45
ASKEP PADA PASIEN DEPRESI ASKEP PADA PASIEN DEPRESI Oleh : Yayang Nur Enida(S1-KEPERAWATAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang . Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan perasaan dan emosi. Emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individu. Depresi adalah suatu jenis Gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun. Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya. Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras. Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. 1.2

Askep Pada Pasien Depresi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan depresi.

Citation preview

Page 1: Askep Pada Pasien Depresi

ASKEP PADA PASIEN DEPRESI

ASKEP PADA PASIEN DEPRESI Oleh : Yayang Nur Enida(S1-KEPERAWATAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang . Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan perasaan dan emosi. Emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individu. Depresi adalah suatu jenis Gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun. Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya. Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras. Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan jiwa. b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang askep klien dengan depresi dari materi yang dicari diluar bangku kuliah. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kasus (Masalah Utama) Gangguan alam perasaan. 2.2 Definisi Depresi Alam perasaan : keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai oleh dendrom depresi sebagian / penuh selain itu juga ditandai oleh kehilangan minat / kesenangan dalam aktivitas sehari-hari dan rekreasi (Depkes RI. 2000). Depresi adalah suatu respon emosional yang berasal dari seseorang yang mengalami gangguan alam perasaan, ditandai dengan perasaan sedih ; berduka yang memanjang dan berlebihan (stoart & sundeen, 1998). Depresi adalah keadaan afektif yang mempunyai karakteristik perasaan sedih, merasa bersalah dan harga diri rendah. Keadaan ini kemungkinan bagian dari penyakit baik kondisi kronis maupun akut, sering dihubungkan dengan respon kehilangan (Schultz,Videbeck,1998). Depresi adalah suatu kelainan alam perasaan berupa hilangnya minat atau kesenangan dalam aktivitas-aktivitas yang biasa dan pada waktu yang lampau

Page 2: Askep Pada Pasien Depresi

(Townsend,1998:179). Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi (Rawlins et all 1993). Bisa disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan patologis terhadap mood yang mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seorang hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut bahaya yang akan datang. Psikodinamik Gangguan alam perasaan : depresi dapat terjadi karena ketidakseimbangan elekerolis yaitu perubahan Na+ dan K+ di dalam cairan. Perubahan biokimia (norepinefrin, dopamin & serotonin) juga mempengaruhi keadaan emosional individu. Rendahnya kadar norepinefrin & dopamine di dalam otak mengakibatkan individu berada dalam episode depresi, sedangkan peningkatan kadar norepinefrin dan dopamine didalam otak mengakibatkan perilaku mania. Rentang Respon emosional Responsif Respon emosional individu yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada rentang ini individu berpartisipasi dengan dunia internal dan eksternal. Reaksi kehilangan yang wajar Posisi rentang yang normal yang dialami oleh individu karena kehilangan, pada respon ini menghadapi realita dan kehilangan dan mengalamai proses kehilangan, misal : bersedih, marah pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan ini tidak berlangsung lama. Supresi Tahap awal respon emosional yang mendapat dan yang menyangkal, menekan semua aspek perasaannya terhadap lingkungan. Reaksi duka yang memanjang Merupakan penyangkalan yang menekan dan memanjang tapi tidak tampak reaksi emosional terhadap kehilangan kembali bersama. Ini dapat terjadi beberapa tahun. Depresi Suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan selama berduka yang berlebihan dan berkepanjangan reaksi dapat digunakan untuk menunjukan berbagai penomena, tanda, gejala emosional, reaksi penyakit/kondidi secara menyeluruh. Mania Suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan gangguan alam perasaan yang meningkat, meluas / keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang. Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku berupa peningkatan kegiatan banyak bicara, tindakan yang meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual. 2.2.1 Jenis-Jenis Depresi Penggolongan depresi dapat dibedakan (Wilkinson,1995:18 - 26): 1. Menurut gejalanya • Depresi neurotic : Depresi neurotik biasanya terjadi setelah mengalami peristiwa yang menyedihkan tetapi yang jauh lebih berat daripada biasanya. Penderitanya seringkali dipenuhi trauma emosional yang mendahului penyakit misalnya kehilangan orang yang dicintai, pekerjaan, milik berharga, atau seorang kekasih. Orang yang menderita depresi neurotik bisa merasa gelisah, cemas dan sekaligus merasa depresi. Mereka menderita hipokondria atau ketakutan yang abnormal seperti agrofobia tetapi mereka tidak menderita delusi atau halusinasi. • Depresi psikotik : Secara tegas istilah 'psikotik' harus dipakai untuk penyakit depresi yang berkaitan dengan delusi dan halusinasi atau keduanya. • Psikosis depresi manik : Depresi manik biasanya merupakan penyakit yang kambuh kembali disertai gangguan suasana hati yang berat. Orang yang mengalami gangguan ini menunjukkan gabungan depresi dan rasa cemas tetapi kadang-kadang hal ini dapat diganti dengan perasaan gembira, gairah, dan aktivitas secara berlebihan gambaran ini disebut 'mania'. • Pemisahan diantara keduanya :Para dokter membedakan antara depresi neurotik dan psikotik tidak hanya berdasarkan gejala lain yang ada dan seberapa terganggunya perilaku orang tersebut. 2. Menurut Penyebabnya • Depresi reaktif : Pada depresi reaktif, gejalanya diperkirakan akibat stres luar seperti kehilangan seseorang atau kehilangan pekerjaan. • Depresi endogenus : Pada depresi endogenous, gejalanya terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor lain. • Depresi primer dan sekunder : Tujuan penggolongan ini adalah untuk memisahkan depresi

Page 3: Askep Pada Pasien Depresi

yang disebabkan penyakit fisik atau psiatrik atau kecanduan obat atau alkohol (depresi 'sekunder') dengan depresi yang tidak mempunyai penyebab-penyebab ini (depresi 'primer'). Penggolongan ini lebih banyak digunakan untuk penelitian tujuan perawatan. 3. Menurut arah penyakit • Depresi tersembunyi : Diagnosa depresi tersembunyi (atau atipikal) kadang-kadang dibuat bilamana depresi dianggap mendasari gangguan fisik dan mental yang tidak dapat diterangkan, misalnya rasa sakit yang lama tanpa sebab yang nyata atau hipokondria atau sebaliknya perilaku yang tidak dapat diterangkan seperti wanita lanjut usia yang suka mengutil. • Berduka : Proses kesedihan itu wajar dan merupakan reaksi yang diperlukan terhadap suatu kehilangan. Proses ini membuat orang yang kehilangan itu mampu menerima kenyataan tersebut, mengalami rasa sakit akibat kesedihan yang menimpa, menderita putusnya hubungan dengan orang yang dicintai dan penyesuaian kembali. • Depresi pascalahir : Banyak wanita kadang-kadang mengalami periode gangguan emosional dalam 10 hari pertama setelah melahirkan bayi ketika emosi mereka masih labil dan mereka merasa sedih dan suka menangis. Seringkali hal itu berlangsung selama satu atau dua hari kemudian berlalu. • Depresi dan manula : Usia tua merupakan saat meningkatnya kerentanan terhadap depresi. Namun, kadang-kadang depresi pada manula ditutupi oleh penyakit fisik dan cacat tubuh seperti penglihatan atau pendengaran yang terganggu. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengingat kemungkinan terjadinya penyakit depresi pada orang tua. 2.3 Proses Terjadinya Masalah Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun. Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagai¬nya. Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah¬an, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras. Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Faktor Predisposisi 1. Faktor Genetik Mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan mengikat pada kembar memozigot daripada di zigot. 2. Teori agresi berbalik pada diri sendiri Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dijatuhkan pada diri sendiri. Fresusi mengatakan bahwa kehilangan objek / orang ambilkan antara kerusakan dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan yang mengasihkan diri sendiri 3. Teori Kehilangan Berhubungan dengan faktor perkembangan misalnya kehilangan orang bisa pada masa anak, perpisahan yang bersifat romantis dengan orang yang sangat dicintai, individu tidak berdaya mengatasi kehilangan. 4. Teori Kepribadian Mengemukakan bahwa sifat kepribadian akan menyebabkan seseorang mengalami depresi. 5. Teori Kognitif Mengemukakan bahwa depresi terjadi sebagai akibat gangguan perkembangan terhadap penilaian yaitu penilaian negatif terhadap diri sehingga terjadi gangguan proses pikir, individu menjadi pesimis dan memandang dirinya tidak ada kuat dan tak berharga secara hidup yang tidak memiliki harapan. 6. Model belajar ketidakberdayaan Mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan kendali diri karena pengalamn kegagalan, menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah akhirnya keyakinan individu akan ketidakmampuan mengadakan kehidupan sebagai ia tidak berupaya mengembangkan respon yang adaptif. 7. Model Perilaku Mengemukakan bahwa depresi

Page 4: Askep Pada Pasien Depresi

merupakan kurangnya pengiriman (reinforcement) positif selama interaksi dengan lingkungan. 8. Model biologis Mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi penurunan kimiawi yaitu defisiensi kolefsolamin dan banyaknya endokrin & hipersekresi isortisol. Faktor Presipitasi Stresser yang dapat menyebabkan GAP (Gangguan Alam Perasaan) 1. Faktor Biologis Ketidakseimbangan metabolisme khususnya penggunaan obat-obat dari hipertensi gangguan yang adaptif dan roanya klien yang kronis disertai depresi. Depresi pada usia lanjut akan komplik dan organic. 2. Faktor Psikologis Kehilangan kasih sayang termasuk kehilangan cinta seseorang dan kehilangan harga diri, seperti kejadian dalam kehidupan. 3. Faktor Sosial Budaya Kehilangan peran mekanisme, koping, status sosial ekonomi keluarga, hubungan inter personal, organisasi kemasyarakatan, kurangnya support, mendukung depresi. Mekanisme Koping Mekanisme koping yang digunakan pada depresi, kehilangan memanjang pada depresi. Mekanisme koping yang digunakan adalah represi, mengikari dari disosiasi. Terlalu mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan karena kurangnya pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan karena kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan. Tanda dan Gejala / Perilaku yang Ditampilkan oleh Klien Depresi Afektif : sedih, cemas, apatis, kebencian, kebesaran, marah, perasaan artolok, perasaan bersalah, merasa tidak berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah diri dan merasa tidak berharga. Kognitif : Abivalen, bingung, ragu-ragu, tidak mampu konsentrasi, kurang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tak menentu, pesimis. Fisik : sakit perut, anorexia, gangguan tingkat aktivitas, menarik diri, isolasi sosial, irritable (mudah marah, menangis, tersinggung), berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan. Tingkah laku: agresif, agriasi, gangguan tingkat aktivitas, menarik diri, isolasi sosial, irritable (mudah marah, menangis, tersinggung) berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan. Menurut Kaplan (1997) gejala utama dari depresi adalah kehilangan minat atau kesenangan. Pasien mengatakan bahwa mereka merasa murung, putus asa dalam kesedihan, atau tidak berguna. Adapun tanda dan gejala depresi menurut Rawlins et all (1993) adalah: 1). Dimensi Fisik 1. Gangguan primer pada struktur dan fungsi otak dan sistem saraf 2. Perubahan kimiawi yaitu penurunan noreprineprin, serotonin &peningkatan steroid 3. Penurunan metabolism 4. Penurunan perawatan diri dan kebersihan diri 5. Kehilangan energi dengan lelah dan lemah 6. Penurunan aktivitas motorik 7. Depresi mungkin berhubungan dengan adanya gangguan sistem imun 2). Dimensi intelektual 1. Pemikiran negatif terhadap diri sendiri, dunia/lingkungan dan masa depan 2. Tidak mampu berfikir rasional 3. Merasa tidak mampu mengontrol dirinya sendiri maupun lingkungan 3). Dimensi emosional 1. Merasa takut dan cemas 2. Merasa tidak berdaya dan putus asa 3. Perasaan marah ditekan 4). Dimensi sosial 1. Hubungan antara orang depresi dengan orang lain kadangkala terlihat seperti ketergantungan yang berlebihan 2. Tingkah laku depresi mungkin sebagai usaha untuk memanipulasi orang lain untuk memenuhi kebutuhannya 3. Orang depresi merasa tidak mempunyai pendukung menarik diri dari lingkungan dan hilang ketertarikan 2.4 Pohon Masalah 2.5 Masalah Keperawatan yang Perlu Dikaji 2.5.1 Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan yang mungkin muncul adalah : - Gangguan alam perasaan depresi - Ketidakberdayaan - Resti mencederai diri - Berduka disfungsional - Kehilangan - HDR - Isolasi diri - Defisit perawatan diri 2.5.2 Data yang Perlu Dikaji Pengkajian dilakukan dengan mengidentifikasi : - Faktor predisposisi. - Faktor presipitasi. - Perubahan perilaku. - Mekanisme yang digunakan klien. Data yang dapat terkaji pada klien depresi antara lain : - Mengatakan tidak dapat menghasilkan sesuatu. - Mengatakan secara verbal ketidakmampuan pengendalikan/mempengaruhi sesuatu. - Mengatakan ketidakmampuan merawat diri. - Segan mengekspresikan perasaan yang sebenarnya. - Apatis, pasif. - Ekspresi muka murung. -

Page 5: Askep Pada Pasien Depresi

Berbicara dan gerakan lambat. - Tidak berlebihan. - Menghindari orang lain. - Nafsu makan kurang. - Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan. Atau bisa mengkaji tentang : 1.Gangguan alam perasaan: depresi a.Data subyektif: Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri. b.Data obyektif: Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.Kadang kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolah olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. 2.Koping maladaptive a. DS: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan. b. DO: nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls. 2.6 Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan menurut NANDA yang muncul pada pasien dengan depresi (Fortinash,1995) adalah : 1. Risiko mencederai diri berhubungan dengan gangguan mental depresi. 2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif. 3. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan konsep diri (harga diri rendah) 4. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan kegagalan 5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tingkat percaya diri tidak adekuat dalam kemampuan koping 6. Putus asa berhubungan dengan stress berkepanjangan 7. Defisit perawatan diri (mandi/personal higine) berhubungan dengan menurunnya motivasi 8. Defisit perawatan diri (makan) berhubungan dengan menurunnya motivasi 2.7 Rencana Tindakan keperawatan No Dx Kep Perencanaan Tujuan Intervensi Rasional 1 Risiko mencederai diri b.d gangguan mental depresi TU : Mengajarkan klien dapat berespon yang adaptif, merespon kepuasan dan rasa senang klien terhadap apa yang diterima dari lingkungan. TK. 1.Klien dapat membina hubungan saling percaya diri. 2. Klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya 3. Mampu memodifikasi rasa kognitif yang negatif. 4. Klien termotivasi untuk mencapai tujuan yang realistis 1. a. bina hubungan saling percaya dengan klien, tanggapi pembicaraan dengan sabar, tidak menyangkal, bicara jelas, empati, hangat, bisa hebatan. b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan c. Berikan respon empati dan menerima klien. 2. a. Tunjukan respon emosional dan menerima klien. b. Bantu klien untuk mengekspresikan perasaan dan rasa marahnya dengan tepat. c. Bantu klien mengurunkan tingkat kecemasan, yaitu dengan menyediakan waktu untuk diskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif d. Beri waktu klien untuk berespon e. Berikan respon empati dengan berfokus pada perasaan klien. 3. a. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk mengumpulkannya. b. Identifikasi pemikiran yang negatif c. Bantu klien meningkatkan pemikiran yang positif. d. Identifikasi persepsi kliennya tidak tepat, penyimpangan dan pendapat-pendapat yang tidak rasional 4. a. Bantu klien untuk dapat mengarah tujuan yang tidak realistis ke tujuan yang realistis. b. Bantu klien menyadari nilai yang dimilikinya / perubahan yang terjadi c. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan masa lalu/ masa depan d. Berikan penghargaan / pujian jika klien melakukan sesuatu. - Merupakan sasaran untuk melakukan intervensi dan perawatan pada klien. - Untuk mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakan klien - Klien merasa penting dan ditangani -Klien depresi mania mempunyai kesamaan mengantisipasi dan mengekspresikan perasaannya -Modifikasi pola kognitif / membantu untuk

Page 6: Askep Pada Pasien Depresi

melakukan pengendalian diri dantingkah laku perubahan diri. -Tujuan yang realistis memudahkan klien lebih jelas dicapai sehingga mengurangi rasa tidak berdaya dan putus asa. Rencana tidakan keperawatan untuk diagnosa yang lainnya diantaraya : Klien dapat mengarahkan moutnya lebih baik. o Hindari milieu terapi dengan suasana dan tata warna yang cerah. o Ajak klien ke tempat yang lebih menyenangkan. o Alihkan suasana hati klien agar tidak terus menerus memikirkan masalahnya. o Diskusikan dengan klien tentang pentingnya mengontrol persepsi dan perasaan kita agar hidup lebih menyenangkan. Klien dapat menggunakan koping adaptif dan melihat sisi positif dari masalah. o Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang di rasa klien. o Tanyakan pada klien cara yang biasa dilakukanmengatasi perasaan sedih. o Diskusikan dengan klien manfaat dari kopinga yang bisa di gunakan. o Bersamaan dengan klien mencari berbagai alternative koping. o Anjurkan klien untuk mencoba alternative lain dalam menyelesaikan masalah. Klien dapat membina hubungan saling percaya dan insiatif berkomunikasi o Perkenalkan diri dengan klien dengan cara menyapa klien dengan rama,baik verbal dan non verbal. o Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin dengan sikap empati. o Terima klien deangan apa adanya tanpa membandingkan dengan orang laen o Ajarkan teknik komunikasi lain selain verbal untuk menyampaikan ide,gagasan Klien dapat menggunakan dukungan social. o Kaji system pendukung kenyakinan o Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstrenal individu Klien dapat meningkatkan harga diri. o Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya o Bantui mengindentifikasi sumber-sumber harapan. Klien mampu meningkatkan produtivitas dan membuat jadwal harian. o Ajarkan kaitan manajemen waktu dengan nasib baik seseorang. o Identifikasi kegiatan harian yang positif yang bisa dilakukan di rumah o Identifikasi kegiatan yang dilakukan d rumah sakit. o Mendemonstrasikan cara membuat jadwal harian Klien dapat menggunakan dengan benar dan tepat o Diskusikan tentang obat o Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar o Anjurkan membicarakan efek samping yang di rasakan. o Beri reinforcement positif bila menggunakan obat yang benar. Klien mampu dan berupaya untuk memenuhi personal hygiene o Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri o Mendiskusikan pentingnya kebersihan dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan kehidupan yang lebih baik d masa depan. o Mendiskusikan dengan keluarga agar mampu merawat anggota kluarganya yang mengalami masalah kurang perawatan diri Evaluasi Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang perawat lakukan, dapat dilakukan dengan menilai kemampuan pasien dan keluarga, contohnya : 1. Evaluasi terhadap masalah risiko bunuh diri Kemampuan pasien: a. Pasien mampu mengungkapkan ide bunuh diri b. Pasien mampu mengenali cara-cara untuk mencegah bunuh diri c. Pasien mampu mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah yang konstruktif Kemampuan keluarga: a.Keluarga mampu mengenali tanda dan gejala awal perilaku bunuh diri b.Keluarga mampu menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah perilaku bunuh diri c.Keluarga mampu membantu pasien dalam menetapkan cara-cara yang positif untuk mengatasi masalah 2. Evaluasi terhadap masalah ketidak berdayaan Kemampuan pasien: a. Pasien mampu berpartisipasi dalam menentukan perawatan diri b. Pasien mampu melakukan kegiatan positif dalam menyelesaikan masalah Kemampuan keluarga: a. Keluarga mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien b. Membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki Dokumentasi asuhan keperawatan Pendokumentasian atau pencatatan dilakukan pada semua tahap proses keperawatan. Berikut adalah panduan pengkajian pada pasien dengan depresi. Berikut ini adalah contoh pendokumentasian lengkap askep dengan depresi di puskesmas : BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut : - Depresi adalah

Page 7: Askep Pada Pasien Depresi

suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. - Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. - Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. 3.2. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : - Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan askep pada klien depresi umumnya materi-materi yang berkaitan dengan keperawatan jiwa. - Untuk mengatasi masalah depresi ini tidak bisa dilakukan secara instan melainkan harus sabar dan konsisten. Ada beberapa cara sederhana dan mudah dalam menghadai depresi adalah : o Berolah raga secara rutin dan teratur o Perbanyaklah berjemur di sinar matahai pagi o Hindari menyendiri, usahakan untuk sering berkumpul bersama keluarga atau saudara agar ada orang yang bisa diajak bicara. o Jangan terlalu banyak berpikir akan hal hal negatif, pikirkanlah hal hal baik dan menyenangkan o Usahakan untuk bersikap terbuka terhadap orang terutama keluarga o Berjalan jalan ke tempat tempat yang disukai. o Pijat refleksi pada orang yang tepat juga bisa membantu mengurangi depresi. o Jika olah raga dan jalan jalan dipagi hari bisa dilakukan secara rutin dan konsisten maka dapat memacu otak untuk melepaskan hormon bahagia (endorphins) dan dukungan yang sepenuhnya dari keluarga juga sangat dibutuhkan oleh penderita depresi. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa, Teori & Tindakan Keperawatan, Jakarta : Dirjen Penatalaksanaan Medik. http://www.akperppni.ac.id/keperawatan-jiwa/asuhan-keperawatan-jiwa-depresi-2 http://www.kapukonline.com/2010/01/askepjiwadepresi.html#ixzz1aReRwG6L Johnson&M Maas. (2000).Nursing Outcomes Classification. St. Louis: Mosby Kellas, B.A. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. NANDA,2001, Nursing Diagnosis; Definition and Classification (2001-2002) Philadelphia Nurjannah, Intansari (2004), Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia, Yogyakarta Swart & Sunyeen, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakata : EGC. Towsend, MC. 1998. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikotrik. Jakarta : EGC

Asuhan Keperawatan Depresi  

 

 

 

 

 

Rate This

Page 8: Askep Pada Pasien Depresi

1. PENGERTIAN DEPRESI

Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang, sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan”(HTTP://www.e-psikologi.com/masalah/index.htm)depresi). Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.(ilmu kedokteran jiwa darurat halm 227)

Depresi tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya karena akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat menurunkan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu.

2. JENIS DAN TINGKATAN DEPRESI

Pembagian depresi dimaksudkan untuk mempermudah dalam mengambil tindakan perawatan dan pengobatan. Ada tiga tingkatan dalam depresi antara lain :

2.1 Depresi Sesaat

Depresi sesaat terjadi karena kita bereaksi terhadap keadaan yang teradi, misalnya path hati. Depresi ini terbilang tingkat ringan karena kemudian bisa hilang begitu kondisi tak menyenangkan dilalui. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi depresi ini, karena jika kita menemukan sesuatu yang baru maka depresi ini akan hilang dengan sendirinya

2.2 Depresi Neurotik

Penyembuhan depresi ini memakan waktu bertahun dan lebih sering ditemukan di antara orang-orang yang tidak menikah, pengguna narkoba dan alkoholik. Dari sana menunjukkan bahwa kasus depresi bisa terjadi pada orang segala usia. Tidak hanya orang dewasa tetapi juga pada orang yang sangat tua maupun anak

2.3 Depresi Berat

Pada orang yang terkena gangguan depresi neurotik, sekitar 40 persen menjadi depresi berat. Tingkat depresi berat itu adalah yang paling parah karena sebagian menjadi gila dan mendapat perawatan rumah sakit. Biasanya kerja mulai terganggu atau tidak bisa bekerja. Sedangkan depresi neurotik, biasanya diri sendiri merasa terganggu tetapi dari luar belum kentara terganggu kualitasnya. Terganggu pada pekerjaan tetapi masih bisa berjalan. Pada tingkatan depresi berat

Page 9: Askep Pada Pasien Depresi

penderita harus selalu mendapatkan perawatan yang intensif baik dari segi medis maupun melalui psikiater.

3. PENYEBAB DEPRESI

Pada intinya, depresi merupakan suatu kondisi di mana alam perasaan seseorang itu turun ke posisi yang terendah. Sekalipun penyebab persis depresi tidak diketahui, tetapi bisa diduga faktor-faktor yang mendukung terjadinya depresi

Macam-macam penyebab depresi :

1.      Mengalami kekecewaan yang berat dalam hidupnya

2.      Tidak berhasil mencapai suatu keinginan

3.      Kehilangan orang yang paling dicintai

4.      Tuntutan terhadap anak

5.      Pertengkaran hebat antar pasangan

6.      Derita penyakit berkepanjangan

7.      Masalah keuangan

8.      Persaingan karier

9.      Rendahnya harga diri

10.  Kesulitan menjalin hubungan dengan pasangan dan relasi

11.  Gangguan hormonal

Sebab-sebab depresi di atas merupakan penyebab depresi yang terjadi karena hubungan soial penderita. Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat menyebabkan atau memperburuk depresi, terutama efavirenz. Ada beberapa penyakit misalnya anemia atau diabetes yang dapat menyebabkan gejala serupa dengan depresi, begitu juga dengan penggunaan narkoba atau alkohol, serta testosteron, vitamin B6 atau vitamin B12 yang rendah

4. GEJALA DEPRESI

Pasien depresif tidak selalu mengeluh adanya sedih. Mereka mungkin mudah tersinggung dan banyak keluhan fisik. Gejala deperesi berbeda-beda tergantung pada pasien yang bersangkutan. Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia merasa sedih atau kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari. Kemungkinan kita mengalami depresi bila perasaan ini tetap berlanjut selama dua minggu atau lebih.

Page 10: Askep Pada Pasien Depresi

Sebelum kita menjelajah lebih jauh untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita mengenal apakah artinya gejala. Gejala merupakan sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu bersamaan. Gejala depresi merupakan kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dan mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang, serta dapat dikelompokkan sebagai depresi[1]. Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yang lain. Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan. Gejala-gejala depresi dapat dikelompokkan menjadi tiga gejala yaitu gejala dari segi fisik, psikis, dan sosial. Untuk lebih jelasnya, kita lihat uraian di bawah ini

4.1 GEJALA FISIK

Menurut para ahli, gejala depresi yang kelihatan secara fisik mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum yang mudah untuk dideteksi. Gejala-gejala tersebut antara lain :

§  Gangguan pola tidur, baik mengalami kesulitan untuk tidur, terlalu sedikit maupun terlalu banyak

§  Perubahan perilaku, pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, suka pada kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur

§  Aktivitas menurun, dan mudah capek. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatan seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktifitas membuat penderita semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Penderita mudah sekali lelah, capek padahal belum melakukan aktifitas yang berarti

§  Semangat kerja menurun, tidak konsentrasi terhadap pekerjaan. Penyebabnya  jelas orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efesien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus-menerus, sering menelepon yang tidak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau kerjanya jadi lamban

§  Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat badan

4.2 GEJALA PSIKIS

Page 11: Askep Pada Pasien Depresi

gejala psikis adalah segala sesuatu yang menyangkut emosi dan tingkah laku seseorang, seseorang yang mengalami depresi akan mengalami perubahan tingkah laku dan watak yang mencolok sekali. Berikut adalah gejala-gejala psikis yang dapat dialami oleh para penderita depresi

§  Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang sekali membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya

§  Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh penderita, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka penderita mudah marah, mudah tersinggung, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.

§  Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya penderita kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam persepsinya, permutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang diharapkan.

§  Perasaan bersalah. Perasaan bersalah kadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebutr.

§  Perasaan terbebani. Banyak orang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.

4.3 GEJALA SOSIAL

Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada umunya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.

