23
20 b. Etiologi Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena : Penurunan masukan, Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, Perdarahan. c. Patofisiologi Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, kekurangan volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan. d. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung pada jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai dengan ketidak seimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan cairan ekstraseluler berat dapat menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut. Universitas Sumatera Utara

askep kasus anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan pada anak dengan diare

Citation preview

Page 1: askep kasus anak

20

b. Etiologi

Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena : Penurunan masukan,

Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal

abnormal, Perdarahan.

c. Patofisiologi

Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan

elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti

ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan

cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju

intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk

mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler.

Secara umum, kekurangan volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu

kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan

dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak

mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan

ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju

lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain

itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan,

dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.

d. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan

hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual,

muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung pada jenis

kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai dengan ketidak seimbangan asam

basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan cairan ekstraseluler berat dapat

menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi

hipolemia adalah dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis

(peningkatan frekuensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan

vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone antideuritik (ADH), dan pelepasan

aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: askep kasus anak

21

e. Komplikasi

Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :

Dehidrasi (ringan, sedang berat), renjatan hipovolemik, kejang pada dehidrasi

hipertonik.

f. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan penunjang.

Penurunan Tekanan Darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik),

peningkatan frekuensi jantung, turgor kulit buruk, lidah kering dan kasar, mata

cekung, peningkatan suhu dan penurunan berat badan akut. Bayi dan anak -

anak: penurunan air mata, depresi fontanel anterior. Pada pasien syok akan

tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan halus, hipotensi terlentang

dan oliguria.

2. Riwayat kesehatan

3. Evalusi status volume cairan

4. Kadar Nitrogen Urea dalam darah (BUN) > 25mg/ 100 ml

5. Peningkatan kadar Hematokrit > 50%

6. Berat jenis urine > 1,025

g. Penatalaksanaan Medis

1. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa

dan elektrolit.

2. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.

3. Rehidrasi oral pada diare pediatrik.

Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena

sesuai pesanan / order dari medis. Catatan : Rehidrasi pada kecepatan yang

berlebihan dapat menyebabkan GGJK (Gagal Ginjal Jantung Kongestif)

4. Tindakan terhadap penyebab dasar.

h. Pedoman Penyuluhan pasien-keluarga

Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut :

1. Tanda dan gejala hipovolemia.

2. Pentingnya mempertahankan masukan adekuat, khususnya pada anak kecil dan

lansia, yang lebih mungkin untuk terjadi dehidrasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: askep kasus anak

22

3. Obat-obatan : nama, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek

samping.

i. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Data Subjektif

a. Kaji batasan karakteristik.

Asupan cairan (jumlah dan jenis), kulit (kering dan turgor), penurunan berat

badan (jumlah dan lamanya), haluaran urine (berkurang dan meningkat)

b. Kaji faktor-faktor yang berhubungan

Diabetes mellitus (diagnosa dan riwayat keluarga/diabetes insipidus), penyakit

jantung, penyakit ginjal, gangguan atau bedah gastrointestinal, penggunaan

alcohol. Pengobatan : laksatif/enema, diuretic dan efek samping yang

mengiritasi saluran pencernaan (antibiotika dan kemoterapi), alergi (makanan

dan susu), panas tinggi/kelembaban, olahraga yang terlalu banyak

mengeluarkan keringat, depresi, nyeri.

Data Objektif

a. Kaji batasan karakteristik

Berat badan sekarang dan sebelum sakit, asupan (1-2 hari terakhir), haluaran

(1-2 hari terakhir), lihat tanda-tanda dehidrasi:

Kulit : mukosa bibir kering, lidah berkerut atau kering, turgor kulit kurang

elastis, warna kulit pucat atau memerah, kelembaban kering atau

diforesis, fontanel bayi cekung dan bola mata cekung.

Urine : jumlah bervariasi sangat banyak atau sedikit, warna kuning tua atau

kuning jernih dan berat jenis naik atau turun.

b. Kaji faktor-faktor yang berhubungan

1. Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan, diare, drainase

intestinal.

2.Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder terhadap

demam atau latihan, luka bakar, fibrosis

sistik.

3. Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial : peritonitis,

obtruksi usus, luka bakar, acites.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: askep kasus anak

23

4. Hemorragik

5. Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.

