33
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LANSIA PENDERITA GOUT (ASKEP TEORITIS) A. Pengertian Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause. Gout arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu penyakit inflamasi yang menyerang persendian. Gout arthritis disebabkan oleh penimbunan asam urat (kristal mononatrium urat), suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di jaringan. Kristal asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang menumpuk di sendi dan jaringan pengikat sebagai hasil dari konsumsi purin yang terlalu banyak atau metabolisme yang tidak normal. Meskipun lutut, pergelangan tangan dan sendi interphalangeal proximal dapat terserang penyakit ini, deposisi biasanya ditemukan pada sendi metatarsophalangeal pada jempol kaki. Kadang-kadang terbentuk agregat kristal besar yang disebut sebagai tofi (tophus) dan menyebabkan deformitas. Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout

Askep Lansia Dan Gout

Embed Size (px)

DESCRIPTION

okk

Citation preview

Page 1: Askep Lansia Dan Gout

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LANSIA PENDERITA GOUT

(ASKEP TEORITIS)

A.    Pengertian

Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu

artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering

mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.

Gout arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu penyakit

inflamasi yang menyerang persendian. Gout arthritis disebabkan oleh penimbunan asam urat

(kristal mononatrium urat), suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan

di jaringan. Kristal asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang menumpuk di

sendi dan jaringan pengikat sebagai hasil dari konsumsi purin yang terlalu banyak atau

metabolisme yang tidak normal. Meskipun lutut, pergelangan tangan dan sendi

interphalangeal proximal dapat terserang penyakit ini, deposisi biasanya ditemukan pada

sendi metatarsophalangeal pada jempol kaki.

Kadang-kadang terbentuk agregat kristal besar yang disebut sebagai tofi (tophus) dan

menyebabkan deformitas. Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat

pada sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates

pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial

elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak

teori etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan.

Gout adalah kerusakan metabolic yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi serum

asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial dan disekitar jaringan sendi.

Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter yang

menyebabkan Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan

sendi.Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berdasarkan efek genetic pada

metabolisme purin (hiperuresemia). Pada keadaan ini biasa terjadi over sekresi asam urat

atau detek renal yang mengakibatkan sekresi asam urat/kombinasi keduanya. 

Artritis pirai (gout) adalah jenis artropati kristal yang patogenesisnya sudah diketahui

secara jelas dan dapat diobati secara sempurna. Secara klinis, artritis pirai merupakan penya-

Page 2: Askep Lansia Dan Gout

kit heterogen meliputi hiperurikemia, serangan artritis akut yang biasanya mono-artikuler.

Terjadi deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbul-

kan batu saluran kemih. Kelainan ini dipengaruhi banyak faktor antara lain gangguan kinetik

asam urat misalhya hiperurikemia. Artritis pirai akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaring-

an terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak semua orang dengan

hiperurikemia adalah penderita artritis pirai atau sedang menderita artritis pirai. Akan tetapi

risiko terjadi artritis pirai lebih besar dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah.

Pada hiperurisemia primer, kenaikan kadar urat serum atau manifestasi penumpukan urat

tampaknya merupakan konsekuensi dari kesalahan metabolisme asam urat. Hiperurisemia

primer dapat disebabkan oleh diet yang ketat atau starvasi, asupan makanan kaya purin

seperti kerang – kerangan, jeroan yang berlebihan atau kelainan herediter. Pada

hiperurisemia sekunder, penyakit gout merupakan gambaran klinik ringan yang terjadi

sekunder akibat sejumlah proses genetik atau didapat, termasuk keadaan terjadinya

peningkatan pergantian sel (leukemia, multipel mieloma, beberapa tipe anemia, psoriasis)

dan peningkatan pemecahan sel. Perubahan faal tubulus renal yang bisa sebagai kerja utama

atau sebagai defek samping yang tidak dikehendaki  dari preparat farmakologik (diuretik

seperti tiazid dan furosemid, salisilat dosis rendah) dan etanol dapat menyebabkan 

undersekresi asam urat.

