21
LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Ekologi Tumbuhan dengan judul “ Pola Distribusi Sesies Tumbuhan ”, di susun oleh : Nama : Musdalipa NIM : 081 404 047 Kls/Klp : A/III Telah diperiksa oleh Dosen Mata kuliah Ekologi Tumbuhan dan dinyatakan diterima. Makassar, Mei 2011

ASOSIASI TUMBUHAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASOSIASI TUMBUHAN

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Ekologi Tumbuhan dengan judul “ Pola

Distribusi Sesies Tumbuhan ”, di susun oleh :

Nama : Musdalipa

NIM : 081 404 047

Kls/Klp : A/III

Telah diperiksa oleh Dosen Mata kuliah Ekologi Tumbuhan dan dinyatakan

diterima.

Makassar, Mei 2011

MengetahuiDosen Penanggung Jawab,

DR. Ir. Muh. Wiharto, M.SiNIP. 19660930199203100

Page 2: ASOSIASI TUMBUHAN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

17.508 pulau, tersebar dari semarang hingga ke Merauke. Sejumlah besar

(lebih dari 10.000 buah) dari pulau-pulau tersebut adalah merupakan pulau-

pulau berukuran kecil, memiliki keanekaragaman tumbuhan, hewan jasad

renik yang tinggi. Hal ini terjadi karena keadaan alam yang berbeda dari satu

pulau ke tempat lainnya dalam pulau yang sama. Sistem perpaduan antara

sumber daya hayati dan tempat hidupnya yang khas itu, menumbuhkan

berbagai ekosistem, yang masing-masing menampilkan kekhususan pula

dalam kehidupan jenis-jenis yang terdapat didalamnya.

Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk

menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan

suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi

sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-

bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai

kendala yang ada. Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang

dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang

mudah diukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari

Page 3: ASOSIASI TUMBUHAN

suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan dari suatu

tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi

baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan struktur

serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara

umum.

Melihat pentingnya fenomena di atas untuk di ketahui, maka kami pun

merasa sangat tertarik untuk membuktikan kebenaran teori atau setidaknya

membandingkan teori di atas dengan fakta sesungguhnya di lapangan dengan

melakukan suatu praktikum yang berjudul “Pola Distribusi Spesies

Tumbuhan”.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui asosiasi antara

beberapa spesies pada suatu plot di area ternaung, terbuka dan semi.

C. Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui pola distribusi

spesies tumbuhan pada suatu plot di area ternaung, terbuka dan semi.

Page 4: ASOSIASI TUMBUHAN

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Komunitas tumbuhan dapat digambarkan berdasarkan struktur vertikal,

horizontal dan struktur kuantitatifnya. Struktur kuantitatif akan dapat memberikan

beberapa informasi diantaranya adalah mengenai jenis penyusun dan kelimpahannya

yang dinyatakan dalam indeks nilai penting atau INP. Untuk komunitas tumbuhan

bawah, nilai kepentingan relatif dapat diketahii salah satunya berdasarkan berat

kering konstan atau kandungan biomassanya. Selain itu dapat pula menggunakan

presentase penutupan tajuk atau dominasinya sebagai salah satu parameter untuk

mendapatkan nilai kepentingannya (Haryanto,1995)

Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu

jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar

individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau

pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika

kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili

komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA).

Dengan menggunkan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum suatu

petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur

agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika

menggunakan metode jalur. Perubahan masyarakat tumbuh-tumbuhan (jenis dan

strukturnya) bersamaan dengan perubahan habitat/tempat tumbuh. Perubahan ini

Page 5: ASOSIASI TUMBUHAN

tidaklah terjadi sembarangan tetapi dapat diramalkan pola dan arahnya untuk suatu

lokasi dan masyarakat tumbuh-tumbuhannya. Perubahan ini berlangsung hingga

mencapai keadaan klimaks, dimana puncak dari proses suksesi tumbuh-tumbuhan

sudah mantap dan berada dalam keadaan dinamis dengan lingkungannya

(Klimaskossu, 1979).

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdari dari

beberapa jenis yang hidup bersama- sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme

kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama

individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga

merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Vegetasi, tanah dan

iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang

spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat lain karena

berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang

dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Analisis vegetasi

adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk

(struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah

bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis

vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks

nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat

diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas

tumbuhan (Marsono, 1977).

