegagalan mencapai tujuan penggunaan obat. Menurut FDA, reaksi obat yang merugikan adalah setiap reaksi merugikan yang terjadi saat penggunaan obat pada manusia yang berhubungan dengan obat atau tidak, termasuk reaksi merugikan lanjutan yang terjadi pada saat penggunaan obat oleh pelayanan profesional, dosis berlebih karena sengaja atau tidak, kesalahan obat, reaksi merugikan karena obatobat yang telah ditarik dari peredaran dan kegagalan lain karena efek farmakologi yang diharapkan.

Program ROM harus mencakup : mekanisme pemantauan, deteksi, evaluasi, intervensi, dokumentasi, pelaporan dan umpan balik pendidikan kepada penulis resep. Keuntungan dari program reaksi obat yang merugikan adalah menyediakan ukuran mutu dari pelayanan farmasi rumah sakit melalui identifikasi reaksi obat yang merugikan yang dapat dicegah dan diantisipasi untuk obat-obat dan penderita yang berisiko tinggi, penyempurnaan kegiatan manajemen dan upaya meminimalkan tuntutan ganti rugi, menilai keamanan terapi obat terutama obat baru, mengukur kejadian reaksi obat yang merugikan selama waktu tertentu, mendidik profesional kesehatan tentang efek obat serta meningkatkan kewaspadaannya terhadap ROM memberikan jaminan mutu obat.

Partisipasi dalam Program Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) Program Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) adalah suatu proses jaminan mutu yang terstruktur, dilakukan terus menerus, secara organisatoris diakui dan ditujukan untuk menjamin agar obat yang digunakan tepat, aman dan efektif. Tanggung jawab apoteker dalam melaksanakan EPO adalah mengadakan koordinasi kegiatan harian bekerjasama dengan staf medik, menyiapkan kriteria penggunaan obat bersama dengan staf medik, menginterpretasi dan melaporkan temuan evaluasi kepada komite farmasi dan terapi, staf jaminan mutu dan staf pimpinan rumah sakit dan merekomendasikan perubahan dalam kebijakan dan prosedur pengendalian penggunaan obat.

Kriteria obat yang dievaluasi yaitu 1. obat diketahui atau diduga menyebabkan reaksi obat yang merugikan 2. berinteraksi dengan obat lain, makanan atau pereaksi diagnostik yang menyebabkan adanya risiko terhadap kesehatan secara bermakna, 3. obat yang digunakan oleh penderita berisiko tinggi ROM, 4. obat sangat beracun atau menyebabkan ketidaknyamanan pada penggunaan dosis normal terapi, 5. obat yang paling banyak digunakan di rumah sakit atau obat yang sangat mahal, 6. obat yang paling efektif jika digunakan dengan cara pemberian tertentu, 7. obat yang sedang dalam penilaian untuk formularium, 8. obat yang telah dipilih oleh kebijakan rumah sakit untuk dievaluasi.

Partisipasi dalam Pemantauan Terapi Obat (PTO) Pemantauan terapi obat adalah prosedur yang menjamin penderita memperoleh terapi obat dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk memperoleh manfaat yang maksimum dan efek samping yang minimum yang memerlukan peran apoteker dalam pemahaman data penderita dan pengkajian terapi obat bagi penderita secara berkesinambungan. PTO mencakup : kesesuaian terapi regimen obat, duplikasi terapi, kesesuaian rute dan metode pemberian, interaksi obat, tingkat pemenuhan regimen obat, data klinik dan farmakokinetik yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas terapi obat dan untuk mengatasi efek samping, toksisitas atau efek yang merugikan, gejala fisik dan klinik yang sesuai dengan terapi obat penderita.

PTO

Pemantauan terapi obat (PTO) : memungkinkan apoteker melakukan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan efektivitas dan meminimalkan risiko potensial terapi obat. Penafsiran data dapat menjadi dasar

dalam memperbaharui rencana terapisetelah berkonsultasi dengan dokter.

