70
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia Pre-eklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Preeklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi. Preeklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. PEB diklasifikasikan kedalam penyakit hypertensi yang disebabkan karena kehamilan. PE ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan proteinuria yang masif. Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti, namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima adalah adanya iskemia uteroplacentol. Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu 1

Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

  • Upload
    ratni

  • View
    55

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan Pre eklampsia

Citation preview

Page 1: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia Pre-eklampsia merupakan salah satu penyebab utama

kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Preeklampsia adalah penyakit

pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-

eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan

setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini

dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi. Preeklampsia hampir secara

eksklusif merupakan penyakit pada nullipara.

PEB diklasifikasikan kedalam penyakit hypertensi yang disebabkan karena

kehamilan. PE ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan

proteinuria yang masif. Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti,

namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima adalah adanya iskemia

uteroplacentol.

Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan

buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia penanganannya perlu segera

dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak. Semua

kasus PEB harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas

penanganan intensif maternal dan neonatal, untuk mendapatkan terapi definitif

dan pengawasan terhadap timbulnya komplikasi-komplikasi.

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda

preeklampsia sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat, di

samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.

1.2  Tujuan

1. Tujuan Umum

Menganalisa hubungan antara beberapa faktor risiko terhadap terjadinya

pre-eklampsia pada saat kehamilan

1

Page 2: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

2.  Tujuan Khusus

a. Mengukur besar risiko faktor umur ibu hamil terhadap terjadinya

preeklampsia berat

b. Mengukur besar risiko paritas terhadap terjadinya preeklampsia berat.

c. Mengukur besar risiko jarak kehamilan terhadap terjadinya

preeklampsia berat

d. Mengukur besar risiko kehamilan ganda terhadap terjadinya

preeklampsia berat.

1.3 Manfaat

1. Manfaat Ilmiah

Sebagai bahan masukan atau informasi bagi perawat, maupun tenaga

kesehatan lainnya dalam menangani kasus khususnya yang berkaitan

dengan preec\klampsia.

2. Manfaat Institusi

Sebagai acuan yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan

institusi dan penulisan asuhan keperawatan pada preeklamsia

3. Manfaat bagi Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta tambahan

pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan manajemen asuhan

keperawatan, khususnya pada kasus preeclampsia.

2

Page 3: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA

Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam

organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada

suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada

perempuan berpusat di ovarium.

Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi

organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.

A. Genetalia Eksterna

1. Mons Veneris

Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut

kemaluan (pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini

membentuk sudut lengkung (pada wanita) sedang pria membentuk sudut

runcing ke atas.

3

Page 4: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

2. Labia Mayora (bibir besar)

Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita

menjelang dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons

veneris.bertemunya labia mayor membentuk komisura posterior.

3. Labia Minora (bibir Kecil)

Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan

suatu lipatan kanan dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan

dibawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi

orifisium vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang

belum pernah melahirkan).

4. Klitoris (kelentit)

Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit

dan ditutupi frenulum klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat

berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.

5. Vestibulum

Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora,

anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga

bermuara uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar bartholin,

yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus.

Introitus vagina juga terdapat disini.

6. Hymen (selaput dara)

Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang

membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak

berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata. Hymen akan

robek pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae

mirtiformis). Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk tempat

keluarnya sekret dan darah haid.

7. Perineum

Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.Vulva

4

Page 5: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

8. Vulva

Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang

mulai dari klitoris, kanan kiri diatas bibir kecil, sampai ke belakang di

batasi perineum.

B. Genetalia Interna

Merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar, terletak disebelah

dalam dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan pembedahan.

1. Vagina (liang sanggama)

Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak

diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya

7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang

berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian

yang lebih keras disebut kolumna rugarum.

Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu: lapisan mukosa yang

merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan

serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan

kiri, forniks anterior dan posterior.

Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.

Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior,

arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna. Fungsi penting

vagina adalah :

a. Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari

rahim.

b. Alat untuk bersenggama.

c. Jalan lahir pada waktu bersalin.                                    

2. Uterus (rahim)

Suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh

peritoneum, sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim.

5

Page 6: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil

diantara kandung kencing dan rektum. Bentuknya seperti bola lampu yang

gepeng atau buah alpukat  yang terdiri dari 3 bagian yaitu :

a. badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga

b. leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder

c. rongga rahim (kavum uteri)

Bagian rahim antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri,

merupakan bagian proksimal rahim. Besarnya rhim berbeda-beda,

tergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belum. Ukurannya

kira-kira sebesar telur ayam kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x

3,4-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x  3- 3,5 cm. Beratnya

40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara.  Serviks uteri

terbagi 2 bagian yaitu pars supravaginal dan pars vaginal (portio) saluran

yang menghubungkan orifisium uteri interna (oui) dan orifisium uteri

eksterna (oue) disebut kanalis servikalis.  Bagian rahim antara serviks dan

korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim (SBR), bagian ini

penting dalam kehamilan dan persalinan karena akan mengalami

peregangan.

Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :

a. lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar

b. lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah

c. lapisan mukosa (endometrium) di dalam

Fungsi utama uterus :

a. Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan

adanya perubahan dan pelepasan dari endometrium.

b. Tempat janin tumbuh dan berkembang.

c. Tempat melekatnya plasenta.

d. Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk

lancarnya persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.

6

Page 7: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

3. Tuba Falopii (saluran telur)

Tuba ini terdapat pada tepi atas lig. Latum, berjalan ke arah lateral, mulai

dari kornu uteri kanan kiri. Panjangnya "12 cm, diameter 3-8 cm.

Tuba ini dibagi 4 bagian :

1. Pars interstisialis (intramuralis)

Bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai dari ostium tuba.

2. Pars ismika

Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterusa, merupakan bagian tuba

yang lurus dan sempit.

