61
I am Edy El Nino Mencoba mengaktifkan dan menjalankan blog yang sudah lama dibuat! :) Senin, 08 April 2013 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Lansia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dani keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti. Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur. Sasaran keperawatan keluarga yaitu individu, family atau keluarga dn community atau masyarakat. Prinsip utama dalam perawatan kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit atau kesatuan dari pelayanan kesehatan. Berbagai ilmu ini tidak dapat dipisahkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena sampai setengah abad yang lalu.

Askep Lansia Perkembangan Keluarga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

I am Edy El Nino Mencoba mengaktifkan dan menjalankan blog yang sudah lama dibuat! :)

Senin, 08 April 2013

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Lansia

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan

kita. keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dani

keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti.

Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang

ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan

sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur. Sasaran keperawatan keluarga yaitu

individu, family atau keluarga dn community atau masyarakat. Prinsip utama dalam perawatan

kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit atau kesatuan dari pelayanan

kesehatan.

Berbagai ilmu ini tidak dapat dipisahkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

karena sampai setengah abad yang lalu. Dan berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut

usia (lansia), yaitu gerontologi, geriatri serta keperawatan gerontik, dan keperawatan geriatrik.

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Memasuki usia tua berarti mengalami

kemunduran, misalnya kemunduran fisisk yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut

memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin buruk gerakan

lambat, dn figur tubuh yang tidak proporsional.

Saat ini, diseluruh dunian, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satu

dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 22025, lanjut usia akan mencapai 1,2

milyar. Di negara maju, pertambahan populasi/penduduk lansia telah diantisipasi sejak awal abad

Page 2: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

ke 20. Tidak heran bila masyarakat di negara maju sudah lebih siap menghadapi pertambahan

populasi lansia dengan aneka tantangannya. Namun, saat ini negara berkembang pun mulai

menghadapi masalah yang sama.

Fenomena diatas jelas mendatangkan sejumlah konsekuensi, antara lain timbulnya

masalah fisik, mental, sosial, serta kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan, terutama

kelainan degeneratif. Sering kali keberadaan lansia dipersepsikan secra negatif, dianggap sebagai

beban keluarga dan masyarakat sekitar. Lansia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari

sekelompok orang yang sakit-sakitan.

Kurangnya perhatian yang memadai terhadap populasi lansia ini menciptakan ruang

kosong, yang kemudian diisi oleh dunia medis. Disatu sisi, perhatian besar dari kalangan

kedokteran ini harus disambut secara positif oleh dunia keperawatan sehingga masalah kesehatan

lansia dapat teratasi. Kesehatan merupakan aspek sangat penting yang perlu diperhatikan pada

kehidupan lansia. Semakin tua seseorang, cenderung semakin berkurang daya tahan fisik mereka.

Dalam kaitan ini, kajian terhadap keperawatan lansia (keperawatan gerontik dan geriatrik) perlu

ditingkatkan

B.     Tujuan Penulisan

1.    Tujuan Umum

Untuk mengetahui, memahami, dan menguasai konsep dasar keperawatan keluarga: gerontik

2.    Tujuan Khusus

Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :

a.    Konsep dasar keperawatan kesehatan keluarga

b.    Konsep keperawatan keluarga: gerontik

c.    Asuhan keperawatan keluarga: gerontik

d.   Memahami masalah keperawatan keluarga: gerontik

C.     Metode penulisan

Page 3: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

Penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriftif yaitu dengan penjabaran masalah-

masalah yang ada dan menggunakan studi keperpustakaan dari literatur yang ada baik di

perpustakaan maupun dimedia internet sebagai pelengkap.

D.    Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari IV Bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

Bab II : landasan teoritis yang terdiri dari konsep dasar keperawatan keluarga, konsep dasar

keperawatan keluarga:gerontik

Bab III : Laporan Kasus

Bab IV: Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka

Page 4: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

BAB II

TINJUAN TEORITIS

A.    Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

1.      Pengertian

Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda, tergantung

kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan menjelaskan yang penulis dari

untuk menghubungkan keluarga. Burgess dkk (1963) membuat definisi yang berorientasi pada

tradisi dan dingunakan sebagai referensi secara luas:

-          Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan

adopsi.

-          Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika

mereka hidup secra berpisah, mereka tetap menggangap rumah tangga tersebut sebagai rumah

mereka.

-          Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran peran sosial

keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara dan saudari

-          Keluarga sama-sma menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang di ambil dari masyarakat

dengan beberpa ciri unik tersendiri.

Meskipun definisi-definisi ini sering digunakan, namun terbatas kepada kemapuan

aplikasinya dan sifat komprehensifnya definisi apa saja tentang keluarga harus menggambarkan

bentuk-bentuk keluarga yang ada sekarang, dan definis tradisional seperti diats bisa memberikan

gambaran tentang definisi yang dimaksud.

Whall (1986) dalam analisa konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat dalam

perawatan, ia mendefiniskan keluarga sebagai ”kelompok yang mendefinisikan diri” dengan

anggota sendiri terdiri dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah istilah usus,

yang boleh jadi tidak di ikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi demikian

macam sehingga mereka menggagap diri meraka sebagai sebuah keluarga (hal 241).

Mengingat siapakah individu-individu yang diindetifikasikan sebagai anggota keluarga

merupaka sebuah komponen yanh sangat penting dari definisi ini.

Bozett (1987) menyatukan definisi individu dengan merujuk keluarga sebagai “siapa yang

disebut pasien itulah keluarga” ( hal 4). Family service amerika (tahun 1984) mendefisikan

Page 5: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

keluarga dalam suatu cara yang komprehensif-yaitu sebagai “2orang” atau lebih yang disatukan

oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman ( hal 7).

2.      Tipe keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang

mengelompokan. Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1)      Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang

diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya

2)      Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang

masih mempunyai hubungan darah (kakek/nenek, paman/bibi)

Tipe-tipe keluarga secara umum yang dikemukakan untuk mempermudah pemahaman

terhadap literatur tentang kelurga. (friedman, 1987 hal: 12)

1)      Keluarga inti (konjugal) merupakan keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau pemberian

nafkah. Keluarga inti terdiri dari sumi, istri, dn ank mereka-anak kandung, anak adopsi atau

keduanya.

2)      Keluarga orientasi (keluarga asal) merupakan unit keluarga yang di dalamnya seseorang

dilahirkan

3)      Keluarga besar merupakan keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah) yang

paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga inti, berikut ini

termasuk “sanak keluarga” seperti kakek atau nenek, tante, paman, dan sepupu.

Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,

pengelompokn tipe keluarga selain tipe diatas berkembang menjadi:

1)      Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adlah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan

yang telah cerai atau kehilangan pasangannya. Keadaan ini di indonesia juga menjadi tren karena

adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang sekali ditemui sehingga

seorang yang telah cerai atau ditinggal pasangan cenderung hidup sendiri untuk membesarkan

anak-anaknya.

2)      Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua

dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

3)      Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)

Page 6: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

4)      Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single

adult living alone). Kecenderungan di indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau

direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah.

5)      Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non-marital heterosexual cohabiting

family). Biasanya dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar), tetapi pada akhirnya

mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (kabupaten atau kota) meskipun usia pasangan

tersebut telah tua demi status anak-anaknya.

6)      Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gaya and lesbian family).

3.      Fungsi keluarga

Umumnya diakui bahwa keberadaan keluarga adalah dalam frangka untuk memenuhi fungsi-

fungsi dasar tertentu yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia (kebutuhan

kemsyarakatan) yakni pemberian nafkah dan mengasuh anak. Disamping itu, keluarga bertindak

sebagai mediator yang penting antara masyarakat dan individu dan membentuk matriks dimana

kebutuhan-kebutuhan pribadi dipenuhi.

Sekarang ini keluarga tampak lebih khusus dn aktivitas-aktivitasnya yang secara tradisional

berlangsung dalam rumah dan atau melibatkan seluruh anggota keluarga kini berlangsung

dimana-mana dan hanya melibatkan segmen-segmen keluarga atau anggota keluarga secara

individual.

Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi

ekonomi, fungsi perawatan kesehatan. (friedman, 1998, hal 349-401)

1)      fungsi afektif berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga yaitu sebagai perlindungan

dan dukungan psikososial bagi para anggotanya. Keluarga melakukan tugas-tugas yang

menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi anggotanya dengan memenuhi

kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anggotanya, Mulai dari tahun-tahun awal kehidupan

individu dan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Pemenuhan fungsi afektif merupakan basis

sentral bagi pembentukan dna kelanjutan dari unit keluarga (stair, 1972)

Komponen fungsi afektif meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini,. Maka keluarga menjalankan

tujuan-tujuan psikososial yang utama, yaitu membentuk sifat-sifat kemanusiaan dalam diri

Page 7: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin berhubungan secara lebih

akrab dan harga diri.

2)      Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) adalah

fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

3)      Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dn

menjaga kelangsungan keluarga.

4)      Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5)      Fungsi perawatan kesehatan (the health care function) yaitu fungsi untuk mempertahankan

keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini

dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

4.      Dimensi struktur dasar keluarga

Struktur keluarga dapat menggambar bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di

masyarakat sekitarnya. Parad dan caplan (1965) yang diadopsi oleh friedman mengatakan ada

empat struktur keluarga yaitu:

1)      Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam

keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.

2)      Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh

keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.

3)      Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu

(orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga

besar) dengan keluarga inti.

4)      Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk

mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang

mendukung kesehatan.

Struktur keluarga ini nantinya perlu dikaji oleh perawat yang memberikan asuhan. Berdasarkan

ke empat elemen dalam struktur keluarga, diasumsikan bahwa (Leslie & Komar, 1989: Parsons

& Bales, 1995) :

Page 8: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

1)      Keluarga merupakan sistem sosial uang memiliki fungsi sendiri

2)      Keluarga merupakan sistem sosial yang mampu menyelesaikan masalah individu dan

lingkungannya.

3)      Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang dapat mempengaruhi kelompok lain.

4)      Perilaku individu yang ditampakkan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku

dalam keluarga.

Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan

psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya dan aktualisasi keluarga dimasyarakat, serta

memperhatikan perkembangan negara indonesia menuju negara industri, indonesia

menginginkan keluarga dikelompokan menjadi lima tahap yaitu sebagai berikut .

1)      Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara

minimal yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan atau

keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator Keluarga Sejahtera Tahap I.

2)      Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar

secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu

kebutuhan pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan

liungkungan tempat tinggal, dan transportasi.

3)      Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan

dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum

dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh

informasi.

4)      Keluarga Sejahtera Tahap III (KS III) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh

kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologisnya, dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum

dapat memberikan sumbangan (konstribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara

teratur(dalam waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk sosial kemasyarkatan,

juga berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau

yayasasn sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan lain sebagaianya.

5)      Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus) adalah keluarga yang telah dapat memenuhhi

seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan, serta

telah mampu memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Page 9: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

5.      Peran perawat keluarga

Perawatan kesehatan masyarakat, sejak dahulu sampai sekarang, keluarga sudah dianggap

sebagai kesatuan dari pemeliharaan kesehatan. Perananan perawat keluarga membantu keluarga

untuk mengatasi dengan baik masalah-masalah kesehatan dengan meningkatkan kesanggupan

mereka untuk melaksanakan tugas-tugs kesehatan.

Proses membantu keluarga meningkatkan kesanggupan untuk menyelesaikan masalah

kesehatan, perawat dapat berperan sebagai :

-        Pengenal kesehatan (health monitor)

-        Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

-        Koordinator pelayanan kesehatan keluarga

-        Facilitator

-        Guru

-        Penasihat

B.     Konsep Keperawatan Keluarga: gerontik

1.      Pengertian

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.

Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap

kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun

psikologis.

WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia pada Bab I

Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah

suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang

kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari

dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.

Dalam buku ajar geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi Martono (1994)

mengatakan bahwa “menua” (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan

fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

Page 10: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

memperbaikikeruskan yang diderita. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat

mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lansia, termasuk kehidupan seksualnya.

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus atau berkelanjutan secara alamiah dan

umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Proses menua merupakan kombinasi bermacam-

macam faktor yang sling berkaitan. Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan

tentang proses menua yang tidak seragam. Secara umum, proses menua didefinisikan sebagai

perubahan yang terkit waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental.

Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap

lingkungan untuk dapat bertahan hidup berikut akan dikemukakan bermacam-macam teori

proses menua yang penting.

2.      Teory proses menua

Proses menua bersifat individual

1)        Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda

2)        Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda

3)        Tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.

a.    Teori biologis

a)        Teori genetik

Teori genetic lock. Teori ini merupakan teori instrinsik yang menjelskan bahwa didalam tubuh

terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan

bahwa menua itu telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu. Setiap spesies di dalam

inti selnya memiliki suatu jam genetik/ jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai batas

usia yang berbeda-beda yang telah diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis ini

berhenti berputar, ia akan mati. Manusia mempunyai umur harapan hidup nomor dua terpanjang

setelah bulus. Secara teoritis, memperpanjang umur mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa

waktu dengan pengaruh dari luar, misalnya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

dengan pemberian obat-obatan atau tindakan tertentu.

Page 11: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

Teori mutasi somatik. Menurut teori ini penuaan terjadi krena adanya mutasi somatik akibat

pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsiu DNA atau RNA

dan dalam proses translasi RNA protein/enzim.

Kesalahan ini terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau

perubahan sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi,

sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan

fungsional sel (Suhana, 1994: Constantinides, 1994)

b)        Teori nongenetik

Auto-immune theory. Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya

kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi yang

merusak membran sel, akan menyebabkan sistem imun tidak mengenalinya sehingga

merusaknya. Hal inilah yang mendasari peningkatan penyakit auto-imun pad lansia (Goldstein,

1989). Dalam proses metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh

tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

Sebagai contoh, tambahan kelenjar timus pada usi dewasa berinvolusi dan sejak itu terjadi

kelainan auto-imun.