Pemantauan terapi obat sebaiknya dilakukan pada semua penderita.

Pendidikan Obat Bagi Awak PesawatPeranan apoteker dalam program pendidikan bagi awak pesawat adalah : Menyelenggarakan pendidikan bagi AP berkaitan dengan obat yang mempengaruhi penerbangan. Mengadakan evaluasi secara berkala tentang obat yang mempengaruhi penerbangan. Berperan dalam program pendidikan untuk apoteker dan praktisi kesehatan lainnya yang terlibat dalam pendidikan obat bagi AP.

Penelitian dan Uji klinik Obat bagi Awak Pesawat Tidak semua obat yang beredar aman bagi AP untuk penerbangan. Biasanya ketidakamanan obat bagi AP untuk terbang dikaitkan dengan ESO/ROM. Lama efek samping biasanya tergantung Waktu paruh. Utk itu, perlu diadakan penelitian dan uji-coba obat yang beredar bagi AP terkait boleh tidaknya obat tsb digunakan oleh AP aktif.

Pelaksanaan Pharmaceutical Care di Kesbangan Strategi Meningkatkan puan / pemberdayaan Apt TNI AU Memperkenalkan praktek FK pd tim kesbangan. Mendorong Apt dalam giat FK d/ kesbangan Menjalin hub baik dg seluruh tim kesbangan Memulai dg kegiatan FK sederhana Menentukan tujuan FK yang jelas Menetapkan standar untuk praktek FK

Pelaksanaan Pharmaceutical Care di Kesbangan Prinsip Terapi ObatTidak hanya berorientasi pd pemberian obat, tetapi juga utk tidak memberikan obat yang tidak sesuai dg tujuan terapi, dosis, cara dan metoda pemberian kpd AP. Asuhan kefarmasian kepada AP membutuhkan suatu interaksi langsung dengan AP Untuk mencapai hasil diperlukan fungsi FK yaitu: Identifikasi aktual dan potensial masalah, menyelesaikan masalah dan mencegah terjadinya masalah berkaitan dengan obat Dinilai secara obyektif dan subyektif

Care

Hasil/Outcome

Kualitas Hidup

Tanggung jawab

AP memberikan wewenang dan kepercayaan kpd FK dan FK melak tugasnya dg penuh rasa TJ

Pelaksanaan Pharmaceutical Care di Kesbangan SDMPerlu peningkatan kualitas dan kuantitas SDM

Struktural (Ka Farmasi Klinik) Fungsional. Hambatan: Kurangnya pengetahuan teknis Kurangnya kemampuan berkomunikasi Tekanan Kelompok kerja Kurangnya motivasi dan keinginan untuk berubah Kurangnya percaya diri

Contoh Alur Kerja Pharmaceutical Care di KesbanganKonsultasi atau wawancara dengan AP

Assesment (menilai mengevaluasi) terapi obat pada AP

Rencana asuhan sampai mengembangkan tujuan terapi yang spesifik

Edukasi AP, rekomendasi dan rujukan

Follow up pada penderita

Kesimpulan Pharmaceutical care/asuhan kefarmasian pada kesehatan penerbangan dapat dipraktekkan bagi awak pesawat untuk menurunkan angka terjadinya kecelakaan pesawat akibat penggunaan obat yang tidak tepat. Sebagai langkah awal dalam praktek Farmasi klinik bagi kesehatan awak pesawat adalah dibuatnya Petunjuk Teknis obat-obat yang berpengaruh dalam penerbangan dan catatan penggunaan obat bagi awak pesawat.

SaranAdanya struktur di Lafi / RSAU / Lakespra Saryanto yang membidangi Farmasi Penerbangan agar dapat mengawal dan menerapkan asuhan kefarmasian dalam pengobatan awak pesawat dan praktek farmasi penerbangan lainnya.