68
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia Lanjut Usia (MANULA) adalah manusia yang sedang mengalami proses menua atau menjadi tua yaitu suatu proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin meburuk dan figure tubuh yang tidak proporsional. Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia. Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokinin yang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan 1

ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan keperawatan keluarga (gerontik) dengan lansia malnutrisi

Citation preview

Page 1: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia Lanjut Usia (MANULA) adalah manusia yang sedang mengalami proses

menua atau menjadi tua yaitu suatu proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga

tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami

kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut

memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin meburuk dan

figure tubuh yang tidak proporsional.

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau

bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk

aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya

Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia.

Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada

lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan

kolesistokinin yang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa

kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan

vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir

mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat.

Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi,

meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah

terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap

kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.

Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot,

sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah

sehingga makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan yang dipotong

kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan akan sangat membantu para MANULA dalam

mengkonsumsi makanannya.

1

Page 2: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga

makanan harus yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar

pencernaan.makanan yang tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah

dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak

dicerna jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan

dengan demikian melancarkan pula defekasi, dan menghindarkan obstipasi.

Patut diingat bahwa keperluan energi MANULA sudah menurun, jadi jangan di

sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai

menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit

gizi yang berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus,

Cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA. Yang umum sangat

ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit kanker.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perjalanan proses menua?

2. Apa pengertian nutrisi?

3. Apa saja kebutuhan nutrisi pada lansia?

4. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia?

5. Apa saja gangguan nutrisi pada lansia?

6. Faktor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada lansia?

7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga dengan kasus lansia yang mengalami

gangguan kebutuhan nutrisi?

3. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan Asuhan

Keperawatan Keluarga Dengan Lansia Malnutrisi dan mendapatkan gambaran

epidemiologi, distribusi, frekuensi, determinan, isu dan program penanganan lansia

dengan gangguan kebutuhan nutrisi.

2

Page 3: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui

dan memahami tentang:

1. Proses menua

2. Pengertian nutrisi

3. Kebutuhan nutrisi pada lansia

4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia

5. Gangguan - gangguan nutrisi pada lansia

6. Faktor yang mempengaruhi status gizi pada lansia

7. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan kasus lansia yang mengalami gangguan

kebutuhan nutrisi.

4. Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka yaitu mengumpulkan data

dengan berbagai sumber informasi seperti buku-buku perpustakaan,internet,dan lain-lain.

3

Page 4: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau

bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk

aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan

sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi,

dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia.

Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada

lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan

kolesistokinin yang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa

kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan

vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir

mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat.

Perubahan-perubahan dan kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan

zat besi pada wanita lansia daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah

satu mineral esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya

menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Suplemen kalsium

tidak akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan

untuk absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk

diberikan bagi lansia yang mengalami hipoklohidria atau aklorhidria. Pada proses penuaan

yang normal, peningkatan jaringan adipose secara normal dapat menyertai penurunan massa

tubuh dan cairan tubuh total.

B. Proses Menua

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh

dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara

biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :

4

Page 5: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

1. Wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali

terlihat kurus.

2. Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan

kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera

pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan

menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya

kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.

3. Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi

mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.

4. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti

perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat

menyebabkan wasir.

5. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan

kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.

6. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya

ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan

mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan

(apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan,

daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-

hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan

kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang

berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.

7. Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga

bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi

hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.

8. Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu

masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut,

sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat

menyebabkan dehidrasi.

5

Page 6: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Proses menua:Penurunan/kehilangan indra pengecapan dan penciumanPenyakit periodental dan kehilangan gigiPenurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaanGangguan kemampuan motorikTulang menjadi rapuhTendon mengkerut dan atropi serabut ototPenurunan mobilitas saluran pencernaan, peristaltik melemahPenyakit infeksiKeganasanMekanisme inflamasi

Akibat:AnoreksiaKesulitan makanMengganggu penyerapan Ca, Fe, Protein, lemak dan vitaminSusah BAB, WasirKerusakan kartilago dan tulangInflamasi sendi sinovial

Asupan makanan berkurangOsteoporosis

Sublukasi, dislokasi

MK: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

MK: Resiko tinggi infeksi

MK: Kerusakan mobilitas

fisik

MK: Nyeri

MK: Resiko cidera

9. Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan

penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang

mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.

C. Patofisiologi

6

Page 7: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

D. Penyakit Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)

adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya

menjadi zat- zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta

membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut

dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,

lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-

organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Penuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan penurunan metabolisme

di sel lainnya. Proses ini menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan perubahan komposisi

tubuh.

Perubahan pada sistem pencernaan yaitu kehilangan gigi, penyebab utama adanya

periodontal desease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi

kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk, indera pengecap menurun akibat adanya

iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (±80%) akibat hilangnya

sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asin, asam, pahit. Selain itu

sekresi air ludah berkurang sampai kira-kira 75% sehingga mengakibatkan rongga mulut

menjadi kering dan bisa menurunkan cita rasa.

Esofagus melebar akibat terjadinya penuaan esofagus berupa pengerasan sfringfar

bagian bawah sehingga menjadi mengendur (relaksasi) dan mengakibatkan esofagus

melebar (presbyusofagus). Keadaan ini memperlambat pengosongan esofagus dan tidak

jarang berlanjut sebagai hernia hiatal. Gangguan menelan biasanya berpangkal pada daerah

presofagus tepatnya di daerah osofaring penyebabnya tersembunyi dalam sistem saraf

sentral atau akibat gangguan neuromuskuler seperti jumlah ganglion yang menyusut

sementara lapisan otot menebal dengan manometer akan tampak tanda perlambatan

pengosongan usofagus.

Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun). Lapisan lambung

menipis diatas 60 tahun, sekresi HCL dan pepsin berkurang, asam lambung menurun, waktu

pengosongan lambung menurun dampaknya vitamin B12 dan zat besi menurun, peristaltic

lemah dan biaanya timbul konstipasi.

7

Page 8: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu). Berat total usus halus berkurang

diatas usia 40 tahun meskipun penyerapan zat gizi pada umumnya masih dalam batas

normal, kecuali kalsium (diatas 60 tahun) dan zat besi, liver (hati) . Penurunan enzim hati

yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi,yang menyebabkan metabolisme obat dan

detoksifikasi zat kurang efisien.

Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks 

karbohidrat menjadi disakarida. Fungsi ludah sebagai pelican makanan berkurang sehingga

proses menelan menjadi sukar.

