40
LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) A. DEFENISI Merupakan penyakit yang terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama (Arif Mansjour dkk, Kapita Selekta Kedokteran, 2001) B. ETIOLOGI Penyebab penyakit DBD ini adalah “Virus Dengue” termasuk group B Arthropodborn Virus (Arbovirusses) dan sekarang dikenal sebagai genus flavinus, family flaviridiae dan mempunyai 4 serotype, yaitu: DEN I, DEN II, DEN III, dan DEN IV. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype yang lain (Demam Berdarah Dengue, FK UI, Hal 80). C. CARA PENULARAN Terdapat 3 faktor yang berperan pada penularan infeksi dengue, yaitu: manusia, virus, dan faktor perantara.

Askep(Lp) Dbd New

Embed Size (px)

DESCRIPTION

good

Citation preview

Page 1: Askep(Lp) Dbd New

LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

A. DEFENISI

Merupakan penyakit yang terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa

dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk

setelah 2 hari pertama (Arif Mansjour dkk, Kapita Selekta Kedokteran, 2001)

B. ETIOLOGI

Penyebab penyakit DBD ini adalah “Virus Dengue” termasuk group B

Arthropodborn Virus (Arbovirusses) dan sekarang dikenal sebagai genus

flavinus, family flaviridiae dan mempunyai 4 serotype, yaitu: DEN I, DEN II,

DEN III, dan DEN IV. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan

antibody seumur hidup terhadap serotype yang bersangkutan tetapi tidak ada

perlindungan terhadap serotype yang lain (Demam Berdarah Dengue, FK UI, Hal

80).

C. CARA PENULARAN

Terdapat 3 faktor yang berperan pada penularan infeksi dengue, yaitu: manusia,

virus, dan faktor perantara. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk

aedes aegypti. Nyamuk Aedes Albopictus, Aedes Polinesiensis dan beberapa

spesies yang lain dapat pula menularkan virus dengue tetapi kurang berperan.

Nyamuk aedes tersebut dapat menularkan virus dengue kepada manusia, baik

secara langsung yaitu setelah menggigit orang yang sedang mengalami viremia,

maupun secara tidak langsung yaitu setelah melalui masa inkubasi didalam

tubuhnya selama 8-10 hari (Ekstrinsic Incubation Period). Pada manusia

diperlukan waktu 4-6 hari (Instrinsic Incubation Period) sebelum menjadi sakit

setelah virus masuk kedalam tubuh

Page 2: Askep(Lp) Dbd New

Pada nyamuk, sekali virus dapat masuk dan berkembang biak didalam tubuhnya,

maka nyamuk tersebut dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif).

Sedangkan pada manusia, penularan dapat terjadi pada saat tubuh dalam

keadaaan viremia yaitu antara 3-5 hari. (Demam Berdarah Dengue, FK UI, hal

80-81)

D. PATOGENESIS

Virus ini merupakan mikroorganisme yang hanya dapat hidup dalam sel hidup

maka dalam kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia

sebagai pejamu (Host) terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut

sangat tergantung pada daya tahan tubuh pejam, persaingan akan sembuh

sempurna dan timbul antibody atau perjalanan penyakit menjadi berat dan bahkan

dapat menyebabkan kematian

E. PATOFISIOLOGI

Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor ke tubuh

manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Setelah manusia terkontaminasi oleh

virus tersebut maka akan terjadi infeksi yang pertama kali yang dapat

memberikan gejala sebagai DBD. DBD dapat tejadi bila seorang yang telah

terinfeksi pertama kali dapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan

bereplikasi dinodus limpatikus regional dan menyebar kejaringan lain, terutama

ke sistem retikuloendotelial dan kulit secara brobkogen maupun hematogen.

Tubuh akan membentuk kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah sehingga

akan mengaktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya

anafilaktoksin C3a dan Csa sehingga permeablitas dinding pembuluh darah

meningkat dan akan terjadi juga agregasi trombosit yang melepaskan ADP,

trombosit melepaskan vasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler

dan melepaskan trombosit. Faktor-faktor yang merangsang koagulasi

Page 3: Askep(Lp) Dbd New

intravaskuler. Terjadinya aktivasi faktor homogen (faktor VII) akan

menyebabkan pembekuan intravaskuler yang meluas dan meningkatkan

permeabilitas dinding pembuluh darah.

Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah

viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual,

pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam dan bintik-bintik merah pada kulit (petechie)

dan hal-hal yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening,

pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa. Peningkatan

Permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan kurangnya volume plasma, terjadi

hipotensi, hemokensentrasi (peningkatan hematokrit 20%) menunjukkan adanya

kebocoran (perembesan) plasma sehingga hematokrin menjadi lebih penting

untuk menjadi ukuran patokan pemberian cairan intravena. Setelah pemberian

cairan intravena peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma

telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan

jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya

jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami

kekurangan cairan yang akan mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa

mengakibatkan renjatan.

Jika renjatan dan hipovolemia berlangsung lama, maka akan timbul anoksia

jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan

baik.

Gangguan hemostasis pada penderita DHF, menyangkut 3 faktor yaitu:

1. Perubahan vaskuler

2. Trombositopenia

3. Gangguan koagulasi

F. MANIFESTASI KLINIS

Masa inkubasi dari dengue antara 3-15 hari namun rata-rata 5-7 hari.

Page 4: Askep(Lp) Dbd New

Tanda dini infeksi dengue, adalah:

1. Demam tinggi

2. Facial flushing

3. Tidak ada tanda-tanda ISPA

4. Tidak tampak fokal infeksi

5. Uji tourniket positif

6. Trombositopenia

7. Hematokrit meningkat

Indikator fase syok:

1. Hari sakit ke 4-5

2. Suhu turun

3. Nadi cepat tanpa demam

4. Tekanan darah turun/hipotensi

5. Leukopenia (< 5000/mm3)

WHO memberikan pedoman untuk membantu menegakkan diagnosis demam

berdarah secara dini disamping menentukan derajat beratnya penyakit

Klinis :

Demam mendadak tinggi

Perdarahan (termasuk uji rumpelleede +) seperti: petechie, epistaksis,

hematemesis dan melena

Hepatomegali

Syok: nadi kecil dan cepat dengan tekanan darah turun atau hipotensi disertai

gelisah dan akral dingin

Page 5: Askep(Lp) Dbd New

Klasifikasi Demam Berdarah Dengue:

Derajat I (Ringan): terdapat demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala

klinis lain dengan manifestasi perdarahan ringan: uji Touniket +

Derajat II : ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi

perdarahan lain.

Derajat III : ditemukan tanda-tanda dini renjatan

Derajat IV : termasuk DSS dengan nadi dan tekanan darah yang tidak

terukur.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemakonsentrasi

Laboratorium:

Trombositopenia (< 100.000/mm3)

Hemokonsentrasi (kadar Ht > 20% dari normal)

2. Air Seni, mungkin ditemukan albuminnya ringan

3. Uji Serologi memakai serum ganda yaitu:serum diambil pada masa akut dan

konvalesen yaitu uji peningkatan komplemen (PK), uji netralisasi (MT), dan

uji dengue Blok. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi (antidengue) minimal

4x

4. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah Klien dan jaringan

H. Penatalaksanaan / Terapi

Pada dasarnya penatalaksanaan DBD bersifat supportif yaitu mengatasi

kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan

sebagai akibat perdarahan. Untuk merawat Klien DBD dengan baik, diperlukan

dokter dan perawat yang terampil, sarana laboratorium yang memadai, serta bank

darah yang senantiasa siap jika diperlukan. (Demam Berdarah Dengue, FK, UI.

Hal. 104).

Page 6: Askep(Lp) Dbd New

Menurut WHO:

DBD derajat I

o Minm banyak (1,5-2 liter perhari)

o Kompres hangat

o Jika klien muntah-muntah infus RL / Asering.

DBD derajat II

o Minum banyak (1,5-2 liter perhari)

o Infus RL / Asering

DBD derajat III

o Infus RL /Asering 20 ml atau 20 cc/kg/BB/jam

DBD derajat IV

o Infus RL / Asering tetapi diguyur atau dicor terlebih dahulu sampai nadi

teraba dan tekanan darah sudah mulai terukur

o Bila ada panas atau demam berikan kompres hangat dan paracetamol

o Bila ada perdarahan, tes Hb, jika Hb < 10 berikan PRC(Pack Red

Cell/Eritrosit) sampai Hb lebih dari 10.

o Bila terdapat infeksi sekunder atau renjatan yang berulang-ulang berikan

antibiotik

o Bila terjadi kesadaran menurun dengan kejang-kejang berikan

dexamethasone

I. Proses Keperawatan

1. Pengkajian

Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda-tanda perdarahan, mual muntah,

anoreksia, nyeri uluhati dan nyeri sendi

Tanda-tanda renjatan: nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan

lembab, trauma pada ekstermitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran.

Page 7: Askep(Lp) Dbd New

2. Diagnosa Keperawatan

a. Hypertermi b/d viremia

b. Nyeri b/d proses patologis penyakit

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

b/d mual, muntah dan anoreksia

d. Gangguan aktivitas sehari-hari b/d kondisi tubuh yang lemah

e. Gangguan pola tidur b/d sakit kepala dan pegal-pegal seluruh tubuh

f. Gangguan mobilisasi b/d nyeri

g. Risiko terjadinya perdarahan intra abdominal b/d trombositopenia

h. Risiko terjadnya syok hipovolemik b/d kehilangan cairan tubuh

i. Gangguan pola eliminasi b/d konstipasi

j. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatan DBD b/d kurangnya

informasi

k. Ansietas b/d kondisi Klien yang memburuk dan perdarahan yang dialami

Klien

l. Gangguan proses keluarga b/d anggota keluarga yang dirawat dirumah

sakit

m. Risiko infeksi b/dtindakan invasif

n. Kurang volume cairan tubuh peningkatan permeabilitas dinding plasma

o. Risiko terjadi plebitis b/d pemasangan infus

p. Risiko terjadinya kelebihan cairan b/d pemberian cairan intravena

Page 8: Askep(Lp) Dbd New

3. Intervensi

NO. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Perawat akan

menangani dan

meminimalkan

terjadinya syk

hipovolemik

1. Pantau status cairan dan

evaluasi

- Pemasukan (mulut dan

intravena)

- Pengeluaran dan kehilangan

lain, seperti: urine dan

muntah

2. Pantau tanda-tanda dan gejala

syok, seperti:

- Peningkatan frekuensi nadi

disertai dengan tekanan darah

yang normal atau sedikit

menurun

- Pengeluaran urine <30 cc/jam

- Kelelahan, agitasi atau

penurunan kesadaran

- Penurunan frekuensi

pernapasan dan kehausan

- Penurunan nadi perifer

- Kulit dingin, pucat, lembab

atau sianosis

- Penurunan Hb dan Ht

3. Jika syok terjadi, tempatkan

Klien dengan posisi terlentang

dengan kaki tinggikan

4. Pasang infus dan gunakan

jarum yang besar jika

Deteksi kekurangan cairan dini

akan dapat melakukan intervensi

yang segera untuk mencegah syok

Respon komplikasi pada

penurunan sirkulasi bertujuan

meningkatkan pengiriman oksigen

dengan cara peningkatan

frekuensi jantung, pernapasan dan

penurunan sirkulasi didaerah

perifer (yang ditandai dengan nadi

perifer tidak teraba dan kulit

dingin) Nilai Hb dan Ht menurun

jika terjadi perdarahan yang

bermakna

Meningkatkan pengembalian

darah ke jantung (reload)

Misalnya dengan pengobatan

vasopressor, meningkatkan

Page 9: Askep(Lp) Dbd New

pemberian darah sudah

diantisipasi, lakukan

penanganan sesuai dengan

prosedur

5. Kolaborasi dengan dokter

untuk penggantian cairan yang

hilang dengan jumlah yang

cukup

6. Batasi penjelasan dan aktivitas

klien

7. Berikan penjelasan yang

singkat dan dukungan

psikologis dalam menurunkan

ansietas

tahanan perifer dan meningkatkan

tekanan darah

Mengganti kehilangan cairan

akibat evaporasi

Membantu menurunkan

kebutuhan O2 jaringan

Ansietas yang tinggi

meningkatkan kebutuhan

metabolisme akan O2

2. Mendemonstrasikan

suhu dalam batas

normal, bebas dari

kedinginan

1. Pantau suhu tubuh Klien

2. Berikan kompres hangat,

hindari penggunaan alkohol

3. Berikan anti piretik

Suhu tubuh 38,9 C – 44,1 C

menunjukkan prosespenyakit

infeksius

Dapat membantu mengurangi

demam, penggunaan alkohol

mungkin menyebabkan

kedinginan, peningkatan suhu

secara actual. Selain itu alkohol

dapat mengeringkan kulit

Digunakan untuk mengurangi

demam dengan aksi sentral pada

hipothalamus, meskipun demam

mungkin dapat berguna dalam

Page 10: Askep(Lp) Dbd New

4. Anjurkan Klien minum

banyak

membatasi pertumbuhan

organisme dan meningkatkan

autodestruksi dari sel-sel yang

terinfeksi

Mengganti kehilangan cairan

akibat evaporasi

Dikutip dari: 1. Carpenito, Diagnosa Keperawatan. EGC

2. Dongoes, Rencana Asuhan Keperawatan. EGC

Page 11: Askep(Lp) Dbd New

PENYIMPANGAN KDM

Bakteri Jamur Virus

Inhibisi pusat lapar

Klien tidak merasakan lapar

Invasi kedalam tubuh

Sekresi asam lambungAktivasi sel mononuklear

Reaksi fagositosis

Pengeluaran Endogen Pyrogen

Pelepasan As. Arakidonat di Hipothalamus

Menjadi prostaglandin

Menstimulasi set point

Suhu tubuh meningkat

Hiperthermi (Febris)Terjadi terus menerus

Suhu tubuh meningkat

Perubahan status kesehatan

Kurang pengetahuan

Timbul persepsi salah pada penyakitnya

Stressor meningkat

Status psikologik menurun

Koping yang tidak adekuat

Cemas

Masuk sal. pencernaan

Pengeluaran endotoksin

Stimulasi saraf vagus

Mual

Muntah

Intake yang inadekuat

Ggn. Nutrisi kurang dari kebutuhan

Agreegasi pada organ tubuh

Page 12: Askep(Lp) Dbd New

DAFTAR PUSTAKA

1. Christanti Effendy, 1995. Perawatan Pasien DHF. Penerbit buku Kedokteran

EGC, Jakarta

2. Doenges Marylinn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3, penerbit

buku Kedokteran EGC, Jakarta.

3. H.M. Sjaeffollah Noer, dkk., 1996. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi ketiga,

balai penerbit FKUI, Jakarta.

4. Sri Reseki H. Hadinegoro, dkk., 1999. Demam Berdarah Dengue Naskah

Lengkap. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 13: Askep(Lp) Dbd New

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. M

DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI “DBD/DHF”

DIRUANG TRIAGE RSUP SANGLAH DENPASAR

Tgl. 09 – 11 Mei 2006

I. Pengkajian

Biodata

A. Identitas Klien

1. Nama : Tn M

2. Umur : 24 tahun

3. JK : Laki-laki

4. Alamat : Jl. Gunung Maliawan

5. Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : Wiraswasta

7. Status : belum menikah

8. Tgl. Masuk : 09 Mei 2006

9. Tgl. Pengkajian : 09 Mei 2006

10. Diagnosa Medik : DHF

B. Identitas Penanggung Jawab

1. Nama : Ny. A

2. Umur : 40 tahun

3. Jenis Kelamin : perempuan

4. Hubungan dgn Klien : Ibu klien

II. Keluhan Utama

Klien mengatakan badannya panas

Page 14: Askep(Lp) Dbd New

III. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kluhan Utama

Klien demam selama 3 hari sebelum MRS (tgl 06 Mei 2006). Demam disertai

dengan sakit kepala, mual dan muntah. Kemudian demamnya turun setelah

berobat ke bidan. Demam timbul kembali 1 hari yang lalu (tgl 08 Mei 2006),

dimana demamnya tidak terus menerus (naik-turun). Karna keluarga klien

sudah tidak dapat menangani maka klien dibawa ke RSUP Sanglah Denpasar

untuk berobat. Nyeri tenggorokan (-), batuk pilek (-), perdarahan langsung (-),

RL (+), mual dan muntah 3x selama klien masuk RS. Hal yang memperberat

keluhan jika klien banyak beraktifitas dan hal yang memperingan jika klien

beristrahat dan minum obat.

b. Riwayat Keluhan Masa Lalu

Klien mengatakan pernah menderita influenza, klien mengatakan tidak pernah

menderita penyakit yang sama sebelumnya. Tidak ada riwayat alergi pada

obat-obatan, klien tidak pernah masuk RS sebelumnya, dan klien tidak pernah

dioperasi.

IV. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Klien lemah, ekspresi wajah tegang

b. TTV

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 100 x/m

Pernapasan : 28 x/m

Suhu : 38 C

c. Sistem Pernapasan

Hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada

sekret, tidak menggunakan alat bantu pernapasan, dan tidak ada bunyi nafas

tambahan

Page 15: Askep(Lp) Dbd New

d. Sistem Kardiovaskuler

Konjunctiva tidak anemis, bibir kering dan pecah-pecah, denyut nadi kuat,

tidak ada perdarahan

e. Sistem Pencernaan

Sklera tidak ikterus, bibir kering, tidak ada stomatitis, kemampuan menelan

baik, mual dan muntah 3x selama klien masuk RS.

f. Sistem Indera

Mata : bola mata simetris kiri dan kanan, grakan bola mata kesegala arah,

dan ketajaman penglihatan baik

Hidung : simetris kiri dan kanan, tidak polip dan epistaksis, fungsi penciuman

baik

Telinga : daun telinga simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak

massa dan nyeri

g. Sistem saraf

Fungsi serebral : orientasi baik, klien mampu mengenal waktu, tempat, dan

orang. Mampu mengingat kejadian yang lalu dan mampu berbahasa dengan

kata-kata yang jelas dengan kesadaran komposmentis

Fungsi Cranial :

Nervus I (olfaktorius) : fungsi penciuman baik, mampu membedakan bau

Nervus II (optikus) : fungsi penglihatan baik, mampu melihat objek

Nervus III, IV, VI (okulomotorius, trakhealis, abdusen) : klien dapat

menggerakkan bola matanya kekiri dan kekanan refleks pupil + (isokor)

Nervus V (Trigeminus): Klien dapat merasakan dan membedakan sensasi

panas dan dingin

Nervus VII ( Facialis) : klien dapat merasakan sensasi pada wajah

Nervus VIII (Acustikus) : fungsi pendengaran baik yaitu mampu mendengar

dan menoleh jika dipanggil matanya

Nervus IX (Galssofaringeus) : fungsi pengecapan baik yaitu dapat

membedakan rasa manis, pahit, asam dan asin

Page 16: Askep(Lp) Dbd New

Nervus X (Vagus) : kemampuan menelan baik

Nervus XI (Acesorius) : mampu menoleh dan menahan tahanan

Nervus XII (Hipoglosus) : Klien dapat menjulurkan lidahnya

h. Sistem Muskuloskeletal

Bentuk kepala mesocephal, klien dapat menggerakkan kepala kekiri dan

kanan, tidak ada pembengkakan pada kaki dan lutut tidak kaku

i. Sistem Integumen

Tubuh klien teraba demam, bibir klien kering dan pecah-pecah, rambut hitam,

tidak mudah rontok, kulit warna sawo matang dan kulit kepala bersih

j. Sistem endokrin

Tidak adanya pembesaran kelenjar tyroid.

