26
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN KONJUNGTIVITIS DI SUSUN OLEH : 1. Bella Krisna Mareta 11141057 2. Desy Irawati 11141061 3. Dewi Nur Kholifah 11141062 4. Diny Tri Yulia C.S 11141064 5. Dita Deviyanti 11141065 6. Leni Sintya Dewi 11141079 7. Salma Rayanti 11141094 8. Ulfi Apriyani 11141097 9.Rully Maidy 11141092 10. Septania Kharisma Pertiwi 11141095

ASKEP KONJUNGTIVITIS 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konjungtivitis

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

GANGGUAN KONJUNGTIVITIS

DI SUSUN OLEH :

1. Bella Krisna Mareta 11141057

2. Desy Irawati 11141061

3. Dewi Nur Kholifah 11141062

4. Diny Tri Yulia C.S 11141064

5. Dita Deviyanti 11141065

6. Leni Sintya Dewi 11141079

7. Salma Rayanti 11141094

8. Ulfi Apriyani 11141097

9. Rully Maidy 11141092

10.Septania Kharisma Pertiwi 11141095

SARJANA KEPERAWATAN REGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA

TAHUN AKADEMIK 2015

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan karuniaNya, sehingga mendapat petunjuk dan kesabaran dalam menyelesaikan

tugas makalah ini. Tidak lupa shalawat dan salam semoga Allah SWT curahkan selalu kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju

alam yang diridhoiNya.

Makalah ini berisi sedikit pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien

Gangguan Konjungtivitis, melalui pembahasan pengertian konjungtivitis dan bagaimana cara

perawat mnerapkan asuhan keperawatan yang sesuai terhadap pasien tersebut dalam dunia kerja

kesehatan yang nantinya diharap dapat menambah pengetahuan pembaca tentang Bahasa

Indonesia. Selama pembuatan makalah ini, telah banyak arahan dan petunjuk yang didapat dari

dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Persepsi Sensori. Namun dalam penulisan makalah ini,

mungkin jauh dari apa yang dinamakan sempurna karena masih dalam tahap belajar. Oleh sebab

itu, dengan senang hati atas saran dan kritiknya untuk disusun selanjutnya.

Demikianlah makalah sederhana ini disusun, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta,25 Februari 2015

Penyusun

Kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…….…………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...1

C. Tujuan Makalah....…………………………………………………………..2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori…………………………………………………………........3

1. Hakikat Komunikasi Terapeutik…………………………………………3

2. Fase-fase Komunikasi Terapeutik……………………………………….4

3. Tehnik-tehnik Komunikasi Terapeutik…………………………………..8

4. Faktor-faktor Komunikasi Terapeutik…………………………………..12

5. Proses Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan……………………14

B. Metode Pengumpulan Data…………………………………………………16

C. Pembahasan………………………………………………………………....16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………23

B. Saran………………………………………………………………………..23

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Panca indra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis

rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang

membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak tempat perasaan ini ditafsirkan.

Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman

dan suara. mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat kompleks,

menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral. Seluruh lobus otak, lobus oksipital,

ditujukan khusus untuk menterjemahkan citra visual. Selain itu, ada tujuh saraf kranial

yang memilki hubungan dengan mata dan hubungan batang otak memungkinkan

koordinasi gerakan mata. Salah satu penyakit yang dapat menyerang indra penglihatan

yaitu konjungtivitis.