Keluhan-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut dan sebagainya,

seringkali disebabkan makanan yang kurang dicerna akibat berkurangnya fungsi kelenjar

pencernaan. Juga dapat disebabkan karena berkurangnya toleransi terhadap makanan

terutama yang mengandung lemak.

Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang disebabkan karena

kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan bisa disebabkan karenanya banyaknya

gigi yang sudah lepas. Dengan proses menua bisa terjadi gangguan motilits otot polos

esophagus, bisa juga terjadi  refluks disease (terjadi akibat refluks isi lambung ke

esophagus), insiden ini mencapai puncak pada usia 60 – 70 tahun.

E. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia

1. Kalori

Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada

orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa

otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan

protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari

protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia

laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori

yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak,

sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi

tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.

8

Page 9: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

2. Protein

Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari

adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata

kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang

dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh

telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa

penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya

ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik

diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.

3. Lemak

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang

dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi

energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke

jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak

jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam

lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak

jenuh.

4. Karbohidrat dan serat makanan

Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau

konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan

telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi

lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan

mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan

konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain

terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk

mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat

kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai

sumber energi dan sumber serat.

5. Vitamin dan mineral

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi

vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan

9

Page 10: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan

sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral

kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan

anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu

metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara

teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.

6. Air

Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh

untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan

makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia

dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia

1. Tinggal sendiri: seseorang yang tinggal sendiri sering tidak memperdulikan tugas

memasak untuk menyediakan makanan

2. Kelemahan fisik: akibat kelemahan fisik sehinga menyebabkan kesulitan untuk

berbelanja atau memasak, mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan

makanannya sendiri.

3. Kehilangan: terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka

sendiri, mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya seimbang.

4. Depresi: menyebabkan kehilangan nafsu makan, mereka tidak mau bersusah payah

berbelanja, memasak atau memakan makanannya.

5. Pendapatan yang rendah: ketidak mampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk

meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.

6. Penyakit saluran cerna: termasuk sakit gigi dan ulkus. Berkurangnya kemampuan

mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong, Esophagus/kerongkongan

mengalami pelebaran rasa lapar menurun, asam lambung menurun, berkurangnya indera

pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit,

gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi,

penyerapan makanan di usus menurun

10

Page 11: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

7. Penyalahgunaan alkohol: penyalah gunaan alcohol mengurangi asupan kalori atau

nonkalori seperti asupan energy dengan sedikit factor nutrisi lain.

8. Obat-obatan : lansia yang mendapatkan banyak obat dibandingkan kelompok usia lain

yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan

mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

G. Gangguan Nutrisi Pada Lansia

1. Malnutrisi

Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi buruk yang terjadi karena tidak cukupnya asupan

satu atau lebih nutrisi yang membahyakan status kesehatan (Watson, Roger. 2003.

Perawatan Pada Lansia.Jakarta:EGC).

2. Obesitas

Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan lemak yang berlebihan,

dimana kelebihan lemak tubuh melebihi dari 20% dari jumlah yang di anjurkan untuk

tinggi dan usia seseorang. Pola konsumsi yang berlebihan terutama yang mengandung

lemak, protein dan karbohidrat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pencetus

berbagai seperti Hipertensi, Penyakit jantung koroner, Strok, seta Diabetes Melitus.

3. Osteoporosis

Kondisi dimana sering disebut tulang kropos yang disebabkan oleh penurunan densitas

tulang akibat kurangnya konsumsi kalsium dalam jangka waktu yang lama. Mencapai

maksimum pada usia 35 tahun pada wanita dan 45 tahun pada pria.

4. Anemia

Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat haemoglobil yang tidak normal,

kimia yang bertugas membawa oksigen di seluruh tubuh yang disebabkan kurang Fe,

asam folat, B12 dan protein. Akibatnya akan cepat lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat,

kesemutan, sering pusing, mata berkunang-kunang, mengantuk, HB <8 gr/dL.

5. Kekurangan vitamin

Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan di tambah dengan

kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makn berkurang, penglihatan

menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

11

Page 12: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

6. Kekurangan anti oksidan

Anti oksidan (banyak dijumpai dalam buah-buahan dan sayuran) mampu menangkal

efek merusak radikal bebas terhadap tubuh, sehingga konsumsi yang kurang dapat

meningkatkan resiko berbagai penyakit akibat radikal bebas, seperti serangan jantung

dan stroke, katarak, persendian hingga menurunnya penampilan fisik seperti kulit

menjadi keriput.

7. Sulit buang air besar karena pergerakan usus besar semakin lambat, makanan lambat

diolah dalam tubuh. Akibatnya, buang air besar jadi jarang.

8. Kelebihan gula dan garam

1. Garam (natrium) dapat meningkatkan tekanan darah, terutama pada orangtua

2. Makanan tinggi gula membuat tubuh mudah gemuk, meningkatkan kolesterol dan

gula darah, karena itu sebaiknya kurangi konsumsi gula dan garam

H. Status Gizi Pada Usia Lanjut

1. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung

mengalami kegemukan/obesitas

2. Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung

kegemukan/obesitas

3. Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung

kegemukan/obesitas

4. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu

makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang

kronis

5. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,

daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan

lansia cenderung kegemukan/obesitas

6. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu

penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro

7. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia

menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia

12

Page 13: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

8. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan

yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati

9. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan

sendiri dan menjadi kurang gizi

10. Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan

menurun dan menjadi kurang gizi

11. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya

menjadi kurang gizi

12. Demensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat

menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

13

Page 14: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Tn.U 38 th

Ny. P 55 th

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

LANSIA DENGAN KASUS KEKURANGAN GIZI

1. Pengkajian Keluarga

A. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. U

2. Alamat : Gg. Harapan RT 03 No 29 Rawa makmur, Bengkulu

3. Telepon : -

4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Swasta

5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP

6. Komposisi Keluarga :

Genogram:

14

NO NAMA JK HUB.

DGN

KK

UMUR

PENDIDIKAN

STATUS IMUNISASI KET

BCG POLIO DPT HEPATITIS CAMPAK

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1

2

Tn. U

Ny. P

L

P

Anak

Ibu

38th

55th

SMP

SD

√ √ √

Sehat

Sehat

Page 15: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Keterangan:

= Laki – Laki = Garis pernikahan

= Perempuan = Meninggal Dunia

------ = Tinggal serumah = Garis Keturunan

= Klien

8. Tipe keluarga : Keluarga duda/janda (Single family)

9. Kewarganegaraan/Suku : Indonesia/Melayu

10. Agama : Islam

11. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan keluarga ± Rp. 700.000/bulan tapi tidak tentu yang diperoleh dari kerja swasta

sang anak sebagai buruh pabrik. Menurut pengakuan keluarga penghasilan yang ada cukup

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

12. Aktivitas rekreasi keluarga

Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV di rumah. Kadang-kadang

kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekatnya, keluarga Tn. U jarang

melakukan rekreasi.

