Upload
mery-dona-amin
View
76
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Praktek Klinik Keperawatan (PKK) Komunitas bagi mahasisiwa
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang
merupakan cuplikan dari pemikiran bahwa institusi Poltekkes memiliki tujuan
agar menghasilkan tenaga kesehatan professional dibidangnya.
Institusi Politeknik Kesehatan harus mampu menyediakan lingkungan
yang mendukung proses pembelajaran bagi peserta didik serta pengembangan
diri dengan memberikan teori, praktek dan pengalamna kerja yang tepat agar
menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidangnya mempunyai
pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bisa diandalkan.
Lingkungan atau pengalaman belajar peserta didik selain dapat
diperoleh melalui sumber pendataan dan institusi akademik juga dapat diperoleh
melalui sumber-sumber non akademik, dalam bentuk penerapan ilmu yang telah
diperoleh langsung ke masyarakat. Hal ini merupakan salah satu pelaksanaan
Tridarma Perguruan Tinggi yang harus diemban oleh Politeknik Kesehatan
Palembang sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi kesehatan.
Berangkat dari dasar pemikiran diatas, maka pada tahun akademik
2013 mahasiswa jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang
melaksanakan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas yang diarahkan pada
kegiatan asuhan keperawatan komunitas yang kreatif, mandiri, dan professional.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan PKK komunitas ini, peserta didik
diharapkan dapat memberikan perawatan kesehatan masyarakat kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mempunyai maslaah kesehatan akibat
faktor ketidaktahuan, ketidakmauan, maupun ketidakmampuan dalam
menyelesaikan masalah kesehatan.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan PKK Komunitas peserta didik mampu :
1. Melakukan pengkajian kebutuhan kesehatan komunitas.
2. Merencanakan intervensi keperawatan kesehatan komunitas berdasarkan
diagnosa kesehatan komunitas dan kebutuhan kesehatan utama dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi (ibu, anak, lansia).
3. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas untuk meningkatkan
kesehatan komunitas dengan menggunakan sumber yang ada dan potensial
serta menggunakan teknik yang tepat.
4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan data yang berhubungan dengan
tindakan keperawatan kesehatan komunitas.
5. Melakukan evaluasi terhadap pelayanan kesehatan komunitas berdasarkan
hasil yang diharapkan atau kriteria yang telah diterapkan.
6. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Komunitas yang telah disusun.
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Mampu merealisasi ilmu yang didapat dari bangku kuliah langsung ke
masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
a. Mendapat informasi tentang kesehatan.
b. Dapat menerapkan pola hidup yang sehat terutama menyangkut kesehatan
dalam masyara
3. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk memberikan penilaian terhadap aplikasi keperawatan komunitas yang
dilaksanakan mahasiswa langsung di masyarakat.
D. SISTEMATIKA
Sistematika asuhan keparawatan komunitas, yaitu :
a. Pengkajian komunitas.
Pengkajian dalam asuhan keperawatan komunitas dapat dilihat dari 3
dimensi komunitas, yaitu dimensi lokasi, dimensi populasi, dan dimensi
system. Masing-masing mempunyai berbagai variable dimana antara satu
dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Metode pengumpulan data
yang digunakan dapat bervariasi bisa dengan wawancara, observasi,
pengukuran, FGD, angket, dan lain-lain. Sumber data antara lain tokoh
masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, organisasi, PKK, kepemudaan,
keluarga, petugas kesehatan, aparat pemerintah, dll.
b. Analisa data komunitas.
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisa dengan langkah sebagai
berikut:
1. Klasifikasi Data
Proses klasifikasi data dimasukkan untuk mengelompokkan data
secara keseluruhan sehingga dapat memberikan informasi yang
bermanfaat tentang gambaran yang ada dikomunitas. Pengklasifikasian
data mengacu pada :
Tujuan yang ingin dicapai
Merujuk pada program nasional
Isu yang akan dimunculkan.
Pengkajian data tersebut pengklasifikasian ini dapat berupa table
atau diagram yang menginformasikan tenta nng distribusi frekuensi.
2. Interpretasi Data
Data yang telah diklasifikasikan akan menghasilkan informasi
tentang gambaran nyata yang terjadi dikomunitas. Dengan mengatakan
antara beberapa data akan didapatakan suatu kesimpulan masalah yang
ada pada masyarakat, baik actual maupun potensial.
3. Prioritas Masalah
Setelah ditemukan masalah kesehatan, maka langkah selanjutnya
adalah menyusun prioritas masalah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Masyarakat atau komunitas adalah sekumpulan manusia yang bergaul,
atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Masyarakat merupakan kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang
bersifat kontiyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (kontjaraningrat,
1990).
Perawatan kesehatan masyarakat selain mencakup perawatan
kesehatan keluarga juga meliputi/memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan
sendiri serta memecakan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan
yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain.
(WHO,1974)
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan dan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tampa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu , di tujuan kepada
individu, keluarga , kelompok dan masyarakat, sebagai kesatuan yang utuh,
melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.(Rapat kerja kesehatan
masyarakat,1990). Penerapan dari proses keperawatan ini bervariasi pada setiap
situasi, tetapi dasar-dasar prosesnya memilki kesatuan. Elemen-elemen penting
dalam penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan komunitas
adalah : kesungguhan (deliberative), kesesuaian (adaptable), siklus ((cyclic),
berfokus pada klien (client-focused), interaktif dan berorientasi pada kebutuhan
komunitas (need-oriented).
B. TUJUAN
Tujuan Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan
yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu,
keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh
dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri agar dapat menjalnkna fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang
mereka miliki.
2. Tujuan khusus
Meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam hal :
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan
asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan
asuhan keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.
C. SASARAN
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil khusus yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan.
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat
yaitu :
1. Tingkat Individu.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai
masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di
poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah
kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur
sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan
pada keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis
menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis,
penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu
(mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%)
ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko
tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita
dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia
lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
D. RUANG LINGKUP
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan
kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun
resosialitatif. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan
kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks. Dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas kegiatan yang ditekankan adalah
upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif,
rehabilitative, dan resosialitatif.
E. KEGIATAN PRAKTIK
Kegiatan praktek keperawatan komunitas mencakup hal-hal yang sangat
luas, tentunya sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan dimana praktek
dilaksanakn, tetapi secara umum kegiatan dalam praktek keperawatan komunitas
adalah sebagi berikut :
- Memberikan asuhan kepearwatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok-kelompok khusus.
- Penyuluhan-penyuluhan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah
perilaku individu, keluaraga, kelompok, dan masyarakat.
- Konsultasi dan pemecahan maslaah kesehatan.
- Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan maslah yang dihadapi.