Page 6: ASOSIASI TUMBUHAN

Nilai Renting (RP) merupakan penjumlahan kerapatan relatif, dan dominasi

relatif dari suatu jenis vegetasi yang dinyatakan dalam persen. Perbedaan untuk

penjumlahan disesuaikan dengan struktur atau tingkatan tumbuhan. Perhitungan nilai

penting tumbuhan tingkat penutup permukaan, semai dan pancang didasarkan pada

penjumlahan kerapatan relatif dan frekuensi relatif. Sedangkan untuk tingkat tiang

dan pohon didasarkan pada jumlah kerapatan relatif, frekuensi relatif dan dominasi

relatif. Analisis vegetasi secara kuantitatif dapat ditinjau dari beberapa parameter

sebagai data dasar, seperti kerapatan dan kerapatan relatif, frekuensi dan frekuensi

relatif, dominasi dan dominasi relatif, indeks nilai penting (Ewusie, 1990).

Untuk mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan Metode

Berpetak (Teknik sampling kuadrat : petak tunggal atau ganda, Metode jalur, Metode

garis berpetak) dan Metode tanpa petak (Metode berpasangan acak, Titik pusat

Kuadran, Metode titik sentuh, Metode garis sentuh, Metode Bitterlich) (Kusuma,

1997).

Suatu daerah yang didominasi oleh hanya jenis-jenis tertentu saja, maka

daerah tersebut dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang rendah.

Keanekaragaman jenis terdiri dari 2 komponen : Jumlah jenis dalam komunitas yang

sering disebut kekayaan jenis dan Kesamaan jenis. Kesamaan menunjukkan

bagaimana kelimpahan spesies itu ( yaitu jumlah individu, biomass, penutup tanah,

dan sebagainya) tersebar antara banyak spesies itu ( Ludwiq and Reynolds, 1988).

Bagi ekosistem darat, tanah merupakan titik pemasukan sebagian besar bahan

ke dalam tumbuhan. Melalui akar-akarnya tumbuhan menyerap air, nitrat, fosfat,

Page 7: ASOSIASI TUMBUHAN

sulfat, kalium, tembaga, seng dan mineral esensial lainnya. Dengan semua ini,

tumbuhan mengubah karbon dioksida (dimasukkan melalui daun) menjadi protein,

karbohidrat, lemak, asam nukleat dan vitamin yang dari semuanya itu tumbuhan dan

semua heterotrof bergantung. Bersamaan dengan suhu dan air, tanah merupakan

penentu utama dalam produktivitas bumi (Kimball, 1999).

Page 8: ASOSIASI TUMBUHAN

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Sabtu, 30 April 2011

Pukul : 11.00 – 03.00 WITA

Tempat : Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Plot

2. Bahan

a. Tumbuhan terbuka

b. Tumbuhan ternaung

c. Tumbuhan semi

C. Prosedur Kerja

1. Membuat plot dengan ukuran 2 x 2 meter.

2. Menghitung kehadiran individu setiap spesies tumbuhan terbuka, semi, dan

ternaung yang terdapat dalam setiap plot.

3. Untuk tumbuhan menghitung asosiasi tumbuhan dari setiap spesies masing-

masing sebanyak 200 kali dari setiap tempat terbuka, semi, dan ternaung.

Page 9: ASOSIASI TUMBUHAN

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa pada umunya

spesies yang didapatkan pola distribusinya mengelompok, hanya ada satu yang

regular tiap-tiap tempat sedangkan yang acak tidak ada. Hal ini dapat terjadi

disebabkan karena individu yang baru tumbuh tidak akan jauh dari induknya

sehingga keberadaannya secara mengelompok. Jenis distribusi ditemukan dalam

lingkungan yang ditandai oleh sumber daya tidak merata. Clumped distribution is

the most common type of dispersion found in nature because animals need certain

resources to survive, and when these resources become rare during certain parts of

the year animals tend to “clump” together around these crucial resources. distribusi

mengelompok adalah jenis yang paling umum ditemukan di alam dispersi karena

binatang membutuhkan sumber daya tertentu untuk bertahan hidup, dan ketika

sumber daya ini menjadi langka pada bagian-bagian tertentu dari binatang tahun

cenderung "rumpun" bersama di sekitar sumber daya penting.

B. Saran

1. Sebaiknya praktikum menggunakan perlengkapan praktikum sebelum

melaksanakan praktikum ekologi tumbuhan.

2. Kepada pembaca yang ingin melakukan praktikum yang relevan, hendaknya

menggunakan banyak metode dalam praktikum serta menambah literature

yang digunakan dalam pembuatan laporan praktikum.

Page 10: ASOSIASI TUMBUHAN

DAFTAR PUSTAKA

Ewusie, J.Y.1990. Pengantar Ekologi Tropika. ITB. Bandung

Haryanto. 1995. Pelatihan Teknik Pengukuran dan Monitoring Biodiversity Di Hutan

Tropika Indonesi. Bogor. IPB.

