17
Askep Prilaku Merusak Diri Bunuh diri → tindakan agresif yang merusak diri dan dapat mangakhiri kehidupan Di As: penyebab kematian ke-11 adalah 25.000/tahun Di Ina 2-3/100.000 penduduk/prayitno 1983 Jkt

ASKEP MERUSAK DIRI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP MERUSAK DIRI

Askep Prilaku Merusak Diri

Bunuh diri → tindakan agresif yang merusak diri dan dapat mangakhiri kehidupanDi As: penyebab kematian ke-11 adalah 25.000/tahunDi Ina 2-3/100.000 penduduk/prayitno 1983 Jkt

Page 2: ASKEP MERUSAK DIRI

Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatrik karena klien berada dalam keadaan stress yang tinggi dan menggunakan koping maladaptif

Hidup sehari-hari → penuh tantangan hidup dan resiko → stress → ada usaha untuk mengatasi → tidak membawa hasil segala usaha telah dicoba → putus asa dan menyalahkan diri sendiri → merusak diri untuk melepaskan diri dari situasi yang tidak menyenangkan.

Merusak diri t.l dimana seseorang cenderung melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri secara sadar maupun tidak sadar

Page 3: ASKEP MERUSAK DIRI

2. Kategori 1. Prilaku merusak diri yang tidak langsung/ indirect self

destruction behavior “ISDB” Tindakan yang merugikan keadaan fisik seseorang dan

dapat menyebabkan ke tan, berlangsung lama dan berulang-ulang

Obesitas, anoreksia nervosa, bolimia, menolak pengobatan, ketagihan obat, alkohol, org yang beresiko

2. Prilaku merusak diri yang langsung/direct self destruction behavior “DSDB”

Tidakan langsung mengakhiri hidup sendiri atau bunuh diri

Minum baygon, gantung diri, menembak diri, dsb

Page 4: ASKEP MERUSAK DIRI

Rentang menghargai- merusak diri

Adaptif : menghargai diri, berani mengambil resiko dalam mengembangkan diri

Maladaptif : ISDB dan DSDB

Page 5: ASKEP MERUSAK DIRI

Asuhan KeperawatanAsuhan Keperawatan

ISDB1. Predisposisi Menolak mengikuti saran → meningkatkan

peny.degeneratif: sehigga diet, aktivitas, dan obat harus terkontrol

Gangguan pola makan- Ganggua pola makan keluarga di transfer ke anak- Gangguan psikosomatik → adanya konflik dalam kelurga,

over proteksi, kelurga yang kaku → pelariannya ke makan untuk menurunkan rasa cemasnya

Anoreksia nervosa- Over sensitif, introvert perfecsionis, egois suka

berahasia dan keras kepala Bulimia nervosa → intake makanan yang kompulsif

Page 6: ASKEP MERUSAK DIRI

2. Presipitasi2. Presipitasi Fisiologis: bagaimana makan Fisiologis: bagaimana makan → gangguan endokrin→ gangguan endokrin Psikologis: derpresi, putus asa dan harga diri: HDRPsikologis: derpresi, putus asa dan harga diri: HDR Sosio kultural: body image yang ideal → prilaku anoreksiaSosio kultural: body image yang ideal → prilaku anoreksia

DSDBDSDBRasio bunuh diri P:L = 1:3 sedangkan percobaan bunuh diri Rasio bunuh diri P:L = 1:3 sedangkan percobaan bunuh diri

P:L = 3:1 P:L = 3:1Faktor percobaan bunuh diriFaktor percobaan bunuh diri- Putus sekolahPutus sekolah- Kesulitan mengekspresikan kemarahanKesulitan mengekspresikan kemarahan- DysporiaDysporia- Hidup yang penuh stressHidup yang penuh stress

Page 7: ASKEP MERUSAK DIRI

Presipitasi

Stress ↔ kecemasan → adaptif → cemas

prilaku maladaptif

berpikri untuk berprilaku bunuh diri

Page 8: ASKEP MERUSAK DIRI

Faktor-faktor pencetus Faktor-faktor pencetus bunuh diribunuh diri

1. Depresi1. DepresiRasa penghargaan diri yang menurun, hilangnya kemampuan Rasa penghargaan diri yang menurun, hilangnya kemampuan

untuk menilai diri secara menyeluruh untuk menilai diri secara menyeluruh → kesedihan yang → kesedihan yang belum ada penyelesaiannya. Merasa gagal dalam hidup belum ada penyelesaiannya. Merasa gagal dalam hidup atau marah kepada diri sendiriatau marah kepada diri sendiri

2. Tidak dapat mengekspresikan keadaan2. Tidak dapat mengekspresikan keadaanPerasaan tersebut dibawa kepada diri sendiri → merasa tidak Perasaan tersebut dibawa kepada diri sendiri → merasa tidak

dapat ditolong lagi, tidak berdaya, tidak ada harapan, dapat ditolong lagi, tidak berdaya, tidak ada harapan, ketergantungan dalam prilaku merusak diri sendiri.ketergantungan dalam prilaku merusak diri sendiri.

3. Fantasi bunuh diri3. Fantasi bunuh diriFantasi mempunyai arti yang menyenangkan terhadap bunuh diriFantasi mempunyai arti yang menyenangkan terhadap bunuh diri4. Ganggaun mental organik4. Ganggaun mental organik5. Penyelahgunaan zat/obat-obatan yang mengandung 5. Penyelahgunaan zat/obat-obatan yang mengandung

halusinogenhalusinogen

Page 9: ASKEP MERUSAK DIRI

6. Sosio kulturalMotivasi untuk bunuh diri Egoistic suicide yaitu kurangnya integrasi individu

terhadap sosial, atau adanya isolasi sosial terhadap inidividu

Altruistik yaitu ketaatan terhadap adat atau kebiasaan Anomic suicide yaitu diisolasi oleh lingkungan sosial

akibat perubahan yang tiba-tiba dalam status sosial

7. faktor interpersonalinteraksi sosial → merasa sepi sehingga bunuh diri

untuk melepaskan diri dari kesepian

Page 10: ASKEP MERUSAK DIRI

Prilaku Dimensi fisik

sakit kepala, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, nyeri kronis dll. Dimensi afek/emosional

sedih, murung, putus asa, hdr, iritable, dll Dimensi intelektual

pikiran yang melambat, konsentrasi, timbul ide/pikiran tentang keiinginan bunuh diri Dimensi sosial

menarik diri, kontrak sosia yang minim Dimensi spritual

merasa bersalah kepada Tuhan, atau menyalahkan Tuhan.

Mekanisme koping yang biasa digunakanan Denial Regresi rasionalisasi

Page 11: ASKEP MERUSAK DIRI

Pengkajian tingkat resiko suicidePrilaku/gejala intensitas resiko rendah, sedang, tinggi a) Cemas → ringan → sedang → tinggi/panikb) Depresi → berat → ringan → sedangc) Isolasi/menarik diri → feeling deresi terselubung,

terwithdrawt → feeling tak berdaya, putus asa, withdrwal → tak bedaya, putus asa, withdrawl, protes pada diri sendiri

d) Fungsi sehari-hari → umumnya baik pada semua aktivitas → baik pada beberapa aktivitas → tidak baik pada semua aktivitas

Page 12: ASKEP MERUSAK DIRI

e) Sumber-sumber → beberapa → beberapa → sedikit → kurang

f) Strategi koping → umumnya konstruktif → umumnya konstruktif → sebagian konstruktif → sebagian besar destruktif

g) Orang penting/orang dekat → beberapa → sedikit atau hanya satu → tidak ada

Page 13: ASKEP MERUSAK DIRI

SIRC : suicidal intention rating scaleSkor : 0 : tidak ada1 : ada ide, tidak ada tentament dan

terancam2 : memikirkan dan aktif, tidak ada

percobaan3: mengancam4: aktiv mencoba bunuh diri

Page 14: ASKEP MERUSAK DIRI

Perencanaan Perencanaan

Kemungkinan masa diagnosa keperawatanKemungkinan masa diagnosa keperawatan1.1. Menolak obat anti hipertensiMenolak obat anti hipertensi2.2. Menolak mengikuti dietMenolak mengikuti diet3.3. Gangguan nutrisi, kurang atau lebih dari kebutuhanGangguan nutrisi, kurang atau lebih dari kebutuhan4.4. Dorongan yang kuat untuk bunuh diriDorongan yang kuat untuk bunuh diri5.5. Potensi atau resti bunuh diriPotensi atau resti bunuh diri6.6. Koping yang tidak efektif sehingga keinginan bunuh diri sebagai Koping yang tidak efektif sehingga keinginan bunuh diri sebagai

problem solvingproblem solving7.7. Isolasi sosialIsolasi sosial8.8. Gangguan konsep diriGangguan konsep diri

TujuanTujuan1.1. Melindungi keselamatan atau mencegah terjadinya bunuh diriMelindungi keselamatan atau mencegah terjadinya bunuh diri2.2. Membantu klien mengganti koping yang destruktif dengan koping yang Membantu klien mengganti koping yang destruktif dengan koping yang

konstruktifkonstruktif

Page 15: ASKEP MERUSAK DIRI

Implementasi

1. Melindungi klien Tempatkan klien ditempat yang

aman tapi bukan berarti diisolasi Monitoring satu-satu dan setiap

waktu termasuk ke KM dan pada malam hari: obs, keadaan klien, catat p.i, mood dan pernyataan klien

Setiap tindakan yang dilakukan, diberikan penjelasan

Page 16: ASKEP MERUSAK DIRI

2. Meningkatkan harga diri Klien itu penting : disediakan diri dan waktu Bantuk mengekspresikan perasaannya baik

yang negatif maupun yang positif Reinforcement yang positif Identifikasi yang memunkinkan akan

kebehasilan3. Menguatkan koping yang konstruktif

contoh klien menekan kemarahan : latihan yang asertif

Page 17: ASKEP MERUSAK DIRI

4. mengenal perasaanbantu mengenal perasaanya, mencari predisposisi, presipitasi yang mempengaruhi prilaku5. menggerakkan dukungan sosialkeluarga, teman dekat, lembaga, kes dimasyarakat bantu dalam meningkatkan kualitas komunikasi keluarga dan klien

Hotline service Mengadakan hubungan, supaya tidak memutuskan telpon Mengidentifikasi masalahnya Mengkaji situasi yang dapat membunuh Evaluasi koping yang negatif dan berikan alternatif Negoisasi dengan cara menghilangkan rencana suicide

Evaluasi Klien dapat melindungi dirinya sendiri Ada tendensi mengulang kembali Monitoring prilaku klien dan melindungi klien