- Melaksanakan rujukan terhdapa kasus-kasusu yang membutuhkan
penanganan lebih lanjut.
- Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
- Melaksanakna asuhan kesehtaan komuniti, melalui pengenalan maslaah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan, dan penilaian
kegiatan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah
keperawatan.
- Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan perawatan komunitas.
- Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan berkaitan dengan
keperawatana dan kesehatan.
- Ikut serta dalam penelitrian untuk mengembangkan perawatan kesehatan
komunitas sesuai dengan tingakat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.
F. PRINSIP DASAR
Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus
rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan
dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas,
pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien
dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama
lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung
mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :
1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk
masyarakat
4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam
proses keperawatan.
6. Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah di¬masyarakat dan
bukan di rumah sakit.
7. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan bark yang sakit maupun yang
sehat.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pem¬binaan perilaku
hidup sehat masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkat¬kan fungsi
kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin.
10. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja
secara tim.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan ko¬munitas digunakan
untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani
masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke
puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
12. Kunjungan rumah sangat penting.
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
14. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pela¬yanan kesehatan
yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana
keluarga sebagai unit pelayanan.
G. MODEL PENDEKATAN
Pendekatan yang digunakna adalah pendekatan pemecahan masalah
(problem solving approach), yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan
memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan
dasar dengan cara promosi kesehatan
Pendekatan pemecahan masalah tersebut adalah bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapai oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
akan diatsai oleh perawata melaui keterampilan melkasanakn profesinya sebagai
perawat kesehatan masyarakat.
Bila pendekatan dilakukan terhdapa keluarga binaan disebut family
approach, berdasarkan atas seleksi kasusu yang dating ke puskesmas yang dinilai
memerlukan tindak lanjut disebut care approach, dan terhadapa masyarakat
daerah binaan melalui survey mawas diri dengan melibatkan partisipasi
masyarakat deisebut dengan community approach.
H. TEKNIK PRIORITAS MASALAH
Dalam menentukan prioritas masalah perawatan dan kesehatan
masyarakat perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria,
diantaranya adalah :
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat
6. Aspek politik
A. Penetapan Prioritas Masalah
Masalah yanag telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan
atau prioritas masalah.
Urutan prioritas masalah, pada umumnya dibagi atas, teknik skoring
dan teknik non skoring.
1. Teknik Non Skoring
Teknik non skoring dapat digunakan apabila tidak tersedia data
kuantitatif yang lengkap dan ccukup, atau dengan kata lain data yang
tersedia adalah data kualitatif atau semi kualitatif. Teknik non scoring
yang sering digunakan adalah metode delphi dan delbeq.
a. Metode Delphi
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang memiliki keahlian yang sama. Prioritas
masalah dilakukan melalui pertemuan khusus.
b. Metode Delbeq
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan kelompok
orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan
terlebih dahulu.
2. Teknik Skoring
Teknik skoring dapat digunakan apabila tersedia data
kuantitatif atau data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam
angka, yanag cukup lengkap. Dalam penentuan prioritas masalah , yakni :
Metode Hanlon :
Proses penentuan kriteria yang diawali dengan pembentukan kelompok
yang akan mendiskusikan , merumuskan dan menetapkan kriteria.
Sumber informasi yang dipergunakan dapat berasal dari :
1. Pengetahuan dan pengalaman individual
2. Saran dan pendapat nara sumber
3. Peraturan pemerintah yang relevan
4. Hasil rumusan analisa keadaan dan masalah kesehatan
Dalam metode Hanlon dibagi 4 kelompok kriteria :
1. Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3. Kelompok kriteria C = kemudahan penaggulangan masalah
4. Kelompok kriteria D = PEARL faktor, dimana :
P = kesesuain
E = Secara ekonomi murah
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. TAHAP PERSIAPAN
1. Pembekalan PKK Komunitas
2. Keberangkatan
Kegiatan praktik keperawatan komunitas diawali dengan kegiatan
penerimaan mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 11 April 2011 di Kantor
Kelurahan Talang Semut Kecamatan Bukit Kecil Palembang. Dalam acara serah
terima tersebut, mahasiswa mendapatkan penjelasan dari Bapak Lurah, pihak
pendidikan, dan ketua RT setempat. Acara tersebut dilanjutkan dengan orientasi
ke wilayah RT. 10 Kecamatan Bukit Kecil pada RW. 05. Selanjutnya mahasiswa
merencanakan acara temu kenal dengan masyarakat.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. PENGKAJIAN
a. Data Demografi
Padukuhan Mayangan terdiri dari 3 RW, 8 RT, 388 KK san 1.317
jiwa
a. Batas Wilyah RT 06
1) Utara : Dusun ngawen
2) Barat : Padukuhan bedog
3) Timur : Dusun trini
4) Selatan : padukuhan jambon
b. Keadaan Geografis
Padukuhan mayangan mempunyai luas wilayah ± 381.465 Ha, terdiri
dari luas pekarangan 92.000 Ha, luas sawah 276.177 Ha, luas
pemukiman 13.288 Ha, dan luas makan 2.800 Ha. Jenis tanah adalah
tanah basah dan subur, sumber air bersih dari sumur dan perusahaan
daerah air minum (PDAM)
c. Orbital (Jarak Dari Pusat Pemerintahan)
Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : +
Jarak dari pusat pemerintahan kota : +
1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia
Tabel 1Distribusi Frekuensi Umur Penduduk di RT 06 dusun mayangan
Tahun 2013
Dari table diatas diketahui bahwa sebagian besar penduduk di RT 06
Umur N %
0-5 tahun
6-12 tahun
13-18 tahun
19-35 tahun
36-54 tahun
> 55 tahun
Jumlah
2. Distribusi Jenis Kekamin
Tabel 2Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
JK N %
Perempuan 65 orang 46,4%
Laki-laki 75 orang 53,6%
Jumlah 140 orang 100 %
Dari data diatas diketahui bahwa jumlah penduduk di RT 10 Kelurahan
Talang Semut yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 65 orang
(46,4%) dan yang laki-laki sebanyak 75 orang (53,6%).
2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tabel 3Distribusi Frekuensi Pendidikan Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Pendidikan Frekuensi %
1 Belum/Tidak Sekolah 12 8,6%
2 TK 0 0%
3 SD 39 27,8%
4 SMP 42 30%
5 SMA 35 25%
6 Perguruan Tinggi 12 8,6%
Total 140 100 %
Berdasarkan tabel di atas, distribusi penduduk yang paling banyak
adalah berpendidikan SMP, yaitu sebanyak 42 orang (30%).
Sedangkan penduduk yang masih TK menempati jumlah yang
terkecil, yaitu 0 orang (0 %).
4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4Distribusi Frekuensi Pekerjaan Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Jenis Pekerjaan Frekuensi %
1 Tidak/belum Bekerja 50 35,8%
2 Ibu Rumah Tangga (IRT) 30 21,4%
3 PNS 7 5%
4 Wiraswasta 35 25%
5 Sopir/buruh 8 5,7%
6 Karyawan 10 7,1%
Total 140 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar penduduk belum bekerja
yaitu sebesar 50 orang (35,8%). Sebagian lagi bekerja di sektor
wiraswasta sebesar 35 orang (25%).
5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 5Distribusi Frekuensi Agama 33 Keluarga Kelolaan
RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas agama yang dianut oleh
keluaraga di RT. 10 adalah Islam dengan persentase 97%.
No Agama yang Dianut Frekuensi %
1 Islam 32 Keluarga 97 %
2 Kristen 0 Keluarga 0 %
3 Hindu 0 Keluarga 0 %
4 Budha 1 Keluarga 3 %
5 Konghucu 0 Keluarga 0 %
Total 33 Keluarga 100 %
6. Bila Dalam Keluarga Terdapat PUS (Pasangan Usia Subur)
1) Usia PUS
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Usia PUS Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Usia PUS Jumlah %
1 < 20 Tahun 0 orang 0%
2 20-25 Tahun 0 orang 0%
3 25-30 tahun 2 orang 6,7%
4 30-35 tahun 9 orang 30%
5 35-40 tahun 10 orang 33,3%
6 40-45 tahun 8 orang 26,7%
7 45 tahun 1 orang 3,3%
Total 30 orang 100 %
Berdasarkan tabel di atas, Penduduk di RT 10 kelurahan Talang Semut
Palembang yang memiliki usia PUS dengan usia 35-40 tahun yaitu 10
orang, dan usia 30-35 tahun yaitu 9 orang.
2) Alat Kontrasepsi
Tabel 7Distribusi Frekuensi Penggunaan Alat Kontrasepsi PUS Penduduk
di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Alat Kontrasepsi Jumlah %
1 Menggunakan 17 56,7%
2 Tidak Menggunakan 13 43,3%
Total 30 100 %
Berdasarkan tabel di atas, sebagian PUS Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang menggunakan alat kontrasepsi,
yaitu sebanyak 17 orang (56,7%).
3) Jenis Kontrasepsi
Tabel 8Distribusi Frekuensi Jenis Kontrasepsi PUS Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Jenis Kontrasepsi Jumlah %
1 IUD 0 orang 0 %
2 Pil 4 orang 23,5%
3 Suntik 13 orang 76,5%
4 Implant 0 orang 0 %
5 Lain-lain 0 orang 0%
Total 17 orang 100 %
Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar PUS yang menggunakan alat
kontrasepsi, menggunakan alat konterasepsi berjenis suntik berjumlah
13 orang (76,5%)
4) Informasi KB
Tabel 9Distribusi Frekuensi Sumber Informasi KB PUS Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Sumber informasi KB Frekuensi %
1 Petugas kesehatan 20 orang 66,7%
2 Orang lain 6 orang 20%
3 Media elektronik 4 orang 13,3%
4 Media massa 0 orang 0%
Total 30 orang 100 %
Berdasarkan tabel diatas, PUS di Rt 10 kelurahan Talang Semut
Palembang mendapatkan informasi KB sebagian besar dari petugas
Kesehatan dengan persentase 66,7%.
5) Kondisi kesehatan PUS
Seluruh KK yang memiliki PUS di RT. 10 kelurahan Talang
Semut Palembang kondisi kesehatan PUS sehat dengan persentase
100%.
7. Bila dalam keluarga terdapat ibu nifas
Tidak ada ibu nifas di 33 keluarga kelolaan di RT. 10 kelurahan
Talang semut Palembang
8. Bila dalam keluarga terdapat ibu menyusui
Dari 33 keluarga kelolaan di RT.10 kelurahan Talang Semut
Palembang tidak terdapat ibu menyusui.
9. Bila Dalam Keluarga Terdapat Balita
1.) Penimbangan Balita
Jumlah balita di 33 keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan
Talang Semut Palembang yang melakukan penimbangan
berpresentase sebesar 9 orang (75%) dan yang tidak 3 orang (25%).
2.) Kondisi Balita
Seluruh balita di 33 keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan
Talang Semut Palembang sehat dengan persentase 100 %.
10. Bila dalam keluarga terdapat anak prasekolah dan usia sekolah (6-21
Tahun)
1) Kondisi gigi
Tabel 10Distribusi Frekuensi Kondisi Gigi Anak Prasekolah dan Usia Sekolah
di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Kondisi Gigi Jumlah %
1 Berlubang dan hitam 12 orang 57,1%
2 Sariawan 3 orang 14,3%
3 Gusi bengkak dan berdarah 1 orang 4,8%
4 Bersih dan sehat 5 orang 33,8%
Total 21 orang 100%
Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar kondisi gigi anak prasekolah
dan usia sekolah memiliki kondisi gigi yang berlubang dan berwarna
hitam, yaitu sebesar 12 orang (57,1%).
2) Mencuci tangan
Seluruh KK di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
mengaku anak-anaknya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
dengan persentase 100%.
3) Menggunakan alas kaki
Seluruh KK di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
mengaku membiasakan anak-anaknya menggunakan alas kaki saat
bermain dengan persentase 100%.
4) Kondisi anak
Seluruh KK di RT 10 Kelurahan Talang Semut yang
memiliki anak prasekolah dan usia sekolah dengan persentase sehat
sebanyak 100%.
11. Bila dalam keluarga terdapat anak remaja (13-18 Tahun)
1) Kegiatan diluar sekolah
Tabel 11Distribusi Frekuensi Kegiatan Diluar Sekolah Remaja di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang
NO Kegiatan diluar sekolah Jumlah %
1 Les 20 orang 74,1%
2 Bantu kerja 7 orang 25,9%
Total 27 orang 100 %
Berdasarkan tabel di atas, remaja di RT 10 Kelurahan Talang Semut
mengikuti les diluar jam sekolah, yaitu sebesar 20 orang (74,1%)
2) Remaja jika ada masalah
Seluruh keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan Talang semut
Palembang Remaja jika ada masalah dengan curhat dengan persentase
100%.
3) Kondisi remaja
Seluruh keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan Talang semut
Palembang kondisi remaja Sehat dengan persentase 100%.
12. Bila dalam keluarga terdapat usia dewasa (19-54 Tahun)
1) Kegiatan usia dewasa
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Kegiatan Usia Dewasa Penduduk di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Kegiatan Usia Dewasa Jumlah %
1 Bekerja 30 orang 45,5%
2 Dirumah Saja 36 orang 55,5%
Total 66 orang 100 %
Berdasarkan tabel diatas, kegiatan penduduk yang berusia dewasa di RT
10 Kelurahan Talang Semut adalah dirumah saja sebesar 36 orang
(55,5%) dan yang bekerja 30 orang (45,5%)
2) Kondisi usia dewasa
Seluruh KK yang terdapat di RT 10 Kelurahan Talang Semut
Palembang yang memiliki usia dewasa dalam keadaan sehat dengan
persentase 100%.
13. Bila dalam keluarga terdapat lansia
1) Jumlah lansia
Tabel 13Distribusi Frekuensi Jumlah Lansia 33 Keluarga Kelolaan di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Jumlah Lansia Jumlah %
1 1 4 keluarga 44,4%
2 2 5 keluarga 55,6%
Total 9 keluarga 100%
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar jumlah keluarga yang
memiliki jumlah lansia sebanyak 2 orang adalah sebanyak 5 keluarga
(55,6%), sisanya adalah keluarga dengan jumlah lansia sebanyak 1
orang yaitu sebanyak 4 keluarga (44,4%).
2) Penyakit keturunan yang Diderita Lansia
Tabel 14Distribusi Frekuensi Penyakit Keturunan Pada Lansia di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
NoPenyakit Keturunan yang
DideritaJumlah %
1 Jantung 2 orang 16,7%
2 Rematik 3 orang 25%
3 Hipertensi 5 orang 41,7%
4 Asma 2 orang 16,6%
Total 12 orang 100%
Berdasarkan tabel diatas, penyakit keturunan yang paling banyak
diderita lansia di RT 10 Kelurahan Talang Semut adalah penyakit
hipertensi yaitub sebesar 5 orang (41,7%)
3) Pemeriksaan gula darah
Seluruh keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan Talang Semut
Palembang tidak pernah melakukan pemeriksaan gula darah dengan
persentase 100%.
4) Hasil pemeriksaan gula darah
-Tidak di ketahui
5) Kondisi lansia
Tabel 15Distribusi Frekuensi Kondisi Lansia 33 Keluarga Kelolaan di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Kondisi Lansia Jumlah %
1 Sehat 11 orang 78,6%
2 Sakit 3 orang 21,4%
Total 14 orang 100%
Dari table diatas dapat di gambarakan bahwa sebagian besar keluarga
kelolaan RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang kondisi lansia
sehat dengan persentase 82%.
6) Hal yang dilakukan mengatasi penyakit
Sebagian besar keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan Talang
Semut Palembang hal yang di lakukan mengatasi penyakit lansia
dengan pergi ke pelayanan kesehatan dengan persentase 100%.
7) Kegiatan lansia
Tabel 16Distribusi Frekuensi Kegiatan Lansia 33 Keluarga Kelolaan di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Kondisi Lansia Jumlah %
1 Bekerja 10 71,4%
2 Tidak Bekerja 4 28,6%
Total 14 100%
Dari tabel diatas dapat di gambarakan bahwa sebagian besar keluarga
kelolaan RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang kegiatan lansia
yang bekerja dengan persentase 65%.
8) Posyandu lansia
Sebagian besar keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan Talang
Semut Palembang mengaku perlu di adakan posyandu lansia dengan
persentase 100%.
14. Jenis atap rumah
Tabel 17Distribusi Frekuensi Jenis Atap Rumah Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Jenis Atap Jumlah %
1 Genteng 23 keluarga 85,7%
2 Seng 10 keluarga 14,3%
3 Asbes 0 keluarga 0%
4 Lain-lain 0 keluarga 0%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa sebagian besar penduduk
RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang memiliki rumah
beratapkan genteng dengan presentase 85,7 %.
15. Plafond Rumah
Tabel 18Distribusi Frekuensi Flafond Rumah Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Plafond Rumah Jumlah %
1 Ada 25 keluarga 75,8%
2 Tidak Ada 8 keluarga 24,2%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa sebagian besar penduduk
RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang tidak memiliki plafond
rumah, yaitu sebanyak 25 keluarga dengan presentase 75,8 %.
16. Jenis Dinding Rumah
Tabel 19Distribusi Frekuensi Jenis Dinding Rumah Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Jenis Dinding Jumlah %
1 Tembok/pasangan Batu Bata Plester 12 keluarga 36,3%
2 Semi Permanen/setengah Tembok 2 keluarga 6,1%
3 Kayu/papan 19 keluarga 57,6%
4 Bilik/rumbia 0 keluarga 0%
5 Lain-lain 0 keluarga 0%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa sebagian besar penduduk RT
10 Kelurahan Talang Semut Palembang memiliki rumah berdindingkan
kayu/papan dengan presentase 57,6 %.
17. Jenis Lantai Rumah
Tabel 20Distribusi Frekuensi Jenis Lantai Rumah Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Jenis Lantai Jumlah %
1 Ubin/keramik 13 keluarga 30,3%
2 Kayu/papan 20 keluarga 69,7%
3 Tanah 0 keluarga 0 %
4 Lain-lain 0 keluarga 0 %
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa penduduk RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang sebanyak 20 keluarga (69,7 %)
memiliki lantai rumah kayu/papan, sedangkan sisanya 13 keluarga
(30,3%) berlantai ubin/keramik.
18. Kondisi Ventilasi Rumah
Tabel 21Distribusi Frekuensi Kondisi Ventilasi Penduduk di RT 10 Kelurahan
Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Kondisi Ventilasi Jumlah %
1 Baik 31 keluraga 93,9%
2 Tidak Baik 2 keluarga 6,1%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa sebagian besar penduduk RT
10 Kelurahan Talang Semut Palembang memiliki kondisi ventilasi yang
baik, yaitu sebanyak 31 keluarga dengan presentase 93,9 %.
19. Pemanfaatan Ventilasi
Tabel 22Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Ventilasi Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Pemanfaatan Ventilasi Jumlah %
1 Setiap Hari 33 keluarga 100%
2 Setiap Minggu 0 keluarga 0%
3 > 1 Minggu 0 keluarga 0%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa seluruh penduduk RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang membuka ventilasi rumah
mereka setiap hari.
20. Binatang Peliharaan/ternak
Tabel 23Distribusi Frekuensi Binatang Peliharaan/ternak Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Binatang Peliharaan/ternak Jumlah %
1 Ada 9 keluarga 27,3%
2 Tidak Ada 24 keluarga 72,7%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa penduduk RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang ada 9 keluarga (27,3%) yang
memiliki binatang peliharaan/ternak.
21. Letak Kandang Binatang Peliharaan/ternak
Tabel 24Distribusi Frekuensi Letak Kandang Binatang Peliharaan/ternak
Penduduk di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Letak Kandang Jumlah %
1 Di Dalam Rumah 2 keluarga 22,2%
2 Di Luar Rumah 7 keluarga 77,8%
Total 9 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa dari 9 keluarga kelolaan
RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang yang memiliki binatang
peliharaan/ternak, 7 diantaranya memiliki kandang diluar rumah
sedangkan 2 lainnya di dalam rumah.
