32
ASKEP HIPOTIROID & HIPERTIROID ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPOTIROID dan HIPERTIROID ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID Kelenjar tiroid dibungkus mengitari bagian depan dari trachea bagian atas, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus dihubungkan oleh itsmus. Kelenjar ini diperdarahi dari arteri tiroid superior dan inferior. Tiroid terbentuk atas masa kosong yang berbentuk folikel. Setiap folikel mempunyai dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti jeli. Lapisan sel-sel folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstrasi iodin dari dalam darah dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk membentuk suatu hormon tri- iodotironin (T3) aktif. Sebagian tiroksin yang kurang aktif juga dibentuk. Tiroksin (T4) diiubah menjadi tri-iodotironin (T3) di dalama tubuh. Senyawa ini dan intermediat tertentu disimpan dalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini penting, karena iodin mungkin tidak terdapat didalam diet. Dimana dalam keadaan ini kelenjar tiroid akan membesar yang disebut Goiter Mekanisme pembentukan hormon Tiroid Pembentukan hormon tiroid dimulai dari aktivitas hipotalamus yang menghasilkan Thyroid Releasing Hormone (TRH). TRH akan menstimulasi

Askep Hipotiroid ( Joni )

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Hipotiroid ( Joni )

ASKEP HIPOTIROID & HIPERTIROID

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA HIPOTIROID dan HIPERTIROID

ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid dibungkus mengitari bagian depan dari trachea bagian atas, kelenjar ini terdiri

dari 2 lobus dihubungkan oleh itsmus. Kelenjar ini diperdarahi dari arteri tiroid superior dan

inferior. Tiroid terbentuk atas masa kosong yang berbentuk folikel. Setiap folikel mempunyai

dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti jeli.

Lapisan sel-sel folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstrasi iodin dari

dalam darah dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk membentuk suatu

hormon tri-iodotironin (T3) aktif. Sebagian tiroksin yang kurang aktif juga dibentuk. Tiroksin

(T4) diiubah menjadi tri-iodotironin (T3) di dalama tubuh. Senyawa ini dan intermediat tertentu

disimpan dalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini penting, karena iodin mungkin tidak

terdapat didalam diet. Dimana dalam keadaan ini kelenjar tiroid akan membesar yang disebut

Goiter

Mekanisme pembentukan hormon Tiroid

Pembentukan hormon tiroid dimulai dari aktivitas hipotalamus yang menghasilkan Thyroid

Releasing Hormone (TRH). TRH akan menstimulasi Hipofisis anterior untuk menghasilkan

Thyroid Stimulating Hormon (TSH). TSH akan menstimulasi pembentukan T3 dan T4 dalam

folikel dengan menggabungkan iodin dalam darah dan tirosin asam amino.

Pembentukan TSH dihambat oleh tingginya kadar hormon tiroid.

Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik dari semua jaringan, mungkin dengan meningkatkan

sintesa enzim pernafasan dalam sel.

GANGGUAN PADA THYROID

Terdapat 3 kelainan tiroid :

a. Pembesaran tiroid (goiter)

Page 2: Askep Hipotiroid ( Joni )

b. Hipotiroid

c. Hpertiroid

Goiter

Merupakan pembesaran pada tiroid karena suatu keadaan tertentu.

Etiologi dari goiter antara lain adalah adalah defisiensi yodium atau gangguan kimia intra tiroid.

Akibat gangguan ini kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresikan tiroksin terganggu,

mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasian serta hipertrofi folikel-folikel tiroid.

Page 3: Askep Hipotiroid ( Joni )

Hipotiroid

Merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan

diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid

berada dibawah nilai optimal.

Hipotiroid dibagi menjadi 3 tipe:

Hipotiroid primer : kerusakan pada kelenjar tiroid

Hipotiroid sekunder: akibat defisiensi sekresi TSH oleh hipofisis

Hipotiroid Tersier : Akibat defiensi sekresi TRH oleh hipotalamus

Etiologi

•         Hipothyroid primer

–        Kelainan kongenital (cretinisme)

–        Kelainan sintesis hormone

–        Defisiensi iodine prenatal dan postnatal

–        Obat-obat antithyroid

–        Terapi pembedahan atau radioaktif pada hyperthyroid

•         Hipothyroid sekunder (kelainan pituitari)

–        Penurunan stimulasi normal kelenjar thyroid, akibat malfungsi hipofise.