k. Sistem Perkemihan

Klien tidak mengalami poliuri, nokturia dan disuri, tidak terpasang kateter.

l. Sistem Imunitas

Klien tidak allergi dengan makanan dan obat-obatan

m. Status Neurologi

1. Tingkat kesadaran “Composmentis” (GCS : 15)

E4 : membuka mata

M6 : mengikuti perintah

V5 : orientasi baik

2. Koordinasi klien baik, tidak terjadi gangguan keseimbangan

3. Memory klien baik, klien mampu mengingat kejadian-kejadian masa

lampau

4. Orientasi baik, klien dapat membedakan orang, tempat dan waktu

5. Tidak terjadi gangguan sensasi, klien dapat membedakan suhu panas dan

dingin

Page 17: Askep(Lp) Dbd New

V. Pemeriksaan Diagnostik

Tanggal 09 Mei 2006 Hasil Laboratorium:

Normal

WBC : 6.2 103 /ul 4,5 – 11,0

RBC : 4,85 m/ul 4,60 – 6,20

HGB : 12,0 13,5 – 18,0

HCT : 49,1 % 4,00 – 54,0

RDW : 15,2 % 11,5 – 14,3

PLT : 138 k/ul 150 – 450 103/ul

Pemeriksaan Rontgen : Tgl 09 Mei 2006

Kesan : Tidak tampak adanya efusi pleura

Uji tourniket (+) Tgl 09 Mei 2006

Terdapat Petechie > 20 disekitar lengan kanan yang diuji

VI. Pengobatan dan Perawatan

a. Pengobatan

IVFD RL 28 tts/i

Paracetamol 3x1 tabl.

Cefotaxim 3x1 tabl.

b. Perawatan

Memberikan kompres hangat

Menganjurkan Klien banyak minum

Observasi TTV

Membantu Klien minum obat paracetamol dan cefotaxim masing-masing

1 tabl.

Yang Membuat

Ketua Tim,

Agnes Elvi H

Page 18: Askep(Lp) Dbd New

VI. Data Fokus

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

- Klien mengatakan badannya panas

- Klien mengatakan mual disertai

muntah sebanyak 3 x selama klien

masuk RS

- Klien mengatakan sering haus

- Klien mengatakan bibirnya terasa

kering

- Klien mengatakan tidak mengerti akan

penyakitnya

- Tubuh klien teraba demam

- Uji RL (+)

- Terdapat Petechie pada lengan kanan

- Klien nampak lemah

- Ekspresi wajah tegang

- Bibir klien kering dan pecah-pecah

- Klien mual dan muntah

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 100 x/m

Pernapasan : 28 x/m

Suhu : 38 C

- Pemeriksaan Laboratorium:

HGB : 12,0

HCT : 49,1 %

PLT : 138 k/ul

Page 19: Askep(Lp) Dbd New

VII. Analisa Data

Nama : Tn. M

Umur : 24 tahun

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS:

- Klien mengatakan badannya panas

- Klien mengatakan bibirnya terasa

kering

- Klien mengatakan sering haus

DO :

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 100 x/m

Pernapasan : 28 x/m

Suhu : 38 C

- Tubuh klien teraba demam

- RL (+)

- Bibir klien kering dan pecah-pecah

- Pemeriksaan Laboratorium:

HGB : 12,0

HCT : 49,1 %

PLT : 138 k/ul

Invasi Virus Dengue melalui

gigitan nyamuk Aedes

Aegypti

Merangsang sel-sel monosit,

eusinofil, neutrofil, dan

makrofag untuk mengeluarkan

zat-zat pirogen-endogen

Impuls disampaikan ke

hipothalamus bagian

thermoregulator

Metabolisme tubuh meningkat

Hypertermi

Peningkatan Suhu Tubuh

Page 20: Askep(Lp) Dbd New

2. DS:

-

DO:

- Tubuh klien teraba demam

- Klien nampak lemah

- Klien mual dan muntah

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 100 x/m

Pernapasan : 28 x/m

Suhu : 38 C

Kebocoran plasma

Permeabilitas kapiler

meningkat

Timbul panas sebagai

kompensasi tubuh akan terjadi

evaporasi; penguapan air

Risiko terjadi kekurangan

volume cairan

Risiko terjadinya

kekurangan volume cairan

3. DS:

- Klien mengatakan tidak mengerti

akan penyakitnya

DO:

- Ekspresi wajah tegang

- Tanda-tanda vital:

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 100 x/m

Pernapasan : 28 x/m

Suhu : 38 C

Perubahan status kesehatan

Kurangnya pengetahuan dan

informasi tentang penyakitnya

Stressor bagi klien

Cemas

Kecemasan

Page 21: Askep(Lp) Dbd New

VIII. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tgl. Ditemukan Tgl Teratasi

1. Peningkatan suhu tubuh b/d viremia

DS:

- Klien mengatakan badannya

panas

- Klien mengatakan bibirnya terasa

kering

- Klien mengatakan sering haus

DO :

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/80

mmHg

Nadi : 100 x/m

Pernapasan : 28 x/m

Suhu : 38 C

- Tubuh klien teraba demam

- RL (+)

- Bibir klien kering dan pecah-

pecah

- Pemeriksaan Laboratorium:

HGB : 12,0

HCT : 49,1 %

PLT : 138 k/ul

09 Mei 2006

Page 22: Askep(Lp) Dbd New

2. Risiko terjadinya kekurangan

volume cairan b/d peningkatan

permeabilitas dinding plasma

DS:

-

DO:

- Tubuh klien teraba demam

- Klien nampak lemah

- Klien mual dan muntah

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah :120/80

mmHg

Nadi : 100 x/m

Pernapasan : 28 x/m

Suhu : 38 C

09 Mei 2006

3. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh b/d intake nutrisi yang tidak

adekuat

DS:

- Klien mengatakan tidak mengerti

akan penyakitnya

DO:

- Ekspresi wajah tegang

- Tanda-tanda vital:

Tekanan darah : 120/80

mmHg

Nadi : 100 x/m

Pernapasan : 28 x/m

09 Mei 2006

Page 23: Askep(Lp) Dbd New

Suhu : 38 C

IX. Rencana Tindakan

NDX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1.

2.

Klien akan

menunjukkan

demamnya teratasi,

dengan kriteria:

Suhu tubuh normal

(36-37 C)

TD dalam batas

normal (110/90–

130/90 mmhg)

Ht normal (40-54 %)

Trombosit normal

(100.000-400.000/m

m3

Gangguan

keseimbangan cairan

dan elekrolit teratasi

dengan kriteria :

Klien tidak mual

muntah

Mulut dan bibir

lembab

Turgor kulit baik

1. Observasi TTV

2. Berikan kompres hangat

3. Anjurkan klien untuk

banyak minum

4. Anjurkan klien banyak

istirahat

5. Kolaborasi pemberian

obat antipiretik dan

antibiotik

1. Observasi TTV

2. Anjurkan klien untuk

banyak minum

1. Untuk mengetahui perkebangan

kesehatan

2. akan terjadi vasodilatasi yang

dapat menurunkan suhu tubuh

3. Menghindari terjadinya

dehidrasi akibat metabolisme

tubuh meningkat

4. Memantau menurunkan demam

5. Membantu menurunkan demam

dan infeksi

1. Untuk mengetahui

perkembangan kesehatan dan

menentukan intervensi

selanjutnya

2. Mencegah dehidrasi

Page 24: Askep(Lp) Dbd New

3.

Kebutuhan nutrisi

terpenuhi dengan

kriteria :

Klien tidak mual

muntah

Porsi makan

dihabiskan

Klien tidak lemah

Nafsu makan

meningkat

3. Observasi intake dan

out put

4. Kolaborasi pemberian

cairan infus

5. Kolaborasi pemeriksaan

laboratorium.