Menurut dr. Hubertus gejala depresi dibagi menjadi 2 yaitu :

Page 12: Askep Pada Pasien Depresi

Gejal Major Depression :

1.      Gelisah dan sedih

2.      Pesimis

3.      Tak berguna, tidak percaya diri

4.      kehilangan minat pada aktivitas yang menyenangkan termasuk seks

5.      tak bersemangat dan lamban

6.      sulit konsentrasi

7.      sulit mengambil keputusan putus asa

8.      sulit tidur atau terlalu banyak tidur

9.      putus asa

10.  kehilangan selerea makan atau makan jadi berlebihan

11.  berpikir tentang atau ingin bunuh diri

12.  mudah tersinggung

13.  merasa sakit kepala atau penyakit lain tak bisa sembuh seketika

Gejala Maniac-Depressive Illnes :

1.      Gembira berlebihan dan tidak normal

2.      Mudah tersinggung yang tidak lazim

3.      Kebutuhan tidur menurun drastis

4.      Bicara muluk tentang dirinya

5.      Bicara berlebihan

6.      Hasrat seksual meningkat pesat

7.      Perilaku sosial menyimpang

8.      Sulit berpikir jernih

Page 13: Askep Pada Pasien Depresi

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEPRESI

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang lebih berisiko terkena depresi, faktor tersebut antara lain :

5.1 Jenis Kelamin

Pada pengamatan yang hampir universal, terlepas dari kultur negara, terdapat prevalensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Walaupun alasn adanya perbedaan tersebut tidak diketahui, penelitian telah jelas menunjukkan bahwa perbedaan di dalam masyarakat barat tidak semata-mata karena praktek diagnostik yang secara sosial mengalami bias(sinopsis psikiatri halm 779)

5.2 Usia

Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah kira-kira 40 tahun, 50 persen dari semua pasien mempunyai onset antara usia 20 dan 30 tahun. Gangguan depresif berat juga mungkin memiliki onset selama masa anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal tersebut jarang terjadi. Beberapa data epidemiologis baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Karena pada usia tersebut masalah hidup lebih berat Jika pengamatan tersebut benar, hal tersebut mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat lain pada kelompok usia tersebut.

5.3 Status Perkawinan

Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau yang bercerai atau berpisah. Hal ini mungkin karena penderita tidak mempunyai tempat maupun orang untuk menceritakan atau berbagi masalah yang dialami dalam kehidupannya

5.4 Pertimbangan Sosioekonomi dan Kultural

Tidak ditemukan adanya korelasi antara status sosioekonomi dan gangguan depresif  berat. Depresi mungkin lebih sering di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Untuk depresi sesaat ekonomi sangat berpengaruhmisalnya kenaikan harga BBM dapat menyebabkan depresi, karena hal tersebut sangat memberatkan apalagi untuk golongan ekonomi ke bawah. Tetapi depresi ini akan hilang dengan sendirinya dalam jangk waktu tertentu. Dalam kasus ini jika harga BBM kembali turun maka depresi tersebut akan hilang.

6. DAMPAK DEPRESI

Depresi tidak hanya menyerang psikis seseorang, tetapi juga dapat menimbulkan efek-efek lain bagi tubuh yang secara langsung dapat mengganggu aktifitas dan kesehatan penderita. Efek paling berat paling dirasakan pada orang yang mengalami depresi berat, karena pada tingkatan depresi ini sebagian besar harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa. Lingkungan rumah

Page 14: Askep Pada Pasien Depresi

sakit maupun efek obat untuk terapi tentu akan berpengaruh secara langsung terhadap fisik pasien depresi di rumah sakit. Ada berbagai macam dampak depresi dari yang paling ringan hingga yang sangat berat bahkan menimbulkan kematian. Dampak-dampak tersebut antara lain :

1.      Depresi biasanya akan disertai dengan penyakit fisik, seperti asma, jantung koroner, sakit kepala dan maag

2.      Menurut seorang ahli yang juga penulis buku, yaitu Philip Rice, depesi akan meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit karena kondisi depresi cenderung meningkatkan sirkulasi adrenalin dan kortisol sehingga menurunkan tingkat kekebalan tubuhnya. Jika sistem kekebalan tubuh menjadi lemah maka penyakit akan mudah untuk menyerang penderita depresi

3.      Penyakit mudah hinggap karena orang yang terkena depresi sering kehilangan nafsu makan, kebiasaan makannya jadi berubah (terlalu banyak makan atau sulit makan), kurang berolah raga, mudah lelah dan sulit tidur

4.      Selain penurunan daya tahan tubuh, depresi dipandang berbahaya bagi kesehatan psikis dan fisik karena bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas dalam pekerjaan.

5.      Dampak depresi tidak hanya akan mempengaruhi diri sendiri penderita tersebut tapi juga akan berdampak bagi “lingkungan” sekitarnya. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah orang lain di sekitar penderita. Seperti halnya jika kita terserang flu, maka seluruh tubuh kita merasa lemas dan tidak enak . bukan  hanya itu, orang lain yang ada disekitar kita juga berpotensi untuk tertular oleh penyakit flu kita.

Menurut miner (1992), seorang professor dari The State University di New York, di dalam konteks organisasi situasi demikian dikenal dengan konsep the sick organization. Sebab, seorang karyawan yang mengalami gangguan emosional seperti hanya depresi, akan membawa implikasi tidak hanya pada kinerja dan kepuasan kerjanya sendiri melainkan juga pada kinerja dan atmosphere organisasi[2]  (http://www.e-psikologi.com/masalah/index.htm) halm1

6.      Ada pula dimana depresi tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru penyakit yang tak kunjung sembuh yang akhirnya menyebabka depresi sehingga akan memperparah penyakit tersebut. Contoh kasus adalah depresi yang dialami penderita kanker, asma, sakit punggung yang biasanya berlangsung bertahun-tahun

7. Perawatan Depresi

Depresi sebenarnya mudah untuk disembuhkan kecuali pada depresi berat. Pada tingkatan depresi ini diperlukan terapi pengobatan yang agak sulit. Karena depresi berat sudh mengarah pada ganggan kejiwaan. Kebanyakan orang kawatir dengan dampak pengobatan antidepresan yang apabiladignakan dalam secara terus meners dan dalam jangka waktu yang lama akan dapat mempengaruhi kerja otak. Rata-rata dua dari tiga penderita depresi bisa disembuhkan, pada tingkat tertentu, yaitu pada tingkatan depresi sesaat dan neurologis. Sedangkan pada depresi

Page 15: Askep Pada Pasien Depresi

berat diperlukan pemberian antidepresan. Untuk itu pengobatan depresi ditempuh melalui dua jalan yaitu perawatan secara psikis dan perawatan secara medis.

Perawatan secara psikis adalah cara perawatan untuk memperbaiki psikis penderita, perawatan ini lebih menekankan pada terapi yang kontinu dalam meningkatkan percaya diri dan mengurangi faham-faham negatif penderita depresi terhadap dirinya dan orang lain. Perawatan medis adalah perawatan depresi yang menggunakan terapi obat dan lebih menonjolkan pada terapi medis yang umumnya dilaksanakan dirumah sakit jiwa. Perawatan ini lebih cenderung ditujukan pada penderita depresif  berat, walaupun pada depresif  neurologis juga membutuhkan terapi ini, tetapi persentasenya lebih kecil dibandingkan dengan depresi berat dalam pemberian terapi ini.

Cara-cara perawatan depresi adalah sebagai berikut :

7.1 Terapi Psikis

Terapi psikis umumnya tidak memerlukan seorang psikiater tapi lebih cenderung pada menerapkan disiplin diri dan mencari jalan keluar untuk menghadapi masalah yang menjadi sumber depresi tersebut.