2. Batasan Karakteristik

a. Mayor :

1. Ketidak cukupan asupan cairan per oral

2.Balance negative antara asupan dan haluaran

3. Penurunan berat badan

4. Kulit/membrane mukosa kering ( turgor menurun)

b. Minor :

1..Peningkatan natrium serum

2. Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebih

3. Urine pekat atau sering berkemih

4. Penurunan turgor kulit

5. Haus, mual/anoreksia

3. Faktor yang berhubungan :

a. Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes

insipidus.

b. Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan

cairan melalui evaporasi akibat luka bakar.

c. Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam, drainase

abnormal, dari luka, diare.

d. Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretic atau alcohol yang

berlebihan.

e. Berhubungan dengan mual, muntah.

f. Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi atau

keletihan.

g. Berhubungan dengan masalah diet.

h. Berhubungan denganpemberian makan perselang dengan konsentrasi tinggi.

i. Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan sendiri

akibat nyeri mulut.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: askep kasus anak

24

4. Tujuan

Menyeimbangkan volume cairan sesuai dengan Kebutuhan tubuh.

5. Kriteria Hasil

Individu akan :

a.Meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml/hari (kecuali bila ada

kontraindikasi).

b.Menceritakan perlunya untuk meningkatkan masukan cairan selama stress

atau panas.

c. Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal.

d. Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi.

6. Intervensi

a. Kaji yang disukai dan yang tidak disukai, beri minuman kesukaan dalam

batas diet.

b. Rencanakan tujuan masukan cairan untuk setiap pergantian (mis;1000 ml

selama pagi, 800 ml sore, dan 200 ml malam hari).

c. Kaji pengertian individu tentang alasan-alasan untuk mempertahankan

hidrasi yang adekuat dan metoda-metoda untuk mencapai tujuan masukan

cairan.

d. Suruh individu mempertahankan laporan yang tertulis dari masukan cairan

dan haluaran urine, jika perlu.

e. Pantau masukan, pastikan sedikitnya 1500 ml peroral setiap 24 jam.

f. Pantau haluaran, pastikan sedikitnya 1000-1500 ml setiap 24 jam.

g. Pantau berat jenis urine

h. Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, kehilangan

berat badan 2%-4% menunjukan dehidrasi ringan, 5%-9% dehidrasi sedang.

i. Ajarkan bahwa kopi, teh, dan jus buah anggur menyebabkan diuresis dan

dapat menambah kehilangan cairan.

j. Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan

muntah, diare, demam, selang drein.

k. Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, urine dan serum

osmolalitas, kreatinin, hematokrit, dan hemoglobim)

Universitas Sumatera Utara

Page 6: askep kasus anak

25

6. Implementasi

Menurut (Doengoes, 2000) implementasi adalah pemberian keperawatan

yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada rencana tindakan

keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan keperawatan yang dilaksanakan

dicatat dalam catatan keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektif,

teknik komukasi terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang

diberikan kapada klien.

7. Evaluasi

Menurut (Doengoes, 2000) evaluasi adalah tingkatan intelektual untuk

melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose

keperawatan,rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.

Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat

diatasi. Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah

dapat diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul

masalah baru. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: askep kasus anak

26

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. K

Umur : 3 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan : Belum sekolah

Pekerjaan : -

Alamat : Jln.Rawa Gg.danau poso no.16 Medan

Tanggal Masuk RS : 03 Juni 2014

No. Register : 04.01.01.2014000377784.001

Ruangan / kamar : Ruang III Anak/melati I

Golongan Darah : A

Tanggal Pengkajian : 04 Juni 2014

Tanggal operasi : Tidak ada rencana operasi

Diagnosa Medis : GE

II. KELUHAN UTAMA

BAB cair lebih dari 6 kali perhari. Mual muntah kurang lebih 10 kali perhari, klien

terlihat lemas.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

a. Provocative/ palliative

1. Apa penyebabnya

Ibu klien mengatakan dua hari sebelum terkena diare, anaknya sering dibawa

jajan ke warung-warung pinggir jalan bersama saudara laki-lakinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: askep kasus anak

27

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Sebelum dibawa ke rumah sakit, setelah diketahuai klien terkena diare, ibu

klien langsung membawanya ke klinik disekitar rumah.

b. Quantity/ quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien tidak dapat mengungkapkan perasaan sakitnya, umur klien masih 3

tahun. Ibu klien mengatakan penyakit tersebut sangat mengganggu

aktifitasnya.

2. Bagaimana dilihat

Klien terlihat lemas, rewel, nafas terlihat cepat, demam (T: 37,50C), mukosa

mulut kering, turgor kulit >3 detik.

c. Region

Nyeri di bagian perut

d. Severity

Nyeri dirasakan di seluruh area perut

e. Time

4-5 kali perhari

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Ibu klien mengatkan klien pernah mengalami penyakit diare sebelumnya ketika

berumur 2 tahun, tetapi tidak dibawa ke rumah sakit.

B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

Klien berobat di klinik tempat dia lahir yang berada didekat rumahnya

C. Pernah dirawat/dioperasi dan lama dirawat

Ibu klien belum pernah dilakukan tindakan operasi sebelumnya.

D. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi, baik alergi makanan atau pun obat-obatan.

E. Imunisasi

Ibu klien mengatakan klien mendapatkan imunisasi lengkap dari posyandu yang

dekat dengan rumahnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: askep kasus anak

28

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Ibu Klien mengatakan sejauh ini tidak mengalami sakit yang serius dan tidak

ada penyakit keturunan.

B. Saudara kandung

Klien memiliki dua saudara kandung berumur 13 tahun dan 8 tahun dan tidak

memiliki riwayat penyakit keturunan

C. Penyakit keturunan yang ada

Ibu klien mengatakan selama ini yang ia ketahui tidak ada penyakit keturunan

dari kedua orang tua.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Ibu klien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan anaknya sekarang

B. Keadaan emosi :

Anak sering menangis dan terlihat gelisah jika tidak ada yang mendampinginya,

terutama ibunya.

C. Hubungan sosial:

1. Orang yang berarti

Menurut ibunya, bagi klien orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah

orang tua dan saudara kandungnya.

2. Hubungan dengan keluarga

Menurut ibunya, klien mengatakan hubungannya dengan semua keluarga

selama ini baik-baik saja, dan ketika ia sakit saudara kandungnya sering

menjenguknya

3. Hubungan dengan orang lain

Ketika dirumah sakit klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain yang ada

diruangan tersebut.

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Ibu klien mengatakan tidak memiliki hambatan saat berhubungan atau

berkomunikasi dengan orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: askep kasus anak

29

D. Spiritual:

1. Nilai dan keyakinan

Klien beragama kristen

2. Kegiatan ibadah

Ibu klien tidak pernah membawa anaknya beribadah setiap minggu karena

masih kecil.

VII. STATUS MENTAL

1. Tingkat kesadaran : Composmentis

2. Penampilan : tidak tampak personal hygine yang buruk

3. Pembicaraan : Saat dilakukan wawancara, klien tidak menjawab

pertanyaan klien hanya menganggukkan

kepalanya jika mengatakan ya dan

menggelengkan kepalanya jika mengatakan

tidak. Pembicaraan dibantu oleh ibu klien.

4. Interaksi selama wawancara : Saat dilakukan wawancara klien tampak tidak

bersedia menjawab pertanyaan yang dianjurkan

perawat. Kontak mata kurang.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

a. Kedaaan Umum

Klien tampak lemas, dan tidak mau diajak bicara, pasien hanya berbaring

ditempat tidur saja.

b. Tanda-tanda vital

− Suhu tubuh : 37,50C

− Tekanan darah : -

− Nadi : 116x/menit

− Pernafasan : 28x/menit

− TB : 98 cm

− BB : 11 kg

c. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : bulat

Universitas Sumatera Utara

Page 11: askep kasus anak

30

- Ubun-ubun : normal, fontanel berada di tengah, tidak terdapat lesi.

- Kulit kepala : bersih.

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran merata, berwarna hitam.

- Bau : normal bau rambut.

- Warna kulit : putih.

Wajah

- Warna kulit : sawo matang.

- Struktur wajah : simetris.

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : normal, simetris antara dextra dan

sinistra,

- Palpebra : normal, dapat menutup dan membuka

mata, tidak ada kemerahan.

- Konjungtiva dan sklera : konjungtiva tidak anemis,

- Pupil : Isokor (sama kanan kiri)

- Kornea dan iris : tidak terdapat peradangan

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal, berada di tengah.

- Lubang hidung : normal, simetris antara dextra dan

sinistra, tidak ada terpasang

selang NGT, tidak ada terpasang

nasal kanul O2.

- Cuping hidung : tidak ada pernapasan cuping

hidung.

Telinga

- Bentuk telinga : simetris antara dextra dan sinistra.

- Ukuran telinga : normal.

- Lubang telinga : normal, bersih, tidak ada otitis media.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: askep kasus anak

31

- Ketajaman pendengaran : normal tidak ada lateralisasi telinga kanan dan

kiri

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Mukosa bibir kering.

- Keadaan gusi : kurang bersih,

- Keadaan lidah : warna permukaan lidah merah keputih-putihan

- Orofaring : normal, tidak terdapat tanda-tanda peradangan

Leher

- Posisi trakea : berada di tengah.

- Tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

- Suara : jelas namun lemah.

- Kelenjar limfa : tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfa.

- Vena jugularis : teraba lemah

- Denyut dan nadi karotis : Teraba, dengan frekuensi 116x/menit

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : kulit bersih.

- Kehangatan : kulit teraba hangat

- Warna : pucat

- Turgor : kembali < 3 detik.

- Kelembaban : kulit teraba kering.

- Kelainan kulit : tidak ada kelainan pada kulit.

Pemeriksaan payudara dan ketiak

Payudara simetris antara dextra sinistra, tidak dijumpai massa, tidak ada trauma,

dan tidak ada pembengkakan pada aksila.

Pemeriksaan torak/dada

- Inspeksi torak : normal, tidak terdapat lesi dan massa.

- Pernafasan : pola nafas reguler 28x/menit.

- Tanda kesulitan bernafas : tidak dijumpai tanda kesulitan bernafas.

Pemeriksaan paru

Tidak dilakukan karena klien tidak bersedia

Pemeriksaan jantung

Tidak dilakukan karena klien tidak bersedia

Universitas Sumatera Utara

Page 13: askep kasus anak

32

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi : normal, tidak ada massa, tidak ada truma, bentuk abdomen

datar.

- Auskultasi : peristaltik 36x/menit.

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak dijumpai massa, tanda acites (-).

- Perkusi : Timpani.

Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas

- Kesimetrisan : simetris antara dextra sinistra.

- Edema : Tidak terdapat edema

Pemeriksaan neurologi

- Nervus olfactorius : normal

- Nervus optikus : mampu melihat gambar dalam jarak 1 meter.

- Nervus okulamotorik,

Troclehar, dan Abducen : bola mata dapat melihat kearah.vertical,

horizontal, dan rotatoar, pupil isokor, pupil

mengecil ketika diberi rangsangan cahaya.

- Nervus trigeminus : otot masetter dan temporalis sebagai otot

mengunyah normal.

- Nervus facialis : klien dapat menggelembungkan pipi,

mengerutkan dahi

- Nervus cholearis : klien dapat mendengarkan bunyi arloji.

- Nervus glosofaringeus : uvula berada di tengah, tidak ada tanda

meradang.

- Nervus vagus : klien mampu menelan.

- Nervus Accecoris : tidak dilakukan pemeriksaan karena

dikhawatirkan klien mengeluarkan energi lebih.

- Nervus Hypoglosus : klien dapat menjulurkan lidah, dan menggulung.

Fungsi motorik : klien dapat mengangkat tangan, mengangkat kaki

dan memiringkan badan.

Fungsi sensorik : klien mampu membedakan benda yang tumpul

dan tajam, dapat meraba benda yang bertekstur

Universitas Sumatera Utara

Page 14: askep kasus anak

33

halus dan kasar, dapat membedakan panas dan

dingin.

Reflek : tidak dilakukan pemeriksaan.

IX. SEHARI-HARI POLA KEBIASAAN

I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : 3(tiga) kali

- Nafsu/ selera makan : klien hanya menghabiskan 1/3 dari porsi nasi

- Nyeri ulu hati : klien mengatakan tidak merasakan adanya nyeri

ulu hati

- Alergi : ibu klien mengatakan tidak ada riwayat alergi

makanan

- Mual dan muntah : ibu klien mengatakan selalu mual muntah

- Pemberian makan : pagi (08.00), siang (13.00), malam (18.00)

- Jumlah dan jenis : satu porsi bubur dan buah.

- Waktu pemberian : ketika klien merasa haus dan saat datang jadwal

makan atau minum obat.

- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan atau mengunyah):

Ibu klien mengatakan tidak memiliki masalah kesulitan menelan atau

mengunyah.

II. Perawatan Diri/ personal hygiene

- Tubuh : Ibu klien mengatakan akan mandi satu kali dalam sehari

walau dalam kondisi sakit.

- Gigi dan Mulut : klien selalu menyikat giginya setiap kali ia mandi

- Kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan klien terlihat bersih

III. Pola kegiatan/aktivitas

- Untuk kegiatan makan,mandi,mengganti pakaian serta eliminasi dibantu oleh ibu

klien

IV. Pola Eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : BAB 4-6x/hari

- Karakter feses : cair dan agak kuning kecoklatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: askep kasus anak

34

- Riwayat perdarahan : klien tidak memiliki riwayat perdarahan saat BAB.

- BAB terakhir : konsistensinya masih cair.

- Diare : klien terkena diare sejak dua hari yang lalu.

2. BAK

- Pola BAK : 2-4 kali perhari

- Karakter urine : kuning dengan jumlah urin sedikit

- Nyeri / kesulitan BAK : klien mengatakan tidak ada kesulitan untuk BAK

Universitas Sumatera Utara

Page 16: askep kasus anak

35

ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah keperawatan

1 2.

DS: - Ibu klien mengatakan BAB encer lebih dari 6x

- Ibu klien mengatakan warna facesnya kecoklatan

- klien mengatakan perutnya terasa nyeri

- Konsistensi feces cair

DO

- keadaan umum : lemah

- kesadaran : composmentis

- Mukosa bibir kering

- Mata cekung

- BAB encer ± 4-6x

- Peristaltik usus 36 kali/menit

- Vital sign:

HR : 116 kali/menit

RR : 28 kali/menit

SB : 37ºc

- Terpasang IVFD RL 20 Tpm

DS: ibu klien merasa

cemas dengan penyakit

yang di derita anaknya

Masukan makanan/minuman yang terkontaminsai kuman Infeksi mukosa usus Makanan tidak dapat diserap Tekanan osmotic pada rongga usus meninggi BAB cair (cairan & elektolit banyak keluar) Kekurangan volume cairan dan elektrolit Cemas

Kekurangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh Kurang pengetahuan/informasi

Universitas Sumatera Utara

Page 17: askep kasus anak

36

DO: ibu klien nampak

cemas pada saat di

rumah sakit.

Rumusan masalah:

1. Kekurangan volume cairan

2. Kurang pengetahuan

Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan dan Elektrolit kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan output berlebihan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: askep kasus anak

37

Perencanaan keperawatan dan rasional

Hari/tanggal No DX

Perencanaan keperawatan Rasional

Tujuan dan kriteria hasil:

Tujuan Jangka Panjang:

• kekurangan volume cairan akan

teratasi dibuktikan oleh adanya

keseimbangan

cairan,keseimbangan elektrolit dan

asam basa,hidrasi yang adekuat dan

status nutrisi yang baik

Tujuan Jangka Pendek:

• jumlah makanan dan cairan yang

masuk kedalam tubuh terpenuhi

selama priode 24 jam

Kriteria Hasil:

1. tidak mengalami haus

2. Menampilkan hidrasi yang baik

(membran mukosa lembab, mampu

berkeringat, turgor kulit bagus,

mata kembali normal/tidak cekung)

3. memiliki asupan cairan oral dan/

intravena yang adekuat.

1. Tingktkan asupan oral, misalnya

sediakan sedotan, beri cairan/

minum diantara waktu makan yaitu

susu,air putih tetapi yang tidak

memperburuk kondisi anak, dan

berikan cairan sesuai kebutuhan.

1. Meningkatkan

keseimbangan cairan

dan mencegah

komplikasi akibat

kadar cairan yang

abnormal atau yang

tidak diharapkan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: askep kasus anak

38

2.Pantau status hidarsi yaitu

kelembaban kulit dan membran

mukosa, keadekuatan nadi,

3. Sesekali ubah posisi pasien

4. Pemantauan Cairan (pantau warna,

jumlah, dan frekuensi kehilangan

cairan, identifikasi faktor pengaruh

terhadap baertambah buruknya

dehidrasi misalnya karena obat-

obatan, atau stress serta keadaan

cemas).

5. Manajemen Nutrisi (lakukan hignine

oral sesuai kebutuhan, tentukan

jumlah cairan yang masuk dalm 24

jam, hitung asupan yang diinginkan

sepanjang sif pagi, sore atau malam).

6. Pantau hasil laboratorium yang

relevan dengan keseimbangan

cairan, misalnya kadar hematokrit,

BUN, albumin, protein total, serta

berat jenis urin (laporkan

abnormalitas elektrolit).

2. mencegah dehidrasi

3. Mencegah Iritasi

4. mengumpulkan dan

menganalisis data

pasien untuk

mengatur

keseimbangan cairan

5.membantu atau

menyediakan asupan

makanan dan cairan

dalam diet seimbang

6. mengatur dan

mencegah

komplikasi akibat

perubahan kadar

cairan dan elektrolit.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: askep kasus anak

39

7. berikan terapi IV (intravena) sesuai

program serta berikan ketentuan

penggantian NGT berdasarkan

haluaran, sesuai dengan kebutuhan.

8. anjurkan pasien atau

keluarga untuk

menginformasikan

perawat bila pasien haus,

serta ajarkan keluarga

tentang cara memantau

asupan dan haluaran

(misalnya dalam pispot

atau urinal)

7.memberikan dan

memantau cairan

dan obat intravena,

serta

mengembangkan

volume cairan

intravaskular pada

pasien yang

mengalami

penurunan volume

cairan.

8. mengumpulkan dan

menganalisis data

pasien untuk

mengatur

keseimbangan cairan.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: askep kasus anak

40

Pelaksanaan Keperawatan

Hari/tanggal Pukul Implementasi kep Evaluasi (SOAP)

Kamis

14.00 14.30 16.00 16.15 16.40 18.00 19.00 20.00 1

1. Observasi tanda-tanda vital

T : 37,5 0 C

HR: 116x/menit

RR : 28x/menit

2. Memonitor intek dan out put

3. Memberitahukan kepada orang

tua agar memberikan banyak

minum agar tidak terjadi

dehidrasi.

4.Mengajarkan pasien makan sedikit

tetapi sering.

5.Memonitor suhu tubuh setiap 2

jam

6. Memberi injeksi

7.Memberi makan pasien

8. Menganjurkan kepada keluarga

agar pasien istirahat

9. Mengukur TTV

10. Memantau input dan output

11. Mengukur TTV

S: Ibu pasien

mengatakan bahwa

pasien masih lemas,

demam. Nafsu

makan berkurang,

pasien hanya

mampu makan

150cc dan minum

240 ml.

O:Turgor kulit pasien

jelek. BAB 6x/hari

dengan konsistensi

feses cair, berlendir

dan berwarna

kuning.

bibir kering, mata

cekung

A: Masih belum

teratasi

P: Intervensi

dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: askep kasus anak

41

Jum’at

08.30 09.00 09.30 10.00 10.20 12.00 13.00

1. Observasi tanda-tanda vital

2. Memonitor intek dan out put 3. Memberitahukan kepada orang

tua agar memberikan banyak

minum agar tidak terjadi

dehidrasi.

4. Mengajarkan pasien makan

sedikit tetapi sering.

5. Memonitor suhu tubuh setiap 2

jam

6. Memberi makan pasien

7. Memantau keadaan pasien

S: Ibu pasien

mengatakan bahwa

pasien masih lemas,

demam turun T:

36,5. pasien mampu

makan 200 cc.

O:Turgor kulit kurang

kembali selama 2

detik.

BAB 4x/hari

dengan konsistensi

feses cair, berwarna

kuning. Bibir kering

A: Masih belum

teratasi

P: Intervensi

dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 23: askep kasus anak

42

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Pengkajian yang dilakukan kepada An.K didapatkan data subjektif yaitu: ibu

klien mengatajan bahwa anaknya panas,rewel,merengek. Sedangkan data

objektif adalah hasil dari TTV.

b. Diagnosa keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian yaitu:

Kekurangan volume cairan dan Elektrolit b/d output berlebih

c. Intervensi keperawatan yaitu dapat memnuhi asupan oral secara adekuat

sehingga pemenuhan kebutuhan cairan dapat terpenuhi.

d. Implementasi yang dilakukan yaitu: mengobservasi TTV,memntau input dan

output, mengganti cairan infuse.

e. Evaluasi yang dilaksanakan selama dua hari masalah keperawatan belum teratasi

karena klien belum mampu mencukupi asupan kebutuhan nutrisi dan cairan

secara adekuat

B. Saran

a. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien seoptimal

mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

b. Bagi Institusi

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang

merupakan fasilitas mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

melalui praktek klinik.

c. Bagi Penulis

penulis berharap bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya pada pasien

dengan kekurangan volume cairan

Universitas Sumatera Utara