28
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS KEPERAWATAN JIWA LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM 1. Masalah Utama : Perubahan isi pikir : waham 2. Proses terjadinya masalah a. Pengertian Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (1). Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung (2).

ASKEP JIWA WAHAM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep waham

Citation preview

Page 1: ASKEP JIWA WAHAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

1. Masalah Utama :

Perubahan isi pikir : waham

2. Proses terjadinya masalah

a. Pengertian

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang

salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar

belakang budaya klien (1).

Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang

diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang

kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak

mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain,

lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai

lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung (2).

b. Penyebab

Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri

rendah. Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif

terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa

gagal mencapai keinginan.(3)

c. Akibat

Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang

ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi,

pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat

Page 2: ASKEP JIWA WAHAM

yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan

lingkungan.

3. a. Pohon masalah

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan :

a.Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b. Kerusakan komunikasi : verbal

c. Perubahan isi pikir : waham

d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2.Data yang perlu dikaji :

a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

1). Data subjektif

Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada

seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang

mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak

barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri

KerusakanKerusakan komunikasi verbalkomunikasi verbal

Resiko tinggiResiko tinggi mencederai diri, orangmencederai diri, orang

lain dan lingkunganlain dan lingkungan

Perubahan isiPerubahan isi pikir : wahampikir : waham

Gangguan konsepGangguan konsep diri : harga diri rendahdiri : harga diri rendah

Page 3: ASKEP JIWA WAHAM

2). Data objektif

Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara

menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar

barang-barang.

b. Kerusakan komunikasi : verbal

1). Data subjektif

klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik

2). Data objektif

Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang

didengar dan kontak mata kurang

c. Perubahan isi piker : waham ( ………….)

1). Data subjektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,

kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara

berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.

2). Data objektif :

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,

merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat

waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah

klien tegang, mudah tersinggung

d. Gangguan harga diri rendah

1). Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,

bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu

terhadap diri sendiri

2). Data objektif

klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

Page 4: ASKEP JIWA WAHAM

4. Diagnosa Keperawatan

a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan

dengan waham

b. Resiko mencederai diri, orang lain dan

lingkungan berhubungan dengan waham

c. Perubahan isi pikir :

waham(……………..)berhubungan dengan harga diri rendah.

5. Rencana Keperawatan

Diagnosa 1

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham

a. Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal

b. Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Rasional : hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran

hubungan interaksinya

Tindakan :

1.1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).

1.2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat

menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai

ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai

ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.

1.3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi:

katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat

yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan

klien sendirian.

1.4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan

perawatan diri

Page 5: ASKEP JIWA WAHAM

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Rasional : dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan

memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang

bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya

Tindakan :

2.1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang

realistis.

2.2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada

waktu lalu dan saat ini yang realistis.

2.3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan

untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari

dan perawatan diri).

2.4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan

sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa

klien sangat penting.

3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Rasional : dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi

perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih

memperhatikan kebutuhan kien tersebut sehungga klien merasa

nyaman dan aman

Tindakan :

3.1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

3.2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi

baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas,

marah).

Page 6: ASKEP JIWA WAHAM

3.3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan

timbulnya waham.

3.4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi

kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika

mungkin).

3.5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk

menggunakan wahamnya.

4. Klien dapat berhubungan dengan realitas

Rasional : menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu

lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien

dapat menghilangkan waham yang ada

Tindakan :

4.1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas

(diri, orang lain, tempat dan waktu).

4.2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas

kelompok : orientasi realitas.

4.3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang

dilakukan klien

5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan

mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek

dan efek samping obat

Tindakan :

5.1. Diskusikan dengan kiten tentang nama

obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat.

5.2. Bantu klien menggunakan obat

dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).

Page 7: ASKEP JIWA WAHAM

5.3. Anjurkan klien membicarakan efek

dan efek samping obat yang dirasakan.

5.4. Beri reinforcement bila klien minum

obat yang benar.

6. Klien dapat dukungan dari keluarga

Rasional : dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan

mambentu proses penyembuhan klien

Tindakan :

6.1. Diskusikan dengan keluarga

melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara merawat

klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

6.2. Beri reinforcement atas

keterlibatan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

1. Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino

Gondoutomo. 2003

2. Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999

3. Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.

Bandung: RSJP.2000

4. Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman

untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998

5. …………..Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang.

20 – 22 Novembr 2004. unpublished

Semarang, 23 Mei 2005

Pembimbing Mahasiswa

Page 8: ASKEP JIWA WAHAM

Rohani Aziz, SK.p Sugiharti Kumala Dwi PW

G6B 205 038

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWAWAHAM KEBESARAN PADA KLIEN Sdr. SW

DI R.X RSJ DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

I. IDENTITAS PASIEN

Inisial : Sdr. SW

Umur : 29 Tahun

Alamat : Pati

Pendidikan : SMA

Tanggal pengkajian : 18 Mei 2005

II. ALASAN MASUK

Page 9: ASKEP JIWA WAHAM

Klien dibawa ke rumah sakit karena bicara kacau, mengamuk dengan cara

melempar barang-barang, mengancam keluarganya.

Masalah : resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

III. FAKTOR PREDISPOSISI

Klien pernah dirawat di rumah sakit, ini adalah untuk yang 3x. Selama proses

penyembuhan di rumah, tidak ada yang mengontrol pengobatannya. Klien

minum obat sendiri, karena oleh keluarga dianggap sudah sembuh.

Dalam keluarga secara genogram tidak ada yang menderita gangguan jiwa

seperti pasien. Setelah lulus sekolah SMA pasien menjadi melanjutkan ke

UNTAG tetapi hanya 1 semester saja, kemudian mencoba mencari pekerjaan

tidak dapat-dapat. Pernah bekerja menjadi juru karcis pada salah satu stadion

tapi terus keluar.

Dalam keluarga klien mengatakan benci terhadap kakaknya G karena merasa

cemburu bila klien berbicara dengan istri kakaknya.

Masalah :

Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik dan Koping, keluarga

inefektif ; ketidakmampuan

Harga diri rendah

IV. FISIK

Tanda-tanda vital : T : 120 / 70 mmHg RR : 18 x/ menit

N : 78 x / menit S : 37 o C

BB :49 Kg TB : 153 cm

PEMERIKSAAN FISIK :

Kepala : rambut hitam, kotor tetapi tidak ada ketombe, kering

Mata : ada serumen di sudut mata, konjungtiva tidak anemis, sclera

putih

Telinga : bersih, tidak mengalami penurunan pendengaran

Hidung : bersih, tidak ada masalah dengan peghiduan

Page 10: ASKEP JIWA WAHAM

Mulut dan gigi: gigi kekuningan, tanggal 5 gigi klien mengatakan tetap gososk

gigi sehari 2 kali pagi dan sore

Dada : retraksi dada kuat, simetris, tidak ada keluhan nyeri dada

Abdomen : tidak ditemukan asites, ataupun adanya massa

Ekstremitas Atas & bawah : kulit kering, bersisik, kuku tangan dan kaki bersih

Tangan kanan bertato : “Nabi Mohammad”, tangan kiri : “Donya Kiamat”

Keluhan fisik yang dirasakan pasien adalah badan lemas dan kadang pusing.

V. PSIKOSOSIAL

6. Genogram

28

Keterangan :

: Klien : laki-laki

: Meninggal : wanita

: Tinggal Serumah

Komunikasi dalam keluarga tidak mengalami hambatan. Klien tinggal satu

rumah dengan ibu kandungnya, ayah sudah meninggal. Hambatan dalam

komunikasi keluarga hanya pada hubungan dengan kakak kandung no 1 (Mas

G), dimana klien merasa komunikasinya kurang harmonis karena klien selalu

Page 11: ASKEP JIWA WAHAM

merasa dimarah oleh sang kakak, sang kakak merasa cemburu jika Sdr. SW

datang kerumahnya dan menemui istrinya.

7. Konsep diri

a. Citra tubuh

Kien mengatakan bahwa keseluruhan bagian tubuhnya dari kepala

sampai dengan kaki disenangi. Tidak ada yang tidak disenangi.

b. Ideal diri

Saat ini yang menjadi keinginan pasien bisa sembuh trus di jemput

pulang dan bisa bekerja, lalu bisa menikah dan punya anak. Pasien

sebelum masuk RSJ tidak mempunyai pekerjaan, di rumah hanya

duduk-duduk saja..

c. Peran

Tugas klien sebelum sakit, selama dirumah tidak banyak, biasanya

memberi makan ayam dan burung, menyapu dll jarang dilakukan. Klien

senang dengan peran yang diterima di rumahnya. Di masyarakat, klien

tidak pernah menjadi pengurus Karang taruna, tetapi aktif ikut dengan

teman-teman pemuda kalau ada acara olah raga : sepakbola.

d. Identitas diri

Sebelum dirawat di RSJ, klien tidak bekerja, hanya duduk-duduk saja,

merasa terganggu dengan predikat pengangguran.Di rumah klien senang

bisa berkumpul bersama dengan teman-teman karang taruna Yang

dikeluhkan klien saat ini adalah merasa tidak enak sama tetangga, dicap

sebagai laki-laki pengangguran

e. Harga diri

Pasien merasa kalau dirinya menjadi anak yang baik, teman-teman main

juga banyak. Tetapi karena belum bekerja dan cuma dirumah saja sang

kakak sering marah-marah sering marah pada klien. Disamping itu sang

kakak melarang klien kerumahnya apalagi disaat sang kakak tidak di

Page 12: ASKEP JIWA WAHAM

rumah. Klien mengatakan sang kakak merasa cemburu kalau klien ke

rumah dan menemui istrinya. Padahal klien Cuma ingin menonton TV

saja, dan ketemu dengan keponakan. Klien juga mengatakan dia masuk

rumah sakit ini juga karena dianggap sakit oleh sang kakak jadi

dimasukkan ke RSJ

Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah

3. Hubungan Sosial

Pasien mengatakan kalau dirinya senang dengan kumpul-kumpul bersama

karang taruna tetapi hanya sebatas bermain sepakbola, teman-teman dan

lingkungan masih mau menerima dia.

4. Spiritual

Agama pasien adalah Islam tetapi klien tidak menjalankan sholat. Alasan

karena Tuhan sudah datang dan membisikkan padanya bahwa dia adalah

Nabi Muhammad. Jadi tidak sholat Tuhan tidak bakalan marah.

Masalah :

Halusinasi dengar

Waham keagamaan

VI. STATUS MENTAL

1. Aktivitas motorik

Tidak menunjukan adanya gelisah ataupun lesu.

2. Interaksi selama wawancara

Selama proses wawancara klien kooperatif, kontak mata baik dengan

perawat dan pasien lain. Tidak bermusuhan. Tetapi kadang cenderung

defensive dalam hal wahamnya karena klien selalu berusaha

mempertahankan pendapat dan kebenaran bahwa dirinya adalah Nabi

Muhammad.

Page 13: ASKEP JIWA WAHAM

3. Memori

Klien masih mampu mengingat memori baik jangka panjang dan memori

jangka pendeknya dengan baik.

4. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Klien mampu berkonsentrasi dengan baik ketika menjawab pertanyaan dari

perawat dan mampu melalakukan penghitungan angka-angka dengan baik.

5. Kemampuan Penilaian

Klien tidak mengalami gangguan penilaian baik yang ringan ataupun yang

bermakna. Klien mampu mengambil keputusan yang sederhana tanpa harus

di bantu orang lain.

6. Persepsi

Klien dahulu selama di rumah sering mendengar suara-suara yang asalnya

dari Tuhan yang mengatakan dialah sang wahyu sang Nabi Muhammad itu.

Klien juga mengatakan pernah Tuhan datang menemui dirinya. Orang lain

tidak akan mampu melihat Tuhan.

Masalah : halusinasi dengar dan lihat

7. Alam perasaan

Pasien tidak merasa sedih ataupun, putus asa. Klien hanya merasa kenapa

keluarganya belum datang ke Rumah Sakit untuk menjemputnya. Padahal

klien merasa tidak sakit.

8. Proses Pikir

Dalam wawancara klien tidak mengalami gangguan dalam pembicaraan,

tidak berbelit-belit dan sampai pada tujuan.

9. Isi pikir

Klien menganggap dirinya Nadi Muhamad. Klien mengatakan sering dahulu

mendengar suara dan bertemu dengan Tuhan dan Tuhan mengatakan bahwa

dia adalah Nabi Muhammad itu. Kuburan Nabi Muhammad di Mekkah itu

bohong..