7.1.1    Perhatian utama dalam menangani masalah depresi adalah adanya komitmen dan persistensi untuk menyelesaikannya. Fokuskan perhatian pasien pda da hal tersebut agar keiinginannya untuk sembuh meningkat. Sehingga pasien lebih kooperatif dan kita mudah untuk mengetahui permasalahan pasien

7.1.2    Banyak pasien depresi merasa terkucil dan putus asa, ntuk itu diperlkan sikap kita yang lebih berteman. Sehingga pasien tidak akan merasa kesepian dan dengan leluasa dapat mencurahkan segala permasalahan hidupnya.

7.1.3    Beritahu pasien bahwa depresi itu umum terjadi, sehingga pasien tidak merasa terkucilkan lagi

7.1.4    Bantulah pasien untuk menemukan stressor atau masalah utama yang dihadapi sehingga mengakibatkan depresi. Stressor dapat berupa individu, kelompok, maupun lingkungan. Dengan menemukan stressor dapat mengurangi perasaan dosa dan rendah diri pasien

7.1.5    Tekankan pada pasien bahwa depresi merupakan suatu penyakit, seperti juga hipertensi yang membutuhkan pengobatan medik

7.1.6    Perbaiki segala macam anggapan dan ambivalensi pasien. Berikan penjelasan bila terdapat ambivalensi sehingga pasien ragu untuk mencari pengobatan. Anggapan yang beredar di masyarakat biasanya orang yang pergi ke psikiateradalah orang gila.

7.1.7    Hindari bualan atau harpan yang kosong

Page 16: Askep Pada Pasien Depresi

7.1.8    Memperbaiki hubungan interpersonal. Apabila pasien memiliki hubungan dengan seseorang yang suka menganiaya atau hubungan dengan seseorang yang selalu mencela pasien, sulit bagi pasien untuk sembuh dari depresi

7.1.9    Terapi dari pasangan dan terapi keluarga bisa membantu mengatasi depresi, hampir setiap komunitas terdekat memiliki program untuk membantu pasien. Termasuk keluarga. Keluarga diharapkan bisa membantu mengenali keluhan fisik akibat depresi, mengawasi kondisi pasien dan memotivasi pasien untuk sembuh

7.1.10    Memperbaiki hubungan dengan orang terdekat dapat membantu memperoleh dukungan positif saat pasien berusaha menyembuhkan depresi

7.1.11    Penjadwalan aktifitas, hal ini dimaksudkan agar pasien lebih meningkatkan aktifitasnya terutama aktifitas yang menyenangkan. Untuk  pengobatan depresi, sering kali menekankan pada peningkatan jumlah aktifitas mingguan yang menyenngkan dan yang dapat menimbulkan perasaan puas. Karena dengan hal itu pasien akan merasa lebih baik

7.2 Terapi Obat

Depresi dapat diobati dengan antidepresanObat untuk depresi, namun anti depresan dapat berinteraksi dengan ARV. Anti depresan harus dipakai dalam pengawsan dokter yang mengetahui mengenai ARV yang kita pakai. Ritonavir FOOt NOTE dan indinavir paling sering beriteraksi dengan antidepresan.

Antidepresan yang paling sering dipakai dalam mengobati depresi adalah SSRIFOOTNOTE. Efek samping obat golongan ini dapat menyebabkn kehilangan nafsu seks, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual, diare, dan kegelisahan

Obat dari golongan trisiklik menyebabkan lebih banyak efek samping daripada SSRI. Obat dari golongan ini dapat menyebabkan sedasi FOOTNOTE, sembelit, dan denyut jantung tidak teratur.

Pengobatan depresi ringan dapat disesuaikan dengan gejala-gejala yang timbul. Misalnya susah tidur dan kehilangan nafsu makan dapat diberikan obat penambah nafsu makan atau obat tidur.

Terapi antidepresi yang pasti adalah dengan obat atau kejang listrik (ECT) membutuhkan beberapa minggu atau lebih lama. Informasi penting untuk menentukan tindakan pengobatan adalah : apakah pasien psikotik?, apakah pasien telah minum obat atau alkohol?, adakah gangguan medik yang ditemukan?. Jika kita telah mengetahui masing-masing informasi tentang hal diatas, maka tindakan pengobatan selanjutnya akan lebih aman, mengingat antidepresan sangat mudah bereaksi dengan obat lain.

Berikut ini adalah terapi obat dengan antidepresan :

7.2.1       Bila pasien mengidap gangguan organik, dapat diatasi dengan benzodiazepine seperti lorazem (ativan) 1-2 mg per oral atau 1M, alprazolam (xanax) 0,5-1 mg per oral, atau oksazepam (serax) 10-30 mg per oral, semua diberikan tiap 4 jam dan seperlunya

Page 17: Askep Pada Pasien Depresi

7.2.1       Bila gejala psikotik timbul, benzodiazepine dapat digunkan, tetapi antipsikotika perlu dipertimbangkan. Contuh haloperidol (haldol) 2-5 mg per oral atau 1M, flufenazin (prolixin, anatensol) 2-5 mg per oral atau 1M, atau tiotiksen (navane) 2-5 mg per oral atau 1M. semua diberikan tiap 4 jam seperlunya

8. Pencegahan Depresi

Depresi memang dapat diobati namun depresi juga dapat dicegah, ingat mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah cara mencegah depresi :

a.       Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan pernah untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat memperburuk depresi yang sdah dialami mapun dapat mengakibatkan depresi

b.      Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini dapat mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Ingat kita bkan lari dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita sehingga kita lebih siap untuk menghadapinya lagi nanti.

c.       Berpikir realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata “seandainya saya…” dalam hidup kita

d.      Melakukan olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut membuat kita lebih jarang melamun

e.       Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira karena hal tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri

f.       Jangan banyak berpengharapan

g.      Berpikir positif

h.      Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat menjauhkan diri kita dari depresi

LAPORAN PENDAHULUAN

 

 

I.       MASALAH UTAMA

Gangguan alam perasaan: depresi dengan resiko bunuh diri.

 

Page 18: Askep Pada Pasien Depresi

II.    PROSES TERJADINYA MASALAH

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.

Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.

Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti bunuh diri, penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.

Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

III.  A. POHON MASALAH

2. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1.      Gangguan alam perasaan: depresi

a.       Data subyektif:

Page 19: Askep Pada Pasien Depresi

Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.

b.      Data obyektif:

Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu.

2.      Koping maladaptif

a.       DS      : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.

b.      DO     : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.

2.      Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

V.    RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

a.       Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.

b.      Tujuan khusus

1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

1.1.    Perkenalkan diri dengan klien

1.2.    Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati

1.3.    Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.

1.4.    Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya

Page 20: Askep Pada Pasien Depresi

1.5.    Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti

1.6.    Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.

2.      Klien dapat menggunakan koping adaptif

2.1.      Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien.

2.2.      Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan

2.3.      Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan

2.4.      Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.

2.5.      Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima

2.6.      Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih

2.7.       Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.

3.      Klien terlindung dari perilaku mencederai diri

Tindakan:

3.1. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.

3.2.      Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.

3.3.      Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.

3.4.      Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.

4.   Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan:

4.1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.

4.2.   Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.

4.3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).

Page 21: Askep Pada Pasien Depresi

5.   Klien dapat menggunakan dukungan sosial

Tindakan:

5.1.   Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).

5.2.   Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).

5.3.   Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling  pemuka agama).

6.      Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Tindakan:

6.1.  Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).

6.2.   Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).

6.3.   Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.

6.4.   Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

DEPRESI

DI SUSUN OLEHDONISIUS11010

BAB IPENDAHULUANDepresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.

Page 22: Askep Pada Pasien Depresi

Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

BAB IITINJAUAN TEORIPengertianDepresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup. (Hawari, 2001, hal. 19).

Proses Terjadinya Masalah Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh,A faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.Depresi  biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

Rentang Respon EmosionalMenurut Purwaningsih (2009) Reaksi Emosi dibagi menjadi dua yaitu :Reaksi Emosi AdaptifMerupakan reaksi emosi yang umum dari seseorang terhadap rangsangan yang diterima dan berlangsung singkat. Ada dua macam reaksi adaptif :Respon emosi yang responsiveKeadaan individu yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal.Reaksi kehilangan yang wajarMerupakan posisi rentang yang normal dialami oleh individu yang mengalami kehilangan. Pada rentang ini individu menghadapi realita dari kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya bersedih, berhenti kegiatan sehari-hari, takut pada diri sendiri, berlangsung tidak lama.

Page 23: Askep Pada Pasien Depresi

Reaksi Emosi MaladaptifMerupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan, respon ini dapat dibagi 3 tingkatan, yaitu :SupresiTahap awal respon emosional maladaptive, individu menyangkal, menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaanya terhadap lingkungan.Reaksi kehilangan yang memanjangSupresi memanjang sehingga mengganggu fungsi kehidupan individu.Gejala : bermusuhan, sedih berlebihan, rendah diri.Mania/DepresiMerupakan respon emosional yang berat dan dapat dikenal melalui intensitas dan pengaruhnya terhadap fisik individu dan fungsi social.

PatopsikologiAlam perasaan adalah kekuatan / perasaan hati yang mempengaruhi seseorang dalam jangka waktu yang lama setiap orang hendaknya berada dalam afek yang tidak stabil tapi tidak berarti orang tersebut tidak pernah sedih, kecewa, takut, cemas, marah dan sayang, emosi ini terjadi sebagai kasih sayang seseorang terhadap rangsangan yang diterimanya dan lingkungannya baik internal maupun eksternal.Reaksi ini bervariasi dalam rentang dari reaksi adaptif sampai maladaptive.Penyebab Terjadinya DepresiPenyebab utama depresi pada umumnya adalah rasa kecewa dan kehilangan. Tak ada orang yang mengalami depresi bila kenyataan hidupnya sesuai dengan keinginan dan harapannya.KekecewaanKarena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang menjadi jengkel, tidak dapat berpikir sehat atau kejam pada saat-saat khusus jika cinta untuk iri sendiri lebih besar dari pada cinta pada orang lain yang menghimpun kita, kita akan terluka, tidak senang dan cepat kecewa, hal ini langkah pertama depresi jika luka itu direnungkan terus-menerus akan menyebabkan kekesalan dan keputusasaan. Kurang Rasa Harga DiriCiri-ciri universal yang lain dari orang depresi adalah kurangnya rasa harga diri, sayangnya kekurangan ini cenderung dilebih-lebihkan menjadi ekstrim, karena harapan-harapan yang realistis membuat dia tidak mampu merestor dirinya sendiri, hal ini memang benar khususnya pada individu yang ingin segalanya sempurna yang tak pernah puas dengan prestasi yang dicapainya. Perbandingan yang Tidak AdilSetiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai nilai lebih baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia maka depresi mungkin terjadi.Penyakit Beberapa faktor yang dapat mecetuskan depresi adalah organic contoh individu yang mempunyai penyakit kronis kanker payudara dapat menyebabkan depresi.Aktivitas Mental yang BerlebihanOrang yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresiPenolakanSetiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu tak terpenuhi maka

Page 24: Askep Pada Pasien Depresi

terjadilah depresi. (Anonymous, 2004).

Menurut Nanda (2005-2006) adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan sedih kronis adalah :Kematian orang yang dicintaiPengalaman sakit mental/ fisik kronis, cacat (retardasi mental, sklerosis multiple, prematuritas, spina bifida, kelainan persalinan, sakit mental kronis, infertilitas, kanker, sakit Parkinson)Pengalaman satu atau lebih kejadian yang memicu (krisis dalam manajemen penyakit, krisis berhubungan dengan stase perkembangan, kehilangan kesempatan yang dapat meningkatkan perkembangan, norma social atau personal)Ketergantungan tak henti pada pelayanan kesehatan dengan mengingat kehilangan.

Gejala Klinis DepresiMenurut Hawari (2001) secara lengkap gejala klinis depresi adalah sebagai berikut :Aspek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak semangat, merasa tidak berdaya.Perasaan bersalah, berdosa, penyesalan.Nafsu makan menurunBerat badan menurunKonsentrasi dan daya ingat menurunGangguan tidur : insomnia (sukar/tidak dapat tidur) atau sebaliknya hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini sering kali disertai dengan mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya mimpi orang yang telah meninggal.Agitasi atau retardasi psikomotor (gaduh gelisah atau lemah tak berdaya)Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi melakukan hobi, kreativitas menurun, produktivitas juga menurun.Gangguan seksual (libido menurun)Pikiran-pikiran tentang kematian, bunuh diri.

Tingkat Depresi Depresi RinganSementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses  komunikasi social dan rasa tidak nyaman.Depresi SedangAfek : murung, cemas, kesal, marah, menangis.Proses pikir : perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal meningkat.Pola komunikasi : bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal meningkat.Partisipasi social : menarik diri, tak mau bekerja/ sekolah, mudah tersinggungDepresi BeratGangguan Afek : pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang.Gangguan proses pikirSensasi somatic dan aktivitas motorik : diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau makan dan minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan.

Page 25: Askep Pada Pasien Depresi

Penatalaksanaan DepresiMenurut Tomb (2003, hal. 61), semua pasien depresi harus mendapatkan psikoterapi, dan beberapa memerlukan tambahan terapi fisik. Kebutuhan terapi khusus bergantung pada diagnosis, berat penyakit, umur pasien, respon terhadap terapi sebelumnya.Terapi PsikologikPsikoterapi suportif selalu diindikasikan. Berikan kehangatan, empati, pengertian dan optimistic. Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang membuatnya prihatin dan melontarkannya. Identifikasi faktor pencetus dan bantulah untuk mengoreksinya. Bantulah memecahkan problem eksternal (missal, pekerjaan, menyewa rumah), arahkan pasien terutama pada periode akut dan bila pasien tidak aktif bergerak. Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompensasi yang akan datang. Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara teratur, tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untuk selamanya. Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda (melalui kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll). Psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang, dapat berguna pada pasien depresi minor kronis tertentu dan beberapa pasien dengan depresi mayor yang mengalami remisi tetapi mempunyai konflik.Terapi Kognitif – Perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan ringan. Diyakini oleh sebagian orang sebagai “ketidak berdayaan yang dipelajari”, depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan memberikan pengalaman-pengalaman sukses. Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiran-pikiran negative dan harapan-harapan negative. Terapi ini mencegah kekambuhan.Deprivasi tidur parsial (bangun dipertengahan malam dan tetap terjaga sampai malam berikutnya), dapat membantu mengurangi gejala-gejala depresi mayor buat sementara. Latihan fisik (berlari, berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme biologis yang belum dimengerti dengan baik.

Terapi fisikSemua depresi mayor dan depresi kronis atau depresi minor yangtidak membaik membutuhkan antidepresan (70%-80% pasien berespon terhadap antidepresan), meskipun yang mencetuskan jelas terlihat atau dapat diidentifikasi. Mulailah dengan SSRI atau salah satu anti depresan terbaru. Apabila tidak berhasil, pertimbangkan antidepresan trisiklik, atao MAOI (terutama pada depresi “atipikal”) atau kombinasi beberapa obat yang efektif bila obat yang ertama tidak berhasil. Waspadalah terhadap efek samping dan bahwa antidepresan dapat mencetuskan episode manic pada beberapa pasien bipolar (10% dengan TCA, dengan SSRI lebih rendah, tetapi semua konsep tentang “presipitasi manic” masih diperdebatkan). Setelah sembuh dari depresi pertama, obat dipertahankan untuk beberapa bulan, kemudian diturunkan, meskipun demikian pada beberapa pasien setelah satu atau lebih kekambuhan, membutuhkan obat rumatan untuk periode panjang. Anitdepresan saja (tunggal) tidak dapat mengobati depresi psikosis unipolar.Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar. Obat ini cukup efektif pada bipolar serta untuk mempertahankan remisi dan begitu pula pada pasien unipolar. Antikonvulsan juga tampaknya sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut, meskipun kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai secara bersama-sama dan litium diteruskan setelah remisi. Psikotik, paranoid atau pasien sangat agitasi membutuhkan antipsikotik, tunggal atau bersama-sama dengan antidepresan, litiun atau ECT- antidepresan antipikal yang baru saja terlihat efektif.

Page 26: Askep Pada Pasien Depresi

ECT mungkin merupakan terapi terpilih :Bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,Bila kondisi pasien menuntut remisi segera (missal, bunuh diri yang akut)Pada beberapa depresi psikotikPada pasien yang tidak dapat mentoleransi obat (missal, pasien tua yang berpenyakit jantung). Lebig dari 90% pasien memberikan respons.

PengkajianFaktor PredisposisiFaktor GenetikMengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan pada kembar monozigote dari dizigote.Teori Agresi Berbalik pada Diri SendiriMengemukakan bahwa depresi diakibatkan dari perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri.Diawali dengan proses kehilangan terjadi ambivalensi terhadap objek yang hilang   tidak mampu mengekspresikan kemarahan    marah pada diri sendiri.Teori KehilanganBerhubungan dengan faktor perkembangan : misalnya kehilangn orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatsi kehilangan.Teori KepribadianMengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang mengalami depresi atau mania.Teori KognitifMengemukakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang dipengaruhi oleh penilaian negative terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.Teori Belajar KetidakberdayaanMengemukakan bahwa depresi dilmulai dari kehilangan kendali diri, lalu menjdi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemidian individu timbul dengan keyakinan akan ketidakmampuam mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respon yang adaptif.Model PrilakuMengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian positif selama berinteraksi dengan lingkungan. Model BiologisMengemukakan bahwa depresi terjadi prubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsi endokrin dan hipersekresi kortisol.

Faktor PresipitasiStresor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor biologis, psikologis, dan social budaya. Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma dan ketidakseimbangan metabolisme. Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang dan kehilangan harga diri. Faktor social budaya meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.

Page 27: Askep Pada Pasien Depresi

Perilaku dan Mekanisme KopingPerilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi. Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat.

Analisa DataData SubyektifTidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.

Data ObyektifGerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.Kadangkadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolaholah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadangkadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu.

Diagnosa KeperawatanResiko mencederai diri berhubungan dengan depresi Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANTujuan umum: Klien tidak mencederai diri. Tujuan khusus Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan: Perkenalkan diri dengan klien Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empat Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginanny Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.

Klien dapat menggunakan koping adaptif Tindakan: Beri Data Obyektifrongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat

Page 28: Askep Pada Pasien Depresi

memahami apa yang dirasakan pasien. Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping. Beri Data Obyektifrongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima Beri Data Obyektifrongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri Tindakan: Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri. Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci. Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien. Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas. Klien dapat meningkatkan harga diri Tindakan: Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan). Klien dapat menggunakan dukungan sosial Tindakan: Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut). Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama). Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama). Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat Tindakan: Diskusikan tentang obat (nama, Data Obyektifsis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat). Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, Data Obyektifsis, cara, waktu). Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

Page 29: Askep Pada Pasien Depresi

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.Tingkat Depresi Depresi RinganSementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses  komunikasi social dan rasa tidak nyaman.Depresi SedangAfek : murung, cemas, kesal, marah, menangis.Proses pikir : perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal meningkat.Pola komunikasi : bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal meningkat.Partisipasi social : menarik diri, tak mau bekerja/ sekolah, mudah tersinggungDepresi BeratGangguan Afek : pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang.Gangguan proses pikirSensasi somatic dan aktivitas motorik : diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau makan dan minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkunganDAFTAR PUSTAKA

http://tenreng.wordpress.com/2009/02/19/asuhan-keperawatan-dengan-pasien-depresi/

Page 30: Askep Pada Pasien Depresi

ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DEPRESI

Di susun oleh :A.BonifasyaAdelson DevryAngel Berta FauMega NovariaNurmaria

AKADEMI KEPERAWATAN YUKIJAKARTA2012

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerahnya makalah yang       berjudul”Askep pada klien dengan depresi” dapat terselesaikan.Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen. Dalam penulisan makalah ini penulis mengalami hambatan namun berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :Ibu Theodora Manurung .,SMIP selaku dosen pembimbingOrang tua dan saudara-saudari yang telah banyak memberikan bantuan dorongan baik moral maupun materialRekan-rekan mahasiswa Aper Yuki yang telah membantu memberikan dorongan dan partisipasinya untuk menyelesaikan makalah iniPenulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dari para pembaca yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.Demikian makalah ini kami susun, semoga isi dari makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa Akademi Keperawatan pada khususnya.   

Jakarta,  Mei 2012

Penulis

i

Page 31: Askep Pada Pasien Depresi

iiDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR        iDAFTAR ISI        iiBAB  I    PENDAHULUAN         1BAB II    LANDASAN TEORIPengertian         2Proses terjadianya masalah        2Tentang respon emosional        2Patopsikologi        3Penatalaksanaan depresi        6Pengkajian        8Analisa data        9Diagnose keperawatan        10Rencana tindakan keperawatan        10

BAB     III KESIMPULAN        13 DAFTAR PUSTAKA        14