•         Hipothyroid tertier (kelainan hipothalamus)

–        Hipotalamus gagal memproduksi TRH sehingga sekresi TSH menjadi rendah.

Patofisiologi

•         Kelenjar thyroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan sekresi hormone thyroid.

•         Produksi hormon thyroid tergantung sekresi TSH oleh hipofise anterior dan ingesti iodine yang

adekuat.

•         Hipotalamus juga mengatur sekresi TSH melalui sistem feedback negative.

•         Jika seseorang kekurangan diet iodine atau produksi hormon thyroid terhambat, maka akan

terjadi pembesaran thyroid untuk mengkompensasi defisiensi hormonal.

•         Pembesaran kelnjar thyroid juga sebagai respon terhadap peningkatan TSH.

Page 4: Askep Hipotiroid ( Joni )

Manifestasi Klinis

Kardiovaskuler :

–        Penurunan HR + penurunan SV = penurunan CO

–        Kebutuhan oksigen miokardium menurun

–        Peningkatan tahanan vaskuler perifer

–        Hiperlipidemia

–        Hiperkolestrolemia

Hematologi :

–        Anemia

Pernapasan :

–        Penurunan transportasi oksigen

–        Hiperkapnea

–        Kelemahan otot pernapasan

–        Dyspnea

Ginjal :

–        Retensi cairan

–        Penurunan output urine

–        Hiponatremi dilusi

–        Penurunan produksi eritropoetin

•         Gasterointestinal :

–        Penurunan peristaltik

–        Anoreksia

–        Peningkatan BB

–        Konstipasi

–        Penurunan metabolisme protein

–        Peningkatan lipid serum

–        Uptake glukosa lambat

–        absorbsi glukosa lambat

•         Muskuloskeletal :

–        Nyeri yang berpindah-pindah

–        Kejang otot

Page 5: Askep Hipotiroid ( Joni )

–        Pergerakan lambat

–        Peningkatan densitas tulang

–        Penurunan pembentukan tulang

•         Integumen :

–        Kulit kering dan bersisik

–        Rambut mudah dicabut

–        Kuku kaku

–        Edema periorbital

–        Tidak tahan terhadap dingin

•         Endokrine :

–        Thyroid membesar atau normal

•         Neurologi :

–        Penurunan refleks tendon

–        Fatigue

–        Somnolen

–        Bicara lambat

–        Apati, depresi, paranoia

–        Gangguan memori jangka pendek

–        Letargi

•         Reproduksi :

–        Wanita : menorragia, anovulasi, mensturasi tidak teratur, penurunan libido

–        Pria : penurunan libido, impoten.

•         Lain-lain :

–        mixedema. (Penurunan kecepatan metabolisme drastis, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis

respiratori, hipotermi, dan hipotensi)

Asuhan Keperawatan

Pengkajian

–        Tentukan adanya tanda-tanda yang menunjukkan penurunan kecepatan metabolisme.

–        Kaji riwayat diet, khususnya intake iodine.

Page 6: Askep Hipotiroid ( Joni )

–        Tanyakan adanya riwayat pengobatan hiperthyroid sebelumnya seperti pembedahan atau

radioaktif iodine atau obat antithyroid.

–        Observasi tanda-tanda hipothyroid.

Masalah Keperawatan.

1.      Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh s.d. penurunan metabolisme tubuh.

Implementasi : Diet rendah kalori hingga berat badan stabil atau ideal.

2.      Intoleransi aktifitas s.d. kelemahan dan apati, sekunder penurunan kecepatan metabolisme.

Implementasi :

•         Batasi aktifitas.

•         Tingkatkan aktifitas fisik dan mental secara bertahap, bila telah memperoleh hormone thyroid.

3.      Konstipasi s.d. penurunan peristaltik.

Implementasi

•         Dorong untuk lebih banyak aktifitas

•         Berikan minum 6-8 gelas air setiap hari

•         Tingkatkan diet tinggi serat : buah-buahan segar, sayuran, dll.

•         Stool softener

4.      Resiko tinggi gangguan integritas kulit s.d. edema dan kulit kering

Implementasi :

•         Monitor sakrum, cocyx, skapula, daerah tertekan lain terhadap kerusakan jaringan.

•         Rubah posisi secara teratur

•         Tempatkan pada tempat tidur dengan penekanan minimal.

5.      Hipotermia s.d. penurunan kecepatan metabolisme

Implementasi :

•         Tempatkan pada lingkungan yang nyaman dan hangat.

•         Bila perlu, selimut ekstra atau penghangat

Page 7: Askep Hipotiroid ( Joni )

Hipertiroid

Respon jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolic hormone tiroid yang berlebihan. Keadaan

ini dapat timbul spontan atau akibat asupan tiroid yang berlebihan.

Thyrotoksikosis adalah manifestasi klinik yang terjadi bila jaringan tubuh dirangsang oleh

peningkatan hormon thyroid.

 Patofisiologi

•         Hiperthyroid ditandai oleh kontro regulasi normal hormon thyroid ¯, menyebabkan hormon

thyroid, mengakibatkan hipermetabolisme dan aktifitas sistem saraf simpatik.

•         Jumlah hormon thyroid merangsang sistem jantung dan jumlah reseptor andrenergik,

menyebabkan tachicardi dan CO, SV, aliran darah perifer.

•         Metabolisme meningkat tajam, menyebabkan balance nitrogen negatif, ¯ lipid dan status nutrisi

¯ .

 Manifestasi Klinik

Kardiovaskuler :

–        Peningkatan HR + peningkatan SV = peningkatan CO

–        Peningkatan konsumsi oksigen

–        TD sistolik meningkat 10-15 mmHg

–        TD diastolik meningkat 10-15 mmHg

–        Palpitasi

–        Nadi cepat dan kuat

–        Kemungkinan CHF dan edema

Pernapasan :

–        Peningkatan kecepatan dan kedalaman pernapasan

–        Napas pendek

Ginjal :

–        Retensi cairan

–        Output urine menurun

Gasterointestinal :

–        Peningkatan peristaltik

Page 8: Askep Hipotiroid ( Joni )

–        Peningkatan nafsu makan

–        Berat badan menurun

–        Diare

–        Peningkatan penggunaan protein jaringan

–        Penurunan serum lipid

–        Peningkatan sekresi gasterointestinal, muntah, nyeri abdomen

Muskuloskeletal :

–        Balance nitrogen negatif

–        Malnutrisi

–        Fatigue

–        Kelemahan otot

–        Gangguan koordinasi dan tremor

Integumen :

–        peningkatan keringat

–        Kulit lembab

–        Warna kulit kemerahan

–        Rambut : lembut dan mudah dicabut

–        Tidak tahan terhadap panas

Endokrin : pembesaran thyroid

Neurologi :

–        Peningkatan refleks tendon

–        Tremor halus

–        Nervous, kelalahan

–        Emosi tidak stabil : kecemasan, kawatir dan paranoia

Reproduksi :

–        Wanita : amenore, mensturasi tidak teratur, penurunan fertilitas, kecenderungan abortus spontan.

–        Laki-laki : impoten, poenurunan libido, penurunan perkembangan seksual sekunder

Lain-lain : exopthalmus.

Pemeriksaan penunjang :

TRH menurun

Page 9: Askep Hipotiroid ( Joni )

TSH menurun

T4 meningkat

T3 meningkat

Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Aktifitas / Istirahat

S : insomnia, sensitifitas meningkat, otot lemah.

O : atrofi otot

Eliminasi :

S : Peningkatan urine, perubahan feces, diare.

Integritas ego :

S : mengalami stres fisik atau emosional

O : emosi labil (euphoria sampai delirium), depresi

Pernapasan :

O : peningkatan frekuensi napas, tachipnea, dispnea, edema paru.

Keamanan :

S : tidak tahan terhadap panas, keringat berlebihan.

O : suhu tubuh meningkat, diaporesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, exopthalmus.

Seksualitas :

S : penurunan libido, hipermenore, amenore, impoten.

Diagnosa Keperawatan

1.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh s.d. peningkatan kecepatan metabolisme

Implementasi :

–        Diet tinggi kalori, tinggi protein. (4000-5000 kalori dengan tinggi protein).

–        Makan 6 kali porsi besar

–        Hindari makan yang meningkatkan peristaltik

–        Timbang berat badan setiap hari, laporkan bila terjadi penurunan 2 kg/hari

–        Suplemen vitamin B Compleks

Page 10: Askep Hipotiroid ( Joni )

2.      Intoleransi aktifitas s.d. kelelahan sekunder peningkatan kecepatan metabolisme

Implementasi :

–        Tempatkan lingkungan yang meningkatkan istirahat fisik dan mental

–        Bantu klien rileks

–        Batasi pengunjung dan (private room)

3.      Resiko injuri : ulserasi kornea, infeksi dan kebutaan s.d. ketidakmampuan menutup mata

sekunder ekxopthalmus

Implementasi :

–        Instruksikan untuk memakai kaca mata gelap

–        Batasi intake garam

–        Penggunaan diuretik, glukokortokoid, mwthylcellulose 0,25%.

4.      Hipertemia s.d. peningkatan kecepatan metabolisme

Implementasi :

–        Tempatkan di lingkungan dingin

–        Gunakan sprei tipis

–        Ganti sprei sesering mungkin.

Page 11: Askep Hipotiroid ( Joni )

ASKEP HIPOTIROID

   BAB II

TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID

2.1   Definisi

Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang

rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-

kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon

tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid

yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.

2.2   Etiologi

Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari

populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita

dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.

Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada orang-

orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini.

a.       Hashimoto's thyroiditis

b.      Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)

c.       Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)

Page 12: Askep Hipotiroid ( Joni )

d.      Penyakit pituitari atau hipotalamus

e.       Obat-obatan

f.       Kekurangan yodium yang berat

2.3   Jenis-jenis Hipotiroid

Lebih dari 95% penderita hipotiroid mengalami hipotiroid primer atau tiroidal yang mengacu

kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan

kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya hipotiroid sentral (hipotiroid sekunder) atau

pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis hipotiroid tersier.

a.       Primer

1.      Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium

2.      Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi

eksternal, agenesis, amiodaron

b.      Sekunder : kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan

pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas)

2.4   Gejala- gejala hipotiroid

Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang berarti

mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan adalah seringkali

dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak mempunyai

tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih nyata ketika kondisinya

memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini berhubungan dengan suatu perlambatan

metabolisme tubuh.

Gejala-gejala umum sebagai berikut:

a.       Kelelahan

b. Depresi

c. Kenaikkan berat badan

d. Ketidaktoleranan dingin

e. Ngantuk yang berlebihan

f. Rambut yang kering dan kasar

Page 13: Askep Hipotiroid ( Joni )

g. Sembelit

h. Kulit kering

i. Kejang-kejang otot

j. Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat

k. Konsentrasi menurun

l. Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar

m. Kaki-kaki yang bengkak

Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengak disekeliling mata, suatu

denyut jantung yang melambat, suatu penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung. Dalam

bentuknya yang amat besar, hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma yang

mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai hipotiroid yang berat,

suatu miksedema koma cenderung dipicu oleh penyakit-penyakit berat, operasi, stres, atau luka

trauma.

Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan perawatan segera dengan hormon-

hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di diagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan

mudah dan sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid

yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy), gagal

jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru (pleural effusion).

2.5  Patofisiologi

Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada

respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :

1.      Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis

anterior.

2.      Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang

merangsang kelenjar tiroid.

3.      Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4 =

Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi

panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta

kerja daripada hormon-hormon lain.

Page 14: Askep Hipotiroid ( Joni )

Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila

disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh

peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada

hipofisis anterior dan hipotalamus.

Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan

oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik

negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan

menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

2.6  Gambaran Klinis

a.       Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat

b.      Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan penurunan

curah jantung.

c.       Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki

d.      Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan

penyerapan zat gizi dari saluran cema

e.       Konstipasi

f.       Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi

g.      Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh

2.7  Pemeriksaan Diagnostik

a.       Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH

(Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis.

b.      Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg

adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3).

c.       Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya mengukur

level TSH.

d.      Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih disuspek),

sbb:

1.      free triiodothyronine (fT3)

2.       free levothyroxine (fT4)

Page 15: Askep Hipotiroid ( Joni )

3.      total T3

4.      total T4

5.      24 hour urine free T3

2.8  Penatalaksanaan Medis dan Komplikasi

Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi

(perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,

hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi

apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma

miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.

Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan

memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan

T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).

Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena

dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan

secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang

hidup penderita.

Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid.

Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat

diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.

Contoh Kasus : Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, Riwayat penyakit:

dua tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas dengan keluhan ada

benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasakan dada sering berdebar-debar

dan badannya tetap kurus.

Hasil pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi <60 kali/menit, matanya exofthalmus,

benjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH <0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl,

FT3 15pg/dl . Kemudian oleh dokter disarankan untuk melakukan pemeriksaan iodium radioaktif

dan fineddle aspiration biopsy (FNAB).