Kilmaskossu, 1979. Hutan dan Kehutanan. Kanisius. Jakarta .

Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jilid Tiga. Erlangga. Jakarta.

Kusuma, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang : JICA

Ludwiq and Reynolds, 1988. Pengantar Ekologi Tumbuhan (terjemahan). Bandung.

ITB.

Marsono, 1977. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Tiga. Terjemahan Tjahjono Samingan.

Gadja Mada University press. Yogyakarta.

Page 11: ASOSIASI TUMBUHAN

B. Pembahasan

1. Tempat Terbuka

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dan data yang

diperoleh dalam kegiatan praktikum kali ini mengenai asosiasi tumbuhan

dimana data diambil dari tiga tempat yaitu tempat terbuka, antara terbuka dan

ternaung, dan tempat ternaung dimana setiap tempat dilakukan 200 kali

pengambilan data, setiap satu kali pengambilan data di tentukan hadir dan

tidak hadirnya suatu spesies tumbuhan dalam setiap plot. Berdasarkan hasil

data yang telah diolah dimana dimana hasil akhirnya adalah dapat dilihat

bahwa dari 200 plot yang diamati itu memiliki banyak perbedaan mengenai

asosiasi tumbuhannya baik jenis maupun jumlanya. Pada tempat terbuka

memiliki lebih banyak jenis tumbuhan yang hadir setelah di lakukan

perhitungan hadir dan tidak hadirnya spesies di setiap plot.

2.Terbuka dan Ternaung

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dan data yang

diperoleh pada praktikum kali ini mengenai asosiasi tumbuhan dimana data

diambil dari tiga tempat yaitu tempat terbuka, antara terbuka dan ternaung,

dan tempat ternaung dimana setiap tempat dilakukan 200 pengambilan data,

dari setiap plot Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan asosiasi

tumbuhan terbuka dan ternaung banyak sekali spesies yang muncul. Dari 200

Page 12: ASOSIASI TUMBUHAN

plot pengambilan data yaitu hampir semua jenis spesies hadir dan tidak hadir

dalam setiap plot.

3.Tempat Teernaung

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dan data yang diperoleh

pada praktikum kali ini mengenai asosiasi tumbuhan dimana data diambil dari

tiga tempat yaitu tempat terbuka, antara terbuka dan ternaung, dan tempat

ternaung dimana setiap tempat dilakukan 200 pengambilan data, dari setiap

plot Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan asosiasi tumbuhan

ternaung banyak sekali spesies yang muncul. Dari 200 plot pengambilan data

yaitu hampir semua jenis spesies hadir dan tidak hadir dalam setiap plot.

Menurut Geo_MJRaymond (2009), Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu

tempat ada yang tumbuh secara alami dan juga ada yang sengaja dibudidayakan

oleh manusia. Flora atau dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti berbeda-

beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut:

1. Iklim

Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan

angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia.

Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses

pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi

tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh

pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk

proses penyerbukan. iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah

menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.

Page 13: ASOSIASI TUMBUHAN

2. Jenis tanah

Perbedaaan jenis tanah, seperti pasir, aluvial, dan kapur serta jumlah zat

mineral yang terkandung dalam humus mempengaruhi jenis tanaman yang

tumbuh. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap

air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di

dalam tanah. Di daerah tropis akan hidup berbagai jenis tumbuhan,

sedangkan di daerah gurun atau bersalju hanya akan hidup tumbuhan

tertentu. Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi

dengan kondisi iklim dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan jenis

tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang

dapat hidup di suatu wilayah.

3. Relief atau tinggi rendah permukaan bumi

Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief , seperti pegunungan,

dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah

permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara

mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan . Hutan yang terdapat di daerah

pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Faktor ketinggian

permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut .

Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut.

Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah

tersebut lebih panas. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar

pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu

udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada

daerah yang suhunya panas dan kering.

4. Biotik (pengaruh makhluk hidup).

Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan

flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian

maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna. Dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia berusaha mengolah dan

Page 14: ASOSIASI TUMBUHAN

memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya semaksimal mungkin,

walaupun terkadang dapat merusak kelestarian alam. Misalnya, dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam waktu yang relatif singkat

manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan

areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap

kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode

jangka waktu yang lama.

Adanya faktor-faktor tesebut, mempengaruhi keanekaragaman jenis

tumbuh-tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu

udara dan curah hujan. Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki hutan

yang lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di Pulau Sumatera

dan Kalimantan. Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak

memiliki hutan yang lebat seperti di Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di

tumbuhi semak belukar dengan padang rumput yang luas.

 Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat.