25
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERITONITIS GENERALISATA & ABSES HEPAR Nama Mahasiswa : Subhan N I M : 010030170 B Ruang : Bedah G Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo. Pengkajian diambil tanggal : 19 September 2002. Jam 9.30 BBWI 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. I No. Register : 10 19 84 89 Umur/tgl lahir : 23 tahun. Jenis Kelamin : perempuan Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Status Perkawinan : - Pekerjaan : mahasiswa Pendidikan : STIESIA (Sekolah Ilmu Ekonomi Indonesia) Bahasa yang digunakan : jawa/Indonesia Alamat : Donorejo I/ no 9. Surabaya Kiriman dari : GBPT Tanggal MRS : 7 September 2002.jam 09.00 Cara Masuk : Lewat IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya Diagnosa Medis : Peritonitis Generalisata & abses Hepar post laparatomi. Alasan Dirawat : Adanya keluhan rasa nyeri pada perut kanan bawah yang menjalar kepinggang dan punggung lancar dan setiap mau kencing, disertai dengan mau BAB Keluhan Utama : nyeri perut bawah bagian kanan. Upaya yang telah dilakukan : Berobat ke tukang pijat, dokter praktek, dan RS Tebak arum 2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY) a) Riwayat Penyakit Dahulu Klien sebelumnya tidak pernah mengali penyakit 1

Askep Peritonitis Generalisata & Abses Hepar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep peritonitis

Citation preview

R.Bedah G

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

peritonitis generalisata & abses Hepar

Nama Mahasiswa

: Subhan

N I M

: 010030170 B

Ruang

: Bedah G Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.

Pengkajian diambil tanggal: 19 September 2002. Jam 9.30 BBWI

1. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Nn. I No. Register : 10 19 84 89

Umur/tgl lahir

: 23 tahun.

Jenis Kelamin

: perempuan

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: -

Pekerjaan

: mahasiswa

Pendidikan

: STIESIA (Sekolah Ilmu Ekonomi Indonesia)

Bahasa yang digunakan: jawa/Indonesia

Alamat

: Donorejo I/ no 9. Surabaya

Kiriman dari

: GBPT

Tanggal MRS

: 7 September 2002.jam 09.00

Cara Masuk

: Lewat IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Diagnosa Medis

: Peritonitis Generalisata & abses Hepar post laparatomi.

Alasan Dirawat

: Adanya keluhan rasa nyeri pada perut kanan bawah yang

menjalar kepinggang dan punggung

lancar dan setiap mau kencing, disertai dengan mau BAB

Keluhan Utama

: nyeri perut bawah bagian kanan.

Upaya yang telah dilakukan : Berobat ke tukang pijat, dokter praktek, dan RS Tebak arum

2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)

a) Riwayat Penyakit Dahulu

Klien sebelumnya tidak pernah mengali penyakit seperti yang dialaminya sekarang ini, klien hanya mengalmi penyakit pernah mengalmi penyakit seperti influensa dan batuk-batuk saja pad asaat diberi obat sembuh.

b) Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tanggal 29 agustus 2002, klien mengeluh nyeri pada bagian perut bagian bawah dengan keluhan nyeri tajam, dan menjalar ke punggung dan pinggang bagian belakang untuk mengatasi masalahnuya klien minta dipijat dibagian yang sakit, karena tidak terpengaruh klien minta dipijat dibagian yang sakit, karena tidak terpengaruh, klien dibawa kedokter praktek pada tanggal 30 agustus 2002 selama 2 hari mengalami terapi dokter praktek, tapi tidak mengurangi keluhan, utuk itu klien dibawa ke rumah sakit tambak rejo dan mengalami perawatan selama 5 hari dan atas keputusan pihak rumah sakit klien dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.dan langsung dilakukan Laparotomi.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini.

Hanya Bapak dari klien mempunyai riwayat DM dan penyakit lainnya seperti, hipertensi .dan asma.tidak ada

GENOGRAM :

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

: klien yang sakit

: klien meninggal

d) Keadaan Kesehatan Lingkungan

Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih.dengan ukuran rumah 7x10 m23. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

Pada awal pengkajian 19 September 2002, post operasi hari ke XII

a) Keadaan Umum :

Kesadaran compos mentis, penampilan klien cukup rapi, klien tampak sakit, BB : 45 kg, TB 160 cm

b) Tanda-tanda vital

Suhu

: 37, 0C

Nadi

: 80 X/menit. lemah dan teratur

Tekanan darah: 140/90 mmHg.