3. Pars ampullaris

Bagian tuba antara pars ismika dan infundibulum merupakan bagian

tuba yang paling lebar dan berbentuk S, disini biasanya terjadi

konsepsi.

4. Infundibulum

Merupakan ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae,

lubangnya disebut ostium abdominale tuba.

Fungsi tuba yaitu untuk menangkap, membawa ovum yang dilepas ovarium

ke jurusan cavum uteri, serta tempat terjadinya konsepsi.

4. Ovarium (indung telur)

Ovarium ada 2, kanan dan kiri, dihubungkan dengan uterus oleh ligamen

ovarii propium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantara

ligamen infundibulo pelvicum, disini terdapat pembuluh darah untuk ovarium.

a. Ukuran ovarium:2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0.9-1,5 cm dan beratnya 4-5

gram.

b. Terletak pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang disebut

fossa ovarica Waldeyeri.

c. Ovarium terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medulla).

Pada korteks terdapat folikel-folikel primordial kira-kira 100.000 setiap

7

Page 8: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

bulan satu folikel akan matang dan keluar, kadang keluar 2 sekaligus

secara bersamaan.

folikel primer ini akan menjadi folikel de graaf. Pada medulla terdapat pembuluh

darah, urat saraf, dan pembuluh lympha. Fungsi ovarium adalah:

1. mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone,

2. mengeluarkan telur setiap bulan.

5. Parametium 

Jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lembar ligamentum latum disebut

parametrium. Parametrium ini dibatasi oleh :

Bagian atas terdapat tuba falopii dengan mesosalphing

Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri

Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium

Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii propium

Ke samping berjalan ligamentum suspensorium ovarii. Pada parametrium

ini terdapat uretra kanan dan kiri dan pembuluh darah arteria uterina.

Pertumbuhan alat genetalia wanita berasal dari duktus Muller (tuba falopii,

uterus, vagian bagian atas) dan kloaka (vagina bagian bawah, hymen, kandung

kemih, anus).

8

Page 9: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

1. Oogenesis dan Siklus Menstruasi

Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di

dalam ovarium atau indung telur terdapat oogonium (oogonia = jamak).

Oogonium bersifat diploid (2n = mengandung 23 pasang kromosom atau 46 buah

kromosom). Oogenesis telah dimulai sejak bayi perempuan masih dalam

kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan memperbanyak diri

dengan membelah berulang kali secara mitosis, membentuk oosit primer. Oosit

primer terbungkus dalam folikel yang penuh dengan cairan nutrisi yang

diperlukan untuk pertumbuhan ovum.

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung

sekitar satu juta oosit primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami

fase istirahat beberapa tahun hingga anak perempuan tersebut mengalami

pubertas. Selama pertumbuhan anak perempuan, beberapa oosit primer akan

mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas jumlah oosit primer

hanya tinggal sekitar 200.000 buah.

Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer

untuk melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama

menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan

polosit primer (berukuran kecil).

Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit

sekunder akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan

terjadi fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua;

oosit sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit

sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2

polosit sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid

yang berkembang menjadi ovum

9

Page 10: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada

dalam folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang

menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer

kemudian berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder,

folikel telah berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de

Graaf (folikel yang telah matang)   Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder

folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengalami

degenersi membentuk korpus albikan.

Siklus Menstruasi

            Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya

dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh

darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio.

Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui

cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara

menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus

menstruasi.

10

Page 11: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari.

Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi.

Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase

pasca-ovulasi

1. Fase menstruasi 

Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum

menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar

estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium

disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase

menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama

menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter

2. Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi

Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan

memacu hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel

dan merangsang folikel untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya

estrogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding

endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher

rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi

untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan

sperma.

3. Fase Ovulasi

Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi

pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH,

kemudian hipofise mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang

pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.

11

Page 12: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

4. Fase pasca ovulasi atau fase sekresi

Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun

panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama

yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.Folikel de Graaf (folikel matang)

yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus

luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih

mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk

folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan

menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta

mempersiapkan endometrium untuk menerima implantasi embrio jika terjadi

pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan

berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan hormon,

sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini

menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

2. Proses Fertilisasi

Fertilisasi adalah peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yangtelah

matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel padadinding uterus dan

tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin.Keadaan demikian disebut dengan

masa kehamilan. Janin akan keluardari uterus setelah berusia 40 minggu/ 288 hari/

9 bulan 10 hari.

Tahapan waktu dalam fertilisasi :

Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2

sel, 4, 8, 16 sel.

Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebutmorula.

Morula akan berkembang menjadi blastula. Ronggablastosoel berisi cairan dari

tuba fallopi dan membentuk blastosit.Lapisan dalam balstosit membentuk inner

cell mass. Blastosit dilapisioleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang

12

Page 13: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

berfungsi untukmenyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-

ari.Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.

Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel padadinding

uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormoneHCG (hormone

Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungikehamilan dengan

menstimulasi produksi hormone progesteron danestrogen sehingga mencegah

menstruasi.

Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel padadinding

uterus.

Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akanterus

berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisandinding embrio. Lapisan

dinding embrio inilah yang akanberdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ

tubuh akaberkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usiakandungan

3. Proses Kehamilan

Kehamilan terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indungtelur

wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karenasperma masuk ke

indung telur melalui saluran rahim pada saatmelakukan berhubungan

badan.Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap

bulannya.Dilain tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah

besar. Rata-rata setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma.

Namun dari jumlah tersebut hanya satu yang berhasilmenembus indung telur dan

membuahi sel telur. Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih

bibit yang terbaik. Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah

dibuahi danberukuran 0.2 mm akan terus berkembang biak dan berpindah ke

dalamrahim.Setelah menempel pada dinding uterus, janin memperoleh makanan

dariibu melalui plasenta. Sebelum terbentuknya plasenta, janin memperolehdari

korpus luleteum. Janin dibungkus oleh selaput yang berfungsi untukmelindungi

embrio dari kekeringan dan guncangan serta membantuproses pernapasan dan

ekresi. Selaput pembungkus terdiri atas sakusvitelinus, amnion, korion dan

13

Page 14: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

alantois. Sakus Vitelinus (kantong kuningtelur) merupakan tempat pemunculan

sel sel darah dan pembuluh darahpertama. Amnion merupakan selaput dalam yang

menghasilkan getahkebutuban untuk melindungi embrio dari guncangan. Korion

merupakanselaput paling luar embrio. Alantois terdapat dalam tali pusat

yangberfungsi menghubungkan sirkulasi darah embrio dengan plasenta.Setelah

lebih dari 40 minggu dari pemulaan siklus menstuasi terakhirdalam kandungan,

bayi sudah sempurna dan siap lahir.Hormon-hormon yang berperan dalam

kehamilan.

Progesteron dan estrogen, merupakan hormon yang berperanandalam masa

kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelahitu fungsinya diambil alih

oleh plasenta. Hormone estrogen makinbanyak dihasilkan seiring dengan

bertambahnya usia kandungankarena fungsinya yang merangsang kontraksi

uterus. Sedangkanhormon progesterone semakin sedikit karena fungsinya

yangmenghambat kontraksi uterus.

Prolaktin merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta danberfungsi

untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi airsusu. Serta untuk

mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus)tetap mendapatkan nutrisi.

HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan hormone

untukmendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga mingguke-8

pada masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wanita pada uji

kehamilan. Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalamkontraksi

uterus menjelang persalianan.

Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan:

a. Relaksin merupakan hormon yang mempengaruhi peregangan

ototsimfisis pubis

b. Estrogen merupakan hormon yang mempengaruhi hormonprogesteron

yang menghambat kontraksi uterus.

c. Oksitosin merupakan hormon yang mempengaruhi kontraksi

dindinguterus.

14

Page 15: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Perubahan Fisiologi Wanita Hamil

Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil berhubungan dengan

beberapa sistem yang disebabkan oleh efek khusus dari hormon. Perubahan ini

terjadi dalam rangka persiapan perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk

bersalin, perkembangan payudara untuk pembentukan/produksi air susu selama

masa nifas. (Salmah dkk, 2006, hal.47)

A. Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh

estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada

dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus.Pada bulan-bulan

pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat, agak gepeng.Pada

kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan kembali

seperti semula, lonjong seperti telur. (Wiknjosastro, H, 2006, hal. 89)

Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :

a. Pada kehamilan 4 minggu fundus uteri blum teraba

b. Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek

fundus uteri berada di belakang simfisis.

c. Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa, fundus

uteri 1-2 jari di atas simfisis pubis.

d. Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira pertengahan

simfisis dengan pusat.

e. Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah pusat.

f. Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.

g. Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.

h. Kehamilan 32 minggu, fundus uteri pertengahan umbilicus dan

prosessus xypoideus.

i. Kehamilan 36-38  minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah

prosessus xypoideus.

j. Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3 jari di

bawah prosessus xypoideus.

15

Page 16: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

B. Vagina

Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen

sehingga tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).Tanda ini disebut

tanda Chadwick. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)

C. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis

sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.Namun

akan mengecil setelah plasenta terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan

hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini akan diambil alih

oleh plasenta.

D. Payudara

Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang

akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi

belum mengeluarkan air susu. Areola mammapun tampak lebih hitam

karena hiperpigmentasi. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)

E. Sistem Sirkulasi

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh

darah yang membesar pula.Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah

secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.

Volume darah akan bertambah kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32

minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi kira-kira 30%.

(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).

F. Sistem Respirasi

Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh

rasa sesak nafas.Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas

karena usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga

diafragma kurang leluasa bergerak. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96)

G. Traktus Digestivus

Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea) karena

hormon estrogen yang meningkat.Tonus otot traktus digestivus juga

16

Page 17: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

menurun.Pada bulan-bulan pertama kehamilan tidak jarang dijumpai gejala

muntah pada pagi hari yang dikenal sebagai moorning sickness dan bila

terlampau sering dan banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum.

(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)

H. Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh

uterus yang membesar sehingga ibu lebih sering kencing dan ini akan hilang

dengan makin tuanya kehamilan, namun akan timbul lagi pada akhir

kehamilan karena bagian terendah janin mulai turun memasuki Pintu Atas

Panggul. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)

I. Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi

karena pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang

dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit

pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.

Namun Pada kulit perut dijumpai perubahan kulit menjadi kebiru-biruan

yang disebut striae livide. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)

J. Metabolisme dalam Kehamilan

Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga

15-20 %.Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada

kehamilan trimester akhir.Protein yang diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB

perhari untuk perkembangan badan, alat kandungan, mammae, dan untuk

janin, serta disimpan pula untuk laktasi nanti.Janin membutuhkan 30-40 gr

kalsium untuk pembentukan tulang terutama pada trimester ketiga.Dengan

demikian makanan ibu hamil harus mengandung kalsium, paling tidak 1,5-

2,5 gr perharinya sehingga dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang

tertahan untuk keperluan janin sehingga janin tidak akan mengganggu

kalsium ibu. Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi sebanyak

800 mg untuk pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan

agar tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan. (Wiknjosastro, H.

2006. Hal. 98)

17

Page 18: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

K. Kenaikan Berat Badan

Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi

ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat badan adalah

4 kg dalam kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4

kg/minggu dalam trimester akhir) jadi totalnya 12,5 kg. (Salmah,

Hajjah.2006. Hal.60-61)

2.2 PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL

A. Definisi

Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita

hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein

uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi

sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan

berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda, 2012)

Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria (Prawirohardjo, 2008).

Pre eklamsi adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan

edema akibat kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah

persalinan (Mansjoer dkk, 2006).  