B.     Klasifikasi

a) Gout primer

Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat

penurunan ekresi asam urat

b) Gout sekunder

Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang

bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

C.    Etiologi

Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal

monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk

Page 3: Askep Lansia Dan Gout

dalam kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu

hiperuresemia. Hiperuresemia terjadi karena:

1. Pembentukan asam urat berlebihan

a) Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah

b) Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan

karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitostatistika,

psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis

2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.

a) Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.

b) Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada

glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik

3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.

Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam

metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal

asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi asam

urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:

a) Sickle cell anemia

b) Kanker maligna

c) Penyakit ginjal

Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik)

dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat terjadi

akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan

kaya purin (terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.

D.    Faktor Resiko

Disamping etiologi yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa faktor resiko

yang mampu meningkatkan seseorang terkena Gout, yaitu :

a) Usia & Jenis kelamin

b) Obesitas

c) Alkohol

d) Hipertensi

Page 4: Askep Lansia Dan Gout

e) Gangguan Fungsi Ginjal

f) Penyakit-penyakit metabolik

g) Pola diet

h) Obat: Aspirin dosis rendah, Diuretik, obat-obat TBC

E.     Patofisiologi

Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat

(tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout

tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan mendadak kadar asam urat

serum. Kalau kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan

serangan gout dimulai. Dengan serangan yang berulang – ulang, penumpukan kristal natrium

urat yang dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki,

tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis yang terjadi

sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul.

Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukkan bahwa

faktor – faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal

monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan imunoglobulin yang terutama berupa IgG.

IgG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas

imunologik.

 

F.     Manifestasi Klinis

Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi

yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia.

Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi

biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 – 7 hari. Serangan rasa sakit tersebut biasanya

diakibatkan oleh peningkatan luka, menggunakan diuretik (yang menyebabkan naiknya

resorpsi tubular kristal asam urat), meminum alkohol, atau memakan makanan yang

mengandung purin tinggi. Periodik interkritis akan terjadi setelah hal tersebut dan pasien akan

mengalami asimtomatik.

Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan memendek

dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita rasa pegal/kaku dipagi

Page 5: Askep Lansia Dan Gout

hari, deformitas sendi, dan penebalan jaringan sinovial. Tofus, pembentukan nodul – nodul

kristal asam urat akan muncul di telinga, jari tangan, tangan, dan tendon achilles. Demam,

penyakit ginjal, hipertensi, takikardia, dan malaise (rasa tidak enak badan) merupakan

manifestasi sistemik yang terjadi bersamaan dengan gejala lokal.

G.    Kompilikasi

Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :

1. Deformitas pada persendian yang terserang

2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih

3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal

H.    Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan yang dilakukan mencakup evaluasi manifestasi lokal seperti rasa sakit,

eritema, tenderness, pembengkakan dan pembatasan gerak dan juga memeriksa setiap

manifestasi sistemik, penyebab percepatan penyakit tersebut, serangan sebelumnya, dan

riwayat keluarga mengenai gout (encok).

Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari 7,0

mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR serta WBC selama

serangan. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi lain dan dapat

menunjukkan adanya edema jaringan lunak dan tofus.

1. Serum asam urat

Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia,

akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.

2. Angka leukosit

Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut.

Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 -

10.000/mm3.

3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)

Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan

proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.

4. Urin spesimen 24 jam

Page 6: Askep Lansia Dan Gout

Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat.

Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin.

Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar

kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan

peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan

peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal

direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu

diindikasikan.

5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi

dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis

definitif gout.

6. Pemeriksaan radiografi

Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak

terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif

maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.

I.       Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis :

Obat Dosis Efek Samping Tindakan Perawat

Probenecid

(Benemid)

0,5 gram 2x

sehari

Sakit kepala, mual,

muntah, anoreksia,

frekuensi urinari

1.    Doronglah pasien untuk

mengkonsumsi banyak air

untuk mengurangi formasi

kalkulus.

2.    Monitorlah level asam urik

serum.

3.    Minumlah dengan makanan

atau antasida.

4.    Hindari penggunaan salisilat

secara bersamaan (akan

menurunkan efek

uricosuric).

Page 7: Askep Lansia Dan Gout

Sulfinpyrazone

(Anturane)

400 – 800

mg/hari

Gangguan

gastrointestinal atas

(mual, gangguan

pencernaan) ;

reaktivasi penyakit

ulcer peptic

1.    Berikan dengan makanan,

susu atau antasida.

2.    Berikan konsumsi air yang

banyak.

Allopurinal

penghambat

asam urik

(Zyloprim)

200 – 600

mg/hari

Ruam pada kulit,

demam, dingin,

depresi sumsum

tulang, iritasi

gastrointestinal

1.     Monitorlah fungsi ginjal dan

liver pada bulan – bulan

awal.

2.     Berikan dengan makanan.

3.     Berikan konsumsi air yang

banyak.

4.     Berikan alkaline urine

(hindari pemberian vitamin

C dalam dosis besar).

Colchicine 0,5 – 1,8

mg/hari

(prophylaxis

) ; 0,5 – 1,2

mg setiap 1 –

2 jam

(serangan

akut)

Depresi sumsum

tulang, anemia

aplastik,

granulositopenia,

leukopenia,

trombositopenia,

mual, muntah, diare,

kram, ruam kulit.

1.    Monitorlah darah secara

komplit untuk discrasias

darah dengan penggunaan

jangka panjang.

2.    Hindarkan alkohol saat

meminum obat

(meningkatkan toksisitas

gastrik dan menurunkan

keefektifan obat).

3.    Obat diberikan dengan

makanan.

4.    Jangan memberikan lebih

dari 12 tablet dalam 24 jam.

5.    Berikan saat ada tanda

pertama serangan.

Page 8: Askep Lansia Dan Gout

6.    Berikan dosis intravena

setelah 2 – 5 menit.

7.    Jangan diberikan dengan

dextrose 5% atau air

bakteriostatic.

8.    Berikan kompres dingin dan

jika terjadi ekstravasasi

berikan analgesik.

9.    Jangan memberi lebih dari 4

mg/24 jam dengan cara

melewati pembuluh darah.

Penatalaksanaan keperawatan :

Penatalaksanaan keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi

makanan/diet.

Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh umtuk meninggikan bagian yang

sakit untuk menghindari penahanan beban dan tekanan yang berasal dari alas tempat tidur

dan memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.

Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang tinggi,

alkohol serta pengaturan berat badan. Perawat harus mendorong pasien untuk minum 3 liter

cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan calculi ginjal dan perintahkan untuk

menghindari salisilat.

Pola diet yang harus diperhatikan adalah :

a) Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :

Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis, kerang, sardin, herring,

ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng

b) Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :

Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol,

bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung

c) Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :

Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan

Page 9: Askep Lansia Dan Gout

d) Bahan makanan yang diperbolehkan :

Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah

terbatas)

Semua jenis buah-buahan

Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol

Semua macam bumbu

e) Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan makanan gol.A,

sedangkan konsumsi gol.B dibatasi

f) Batasi konsumsi lemak

g) Banyak minum air putih

Page 10: Askep Lansia Dan Gout

J. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gout

1.1 Pengkajian

1. Identitas pasien.

Nama, Usia, Jenis Kelamin, pekerjaan, agama, alamat, pendidikan.

2. Keluhan utama

Keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

P : Provokatif ( sebab masalah)

Apakah yang menyebabkan klien merasa nyeri pada sendi.

Q : Quality ( kualitas Kuantitas masalah)

Kaji tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien, apakah nyeri yang dirasakan :

Tidak nyeri : 0

Ringan : 1-3

Sedang : 4-6

Berat : 7-9

Sangat berat : 10

R : Reagent (tempat, area, yang dirasakan)

Tanyakan pada pasien, apakah dapat menunjukkan letak lokasi nyeri yang dirasakan?

S : Sifiktif dan skill ( usaha yang dilakukan )

Usaha yang telah dilakukan pasien untuk mengatasi nyeri.

T : time ( waktu )

Berapa lama nyeri yang dialami pasien biasanya.

4. Riwayat Penyakit Terdahulu

Pasien mempunyai riwayat penyakit infeksi lain atau gangguan sistem normonal myang

berhubungan dengan faktor genetika/keturunan.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Tanyakan pada pasien, apakah ada keluarga yang menderita penyakit gout atau penyakit

turunan lainnya misalnya DM atau riwayat penyakit keluarga lain yang berhubungan

dengan penggunaan makanan, vitamin, riwayat perikarditis lesi katup,dll.