Respirasi

: 20 x/menit

c) Body Systems

(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)

Inspeksi : suara stridor inspirasi dan ekspirasi (-), Pernafasan normal vesikuler, Frekuensi 20 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan cuping hidung, tidak terlihat pucat /anemi pada sekitar bibir, mulut dan dasar kuku, tidak terdengar suara nafas tambahan ronkhi, whizziing (-) bentuk dada simetris, batuk-batuk disertai dengan dahak. (-)

Palpasi : pergerakkan asimetris kiri dan kanan, fremitus raba sama pada kiri dan kanan dinding dada ,

Perkusi : adanya suara sonor pada kedua paru, suara redup pada batas paru dan hepar,

Auskultasi terdengar adanya suara vesikuler dikedua lapisan paru, suara amporik tidak ada

(2) Dada / Cardiovascular (B 2 : Bleeding)

Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan kiri, denyut jantung pada ictus cordis. Pulsasi jantung tidak tampak,

Palpasi : fremitus dada simeteris kanan dan kiri, Pada palpasi tidak teraba pula pada daerah dada benjolan/masssa

frekuensi Nadi 80 X/menit lemah dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 37, 0C, perfusi hangat.

Perkusi terdengar suara pekak.

Auskultasi Cor S1 S2 tunggal,S3 S4 tidak ada. irama reguler, ekstra sistole/murmur tidak ada.

(3) Persyarafan (B 3 : Brain)

Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan pada saat sesudah

disentuh (4)

Verbal : Orientasi baik, penuh mampu orientasi waktu, tempat, orang, siapa dirinya, berada dimana, tanggal, hari. (5)

Motorik : mampu menurut perintah, mengangkat tangan, menunjukkan jari dan angka yang ditunjukkan pemeriksa (6)

Compos Mentis : Pasien sadar baik.

Keadaan nervus I XII tidak ada kelainan

(4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)

Inspeksi :Jumlah urine 400 ml/ 8 jam, warna urine kuning.gangguan perkemihan tidak ada. Pemeriksaan genetalia eksternal tidak ada infeksi, jamur, ulkus, lesi dan keganasan, tanda-tanda radang pada ginjal, penis dan testis tidak ada, tidak adanya kelainan kongenital pada vagina

Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar inguinalis,tumor dan nyeri tekan.tidak ada, Perkusi ; tidak ada nyeri pada perkusi daerah ginjal

(5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)

Inspeksi : mulut dan tenggorokan tampak baik, Abdomen normal tidak ada kelainan, keluhan nyeri, gangguan pencernaan tidak ada, , tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun diare, klien buang air besar 1 X/hari, pada abdomen terdapat adanya luka post laparatomi dan luka drain.

palpasi : hepar tidak teraba, ginjal tidak teraba, anoreksia, tidak ada nyeri tekan

perkusi : suara tympani (+) pada abdomen, kembung tidak ada suara pekak pada daerah hepar,

auskultasi : Peristaltik normal

(6) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)

Kemampuan pergerakan sendi range of mation baik, bebas.

Tonos otot pada ekstrimitas baik dengan nilai (5) kekuatan sama dibandingkan sisi lain kanan dan kiri

Ekstrimitas: Tidak ada kelainan

Atas: Tidak ada kelainan

Bawah: ada pembengakakan akibat asam urat

Tulang Belakang: Tidak ada kelainan

Warna kulit

: Tidak ada kelainan

Akral

: Hangat

Turgor

: Baik

Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus.

Pola aktivitas sehari-hari

(1) Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan

Saat sehat : klien mempunyai kebiasaan olah raga setiap pagi hari sehari, tetapi kadang-kadang, klien juga sering mengikuti senam tiap hari lamanya 1 jam dan diselingi dengan jalan-jalan.

Pada saat sakit : klien tidak pernah berolah raga sejak ia mengalami sakit, tidak dan beraktivitas seperti biasanya selama sakit.

(2) Pola Nutrisi dan Metabolisme

Saat sehat : klien makan teratur 3 x sehari, klien minum perhari sebanyak 1,5 liter air dan terbiasa minum susu, tidak ada kesulitan menelan, klien tidak pernah diet khusus , BB 58 kg postur tubuh sedang dengan tinggi badan 160 cm

Saat sakit : klien makan teratur (porsi makan tidak dihabiskan) dengan alasan makanannya tidak enak, minum 5-6 gelas sehari Adanya, BB 45 kg dengan tinggi badan 160 cm dan tidak ada diet khusus.

(3) Pola Eliminasi

Saat sehat : klien BAB dengan jumlah normal sedikit-sedikit, warna feses kuning dan berbau khas, pasien BAK dengan Jumlah urine 400 ml / 8 jam, warna urine kuning muda dengan kejernihan : Jenih. Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan. Klien buang air besar 1 X/hari.

Saat sakit :. BAK jumlah 400 ml/8 jam dengan keluhan tidak ada.

(4) Pola tidur.dan Istirahat

Saat sehat : Klien mempunyai kebiasaan sehari-hari klien lebih banyak istirahat selama 8 jam mulai jam 21.00 05.00 pagi, klien mengatakan kalau sudah bangun sulit untuk bisa tidur lagi dan biasanya sering bangun terlalu awal. Pasien terbiasa tidur dengan suasana tenang.

Saat sakit : klien mengatakan pada awal masuk klien tidak dapat tidur nyenyak sama sekali karena ribut dan banyak nyamuk.

(5) Pola Aktivitas dan latihan

Saat sehat : Untuk aktivitas sehari-hari klien mengatakan lebih banyak dilakukan ditempa kampus sebagai seorangt mahaiswa . apabila ada waktu senggang klien menggunakan waktu untuk jalan-jalan bersama orang tuannya

Saat sakit : .

Aktivitas di RS lebih banyak istirahat di Tempat Tidur dan aktivitas terbatas di Tempat Tidur dan jalan-jalan membeli resep dan periksa

(6) Pola Hubungan dan Peran

Saat sehat dan sakit : Hubungan klien dengan orang lain dan keluarga baik, sebagai kepala keluarga, klien termasuk orang yang kooperatif dengan sesamanya, selama sakit klien tidak bisa menjalankan peran sepertinya biasanya.

(7) Pola Sensori dan Kognitif

Saat sehat Klien mampu melihat dan mendengar serta meraba dengan baik, klien tidak mengalami disorientasi.reflek (+)

Saat sakit : proses melihat, mendengar, mencium dan meraba cukup baik, berfikir lancar, isi pikiran dapat dimengerti namun daya ingatnya baik, klien mengerti akan pertayaan yang diberikan

(8) Pola Persepsi Dan Konsep Diri

Saat sehat : selama sehat klien mengatakan sering ditegur melakukan kebiasaan jelek seperti makan tidak sabaran dan susah menunggu dengan sabar Klien mengatakan juga sangat senang ngobrol dan berkumpul dengan keluaraga maupun teman-temannya

Saat sakit : selama perawatan, menyebabkan klien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem). Selain itu klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan. Tampak tidak ada kontak mata yang jarang dilakukan.

(9) Pola Seksual dan Reproduksi

Pasien belum menikah, menstruasi normal.

(10) Pola mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping

Dalam menghadapi sakit yang dideritanya sekarang ini klien mengatakan apa yang sudah terjadi biarlah terjadi dan berlalu toh engga bisa berubah lagi.klien mengatakan lebih baik memikirkan bagaimana sekarang bisa sehat, klien tampak berlapang dada dengan menerima keadaannya berbesar hati,. Masalah emosi masa mudanya merupakan masalah yang sering menjadi stressor menyebabkan strees pada klien, tapi klien termasuk orang yang terbuka baik dengan keluarganya

(11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan

Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta bekas luka post laparatomi yang dialaminya ini tidak menghambat klien dalam melaksanakan ibadah walaupun tetap merubah pola ibadah yang biasanya klien lakukan seperti biasanya.

Personal Higiene

Kebiasaan di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan cuci rambut 1 X/minggu.

Ketergantungan

Karena penyakitnya yang dideritanya sehingga klien mempunyai ketergantungan mentaati hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat mencetus parahnya penyakit.

Aspek Psikologis

Klien terkesan cemas akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress akibat apa yang harus dialami

Aspek Sosial / Interaksi

Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya biasa sangat baik dan akrab.

Aspek Spiritual

Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Islam, ajaran agama dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah dan aktif mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan oleh mesjid di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh masyarakat setempat.

Saat ini klien tidak merasa terganggu pemenuhan kebutuhan spiritualnya

DIAGNOSTIC TEST / PEMERIKSAAN PENUNJANG

tanggal 10 september 2002

kes :USG Uffer Abdomen : idak ada kelainan

Ts Yth Bipola voiding uretrocystografhy

Kontras urografi yang tidak diencerkan dimasukkan melalui kateter cystostomy kedalam buli-buli, kemudian penderita disuruh kencing,tampak ontras mengisi uretra pars prostatica dan membranaca

Kemudian kontar dimasukkan melaluiout dengan kanul tampakkontra mengisi uretra pars cavernoso dan pars bulbosa sedikit, tampak penyempitan, pada pars bulbomembranaca sepanjang 0,4 cm

Tak tampak adanya ekstravasasi kontras.

Kesimpulan : tampak strikture urethra pars bulbomembranaca sepanjang 0,4 cm

tanggal 4-8-02

TS . Fhoto thorak PA

Cor: besardan bentuk normal

Pulmo: tidak tampak infiltrat tidak tampak ada kelainan, kkedua sinus phrenicocostalis tajam

Tulang tak tampak osteolitik osteoblastik

Kesan : fhoto thorak tidak ada kelainan, cor, paru dan tulang kesan normal.

Hasil pemeriksaan Laboratorium :

Tanggal 6 september 2002

PemeriksaanHasilHasil normal

darah

HB11,6L : 12,6 17 %

P : 11,5 16, 9 %

Leukocyte12,7004000 10.000 /mm3

PCV-33,9

LED/BBS (1 jam)50L : < 7 mm

P : < 15 mm

Diff

Eosinofil-1 2 %

Basofil-0 1 %

Staff43 5 %

Segmen7450 65 %

Lymposit1725 40 %

Monocyte52 6 %

Trombocyte204150.000 400.000/mm 3

Albumin2,9 3,5 5 gr /dl

Mikrobiologi tanggal 7 september 2002 RSUD r. Soetomo

Bahan yang diambilUrine/darah/liquer cap/tinja

Pus (nanah dari cairan abdomen)

Kultur biasakanMikroba aerob dan anaerob

Tanggal 17 september 2002>100.000 kuman/mPositif >/= 100.000

Albumin2.31(3,8 4,4) g/d

Darah lengkap

WBC14,3(L : 4,3 10,3 P : 4,3 11,3) x 10 eg/L

RBC(L : 4,33 5,95) juta /UL

HGB9,4(L : 13,4 17,7 P : 11,4 15,1) g/dl

HCT30,6(L : 40 -47 P : 38 42 ) %

MCH+ 92,5 ,9 dl

MCHC30,7 s/dl

ANALISA DAN SINTESA DATA

NO/TGLD A T A/ETIOLOGIMASALAH

1

2-09-2002

Pre Operatif

Data subjektif

Klien mengatakan sulit kecing, sering ngompol BAK keluarnya sedikit dan disertai mau mengejan BAB

Data objektif

Klien tampak sakit, tidak nyaman dan tidak puas, frekwensi kencing sering, sedikit-sedikit dan ada keinginan mengejan

Ngompol dicelana akibat urine netes

Striktur urethra

(stressor

(penyempitan lumen urethra

(retensi urine

(gangguan eliminasi BAK

(Gangguan rasa nyamanGangguan eliminasi urine

2

3-09-2002

Data Subjektif:

Klien mengatakan merasa takut akan dilakukan pembedahan, klien mengatakan mudah-mudahan saja tidak terjadi apa-apa

Data Objektif :

Klien tampak sering sering bertanya tentang proses pembedahan yang akan dilakukan padanya.

Klien tampak gelisah

Pembedahan/mastektomy

(stressor

(stimulus respon perilaku/mekanisme pertahananan diri/perilaku koping, respn neuroendokrin

(maladaptif

(cemas

Ansietas

3

tanggal

3-09-02

jam 19.00Post operasi

Data Subjektif :

Klien mengeluh adanya nyeri daerah operasi

Data Objektif :

Klien tampak menyeringai, kesakitan dan memegang daerah yang sakit

Pembedahan

(trauma/rusaknya jaringan

(keluarnya stimuli kimia prostalagnin, serotonin, bradikinin, norefinefrin, ion hidrogen, ion kalium dan subtance

(Nosiseptor

(nyeriNyeri akut

4

tanggal

3-09-02Data Subjektif :

-

Data Objektif :

Adanya luka bekas operasi

Resiko infeksi

(rusaknya jaringan

(respon radang

(pontensial terinfeksi kumanResiko terjadinya infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pre operasi

1. Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, resistancy, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi sehubungan dengan obtruksi mekanik: striktur urethra

2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pra dan pascaoperasi dan takut akan kecacatan

Post operasi

3. gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan terputusnya continuitas jaringan ditandai dengan klien tampak kesakitan bila menggerakan lengan dan wajah tampakmenyeringai

4. resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

RENCANA TINDAKAN

Tujuan :

Jangka pendek: 2 x 30 klien dapat mempertahankan pola BAK

Jangka panjang

: setelah di rawat selama 1 hari klien memiliki Klien dapat berkemih dalam jumlah normal, tidak teraba distensi kandung kemih , Residu pasca berkemih kurang dari 50 ml,

NoDiagnosa KeperawatanP e r e n c a n a a n

Kriteria hasilIntervensiRasional

1Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, resistancy, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi sehubungan dengan obtruksi mekanik: striktur urethra

Tujuan: Pola eliminasi normal.

Kriteria hasil :

Klien dapat berkemih dalam jumlah normal, tidak teraba distensi kandung kemih

Residu pasca berkemih kurang dari 50 ml

Klien dapat berkemih volunter

Urinalisa dan kultur hasilnya negatif

Hasil laboratorium fungsi ginjal normal

1. Jelaskan pada klien tentang perubahan dari pola eliminasi .

2. Dorong klien untuk berkemih tiap 2 4 jam dan bila dirasakan .

3. Anjurkan klien minum sampai 3000 ml sehari, dalam toleransi jantung bila diindikasikan

4. Perkusi / palpasi area supra pubik

5. Observasi aliran dan kekuatan urine, ukur residu urine pasca berkemih. Jika volume residu urine lebih besar dari 100 cc maka jadwalkan program kateterisasi intermiten.

6. monitor laboratorium: urinalisa dan kultur, BUN, kreatinin.

7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat: antagonis Alfa - adrenergik (prazosin)

1. Meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan.

2. Meminimalkan retensi urine, distensi yang berlebihan pada kandung kemih

3. Peningkatan aliran cairan, mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal dan kandung kemih dari pertumbuhan bakteri.

4. Distensi kandung kemih dapat dirasakan di area supra pubik.

5. Observasi aliran dan kekuatan urine untuk mengevaluasi adanya obstruksi

Mengukur residu urine untuk mencegah urine statis karena dapat beresiko infeksi

6. Statis urinarias potensial untuk pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko ISK. Pembesaran prostat dapat menyebabkan dilatasi saluran kemih atas (ureter dan ginjal), potensial merusak fungsi ginjal dan menimbulkan uremia.

7. Mengurangi obstruksi pada buli-buli, relaksasi didaerah prostat sehingga gangguan aliran air seni dan gejala-gejala berkurang.

Tujuan :

Jangka pendek: setelah 2 X 30 menit klien mau terbuka dan berkomunikasi dengan perawat serta mengungkapkan ketakutannya.dan kecemasannya.

Jangka panjang: setelah di rawat selama 1 hari klien memiliki koping mekanisme positif dan dapat menerima keadannya tanpa rasa takut yang berlebihan.

NoDiagnosa KeperawatanP e r e n c a n a a n

Kriteria hasil

IntervensiRasional

2Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pra dan pascaoperasi dan takut akan kecacatan

.

Klien mau menatap muka bila bicara.

Ekspresi wajah rileks

Kegelisahan klien berkurang

Klien mampu mengungkapkan ketakutannya

Klien mengungkapkan penerimaan terhadap kondisi yang dialami.dan prosedur dan proses penyakitnya

Gaya bicara lancar

1. ciptakan hubungan saling percaya dan Lakukan pendekatan secara empati

2. Jaga lingkungan tetap tenang.

a. Bantu klien menurunkan keluhan yang dirasakan saat ini.

b. Yakinkan bahwa keadaan ini tidak hanya dirasakan oleh individu banyak orang lain yang telah berhasil mengatasi kondisi seperti ini.

c. Bantu individu mengepresikan perasaannya.

d. Bantu individu berhubungan dengan sumber koping yang ada.

e. Dorong keluarga mengerti keadaan yang sedang dialami klien.

1. Membentuk rasa saling percaya

2. Untuk mengurangi stresor negatif yang dapat memperparah kondisi psikologis klien.

3. Sebagai suatu upaya distraksi dalam mengurangi beban klien.

4. Sebagai inforcement bahwa klien tidak sendiri

5. Katarsis dapat menurunkan beban psikologis klien

6. Untuk mendapatkan lebih banyak dukungan dalam upaya membentuk koping yang adaptif.

7. Memberi penguatan dan dukungan psikologis.

Tujuan :

Jangka pendek : Setelah di rawat selama 30 menit klien mampu mendemontrasikan model /cara mereduksi nyeri melalui nafas dalam, distraksi pada daerah kontralateral, memberikan bacaan .

Jangka panjang: Setelah 2 hari nyeri terkontrol, skala nyeri berkisar antara 1- 4

3Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya continuitas jaringan ada stimuli pada nosiseptor

Mendemonstrasikan bebas nyeri dengan kriteria

ekspresi wajah rileks,

luka kering,

menyatakan nyeri berkurang1. Untuk meminimalkan nyeri scrotum/penis : anjurkan untuk melakukan aktivitas terbatas pada daerah yang sakit

2. Lakukan latihan nafas dalam dan distraksi nyeri dengan aktivitas yang disukai klien

3.Beri analgesik dan evaluasi keefektifannya dan obat antibiotik

4.Kaji vital sign dan skala nyeri.1 Rasa nyaman merupakan prioritas dalam pemberian perawatan pasien demgam post operasi Kontrol rasa nyeri butuh narkotik dosis tinggi.

2 Napas dalam dan batuk kuat meregangkan membran pleura dan menimbulkan nyeri dada pleuritik. . Anti batuk menekan pusat batuk di otak

3 Dengan relaksasi akan mampu mengalihkan rangsangan nyeri serta menghambat respon nyeri pada sistem Paint gate kontrol di thorakal 7-8 dan daerah spinothalamik sehingga rangsangan nyeri menjadi berkurang.

4 Untuk memblokir sistem penghataran reseptor H1 sehingga rasa nyeri berkurang. Antitusif mengurangi batuk sehingga menurunkan tekanan intra thorakal yang berakibat penurunan kualitas maupun kuantitas nyeri akibat penekanan pada viseral paru.

5 Peningkatan nyeri sering disertai dengan peningkatan vital sign.

Tujuan :

Jangka pendek : tanda ifeksi sekunder tidak terjadi, luka kering dan bersih.

Jangka panjang : Setelah 4 hari tindakan keperawatan , infeksi sekunder tidak terjadi

4.resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

.- tanda infeksi sekunder tidak terjadi

- luka kering dan bersih

- suhu tubuh normal.

1 rawat luka dengan tehnik aseptik

2 anjurkan kien untuk menjaga kebersihan luka operasi

3 berikan diet cukup tinggi kalori dan protein

4 observasi tanda-tanda radang

5 kolaborasi denan tim dokter dlam pemberian antibiotik

6 kaji keadaan penyembuhan luka.1 Menghinari terjadinya kontaminasi (infeksi sekunder)

2 Menjaga kebersihan dan terhindarnya kontaminasi

3 diet TKTP membantu untuk merangsang pertumbuhan jaringan

4 mendeteksi sedini mungkin terjadinya infeksi

5 fungsi interdependent perawat, untuk mencegah pertumbuha kuman.

6 Mendeteksi sedini mungkin keadaan penyembuhan luka.

- Agar klien dan keluarga siap, mengingat tumor paru bukan merupakan penyakit tunggal.

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI (SOAP)

I. Pelaksanaan dan Evaluasi

Dx. kepHari/tglImplementasiEvaluasi

1selasa,

3-09-02

jam 16.00 wib1. menjelaskan pada klien tentang perubahan dari pola eliminasi .

2. mendorong klien untuk berkemih tiap 2 4 jam dan bila dirasakan .

3. menganjurkan klien minum sampai 3000 ml sehari, dalam toleransi jantung bila diindikasikan

4. memperkusi / palpasi area supra pubik

5. mengobservasi aliran dan kekuatan urine, ukur residu urine pasca berkemih. Jika volume residu urine lebih besar dari 100 cc maka jadwalkan program kateterisasi intermiten.

6. memonitor laboratorium: urinalisa dan kultur, BUN, kreatinin.

7. berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat: antagonis Alfa - adrenergik (prazosin)

Data Subjektif :

Klien mengatakan frekwensi BAK sudah mulai membaik tidakada keluahan seperti sebelumnya

Data Objektif :

1. klien mulai tampak tenang

A : Tujuan tercapai sebagian

P : Intervensi terus dilakukan

2Selasa,

309 2002

07.00

1 menciptakan hubungan saling percaya dan melakukan pendekatan secara empati

f. membantu klien menurunkan keluhan yang dirasakan saat ini. Dengan menyakinkan bahwa keadaan ini tidak hanya dirasakan oleh individu banyak orang lain yang telah berhasil mengatasi kondisi seperti ini.

g. membantu individu mengepresikan perasaannya.

h. membantu individu berhubungan dengan sumber koping yang ada.

i. Memberikan penjelasan tenang penyakit klien dan resiko-resiko yang akan terjadi

Data Subjektif :

Klien mulai mengerti tentang keadaan penyakitnya dan klien mengatakan yang sudah lalu biarlah berlalu

Data Objektif :

2. klien mulai menyadari sepenuhnya tentang penyakitnya dapat mengulangi apa yang telah dijelaskan sebagian besar

A : Tujuan tercapai sebagian

P : Intervensi terus dilakukan

3

selasa,

309 2002

15.30

19.00

1. mengajarkan klien untuk meminimalkan nyeri dada pad scrotumnya : menganjurkan untuk tidak terlalu beraktivitas

2. melakukan latihan nafas dalam dan distraksi nyeri dengan aktivitas yang disukai klien

3. memberi analgesik dan evaluasi keefektifannya dan obat seperti memberikan

obat ; cefotaxim 3 x 1gr

kaltrofen 3 x 1 amp

4. Kaji vital sign dan skala nyeri..

Jam 20.00S : pasien mengatakan nyeri berkurang, skala 2

O : rileks, tenang,

A : masalah belum teratasi

P : rencana intervensi dipertahankan

4

rabu

4-092002

16.00

19.00

1 merawat luka dengan tehnik aseptik

3. menganjurkan kien untuk menjaga kebersihan luka operasi

2 memberikan diet cukup tinggi kalori dan protein

3 mengobservasi tanda-tanda radang

4 berkolaborasi denan tim dokter dlam pemberian antibiotik

5 mengkaji keadaan penyembuhan lukaJam 20.00S : -

O : luka masih tampak basah, tanda-tanda peradangan tidak ada

A : masalah belum teratasi

P : rencana intervensi dipertahankan

TANGGAL

DIAGNOSA KEPERAWATANCATATAN PERKEMBANGAN

Selasa,3 Agustus 2002

Jam 07.00 wib

Ansietas

Data Subjektif :

Klien mengatakan setelah dijelaskan panjang lebar klien mengatakan mulai mengerti, dan siap dioperasi jam 08,00 wib

Data Objektif :

klien tampak bersemangat mendengarkan penjelasan

kegelisahan klien tampak mulai berkurang , klien tampak mulai tenang

klien dapat mengulangi apa yang telah dijelaskan sebagian besar

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

selasa, 3 september 2002

Jam 16.00 wib

Ansietas

Data Subjektif :

Klien mengatakan BAK sudah lancar dan tapi masih mengeluh nyeri akibat bekas insisi operasi

Data Objektif :

Klien tak tampak tenang

A : masalah teratasi

P : intervensi teruskan

rabu 4 Agustus 2002

Jam 10.30 wib

Ansietas

Data Subjektif :

Klien mengatakan keluhan nyeri akibat insisi bedah mulai berkurang

Data Objekktif :

Tampak klien sudah mampu untuk mengangkat kaki kiri dan kanan

Rabu, 4 Agustus 2002

Jam 09.30 wib

Ansietas

Data Subjektif :

-

Data Objektif :

Tanda-tanda infeksi pada luka bekas operasi tidak ada, luka mulai mengering.

Penulis,

Subhan

010030170 B

PAGE 1