Masalah keperawatan : Proses pikir, perubahan: waham keagamaan

10. Tingkat kesadaran

Page 14: ASKEP JIWA WAHAM

Pasien terlihat biasa saja, tidak menunjukkan adanya bingung dll. Klien

masih mampu berorientasi terhadap waktu tempat, tanggal dl, klien hanya

menunggu tidak sabar kenapa saudaranya belum datang menjemputnya.

11. Daya tilik diri

Pasien mengingkari penyakit yang diderita dan merasa tidak sakit. Klien

mengatakan kalau Tuhan datang dan membisikkan padanya bahwa dia

adalah Nabi Muhammad kenapa di bilang sakit oleh kakaknya dan

keluarganya.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

Klien makan sehari 3 kali dengan menu yang disediakan di RSJ. Mengganti

pakaian kalau ada instruksi untuk mengganti.

2. Kehidupan sehari-hari

Klien mampu melakukan BAB dan BAK sendiri. Klien juga mampu

membersihkan diri setelah BAB atau BAK, mampu mengganti pakaian

sendiri tetapi menunggu ada kata “ganti baju Pak T”, Klien bisa mandi

sendiri sehari 2X, tetapi jarang gosok gigi. Klien mampu mengenakan

pakaian sendiri, dalam berpakaian sesuai dengan yang harus dipakai. Klien

mampu merapikan diri dengan menyisir rambut tetapi klien jarang mencuci

rambut memakai sampo.

3. Nutrisi

Klien makan sehari 3 kali dengan menu yang disediakan di RSJ dan selalu

dihabiskan. Klien suka dengan minuman susu. Berat badan stabil, kadang

naik kadang turun tetapi tidak terlalu berlebihan. BB sekarang 49 kg

4. Istirahat dan tidur

Klien bisa tidur, dalam sehari tidur 5-6 jam, siang hari klien bisa tidur

walaupun tidak sering. Persiapan klien sebelum tidak ada biasanya ngantuk

langsung ke tempat tidur, melamun sebentar dan tidur kemudian. Sedangkan

Page 15: ASKEP JIWA WAHAM

aktivitas setelah bangun tidur adalah klien pergi ke kamar mandi untuk

mencuci muka.

5. Penggunaan Obat

Klien selama di RSJ diberi obat sehari 2 x yaitu bersamaan makan pagi dan

makan malam. Reaksi obat yang dirasakan tidak ada

6. Pemeliharaan Kesehatan

Dari keluarga tidak mendapatkan informasi. Klien mengatakan biasanya

kalau yang membawa kontrol adalah ibunya (merupakan sistem pendukung

klien yang paling dekat) Jika ada keluhan biasanya ibunya juga membawa ke

puskesmas terdekat.

7. Kegiatan didalam rumah

Klien menyatakan nanti kalau sampai dirumah akan membantu ibunya untuk

bekerja seperti menyapu rumah, mencuci baju Klien juga berjanji akan

selalu membicarakan permasalahan dengan keluarga.

8. Kegiatan diluar rumah

Hanya kegiatan bermain sepakbola dengan karang taruna yang biasa diikuti

klien /masyarakat.

VIII. MEKANISME KOPING

Sebelum masuk RSJ kien jika marah maka dia akan mengamuk dengan cara

melempar barang-barang. Tetapi setelah di RSJ mengamuk itu sudah tidak

dirasakan lagi.

Masalah : resti mencederai diri, orang ain dan lingkungan

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL

Pasien mempunyai merasa tidak mempunyai masalah dengan keluarganya

termasuk dengan lingkungan masyarakat sekitar didaerahnya. Tetapi ketika

dengan Kakaknya G, klien merasa dibohongi dan sering dimarah-marah.

X. PENGETAHUAN

Page 16: ASKEP JIWA WAHAM

Pasien mengatakan pernah sekolah selesai SMU di UNTAG fakultas hokum tetapi

hanya sampai semester 1 saja. Klien merasa bahwa selama sekolah tidak pernah

juara dan tidak bodo-bodo amat.

XI. ASPEK MEDIK

Diagnosa medik: Skizofrenia Paranoid

Terapi medik : (dari tanggal 7 Mei 2005 s/d 21 Mei 2005)

Chlorpromazine 2 X 100 mg

Trihexylphenidil 2 X 2 mgHaloperidol 2 X 5 mg

7 Mei 2005 Injeksi Diasepam 1 ampul

Pemeriksaan lab : tgl 9 Meil 2005

WbC : 6.8 K/ ul Glukosa Sewaktu : 99 mg / 100 ml

Lym : 21 %/L Urea : 32,1mg / 100 ml

RBC : 5.62 / ul Creatinin : 1.88 mg / 100 ml

LED 1 jam : 4 mm / jam Cholesterol : 165 mg / 100 ml

LED 2 jam : 8 mm / jam Trigliserid : 196 mg / 100 ml

Protein Total : 6,70 mg/ 100 ml SGOT : 16 Unit / L

HB 17.4 gr/dl SGPT : 13 Unit / L

Hct 51,1 g% Uric acid 3,.8520 mg

MCV 30,8 fl MCHC 33,99/dl

MCH 29.2 pg MCHC 33.2 g/dl

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

a. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

c. Halusinasi : dengar dan visual

d. Proses pikir, perubahan : waham keagamaan

Page 17: ASKEP JIWA WAHAM

XIII. POHON MASALAH

Halusinasi Resiko mencederai diri, orang laindan lingkungan

Tidak efektifnya penatalaksanaanregiment terapeutik

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Tidak efektifnya koping keluargaKetidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

XIV. ANALISA DATA

NODATA MASALAH

1 S :

Klien dibawa ke rumah sakit karena

mengamuk, bicara kacau dengan cara melempar

barang-barang dan mengancam keluarganya

Merasa dibohongi oleh kakaknya dan

seingnya marah

Dicurigai oleh kakaknya karena merasa

cemburu

O : -

Resiko

mencederai diri,

orang lain dan

lingkungan

2 S :

Klien mengatakan: Tuhan sudah datang dan

membisikkan padanya bahwa dia adalah Nabi

Muhammad SAW.

Gangguan proses

pikir : waham

keagamaan

Gangguan proses pikirGangguan proses pikir ::

waham keagamaanwaham keagamaan

Page 18: ASKEP JIWA WAHAM

Klien mengatakan bertemu dengan Tuhan

dan dialah Sang Nabi Muhammad

Aku ini Nabi Muhammad

O :

Tangan kanannya bertato: “Nabi

Muhammad”

Tangan kanan bertato: “Donya kiamat”

3 S :

Selama dirumah sering mendengar suara

yang asalnya dari Tuhan, yang mengatakan

bahwa dialah sang wahyu sang Nabi Muhammad

Klien mengatakan Tuhan datang dan

menemui dirinya

Orang lain tidak akan mampu melihat Tuhan

O :

Tangan kanannya bertato: “Nabi

Muhammad”

Tangan kanan bertato: “Donya kiamat”

Selalu berusaha mempertahankan

pendapatnya bahwa dialah Nabi Muhammad

Halusinasi dengar

dan lihat

4 S :

Klien mencoba mencari pekerjaan tetapi tidak

dapat-dapat

Klien selalu merasa dimarah oleh kakanya karena

kakaknya merasa cemburu

Tidak bekerja, di rumah hanya duduk-duduk saja

Tidak enak sama tetangga dan dicap sebagai

pengangguran

Dianggap sakit gila oleh kakaknya sehingga di

Harga diri rendah

Page 19: ASKEP JIWA WAHAM

bawa ke RSJ

O :

Klien kooperatif, kontak mata baik,

Waktu memberi penjelasan jelas

5 S :

Klien pernah di rawat di RSJ Amino Gondoutomo

sebanyak 3 kali

Selama proses penyembuhan, tidak ada yang

mengontrol pengobatnnya

Klien minum obat sendiri karena dianggap

keluarga sudah sembuh

O :

Klien kooperatif, kontak mata baik,

Waktu memberi penjelasan jelas

Tidak efektifnya

penatalaksanaan

regiment

terapeutik

XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan b.d waham keagamaan

2. Gangguan proses pikir : waham keagamaan b.d harga diri rendah

3. Gangguan proses pikir : waham keagamaan b.d tidak efektifnya

penatalaksanaan regiment terapeutik

Page 20: ASKEP JIWA WAHAM