B.   Etiologi

Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara

pasti,tapi pada penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat

perubahan yang khas pada berbagai alat.Tapi kelainan yang menyertai

penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan coogulasi

intravaskulaer.

Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer

penyakit ini, akan tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai

gejala yang menyertai preeklamsi.

Sebab pre eklamasi belum diketahui,

18

Page 19: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

1.      Vasospasmus menyebabkan :

a.       Hypertensi

b.      Pada otak (sakit kepala, kejang)

c.       Pada placenta (solution placentae, kematian janin)

d.      Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)

e.       Pada hati (icterus)

f.       Pada retina (amourose)

2.      Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab

preeklamsia yaitu :

1. Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan

ganda, hidramnion, dan molahidatidosa

2. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya

kehamilan

b. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan

kematian janin dalam uterus

c. Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan

koma.

3.      Factor Perdisposisi Preeklamsi

a.       Molahidatidosa

b.      Diabetes melitus

c.       Kehamilan ganda

d.      Hidrocepalus

e.       Obesitas

f.       Umur yang lebih dari 35 tahun

C. Manifestasi Klinis

1. penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg

seminggu beberapa kali. Setelah itu ada jg yang mengalami

penurunan berat badan.

19

Page 20: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

2. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari

tangan dan muka.

3. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)

a.      TD > 140/90 mmHg atau

b.     Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg

c.      Diastolik>15 mmHg

d.      Tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di

curigai sebagai preeklamsi

4.      Proteinuria

a. Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau

pemeriksaan kuwalitatif +1 / +2.

b. Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan

kateter atau urine porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6

jam.

D. Klasifikasi

Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :

1. Preeklamsi Ringan :

a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada

posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg

atau lebih, kenaikan sistolik 30 mmHg/lebih. Cara pengukuran

sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak

periksa 1 jam, dan sebaiknya 6 jam.

b. Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)

c. Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan

kuwalitatif 1+ & 2+ pada urine kateter atau midstream.

2.Preeklamsi Berat

a.       TD 160/110 mmHg atau lebih

b.      Proteinuria 5gr atau lebih perliter

c.       Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)

d.      Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri pada

efigastrium

20

Page 21: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

e.       Terdapat edema paru dan sianosis

E. Komplikasi

Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi

antara lain atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis

Elevated Liver Enzymes, Low Platelet Cown), ablasi retina, KID

(Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal, perdarahan otal,

oedem paru, gagal jantung, syok dan kematian.Komplikasi pada janin

berhubungan dengan akut kronisnya insufisiensi uteroplasental, misalnya

pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas

F. Patofisiologi

Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan

terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan

perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme

merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler

menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi

arterial.Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan

sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat

mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi

plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta

sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation

.

G. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya

meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ),

kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini

meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml

b. USG : untuk mengetahui keadaan janin

c. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

21

Page 22: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

H. Penatalaksanaan

1.      Prinsip Penatalaksanaan Pre-Eklampsia

a. Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah

b. Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia

c. Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta,

pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)

d. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera

mungkin setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko

janin atau ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.

2.      Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan

a. Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin

b. Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya,

tidak perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas

aman 140-150/90-100 mmhg).

c. Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang

hari dan minimal 8 jam pada malam hari)

d. Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur

e. Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.

f. Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat

antihipertensi : metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari),

atau nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20

mg/hari, atau pindolol 1-3 x 5 mg/hari (max.30 mg/hari).

g. Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu

h. Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap

1 minggu

i. Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun

setelah 2 minggu rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1

kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau pasien menunjukkan tanda-

tanda pre-eklampsia berat. Berikan juga obat antihipertensi.

22

Page 23: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

j. Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-

eklampsia berat. Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan

k. Pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia 40 minggu, kecuali

ditemukan pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio

plasenta, eklampsia, atau indikasi terminasi lainnya. Minimal usia

38 minggu, janin sudah dinyatakan matur.

l. Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan,

atau dengan bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala ii.

23

Page 24: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

3.      Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Berat

Dapat ditangani secara aktif atau konservatif.  Aktif berarti :

kehamilan diakhiri / diterminasi bersama dengan pengobatan

medisinal. Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan bersama

dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap pemantauan janin

dengan klinis, USG, kardiotokografi.

a.       Penanganan aktif.

Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di

ruang khusus di daerah kamar bersalin.Tidak harus ruangan

gelap. Penderita ditangani aktif bila ada satu atau lebih kriteria

ini.

Ada tanda-tanda impending eklampsia

Ada hellp syndrome

Ada kegagalan penanganan konservatif

Ada tanda-tanda gawat janin atau iugr

Usia kehamilan 35 minggu atau lebih

Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang

MgSO4 dalam infus dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam.

Cara pemberian MgSO4 : dosis awal 2 gram intravena

diberikan dalam 10 menit, dilanjutkan dengan dosis

pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam drip infus (80 ml/jam

atau 15-20 tetes/menit). Syarat pemberian MgSO4 : –

frekuensi napas lebih dari 16 kali permenit – tidak ada tanda-

tanda gawat napas – diuresis lebih dari 100 ml dalam 4 jam

sebelumnya – refleks patella positif. MgSO4 dihentikan bila : –

ada tanda-tanda intoksikasi – atau setelah 24 jam pasca

persalinan – atau bila baru 6 jam pasca persalinan sudah

terdapat perbaikan yang nyata. Siapkan antidotum MgSO4

yaitu Ca-glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc NaCl 0.9%,

diberikan intravena dalam 3 menit).Obat anti hipertensi

diberikan bila tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau

24

Page 25: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

tekanan darah diastolik lebih dari 110 mmHg.Obat yang

dipakai umumnya nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10 mg oral.

