24
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ”ULKUS PEPTIKUM” Disusun Oleh: Kelompok II Nasrullah : 0826010084 Ujang Tedi Kurnia : 0826010070 Dodi Hepriyanto : 0826010091 Apri Marisa Pitri : 0826010059 Poniati : 0826010102 Dici Amelia : 0826010061 Yulianti Nova Sari : 0826010089 Lia Kontisa : 0826010104 Lina Marliana Situmeang : 0826010086 Dosen Pembimbing : Ns. Hanifa, S.Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI

ASKEP ULKUS revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

adi mayantri putra

Citation preview

Page 1: ASKEP ULKUS revisi

MAKALAH SISTEM PENCERNAAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

”ULKUS PEPTIKUM”

Disusun Oleh:Kelompok II

Nasrullah : 0826010084Ujang Tedi Kurnia : 0826010070Dodi Hepriyanto : 0826010091Apri Marisa Pitri : 0826010059Poniati : 0826010102Dici Amelia : 0826010061Yulianti Nova Sari : 0826010089Lia Kontisa : 0826010104Lina Marliana Situmeang : 0826010086

Dosen Pembimbing : Ns. Hanifa, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2010

Page 2: ASKEP ULKUS revisi

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

”Bronkitis Kronik” ini dengan baik. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk

memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan dan juga sebagai panduan belajar.

Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan.

Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi

pembaca dan memberikan informasi yang baru dan menambah pengetahuan bagi kita

semua.

Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam

pembuatan makalah ini terutama dosen Pengajar, dan teman-teman yang telah

mendukung.

Bengkulu, Oktober 2010

Penulis

Page 3: ASKEP ULKUS revisi

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i

KATA PENGANTAR ii

DARTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Penulisan l

B. Tujuan (Umum & khusu) l

C. Manfaat 2

BAB II KONSEP TEORITISA. Definisi 3

B. Etiologi 3

C. Patofisiologi 4

D. Manifestasi Klinis 5

E. WOC 7

F. Penatalaksanaan 8

G. Pemeriksaan Diagnostik 8

H. Komplikasi ................................................................................................8

BAB III KONSEP ASKEPA. Pemeriksaan fisik ………………………………………………………….. 9

B. Pengkjian…………………………………………………………………… 10

C. Analisa Data ……………………………………………………………….. 12

D. Diagnosa Keperawatan ...............................................................................13

E. NCP (Nursing Care Planning)……………………………………………… 14BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………17

B. Saran ........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: ASKEP ULKUS revisi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bedasarkan penelitian bahwa 5%-15% dari populasi di Amerik serikat

mengalami ulkus, tetapi hanya kira-kira setengahnya yang diketahui, kejadian ini

telah menurun sebanyak 50% selama 20 tahun terakhir. Ulkus duodenum terjadi 5

sampai 10 klai lebih sering dari pada ulkus lambung.

Penyakit ini terjadi dengan rekuensi paling besar pada individu antara usia

40 – 60 tahun dan tetapi relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah

dionservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkena tiga kali lebih

banyak dari pada wanita, tetapi terdapat beberapa bukti bahwa incident pada

wanita meningkat setelah menopause.

Di Indonesia juga terjadi hal demikian hamper sama dengan bahkan leih

banyak ddari pada Negara luar seperti amerika karena Negar Indonesia

merupakan Negara berkembang.

Dari data di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam

tentang ulkus dan mengapa ulkus kerap terjadi di setiap individu serta bagaimana

cara mengatsinya. Maka dari itu penulis mengangkat sebuah makalah dengan

judul ASKEP KLIEN DENGAN ULKUS PEPTIKUM.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :

a. Tujuan Umum :

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan.

Mengetahi cara pembuatan asuhan keperawatan klien dengan penyakit

ulkus peptikum.

b. Tujuan Khusus :

Mengetahui apa yang dimaksud dengan tindakan transplantasi tersebut

Page 5: ASKEP ULKUS revisi

Untuk mengetahui bagaimana proses tindakannya dan bagaimana

penatalaksanaan serta pengobtannya

C. Manfaat

1. Penulis semakin terlatih dalam membuat makalah dan asuhan keperawatan.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang penyakit

Ulkus peptikum.

3. Dapat menambah referensi bagi pembaca tentang tentang konsep penyakit dan

askep pada ulkus peptikum.

Page 6: ASKEP ULKUS revisi

BAB IIKONSEP TEORITIS

A. DEFINISI

Ulkus peptikum atau tukak peptic adalah ulkus yang terjadi pada mukosa,

submukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis dari traktus

grastointestinalis yang selalu berhubungan dengan asam lambung yang cukup

mengandung HCL. Termasuk ini ialah ulkus (tukak) yang terdapat pada bagian

bawah dari osofagus, lambung dan duodenum bagian atas (first portion of the

duodeum). Mungkin juga dijumpai tukak di yeyenum, yaitu penderita yang

mengalami gastroyeyenostomy. (Sujono Hadi, 1999: 204).

Uulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam

dinding mukosa lambung, pylorus, duodenum atau esophagus. Ulkus peptikum erring

disebut sebagai ulkus lambung, duodena atau esophageal, tergantung pada lokasinya.

Ulkus ini disebabkan oleh erosi area terbatas dari membrane mukosa.erosi ini dapat

sedalam lapisan otot atau seluruh otot di peritoneum. Ulkus lebih mungkin terjadi

pada duodenum dari pada lambung. Biasanya, ini terjadi secar unggal tetapi dapat

terjadi dalam bentuk multipl (brunner & suddarth, 2002 : 1064).

Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung

terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas

sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai

tukak.(misalnya tukak karena stress).

B. ETIOLOGI

Sebab-sebab yang pasti dari ulkus peptikum belum diketahui. Beberapa teori yang

menerangkan terjadinya tukak peptic, antara lain sebagai berikut :

1. Susunan saraf pusat

Peningkatan asam akan merangsang syaraf kolinergik dan syaraf simpatik.

Perangsangan terhadap kolinergik akan berakibat terjadinya peningkatan motilitas

sehingga menimbulkan rasa nyeri , sedangkan rangsangan terhadap syaraf simpatik

Page 7: ASKEP ULKUS revisi

dapat mengakibatkan reflek spasme esophageal sehingga timbul regurgitasi asam

Hcl yang menjadi pencetus timbulnya rasa nyeri berupa rasa panas seperti terbakar.

2. Faktor kejiwaan atau psikologik

Fakto ini dapat menyebabkan timbulnya tukak peptik. Misalnya pada mereka

yang psikisnya sangat labil, pada ketegangan jiwa, emosi, mempunyai ambisi besar

dan lain-lainnya yang menyebabkan untuk hidup tidak wajar.

3. Faktor hormonal.

Banyak teori yang menerangkan adanya pengaruh-pengaruh hormonal yang

dapat menimbulkan tukak peptik.

4. Obat-obatan (drug induced peptic ulcer).

Aspirin, alkohol, tembakau dapat menyebabkan kerusakan sawar mukosa

lambung. Dari sekian banyak obat-obatan, yang paling sering menyebabkan adalah

golongan salisilat, yaitu menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.

Phenylbutazon juga dapat menyebabkan timbulnya tukak peptik, seperti halnya

juga histamin, reseprin akan merangsang sekresi lambung. Berdasarkan

penyelidikan, ternyata golongan salisilat hanya akan menyebabkan erosi lokal.

5. Pola makan yang kurang benar

C. PATOFISIOLOGI

Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat

menahan kerja asam lambung pencernaan(asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi yang

terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau

berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak

tidak dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam

klorida.

Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :

1. Sefalik

Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa

makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya

Page 8: ASKEP ULKUS revisi

merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan

menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung.

2. Fase lambung

Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi

dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan

sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.

3. Fase usus

Pada fase ini, Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan

hormon(dianggap menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi

asam lambung.

Seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua factor ini :

1. hipersekresi asam pepsin

2. kelemahan barier mukosa lambung

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Rasa nyeri.

a. Berkaitan dengan makanan.

b. Sifatnya periodik, nyeri timbul beberapa saat / beberapa jam setelah makan

atau waktu lapar atau saat sedang tidur tengah malam.

c. Sifat nyeri: terbakar, pedih seperti ditusuk-tusuk.

d. Lokalisasi: didaerah epigrastrium.

Beberapa teory yang menerangkan timbulnya nyeri:

1. Teory motilitas atau ketegangan.

Rasa nyeri atau pedih pada tukak peptic disebabkan karena bertambahnya

kontraksi dari lambung atau duodenum. Pada penderita muda dengan tukak

duodeni, timbulnya rasa nyeri atau pedih disebabkan kontraksi pada saraf-

saraf nyeri di lambung (gastric pain never) yang bertambah selama menderita

tukak.

2. Teory keasaman (acid theory)

Peranan asam HCL dan getah lambung pada dinding lambung yaitu dapat

menyebabkan iritasi sehingga timbul nyeri.

Page 9: ASKEP ULKUS revisi

3. Teory Inflamasi (the Inflammatory theory).

Teori lain menyatakan bahwa nyeri tau pedih pada tukak peptik, pertama-

tama disebabkan oleh reaksi inflamasi. Serabut-serabut syaraf pada proses

ulcerasi mengalami kerusakan dan sisa-sisa serabut yang masih ada telah

dipisahkan dari isi lambung oleh lapisan “leucofibrinous material” serta

jaringan granulasi yang telah menjadi insentifterhadap asam.