B. Riwayat tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga

Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, sedangkan tugas keluarga

yang belum dapat tercapai adalah dalam merawat kesehatan keluarga, dimana terdapat

seorang lansia yang menderita anemia yang memerlukan perhatian khusus baik kondisi

fisik maupun mentalnya.

2. Riwayat Keluarga Inti

Ny. P mengatakan ia tidak memiliki penyakit berat yang sampai dibawa ke Rumah Sakit,

begitu juga dengan Tn. U ia mengatakan bahwa ia jarang sakit dan tidak pernah dirawat ke

15

Page 16: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

5

6 1 2

7

4

3

Rumah Sakit, ia pernah menderita tekanan darah rendah ± 3 tahun yang lalu. Sudah

berobat ke Puskesmas tetapi selanjutnya hanya bila terasa pusing beliau hanya dibuat

untuk tidur, kadang-kadang beliau memeriksakan kepada bidan yang ada di dekat

rumahnya. Ny. P mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang kronis hanya saja

kadang perutnya sakit dan berobat ke pelayanan kesehatan sembuh.

3. Riwayat Keluarga sebelumnya

Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa keluarga Tn. U pernah diduga menderita

penyakit DM yaitu lansia Ny. P ± 5 tahun yang lalu kemudian rutin melakukan pengobatan

tentang DM nya dan diit makananya kemudian sejak ± 3 tahun yang lalu gula darah sudah

turun/normal sampai sekarang.

C. Data Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Luas rumah yang ditempati ± 54 m3 (6mx9m) terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1

ruang dapur dan 1 kamar mandi. Bangunan rumah terbuat dari papan. Sumber air minum,

mandi dan cuci pakaian menggunakan air sumur, WC menggunakan yang permanent,

terletak dibelakang rumah. Jemuran berada disamping, ventilasi ada terletak diatas jendela

rumah yang berada di ruang tamu, kamar, dan dapur, cahaya matahari cukup, dan sirkulasi

udara baik. Keluarga ini memiliki tempat tinggal yang tetap dan tidak berpindah-pindah.

Denah Rumah

16

Ket :

1. Dapur 2. Kamar Mandi 3. Kamar Tidur 4. Kamar Tidur 5. Teras 6. Jemuran 7. Ruang tamu

Page 17: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

2. Karateristik Tetangga dan Komunitas RW

Tetangga sebelah kanan rumah adalah saudara sendiri sehingga mereka selalu berkumpul

dalam waktu luang dan membicarakan keperluan masalah keluarga yang ringan-ringan.

3. Mobilitas Geografi Keluarga

Keluarga ini terdiri dari 2 jiwa yang bekerja hanya Tn. U, ibunya Ny. P berkebun di

belakang rumahnya.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Keluarga Tn. U mengikuti kegiatan masyarakat misal yasinan, kerja bakti membersihkan

gang, hanya kadang-kadang saja Tn. U mengikuti kegiatan masyarakat.

5. Sistem pendukung Kelurga

Perawatan bagi lansia Ny. P adalah dirinya sendiri, sangat jarang anaknya memperhatikan

kondisi Ny. P

D. Struktur Kelurga

1. Pola komunikasi keluarga

Tn.U dan Ny. P jarang berkomunikasi, mereka berkomunikasi hanya ketika malam hari

menjelang tidur.

2. Struktur Kelurga

a. Tn. U sebagai kepala keluarga berperan sebagai kepala pencari nafkah dan pengambil

keputusan utama dalam keluarga.

b. Ny. P berperan sebagai Ibu (lansia) yang kadang membantu mengurus kebun di

belakang rumah.

3. Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma keluarga yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama

dan adat istiadat sumatera yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya.

E. Fungsi keluarga

1. Fungsi Afeksi

Menurut keterangan keluarga dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu damai saling

menjaga kepentingan bersama-sama seperti misalnya keluarga.

17

Page 18: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

2. Fungsi Sosial

Keluarga mengikuti kegiatan sosial misalnya Tn. U mengikuti tahlilan setiap kamis

malam. Namun Ny. U jarang mengikuti kegiatan sosial.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

Dalam hal kesehatan keluarga kurang mengetahui tentang diit yang harus diberikan pada

Ny. P, Keluarga jarang kontrol untuk memeriksakan dirinya misalnya cek tekanan darah

dan tidak ikut dalam posyandu lansia

4. Fungsi Reproduksi

Tn. U dan Ny. P keduanya adalah duda dan Janda, sedangkan Tn.U tidak memiliki anak

5. Fungsi Ekonomi

Pendapatan utama keluarga ini adalah dari gaji Tn. U menurut pengakuan keluarga

penghasilan tiap bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Bila ada

kebutuhan yang besar dan mendadak akan dibantu oleh saudara-saudara yang dekat.

F. Stress dan koping keluarga

1. Stressor yang dimiliki

Ketika Ny.P menderita sakit, maka mereka akan mencari obat tradisional untuk

menyembuhkannya.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga jarang memeriksakan diri ke petugas kesehatan.

3. Stratagi Koping yang digunakan

Karena Ny. P telah menyadari bahwa ia sering sakit-sakitan maka ia mengurangi

kecapaian fisik dan menjaga emosinya dan banyak istirahat, namun untuk makanan, ia

tidak banyak pilihan, Ny. P makan apa yang telah disediakan Tn. U

4. Strategi adaptasi disfungsional

Bila Ny. P merasa pusing dan muncul kunang-kunang ketika beraktifitas, maka ia

menyadari bahwa tekanan darah Ny. P rendah, ia mengetahui hal itu ketika dulu ia pernah

memeriksakan dirinya dengan gejala yang sama ke bidan di dekat rumahnya dan hal itu

disebabkan karena kelelahan.

18

Page 19: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

2. P engkajian Klien Gerontik

1. Identitas Klien

Nama : Ny. P

Umur : 55 Tahun

Alamat : Gg. Harapan RT 03 No 29 Rawa Makmur,

Bengkulu

Pendidikan : SD

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Melayu

Agama : Islam

Status perkawinan : Janda

Ciri-ciri khas : Memiliki tahi lalat di pipi sebelah kanan,

rambut beruban, kulit sawo matang, gigi

ompong hampir keseluruhan dari jumlah gigi.

