Askep Oms Newww

Embed Size (px)

Citation preview

KONSEP DASAR PENYAKIT OTITIS MEDIA SEROSA1. Pengertian OMS merupakan infeksi telinga tengah yang ditandai dengan terkumpulnya cairan serosa atau mukoid di dalam telinga tengah. (Ilmu Kesehatan Anak 2, 2007). Otitis media serosa / efusi adalah keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif. Secara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan negative dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachius. Pada penyakit ini, tidak ada agen penyebab definitif yang telah diidentifikasi. (www.wordpress.com) Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya cairan di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan gangguan pada fungsi tuba eustachius. Cairan yang terbentuk biasanya encer dan jernih. Keadaan ini sering terjadi pada orang dewasa dan sering disebut dengan Barotrauma. (www.tanyadokteranda.com) Otitis Media Serosa ialah salah satu penyakit pada telinga tengah yang disebabkan oleh transudasi plasma dari pembuluh darah kedalam rongga telinga tengah yang terutama disebakan oleh perbedaan tekanan hidrostatik. (BOIES, 1996. Hal 97) 2. Etiologi Penyebab sebenarnya belum diketahui, namun banyak sumber yang menyatakan OMS dapat disebabkan oleh adanya obstruksi tuba Eustachii, alergi, infeksi atau faktor kekebalan. OMS dapat pula terjadi akibat OMA yang tidak kunjung sembuh. Cairan yang terdapat didalamnya merupakan campuran transudat dari plasma akibat tekanan negative yang disebabkan karena disfungsi tuba eustachii dan eksudat dari sel sekresi atau sel Goblet. 1

a. tiba-tiba. b. c. d. 3. Predisposisi

sumbatan tuba, dalam hal ini disebabkan perubahan tekanan yang virus yang berasal dari infeksi saluran pernafasan atas alergi yang biasanya berasal dari saluran pernafasan atas idiopatik / tidak diketahui sebabnya Faktor

Pembengkakan tonsil adenoid Adenoiditis kronik 4. palatoskisis alergi saluran nafas atas infeksi sinus atau rhinitis terapi radiasi, dll. Manifestasi Klinis Pasien mungkin mengeluh kehilangan pendengaran, rasa penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik, yang terjadi ketika tuba eustachii berusaha membuka. Membrane tymphani terlihat utuh namun tertarik/retraksi, tampak kusam (warna kuning redup sampai abu-abu pada otoskopi pneumatik, dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah). Audiogram biasanya menunjukkan adanya kehilangan pendengaran konduktif. tuli yang nyata karena secret yang kental. Gejala umum yang paling jelas terlihat ialah Pendengaran yang berkurang, selain itu juga adanya keluhan rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih keras dari suara luar pada telinga yang terkena. Telinga nyeri, Telinga terasa ada cairan, Telinga berdenging, Adanya perasaan berputar (pusing). Telinga keluar nanah pada Glue ear. 2 Hipertropi

5.

Klasifikasi Glue ear atau Otitis Media Serosa Kronis adalah keadaan timbulnya cairan pada telinga tengah secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama. Glue ear lebih sering terjadi pada anak-anak terutama usia 5-8 tahun. Cairan yang terbentuk kental seperti lem. Biasanya terjadi akibat OMA yang tidak sembuh sempurna, infeksi virus, keadaan alergi atau gangguan mekanis pada tuba. (www.medicalook.com) Bila terjadi pada orang dewasa, penyebab lain yang mendasari terjadinya disfungsi tuba eustachii harus dicari. Efusi telinga tengah sering terlihat pada pasien setelah mengalami radioterapi dan barotrauma (misalnya: penyelam) dan pada pasien dengan disfungsi tuba eustachii akibat infeksi atau alergi saluran napas atas yang terjadi, hal ini sering disebut dengan Otitis Media Serosa akut. Batasan antara kondisi Otitis Media Serosa Akut dan Otitis Media Serosa Kronik hanya pada cara terbentuknya sekret. Pada Otitis Media Serosa Akut sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronik sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama.

6.

Pathofisiologi Pada gangguan ini biasanya terjadi disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi

yang diakibatkan oleh infeksi saluran nafas atas, sehingga timbul tekanan negative di telinga tengah. Sebaliknya, terdapat gangguan drainase cairan telinga tengah dan kemungkinan refluks sekresi esophagus ke daerah ini yang secara normal bersifat steril. Cara masuk bakteri pada kebanyakan pasien kemungkinan melalui tuba eustachii akibat kontaminasi secret dalam nasofaring. Bakteri juga dapat masuk telinga tengah bila ada perforasi membran tymphani. Eksudat purulen biasanya ada dalam telinga tengah dan mengakibatkan kehilangan pendengaran konduktif.

3

Pathway : Terlampir 7. Komplikasi atrofi membrane timpani timpanosklerosis (parut pada membrane timpani) perforasi kronik kolesteatoma.

8. a. tymphani. b. konduktif. c. d. timpani). e. gram positif. f.

Pemeriksaan Diagnostik Otoscope memperagakan berkurangnya mobilitas gendang telinga dan memperlihatkan gelembung dibelakang membran Audiogram menunjukkan kehilangan pendengaran Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan Kultur dan uji sensitifitas ; dilakukan bila dilakukan

kekakuan membrane timpani timpanosentesis (Aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane Pemeriksaan Sitologi menunjukkan biakan bakteri Pemeriksaan Spekulum Siegel tampak gangguan

pergerakan membran tymphani. 9. Pemeriksaan Fisik 4

a.

Inspeksi:

Inspeksi Posisi, Warna, Ukuran, Bentuk, kesimetrisan, Seluruh permukaan dan lateral pada telinga. b. Palpasi: Palpasi daun telinga: tekstur, nyeri pembengkakan dan nodul-nodul. Palpasi prosesus mastoideus: nyeri, pembengkaka dan nodul. Lakukan penarikan thd lobus lunak bagian bawah.

10.

Prognosa Prognosa untuk Otitis Media Serosa baik, namun apabila tidak ditangani sampai

menimbulkan perforasi dapat menyebabkan tuli. 11. bulan. Untuk otitis media serosa yang persisten atau terjadi infeksi, dianjurkan untuk melakukan miringotomi. Miringotomi adalah prosedur bedah dengan memasukkan selang penyeimbang tekanan ke dalam membrane timpani. Hal ini memungkinkan ventilasi dari telinga tengah, mengurangi tekanan negative dan memungkinkan drainase cairan. Selang itu umumnya lepas sendiri setelah 6 sampai 12 bulan. Dilakukan Parasintesis disertai pengisapan cairan telinga tengah. Pemberian antibiotika, antihistamin dan dekongestan nasal, kadangMeniadakan faktor predisposisi, misalnya dengan tonsilektomi, Penatalaksanaan Medis/Theraphy Untuk otitis media serosa (otitis media dengan efusi), terapi yang umum dilakukan adalah menunggu. Keadaan ini umumnya sembuh sendiri dalam 2

kadang kortikosteroid. adenoidektomi, pengontrolan terhadap alergi, infeksi sinus dll.

5

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA OTITIS MEDIA SEROSA1. Pengkajian Data yang muncul saat pengkajian: Sakit telinga/nyeri (otalgia) Penurunan/tak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua telinga&Tinitus Perasaan penuh pada telinga Suara bergema dari suara sendiri Bunyi letupan sewaktu menguap atau menelan Vertigo, pusing, gatal pada telinga Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga Penggunanaan obat (streptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin) Tanda-tanda vital (suhu bisa sampai 40 C), demam Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat Reflek kejut Toleransi terhadap bunyi-bunyian keras Tipe warna dan jumlah cairan (Cairan telinga; hitam, kemerahan, jernih, kuning) Alergi saluran nafas bagian atas 6

Dengan otoskop tuba eustacius bengkak, merah, suram Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya, alergi

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa pre op : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (adanya tekanan dan Hipertemi berhubungan dengan proses peradangan pada eustachius Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan penerimaan Gangguan citra diri berhubungan dengan adanya penyakit kronis Anxietas (cemas) berhubungan dengan tindakan pembedahan Kurang pengetahuan b.d. kurang informasi mengenai tindakan dan terapi Resiko Cedera berhubungan dengan penurunan persepsi sensori, infeksi robeknya gendang telinga)

sensori, transmisi dan integrasi (keluarnya nanah dan paralisis nervus facialis).

berlanjut. Diagnosa post op : 8) 9) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (tindakan mastoidektomi) Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan mastoidektomi

3. Fokus Intervensi Diagnosa pre op : No. Dx Tujuan 1 1 setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan rasa nyeri pasien berkurang dgn KE: Pasien tampak rileks, skala nyeri (1-3) Intervensi Kaji ulang keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas. Berikan posisi yang nyaman pada pasien. Tingkatkan periode tidur tanpa gangguan Rasional Memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan atau keefektifan intervensi. Untuk meningkatkan relaksasi. Dapat 7

Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri, seperti nafas dalam Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (analgesik).

2

2

setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan suhu tubuh pasien kembali normal dengan KE: suhu tubuh (36 37C)

Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil/diaphoresis Pantau suhu lingkungan batasi/tambahkan linen tempat tidur, sesuai indikasi Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alcohol Kolaborasi pemberian antipiretik misalnya aspirin dan asetaminofen Kolaborasi pemberian antibiotik

mengurangi rasa nyeri pasien Meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri Diberikan untuk menghilangkan nyeri dan memberikan relaksasi mental dan fisik. suhu 38,9-41,10C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. suhu ruangan atau jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal. dapat membantu mengurangi demam.

digunakan untuk mengurangi demam. Digunakan untuk menghambat proses infeksi Menunjukkan perhatian dan penghargaan Mempermudah klien untuk menerima stimulus Mempermudah untuk melihat gerak bibir

3

3

setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan Gangguan komunikasi berkurang / hilang dgn KE : klien dapat menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan, bahasa lambang) berbicara dengan jelas pada telinga yang baik klien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai).

Memandang klien ketika sedang berbicara Berbicara jelas dan tegas pada klien tanpa perlu berteriak Memberikan pencahayaan yang memadai bila klien bergantung pada gerak bibir Menggunakan tanda tanda nonverbal (mis. Ekspresi wajah, menunjuk, atau gerakan tubuh) dan bentuk komunikasi lainnya.

Membantu klien untuk mempersepsikan informasi 8

Instruksikan kepada keluarga atau orang terdekat klien tentang bagaimana teknik komunikasi yang efektif Kolaborasi dlm penggunaan alat bantu pendengaran, bila klien menginginkan 4 4 Setelah diberikan asuhan keperawatan selama diharapkan pasien bisa beradaptasi terhadap perubahan tubuhnya. KE : Pasien dapat menerima kenyataan situasi dirinya Pasien mampu memasukan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negatif Diskusikan arti perubahan dengan pasien, identifikasi persepsi situasi/harapan yang akan datang. Catat bahasa tubuh non verbal, peilaku negatif. Kaji pengerusakan diri.

Teknik komunikasi efektif dapat membantu keluarga dan k lien berkomunikasi Alat pendengaran dapat membantu klien untuk mendengar alat dalam mengidentifikasi masalah untuk memfokuskan perhatian dan intervensi secara konstruktif dapat menunjukan depresi atau keputusasaan, kebutuhan untuk pengkajian lanjut.

Catat reaksi emosi, contoh: kehilangan, pasien dapat depresi, marah. mengalami depresi cepat atau reaksi syok dan menyangkal.

Pertahankan tindakan tenang dan meyakinkan.

dapat membantu menghilangkan takut pasien akan kematian.

5

5

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan rasa cemas klien akan berkurang/hilang, dgn KE : Klien mampu mengungkapkan

Kaji ulang tingkat Membantu dalam kecemasan klien dan penentuan intervensi anjurkan klien untuk mengungkapkan kecemasan serta keprihatinannya mengenai pembedahan. Informasi mengenai Pemberian informasi pembedahan dan dapat mengurangi 9

ketakutan/kekuatirann ya. Respon klien tampak tersenyum

6

6

Setelah diberikan asuhan keperawatan kebutuhan akan informasi terpenuhi dengan kriteria hasil keluarga klien mengungkapkan pemahaman tentang instruksi perawatan di rumah.