Free radical theory. Dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena adanya

proses metabolisme atau proses pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan

suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan

sehingga sangat reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan

atau peruibahan dalam tubuh. Tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan

oksidasi oksigen bahan organik, misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini

menyebabkan sel tidak dapat bergenerasi (Halliwel, 19944). Radikal bebas dianggap sebagai

penyebab penting terjadinya kerusakan fungsi sel. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan

seperti: asap kendaraan bermotor, asap rokok, zat pengawet makanan, radiasi, sinal ultraviolet

yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan kolagen pada proses menua.

Cross link theory. Menua disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat, dan asam nukleat

(molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang

menyebabkan perubahan pada membran plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang

kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses menua.

Page 12: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

Teori fisiologis. Teori ini merupakan teori instrinsik dan ekstrinsik. Terdiri atas teori

oksidasi stres, dan teori dipaki-aus (wear and tear theory). Disini terjadi kelebihan usaha dan

stres menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan

kestabilan lingkungan internal)

b.    Teori sosiologis

Teori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara lain:

a)   Teori interaksi sosial

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu

atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi

sosial meruipakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya

bersosialisasi. Pokok-pokok social exchange theory antara lain:

-            Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang berupaya mencapai tujuannya masing-masing.

-            Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan waktu

-            Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor mengeluarlkan biaya

b)   Teori aktivitas atau kegiatan

-            Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan

bahwa lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut-serta dalam kegiatan sosial

-            Lansia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas

tersebut selama mungkin.

-            Pola hidup dilanjutkan pada cara hidup lansia

-            Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia

pertengahan sampai lansia.

c)   Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Teori ini merupakan

gabungan teori yang disebabkan pada seorang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe personalisa

yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan

Page 13: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

lansia. Dengan demikian, pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya

kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku, dan harapan

seseorang ternyata tidak berubah, walaupun ia telah lansia.

d)  Teori pembebasan penarikan diri (disangagement theory)

Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran

individu dengan individu lainnya. Teori yang pertama diajukan oleh Cumming dan Henry

(1961). Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambah lansia, apalagi ditambah dengan adanya

kemiskinan, lansia secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau

menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia

menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering lansia mengalami kehilangan

ganda (triple loss) :

-             Kehilangan peran (loss of role)

-             Hambatan kontak sosial (restriction of contact and relationship)

-             Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social mores and values).

Menurut teori ini, seorang lansia dinyatakan mengalami proses menua yang berhasil apabila ia

menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi dan

mempersiapkan diri menghadapi kematiannya. Dari penyebab terjadinya proses menua tersebut,

ada beberapa peluang yang memungkinkan dapat diintervensi agar proses menua dapat

diperlambat. Kemungkinan yang tersebar adalah mencegah:

-             Meningkatnya radikal bebas

-             Memanipulasi sistem imun tubuh

-            Melalui metabolisme/makanan, memang berbagai”misteri kehidupan masih banyak yang belum

bisa terungkap, proses menua merupakan salah satu misteri yang paling sulit dipecahkan”.

3.      Tipe Lansia

Mangkunego IV dalam surat Werdatama, yang dikutip oleh H.L Widyapratama menyebutkn

bahwa (lansia) dalam literatur lama (Jawa) dibagi dua golongan, yaitu :

-            Wong sepuh : orang tua yang sepi hawa nfsu, menguasai ilmu”dwi tunggal”, yakni mampu

membedakan antra baik dan buruk, sejati dan palsu, gusti (Tuhan) dan kaula nya atau hambanya.

Page 14: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

-            Wong Sepah : Lansia yang kosong, tidak tau rasa, bicaranya muluk-muluk tanpa isi, tingkah

lakunya dibuat-buat dan berlebihan serta memalukan. Hidupnya menjadi hambar (kehilangan

romantika dan dinamika hidup).

Pujangga Ronggo Warsito (dalam surat Klatida) menyebutkan bahwa Lansia terbgi menjdai

dua kelompok, yakni :

-            Lansia yang berbudi sentosa: orang tua ini meskipun diridai Tuhan Yang Maha Esa dengan

rezeki, tetapi tetap berusaha terus, disertai selalu in ingat dan waspada.

-            Lansia yang lemah : orang tua yang putus asa sebaiknya hanya menjauhkan diri dari

keduniawan, supaya mendapat kasih sayang Tuhan.

Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan bermacam-macam tipe lansia,

antara lain :

-            Tipe arif bijaksana : lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,

memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

-            Tipe mandiri : lansia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan baru, selektif

dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan.

-            Tipe tidak puas: lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses

penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan

kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung menuntut,

sulit dilayani dan pengkritik.

-            Tipe pasrah : lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis

(habis gelap datang terang), mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja yang

dilakukan.

-            Tipe bingung : lansia yng kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder,

menyesal, pasif, acuh tak acuh.

Lansia dapat pula dikelompokan dalam beberapa tipe yang bergantung pada karakter,

pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe ini antara

lain :

-                 Tipe optimis : lansia santai dan periang, penyesuain cukup baik, mereka memandang masalah

lansia dalam bentuk bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesemptan untuk menuruti

Page 15: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

kebutuhan pasifnya. Tipen ini sering disebut juga lansia tipe kursi goyang (the rock king

chairman)

-                 Tipe konstruktif : lnsia ini mempunyai intregits baik, dapat meniukamti hidup, mempunyi

tolernsi yang tinggi, humoristik, fleksibel dan tahu diri. Biasanya, sift ini terlihat sejak muda.

Mekeka dengan tenang menghadapi proses menua dan menghadapi akhir.

-                 Tipe ketergantungan : lansia ini masih dapat diterim ditengah msyarakat, tetapi selalu pasif,

tidak berambisi, masih tahu diri, tidak mempunyi inisitif dn bila bertindak yang tidak praktis. Ia

senang pensiun tidak suka berkerja dan senang berlibur, banyak makan, banyak minum.

-                 Tipe defensif : lansia biasnya mempunyai riwayat pekerjaan tau jbatn yang tidak terkontrol,

memegang teguh kebiasan, bersifat komplusif, anehnya mereka tkut menghadapi menjadi tua

dan menyenangi masa pensiun.

-                 Tipe militan dan serius : lansia yang tidak mudah menyerah, serius senang berjuang, bisa

menjadi pnutan.

-                 Tipe pemarah frustasi: lansia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu

menyalahkan orang lain, menunjukan penyesuaian yang buruk. Lansia sering mengekspresikan

kepahitan hidupnya.

-                 Tipe bermusuhan: lansia yang selalu menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan,

selalu mengeluh, bersifat agresif, dan curiga. Biasanya, pekerjaan saat ia muda tidak stabil.

Menganggap menjadi tua itu bukan hal yang baik, takut mati, iri hati pada orang yang muda,

senang mengadu untung pekerjaan, aktif menghindari masa yang buruk.

-                 Tipe putus asa: membenci dan menyalahkan diri sendiri. Lansia ini bersifat kritis dan

menyalahkan diri sendiri. Tidak mempunyai ambisi, mengalami penurunan sosio-ekonomi, tidak

dapat menyesuaikan diri. Lansia tidak hanya mengalami kemerahan, tetapi juga depresi,

memandang lansia sebagai tidak berguna karena masa yang tidak menarik. Biasanya perkawinan

tidak bahagia, merasa menjadi korban keadaan, membenci diri sendiri dan ingin cepat mati.

4.      Tugas perkembangan lansia

a.      Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.

Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam mendukung

kesejahteraan lansia mis. Perpindahan tempat tinggal lansia.

b.      Penyesuaian terhadap pendapatan menurun

Page 16: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

Ketika lansia memasuki pensiun, pendapatan menurun secara tajam dan semakin tidak memadai,

karena biaya hidup terus meningkat, sementara tabungan/pendapatan berkurang.

c.       Mempertahankan hubungan perkawinan

Hal ini menjadi penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga. Perkawinan mempunyai

kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dari pasangan.

Contoh: mitos tentang aseksualitas

d.      Penyesuaian terhadap kehilangan pasangan

Tugas perkembangan ini secara umum:tugas yang pali traumatis. Lansia menyadari bahwa

kematian adalah bagian dari kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak ada. Hal ini

akan berdampak pada reorganisasi fungsi keluarga secara total.

e.       Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi

Ada kecenderungan lansia untuk menjauhkan diri dari hub.sosial, namun keluarga menjadi fokus

interaksi lansia dan sumber utama dukungan sosial.

5.      Mitos lansia dan kenyataanya

a.      Mitos konservatif

Ada pandangan bahwa lansia pada umumnya:

-       Konservaatif

-       Tidak kreatif

-       Menolak inovasi

-       Berorientasi ke masa silam

-       Merindukan masa lalu

-       Kembali ke masa kanak-kanak

-       Susah menerima ide baru

-       Susah berubah

-       Keras kepala

-       Cerewet

Faktanya : tidak semua lansia bersikap, berfikiran, dan berperilaku demikian.

b.      Mitos berpenyakit dan kemunduran

Page 17: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

Lansia sering kali dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai dengan berbagai

penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua (lansia merupakan masa

berpenyakitan dan kemunduran)

Faktanya : memang proses menua disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan

metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit. Akan tetapi, saat ini telah banyak penyakit yang

dapat dikontrol dan diobati.

c.       Mitos senilitas

Lansia dipndang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh adanya kerusakan sel otak.

Faktanya: banyak lansia yang masih tetap sehat dan segar bugar, daya pikirnya masih jernih dan

cenderung cemerlang, bnyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.

d.      Mitos ketidakproduktifan

Lansia dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif, bahkan menjadi beban keluarganya.

Faktanya: tidak demikian, banyak individu yang mencapai kebenaran, kematangan, kemantapan,

serta produktifitas mental dan material dimas lanjut usia.

e.       Mitos asektualitas

Ada pandangan bahwa pada lansia, minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks menurun.

Faktanya: kehidupan seks pada lansia berlangsung normal, dan frekuensi hubungan seksual

menurun sejalan meningkatnya usia, tetapi masih tetap tinggi. 

f.       Mitos tidak jatuh cinta

Lansia sudah tidak lagi jatuh cinta, tidak tertarik atau bergairah kepada lkawan jenis.

Faktanya: perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa, perasaan cinta tidak

berhenti hanya karena menjadi lansia.

g.      Mitos kedamaian dn ketenangan

Lansia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan dewasanya.

Badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan telah berhasil dilewatinya.

Faktanya:L sering ditemukan stres karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan

karena penyakit, kecemasan, kekhawatiran, depresi, paranoid, dan psikotik.

Jadi, ada keanekaragaman yang besar dalam proses menua, oleh karena itu secara tipologi,

lansia dikelompokan dalam berbagai tipe dalam menghadapi atau menerima proses menua.

Page 18: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA

A.      Konsep dasar teoritis

1.         Konsep asuhan keperawatan pada lanjut usia

Asuhan keperawatan lansia atau gerontik diberikan berupa bantuan kepada klien lanjut usia

karena adanya :

a.         Kelemahan fisik, mental dan social

b.        Keterbatasan pengetahuan

c.         Kurangnya kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri

Tujuan asuhan keperawatan pada lanjut usia :

a.         Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan kesehatan, sehingga memiliki ketenangan

hidup dan produktif sampai akhir hayatnya.

b.        Mempertahankan kesehatan dan kemampuan mereka yang usianya telah lanjut dengan

perawatan dan pencegahan.

c.         Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut

usia.

d.        Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau mengalami gangguan

tertentu.

e.         Merangsang petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosis yang tepat dan

dini bila mereka menemukan kelainan tertentu.

f.         Mencari upaya semaksimal mungkin agar klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit /

gangguan masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu pertolongan

(memelihara kemandirian secara maksimal).

Fokus asuhan keperawatan pada lanjut usia :

a.         Peningkatan kesehatan

b.        Pencegahan penyakit (preventif)

c.         Mengoptimalkan fungsi mental

d.        Mengatasi gangguan kesehatan secara umum

Page 19: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

2.         Pengkajian

Perawat harus ingat, akibat adanya perubahan fungsi yang sangat mendasar pada proses

menua yang meliputi seluuh organ tubuh, dalam melakukan pengkajian perawat memerlukan

pertimbangan khusus. Pengkajian harus dilakukan terhadap fungsi semua system, status gizinya,

dan aspek psikososialnya.

Hal-hal yang dapat ditemukan pada pengkajian lanjut usia :

a.         Mulut dan gigi

Gigi menjadi ompong yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit periodontal

sehingga gusi menjaadi atrofi secara progresif. Mulut kering sehingga air ludah mudah

mengental. Selain itu dapat menimbulkan risiko mukosa mudah mulut mudah pecah sehingga

timbul stomatitis dan perasaan tidak nyaman.

b.        Kulit

Akan sering ditemukan data subjektif dari lanjut usia gatal-gatal dan Nampak kulit kering serta

mudah terluka.

c.         Ekstermitas atas dan bawah

Terjadi penebalan pada kulit yang tertekan terutama pada telapak kaki, mata kaki termasuk

telapak tangan. Beberapa kulit di daerah ekstermitas bahkan menipis, kulit terkelupas, pecah-

pecah dan mudah tergores. Terjadi pula kelainan pada kuku seperti lapisan tanduk yang semakin

mengeras, hipertrofi kuku atau kuku yang merusak jaringan lunak di bawahnya.

d.        Mobilitas

Terdapat keterbatasan pergerakan yang terjadi akibat beratnya penyakit atau kompleksitas dari

gangguan fungsi tubuhnya, sehingga dapat menimbulkan masalah mobilitas. Untuk itu perlu

dikaji kemampuan lama dan jenis aktivitas yang dapat dilakukan serta waktu yang digunakan

untuk beristirahat setelah menjalani aktivitas tertentu.