Gol. Darah : A

Tanggal pengkajian : 3 Desember 2012

Orang paling dekat yg bisa dihubungi : Tn. U

Hubungan dengan lansia : Anak

Alamatnya : Gg. Harapan RT 03 No 29 Rawa makmur,

Bengkulu

Jenis Kelamin : Laki-laki

2. Status Kesehatan Saat ini (RKS)

Ny. P mengalami masalah pada pola makan, nafsu makan Ny. P berkurang, hanya mampu

menghabiskan seperempat porsi makanan dari biasanya. Klien kurang makan sayur dan buah-

buahan, BB sebelumnya 48kg, BB saat ini 45kg. Selain itu klien juga sering mengeluh rasa

nyeri di kepala, kunang-kunang, pusing ketika ia terlalu banyak melakukan aktifitas.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD):

19

Page 20: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Tn.U 38 th

Ny. P 55 th

Lansia Ny. P mengatakan bahwa dirinya pernah menderita tekanan darah rendah ± 3 tahun

yang lalu. Sudah berobat ke Puskesmas tetapi selanjutnya hanya bila terasa pusing beliau

hanya dibuat untuk tidur, kadang-kadang beliau memeriksakan kepada bidan yang ada di

dekat rumahnya selain itu lansia Ny. P ± 5 tahun yang lalu kemudian rutin melakukan

pengobatan tentang DM nya dan diit makananya kemudian sejak ± 3 tahun yang lalu gula

darah sudah turun/normal sampai sekarang.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga:

Ny. P mengatakan ia tidak memiliki penyakit berat yang sampai dibawa ke Rumah Sakit,

begitu juga dengan Tn. U yang tinggal serumah dengan klien, ia mengatakan bahwa ia

jarang sakit dan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit.

5. Genogram:

Keterangan:

= Laki – Laki = Garis pernikahan

= Perempuan = Meninggal Dunia

------ = Tinggal serumah = Garis Keturunan

20

Page 21: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

= Klien

6. Riwayat Lingkungan kamar

Kamar Ny. P berukuran 3x4m memiliki 1 jendela yang diatasnya terdapat ventilasi cahaya dan

udara, sehingga cahaya dan sirkulasi udara dikamar klien cukup baik. Ny. P beristirahat diatas

tempat tidur yang terbuat dari kayu dan papan, namun tetap dialasi oleh kasur yang terbuat dari

kapuk. Disana juga terdapat lemari pakaian klien terbuat dari kayu tanpa penutup, sehingga

tumpukan pakaian terlihat dari luar.

7. Riwayat pekerjaan

Dahulu Ny. P adalah seorang petani yang memiliki sebidang sawah di lahan sebelah rumahnya,

namun setelah kematian suaminya, sawah tersebut dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

sehingga Ny. P kehilangan mata pencahariannya sebagai petani. Semenjak saat itu hingga

sekarang Ny. P tidak lagi bekerja dan hanya membantu mengurusi kebun yang dimiliki oleh

anaknya di belakang rumah, sedangkan untuk biaya kebutuhan hidup ditanggung oleh anaknya.

8. Riwayat Rekreasi

Ny. P pernah pergi rekreasi sebanyak 2 kali ketika dulu ia masih bersama dengan suaminyan namun

sejak tinggal hanya dengan anak laki-lakinya, ia belum pernah pergi berekreasi baik sendiri maupun

bersama keluarga atau orang lain.

9. Tinjauan Sistem

a. Keadaan umum

Ny. P memiliki tinggi badan 155 cm berat badan 45kg. Tampak kebersihan

tubuh terjaga serta pakaian yang digunakan rapi dan bersih.

b. Kesadaran

Compos mentis

c. Tanda-tanda vital

TD : 100/70mmhg

Nadi : 80x/menit

RR : 16x/menit

21

Page 22: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Suhu : 36,5°C

d. Kepala

Bentuk kepala normal, tampak pada rambut sudah mengalami penurunan fungsi pigmentasi

(rambut beruban), rambut kepala mulai jarang (mengalami kerontokan).

e. Mata

Ny. P mengalami sedikit gangguan penglihatan, klien tidak bisa melihat benda yang jauh pada

jarak sekitar 2m, bentuk mata simetris, warna pada lensa mata mengalami kekeruhan.

f. Hidung

Hidung simetris, Ny. P tidak mengalami gangguan penciuman, tidak ada nyeri saat ditekan.

g. Telinga

Ny. P tidak mengalami gangguan pendengaran, masih dapat mendengar suara-suara secara

normal. Bentuk telinga simetris, bersih dan tidak ada serumen.

h. Mulut dan tenggorok

Mukosa pucat dan kering, tidak ada pembengkakan tonsil, tampak sariawan pada lidah.

i. Leher

Tidak tampak pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan saat pemeriksaan.

j. Dada

Pola nafas 16x/menit, gerakan dada intercostal, Frekuensi  80 x/mnt reguler, bunyi jantung

normal, letak jantung Ictus Cordis teraba pada intercostal  V, kira-kira 1 jari

medial dari garis midklavikular, tidak ada pembesaran jantung dan paru, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada edema.

k. Abdomen

Tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan.

l. Sistem genital reproduksi dan sistem perkemihan

Tidak ada kelainan pada sistem reproduksi Ny.P , produksi urine 600 ml/hr, frekuensi

2x/hr, warna kekuningan (normal), bau amoniak.

m. Sistem musculoskeletal (ekstremitas atas dan bawah)

Ny. P masih merasa kuat ketika banyak beraktivitas, klien masih mampu mengurusi kebun

di belakang rumahnya untuk membantu meringankan pekerjaan anaknya.

22

Page 23: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

n. Sistem persarafan

Tingkat kesadaran compos mentis, GCS : Eye (4) Verbal (5) Motorik (6) Total GCS:15,

refleks normal.

o. Sistem endokrin

Tidak ada faktor alergi, tidak ada pembengkakan, tidak ada kelainan endokrin.

p. Sistem Integumen

Warna kulit Ny. P kuning langsat, turgor jelek, dan tidak elastis.