Bila dalam 2 jam belum turun dapat diberi tambahan 10 mg

lagi. Terminasi kehamilan : bila penderita belum in partu,

dilakukan induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin

drip, kateter Folley, atau prostaglandin E2. Sectio cesarea

dilakukan bila syarat induksi tidak terpenuhi atau ada

kontraindikasi partus pervaginam.Pada persalinan pervaginam

kala 2, bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam.

a. Penanganan konservatif

Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa

disertai tanda-tanda impending eclampsia dengan keadaan

janin baik, dilakukan penanganan konservatif.Medisinal : sama

dengan pada penanganan aktif. MgSO4 dihentikan bila ibu

sudah mencapai tanda-tanda pre-eklampsia ringan,

selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak

ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan

pengobatan dan harus segera dilakukan terminasi. jangan lupa :

oksigen dengan nasal kanul, 4-6 l / menit, obstetrik :

pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. bila ada indikasi,

langsung terminasi.

Menjelaskan tentang manfaat istirahat dan diet

berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti

berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu

dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan

berbaring.Diet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidat,

garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan

perlu dianjurkan

25

Page 26: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

2.3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R  DENGAN MASALAH

PREEKLAMSIA BERAT

Tanggal masuk   : 19 November 2014

Tanggal pengkajian : 21 November 2014

Dx medis : PEB

A.    PENGKAJIAN

1. Biodata

a. Identitas klien

Nama : Ny.R

Umur : 32 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Suku bangsa : Jawa

Alamat : Plaju lr. Banten

b.  Identitas penanggung jawab

Nama : Tn.s

Umur : 34 th

Jenis kelamin : laki laki

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : swasta

Suku bangsa : Jawa

Alamat : Plaju Lr. Banten

Hub dg klien : suami

26

Page 27: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

B. KELUHAN SAAT INI

Ibu mengeluh Penglihatannnya kabur, nyeri kepala berat, perutnya terasa nyeri,

lelah, bengkak pada tangan, kaki dan muka.

No. TahunJenis

persalinanPenolong

Jenis

Kelamin

Keadaan

Bayi

Waktu lahir

Masalah

kehamilan

112006 Spontan Bidan Laki –

laki

Sehat PEB

C. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN LALU

Pengalaman Menyusui : Ya

Berapa lama : Asi ekslusif 6 Bulan

D. RIWAYAT GINEKOLOGI

1.        Riwayat Ginekologi : -

2.        Riwayat KB : Suntik

E. RIWAYAT MENSTRUASI

1.    Menarch : 14 Tahun Siklus : 30 hari

2.    Lamanya : 5 hari Tidak Disminore

3.    Banyaknya : ± 300 cc ganti Pembalut : 3 kali

27

Page 28: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

F. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI

HPHT : 18-11-2011 Taksiran Partus : 25-08-2012

BB Sebelum Hamil : 48 Kg TD sebelum hamil : 110/100 mmHg

TD BB/TB Letak/presentasi

janin

DJJ Usia

Gestasi

Keluhan

160/110

mmHg

50 Kg /

153cm

Memanjang bagian

terbawa kepala

143

x/m

± 37

minggu

Penglihatannya kabur, nyeri

kepala berat, perutnya

terasa nyeri , lelah, bengkak

pada tangan, kaki dan

muka.

BB Selama Hamil : 50 Kg

G. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI

Status obsetrik : G2P1A0 Usia kehamilan : ± 37 minggu

Keadaan Umum : Baik BB/TB : 50 Kg / 153 cm

Kesadaran : CM

Tanda – Tanda Vital :

Tekanan darah : 160/110 mmHg Nadi : 80 x/m

Suhu : 370C Pernafasan : 20 x/m

Kepala – Leher

Kepala: Simetris, rambut hitam lurus, kebersihan cukup rambut tidak

berketombe dan sedikit rontok, ibu terkadang merasa kepalanya nyeri dan di

kepala tidak ada benjolan maupun kelaian lainnya

28

Page 29: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Mata : Simetris, Penglihatan sering berkunang-kunang atau rabun,

Konjungtiva sedikit pucat, Sklera tidak ikterik.

Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan Cuping hidung dan tidak ada polip

Mulut : Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing, tidak

terdapat caries pada gigi, fungsi pengecapan baik, tidak ada pembesaran tonsil

Telinga : Simetris tidak terdapat serumen, peradangan pada lubang telinga,

fungsi pendengaran baik

Leher : Tida ada pembesaran kelenjar tiroid dan adanya bendungan vena

jugularis

Masalah Khusus : Nyeri pada kepala dan fungsi penglihatan yang terganggu

yaitu kunang – kunang dan rabun

Dada

Jantung : Bunyi jantung normal dan tidak terdengar murmur

Paru : Gerakan saat inspirasi dan ekspirasi seirama, Bunyi paru normal,

tidak terdengar wheezing atau ronchi, suara nafas baik

Payudara :

Bentuk : Simetris dan tidak ada benjolan

Mamae :

Putting susu menonjol keluar

Areola terdapat hyperpigmentasi

Colesterum belum keluar

Konsistensi agak kenyal

Pelebaran pembuluh darah vena terlihat

29

Page 30: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Pengeluaran ASI : ASI belum keluar

Masalah Khusus : -

Abdomen

Uterus :

TFU : 31 cm. Kontraksi : Ya

Leopold I : teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus

teraba massa besar, lunak, noduler

Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian – bagian

kecil janin di sebelah kanan.

Leopold III : teraba masa keras, terfiksir

Leopold IV : bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul

PAP : 3/5

DJJ : Frekuensi : 143 x/m dan teratur

Pigmentasi :

Linea Nigra : Ada

Striae : Ada

Fungsi Pencernaan : Tidak Terganggu

Masalah khusus : -

Perinium dan Genital :

Vagina : Tidak bervarises

Kebersihan : Cukup Bersih

Keputihan : -

Jenis/warna : Lendir/putih

Konsistensi : cair

Bau : amis

30

Page 31: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Hemoroid : tidak derajat : - Lokasi : -

Lamanya : 2x/ 10 menit lama 10 detik, Nyeri : Ya

Ekstremitas

Ekstremitas atas : edema : ya

Inspeksi : fungsi baik

Palpasi : tidak ada varises

Ekstremitas bawah: inspeksi : ada edema, fungsi baik

Palpasi : adanya varises

Reflek patela : +

Masalah khusus : Adanya edema di ekstremitas atas dan bawah

Eliminasi

Urin : 4-5x sehari

BAB : 1x sehari

Masalah Khusus : -

Istirahat dan kenyamanan

Sebelum masuk RS         :  Ibu tidur 7-8 jam sehari

Sesudah masuk RS         :  Ibu tidur 6-8 jam sehari.

Mobilisasi dan Latihan

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan x

Minum x

Eliminasi x

Mobilisasi x

Berpakaian x

31

Page 32: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Keterangan:

0 : mandiri

1 : dengan alat Bantu

2 : bantuan orang lain

3 : bantuan orang lain dan peralatan

4 : tergantung total

4.  Pemeriksaan fisik

Nutrisi dan cairan :

Sebelum mauk RS   : Ibu makan 3 x sehari dengan porsi sedang, sayur, lauk

pauk, buah dan susu serta minum 5-8 gelas sehari

Sesudah masuk RS    : Ibu makan dengan porsi sedang dengan nasi,

sayur, lauk pauk, buah dan susu serta minum 7-8 gelas sehari

Masalah Khusus : -

Keadaan Mental :

Adaptasi psikologis : ibu kelihatan sangat cemas

Penerimaan kehamilan : ibu menerima senang kehamilannya

Masalah khusus : peningkatan kecemasan masih

Obat – obatan yang dikonsumsi :

1. Catapres 1 x 1

2. Drip MgSO4 dan Pitogin pada infus D5 dan RL

Hasil pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

32

Page 33: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Rangkuman Hasil Pengkajian :

Masalah :

1. Kepala ibu terasa pusing dan nyeri serta penglihatannya kabur

dan berkunang – kunang

2. TD : 160/110 mmHg

3. Nyeri hebat saat terjadinya His dan prosres persalinan

4. Ketakutan dan kecemasan terhadap keadaan janin

PENGKAJIAN POST PARTUM

I. RIWAYAT PERSALINAN

a. Jenis Persalinan : Spontan

b. Jenis kelamin : L BB/PB : 2900 gr/

c. Perdarahan : -

d. Masalah dalam persalinan : PEB

II. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI

Status obsetrik : G2P1A0 Usia kehamilan : ± 37 minggu

Keadaan Umum : Baik BB/TB : 50 Kg / 153 cm

Kesadaran : CM

TTV :

Tekanan darah : 160/110 mmHg Nadi : 80 x/m

Suhu : 36,2 0C Pernafasan : 19 x/m

33

Page 34: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Pemeriksaan fisik

Kepela dan Rambut   : sedikit rontok, lepek/berminyak,sedikit berketombe,

warna rambut hitam, dan lurus serta ibu terkadang masioh merasa pusing

Muka : Oedema, dan tidak ada cloasma gravidarum.

Mata           : Konjungtiva agak pucat, sklera agak ikterik, fungsi penglihatan

kurang baik masih berkunang - kunang, dan simetris

Hidung       : Keadaan bersih, fungsi penciuman baik, tidak ada polip

Mulut/gig : Keadaan cukup bersih, gigi lengkap, tidak ada caries gigi, dan

tidak ada stomatitis

Telinga : Keadaan bersih, fungsi pendengaran baik, dan simetris

Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid

Dada : Mamae simetris, puting susu menonjol,ada pembengkakan pada

payudara,dan ASI belum keluar, gerakan dada saat inspirasi dan

ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi dan whezing, suara nafas

baik

Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, uterus teraba keras dan berkontraksi,

vesika urinaria kosong

Pinggang : Nyeri tekan pada daerah pinggang

Genitelia : Kotor oleh bekas lendir dan darah, lochea rubra, bau amis normal,

tidak ada heacting, tidak ada oedema dan varises

Ekstremitas Atas : Fungsi pergerakan baik, tidak ada oedema dan varises,

simetris kiri dan kanan, tidak ada cacat, keadaan baik

34

Page 35: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Ekstremitas Bawah : Fungsi pergerakan baik, tungkai tidak ada oedema

dan varises, tidak ada cacat, keadaan baik

Pola Kebutuhan Dasar

a.  Nutrisi

Sebelum melahirkan   : Ibu makan 3 x sehari dengan porsi sedang, 1 piring

nasi, 1 mangkok sayur, lauk pauk, buah dan susu.

Sesudah melahirkan    : Ibu makan dengan porsi kecil 1/2 piring nasi, 1

mangkok sayur, lauk pauk, buah dan susu.

b. Eliminasi

BAB : sebelum melahirkan  : 1-2 x/hari

sesudah melahirkan  : 1 x/hari        

BAK : sebelum melahirkan  : 5-6 x/hari

sesudah melahirkan  : 2 x/hari        

c. Istirahat

Sebelum melahirkan          :  Ibu tidur 7-8 jam sehari

Sesudah melahirkan          :  Ibu tidur 5-6 jam sehari.

d. Aktivitas

Sebelum melahirkan          : Ibu biasa melakukan aktivitas sendiri

Sesudah melahirkan          : Ibu masih sering ditempat tidur, karena ibu

merasa badannya pegal-pegal, untuk personal hygiene masih dibantu oleh

suami dan keluarganya yang lain, perawatan terhadap bayinya juga masih

dibantu oleh ibunya. 

f.  Personal Hygiene

35

Page 36: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

Sebelum melahirkan          : Ibu mandi 2 x sehari, menggosok gigi 3 x

sehari, Ibu mengganti pakaian setiap habis mandi

Sesudah melahirkan          : Ibu di lap saja dengan air hangat – hangat kuku

, Ibu mengganti pakaian setiap habis di lap, Ibu mengganti softex 2 x sehari 

g. Keadaan psikosial

a. Ibu dan keluarga merasa bahagia dengan kelahiran bayinya, semua

keluarga menerima dengan senang keluarga barunya

b. Ibu senang menyusui anaknya

c. Ibu mengatakan badannya terasa pegal-pegal dan nyeri sedikit

36

Page 37: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

E. ANALISA DATA

No DATA Etiologi Problem

1. DS :

- Pasien mengeluh

sesak nafas

- Pasien mengatakan

nyeri di bagian

dada

DO :

- Pasien tampak

dispnea

- Pasien terlihat

memegang dada

Gangguan Multi Organ

Paru - paru

LADEP meningkat

kongesti vena pulmonal, perpindahan

cairan

Odema paru

Pola nafas tidak efektif

2. DS :

- Pasien mengeluh

nyeri kepala

- Pasien mengeluh

nyeri perut akibat

fotal distress pada

janin

DO :

- Pasien tampak

meringis kesakitan

- Pasien tampak

cemas

- skala nyeri 4 =

nyeri berat (skala

nyeri 1-5 aktivitas

janin menurun

Otak

edema serebri

peningkatan tekanan intrakranial

terjadinya gangguan perfusi serebral ,

nyeri dan kejang

Nyeri Akut

37

Page 38: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

-

3. DS:

- Pasien mengatakan

kurang nafsu

makan

- Pasien sering mual

muntah

DO :

- Pasien tampak

kurus,

- Pasien tampak

lemah, konjungtiva

anemis.

- BB menurun

HCL meningkat

Nyeri epigastrik

Akumulasi gas

meningkat

Merangsang mual dan muntah

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

4. DS: Pasien mengatakan

sering merasa haus

DO: klien tampak lemah,

bedrest, dehidrasi, turgor

kulit lambat

Renal

Akibat pengaruh aldesteron

Reabsorpsi natrium menurun

Retensi cairan dan garam

Resiko kekurangan

volume cairan

5. DS :

-  Pasien biasanya sering

bertanya

-  Pasien biasanya sering

mengungkapkan

kecemasan

DO :

kurang pengetahuan &informasi

koping tidak efektif

terhadap proses persalinan

gangguan psikologis

Ansietas

38

Page 39: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

-  Pasien tampak cemas d

- Pasien selalu bertanya

tentang kesehatannya

dan janinnya

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif b/d Deformitas dinding dada (adanya edema pada

paru)

2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera biologi

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena

faktor biologi

4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan retensi garam dan

air

5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

39

Page 40: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R  DENGAN MASALAH

PREEKLAMSIA BERAT

No Diagnosa Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi

1 Pola nafas

tidak efektif

b/d

Deformitas

dinding

dada

(adanya

edema pada

paru)

Respiratorystatu

s: Ventilation

(0703)

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 X 24

jam diharapkan

pola nafas klien

normal dengan

kriteria hasil:

1. Respirasi

dalam batas

normal

2. Mudah

bernafas

3. Tidak ada

dipsnea

4. TTV normal

1. Buka jalan

nafas dengan

tehnik chin

lift.

2. Posisikan

klien untuk

memaksimalk

an ventilasi

3. Identifikasi

jika pasien

perlu

pemasangan

alat jalan nafas

buatan

4. Auskultasi

suara nafas,

catat adanya

suara nafas

tambahan

5. Monitor

respirasi dan

status O2

6. Observasi

TTV

1. Membuka

jalan nafas

dengan tehnik

chin lift

2. memposisikan

klien untuk

memaksimalk

an ventilasi

3. mengidentifik

asi jika pasien

perlu

pemasangan

alat jalan nafas

buatan

4. mengauskultas

i suara nafas,

catat adanya

suara nafas

tambahan

5. memonitor

respirasi dan

status O2

6. mengobservasi

S : -

O : Pola

nafas klien

lancar

A : Tujuan

tercapai,

masalah

teratasi

P :

Pertahankan

intervensi

40

Page 41: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

TTV

2 Nyeri akut

berhubunga

n dengan

Agen cidera

biologi

Pain control

(1605)

Setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 1 x 24 jam

diharapkan nyeri

berkurang dengan

kriteria hasil:

1. Mengenali

faktor

penyebab

nyeri

2. Menggunakan

metode

pencegahan

3. Menggunakan

metode

pencegahan

non analgetik

untuk

mengurangi

nyeri

4. Menggunakan

analgetik

sesuai

kebutuhan

5. Melaporkan

gejala pada

1. Kaji secara

komprehensif

tentang nyeri

meliputi:

lokasi,

karakteristik,

dan onset,

durasi,

frekuensi,

kualitas,

intensitas/bera

tnya nyeri, dan

faktor-faktor

presipitasi.

2. Kaji

pengalaman

individu

terhadap nyeri,

keluarga,

dengan nyeri

kronis

3. Evaluasi

tentang

keefektifitan

dari tindakan

mengontrol

nyeri yang

telah

1. mengkaji secara

komprehensif

tentang nyeri

meliputi: lokasi,

karakteristik,

dan onset,

durasi,

frekuensi,

kualitas,

intensitas/beratn

ya nyeri, dan

faktor-faktor

presipitasi

2. mengkaji

pengalaman

individu

terhadap nyeri,

keluarga,

dengan nyeri

kronis

3. mengevaluasi

tentang

keefektifitan

dari tindakan

mengontrol

nyeri yang telah

digunakan

4. memberikan

informasi

S : Klien

mengatakan

nyeri sudah

berkurang

O : wajah

klien terlit

tidak

meringis

menahan

nyeri

A : Tujuan

tercapai,

Masalah

teratasi

P :

Pertahankan

intervensi

41

Page 42: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

tenaga

kesehatan

6. Mengenali

gejala-gejala

nyeri

7. Mencatat

pengalaman

tentang nyeri

sebelumnya

8. Melaporkan

nyeri yang

sudah

terkontrol

digunakan

4. Berikan

informasi

tentang nyeri

seperti

penyebab,

berapa lama

terjadi, dan

tindakan

pencegahan

5. Berikan

analgetik

sesuai anjuran

6. Beritahu

dokter jika

tindakan

berhasil atau

terjadi keluhan

tentang nyeri

seperti

penyebab,

berapa lama

terjadi, dan

tindakan

pencegahan

5. memberikan

analgetik sesuai

anjuran

6. memberitaukan

dokter jika

tindakan

berhasil atau

terjadi keluhan

3 Ketidakseim

bangan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubunga

n dengan

Ketidakma

mpuan

dalam

Nutritional

status (1004)

Setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 3 x 24 jam

diharapkan nafsu

makan klien

normal lagi

dengan kriteria

1. Kaji adanya

alergi

makanan

2. Anjurkan

pasien untuk

meningkatkan

intake Fe

3. Berikan

substansi gula

4. Berikan

makanan yang

1. mengkaji

adanya alergi

makanan

2. menganjurkan

pasien untuk

meningkatkan

intake Fe

3. memberikan

substansi gula

4. memberikan

makanan yang

S : Klien

mengatakan

sudah tidak

merasa mual

O : Klien

sudah tidak

terlihat

lemas,

konjungtiva

normal

A : Tujuan

42

Page 43: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

memasukka

n/mencerna

makanan

karena

faktor

biologi

hasil:

1. Stamina,

Tenaga

2. Kekuatan

menggenggam

3. Penyembuhan

jaringan

4. Daya tahan

tubuh

5. Tidak ada

penurunan BB

yg berlebih

terpilih( sudah

dikonsultasika

n dengan ahli

gizi)

5. Ajarkan pasien

bagaimana

membuat

catatan

makanan

harian

terpilih( sudah

dikonsultasikan

dengan ahli

gizi)

5. memberikan

pasien

bagaimana

membuat

catatan

makanan hari

tercapai,

Masalah

teratasi

P :

Pertahankan

intervensi

4 Resiko

kekurangan

volume

cairan

berhubunga

n dengan

retensi

garam dan

air

Setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 3 x 24 jam

diharapkan klien

dapat tidak ada

resiko kekurangan

volume cairan

dengan kriteria

hasil:

1. Mempertaha

nkan urin

output sesuai

dengan usia

dan BB

2. TTV dalam

batas normal

3. Elastisitas

turgor kulit

1. Pertahankan

catatan intake

output urin

yang di buat

2. Monitor

adanya status

dehidrasi

3. Monitor hasil

lab. yang

sesuai dengan

retensi cairan

4. Monitor TTV

5. Kolaborasi

pemberian

cairan atau

makanan/

infus

6. Monitor status

1. mempertahan

kan catatan

intake output

urin yang di

buat

2. memonitir

adanya status

dehidrasi

3. memonitor

hasil lab.

yang sesuai

dengan

retensi cairan

4. memonitor

TTV

5. mengkolabor

asikan

pemberian

cairan atau

S : Klien

mengatakan

tidak merasa

lemah

O :Tugor

kulit normal

A : Tujuan

tercapai,

Masalah

teratasi

P :

Pertahankan

intervensi

43

Page 44: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

normal

4. Tidak ada

tanda-tanda

dehidrasi

5. Membran

mukosa

lembab

6. Tidak ada

rasa haus

berlebihan

nutrisi

7. Dorong

masukan oral

makanan/

infud

6. memonitor

status nutrisi

7. mendorong

masukan oral

6 Ansietas

berhubunga

n dengan

perubahan

status

kesehatan

Setelah dilakukan

Asuhan

Keperawatan

diharapkan dalam

1x24jam cemas

ibu berkurang,

dengan kriteria

hasil :

1. Ibu ibu tampak

tenang

2. Ibu kooperatif

terhadap

tindakan

perawatan

3. Ibu dapat

menerima

kondisi yang

dialami

1. tingkat

kecemasan

ibu

2. Jelaskan

mekanisme

proses

persalinan

3. gali dan

tingkatkan

mekanisme

koping ibu

yang efektif

4. Beri

support

system

pada ibu

1. Memberikan

informasi yang

lengkap mengenai

masalah pasien.

2. mensupport ibu

untuk mengurangi

tingkat kecemasan

yang berlebihan

44

Page 45: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

sekarang

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita

hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria

tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi

sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan

berumur 28 minggu atau segera setelah persalinan.  

Penyebab pre eklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara

pasti,tapi pada penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat

perubahan yang khas pada berbagai alat.Tapi kelainan yang menyertai

penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan coogulasi

intravaskulaer.

3.2 SARAN

Diharapkan mahasiswa maupun pembaca dapat mencari sumber lain

yang lebih lengkap guna menambah ilmu dan wawasan.

45

Page 46: Askep Pre Eklamsi.. Baru Pembahasan

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta. 

Mansjoer, Arif, dkk, editor, Kapita selekta kedokteran, jilid I. edisi ketiga.

Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2001

Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. Synopsis Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC.

Jakarta, 1998.

http://www.scribd.com/doc/899951/laporan kasus preeklampsia nas.

http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia dan eklampsi pada

kehamilan.

http://khuheimi.blogspot.co,/2006/08/preeklampsia dan eklampsi.html

Doengoes, Marilyn E. 2000. REncana Asuhan Keperawatan edisi III. EGC :

Jakarta.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri  jilid 1 edisi 2. EGC : Jakarta.

Sarwono P. 2006. Ilmu Kebidanan edisi 3. Bina Pustaka : Jakarta

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta. 

46