Sebelumnya, pengertian dari konjungtiva itu sendiri adalah membrana mukosa

yang melapisi bagian dalam kelopak mata (palpebra) dan berlanjut ke batas korneosklera

permukaan anterior bola mata. Sedangkan pengertian konjungtivitis adalah inflamasi

konjungtiva yang ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata

nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.Menurut sumber lainnya,

Konjungtivitis atau mata memerah adalah salah satu penyakit mata yang bisa

mengganggu penderitanya sekaligus membuat orang lain merasa tidak nyaman ketika

berkomunikasi dengan si penderita. Semua orang dapat tertular konjungtivis, bahkan bayi

yang baru lahir sekalipun. Yang bisa ditularkan adalah konjungtivitis yang disebabkan

oleh bakteri dan virus. Penularan terjadi ketika seorang yang sehat bersentuhan dengan

seorang penderita atau dengan benda yang baru disentuh oleh penderita tersebut. Oleh

karena itu, maka kita harus memahami tentang penyakit konjungtivitis agar dapat

memutus mata rantai dari penularannya.

ii

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

a. Tujuan Umum

Dengan dibuatnya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami

penyakit pada sistem persepsi sensori khususnya pada pasien dengan Konjungtivitis.

b. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu menjelaskan gambar atau video tentang anatomi dan fisiologi

dan hubungannya dengan terjadinya konjungtivitis.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi konjungtivitis dan perbedaan tanda

gejala yang muncul dari masing-masing klasifikasi

3. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi konjungtivitis.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan konjungtivitis.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pemberian tetes mata dan saleb mata pada

konjungtivitis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata

Mata merupakan organ indra rumit, mata disusun dari bercak sensitive cahaya primitive.

Dalam selubung perlindungannya mata mempunyai lapisan reseptor, system lensa

pemfokusan cahaya atas reseptor, dan merupakan suatu system saraf. Secara structural

bola mata seperti sebuah kamera, tetapi mekanisme persarafan yang ada tidak dapat

dibandingan dengan apapun. Susunan saraf pusat dihubungkan melalui suatu berkas serat

saraf disebut saraf optic (nervosa optikus).

2

A. Bagian Luar

1. Alis Mata

Alis adalah dua potong kulit tebal melengkung yang ditumbuhi bulu. Alis dikaitkan

pada otot-otot sebelah bawahnya, serta berfungsi melindungi mata dari sinar

matahari yang terlalu terik.

2. Kelopak Mata (Palpebra)

Mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi

kelenjarnya yang membentuk air mata di depan kornea.. Pada kelopak mata terdapat

bagian-bagian :

a. Kelenjar seperti :Kelenjar sebasea, kelenjar moll (kelenjar keringat), kelenjar zeis pada

pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus.

b. Otot seperti :

1. Muskulus orbicularis okuli yang berjalan melingkar didalam kelopak atas

dan bawah dan terletak dibawah kulit kelopak.

2. Muskulus rioland didekat tepi margopalpebra

3. Muskulus orbicularis yang berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi

neuron fasial.

4. Muskulus levatol palpebral yang berfungsi untuk mengangkat kelopak

mata dan atau membuka mata.

3. Kelenjar Air Mata

Kelenjar air mata menghasilkan air mata. Air mata berguna membasahi kornea mata

agar tidak kering.

4. Bulu Mata

Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata. Bulu mata

berguna untuk melindungi mata dari benda asing.

B. Bagian Dalam

1. Dalam Depan

a) Konjungtiva

Konjungtiva merupakan selaput lendir bagian yang tipis melapisi sisi

dalam kelopak mata, serta menutupi bagian depan sclera. Selaput bersambung

dengan selaput lendir yang melapisi saluran mata, kantong air mata, dan juga

bersambung dengan saluran naso-lakrimal.

Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang di hasilkan oleh sel goblet.

Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjungtiva terdiri atas 3

bagian yaitu:

1. Konjungtiva tarsalis yang menutupi bagian dalam palpebral.2. Konjungtiva bulbi yang menutupi bagian depan bola mata.3. Konjungtiva fornises/forniks yang batas antara palpebral dan sclera.

b) Bola mata

Berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Dinding bola mata

terdiri dari: Konjungtiva, sclera & episklera, kornea. Sedangkan, isi bola mata

terdiri dari :

1. Uvea anterior ( Iris dan Badan Siliaris )

Terdiri dari 3 bagian, yaitu :

a. Iris (selaput pelangi)

Adalah lubang di tengah yang disebut pupil. Pupil mengendalikan

cahaya yang masuk dengan cara mengecil (miosis) akibat aktivitas

parasimpatis melalui Nervus III dan melebar (midriasis) oleh aktivitas

saraf simpatis.

b. Badan Siliaris

Berfungsi membentuk aqueous humor. Aqueous humor berfungsi

mengendalikan tekanan bola mata.

c. Koroid

Disebelah dalam dibatasi membrane Bruch dan luar oleh sclera.

Sebelum membrane Bruch, terdapat retina.

2. Lensa Mata

Berbentuk bikonvek, aveskuler, tidak berwarna, hamper transparan sempurna.

Tebal 4 mm dan diameter 9 mm.

Kekuatan refraksi lensa 20 dioptri.

Terdiri dari 65% air dan sisanya protein.

c) KorneaMerupakan selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya,

merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan.. Berfungsi

untuk melindungi struktur halus yang berada dibelakangnya, serta membantu

memfokuskan bayangan pada retina dan berperan sangat penting dalam

kemampuan refraktif mata. Kornea terdiri atas beberapa lapisan. Lapisan tepi

adalah epitelium berlapis yang bersambung dengan konjungtiva terdiri atas lapis:

1. Epitel : tebalnya 0,05 mm2. Membrane bowman : terletak dibawah membranbasal ephitel kornea3. Stroma : mempunyai 90% ketebalan lapisan kornea terdiri

dari serabut-serabut.4. Membran descement : bersifat lentur, jernih dapat dilihat dengan

mikroskop elekto, berkembang terus seumur hidup.5. Endotel : terdiri dari satu sel dan melekat pada membrane

descement melalui hemidesmosom dan zonula okluden.

d) Sklera Adalah lapisan bagian luar yang keras berwarna putih bola mata yang

merupakan perpanjangan dari kornea (limbus) sampai ke syaraf optic. bersama-

sama dengan kornea merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata.

Fungsinya mencegah agar sinar yang tersebar diluar bolamata tidak masuk

kedalam mata sehingga jalur lintas melalui pupil tidak terganggu.

e) PupilAdalah bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan lubang di

tengah-tengah iris, berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk

kedalam bolamata dengan cara miosis dan midriasis.

Miosis yaitu, keadaan mengecilnya (kontraksi) pupil (dikatakan mengecil bila

diameternya kurang dari 2 mm)

Midriasis yaitu, keadaan melebarnya (dilatasi) pupil (dikatakan melebar bila

diameter lebih dari 6 mm)

f) IrisAdalah bagian depan jaringan uvea yang membatasi camera okuli anterior

(COA) dan camera okuli posterior (COP). Fungsinya sebagai diafragma optic

mata dan mengelilingi pupil sehingga merupakan pintu gerbang penglihatan.

Iris mengandung lapisan pigmen yang mempengaruhi warnanya, pembuluh

darah, jaringan syaraf dan otot.

g) Korpus SiliarisAdalah suatu jaringan berpenampang segitiga yang merentang dari pangkal

iris sampai koroid, didalamnya terdapat banyak pembuluh darah dan otot yang

bila berkontraksi menyebabkan zonula zinii menjadi kendur sehingga lensa mata

menjadi bertambah cembung (akomodasi). Korpus Siliaris memproduksi aqueos

humor yang mengisi COA dan COP.

h) LensaAdalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung),tidak berwarna, tak

yang terdiri atas beberapa lapisan. Lensa terletak di belakang iris. Lensa terdiri

dari bagian :

1. Capsul2. Cortex3. Nucleus

Fungsi lensa sebagai media refraksi yang penting selain kornea dan mempunyai

sifat elastis sehingga berubah-ubah kecembungannya.