7

7

Setelah diberikan asuhan keperawatantidak terjadi cedera dengan kriteria hasil klien dan keluarga

lingkungan ruang kecemasan sebelum operasi penting untuk operasi diketahui klien sebelum pembedahan Mendiskusikan dapat membantu harapan pasca operatif mengurangi ansietas mengenai hal hal yang tidak diketahui klien. T Membuat entukan persepsi pasien pengetahuan dasar tentang proses penyakit. dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu. K Membantu aji ulang proses individu untuk penyakit, penyebab/efek mengetahui faktor hubungan faktor yang pencetus/pemberat menimbulkan gejala dan individu shg dpt mengidentifikasi cara menghindari. menurunkan faktor Pengetahuan dasar pendukung. Dorong yang akurat pertanyaan. memberikan kesempatan pasien untuk membuat keputusan informasi/pilihan tentang masa depan dan control penyakit kronis.. K Steroid dapat aji ulang obat, tujuan, digunakan untuk frekuensi, dosis, dan mengontrol inflamasi kemungkinan efek dan mempengaruhi samping. remisi penyakit; namun obat dapat menurunkan ketahanan terhadap infeksi dan menyebabkan retensi cairan. Bantu dengan ambulasi Mencegah jatuh dan aktivitas perawatan dengan cedera. diri sesuai kebutuhan. Berikan petunjuk yang 10

memahami faktor yang dapat terlibat dalam kemungkinan cedera, menunjukkan perubahan perilaku untuk melindungi diri dari cedera dan mampu menciptakan lingkungan sesuai indikasi.

sederhana dan singkat Ketidakseimbangan pada pasien yang sadar. proses pemikiran akan membuat pasien kesulitan dalam Pertahankan memahami petunjuk penghalang tempat yang panjang. tidur terpasang, diberi bantalan, tempat tidur Menurunkan pada posisi yang kemungkinan adanya rendah. trauma.

Diagnosa post op 8 8 setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan rasa nyeri pasien setelah operasi berkurang dgn KE: Pasien tampak rileks, skala nyeri (1-3) Kaji ulang keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas. Berikan posisi yang nyaman pada pasien. Tingkatkan periode tidur tanpa gangguan Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri, seperti nafas dalam Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (analgesik). Memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan atau keefektifan intervensi. Untuk meningkatkan relaksasi. Dapat mengurangi rasa nyeri pasien Meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri Diberikan untuk menghilangkan nyeri dan memberikan relaksasi mental dan fisik. untuk mengantisipasi perluasan lebih lanjut. untuk mengurangi pertumbuhan mikroorganisme untuk menghindari transfer organisme dari tuba eustacius ke telinga tengah. Antibiotic mencegah penyebaran infeksi. 11

9

9

Setelah diberikan asuhan keperawatan s, tidak terjadi resiko infeksi dengan KE: tidak ada tanda2 infeksi

Kaji tanda-tanda perluasan infeksi, mastoiditis, vertigo Jaga kebersihan pada daerah liang telinga ; Hindari mengeluarkan ingus dengan paksa/terlalu keras (sisi) Kolaborasi pemberian antibiotik

4. Evaluasi: 1) 2) 3) nyeri pasien berkurang dgn KE: Pasien tampak rileks, skala nyeri (1-3) suhu tubuh pasien kembali normal dengan KE: suhu tubuh (36 37C) gangguan komunikasi berkurang / hilang dgn KE : klien dapat menerima

pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan, bahasa lambang) berbicara dengan jelas pada telinga yang baik, klien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai). 4) pasien bisa beradaptasi terhadap perubahan tubuhnya dengan KE : Pasien

dapat menerima kenyataan situasi dirinya, pasien mampu memasukan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negative 5) cemas klien akan berkurang/hilang, dgn KE : Klien mampu

mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya, Respon klien tampak tersenyum 6) kebutuhan akan informasi terpenuhi dengan kriteria hasil keluarga klien

mengungkapkan pemahaman tentang instruksi perawatan di rumah. 7) tidak terjadi cedera dengan kriteria hasil klien dan keluarga memahami

faktor yang dapat terlibat dalam kemungkinan cedera, menunjukkan perubahan perilaku untuk melindungi diri dari cedera dan mampu menciptakan lingkungan sesuai indikasi 8) 9) nyeri pasien berkurang dgn KE: Pasien tampak rileks, skala nyeri (1-3) tidak terjadi resiko infeksi dengan KE: tidak ada tanda2 infeksi

12

Daftar PustakaBrunner&Suddarth, 2001. Keperawatan Medikal Bedah Vol.3. Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta Betz, Cecily L., 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri, edisi 3, EGC; Jakarta Fakultas Kedokteran FKUI. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Media Aecuslapius; Jakarta Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2007. Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI; Jakarta www.wordpress.com www.tanyadokteranda.com www.medicalook.com

13