22. Sumber Air Minum
Tabel 25Distribusi Frekuensi Sumber Air Minum Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Sumber Air Minum Jumlah %
1 PAM 32 keluarga 97%
2 Sumur Bor/gali 1 keluarga 3%
3 Sungai 0 keluarga 0%
4 Air Hujan 0 keluarga 0%
5 Lain-Lain 0 keluarga 0%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa sebesar 97% warga
memperoleh air minum dari PAM.
23. Kondisi Sarana Air Minum
Tabel 26Distribusi Frekuensi Kondisi Sarana Air Minum Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Kondisi Air Minum Jumlah %
1 Baik 32 keluarga 97%
2 Tidak Baik (Keruh, Berwarna dan Bau) 1 keluarga 3%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa 32 (97%) keluarga dari 33
keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
memiliki kondisi sarana air minum yang baik.
23. Jenis Tempat Penampungan Air Minum
Tabel 27Distribusi Frekuensi Jenis Tempat Penampungan Air Minum Penduduk
di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Jenis Tempat Penampungan
Air Minum
Jumlah %
1 Bak Tertutup 32 keluarga 97%
2 Bak Tidak Tertutup 1 keluarga 3%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa sebanyak 32 keluarga
kelolaan menampung air minumnya di tempat yang tertutup.
24. Jentik Nyamuk Pada Tempat Penampungan Air Minum
Tabel 28Distribusi Frekuensi Jentik Nyamuk pada Tempat Penampungan Air Minum Penduduk di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
Tahun 2011
No Jentik Nyamuk Jumlah %
1 Ada 3 keluarga 9 %
2 Tidak Ada 30 keluarga 91 %
Total 33 keluarga
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa sebagian penduduk RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang memiliki air minum yang bebas
jentik nyamuk, yaitu sebanyak 30 keluarga dengan presentase 91 %.
25. Ketersediaan Jamban
Keluarga kelolahan RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang yang
memiliki jamban sebanyak 33 keluarga dengan persentase 100%.
26. Jenis Jamban
Keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang memiliki
jenis jamban yang jongkok dengan persentase 100%.
27. Jarak sumber air dari septic tank
Tabel 29Distribusi Frekuensi Jarak Sumber Air dari Septik Tank Penduduk di
RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Jarak sumber air dari
septik tank
Jumlah %
1 < 10 M 30 rumah 31 %
2 ≥10 M 3 rumah 9 %
Total 33 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa sebagian besar penduduk di
RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang memiliki jarak sumber air
dengan septik tank yang <10 meter yaitu sebanyak 30 keluarga dengan
presentase 91 %, sedangkan sisanya memiliki jarak sumber air ≥ 10 meter
dari septik tank.
28. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Tabel 30Distribusi Frekuensi Cara Membuang Limbah Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Cara Membuang Limbah Jumlah %
1 Dialirkan ke selokan 20 keluarga 60,6%
2 Diresapkan dan tidak mencemari
sumber air
8 keluarga 24,2%
3 Kali/sungai 5 keluarga 15,2%
4 Lain-lain 0 keluarga 0%
5 Tidak Ada (Tergenang di halaman) 0 keluarga 0 %
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar keluarga mengalirkan air limbahnya ke selokan, yaitu
sebanyak 20 keluarga (60,6%), sebagian lagi (24,2%) diresapkan serta
15,2% lainnya di buang ke sungai.
29. Lubang Asap Dapur
Tabel 31Distribusi Frekuensi Lubang Asap Dapur Penduduk di RT 10 Kelurahan
Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Lubang Asap Dapur Jumlah %
1 > 10 % Luas Lantai Dapur 12 keluarga 36,4 %
2 < 10% Luas Lantai Dapur 21 keluarga 63,6 %
3 Tidak Ada 0 keluarga 0%
Total 33 100 %
Sebagian besar keluarga memiliki lubang asap dapur yang kurang baik
(<10% luas lantai dapur), yaitu sebanyak 21 keluarga (63,3 %).
30. Penyimpanan Air yang Sudah Dimasak
Tabel 32Frekuensi Penyimpanan Air yang Sudah Dimasak pada Penduduk di
RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Tempat Penyimpanan Air
yang Sudah Dimasak
Jumlah %
1 Wadah Tertutup 32 keluarga 97%
2 Wadah Tidak Tertutup 1 keluarga 3%
3 Lain-lain 0 keluarga 0%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa sebanyak 32 keluarga
kelolaan menyimpan air yang sudah dimasak pada wadah yang
tertutup.
31. Kebersihan Wadah Air Masak
Tabel 33Distribusi Frekuensi Kebersihan Wadah Air Masak Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Pembersihan Wadah Jumlah %
1 Setiap Hari 9 keluarga 27,3%
2 2-3 Kali Seminggu 4 keluarga 12,1%
3 1 Kali Seminggu 19 keluarga 57,6%
4 > Seminggu sekali 1 keluarga 3%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa dari 33 keluarga kelolaan
RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang sebanyak 19 keluarga
(57,6 %) membersihkan wadah air yang sudah dimasaknya 1 minggu
sekali dan sebanyak 27,3% yang membersihkannya setiap hari.
32. Penyimpanan Makanan yang Sudah Dimasak
Tabel 34Distribusi Frekuensi Penyimpanan Makanan yang Sudah Dimasak
Penduduk di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Penyimpanan Makanan yang
Sudah Dimasak
Jumlah %
1 Didalam Lemari 28 keluarga 84,8%
2 Diatas Meja dan Ditutup 5 keluarga 15,2%
3 Lain-lain 0 keluarga 0%
Total 33 keluarga 100 %
Dari table di atas dapat digambarkan bahwa sebanyak 28 keluarga
kelolaan menyimpan makanan yang sudah dimasak didalam lemari
dan sisanya diletakkan dimeja dan ditutup.
33. Kesehatan lingkungan dan perilaku kesehatan keluarga
1) Mengolah sayur.
Tabel 35Distribusi Frekuensi Cara Mengolah Sayur Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Cara Mengolah Sayur Jumlah %
1 Dipotong baru dicuci 11 keluarga 33,3%
2 Dicuci baru dipotong 22 keluarga 66,7%
Total 33 keluarga 100%
Dari table diatas dapat di gambarakan bahwa sebagian besar keluarga
kelolaan RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang yang mengolah
sayur dicuci baru dipotong dengan persentase 66,7%.
2) Menyajikan makanan
Tabel 36Distribusi Frekuensi Cara Menyajikan Makanan Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Cara Menyajikan Makanan Jumlah %
1 Tertutup 31 keluarga 93,9%
2 Terbuka 2 keluarga 6,1 %
Total 33 keluarga 100%
Dari table diatas sebagian besar keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan
Talang Semut Palembang menyajikan makanan yang telah dimasak
dalam kondisi tertutup sebanyak 31 keluarga dengan persentase
93,9%.
3) Menggantung pakaian
Tabel 37Distribusi Frekuensi Menggantung pakaian Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
NO Menggantung pakaian Jumlah %
1 Ya 9 keluarga 27,3%
2 Tidak 24 keluarga 72,7%
Total 33 keluarga 100%
Sebagian besar keluarga kelolaan RT 14 Kelurahan Talang Semut
Palembang kebiasaan tidak menggantung pakaian dengan persentase
72,7%.
4) Membuang sampah
Tabel 38Distribusi Frekuensi Menggantung pakaina Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
NO Membuang Sampah Jumlah %
1 Ditumpuk 24 keluarga 72,7%
2 Dikubur 0 keluarga 0%
3 Diambil petugas 3 keluarga 27,3%
Total 33 keluarga 100%
Sebagian besar keluarga kelolaan RT 14 Kelurahan Talang Semut
Palembang kebiasan membuang sampah ditumpuk dengan persentase
72,7%.
5) Membuang limbah WC
Tabel 39Distribusi Frekuensi Cara Membuang Limbah Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Cara Membuang Limbah Jumlah %
1 Septic Tank 31 keluarga 93,9%
2 Kali/sungai 2 keluarga 6,1%
3 Got 0 keluarga 0 %
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar keluarga kelolaan RT 1O Kelurahan Talang Semut
Palembang kebiasaan membuang limbah melalui septi tenk sebanyak
93,9 %.
6) Sumber air bersih
Tabel 40Distribusi Frekuensi Sumber Air Bersih Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Sumber air bersih Jumlah %
1 PAM/Ledeng 33 keluarga 100 %
2 Sungai 0 keluarga 0 %
3 Sumur 0 keluarga 0 %
4 Pompa Air Listrik 0 keluarga 0 %
Total 33 keluarga 100 %
Seluruh keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
menggunakan sumber air bersih dengan PAM sebesar 100 %
7) Jarak sumber air dari septic tank
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Jarak Sumber Air dari Septik Tank Penduduk di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Jarak sumber air dari septik tank Jumlah %
1 < 10 M 30 keluarga 90,9 %
2 > 10 M 3 keluarga 9,1%
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan Talang Semut
Palembang kebiasaan jarak sumber air dari septi tank <10 m dengan
presentase 90,9%.
8) Keadaan air rumah
Tabel 42Distribusi Frekuensi Keadaan Air Minum Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
NO Keadaan air minum Jumlah %
1 Berasa 0 keluarga 0%
2 Bewarna 0 keluarga 0%
3 Tidak berasa, tidak bewarna
dan tidak berbau
32 keluarga 97%
4 Berbau 1 keluarga 3%
5 Ada endapan 0 keluarga 0%
Total 33 keluarga 100%
Sebagian besar penduduk RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang,
keadaan air rumah tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau sebanyak
32 keluarga dengan persentase 97%.
9) Kebiasaan keluarga mandi
Tabel 43Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mandi Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Kebiasaan Keluarga Mandi Jumlah %
1 2 x 25 keluarga 75,8%
2 > 2 x 8 keluarga 24,2%
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar penduduk di RT 10 Kelurahan Talang Semut
Palembang kebiasaan keluarga mandi 2x sebanyak 25 keluarga dengan
presentase 75,8%
10) Keluarga menggunakan handuk
Sebagian besar penduduk di RT 10 Kelurahan Talang Semut
Palembang kebiasaan menggunakan handuk sendiri-sendiri dengan
presentase sebesar 100%
11) Keluarga membersihkan bak mandi
Tabel 44Distribusi Frekuensi Membersihkan Bak Mandi Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Keluarga Membersihkan Bak
Mandi
Jumlah %
1 < seminggu 16 keluarga 48,5%
2 1 x seminggu 16 keluarga 48,5%
3 > seminggu 1 keluarga 3%
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar penduduk RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
memiliki kebiasaan keluarga membersihkan bak mandi <seminggu
dan 1 x seminggu sebanyak 16 keluarga dengan masing-masing
presentase 48,5%.
12) Kondisi lantai WC
Tabel 45Distribusi Frekuensi Kondisi Lantai WC Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Kondisi Lantai WC Jumlah %
1 Licin 0 keluarga o%
2 Tidak Licin 33 keluarga 100%
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar keluarga kelolaan RT 10 Kelurahan Talang Semut
Palembang kondisi lantai WC dengan presentase 100%.
13) Tempat penampungan air untuk keperluan memasak tertutup
Tabel 46Distribusi Frekuensi Tempat Penampungan Air Untuk Keperluan
Masak Tertutup pada Penduduk di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Tempat penampungan air untuk
keperluan memasak tertutup
Jumlah %
1 Ya 33 keluarga 100%
2 Tidak 0 keluarga 0%
Total 3 keluarga 100 %
Sebagian besar penduduk RT 10,kelurahan Talang Semut Palembang
tempat penampungan air untuk kepermuan memasak tertutup dengan
presentase 100%
14) Sinar matahari masuk kedalam rumah
Tabel 47Distribusi Frekuensi Sinar Matahari Masuk Kedalam Rumah
Penduduk di RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Sinar matahari masuk kedalam
rumah
Jumlah %
1 Ya 33 keluarga 100%
2 Tidak 0 keluraga 0%
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar penduduk RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
Sinar Matahari Masuk Kedalam Rumah dengan presentase 100%.
15) Pencahayaan didalam rumah
Tabel 48Distribusi Frekuensi Pencahayaan Dalam Rumah Penduduk di RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Pencahayaan didalam rumah Jumlah %
1 Terang 29 keluarga 87,9%
2 Kurang Terang 0 keluarga 0%
3 Tidak Terang 4 keluarga 12,1%
Total 3 keluarga 100 %
Sebagian besar penduduk RT 10 Kelurahan Talang Semut
Palembangpencahayaan dalam rumah terang dengan presentase 87,9%
16) Kondisi penataan rumah
Tabel 49Distribusi Frekuensi Penataan Rumah Penduduk di RT 10 Kelurahan
Talang Semut Palembang Tahun 2011
No Kondisi penataan rumah Jumlah %
1 Rapi 33 keluarga 100%
2 Berantakan 0 keluarga 0%
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar penduduk RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
kondisi penataan ruamh rapi dengan presentase 100%.
17) Kebersihan rumah
Tabel 50Distribusi Frekuensi Kebersihan Rumah 33 Keluarga Kelolaan RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang
No Kebersihan rumah Jumlah %
1 Bersih 33 keluarga 100%
2 Tidak Bersih 0 keluarga 0%
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar penduduk RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
Kebersihan Rumah Bersih dengan presentse 100%.
18) Kondisi lantai rumah
Tabel 51Distribusi Frekuensi Kkondisi Lantai Rumah 33 Keluarga Kelolaan RT
10 Kelurahan Talang Semut Palembang
No Kondisi lantai rumah Jumlah %
1 Licin 0 keluarga 0%
2 Tidak licin 33 keluarga 100%
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar penduduk RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
Kondisi Lantai Rumah dengan presentase 100%
19) Sumber pencemaran lingkungan
Tabel 52Distribusi Frekuensi Kebersihan Rumah 33 Keluarga Kelolaan RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang
No Sumber pencemaran lingkungan Jumlah %
1 Ada 2 keluarga 6,1%
2 Tidak 31 keluarga 93,9%
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar penduduk RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
tidak ada Sumber Pencemaran Lingkungan dengan presentase 93,9%
20) Bila ada sumber pencemaran lingkungan
Tabel 53Distribusi Frekuensi Kebersihan Rumah 33 Keluarga Kelolaan RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang
No Sumber pencemaran
lingkungan
Jumlah %
1 Sampah 17 keluarga 55%
2 Polusi kendaraan bermotor 16 keluarga 45%
Total 33 keluarga 100 %
Sebagian besar penduduk RT 10 Kelurahan Talang Semut Palembang
sumber pencemaran berasal dari sambah sebanyak 17 keluarga
dengan persentase 55%.
21) Pemanfaatan pekarangan
Tabel 54Distribusi Frekuensi Kebersihan Rumah 33 Keluarga Kelolaan RT 10
Kelurahan Talang Semut Palembang
No Pemanfaatan pekarangan Jumlah %
1 Ada 3 keluarga 9,1%
2 Tidak 30 keluarga 90,9%
Total 33 keluarga 100 %
C. ANALISA DATA
No Data Subjektif Data Objektif Masalah
1
2
3
Lingkungan fisik
Lingkungan yang
kurang sehat di Rt.15
Rw. 006 Kelurahan
Talang Semut
- Kebiasaan keluarga dalam mengolah
sayur, dipotong baru dicuci sebanyak
40% dan dicuci baru dipotong 60%
- Membuang limbah WC di
kali/sungai 20 %
- Jarak sumber air dari septic tank <
10m sebesar 71,4 %
- Kebiasaan keluarga memotong kuku
sebesar 54,3%
- Lubang asap dapur yang kurang baik
(<10% luas lantai dapur), sebesar
45,7%
- Pemanfaatan ventilasi yang tidak baik
sebesar 8,6%
- kebiasaan anggota keluarga yang
merokok sebesar 54,2%
- Adanya kandang hewan peliharaan
didalam rumah sebesar 42,8%
- Membersihkan Bak Mandi >
seminggu 3%
- Adanya jentik nyamuk didalam
penampungan air minum sebesar
8,5%
- 3 bulan sebelum pengkajian ada 4
anak yang menderita DBD
Risiko timbulnya
penyakit diare
Risiko timbulnya
penyakit ISPA
Risiko timbulnya
penyakit Demam
Berdarah
4 Kesehatan ibu dan
anak
- Jumlah usia PUS ada 23 orang
- Dan yang menggunakan alat
- Risiko
terjadinya
kontrasepsi ada 13 orang
- Sebanyak 92 % PUS menggunakan
alat kontrasepsi suntik dan yang
menggunakan pil 8%.
- Informasi KB di dapat dari petugas
kesehatan sebanyak 57%
- Kondisi kesehatan gigi yang
berlubang dan hitam 100%
caries gigi
berhubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan
5 Lansia
Keseluruhan lansia di
Rt. 15 Rw. 006
kelurahan talang
semut yang
mengalami keluhan
berbagai penyakit
- Jumlah usia lanjut 19 orang
- Yang mengeluh penyakit diantaranya
:
- Jantung : 13%
- Rematik : 27%
- Hipertensi : 60%
- Asma : 0%
- Tidak ada yang melakukan
pemeriksaan gula darah selama 3
bulan terakhir
- Upaya lansia untuk mencegah
penyakit secara medis 100%
- Belum adanya posyandu lansia
Risiko terjadinya
peningkatan
angka kesakitan
pada lansia di
Rt.15 Kelurahan
Talang Semut
Berhubungan
Dengan
kurangnya
pengetahuan
masyarakat dalam
memelihara
kesehatan lansia
D. Masalah Kesehatan
Dari table distribusi frekuensi diatas dapat ditemukan beberapa masalah –
masalah yang di hadapi RT. 15 Kel Talang Semut kec bukit kecil Palembang
yaitu:
1. Risiko timbulnya penyakit diare
2. Risiko tingginya penyakit ISPA
3. Resiko tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue ( DBD)
4. Risiko caries gigi berhubungan
5. Risiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PRIORITAS MASALAH KOMUNITAS
No
MasalahKesehatan
A B C D E F GKetersediaan
SumberJumlah
SkorH I J K L
1 Risiko timbulnya penyakit diare
5 5 5 2 1 4 5 5 3 3 3 4 45
2 Resiko tinggi terjadinya demam berdarah berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan.
5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 3 4 53
3 Risiko terjadinya caries gigi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.
3 3 3 5 2 3 3 5 4 5 2 3 41
4 Risiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia berhubungan Dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia
5 3 2 3 3 2 4 4 2 4 3 4 39
5. Resiko tingginya penyakit ISPA berhubungan
4 4 4 4 3 5 3 5 4 5 3 3 46
dengan lingkungan hidup tidak sehat
Keterangan Huruf :
A = Sesuai dengan peran perawat komunitas (DHN)
B = sesuai dengan program pemerintah
C = sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan
D = risiko terjadi
E = risiko parah
F = minat masyarakat
G = kemudahan untuk diatasi
H = tempat
I = dana
J = waktu
K = fasilitas
L = petugas
Keterangan angka :
1 = sangat rendah
2 = rendah
3 =cukup
4 = tinggi
5 = sangat tinggi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Prioritas Masalah Diagnosa Keperawatan 1 Resiko tingginya angka kejadian
Demam Berdarah Dengue ( DBD) Resiko Tingginya angka kejadian Demam bardarah Dengue ( DBD ) ditandai dengan :- Membersihkan Bak Mandi > seminggu 3%
- Adanya jentik nyamuk didalam penampungan air minum sebesar
8,5%
- 3 bulan sebelum pengkajian ada 4 anak yang menderita DBD
2 Resiko tingginya angka kesakitan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Resiko tingginya angka kesakitan ISPA ditandai dengan :- Lubang asap dapur yang kurang baik (<10% luas lantai dapur),
sebesar 45,7%
- Pemanfaatan ventilasi yang tidak baik sebesar 8,6%
- kebiasaan anggota keluarga yang merokok sebesar 54,2%
- Adanya kandang hewan peliharaan didalam rumah sebesar 42,8%
3 Resiko timbul Penyakit Diare Karena lingkungan yang kurang Bersih
Risiko timbulnya penyakit diare ditandai dengan :- Kebiasaan keluarga dalam mengolah sayur, dipotong baru dicuci
sebanyak 40% dan dicuci baru dipotong 60%
- Membuang limbah WC di kali/sungai 20 %
- Jarak sumber air dari septic tank < 10m sebesar 71,4 %
- Kebiasaan keluarga memotong kuku sebesar 54,3%
4 Resiko terjadinta Caries Gigi pada anak
Risiko terjadinya caries gigi ditandai dengan :- Jumlah usia PUS ada 23 orang
- Dan yang menggunakan alat kontrasepsi ada 13 orang
- Sebanyak 92 % PUS menggunakan alat kontrasepsi suntik dan yang
menggunakan pil 8%.
- Informasi KB di dapat dari petugas kesehatan sebanyak 57%
- Kondisi kesehatan gigi yang berlubang dan hitam 100%
5 Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
Risiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia berhubungan ditandai dengan :- Jumlah usia lanjut 19 orang
- Yang mengeluh penyakit diantaranya :
- Jantung : 13%
- Rematik : 27%
- Hipertensi : 60%
- Asma : 0%
- Tidak ada yang melakukan
pemeriksaan gula darah selama 3 bulan terakhir
- Upaya lansia untuk mencegah penyakit secara medis 100%
- Belum adanya posyandu lansia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue ( DBD)
2. Risiko tingginya penyakit ISPA
3. Risiko timbulnya penyakit diare
4. Risiko caries gigi berhubungan
5. Risiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DP Tujuan Strategi Kegiatan Waktu TempatS.Daya
S.DanaSasaran
1. Setelah dilakukan
intervensi selama
1 x 20 menit,
warga dapat
mengetahui:
-pengertian,
pencegahan,
tanda-tanda, dan
pengobatan DBD
Diharapkan
warga RT 15
dapat
mengenal
lingkungan
yang tidak
sehat
Penyuluhan
12 juni 2012
Rumah
ketua RT
lrg.Roda
RT.15
mahasiswa Seluruh penduduk RT 15
Kelurahan Talang Semut
2 Setelah diberikan
intervensi selama
1 x 20 menit
diharapkan warga
dapat mengetahui
tentang pengertian
ISPA, gejala dan
tanda, perjalanan
penyakit ISPA,
cara penularan
ISPA, pencegahan
ISPA, upaya yang
harus dilakukan
untuk
menghindari
ISPA.
Diharapkan
warga RT 15
Dapat
mengetahuai
Tentang
penyakit
ISPA
Penyuluhan
12 juni 2012
Rumah
ketua RT
lrg.Roda
RT.15
mahasiswa Seluruh penduduk RT 15
Kelurahan Talang Semut
3 Setelah diberikan
intervensi
diharapkan warga
dapat mengetahui
tentang pengertian
Diharapkan
warga RT 15
Dapat
mengetahuai
Tentang
Penyuluhan 12 juni 2012 Rumah
ketua RT
lrg.Roda
RT.15
Mahasiswa Seluruh penduduk RT 15
Kelurahan Talang Semut
diare, gejala dan
tanda, pencegahan
dan upaya yang
harus dilakukan
untuk
menghindari
diare.
penyakit
diare
4. Setelah diberikan
intervensi
diharapkan warga
dapat mengetahui
tentang pengertian
caries gigi, gejala
dan tanda, serta
upaya yang harus
dilakukan untuk
menghindari
caries gigi
Diharapkan
warga RT 15
Dapat
mengetahuai
Tentang
caries gigi
Pemberian
leaflet
12 juni 2012
Rumah-
rumah
warga
RT 10
Mahasiswa Seluruh penduduk RT 15
Kelurahan Talang Semut
yang memiliki anak-anak.
5 Setelah diberikan
intervensi
diharapkan warga
dapat mengetahui
tanda-tanda
vitalnya
Diharapkan
warga RT 15
Dapat
mengetahuai
Tentang
kondisi
kesehatan
umumnya
Pemeriksaa
n tekanan
darah, nadi,
dan
pemriksaan
gula darah
12 juni 2012
Rumah-
rumah
warga
lansia
RT 10
Mahasiswa Seluruh lansia di RT 15
Kelurahan Talang Semut
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
DP Tanggal Implementasi Evaluasi Modifikasi
1 - Penyuluhan tentang tentang
pengertian DBD, penyebab
DBD, tanda dan gejala
DBD , dan akibat dari DBD
serta, cara mencegah dan
memberantas DBD sebagai
upaya yang harus dilakukan
untuk menghindari DBD
Warga RT 15 dapat memahami
dan mengerti tentang DBD dan
sampah
Dilakukan kerja sama
dengan warga dalam
penyediaan sarana
penyuluhan seperti leaflet
yang kemudian dibagikan
kepada warga RT 15 yang
hadir.
2 Penyuluhan tentang pengertian
ISPA, gejala dan tanda,
perjalanan penyakit ISPA, cara
penularan ISPA, pencegahan
ISPA, upaya yang harus
dilakukan untuk menghindari
ISPA.
Warga RT 15 dapat memahami
dan mengerti tentang ISPA
Dilakukan kerja sama
dengan warga dalam
penyediaan sarana
penyuluhan seperti leaflet
3 Penyuluhan/Pembagian leaflet
mengenai pengertian diare,
gejala dan tanda, pencegahan
dan upaya yang harus
dilakukan untuk menghindari
diare.
Warga RT 15 dapat memahami
dan mengerti tentang diare
Merekomendasikan pada
penduduk untuk melakukan
upaya pencegahan
4 Pembagian leaflet tentang
pengertian caries gigi, gejala
dan tanda, serta upaya yang
harus dilakukan untuk
menghindari caries gigi
Warga RT 15 dapat memahami
dan mengerti tentang caries
gigi
Merekomendasikan pada
penduduk untuk melakukan
upaya pencegahan
5 Pemeriksaan tekanan darah, nadi, dan pemeriksaan gula darah
Warga lansia RT 15
mengetahuai kondisi kesehatan
umumnya
Merekomendasikan kepada
lansia untuk rutin mengukur
tekanan darah, nadi dan gula
darah.
67
68
69