i) Bilik anterior (camera okuli anterior) Atau bilik mata depan, merupakan ruang diantara kornea dan iris yang berisi

aqueous humor.

j) Bilik posterior (camera okuli posterior) Terletak di antara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun bilik posterior

diisi dengan vitreus humor yang membantu menjaga bentuk bola mata.

k) Rongga orbita

Merupakan rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang

membentuk orbita yaitu: lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan dasar orbita yang

terutama terdiri atas tulang maksila, bersama-sama tulang platinum dan

zigomatikus. Dinding orbita terdiri atas tulang:

1. Atap orbita : tulang frontal ( terdapat sinus frontalis )

2. Dinding Lateral : tulang sphenoidal dan tulang zygomatikus

3. Dinding Medial : tulang eithmoidal yang tipis (terdapat sinus

eithmoidal dan sphenoid)

4. Dasar : orbita, yaitu tulang maksilaris dan zygomatikus.

Pada tulang maksilaris terdapat sinus maksilaris.

Kelenjar lakrimalis terdapat dalam fossa

lakrimalis di bagian anterior atap orbita.

2. Dalam belakang

L) Badan Kaca

Adalah struktur yang bulat, mirip agar-agar yang bening dan mengisi

rongga diantara lensa dan retina, dan merupakan dua pertiga bagian dari seluruh

volume mata. Berfungsi sebagai refraksi dari cahaya berjalan secara konvergen

atau menyebar melalui vitreus ke arah retina, mempertahankan bentuk dari bola

mata, penyanggka untuk melindungi retina dari tekanan luar, dan jembatan

nuntuk memindahkan metabolic antar bagian depan dan belakang bola mata.

M) Saraf optik

Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa dua jenis

serabut saraf yaitu: saraf penglihat dan serabut pupilomotor.

N) Otot penggerak mata

Otot ini menggarakan mata dengan fungsi ganda dan untk penggerakan mata

tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.

1. Otot oblik inferior 2. Otot oblik superior

3. Otot rektus inferior4. Otot rektus lateral 5. Otot rektus medius6. Otot rektus superior

O) Aqueus humor

Cairan ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali ke dalam aliran

darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai

saluran schlemm.

P) Viterus humor

Darah sebelah belakang bola mata, mulai dari lensa hingga retina, diisi

cairan penuh albumen berwarna keputih-putihan seperti, agar-agar, yaitu viterus

humor. Berfungsi memberi bentuk dan kekokohan pada mata, serta

mempertahankan hubungan antara retina dan selaput koroid dan sklerotik.

Q) Retina

Lapisan saraf pada mata, yang terdiri atas sejumlah lapisan serabut, yaitu

sel – sel saraf, sel batang dan sel kerucut. Semuanya termasuk dalam konstruksi

retina yang merupakan Jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari

luar menuju diskus optic, yang merupakan titik tempat saraf dan luar menuju

diskus optic, yng merupakan titik tempat saraf optic meninggalkan biji mata. Titil

ini disebut bintik buta karena tidak mempunyai retina.

Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan

dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optic yang

memanjang sampe keotak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka

terhadap sinar dan didaerah ini disebut bintik buta.

2.2 Konsep Penyakit

2.2.1 Definisi Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir

yang menutupi belakang kelopak dan bola mata ditandai dengan pembengkakan

dan eksudat. Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis

dapat disebabkan oleh bakteri seperti konjungtivitis gonokok, virus, klamida,

alergi toksik, dan molluscum contagisoum.

Gambaran klinis yang terlihat pada konungtivitis dapat berupa hiperemi

konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva). Lakrimasi, eksudat dengan secret yang

lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis,

hipertrofi papil, folikel, membrane, pseudomembran, granulasi, flikten, mata

terasa seperti adanya benda asing, dan adenopati preaurikular. Biasanya sebagai

reaksi konjungtivitis akibat virus berupa terbentuknya folikel pada konjungtiva.