Page 20: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

e.         Eliminasi

Konstipasi, inkontinensia urin dan atau fekal, diare merupakan keluhan utama klien lanjut usia

yang paling menonjol. Perlu dilakukan pengkajian frekuensi dan pola defekasi, pola diet,

masukan dan keluaran cairan, aktivitas klien, integritas kulit sekitar anus dan kemaluan serta

mengidentifikasi factor penyebab munculnya masalah eliminasi.

f.         Penglihatan

Klien lanjut usia akan sering mengalami gangguan penglihatan diantaranya akan ditemukan

glaucoma dan katarak. Perlu dikaji jenis alat bantu penglihatan yang digunakan serta

pemeriksaan fisik pada mata sesuai dengan masalah yang muncul.

g.        Pendengaran

Ketahuilah tentang penggunaan alat bantu pendengaran yang digunakan klien, keterbatasan

melakukan aktivitas sehari-hari atau terjadi gangguan hubungan social akibat gangguan

pendengaran.

h.        Jantung dan pembuluh darah

Terjadi peningkatan tekanan darah, hipotensi orthostasis, penyakit jantung koroner atau bahkan

gagal jantung merupakan penyakit yang lazim terjadi pada lanjut usia. Perubahan hemodinamik,

pola diet, nyeri dada, kembung, bingung, sesak nafas, palpitasi, vertigo bahkan sinkop akan

sering dijumpai pada pemeriksaan fisik.

i.          Pernafasan

Pneumonia dan obstruksi paru menahun juga merupakan masalah kesehatan pada system

respirasi yang menonjol pada lanjut usia. Akan ditemukan adanya data batuk, kesulitan

mengeluarkan dahak, mudah lelah, lemah, berat badan menurun, tidak nafsu makan dan lain-lain.

Page 21: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

j.          Endokrin

Diabetes mellitus dan penyakit-penyakit tiroid kerap merupakan masalah kesehatan yang banyak

ditemui pada lanjut usia. Maka perawat perlu mengidentifikasi adanya tanda-tanda dan gejala

terhadap kehilangan atau meningkatnya berat badan, hilangnya atau meningkatnya nafsu makan,

sesak nafas, palpitasi, tremor, kelemahan atau adanya intoleransi terhadap perubahan cuaca

dingin atau panas.

k.        Nyeri

Nyeri pada lanjut usia dirasakan dua kali lebih berat dibandingkan pada usia muda. Data-data

yang dapat ditemukan antara lain adanya temuan skala nyeri, menangis, mengerang kesakitan,

agitasi, lemah dan tampak tertekan disamping adanya perubahan tanda-tanda vital.

l.          Depresi

Perasaan tidak berdaya muncul akibat hilangnya berbagai fungsi organ tubuh oleh karena

bertambahnya usia. Sulit berkonsentrasi, merasa sedih dan pesimis, kesulitan atau terlalu banyak

tidur, kelebihan atau kehilangan berat badan, hilangnya minat melakukan motivasi serta energy

merupakan tanda-tanda bagi klien yang mengalami depresi.

m.      Demensia

Kehilangan daya ingat terutama ingatan jangka pendek, gangguan dalam memberikan alasan

yang abstrak, sangat tergantung dengan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-

hari serta tidak mampu berkomunikasi dengan jelas secara lengkap dan ekspresif.

Format pengkajian keperawatan keluarga

A.            Identitas kepala keluarga

Page 22: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

Nama : Tn.T

Umur : 70 tahun

Agama: Islam

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Wirausaha

Alamat: Jl. Kom.Yos Sudarso, Gg Bunga No 15

1.        Komposisi Keluarga

No Nama L / P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan

1.

2.

Tn.T

Ny.S

L

P

70 Thn

60 Thn

Ayah

Ibu

Wirausaha

IRT

Sarjana

SMA

a.       Genogram

 

Keterangan :

Page 23: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

= Laki – Laki

 

= Perempuan

  = Penderita

= Tinggal serumah

b.      Tipe Keluarga :

1)      Jenis tipe keluarga : Nuclear Family

2)      Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : tidak pernah ada masalah dalam keluarga tersebut.

c.       Suku Bangsa :

1)      Asal suku bangsa : Melayu

2)      Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : tidak ada budaya yang berhubungan dengan

kesehatan dalam keluarga tersebut.

d.      Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Islam

e.       Status Sosial Ekonomi Keluarga :

1)      Anggota keluarga yang mencari nafkah : Ayah

2)      Penghasilan : minimal 6 juta / bulan

3)      Upaya lain : tidak ada

4)      Harta benda yang dimiliki : Tn.T memiliki 1 buah rumah pribadi, 1 buah rumah kosan, 3 buah

rumah kontrakan, 1 buah sepeda motor

5)      Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : 3 juta

f.       Aktifitas Rekreasi Keluarga : Tn.T mengatakan jarang mengadakan aktifitas rekreasi keluarga.

1.      RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a.       Tahap perkembangan keluarga saat ini ( ditentukan dengan anak tertua ) : keluarga dengan lanjut

usia

b.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : tidak ada

Page 24: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

c.       Riwayat kesehatan keluarga inti :

1)      Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Tn.T menderita penyakit Diabetes Melitus

2)      Riwayat penyakit keturunan : -

3)      Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga

No Nama BBKeadaan

Kesehatan

Imunisasi

(BCG/Polio/DPT

/HB/Campak

Masalah

Kesehatan

Tindakan

yang telah

dilakukan

1.

2.

Ayah

Ibu

80 Kg

65 Kg

Klien

mudah

capek,

sering

berkemih

di malam

hari

Baik dan

Sehat

Terpenuhi

Terpenuhi

DM Pergi ke

dokter

praktek

setiap bulan

4)      Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Rumah sakit dan Dokter praktik

5)      Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Tn.M mengatakan di keluarganya tidak ada yang

menderita penyakit seperti yang dideritanya.

2.      PENGKAJIAN LINGKUNGAN

a.       Karakteristik rumah :

1)      Luas rumah : 15 x 12 m persegi

2)      Type rumah : permanen

3)      Kepemilikan : Milik Sendiri

4)      Jumlah dan ratio kamar/ruangan : Kamar : 4, Ruang Depan, Tengah, Dan Dapur

5)      Ventilasi / Jendela : 14/ 8

6)      Pemanfaatan ruangan : dimanfaatkan dengan baik

7)      Septic tank : ada

Page 25: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

8)      Sumber air minum : Air Galon

9)      Kamar mandi / WC : 1 / 1(WC jongkok)

10)  Sampah : Buang ketempat pembuangan sampah

11)  Kebersihan lingkungan : Bersih

b.      Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

1)      Kebiasaan : klien mengatakan orang-orang di sekitar tempatnya mempunyai kebiasaan

menyabung ayam dan jarang diadakan kegiatan gotong royong.

2)      Aturan / kesepakatan : jika ada pendatang baru wajib lapor RT

3)      Budaya : tedapat banyak kebudayaan di daerah setempat

c.       Mobilitas Geografis Keluarga : keluarga baru berpindah tempat tinggal sebanyak 1 kali

d.      Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :

Keluarga hanya berkumpul setahun sekali pada saat idul fitri dengan anak-anaknya. Klien jarang

berinteraksi dengan masyarakat, hanya sesekali ngobrol-ngobrol dengan tetangga didepan

rumah.

e.       System pendukung keluarga : Tn.T dan Ny.S selalu merawat satu sama lain apabila ada yang

sakit.

3.      STRUKTUR KELUARGA

a.       Pola / cara Komunikasi Keluarga : keluarga berkomunikasi menggunakan bahasa melayu

b.      Struktur Kekuatan Keluarga : pada ayah

c.       Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) : Ayah : KK, Ibu : IRT

d.      Nilai dan Norma Keluarga : keluarga Tn.T beragam islam dan Tn.T menanamkan kepada

keluarganya tidak boleh meninggalkan shalat.

4.      FUNGSI KELUARGA

a.       Fungsi afektif :

Ayah berperan dalam mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga sekaligus mengatur

keuangan, sesekali ibu ikut berperan dalam mengatur keuangan.

b.      Fungsi sosialisasi

Page 26: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

1)      Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga hidup dengan kurang harmonis karena Tn.T lebih

sering tinggal di rumah kontrakannya yang sekarang ditempati oleh adiknya dengan alasan tidak

nyaman dengan lingkungan tempat tinggalnya dan Tn.T mengatakan ia ingin meninggal di

kamar yang dulunya di tempati orang tuanya di rumah kontrakan tersebut.

2)      Interaksi dan hubungan dalam keluarga : setiap anggota berinteraksi dengan baik tetapi lebih

sering berkomunikasi melalui telfon.

3)      Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Ayah (Tn.T)

4)      Kegiatan keluarga waktu senggang : Kumpul dengan keluarga tetapi Tn.T dan Ny.S lebih sering

berkumpul dengan anak-anaknya hanya di waktu lebaran meskipun sesekali anak-anaknya

mengunjungi mereka.

5)      Partisipasi dalam kegiatan sosial : di lingkungan keluarga Tn.T jarang diadakan kegiatan sosial

c.       Fungsi perawatan kesehatan : ibu berperan penting dalam perawatan kesehatan keluarga

d.      Fungsi reproduksi

1)      Perencanaan jumlah anak : klien tidak merencanakan untuk mempunyai anak lagi

2)      Akseptor : tidak

e.       Fungsi ekonomi

1)      Upaya pemenuhan sandang pangan : terpenuhi

5.      STRESS DAN KOPING KELUARGA

a.       Stressor jangka pendek : Tn.T mengatakan cemas dengan penyakit yang dideritanya

b.      Stressor jangka panjang : Tn.T mengatakan sangat tidak menyukai kebiasaan tetangagnya yaitu

menyabung ayam.

c.       Respon keluarga terhadap stressor : Tn.T mengatasi cemasnya dengan membiasakan untuk rutin

cek gula darah

d.      Strategi koping : beribadah dan sering membaca dzikir.

e.       Strategi adaptasi disfungsional : Tn.T lebih sering tinggal dirumah yang ditempati adiknya.

6.      KEADAAN GIZI KELUARGA

Pemenuhan gizi : Makan 2 x sehari, dengan pagi sarapan kue, siang makan nasi sedikit dengan

menu bervariasi dan malam lebih sering makan buah-buahan.

Upaya lain : tidak ada.

Page 27: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

7.      HARAPAN KELUARGA

a.       Terhadap masalah kesehatannya : kadar gula darahnya dapat dikontrol sehingga tidak

memperburuk kondisi klien.

b.      Terhadap petugas kesehatan yang ada : Puskesmas lebih ditingkatkan lagi pelayanan

kesehatannya jadi klien bisa berobat ke puskesmas dan tidak perlu ke dokter praktik lagi.

8.      PEMERIKSAAN FISIK

N

OVARIABEL

NAMA ANGGOTA KELUARGA

Tn.T Ny.S

1 Riwayat penyakit saat ini Diabetes Melitus -

2 Keluhan yg dirasakan Mudah capek, pusing,

sering kesemutan dan ngilu

pada kaki, tremor, sering

berkemih di malam hari.

Tidak ada keluhan yang

dirasakan

3 Tanda dan gejala Klien tampak gelisah,

lemah, nafas terengah-

engah, kulit tampak kering

da turgor tidak elastis.

Tidak ada tanda dan gejala

yang timbul

4 Riwayat penyakit

sebelumnya

Klien mengatakan

sebelumnya mengira terkena

asam urat tetapi setelah

diperiksa ternyata klien

menderita DM

-

5 Tanda – tanda Vital TD: 130/100 RR: 26x/m

N:75x/m S: 370 C

        TD: 120/70 RR: 24x/m N:

60x/m S: 370C

6 System CardioVaskuler

7 System respirasi

8 System GI Tract

9 System persarafan

10 System muskuloskeletal Kekuatan otot : 5 Kekuatan otot : 5

Page 28: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

NO DAFTAR MASALAH KESEHATAN

1 ANCAMAN

-       Tidak dapat mempertahankan keakraban suami istri

-       Tn.T mengaggap lingkungan tempat tinggalnya merupakan ancaman karena

kebiasaan tetangga yang bertentangan dengan nilai dan norma yang dianutnya.

2 KURANG/TIDAK SEHAT

-       Tn.T merasa tidak sehat akibat penyakit DM yang dideritanya.

3 DIFISIT

-

PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS KELUARGA

NO KRITERIA PENGKAJIAN

1 Mengenal masalah Keluarga mengatakan sudah mengetahui bahwa Tn.T

menderita penyakit Diabetes Melitus.

2 Mengambil keputusan

yang tepat

Tn.T mengatakan keputusan yang diambil adalah rutin

periksa gula darah dan pergi ke dokter.

3 Merawat anggota

keluarga yang sakit atau

punya masalah

Keluarga saling merawat apabila ada anggota keluarga

yang sakit.

4 Memodifikasi

lingkungan

Keluarga mengatakan belum mampu memodifikasi

lingkungan sekitar tempat tinggalnya termasuk kebiasaan

buruk yang dilakukan oleh tetangga Tn.T

5 Memanfaatkan sarana

kesehatan

Keluarga memanfaatkan sarana kesehatan berupa rumah

sakit dan dokter praktik untuk mengobati penyakit DM.

DAFTAR MASALAH

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 Ds:

-       Tn.T mengatakan jarang

Modifikasi dalam

status sosial keluarga

Proses keluarga,

perubahan

Page 29: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

berkomunikasi dengan anggota

keluarganya kecuali melalui telepon

-       Tn.T mengatakan lebih sering berada

di rumah kontrakan yang ditempati

adiknya

Do:

-        kurang keakraban antara Tn.T dan

istrinya

-        Tn.T sering tinggal di rumah

kontrakan yang ditempati adiknya

2 DS :

- Tn.T mengatakan merasa tidak

nyaman dengan lingkungan tempat

tinggalnya.

Do :

-        klien tampak jarang berkumpul

dengan masyarakat sekitar.

Ketidakefektifan

komunikasi di antara

subkelompok atau

komunitas

Penatalaksanaan

program terapeutik :

Komunitas,

ketidakefektifan

3 Ds:

-   klien mengatakan mengetahui

menderita DM sejak 1 tahun yang

lalu,

-   klien mengatakan mudah capek dan

sering pusing

-   klien mengatakan sering kesemutan

dan ngilu pada kaki, tremor

-   klien mengatakan sering berkemih di

malam hari.

Do:

-    klien tampak gelisah, lemah dan nafas

terengah-engah.

Diuresis osmotik Kekurangan volume

cairan

Page 30: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

-    Kulit tampak kering dan turgor tidak

elastis

SKORING

Dx 1 : Perubahan proses keluarga b.d Modifikasi dalam status sosial keluarga

KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

SIFAT MASALAH

o  Tidak sehat

o  Ancaman kesehatan

o  Krisis atau keadaan

sejahtera

3

2

1

1 2/3X1= 2/3

Sifat masalah ini

adalah ancama

kesehatan karena

Tn.T mengatakan

sudah jarang

berkumpul dengan

keluarganya.

KEMUNGKINAN

MASALAH DAPAT

DIUBAH

o  Dengan Mudah

o  Hanya Sebagian

o  Tidak dapat

2

1

0

2 1/2x2= 1

Kemungkinan

masalah dapat diubah

hanya sebagian

karena Tn.T

mengatakan masih

kesulitan untuk

POTENSIAL

MASALAH DAPAT

DICEGAH

o  Tinggi

o  Cukup

o  Rendah

3

2

1

1

2/3x1= 2/3

Potensial masalah

dapat dicegah adalah

cukup karena Tn.T

sesekali pulang ke

rumahnya

MENONJOLNYA

MASALAH

o  Masalah berat, harus

segera ditangani

o  Ada masalah, tapi tidak

2

1

1 2/2x1= 1 Menonjolnya masalah

adalah masalah berat,

harus segera

ditangani karena

apabila dibiarkan

maka akan

Page 31: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

perlu segera ditangani

o  Masalah tidak dirasakan 0

berpengaruh pada

keharmonisan rumah

tangga Tn.T

2/3+1+2/3+1 =3 1/3

Dx 2 : Penatalaksanaan program terapeutik : Komunitas, ketidakefektifan b.d Ketidakefektifan komunikasi di

antara subkelompok atau komunitas

KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

SIFAT MASALAH

o  Tidak sehat

o  Ancaman kesehatan

o  Krisis atau keadaan

sejahtera

3

2

1

1 2/3X1= 2/3 Sifat masalah adalah

ancaman kesehatan

karena dengan

ketidakefektifan

komunikasi antara

Tn. T dan masyarakat

sehingga

menyebabkan Tn. T

tidak merasa nyaman

dengan masyarakat

sekitar dan menjadi

pikiran buat Tn. T

baik tentang dirinya,

dengan masyarakat

sekitar maupun

keluarganya. Tn. T

meninggalkan

istrinya karena tidak

merasa nyaman

dengan lingkungan

sekitar.

KEMUNGKINAN 2 1/2x2= 1 Kemungkinan

Page 32: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

MASALAH DAPAT

DIUBAH

o  Dengan Mudah

o  Hanya Sebagian

o  Tidak dapat

2

1

0

masalah dapat diubah

hanya sebagian

karena untuk

mengubah masalah

tersebut diperlukan

kerjasama dari semua

anggota masyarakat

POTENSIAL

MASALAH DAPAT

DICEGAH

o  Tinggi

o  Cukup

o  Rendah

3

2

1

1

2/3x1= 2/3 Potensial masalah

dapat dicegah adalah

cukup karena masalah

tersebut masih bisa

diatasi apabila Tn.T

dan masyarakat

mampu

mengungkapkan

permasalahan

tersebut

MENONJOLNYA

MASALAH

o  Masalah berat, harus

segera ditangani

o  Ada masalah, tapi tidak

perlu segera ditangani

o  Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1 2/2x1= 1 Menonjolnya masalah

adalah masalah berat,

harus segera

ditangani karena

apabila masalah

tersebut dibiarkan

maka masyarakat

khususnya Tn.T akan

merasa semakin tidak

nyaman dengan

lingkungannya

2/3+1+2/3+1=2 1/3

Dx 3 : Hiperglikemi b.d peningkatan kadar gula darah

KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

Page 33: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

SIFAT MASALAH

o  Tidak sehat

o  Ancaman kesehatan

o  Krisis atau keadaan

sejahtera

3

2

1

1 3/3X1= 1

Sifat masalah adalah

tidak sehat karena

Tn.T mengatakan

merasa tidak sehat

akibat penyakit DM

yang dideritanya

KEMUNGKINAN

MASALAH DAPAT

DIUBAH

o  Dengan Mudah

o  Hanya Sebagian

o  Tidak dapat

2

1

0

2 0

Kemungkinan

masalah tidak dapat

diubah karena

penyakit DM

merupakan penyakit

yang sulit

disembuhkan

POTENSIAL

MASALAH DAPAT

DICEGAH

o  Tinggi

o  Cukup

o  Rendah

3

2

1

1 1/3x1= 1/3 Potensial masalah

dapat dicegah adalah

rendah karena Tn.T

mengatakan hanya

bisa mengatasi

penyakitnya dengan

mengontrol

makanannya dan

sekali-sekali minum

obat

MENONJOLNYA

MASALAH

o  Masalah berat, harus

segera ditangani

o  Ada masalah, tapi tidak

perlu segera ditangani

o  Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1 2/2x1= 1

Menonjolnya masalah

adalah masalah berat,

harus seger ditangani

karena Tn.T

mengatakan harus

selalu mengontrol

makanannya dan

harus segera minum

Page 34: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

obat apabila merasa

tidak sehat

1+0+1/3+1=2 1/3

B.            Diagnosa Keperawatan

1.    Perubahan proses keluarga b.d Modifikasi dalam status sosial keluarga

2.    Penatalaksanaan program terapeutik : Komunitas, ketidakefektifan b.d Ketidakefektifan

komunikasi di antara subkelompok atau komunitas

3.    Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik

C.           Rencana Tindakan

No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil

Tindakan

keperawatan

Rasional

1 Perubahan proses

keluarga b.d

modifikasi dalam

status sosial

keluarga yang

ditandai dengan :

Ds:

-       Tn.T mengatakan

jarang

berkomunikasi

dengan anggota

keluarganya kecuali

melalui telepon

-       Tn.T mengatakan

lebih sering berada

di rumah kontrakan

yang ditempati

Keluarga dapat

menyesuaikan diri

dengan perubahan

proses keluarga

dengan KH :

-   Keluarga dapat

memahami

perubahan peran

dalam keluarga

-   Keluarga dapat

meningkatkan

komunikasi antara

anggota keluarga

-   Keluarga dapat

meningkatkan

keharmonisan

keluarga

-  Pantau hubungan

keluarga saat ini

-  Kaji interaksi antara

Tn.T dan keluarga

-  Kaji keterbatasan

anak

-  Dukung keluarga

untuk menyatakan

perasaan dan

masalahnya secara

verbal

-   Untuk mengetahui

keharmonisan di

keluarga tersebut

-   Untuk mengetahui

apakah Tn. T dalam

berinteraksi dengan

keluarga lainnya lancar

dan baik aatau ada

masalah dalam interaksi

dengan keluarga

lainnya.

-   Untuk memberikan

kebebasan yang positif

terhadap anak.