6. Pengkajian Psikososial-Spiritual

a. Psikologi :Pasien merasa cemas dan takut untuk melakukan gerakan atau

Page 11: Askep Lansia Dan Gout

aktifitas.

b. Sosial :Hubungan interaksi pasien dengan keluarga, perawat, dokter, dan

sesama pasien lain.

c. Spiritual :Pasien menjalankan ibadahnya menurut kayakinan dan agama pasien

yang dianut.

7. Pemenuhan Kebutuhan

a. Pola makan

1. Kaji kebiasaan makan klien selama dirumah sakit atau dirumah

2. Biasanya nafsu makan menurun

3. Kesulitan untuk mengunyah

4. Terjadi penurunan berat badan

b. Pola minum

1. Kaji kebiasaan pola minum selama dirumah sakit, maupun dirumah

2. Nampak penurunan/masukan cairan yang tidak adekuat

3. Terjadi kekeringan pada membrane mukosa

c. Eliminasi (Alvi)

Kaji pola kebiasaan BAB pada pasien misalnya warna dan konsistensinya.

d. Istirahat tidur

Berhubungan dengan nyeri, nyeri tekan, menyebabkan pasien sulit untuk istirahat

tidur yang disertai karena adanya pengaruh gaya hidup atau pekerjaan.

e. Aktivitas

Klien membatasi kegiatan berlebihan, biasanya pada klien dengan gout berhubungan

dengan keterbatasan rentang gerak.

f. Kebutuhan kebersihan diri

Biasanya klien dengan penyakit semacam ini akan mengalami kesulitan

melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.Ketergantungan dengan orang lain.

g. Pemeriksaan fisik

1. Pemeriksaan umum

Keadaan Umum : Tampak cemas

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 150 / 90 mmHg 

Page 12: Askep Lansia Dan Gout

Nadi : 65 x/menit

Suhu : (+/-)

Pernafasaan : (+/-)

Keadaan gizi : Normal

2. Sistem integument

a. Kulit nampak mengkilat

b. Integritas (edema)

3. Sistem musculoskeletal

a. Inpeksi :

Perhatikan keadaan sendi-sendi.

Amati kemerahan dan bengkak pada sekitar sendi.

b. Palpasi :

Adanya nyeri sendi pada daerah yang disertai kemerahan/bengkak.

Dengan skala nyeri :

Ringan : 0-3

Sedang : 3-7

Berat : 7-10

8. Sistem Penglihatan

Gejala ketelibatan mata namun pada gout penglihatan masih normal.

9. Sistem pernafasan

Inpeksi : biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada klien tidak sesak nafas, tidak

ada penggunaan otot bantu pernafasan.

Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri kanan.

Perkusi: suara resonan pada seluruh lapangan paru.

Auskultasi: suara nafas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan

suara ronki atau mengi.

10. Sistem kardiovaskular

a. Peningkatan denyut nadi.

b. Peningkatan tekanan darah.

c. Sistem Persarafan

Pada penderita goat terjadi keram..

Page 13: Askep Lansia Dan Gout

3.2. Diagnosa keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian.

c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan

perawatan di rumah.

Page 14: Askep Lansia Dan Gout

3.4. Rencana Asuhan Keperawatan

No.Dx.

KeperawatanTujuan & KH Intervensi Rasional

1. Gangguan rasa

nyaman :

Nyeri

berhubungan

dengan proses

penyakit

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama  x24

jam,diharapkan

1.Nyeri pasien

berkurang/hilan

g

KH :

a) Pasien

melaporkan

adanya

penurunan rasa

nyeri

b) Pasien tau dan

mau melakukan

tekhnik

manajemen

nyeri non

farmakologis

c) Pasien tampak

rileks

a. Kaji keluhan nyeri,

catat lokasi dan

intensitas (skala 0-

10).

b. Catat faktor-faktor

yang mempercepat

dan tanda-tanda

rasa sakit yang

nonverbal.

c.  Berikan posisi

yang nyaman pada

klien, sendi yang

nyeri (kaki)

diistirahatkan dan

diberikan bantalan.

d. Berikan kompres

hangat atau dingin.