1) Konjungtivitis Bakteri

Suatu konjungtivitis yang disebabkan bakteri dapat saja akibat infeksi

gonokok ,meningokok ,staphylococcus aureus ,streptococcus

pneumonia ,hemophilus influenzae dan Escherichia coli. Memberikan gejala

secret mukopurelen dan purelen, kemosis konjungtiva, edema kelopak,

kadang-kadang disertai keratitis dan blefaritis. Terdapat papil pada

konjungtiva dan mata merah. Konjungtivitis bakteri ini dapat menular.

2) Konjuntivitis bakteri akut

Konjungtivitis bakteri akut disebabkan streptokokus, corynebacterium

diphtherica, pseudomonas, Neisseria, dan hemophilus. Gambaran klinis

berupa konjungtivitis mukopurulen dan konjungtivitis purulen. Perjalanan

penyakit akut yang dapat beralan kronis. Dengan tanda hiperemi konjungtiva,

edema kelopak, papil dengan dan dengan kornea yang jernih. Pengobatan

kadang-kadang diberikan sebelum pemeriksaan mikrobilogik dengan

antibiotic tunggal seperti Neosporin, basitrasin, gentamisin, kloramfenicol,

tobramisin, eritromisin, dan sulfah.

Bila pengobatan tidak memberikan hasil dengan antibiotic setelah 3-5 hari

maka pengobatan dihentikan dan ditunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik.

Bila terjadi penyulit pada kornea maka diberikan sikloplegik. Pada

konjungtivitis bakteri sebaiknya dimintakan pemeriksaan sediaan langsung

dan bila ditemukan kuman nya maka pengobatan disesuaikan. Apabila tidak

ditemukan kuman dalam sediaan langsung, maka diberikan antibiotic

spectrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4-5 kali

sehari. Apabila dipakai tetes mata sebaiknya sebelum tidur diberi salep mata

(sulfasetamid 10-15% atau khloramfenicol) apabila tidak sembuh dalam 1

minggu bila mungkin dilakukan pemeriksaan resistensi, kemungkinan

defisiensi airmata atau kemungkinan obstruksi duktus nasolacrimal.

3) Konjungtivitis gonore

Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang

disertai dengan secret purulen. Gonokok merupakan kuman yang sangat

pathogen, virulen dan bersifat invasive sehingga reaksi radang terhadap

kuman ini sangat berat. Penyakit kelamin yang disebabkan oleh gonore

merupakan penyakit yang tersebar luas diseluruh dunia secara endemic. Pada

neonates infeksi konjungtiva terjadi pada saat pada jalan kelahiran ,sedangkan

pada bayi penyakit ini ditularkan pada ibu yang sedang menderita penyakit

tersebut.

4) Konjungtivitis Blenore

Konjungtivitis purulen (bernanah pada bayi dan konjungtivitis gonore).

Blenore neonatorum merupakan konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang

baru lahir.

5) Konjungtivitis dry eyes (mata kering)

Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan

kornea dan konjungtiva yang diakibatkan berkurangnya fungsi ari mata.

Kelainan-kelainan ini terjadi pada penyakit yang mengakibatkan :

1. Defisiensi komponen lemak air mata. Misalnya : blefaritis menahun,

distikiasis dan akibat pembedahan kelopak mata 2.

2. Defisiensi kelenjar air mata : sindrom syrogen, limfoma kelenjar air

mata, obat-obat deuretik, atropin dan usia tua.

3. Defisiensi komponen musim : benign ocular pempigoid

4. Akibat penguapan yang berlebihan seperti pada keratitis

neuroparalitik.

5. Karena parut pada kornea atau menghilangnya mikrovili kornea.

Pasien akan mengeluh gatal, mata seperti berpasir, silau, dan

penglihatan kabur. Mata akan memberikan gejala sekresi mukus yang

berlebihan, sukar menggerakan kelopak mata, mata tampak kering dan

terdapat erosi kornea.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA