20
BAB I KONSEP MEDIS A. Definisi Penyakit Parkinson adalah kelainan neurologis progresif yang menyerang pusat otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan tegulasi gerakan. Penyakit Parkinson adalah gangguan otak progresif yang ditandai oleh degerasi neuron-neuron penghasil dopamin yang terletak dalam di hemisfer serebrum disuatu bagian yang disebut ganglion basal. B. Etiologi Penyebab penyakit Parkinson tidak diketahui. Namun diperkirakan penyebab parkinson lebih dari satu (multipel) dan mencangkup faktor-faktor seperti adanya cedera kepala, stroke, aterosklerosis, berbagai preparat toksik serta infeksi virus seperti ensefalitis letargika. C. Patofisiologi Penyakit Perkinson merupakan kalainan neurologis progresif yang menyerang pusat otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan regulasi gerakan. Terjadi penipisan dopamin dalam substansia nigra dan korpus striatum karena proses degenerasi. Kondisi ini mengakibatkan gejala khas bradikinestasia (melambatnya gerakan), tremor, dan kekakuan otot. Aliran darah regional menurun dan terdapat angka kejadian demensia yang tinggi. 1

Askep PARkinSon

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep PARkinSon

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Penyakit Parkinson adalah kelainan neurologis progresif yang menyerang pusat otak

yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan tegulasi gerakan.

Penyakit Parkinson adalah gangguan otak progresif yang ditandai oleh degerasi

neuron-neuron penghasil dopamin yang terletak dalam di hemisfer serebrum disuatu

bagian yang disebut ganglion basal.

B. Etiologi

Penyebab penyakit Parkinson tidak diketahui. Namun diperkirakan penyebab

parkinson lebih dari satu (multipel) dan mencangkup faktor-faktor seperti adanya cedera

kepala, stroke, aterosklerosis, berbagai preparat toksik serta infeksi virus seperti

ensefalitis letargika.

C. Patofisiologi

Penyakit Perkinson merupakan kalainan neurologis progresif yang menyerang pusat

otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan regulasi gerakan. Terjadi penipisan

dopamin dalam substansia nigra dan korpus striatum karena proses degenerasi. Kondisi

ini mengakibatkan gejala khas bradikinestasia (melambatnya gerakan), tremor, dan

kekakuan otot. Aliran darah regional menurun dan terdapat angka kejadian demensia

yang tinggi.

Sebagian gejala penyakit parkinson dapat dihilangkan dengan terapi terhadap cedera

atau infeksi, atau pengakatan tumor dan penghentian obat yang menyebabkannya, tetapi

sebagian lain mungkin menetap. Penyakit ini lebih sering terjadi antara individu pada

usia 60 tahunnan dan merupakan kelainan neurologis ke dua yang paling umum terjadi

pada lansia.

1

Page 2: Askep PARkinSon

D. Manifestasi Klinis

Gambaran Utama:

1. Gangguan gerakan

2. Kekakuan otot.

3. Tremor terus menerus (ketika tidak melakukan aktivitas sekalipun).

4. Kelemahan otot.

5. Kehilangan refleks postural.

Tanda-tanda Dini:

1. Kekakuan pada ekstremitas.

2. kesulitan dalam mengawali, mempertahankan, dan melakukam aktifitas motorik.

3. Mengalami penundaan dalam melakukan aktifitas normal.

Tanda-tanda Lanjut:

1. Tremor, seringkali mulai pada satu tangan atau lengan, kemudian tangan atau lengan

lainnya, dan kemudian pada kepala.

2. Ciri tremor adalah lambat, gerakan memutar dahi dan tangan, dan gerakan ibu jari

memutar pil dengan jari lainnya.

3. Tremor terjadi saat istrahat dan menigkat dengan konsentrasi dan ansietas.

Karateristik lain yang menyerang Wajah, Tinggi Badan, dan Gaya Berjalan.

1. Kehilangan gerakan menganyun lengan yang normal.

2. Ekstremitas yang mengalami kekauan menjadi lebih lemah.

3. Ekspresi wajah seperti topeng.

4. Kehilangan refleks postural.

5. Dapat terjadi manifestasi depresi dan psikiatrik.

E. Komplikasi

Penyakit Parkinson stadium lanjut dapat berkaiatan dengan demensia.

F. Evaluasi Diagnostik

Bukti adanya tremor, kekakuan, dan bradikinestesia.

2

Page 3: Askep PARkinSon

G. Penatalaksanaan

Sasaran tindakan adalah menigkatkan transmisi dopamin.

Farmakoterapi

1. Terapi Levedopa merupakan preparat yang paling efektif untuk menghilangkan

gejala.

2. Derifat dopamin-agonis-ergot berguna jika ditambahkan ke dalam levedopa untuk

memperlancar fluktuasi klinis.

3. Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor.

4. Terapi antikolinergik utnuk mrngontrol tremor dan kekakuan.

5. Preparat antivirus, Amantadin hidroklorida, digunakan untuk mengurangi kekakuan,

tremor, dan bradikinestesia.

6. Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamin.

7. Obat-obat antidepresan.

Intervensi Pembedahan

1. Pembedahan untuk mengahancurkan bagian talamus(talamotaomi streotaktik) untuk

menghilangkan kontraksi otot berlebih tipe tertentu.

2. Transpalansi sel-sel neiral dari sumber jaringan janin manusia atau hewan untuk

membentuk kembali pelepasan dopamin.

3

Page 4: Askep PARkinSon

4

Page 5: Askep PARkinSon

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pengumpulan Data

o Klien mengatakan tangan/kaki tidak dapat digerakkan dengan normal.

o Klien mengatakan sering gemetar.

o Klien mengatakan susah mengunyah dan menelan.

o Klien mengatakan nafsu makan menurun.

o Klien mengtakan sulit untuk berbicara.

o Klien nampak berbicara tidak lancar.

o Klien nampak lemah.

o Penurunan berat badan hingga 20%.

o Klien nampak susah dan lambat dalam mengunyah/menelan.

o Kekuatan otot berkurang.

o Ekspresi wajah seperti topeng (kaku)

o Klien nampak gemetar.

2. Klasifikasi Data.

Data Subyektif:

o Klien mengatakan tangan/kaki tidak dapat digerakkan dengan normal.

o Klien mengatakan sering gemetar.

o Klien mengatakan susah mengunyah dan menelan.

o Klien mengatakan nafsu makan menurun.

o Klien mengatakan sulit untuk berbicara.

Data Obyektif:

o Klien nampak berbicara tidak lancar.

o Klien nampak lemah.

o Penurunan berat badan hingga 20%.

o Ekspresi wajah seperti topeng (kaku)

o Klien nampak susah dan lambat dalam mengunyah/menelan.

o Kekuatan otot berkurang.

5

Page 6: Askep PARkinSon

o Klien nampak gemetar.

3. Analisis Data

No. Symtom Etiologi Problem1 2 3 4

1.

Data Subyektif:o Klien

mengatakan susah mengunyah dan menelan.

o Klien mengatakan nafsu makan menurun

Data Obyektif:o Klien

nampak lemah.o Penu

runan berat badan hingga 20%.

o Klien nampak susah/lambat dalam mengunyah/menelan.

Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

Tubuh

2.

Data Subyektif:o Klien mengatakan

sulit untuk berbicara.

Data Obyektif:o Klien nampak berbicara

tidak lancaro Ekspresi wajah seperti

topeng (kaku)

Gangguan komunikasi

Verbal

3.

Data Subyektif:

Data Obyektif:

Resiko Terhadap Kerusakan

Integritas Kulit

4. Data Subyektif:o Klien

mengatakan tangan /kaki tidak dapat digerakkan dengan normal.

Gangguan Mobilitas Fisik

6

Penurunan selera makan

Intake nutrisi inadekuat

Kelemahan pd otot yang digunakan u/ menelan dan

mengunyah

Dehidrotestoteron (DHT) ↑

Multifaktor

Kerusakan sel-sel otak

Gangguan neuromuskuler yg mengontrol bicara & bahasa

Hilangnya tonus otot wajah

Terjadi penekanan yg lama pd daerah belakang tubuh

Suplai darah menurun

Kulit pucat

Kemungkinan terjadi luka

Fungsi neuromotorik menurun

Kelemahan otot/sendiKetidakmampuan pergerakan sendi

Page 7: Askep PARkinSon

o Klien mengatakan sering gemetar

Data Obyektif:o Keku

atan otot berkurang.o Klien nampak gemetar.o Klien nampak lemah

B. Diagnosa Keperawatan.

1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan/kekakuan otot yang

ditandai dengan seringnya gemetar, kekuatan otot berkurang, dan lemah.

2. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan gangguan neuromuskuleryang

mengontrol bahasa dan bicara yang ditandai dengan sulit untuk berbicara, ekspresi

wajah seperti topeng, dan berbicara tidak lancar.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kelemahan otot yang

ditandai dengan penurunan berat badan hingga 20%, susah menelan dan mengunyah,

dan lambat dalam mengunyah / menelan.

4. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan tirah baring

yang lama.

C. Intervensi

1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan/kekakuan otot yang

ditandai dengan seringnya gemetar, kekuatan otot berkurang, dan lemah.

Tujuan:

Klien akan memperlihat kemampuan pergerakan yang adekuat.

Intervensi:

1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

Rasional:

Untuk mengidentifikasi kemampuan pergerakan klien dan menentukan intervensi

selanjutnya.

2. Ubah posisi tidur klien setiap 2 jam.

Rasional:

Untuk mencegah penekanan pada daerah tertentu dan mencegah terjadinya atropi

dan kontraktur serta terjadinya luka pada saat berbaring.

3. Latih klien untuk melakukan ROM pasif dan aktif.

Rasional:

7

Mobilitas terganggu

Page 8: Askep PARkinSon

Latihan Rentang gerak dapat meningkatkan massa otot, tonus dan kekuatan otot.

4. Tinggikan lengan dan kepala.

Rasional:

Meningkatkan aliran balik vena dan membantu mencegah terbentuknya edema.

5. Anjurkan klien untuk pergerakan dan latihan dengan menggunakan lengan yang

tidak sakit.

Rasional:

Latihan aktif yang lengan sehat dapat menyatukan kembali sebagai bagian dari

tubuhnya sendiri.

6. Beri HE pada klien tentang pentingnya pergerakan anggota gerak dalam

mengurangi atropi otot.

Rasional:

Memberikan pengetahuan pada klien dalam berpartisipasi dalam mengatasi

masalahnya.

7. Kolaborasi dengan tim fisioterapi.

Dapat membantu meningkatkan fungsi otot melalui latihan yang rutin.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kelemahan otot yang

ditandai dengan penurunan berat badan hingga 20%, susah menelan dan mengunyah,

dan lambat dalam mengunyah / menelan.

Tujuan:

Klien akan menunujukkan perbaikan nutrisi yang adekuat.

Intervensi:

1. Kaji kemampuan mengunyah dan menelan.

Rasional:

Dapat menentukan jenis makanan, karena klien harus dilindungi dari bahaya

aspirasi.

2. Auskultasi bising usus.

Rasional:

Bisisng usus perlu diketahui untuk menentukan pemberian makanan untuk

mencegah konstipasi.

3. Berikan makan dalam porsi sedikit tetapi sering, baik melalui NGT maupun oral.

Rasional:

Memudah proses pencernaan dan toleransi klien terhadap asupan nutrisi.

8

Page 9: Askep PARkinSon

4. Timbang Berat badan setiap minggu.

Rasional:

Penimbangan BB dapat mendeteksi perkembangan status nutrisi klien.

5. Atur posisi yang menyenangkan saat makan (kepala sedikit ditinggikan) dan

dimiringkan.

Rasional:

Mencegah regurgitasi dan aspirasi.

6. Berikan makanan melalui oral, NGT atau IVFD sesuai intruksi.

Rasional:

Pemberian makanan dapat disesuaikan dengan kondisi klien.

7. Lakukan kolaborasi dengan ahli gizi dalam pengaturan makanan

Rasional:

Membantu mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan nutrisi klien.

3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan gangguan neuromuskuleryang

mengontrol bahasa dan bicara yang ditandai dengan sulit untuk berbicara, ekspresi

wajah seperti topeng, dan berbicara tidak lancar.

Tujuan:

Klien akan menunjukkan peningkatan kemampuan berkomunikasi secara efektif.

Intervensi:

1. Kaji tipe disfungsi komunikasi seperti tidak memahami kata atau mengalami

kesulitan berbicara.

Rasional:

Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan verbal yang terjadi kesulitan

klien dalam proses komunikasi.

2. Dengarkan kesalahan percakapan klien dan beri umpan balik.

Rasional:

Memberi pemahaman dalam menyadari kesalahan bicara.

3. Bicara dengan klien dengan suara yang jelas dan tidak terlalu cepat.

Rasional:

Memberi kesempatan klien dalam memahami setiap pembicaraan.

