Askep Kanker ovarium

  • Upload
    boin20

  • View
    128

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep

Citation preview

Kanker ovarium

Kanker ovariumRika H

A. PengertianKanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beranekaragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam(Smeltzer & Bare, 2002).2. Anatomi ovariumOvarium disebut juga indung telurDi dalam ovarium terdapat jaringan bulbus dan tubulus yang menghasilkan telur (ovum) dan ovariumhanya terdapat pada wanita, letaknya di dalam pelvis di kiri kananuterus, membentuk, mengembang serta melepaskan ovum danmenimbulkan sifat-sifat kewanitaan, misalnya : pelvis yang membesar, timbulnya siklus menstruasi.Bentuk ovarium bulat telur beratnya 5-6 kg, bagian dalam ovariumdisebut medulla ovary di buat di jaringan ikat, jaringan yang banyakmengandung kapiler darah dan serabut kapiler saraf, bagian luar bernama korteks ovary, terdiri dari folikel-folikel yaitu kantong-kantong kecil yang berdinding epithelium dan berisi ovum

3. Etiologibiasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga sulit ditemukan Ketika lesi berkembang dan timbul gejala, sering kali sudah bukan stadium diniPenyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan hormonal berperan penting dalam patogenesisnya. beberapa teori yang menjelaskan tentang etiologikanker ovarium, diantaranya:1. Hipotesis incessant ovulation, menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.

2. Hipotesis androgen, Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.4. PatofisiologiPertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi jaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth, 2002).1. Akibat PertumbuhanAdanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut, tekanan terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang besar dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit.2. Akibat aktivitas hormonalPada umumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.3. Akibat Komplikasia. Perdarahan ke dalam kista : Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak sekonyong-konyong dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan menimbulkan nyeri perut.b. Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui ligamentum infundibulo pelvikum terhadap peritonium parietal dan menimbulkan rasa sakit.c. Infeksi pada tumorInfeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman patogen seperti appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akutd. Robekan dinding kistaRobekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan dapat sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus.e. Perubahan keganasanDapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadapkemungkinan perubahan keganasan (Wiknjosastro,1999).5. Manifestasi klinisStadium Awala. Gangguan haidb. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum)c. Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria)d. Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium)e. Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul)f. Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhanrambut2. Stadium Lanjuta. Asitesb. Penyebaran ke omentum (lemak perut)c. Perut membuncitd. Kembung dan muale. Gangguan nafsu makanf. Gangguan BAB dan BAKg. Sesak nafash. Dyspepsia6. Patofisiologi

Tahap-tahap kanker ovarium (Price, 2002) :Stadium I : Pertumbuhan terbatas pada ovariumStadium II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan perluasan pelvisStadium III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis diluar pelvis atau nodus inguinal atau retro peritoneal positifStadium IV : Pertumbuhan mencakup satu / kedua ovarium dengan metastasis jauh.Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International of Ginecologies and Obstetricians ) 1987, adalah :STADIUM I > pertumbuhan terbatas pada ovarium1. Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.2. Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.3. Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.

STADIUM II > Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul1. Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba2. Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya3. Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.

STADIUM III > tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum.1. Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.2. Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negativ.3. Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.

STADIUM IV > pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.

Komplikasi1. AsitesKanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke strukturstruktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul.2. Efusi PleuraDari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe menuju pleura.Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga muncul masalah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus, asites fistula dan edema ekstremitas bawahPemeriksaan penunjangUSG dengan Doppler untuk menentukan arus darah Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRIPemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta HCG dan alfafetoprotein

Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :Kista cepat membesarKista pada usia remaja atau pascamenopauseKista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutanKista dengan bagian padatTumor pada ovarium

Pola pemberian kemoterapia. Kemoterapi InduksiDitujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor ataujumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar(Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.

b. Kemoterapi AdjuvanBiasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).c. Kemoterapi PrimerDimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi.d. Kemoterapi Neo-AdjuvanDiberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.Cara pemberian obat kemoterapia. Intra vena (IV)Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelan-pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 120 menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion pump upaya lebih akurat tetesannya.b. Intra tekal (IT)Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.c. Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi,tujuannya untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini antara lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.d. OralPemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran, Alkeran,Myleran, Natulan, Puri-netol, hydrea, Tegafur, Xeloda,Gleevec.e. Subkutan dan intramuskularPemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-Asparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis.Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberianBleomycin.f. Topikalg. Intra arterial: Intracavityh. Intraperitoneal/IntrapleuralIntraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yangbanyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin.Pemberian intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk mengehentikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak ,contohnya Bleocin.Tujuan pemberian kemoterapia. Pengobatanb. Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.c. Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.d. Mengurangi komplikasi akibat metastase.Efek samping kemoterapia. Efek samping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam 24 jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.b. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia dan stomatitis.c. Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang timbul dalam beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer, neuropati.d. Effek samping yang terjadi kemudian (Late Side Effects) yang timbul dalam beberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder.Penatalaksanaan1. PembedahanMerupakan pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh insiden dan seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri.2. BiopsiDilakukan di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung, untuk mendukung pembedahan.3. Second look LaparotomiUntuk memastikan pemasantan secara radioterapi atau kemoterapi lazim dilakukan laparotomi kedua bahkan sampai ketiga.4. KemoterapiMerupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor ganas ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens alkylating seperti itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic seperti : Mtx / metrotrex xate dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).5. Penanganan lanjuta. Sampai satu tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan sekalib. Sampai 3 bulan setelah penanganan, setiap 4 bulanc. Sampai 5 tahun penanganan, setiap 6 buland. Seterusnya tiap 1 tahun sekaliAsuhan keperawatanPengkajian fokus meliputi:1. Aktivitas dan IstirahatGejala : Kelemahan / keletihanPerubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari,adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidurmisal, nyeri, ansietas, berkeringat malam.2. SirkulasiGejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengeragan kerja.Tanda : Perubahan pada TD.3. Integritas egoGejala : Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (missal, merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual).Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.4. EliminasiGejala : Perubahan pada pola defekasi missal, darah pada feses, nyeri pada defekasi.Perubahan pada eliminasi urinarius masal, nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.5. Makanan / cairanGejala : Kebiasaan diet buruk (missal, rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).Anoreksia, mual/muntah.Perubahan pada berat badan,penurunan beratbadan,berkurangnya masa otot.Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.6. NeurosensoriGejala : Pusing, sinkope.7. Nyeri / kenyamananGejala : Tidak ada nyeri/derajat bervariasi missal, ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat.8. PernafasanGejala : Merokok (Tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok, pemajanan asbes).9. KeamananGejala : Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi10. SeksualitasGejala : Masalah seksual misalnya, dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan.Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahunMultigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini,herpes genital.11. Interaksi sosialGejala : Ketidakeadekuatan/kelemahan system pendukung.Riwayat perkawinan ( berkenaan dengan kepuasan di rumah,dukungan/bantuan)Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran.

(Doenges, 2001)Fokus Intervensi dan Rasional1. Nyeri akut b/d proses penyakit (kompresi / destruksi, jaringan saraf, infiltrasi saraf, obstruksi jaringan saraf, inflamasi)Tujuan : Nyeri hilang atau nyeri berkurang dengan KH : 1) Klien mengatakan nyeri hilang atau berkurang2) klien tampak rileks tidak menahan nyeri3) mengikuti aturan farmakologis yang ditentukanIntervensi :a. Kaji skala nyeri misal : lokasi, durasi, frekuensi dan intensitasb. Dorong penggunaan ketrampilan manajemen nyeric. Berikan tindakan kenyamanan dasar, misal : gosok punggung dan aktivitas hiburand. Evaluasi penghilangan nyeri / kontrole. Evaluasi sadarai terapi tertentu, misal : pembedahan, radiasi, kemoterapif. Kolaborasi : Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter berikan analgetik2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status hipermetabolik, konsekuensi kemoterapi, radiasi, pembedahan, distress emosional, keletihanTujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi denganKH : 1. BB stabil, tidak terdapat tanda malnutrisi2. Pengungkapan pemohonan pengaruh individual padamasukan adekuat3. Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan, peningkatan nafsu makanIntervensi :a. Pantau masukan makanan setiap harib. Ukur BB, TB, dan ketebalan kulit trisepc. Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient denganmasukan cairan adekuat, dorong penggunaan supplement dan makan sedikit tapi seringd.Kontrol faktor lingkungan, hindari terlalu manis, berlemak atau pedase.Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksiaf. Kolaborasi : tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi3. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi, malunutrisi, proses penyakit kronisTujuan : Tidak terjadi infeksi atau infeksi terhindar denganKH : 1. Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam intervensi untuk mencegah / mengurangi resiko infeksi2. Tetap tidak demam dan mencapai pemulihan tepat pada waktunyaIntervensi :a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik, batasi pengunjungyang mengalami infeksi tempatkan pada isolasi sesuai indikasib. Tekankan hygiene personalc. Pantau suhud.Kaji adanya tanda-tanda infeksie.Tingkatkan istirahat adekuat / periode latihanf. Kolaborasi : Laboratorium : Jumlah granulosit dan trombosit sesuaibatas normalg. Dapatkan kultur sesuai indikasih. Berikan antibiotik sesuai kolaborasi