10. Pengkajian Psikososial dan Spiritual

a. Psikososial

Ny. P menyadari bahwa usianya yang semakin lanjut menyebabkan kemunduran berbagai

fungsi dari tubuhnya, Ny. P tinggal hanya bersama dengan anak satu-satunya Tn. U yang

sudah menjadi duda sejak usia 30 tahun, meski begitu Ny. P tidak merasa sepi dan sedih

berlarut-larut, sebab ia telah menerima bahwa pasangan hidupnya telah meninggalkannya

karena itu takdir, begitu pula yang ia rasakan ketika menantunya, istri Tn. U juga meninggal

dunia. Dalam kehidupan sehari-hari ia terbiasa mandiri, melakukan apa yang masih bisa ia

lakukan sehari-hari. Penurunan kekuatan fisik menyebabkan ia mengalami keluhan nyeri

pada kepala, sakit pinggang, nyeri sendi, serta kunang-kunang ketika ia melakukan aktivitas

fisik berlebihan, jika sudah merasakan hal itu, Ny. P akan mengehentikan aktivitasnya dan

beristirahat saja.

b. Spiritual

Ny. P menganut agama islam, sejak menginjak usia lanjut Ny. P lebih memperbanyak

ibadahnya, seperti sholat, membaca Al Quran dan mengikuti pengajian di masjid dekat

rumahnya yang rutin dilakukan 1 bulan 1 kali.

11. Identifikasi Masalah Emosion

Per tanyaan tahap I

a. Apakah klien mengalami sukar tidur?

23

Page 24: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Jawaban : Tidak

b. Apakah klien sering merasa gelisah?

Jawaban : Tidak

c. Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?

Jawaban : Tidak

d. Apakah klien sering was-was atau kuatir?

Jawaban : Tidak

Jawaban : Ya > 1 Lanjut pertanyaan tahap II

Ya < 1 Pertanyaan hanya pada tahap I

Kesimpulan :

Masalah emosional positif (+)

12. Pengkajian fungsional klien

a. KATZ Indeks

Termasuk kategori yang manakah klien?

a) Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian pergi ke toilet,

berpindah dan mandi.

b) Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas.

c) Mandiri kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.

d) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain.

e) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, dan satu fungsi yang lain.

f) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.

g) Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.

Kesimpulan :

Indeks KATZ B

24

Page 25: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

b. Modifikasi dari barthel indeks

No Kriteria Dengan

Bantuan

Mandiri Keterangan

1 Makan 5 10 Frekuensi : 10

Jumlah : 10

Jenis : Mandiri

2 Minum 5 10 Frekuensi : 10

Jumlah : 10

Jenis : Mandiri

3 Berpindah dari kursi

roda ke tempat tidur,

sebaliknya

5 10 Frekuensi : 10

Jumlah : 10

Jenis : Mandiri

4 Personal toilet

(mencuci muka,

menyisir rambut,

gosok gigi)

0 5 Frekuensi : 5

Jumlah : 5

Jenis : Mandiri

5 Keluar masuk toilet

(mencuci pakaian,

menyeka tubuh,

menyiram)

5 10 Frekuensi : 10

Jumlah : 10

Jenis : Mandiri

6 Mandi 5 15 Frekuensi : 10

7 Jalan di permukaan

datar

0 5 Frekuensi : 5

8 Naik turun tangga 5 10 Frekuensi : 10

9 Mengenakan pakaian 5 10 Frekuensi : 10

10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 10

Konsistensi: Normal

11 Kotrol Bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : 10

Warna : Kekuningan

25

Page 26: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

12 Olahraga / latihan 5 10 Frekuensi : 5

Jenis : Dengan bantuan

13 Rekreasi/ pemanfaatan

waktu luang

5 10 Frekuensi : 5

Jenis : Dengan

bantuan

Keterangan:

Jumlah 130 = Mandiri

Jumlah 65-125 = Ketergantungan sebagian

Jumlah 60 = Ketergantungan total

Kesimpulan :

Jumlah 110 = Ketergantungan sebagian.

c. Pengkajian status mental gerontik

a. Identifikasi tingkat kerusakan Intelektual dengan menggunakan short portable Mental

status quistionnaire (SPSMQ)

Instruksi :

Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.

Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan

Benar Salah No Pertanyaan

√ 01 Tanggal berapa hari ini ?

√ 02 Hari apa sekarang ini ?

√ 03 Apa nama tempat ini ?

√ 04 Dimana alamat anda ?

√ 05 Berapa umur anda ?

√ 06 Kapan anda lahir ? (Minimal tahun lahir)

√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang ?

√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?

26

Page 27: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

√ 09 Siapa nama ibu anda ?

√ 10 Kurang 3 dari 20 dan tetap dikurangi 3 dari setiap

angka baru, semua secara menurun

7 3

Score total : 7

Interprestasi hasil :

1. Salah 0-3 = Frekuensi intelektual utuh

2. Salah 4-5 = Frekuensi intelektual ringan

3. Salah 6-8 = Frekuensi intelektual sedang

4. Salah 9-10 = Frekuensi intelektual berat

Kesimpulan :

SPSMQ = Intelektual utuh

b. Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental

Status Exam)

No Aspek

kognitif

Nilai

maksimu

m

Nilai

klien

Kriteria

1 Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar

a. Tahun

b. Musim

c. Tanggal

d. Hari

e. Bulan

Orientasi 5 5 Dimanakah kita sekarang?

a. Negara Indonesia

b. Propinsi Bengkulu

c. Kota Bengkulu

d. Kecamatan....

27

Page 28: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

e. Rumah.....

2 Registrasi 5 5 Sebutkan nama objek (oleh

pemeriksa) 1 untuk mengatakan

masing-masing objek kemudian

tanyakan kepada klien ketiga objek

tadi (untuk disebutkan)

a. Objek……..

b. Objek……..

c. Objek……..

3 Perhatian

dan

kalkulasi

5 3 Minta klien untuk memulai dari

angka 100 kemudian di kurangi 7

sampai 5 kali/ tingkat

a. 93

b. 86

c. 79

d. 72

e. 65

4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi

ketiga objek pada no. 2 (regitrasi)

tadi, bila benar 1 point untuk

masing-masing objek

5 Bahasa 9 2 Tunjukkan pada klien suatu benda

dan tanyakan namanya pada klien

a. (misal jam tangan)

b (misal pensil)

0 Minta klien untuk mengulang kata

berikut :

“Tak ada jika, dan, atau, tetapi”

Bila benar, nilai satu poin.

c. Pernyataan benar 2 buah : tak

ada, tetapi

28

Page 29: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

5 Minta klien untuk mengikuti

perintah berikut yang terdiri dari :

“Ambil kertas tangan anda, lipat

dua dan taruh di lantai”

d. Ambil kertas ditangan anda

e. lipat dua

f. taruh dilantai

perintah klien untuk hal berikut

(bila aktivitas sesuai perintah nilai

satu point)

g. tutup mata anda

perintah klien untuk menulis satu

kalimat dan menyalin gambar

h. tulis satu kalimat

i. Menyalin gambar

Total : 24

Interpensi hasil :

> 23 : Aspek kognitif dari fungsi baik

< 23 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental

Kesimpulan:

MMSE = Aspek kognitif dari fungsi baik.

d. Pengkajian afektif

Digunakan untuk membedakan apakah klien mengalami depresi atau dimensia. Pada lansia,

depresi sering dihubungkan dengan kacau mental dan disorientasi, sehingga seorang lansia

depresi sering disalahartikan dengan dimensia (Mubarak, 2006).

29

Page 30: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

a. Inventaris Depresi Beck

Inventaris depresi beck

Skore Uraian

A. kesedihan

3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat

menghadapinya

2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan sayatidak dapat keluar darinya

1 Saya merasa sedih dan galau

0 Saya tidak merasa sedih

Skor : 0

B. Pesimisme

3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu tidak

dapat membaik

2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan

1 Saya berkecil hati mengenai masa depan

0 Saya tidak begitu pesimis atau berkecil hati tentang masa depan

Skor : 0

C. Rasa Kegagalan

3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai seorang (orang tua, suami, istri)

2 Seperti melihat kebelakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya

kegagalan

1 Saya berasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.

0 Saya tidak merasa gagal

Skor : 0

D. Ketidakpuasan

3 Saya tidak puas dengan segalanya

2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun

1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan

0 Saya merasa tidak puas

30

Page 31: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Skor : 0

E. Rasa Bersalah

3 Saya merasa seolah-olah saya buruk atau tak berharga.

2 Saya merasa sangat bersalah

1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik

0 Saya tidak benar-benar bersalah

Skor : 0

F. Tidak menyukai diri sendiri

3 Saya benci diri saya sendiri

2 Saya muak dengan diri saya sendiri

1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri

0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri

Skor : 0

G. Membahayakan diri sendiri

3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan

2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri

1 Saya merasa lebih baik mati

0 Saya tidak mempunyai pikiran mengenai membahayakan diri saya sendiri

Skor : 0

H. Menarik diri dari sosial

3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli

pada mereka semua

2 Saya telah kehilangan semua minat pada orang lain dan mempunyai

sedikit perasaan pada mereka.

1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya

0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I. Keragu-raguan

3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali

2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan

1 Saya berusaha membuat keputusan

31

Page 32: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

0 Saya membuat keputusan yang baik

Skor : 1

J. Perubahan Gambaran diri

3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan

2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanent dalam

saya dan ini membuat saya tak menarik

1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik

0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak buruk daripada sebelumnya

Skor : 0

K. Kesulitan kerja

3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali

2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan

sesuatu

1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu

0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya

Skor : 0

L. Keletihan

3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu

2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu

1 Saya lebih lelah dari biasanya

0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya

Skor : 1

M. Anoreksia

3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali

2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang

1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya

0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Skor : 1

Total skor : 3

Penilaian :

32

Page 33: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

0-4 = Depresi tidak ada atau minimal

5-7 = depresi ringan

8-15 = depresi sedang

>16 = depresi berat

Kesimpulan :

Inventaris Depresi Beck = Depresi tidak ada atau minimal.

e. Pengkajian Keseimbangan untuk klien lansia

Menurut Tinenti dan Ginter (1998) ada beberapa pengkajian keseimbangan untuk klien lansia

yaitu :

a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

Instruksi :

Dudukkan klien pada kursi beralas keras dan tanpa penahan tangan, ujilah hal-hal dibawah

ini :

1. Keseimbangan saat duduk

1) Bersandar atau bertumpu pada kursi =0

2) Mantap, aman =1

Skor (0)

2. Bangkit berdiri

1) Tidak stabil bila tanpa bantuan =1

2) Mampu berdiri menggunakan kedua tangan untuk sokongan =1

3) Mampu berdiri tanpa dibantu sokongan lengan sendiri =2

Skor (1)

3. Upaya untuk bangkit berdiri

1) Tidak mampu tahan lama =0

2) Mampu untuk melakukan tetapi membutuhkan upaya lebih satu kali =1

3) Mampu bangkit berdiri dengan satu kali upaya =2

Skor (2)

4. Keseimbangan setelah tiba-tiba berdiri (5 detik pertama)

1) Tidak tetap (bergoyang, menggerakkan kaki) =0

33

Page 34: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

2) Tetap stabil namun menggunakan tongkat atau penyokong lainnya =1

3) Tetap stabil tanpa menggunakan tongkat atau penyokong lainnya =2

Skor (2)

5. Keseimbangan saat berdiri

1) Tidak stabil =0

2) Tetap stabil namun dengan kedudukan kaki yang lebar

atau menggunakan alat bantu =1

3) Kedudukan kaki yang sempit dan tidak memerlukan alat penyokong =2

Skor (2)

6. Pertahankan akan keseimbangan diri (kaki pasien berposisi serapat mungkin

dan dorong lembut area sternum sebanyak 3 kali)

1) Mulai terjatuh =0

2) Bergoyang dan menggapai-gapai namun

akhirnya mendapat keseimbangan =1

3) Tetap stabil =2

Skor (2)

7. Mata tertutup (dengan posisi sama dengan nomor 6)

1) Tidak stabil =0

2) Stabil =1

Skor (1)

8. Upaya untuk duduk

1) Tidak aman (salah pikiran mengenai jauhnya jarak

atau terjatuh ke atas kursi) =0

2) Mempergunakan tangan =1

3) Gerakan yang halus serta aman =2

Skor (1)

b. Komponen gaya jalan atau gerakan

Instruksi :

Pasien berdiri bersama dengan pasien kemudian berjalan dalam lorong atau

menyebrangi ruangan, pertama dengan irama yang perlahan kemudian pada saat

34

Page 35: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

balik dengan irama yang cepat. Dapat digunakan tongkat bila pasien biasanya

menggunakannya.