-   Agar interaksi antara

klien dan kelurga

menjadi harmonis dan

komunikasi lancar antar

Page 35: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

adiknya

Do:kurang

keakraban antara

Tn.T dan istrinya

keluarga.

2. Penatalaksanaan

program terapeutik :

Komunitas,

ketidakefektifan b.d

Ketidakefektifan

komunikasi di

antara subkelompok

atau komunitas

yang ditandai

dengan :

DS : - Tn.T

mengatakan merasa

tidak nyaman

dengan lingkungan

tempat tinggalnya.

Do : klien tampak

jarang berkumpul

dengan masyarakat

sekitar.

Penatalaksanaan

program terapeutik:

komunitas efektif

dengan KH :

-   Keluarga

khususnya Tn.T

dapat

berkomunikasi

dengan baik dengan

masyarakat

sekitarnya.

-    

-  Kaji pola interaksi

-  Lakukan penapisan

faktor risiko yang

berpengaruh pada

kesehatan dari

lingkungan

-  Berkolaborasi dalam

program tindakan

pengembangan

masyarakat

-  Bekerja sama dalam

memodifikasi

lingkungan, yaitu

dengan

meningkatkan

kesadaran anggota

-   Mengetahui kebiasaan

klien dalam berinteraksi

antar masyarakat sekitar

dan mencari apakah ada

masalah dalam

berinteraksi antar

masyarakat sekitar atau

tidak.

-   Untuk mencegah agar

faktor resiko tidak

sampai terjadi baik

pada klien maupun

pada kesehatan

lingkungannya.

-   Untuk mengupayakan

agar klien tidak hanya

berinteraksi dengan

keluarga tetapi juga

berinteraksi dengan

masyarakat sekitar.

-   Agar klien maupun

masyarakat dapat

berinteraksi dengan

baik, tidak ada

perselisihan tentang

kepercayaan lagi antara

Page 36: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

masyarakat klien dan masyarakt

sekitar, dan tujuan nya

agar klien mau

berinteraksi dengan

masyarakat sekitar.

3. Kekurangan volume

cairan b.d diuresis

osmotik yang

ditandai dengan :

Ds:

-   klien mengatakan

telah menderita DM

sejak 1 tahun yang

lalu,

-   klien mengatakan

mudah capek dan

sering pusing

-   klien mengatakan

sering kesemutan

dan ngilu pada kaki,

tremor

-   klien mengatakan

sering berkemih di

malam hari.

Do:

-      klien tampak

gelisah, lemah dan

nafas terengah-

engah.

-      Kulit tampak

kering dan turgor

Kebutuhan cairan

atau hidrasi

terpenuhi dengan

KH :

-    Klien menunjukkan

hidrasi yang

adekuat dibuktikan

oleh tanda vital

stabil, nadi perifer

dapat diraba, turgor

kulit dan pengisian

kapiler baik,

haluaran urin dan

elektrolit tepat

dalam batas normal

-  Pantau TTV

-  Pantau masukan dan

pengeluaran cairan

-  Observasi adanya

kelelahan yang

meningkat, edema,

peningkatan BB

-  Kaji nadi perifer,

pengisian kapiler,

turgor kulit dan

membran mukosa

-       Perubahan tekanan

darah akan dapat

mempengaruhi

kesehatan klien dan

menjadi faktor resiko.

-       Untuk memantau

nutrisi klien apakah

sudah cukup dari

kebutuhan tubuh atau

kurang.

-       Memantau adanya

tanda dan gejala edema

saat kelelahan

meningkat dan

peningkatan BB akan

mempengaruhi

kesehatan klien.

-       Untuk memantau

turgor kulit tetap elastis

dan membran mukosa

tidak kering.

Page 37: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

tidak elastis

BAB IV

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Keluarga merupakan kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan

emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing  (friedman 1998). Dimana keluarga

juga bagian atau unit terkecil dari masyarakat yang beranggotakan dua orang ataupun lebih dan

masing – masing mempunyai ikatan perkawinan dan hubungan darah, mempunyai kepala dalam

rumah tangga, mempunyai peran masing – masing serta menganut suatu budaya yang keluarga

itu yakini. Keluarga mempunyai beberapa tipe dan memiliki fungsi. Keluarga juga mempunyai

struktur yang dapat digambarkan bagaimana keluarga menjalankan peran dan fungsinya sebagai

bagian dari masyarakat sekitar. Dalam hal ini, perawat mempunyai peran juga untuk membantu

keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap usia lanjut merupakan salah satu dari proses

keperawatan dimana dalam hal ini dapat mengoptimalkan peran dan fungsi lansia. Jadi, semakin

tinggi tingkat pengetahuan lansia terhadap masalah-masalah yang terjadi, maka dapat

diminimalisir masalah itu terjadi.

B.  Saran

1.    Perawat

Sebagai perawat dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan, perawat harus lebih

tanggap dalam mengidentifikasi masalah – masalah apa saja yang terkait dengan keluarga lanjut

usia, sehingga dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan tahap lanjut usia serta perawat

menjadi fasilitator dalam membantu penyelesaian masalah.

2.    Pasien

Page 38: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

Pasien diharapkan agar menjalankan tugas perkembangan sesuai dengan tahap lanjut usia,

dapat menjaga keharmonisan keluarga, juga menjaga kesehatan dengan menkonsumsi makanan-

makanan yang bernutrisi tinggi serta mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.

3.    Masyarakat

Sebagai masyarakat juga harus memahami tentang masalah-masalah yang sering terjadi

pada lansia serta perawatannya pada masing-masing masalah tersebut dengan mengikuti

pendidikan kesehatan yang diadakan oleh perawat sehingga apabila dikeluarga masyarakat

terdapat keluarga dengan tahap lanjut usia, masyarakat dapat memberikan saran-saran yang

bermanfaat pada lansia-lansia yang ada disekitar masyarakat itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman.1998.Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGC

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.Jakarta : EGC

Nugroho, Wahyudi.2008.Asuhan Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC

Bailon, Salvacion G.1978.Family Health Nursing.University of The Philippines : Diliman

Diposkan oleh Edy Novriadi di 22.34 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Label: Keperawatan Keluarga

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Lencana Facebook

Page 39: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

Edhy El-Niñov

Buat Lencana Anda

Welcome

Kalau membutuhkan artikel ini dalam bentuk word, inbox saja saya!

Mengenai Saya

Edy Novriadi Ini blog pertama kali saya buat sejak baru lulus SMA, tapi karena saat itu masih tinggal dikampung dan belum punya laptop pribadi,akhirnya cuma bisa buat dan nggak pernah diurus, hehe.. Baru setelah 2 tahun kemudian, disela-sela jeda aktivitas kuliah sy coba buat buka blog yang udah lama dibuat ini. Mencoba mengisi blog ini sembari mengisi waktu luang. Salam kenal blogger.. :)

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2013 (8) o April (8)

Sindrom Cushing Asuhan Keperawatan

Keluarga dengan Tahap Perkemban...

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Usia Dewasa Per...

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...

2012 (36)

Pengikut

Total Pengunjung

42962

Nelly

Page 40: Askep Lansia Perkembangan Keluarga

Free Music at divine-music.info

Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.