e. Cegah agar tidak

terjadi iritasi pada

tofi, misal

menghindari

penggunaan sepatu

yang sempit,

terantuk benda

yang keras

f. Ajarkan klien

untuk sering

mengubah posisi

a. Membantu dalam

mengendalikan

kebutuhan

manajemen nyeri dan

keefektifan program.

b. Istirahat dapat

menurunkan

metabolisme

setempat dan

mengurangi

pergerakan pada

sendi yang sakit.

c. Bantalan yang

empuk/lembut akan

mencegah

pemeliharaan

kesejajaran tubuh

yang tepat dan

menempatkan stress

pada sendi yang sakit.

d. Pemberian kompres

dapat memberikan

efek vasodilatasi dan

keduanya mempunyai

efek vasodilatasi dan

keduanya mempunyai

efek membantu

pengeluaran endortin

Page 15: Askep Lansia Dan Gout

tidur

g. Ajarkan

penggunaan tehnik

manajemen

stress,misalnya

relaksasi progresif,

sentuhan

terapeutik, dan

pengendalian

nafas.

h. Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian obat-

obatan colchille,

Allopurinol

(Zyloprin)

dan dingin dapat

menghambat impuls-

impuls nyeri.

e. Bila terjadi iriitasi

maka akan semakin

nyeri. Bila terjadi

luka akibat tofi yang

pecah maka rawatlah

sucara steril dan juga

perawatan drain yang

dipasang pada luka.

f. Mencegah terjadinya

kelelahan umum dan

kekakuan sendi.

Menstabilkan sendi,

mengurangi gerakan

atau rasa sakit pada

sendi.

g. Meningkatkan

relaksasi,

memberikan kontrol

dan mungkin

meningkatkan

kemampuan koping.

h. menurunkan kristal

asam urat yang

mempunyai efek

samping, nausea,

vomitus, diare,

oliguri,

hematuri.Allopurinol

Page 16: Askep Lansia Dan Gout

menghambat asam

urat.

2. Hambatan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan nyeri

persendian

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama  x24 jam,

diharapkan

1. Tidak terdapat

hambatan

mobilitas fisik,

KH :

a) Pasien

melaporkan

adanya

peningkatan

aktivitas

b) pasien mampu

beraktivitas

sesuai

kemampuannya

c) pasien tidak

hanya bedrest

1. Kaji tingkat

inflamasi atau

rasa sakit pada

sendi.

2. Ajarkan pada

klien untuk

latihan ROM pada

sendi yang

terkena gout jika

memungkinkan.

3. Pertahankan

istirahat tirah

baring/duduk jika

diperlukan.

4. Lakukan ambulasi

dengan bantuan

misal dengan

menggunakan

tongkat dan

berikan

lingkungan yang

aman misalnya

menggunakan

pegangan tangga

pada bak atau

pancuran dan

toilet.

5. Kolaborasi

dengan ahli terapi

1) Tingkat aktifitas /

latihan tergantung

dari perkembangan

atau resolusi dan

proses inflamasi.

2) Meningkatkan atau

mempertahankan

fungsi sendi,

kekuatan otot dan

stamina umum.

Latihan yang tidak

adekuat dapat

menimbulkan

kakakuan sendi dan

aktifitas yang

berlebihan dapat

merusak sendi.

3) Istirahat yang

sistemik selama

eksaserbasi akut dan

seluruh fase penyakit

yang penting untuk

mencegah kelelahan,

mempertahankan

kekuatan.

4) Menghindari cedera

akibat kecelakaan

atau jatuh.

5) Berguna dalam

Page 17: Askep Lansia Dan Gout

fisik/okupasi dan

spesialis

vokasional.

memformulasikan

program

latihan/aktifitas yang

berdasarkan pada

kebutuhan,

individual dan dalam

mengidentifikasi

mobilisasi.

3. Defisit

pengetahuan

berhubungan

dengan

kurangnya

pemahaman

pengobatan

dan perawatan

di rumah.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama  1x24

jam,diharapkan

1) Klien dan

keluarga dapat

memahami

penggunaan

obat dan

perawatan di

rumah,

KH :

a. pasien terlihat

tenang dan

rileks

b. pasien tidak

nampak

cemas

-

1) Kaji kemampuan

pasien dalam

mengungkapkan

instruksi yang

diberikan oleh

dokter atau

perawat.

2) Berikan Jadwal

obat yang harus

di gunakan

meliputi nama

obat, dosis,

tujuan dan efek

samping

3) Bantu pasien

dalam

merencanakan

program latihan

dan istirahat yang

teratur.

4) Berikan

informasi

mengenai alat-

1) mengetahui respon

dan kemampuan

kognnitif klien

dalam menerima

informasi.

2) Penjelasan ini dapat

meningkatkan

koordinasi dan

kesadaran pasien

terhadap

pengobatan yang

teratur.

3) Memberikan

struktur dan

mengurangi

kecemasan pada

waktu menangani

proses penyakit

yang kronis

kompleks.

4) Mengurangi

paksaan untuk

menggunakan sendi

Page 18: Askep Lansia Dan Gout

alat bantu yang

mungkin

dibutuhkan.

5) Jelaskan pada

pasien tentang

penyakitnya

6) Kolaborasi

dengan sumber-

sumber

komunitas

arthritis.

dan memungkinkan

individu untuk ikut

serta secara lebih

nyaman dalam

aktifitas yang

dibutuhkan atau

diinginkan.

5) Memberikan

pengetahuan pasien

sehingga pasien

dapat menghindari

terjadinya serangan

berulang

6) Bantuan dan

dukungan dari

orang lain untuk

meningkatkan

pemulihan

maksimal.

Implementasi

No Implementasi

1 a. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10).

b. Mencatat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang

nonverbal.

c.  Memberikan posisi yang nyaman pada klien, sendi yang nyeri (kaki)

diistirahatkan dan diberikan bantalan.

Page 19: Askep Lansia Dan Gout

d. Memberikan kompres hangat atau dingin.

e. Mencegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misal menghindari penggunaan

sepatu yang sempit, terantuk benda yang keras

f. Mengajarkan klien untuk sering mengubah posisi tidur

g. Mengajarkan penggunaan tehnik manajemen stress,misalnya relaksasi progresif,

sentuhan terapeutik, dan pengendalian nafas.

h. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan colchille,

Allopurinol (Zyloprin)

2 a. Mengkaji tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.

b. Mengajarkan pada klien untuk latihan ROM pada sendi yang terkena gout jika

memungkinkan.

c. Mempertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.

d. Melakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat dan

berikan lingkungan yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga pada bak

atau pancuran dan toilet.

e. Mengkolaborasi dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.

3 a. Mengkaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan instruksi yang diberikan

oleh dokter atau perawat.

b. Memberikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan

dan efek samping

c. Membantu pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat yang teratur.

d. Memberikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.

e. Menjelaskan pada pasien tentang penyakitnya

f. Mengkolaborasi dengan sumber- sumber komunitas arthritis.

Page 20: Askep Lansia Dan Gout

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu

artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering

mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa

menopause.Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap

pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya,

penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik. gout terbagi dalam 2 klasifikasi yaitu : Gout

primer yang merupkaan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau

akibat penurunan ekresi asam urat dan gout sekunder yang disebabkan karena pembentukan

asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau

pemakaian obat tertentu. Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap

pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yaitu pembentukan asam urat berlebihan

dan kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.

Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi

yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia. Fase akut sering

dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi biasanya jempol kaki

dan terjadi selama 3 – 7 hari. Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval

asimtomatik akan memendek dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan

menderita rasa pegal/kaku dipagi hari, deformitas sendi, penebalan jaringan sinovial dan

timbul tofus.

Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari 7,0

mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR serta WBC

selama serangan.

Penatalaksanaanya meliputi : Penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan

yaitu kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi makanan/diet

Diagnosa keperawatan yang munkin muncul Gangguan rasa nyaman : Nyeri

berhubungan dengan proses penyakit, Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

Page 21: Askep Lansia Dan Gout

persendian dan Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan

dan perawatan di rumah.

4.2. Saran

Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam melakukan asuhan keperawatan,

perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan got,

pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan

keluarga.

Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan gout maka tugas

perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami

gout.

Page 22: Askep Lansia Dan Gout

Daftar Pustaka

Brunner & suddath. 2001. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta. EGC.

Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Jakarta. EGC.

Reeves, Charlene J. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.