Ayunan kaki kanan

a. Permulaan gaya berjalan

1) Terdapat keraguan atau beberapa gaya untuk memulainya =0

2) Tidak ada keraguan =1

Skor : 0

b. Panjangnya langkah dan tinggi tubuh pasien

1) Tidak dapat melewati kaki kiri saat melangkah =0

2) Ayunan langkah melewati kaki kiri =1

3) Tidak mampu menjejakkan kaki seluruhnya =0

4) Dapat menjejakkan kaki seluruhnya =1

Skor : 1

Ayunan kaki kiri

1) Tidak dapat melewati kaki kanan saat melangkah =0

2) Ayunan langkah melewati kaki kanan =1

3) Tidak mampu menjejakkan kaki seluruhnya =0

4) Dapat menjejakkan kaki seluruhnya =1

Skor : 2

c. Kesimetrisan langkah

1) Langkah kaki kiri dan kanan tidak sebanding =0

2) Langkah kaki kiri dan kanan seimbang =1

Skor : 1

d. Keberlanjutan langkah

1) Berhenti atau tidak dapat melanjutkan langkah berikutnya =0

2) Langkah-langkah yang diayunkan tampak berkesimbungan =1

Skor : 1

e). Jalur berjalan

1) Ada penyimpangan =0

35

Page 36: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

2) Penyimpangan langkah ringan atau menengah atau klien menggunakan

tongkat penyokong =1

3) Berjalan lurus tanpa adanya alat bantu =2

Skor : 2

f) Bagian torso tubuh

1) Adanya gerakan mengayun atau klien menggunakan alat penyokong =0

2) Tidak terjadi gerakan mengayun namun terjadi fleksi lutut atau

perentangan saat berjalan =0

3) Tidak terjadi gerakan mengayun, penggunaan lengan atau alat sokong =2

Skor : 0

g) Pertahankan keseimbangan saat berjalan

1) Tumit-tumit terpisah =0

2) Tumit-tumit hampir bersentuhan saat berjalan =1

Skor : 0

Total Skor : 19

Interprestasi hasil :

0-8 = Resiko jatuh tinggi

9-18 = Resiko jatuh sedang

19-22 = Resiko jatuh rendah

Kesimpulan : Resiko Jatuh Ny. P sedang

36

Page 37: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

ANALISA DATA:

No Keluhan Etiologi Problem

1.

2

DS :

a. Klien mengatakan tidak nafsu makan

b. Tn. U mengatakan bahwa klien hanya

mampu menghabiskan ¼ porsi makanan

c. Klien mengatakan bahwa ia kurang

makan sayur dan jarang makan buah-

buaha

d. Klien mengatakan muncul rasa penuh

tiba-tiba setelah makan

DO :

a. Gigi tidak lengkap

b. Lidah ada sariawan

c. Pola Makan : 2x/hr,

d. BB sebelumnya= 48, BB saat ini 45 kg

e. Nadi : 80x/menit

f. RR : 16x/menit

g. Konjugtiva anemis

DS :

Klien mengatakan ia merasa sakit

kepala, pusing dan berkunang-kunang

jika terlalu banyak beraktivitas.

DO:

a. TD : 100/70 mmHg

b. Respon abnormal dari tekanan darah

atau nadi terhadap aktifitas

c. Pusing atau kelemahan

d. Aneroksia,mual, atau muntah

Intake yang tidak

adekuat

Ketidakseimbangan

antara suplai

oksigen dengan

kebutuhan

Ketidak

seimbangan

nutrisi : nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Intoleransi

aktivitas

37

Page 38: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

e. Mukosa membrane atau kunjungtiva

pucat

SKORING:

1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor ekonomi.

No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran

Sifat masalah

Skala : Tidak/kurang

sehat (aktual)

3/3 x 1 1 Masalah belum terjadi dan ada

faktor pendukung untuk

menyebabkan masalah terjadi.

Kemungkinan masalah

untuk diubah

Skala : Sebagian

2/3 x 2 1 1/3 Penghasilan keluarga Tn. U. yang

pas-pasan dan kurangnya

pengetahuan keluarga tentang

nutrisi yang adekuat

Potensial masalah untuk

dicegah

Skala : Cukup

2/3 x 1 2/3 Semenjak tinggal dengan anaknya,

Ny.P tidak terlalu memperdulikan

makanan yang harus dikonsumsi

setiap harinya, karena kurangnya

perhatian dari Tn. U mengenai

makanan yang dikonsumsi setiap

hari

Menonjolnya masalah

Skala : Ada

masalah tetapi

tidak perlu

ditangani.

2/2 x 1 1 Keluarga menyadari ada masalah

akibat nutrisi yang inadekuat

Total Skor 4

38

Page 39: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan

kebutuhan.

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN:

1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor ekonomi.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan

kebutuhan.

INTERVENSI:

Diagnosa I

39

No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran

Sifat masalah

Skala : Ancaman

kesehatan

2/3 x 1 2/3 Masalah belum terjadi dan

ada faktor pendukung untuk

menyebabkan masalah terjadi.

Kemungkinan

masalah untuk diubah

Skala : Sebagian

2/3 x 2 1 1/3 Kurangnya pengetahuan

keluarga tentang gejala-gejala

tekanan darah rendah.

Potensial masalah

untuk dicegah

Skala : Cukup

2/3 x 1 2/3 Kurangnya asupan nutrisi

merupakan salah satu

penyebab terjadinya anemia

(defisiensi zat-zat pembentuk

darah)

Menonjolnya masalah

Skala : Ada

masalah tetapi

tidak perlu

ditangani.

2/2 x 1 1 Keluarga menyadari ada

masalah akibat aktivitas yang

berlebihan dengan

keterbatasan fisik yang

dialami Ny.P

Total Skor 2 5/3

Page 40: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Berhubungan dengan :

Faktor ekonomi.

NOC:

a. Nutritional status:

Adequacy of nutrient

b. Nutritional Status :

food and Fluid Intake

c. Weight Control

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama….nutrisi kurang

teratasi dengan indikator:

a. Nafsu makan

meningkat

b. Berat badan

meningkat

c. Adanya perubahan

pola makan

d. Konjungtiva  normal

e. Klien tampak tidak

lemah

Kaji adanya alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien

Yakinkan diet yang dimakan mengandung

tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Ajarkan pasien bagaimana membuat

catatan makanan harian.

Monitor adanya penurunan BB dan gula

darah

Monitor lingkungan selama makan

Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak

selama jam makan

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut kusam, total

protein, Hb dan kadar Ht

Monitor mual dan muntah

Monitor pucat, kemerahan, dan

kekeringan jaringan konjungtiva

Monitor intake nuntrisi

Informasikan pada klien dan keluarga

tentang manfaat nutrisi

Kolaborasi dengan dokter tentang

kebutuhan suplemen makanan seperti

NGT/ TPN sehingga intake cairan yang

adekuat dapat dipertahankan.

Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi

selama makan

40

Page 41: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Kelola pemberan anti emetik:.....

Anjurkan banyak minum

Pertahankan terapi IV line

Catat adanya edema, hiperemik,

hipertonik papila lidah dan cavitas oval

Diagnosa II

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Intoleransi aktivitas

Berhubungan dengan :

Tirah Baring atau

imobilisasi

Kelemahan menyeluruh

Ketidakseimbangan

antara suplei oksigen

dengan kebutuhan

Gaya hidup yang

dipertahankan.

NOC :

a. Self Care : ADLs

b. Toleransi aktivitas

c. Konservasi eneergi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ….

Pasien bertoleransi terhadap

aktivitas dengan

Kriteria Hasil :

a. Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa

disertai peningkatan

tekanan darah, nadi dan

RR

b. Mampu melakukan

aktivitas sehari hari

(ADLs) secara mandiri

c. Keseimbangan aktivitas

dan istirahat

NIC :

Observasi adanya pembatasan klien

dalam melakukan aktivitas

Kaji adanya faktor yang

menyebabkan kelelahan

Monitor nutrisi dan sumber energi

yang adekuat

Monitor pasien akan adanya

kelelahan fisik dan emosi secara

berlebihan

Monitor respon kardivaskuler

terhadap aktivitas (takikardi,

disritmia, sesak nafas, diaporesis,

pucat, perubahan hemodinamik)

Monitor pola tidur dan lamanya

tidur/istirahat pasien

Kolaborasikan dengan Tenaga

Rehabilitasi Medik dalam

merencanakan progran terapi yang

tepat.

Bantu klien untuk mengidentifikasi

41

Page 42: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

aktivitas yang mampu dilakukan

Bantu untuk memilih aktivitas

konsisten yang sesuai dengan

kemampuan fisik, psikologi dan

sosial

Bantu untuk mengidentifikasi dan

mendapatkan sumber yang

diperlukan untuk aktivitas yang

diinginkan

Bantu untuk mendpatkan alat

bantuan aktivitas seperti kursi roda,

krek

Bantu untuk mengidentifikasi

aktivitas yang disukai

Bantu klien untuk membuat jadwal

latihan diwaktu luang

Bantu pasien/keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam

beraktivitas

Sediakan penguatan positif bagi

yang aktif beraktivitas

Bantu pasien untuk mengembangkan

motivasi diri dan penguatan

Monitor respon fisik, emosi, sosial

dan spiritual

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Dx Intervensi Implementasi Evaluasi

42

Page 43: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

1 Kaji adanya alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien

Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat

untuk mencegah konstipasi

Ajarkan pasien bagaimana

membuat catatan makanan

harian.

Monitor adanya penurunan

BB dan gula darah

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

tindakan tidak selama jam

makan

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut

kusam, total protein, Hb dan

kadar Ht

Mengkaji adanya alergi

makanan

Mengkolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien

Meyakinkan diet yang

dimakan mengandung tinggi

serat untuk mencegah

konstipasi

Mengajarkan pasien

bagaimana membuat catatan

makanan harian.

Memonitor adanya penurunan

BB dan gula darah

Memonitor lingkungan

selama makan

Menjadwalkan pengobatan

dan tindakan tidak selama jam

makan

Memonitor turgor kulit

Memonitor kekeringan,

rambut kusam, total protein,

Hb dan kadar Ht

S :

“Saya sudah

menghabiskan setengah

porsi makanan”

O :

K/u baik

Nafsu makan klien

meningkat

Konjungtiva normal

BB 47 kg

A :

Masalah nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

teratasi sebagian

Nafsu makan meningkat

Adanya perubahan pola

makan

Konjungtiva normal

Klien tampak tidak

lemah

P:

Lanjutkan intervensi

-Menganjurkan untuk

makan sedikit tapi sering

-Menganjurkan untuk

makan makan-makanan

yang mengandung nutrisi.

-Menganjurkan untuk

43

Page 44: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

2 Observasi adanya

pembatasan klien dalam

melakukan aktivitas

Kaji adanya faktor yang

menyebabkan kelelahan

Monitor nutrisi dan sumber

energi yang adekuat

Monitor pasien akan

adanya kelelahan fisik dan

emosi secara berlebihan

Monitor respon

kardivaskuler terhadap

aktivitas (takikardi,

disritmia, sesak nafas,

diaporesis, pucat,

perubahan hemodinamik)

Monitor pola tidur dan

lamanya tidur/istirahat

pasien

Mengobservasi adanya

pembatasan klien dalam

melakukan aktivitas

Mengkaji adanya faktor

yang menyebabkan

kelelahan

Memonitor nutrisi dan

sumber energi yang adekuat

Memonitor pasien akan

adanya kelelahan fisik dan

emosi secara berlebihan

Memonitor respon

kardivaskuler terhadap

aktivitas (takikardi,

disritmia, sesak nafas,

diaporesis, pucat, perubahan

hemodinamik)

Memonitor pola tidur dan

lamanya tidur/istirahat

pasien

makan-makanan dalam

keadaan hangat

-Melakukan kolaborasi

dengan ahli gizi.

S :

Pasien mengatakan kalau

beraktivitas, dengan

perlahan-lahan.

O :

-KU pasien lemah

-Pasien dalam duduk perlu

dibantu

-Hb : 10,8 g/dl

A :

Masalah intoleransi

aktivitas belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi

-Observasi TTV

-Observasi respon pasien

dalam beraktivitas

-Bantu pasien dlam

memenuhi kebutuhan

sehari-hari

BAB III

PENUTUP

44

Page 45: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

A. Kesimpulan

Manusia Lanjut Usia (MANULA) adalah manusia yang sedang mengalami proses

menua atau menjadi tua yaitu suatu proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga

tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami

kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut

memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk dan

figur tubuh yang tidak proporsional.

Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia.

Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia

adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan

kolesistokinin yang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang.

Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada

berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia

mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat.

Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi,

meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah terjadi

involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi

disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia antara lain yaitu

tinggal sendiri, kelemahan fisik, kehilangan, depresi, pendapatan yang rendah, penyakit saluran

cerna, penyalahgunaan alkohol, obat-obatan, malnutrisi, obesitas, osteoporosis, anemia,

kekurangan vitamin, kekurangan anti oksidan, sulit buang air besar dan kelebihan kadar gula

dan garam.

Pada kasus didalam makalah ini, ada 2 diagnosa keperawatan yang dapat diangkat

yaitu:

1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor

ekonomi.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan

kebutuhan

.

B. Saran

45

Page 46: ASKEP SEMINAR (Keluarga Lansia Dg Kasus Kekurangan Gizi)

Dengan makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih memperdalam

lagi pengetahuan mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Lansia Kurang Gizi,

sehingga dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.

46