2. Nausea dan vomitus.

a. Timbul bila nyerinya sangat hebat.

b. Vomitus dalam jumlah banyak disertai makanan timbul 8-12 jam setelah

makan, mungkin akibat pilorik stenosis yang disebabkan oleh pilorospasme.

c. Sebelum muntah, sudah ada perasaan tidak enak pada perut.

3. Nafsu makan

4. Pucat dan Lemah

Nafsu makan penderita biasanya menurun oleh karena takut terhadap timbulnya

rasa nyeri beberapa jam setelah makan. Akibatnya penderita mengurus.

5. Penurunan berat badan

6. Waterbrash atau regurgitasi asam.

Waterbrush adalah suatu keadaan dalam mulut yang cepat terisi oleh

cairan terutama saliva tanpa ada rasa. Kadang-kadang juga terjadi regurgitasi dari

cairan lambung dengan rasa pahit.

7. Gejala dari kolon (Colonic symtomp).

Pada beberapa penderita tukak duodeni dapat terlihat suatu tanda-tanda

sindroma usus iritatif dari tipe spastik kolon. Penderita tersebut mungkin

mengeluh adanya konstipasi dan merasa nyeri di perut yang tidak berhubungan

dengan makanan. Nyeri tersebut biasanya dirasakan terutama pada perut sebelah

kiri, kadang mungkin terus-menerus atau bersifat kolik dan mungkin juga timbul

pada saat defekasi.

Page 10: ASKEP ULKUS revisi

F. PENATALAKSANAAN

Beberapa metode dapat digunakan untuk mengontrol keasaman lambung termasuk

perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan tindakan pembedahan.

Penurunan stress dan istirahat.

Penghentian merokok

Modifikasi diet

Obat-obatan

Intervensi bedah

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri akan epigastrik /

distensi abdominal.

Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran gastro intestinal atas dapat

menunjukkan adanya ulkus.

Endoskopi adalah prosedur diagnostic pilihan.

Endoskopi gastrointestinal atas digunakan untuk mengidentifikasi perubahan

inflamasi, ulkus dan lesi. Melalui endoskopi, mukosa dapat secara langsung

dilihat dan biopsy didapatkan. Endoskopi dapat mendeteksi lesi yang tidak terlihat

melalui sinar x karena ukuran dan lokasinya.

H. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi dari tukak peptik adalah

1. pendarahan akibat erosi bagian ulkus hingga ke arteri,

2. perforasi,

3. penetrasi hingga ke struktur sekitar saluran cerna (pankreas, empedu, hati), dan

4. obstruksi akibat luka atau udem.

Page 11: ASKEP ULKUS revisi

BAB IIIKONSEP ASKEP TEORITIS

A. Pemeriksaan Fisik

Data dasar pengkajian pada pasien dengan tindakan transplantasi sumsum tulang

adalah :

1. Aktivitas/istirahat

Gejala : Keletihan, kelelahan, malaise.

Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari.

Ketidakmampuan untuk tidur.

Tanda : periode hiperaktivitas, latiihan keras terus menerus.

2. Integritas Ego

Gejala : ketidak berdayaan, putus asa

Marah ditekan

Tanda : Depresi, ansietas.

3. Eliminasi

Gejala : diare Konstipasi

Nyeri abdomen tak jelas dan disteres, kembung

Penggunaan laksatif/diuretic.

4. Makanan/Cairan

Gejala : lapar terus menerus/menyangkal lapar

Takut penigkatan berat badan.

Tanda : penurunan berat badan / anoreksia

Penamplan urus, kulit kering, kuning atau pucat dengan turgor

buruk.

5. Higiene

Tanda : peningkatan pertumbuhan rambut pad tubuh (lanugo).

6. Neurosensori

Gejala : Sakit kepala, pusing, vertigo, ketidakmampuan berkonsentrasi.

Kelemahan, keseimbangan buruk.

Page 12: ASKEP ULKUS revisi

Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis.

Mental : tak mamp berespon lambat dan dangkal.

Oftalmik : hemoragis retina.

Gangguan koordinasi, ataksia: penurunan rasa getar dan posisi

7. Nyeri/kenyamanan

Gejala : Nyeri abdomen, seperti terbakar

8. Keamanan

Tanda : penurunan suhu tubuh akibat berulangnya prose infeksi.

9. Penyuluhan/Pembelajaran

Gejala : Kecendrungan keluarga untuk anemia

Riwayat penyakit maag, depresi.

B. Pengkajian Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama/alasan masuk RS:

Klien datang ke RS dengan keluhan merasakan nyeri pada pada bagian perut, ulu

hati dan mual serta muntah.

2) Riwayat kesehatan sekarang:

Faktor pencetus:

Pasien mengatakan bahwa nyeri timbul beberapa saat / beberapa jam setelah

makan atau waktu lapar atau saat sedang tidur tengah malam

Sifat keluhan (periodik/ tiba-tiba)

3) Riwayat kesehatan keluarga

Penyakit yang pernah dialami (jenis penyakit, lama dan upaya untuk mengatasi,

riwayat masuk RS)

4) Riwayat kesehatan dahulu

Penyakit menular atau keturunan dalam keluarga:

Ibu klien menderita tuka’ lambung.

1. Pemeriksaan Fisik :1) Keadaan umum :

Penampilan umum :Klien tampak rak rapKlien tampak sehat/ sakit/ sakit berat : sakit Kesadaran : sadar....................................... GCS ......................BB : 50 KgTB : 165 cm

Page 13: ASKEP ULKUS revisi

2) Tanda- tanda vital :TD : 120/80 mmHgND : 80x/menitRR : 20 x/menitS : 37 oC

3) KulitWarna kulit (sianosis, ikterus, pucat, eritema, dll) : ........................................................Kelembapan : ...................................................................................................................Turgor kulit : ....................................................................................................................Ada/tidaknya oedema : ....................................................................................................

4) MataFungsi penglihatan : .............................................. Palpebra : terbuka / tertutupUkuran pupil : .............................................. Isokor / an isokorKonjungtiva : .............................................. Sklera : ......................................Lensa / iris

: ....................................................................................................Oedema palpebra

: ....................................................................................................5) Mulut dan tenggorok

Membran mukosa : ............................................ kebersihan mulut ................................Keadaan gigi : .................................................................................................................Tanda radang (bibir, gusi, lidah) : ...................................................................................Trismus : ..........................................................................................................................Kesulitan menelan : .........................................................................................................

6) Abdomen Inspeksi : normal Palpasi : Nyeri tekan pada ulu hati Perkusi : kembungAuskultasi : Abnormal (5-18x/i)

7) Neurologis Kesadaran (GCS) : compos metis (sadar penuh).Status mental : ……..…………………………………………………………………...

Page 14: ASKEP ULKUS revisi

Motorik (kejang, tremor, parese dan paralisis) : .............................................................Sensorik : ………………………………………………………………………………Tanda rangsang meningeal : …………………………………………………………...Saraf kranial : ………………………………………………………………………….Reflek fisiologis : ………………………………………………………………………Reflek patologis : ………

C. Analisa Data

Nama klien :Ruang rawat :Diagnosa medik :

No

Data Etiologi Masalah Keperawatan

1 DS:

DO: Klien tampak

meringis kesakitan akibat nyeri pada ulu hati

Klien tampak memeggan daerah uluhati

DS:DO:

Klien tampak kurus Nafsu makan klien

berkurang, hanya mampu menghabiskan ½ porsi.

DO:

TTVT : 130/90 mmHgN : 80 x/iP : 29x/iS : 37,5 C

Klien terlihat lemas dan pucat

Klien tampak bemaslah dalam haluaran urine

1. Iritasi mukosa lambung

2. Adanya mual, muntah

3. Pedarahan skunder pada ulkus

peptkum

1. Nyeri (kronis)

2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Perubahan perfusi jaringan perifer

D. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul :

Page 15: ASKEP ULKUS revisi

1. Nyeri (kronis) berhubungan dengan lesi sekunder terhadap peningkatan sekresi lambung.

2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi normal saluran pencernaan sekunder terhadap pilorostenosis.

3. Perubahan perpusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan sekunder terhadap ulkus peptikum.

BAB IV

Page 16: ASKEP ULKUS revisi

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalalam penulisan makalah ini, dilihat dari beberapa definisi diatas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penykit Ulkus Peptikum dapat disebabkan oleh berbagai

faktor seperti yang tertera di bagian etiologi makalah ini dan berbagai pengaruh

dari lingkungan yang kurang mendukuung, dari pola makan yang salah, asupan

obat-obatan dan sebagainya. Penyakit Ulkus peptikum dapat dicegah namun

untuk mencegah hal terebut tentu kita harus tau bagaimana konsep penyakit

tersebut.

B. Saran

Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan

makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik

dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan

penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa khususnya, untuk lebih

ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: ASKEP ULKUS revisi

Brunner dan Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Edisi 8 Volume 2,

EGC, Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.

Doenges, Marllynn E, Moorhouse, Mary Frances, Glaissler, C.Alice, Rencana Asuhan

Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Price, Syivia A dan Wilson, Lorraine M, 1995, Patofisiologi, Buku I, EGC, Jakarta.

Suzanne c. Smeltzer, Brenda G Bare, 1996.

Sujono Hadi, 1999, Gastroenterologi, Alumni, Bandung. Tucker, Susan Martin, 1998,

Standar Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.