Page 16: Askep Hipotiroid ( Joni )

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1  Pengkajian

Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah

pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara

lain:

a.       Identitas pasien :

- Nama : Ny. Mona

-Umur : 28 tahun

-Jenis kelamin : Perempuan

-Pekerjaan : Pegawai swasta

-Berat badan : 40 kg

-Tinggi badan : 160 cm

b.      Keluhan utama :

-Sesak nafas

-Sulit menelan

-Pembengkakan  dan rasa nyeri pada leher

-Pasien nampak gelisah

- Pasien tidak nafsu makan

-Rasa capek/lelah

-Pasien intoleran terhadap dingin

-Sembelit

c.       Riwayat kesehatan  :

- Pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat benjolan di leher depan dan nyeri saat ditekan.

d.      Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:

1.      Pola makan

-Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun

2.      Pola tidur

-Pasien sering tidur larut malam

Page 17: Askep Hipotiroid ( Joni )

3.      Pola aktivitas

-Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan

e.       Pemeriksaan fisik mencakup :

1)      Sistem intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan

kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.

2)      Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi, pleural efusi, dispenia

3)      Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap

aktifitas menurun, hipotensi.

4)      Metabolik, seperti : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap

dingin.

5)      Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.

6)      Sistem neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,

gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom.

7)      Gastrointestinal, seperti : anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.

8)      Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri,

dan bahkan maniak.

f.       Pemeriksaan Penunjang :

1)      Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan kadar T4 20µg/dl.

2)      Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH

serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal) : Kadar TSH

pada pasien tersebut yaitu <0,005µIU/ml,

g.      Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang

ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul h.

h.      Analisis Data :

1)      Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik

sebagai akibat oftalmopati

-Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan

memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.

2)      Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,

hipotensi.

Page 18: Askep Hipotiroid ( Joni )

- Data yang didapat : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung dan hipotensi.

3)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan  penurunan kebutuhan metabolisme,

dan napsu makan yang  menurun.

-Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, hemoglobin menurun, dingin, pucat,

kering, bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku buruk, serta kuku menebal.

4)      Pola nafas tidak efektif berdasarkan  penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun,

dispnea.

                        - Data yang didapat : hipoventilasi, dispenia, efusi pleural

3.2  Diagnosa Keperawatan

a.       Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik

sebagai akibat oftalmopati.

b.      Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,

dan hipoventilasi.

c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme:

napsu makan menurun.

d.      Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.

e.       Perubahan suhu tubuh.

f.       Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal

g.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi

h.      Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status

kardiovaskuler serta pernapasan.

3.3 Intervensi

Dx 1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik

sebagai akibat oftalmopati.

Tujuan : agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi

trauma/cedera pada mata.

Intervensi :

1.      Anjurkan pada pasian bila tidur dengan posisi elevasi kepala.

Page 19: Askep Hipotiroid ( Joni )

2.      Basahi mata dengan borwater steril.

3.      Jika ada photophobia, anjurkan pasien menggunakan kacamata rayben

4.      Jika pasien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi.

5.      Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter

memberikan obat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretik.

Dx 2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat

bradikardi, hipoventilasi.

Tujuan : agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan tekanan darah, dan irama

jantung dalam batas normal.

Intervensi :

1.      Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi kemungkinan

terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan

perubahan status mental.

2.      Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat segera bila pasien mengalami nyeri dada, karena

pada pasien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.

3.      Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejalah-gejalah.

Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium.

Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis awal pemberian obat

biasanya dokter memberikan dosis minimal, yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap

2 – 3 minggu sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.

4.      Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan obat serta tanda-tanda yang harus

diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat penggunaan obat yang berlebihan.

Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan

metabolisme dan napsu makan menurun.

Tujuan : agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit

baik.

Intervensi :

1.      Dorong peningkatan asupan cairan

2.      Berikan makanan yang kaya akan serat

Page 20: Askep Hipotiroid ( Joni )

3.      Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.

4.      Pantau fungsi usus

5.      Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.

6.      Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan

Dx 4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.

Tujuan : agar pasien dapat beristirahat.

Intervensi :

1.      Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditolerir.

2.      Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.

3.      Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress.

4.      Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas.

Dx 5. Penurunan Suhu Tubuh.

Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh normal.

Intervensi :

1.      Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut.

2.      Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut listrik

atau penghangat).

3.      Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien.

4.      Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angin.

Dx 6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal.

Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal.

Intervensi :

1.      Dorong peningkatan asupan cairan.

2.      Berikan makanan yang kaya akan serat.

3.      Ajarkan kepada pasien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.

4.      Pantau fungsi usus

5.      Dorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.

6.      Kolaborasi : untuk pemberian obat pencahar dan enema bila diperlukan.

Page 21: Askep Hipotiroid ( Joni )

Dx 7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.

Tujuan : Perbaikan status respirasi dan pemeliharaan pola napas yang normal.

Intervensi :

1.      Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas darah arterial.

2.      Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk.

3.      Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati.

4.      Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi jika

diperlukan.

Dx 8. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status

kardiovaskuler serta pernapasan.

Tujuan : Perbaikan proses berpikir

Intervensi :

1.      Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.

2.      Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas

3.      Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental

merupakan akibat dan proses penyakit .

3.4  Pertanyaan

1.      Jenis makanan apa yang dapat menyebabkan (yang dihindari) hipotiroid ?

Jawaban : Makanan yang dapat menyebabkan hipotiroid yaitu makanan yang berjenis goitrogen,

hal ini dapat mengganggu fungsi kerja tiroid dan dapat memicu terjadinya pembesaran kelenjar

tiroid (gondok). Tidak semua jenis makanan goitrogen yang harus dihindari penderita hipotiroid,

namun ada dua jenis makanan goitrogen, antara lain : a) Kacang kedelai, karena kacang kedelai

mengandung kadar isoflavon yang tinggi.  b) Glutein, ditemukan dalam biji-bijian, seperti

gandum, barley, rye, dan oat. Selain itu juga makanan yang mengandung goitrogen yaitu brokoli,

kembang kol, dan kubis brussel.

2.      Jelaskan proses penurunan gastrointestinal pada hipotiroid ?

Page 22: Askep Hipotiroid ( Joni )

Jawaban : Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensiyodiurn terjadi gondok

karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan

dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua yodium yang

tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH

dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik. Kekurangan

yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran

kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Karena

sebab-sebab yang telah dijelaskan maka akan terjadi gangguan

metabolisme. Dengan adanya gangguan metabolisme ini,

menyebabkan produksi ADP dan ATP akan menurun sehingga

menyebabkan kelelahan serta terjadinya penurunan fungsi pernapasan

yang berujung pada depresi ventilasi dan timbul dispenia, kemudian

pada tahap lebih lanjut kurangnya jumlah ATP dan ADP dalam tubuh

juga berdampak pada sistem sirkulasi tubuh terutama jantung karena

suplai oksigen ke jantung ikut berkurang dan terjadilah bradikardi,

disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada sistem sirkulasi juga dapat

menyebabkan gangguan pada sistem neurologis yaitu berupa terjadinya

gangguan kesadaran karena suplai oksigen yang menurun ke otak.

Selain itu gangguan metabolisme juga menyebabkan gangguan

pada fungsi gastrointestinal dan pada akhirnya dapat menyebabkan

menurunnya fungsi peristaltik usus sehingga menimbulkan konstipasi

(susah BAB). Metabolisme yang terganggu juga berdampak pada

turunnya suhu tubuh karena produksi kalor yang menurun sehingga

terjadi intoleransi suhu dingin.

3.      Sebutan lain dari penyakit hipotiroid ?

Jawaban: Penyakit hiptiroid disebut juga dengan penyakit Hashimoto’s thyroiditis (radang

tiroid/gondok), dimana system imun/antibody penderita hipotiroid akan menyerang dan

memusnahkan sendiri tiroid tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan

kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal. Penyebab lain yaitu karena

pengobatan terhadap hipertiroid, akibat hormon tiroid yang terlalu tinggi atau obat-obatan lain.

Page 23: Askep Hipotiroid ( Joni )

4.      Pemberian obat yang dianjurkan dan dihindari oleh penderita hipotiroid ?

Jawaban : Dari berbagai macam jenis obat, salah satu dari  dua obat-obatan yang tersedia

dipasaran dan di anjurkan yaitu: Obat-obatan obat-obatan yang yang mengandung hormon tiroid

atau dapat merangsang produksi hormon tiroid, seperti ; obat Levothyroxine yang mana

dipasaran sedia dengan nama Euthyrox Merck. Selain itu, ada juga obat Tefor. Pemberian antara

obat-obat tersebut selisih minimal 4 jam. Dalam pemberian obat hipotiroid ini harus perut dalam

kedaaan kosong. Sedangkan obat-obatan yang harus dihindari yaitu obat-obatan yang

mengandung zat besi atau antasid, hal ini karena dapat mengganggu penyerapan. Obat-obatan

tersebut antara lain : Mehimazole (Tapazole), Propylthiouracil (PTU). Selain itu obat-obatan

yang harus di hindari oleh bayi yauitu obat PTU.