4. Latih klien mengucapkan kata-kata pendek dan mengulanginya.

Rasional:

9

Page 10: Askep PARkinSon

Respon klien terhadap bicara lebih mudah dimengerti.

5. Hargai setiap kemampuan klien dan hindari pembicaraan yang merendahkan.

Rasional:

Kemampuan klien merasakan harga dirinya meningkat.

6. Kolaborasi kepada ahli terapi wicara.

Rasional:

Dapat meningkatkan kemampuan bicara dan sensori, motorik dan kognitif klien.

4. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan tirah baring

yang lama.

Tujuan:

Klien akan mempertahankan integritas kulitnya.

Intervensi:

1. Kaji integritas kulit klien.

Rasional:

Membantu menentukan keadaan elasistas kulit dan tindakan selanjutnya.

2. Balik dan ubah posisi klien setiap 2 jam. Ajarkan klien cara mengeser posisi

ditempat tidur.

Rasional:

Reposisi yang sering memungkinkan sirkulasi kembali ke jaringan ditempat yang

terhambat oleh tekanan.

3. Lakukan masage dan perawatan kulit yang tertekan.

Rasional:

Membantu meningkatkan sirkulasi, elasitas kulit dan integritas kulit.

4. Dorong klien untuk melakukan ambulasi, jika diindikasikan.

Rasional:

Ambulasi meningkatkan sirkulasi dan mengurangi tekanan pada pembuluh darah.

5. HE tentang pentingnya asupan nutrisi dan hidrasi yang optimal.

Rasional:

Nutrisi dan hidrasi yang tidak adekuat dapat mengurangi sirkulasi dan

meningkatkan penipisan jaringan.

10

Page 11: Askep PARkinSon

DAFTAR PUSTAKA

Burner dan subbarth. 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edsi 8 vol.2. EGC: Jakarta.

Carpenito, Linda J. 2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.edisi 8, EGC: Jakarta.

Corwin J. Elizabeth. 2000. Buku Saku patofisiologi. EGC: Jakarta

Diane C, Baughman, JoAnn C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: buku saku dari

Brunner & Suddarth. EGC: Jakarta

Dongoes E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3, EGC: Jakarta

Price, A Silvia. 1994.Patofisiologi Konsep Klinis Penyakit.ediesi 4, EGC: Jakarta.

www.Perawat_blogspot.com/parkinson/html.

11

Page 12: Askep PARkinSon

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga ASKEP ini dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan ASKEP ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini

kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen Mata Kuliah yang telah memberikan tugas dalam pembuatan ASKEP ini.

2. Akademik yang telah menyediakan buku-buku pedoman.

3. Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan ASKEP ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab

itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan pada

tugas pembuatan ASKEP berikutnya.

Semoga ASKEP ini dapat diterapkan sehingga berguna bagi mahasiswa

keperawatan secara umum, terutama mahasiswa AKPER Buton pada khususnya.

Bau-Bau, Mei 2009

Kelompok 1

12

Page 13: Askep PARkinSon

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I KONSEP MEDIS

A. Definisi................................................................................. 1

B. Etiologi................................................................................. 1

C. Patofisiologi......................................................................... 1

D. Gambaran Klinis.................................................................. 2

E. Komplikasi........................................................................... 2

F. Evaluasi Diagnostik............................................................. 2

G. Penatalaksanaan................................................................... 3

BAB II KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian............................................................................ 5

B. Diagnosa Keperawatan........................................................ 7

C. Intervensi Keperawatan....................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 11

13

ii

Page 14: Askep PARkinSon

Tugas KMB III

Dosen Pembimbing : NASILI S.ST

Oleh :

Kelompok I* Ashaklim (2007.002) * Bardin (2007.003)* LM. Ridwan (2007.020) * LD. Abdul Ramang (2007.017)* Ririn Amrullah (2007.028) * Eno Aziz (2006.006)* Erlia Murni (2007.006) * Fariani Usa (2007.007)* Yuliani S. (2007.051) * Maryana Jufrin (2007.022)* Indri Indah S. (2007.015) * Rosdiana (2007.029)* Salma La Siki (2007.034) * Susiawati (2007.040)* Wd. Sitti Suhura(2007.043) * Wd. Yuniarti (2007.048)

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN BUTONTAHUN AKADEMIK

2008/2009

14

iii