1. Anjurkan klien untuk

makan sedikit tapi

sering

2. Hindari makanan yang

merangsang mual

muntah

3. Sajikan makanan dalam

keadaan hangat dan

bervariasi

3. untuk mengetahui pemasukan

dan pengeluaran cairan lebih

dini sehingga dapat dilakukan

intervensi segera untuk

mencegah syok

4. Untuk memenuhi kebutuhan

cairan sehingga terjadi

dehidrasi

5. Mengetahui perkembangan

kesehatan klien

1. membantu memenuhi

kebutuhan nutrisi

2. agar tidak merangsang

peningkatan asam lambung

yang dapat menyebabkan mual

muntah

3. Merangsang nafsu makan klien

Page 25: Askep(Lp) Dbd New

4. Kontrol makanan pasien

sesuai diet

5. kolaborasi pemberian

obat antiemetik

4. Mengawasi pemenuhan klien

5. mencegah mual muntah

Yang membuat,

Ketua Tim

Agnes Elvi H

Page 26: Askep(Lp) Dbd New

X. Catatan Tindakan

No. Jam Tindakan Keperawatan Dan Hasil Paraf

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

07.30

07.35

07.40

07.45

08.00

08.05

08.10

10.00

10.20

13.00

- Mengobservasi tanda vital dengan hasil :

TD : 110/80 mmHg

N : 100 x/mnt

S : 38,5 o C

P : 25x/mnt

- Melakukan kompres hangat

- Menganjurkan pasien untuk banyak minum dengan hasil klien mau

mium sedikit

- Menganjurkan klien untuk banyak istirahat

- Memberikan obat paracetamol 500 mg dan amoxcillin 500mg

- Mengobservasi tanda vital dengan hasil :

TD : 110/80 mmHg

N : 100 x/mnt

S : 38,5 o C

P : 25x/mnt

- Menganjurkan klien untuk banyak minum; klien minum sebanyak 100

ml

- Menginfus RL 30 tts/mnt

- Mengobservasi suhu tubuh 37,50 C

- Pengambilan darah untuk pemeriksaan lab. (pem. Darah lengkap)

- Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering dan menjelaskan

pentingnya kebutuhan makan

- Menganjurkan klien untuk menghindari makanan yang merangsang

mual seperti makanan yang kecut atau asam

- Memberikan obat antiemetik 1 tablet (B6)

Page 27: Askep(Lp) Dbd New

XI. Catatan Perkembangan

HARI/TGL NO. DX JAM EVALUASI/SOAP

Selasa,

09/05/06

1.

2

3.

13.00 S : Klien mengatakan badannya masih panas

O : badan lien masih teraba panas, suhu 37,5 0C

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1-5

1. Observasi TTV

2. Berikan kompres hangat

3. Anjurkan klien untuk banyak minum

4. Anjurkan klien banyak istirahat

5. Kolaborasi pemberian obat antipiretik dan antibiotik

S : Klien mengatakan malas minum

O : bibir klien nampak kering,nampak terpasang cairan RL 30 tts/mnt

A : masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1-5

1. Observasi TTV

2. Anjurkan klien untuk banyak minum

3. Observasi intake dan out put

4. Kolaborasi pemberian cairan infus

5. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium.

S : klien mengatakan tidak ada nafsu makan

O : klien nampak lemah

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1-5

Page 28: Askep(Lp) Dbd New

1. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering

2. Hindari makanan yang merangsang mual muntah

3. Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi

4. Kontrol makanan pasien sesuai diet

5. kolaborasi pemberian obat antiemetik

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN

SISTEM HEMATOLOGI “DEMAM BERDARAH DENGUE”

DIRUANG TRIAGE RSUP SANGLAH DENPASAR

TANGGAL 09 – 11 MEI 2006

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

Page 29: Askep(Lp) Dbd New

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATANGEMA INSAN AKADEMIK MAKASSAR

2006