Author
komang-sugiartini
View
233
Download
1
Embed Size (px)
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
1/41
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
2/41
III. ETIOLOGI
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara
mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab
medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu
(hipertensi sekunder).
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum
diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan
pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan
meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-
10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor
pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
Stenosis arteri renalis
Pielonefritis
Glomerulonefritis
Tumor-tumor ginjal
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_hormonal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/KBhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_hormonal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/KB8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
3/41
Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
Hiperaldosteronism
Sindroma Cushing
Feokromositoma
3. Obat-obatan
Pil KB
Kortikosteroid
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alkohol
Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
Koartasio aorta
Preeklamsi pada kehamilan
Porfiria intermiten akut
Keracunan timbal akut
Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :
1. Peningkatan kecepatan denyut jantung
2. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
3. Peningkatan TPR yang berlangsung lama
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada
penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi.
Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya
Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang
olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sindroma_Cushing&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kokainhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyalahgunaan_alkohol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_manishttp://id.wikipedia.org/wiki/Timbalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sindroma_Cushing&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kokainhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyalahgunaan_alkohol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_manishttp://id.wikipedia.org/wiki/Timbal8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
4/41
berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan
Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada
saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini
dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang
tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
V. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
5/41
yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatnkan pelepasan rennin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
VI. MANIFESTASI KLINIS
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
sakit kepala
kelelahan
mual
muntah
sesak nafas
gelisah
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,
yang memerlukan penanganan segera.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Otak8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
6/41
VII. KLASIFIKASI
The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure membuat suatu klasifikasi baru yaitu :
Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa Usia 18 Tahun atau Lebih *
Kategori Sistolik
(mmhg)
Diastolik
(mmhg)
Normal < 130
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
7/41
Disamping itu juga terdapat hipertensi pada kehamilan ( pregnancy-induced
hypertension, PIH ) PIH adalah jenis hipertensi sekunder karena hipertensinya
reversible setelah bayi lahir. PIH tampaknya terjadi akibat dari kombinasi peningkatan
curah jantung dan TPR. Selama kehamilan normal volume darah meningkat secara
drastis. Pada wanita sehat, peningkatan volume darah diakomodasikan oleh penurunan
responsifitas vascular terhadap hormon-hormon vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal
ini menyebabkan TPR berkurang pada kehamilan normal dan tekanan darah rendah.
Pada wanita dengan PIH, tidak terjadi penurunan sensitivitas terhadap vasopeptida-
vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan besar volume darah secara langsung
meningkatkan curah jantung dan tekanan darah. PIH dapat timbul sebagai akibat dari
gangguan imunologik yang mengganggu perkembangan plasenta. PIH sangat berbahaya
bagi wanita dan dapat menyebabkan kejang,koma, dan kematian.
VIII. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah
diantaranya :
Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient
ischemic attack (TIA).
Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut
(IMA).
Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
8/41
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) dan Dosen Fakultas
kedokteran USU, Abdul Madjid (2004), meliputi :
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau
mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol
total, HDL, LDL
Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP
(dapat mengidentifikasi hipertensi, sebagai tambahan dapat dilakukan
pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan
ekordiografi.
Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucose
(DM) kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang meningkat),
kalsium serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri
gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan
vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal), asam
urat (factor penyebab hipertensi)
Pemeriksaan radiologi : Foto dada dan CT scan
X. PENATALAKSANAAN
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah
raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar
peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat
digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke
dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
9/41
Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah
sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya
ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan
non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan
yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini
hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan
sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol
sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak
3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang
beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin
dan Reserpin.
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
10/41
Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol,
Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat
menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi
sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat
gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus
hati-hati.
Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin,
Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah
: sakit kepala dan pusing.
Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin
II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang
termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin,
Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing,
sakit kepala dan muntah.
Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan
yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang
mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
11/41
Pathway Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga, genetic, alcohol,konsumsi garam, obesitas
Ginjal
HIPERTENSI
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh darah
Kerusakan vaskuler pembuluh darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Otak
Fatigue
Sistemik
Vasokontriksi
Pembuluh darah
Afterload
Resistensi
pembuluh darah
otak
Suplai O2
otak
Nyeri
kepala
Vasokontriksi
pemb.darah ginjal
Sinkop
Ggn.perfusi
serebral
Blood flow darah
Respon RAA
Merangsang
aldosteron
Retensi Na
EdemaKelebihan
vol.cairan
Koroner
Iskemia
miokard
Nyeri dada
Intoleransi
aktivitas
Penurunan
curah jantung
Spasme ar
Retina
Diplopi
Resti
Injuri
Perubahan situasi
Misinterpretasi
informasi
Kurangpengetahuan
Informasi yg minimKrisis situasiona
Metode koping
tidak efektif
Koping individu
tidak efektif
Tek.sistemik darah
Beban kerja jantung
Aliran darah makin
cepat ke seluruh tubuh,
sedangkan nutrisi
dalam sel sudah
mencukupi kebutuhan
Nutrisi lebih
dari kebutuhan
Ansietas
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
12/41
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala : kelemehan, keletihan, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
SIRKULASI
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
serebrovaskular. Episode palpitasi, perspirasi.
Tanda : kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan untuk
menegakan diagnosis). Hipotensi postural (mungkin berhubungna dengan
regimen obat ). Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis ;
perbedaan denyut seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi
denyutan radialis atau brakialis; denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis
tidak teraba atau lemah. Frekuensi/irama : takikardia berbagai disritmia. Bunyi
jantung : terdengar S2 pada dasar ; S3 (CHF dini); S4 (pergeseran ventrikel
kiri/hipertrofi ventrikel kiri). Murmur stenosis valvular. Ekstremitas ;
perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi perifer) ; pengisian kapiler
mungkin melambat /tertunda (vasokonstriksi)
INTEGRITAS EGO
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik
(dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Faktor-faktor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)
Tanda : letupan suara hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang
meledak. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khusus sekitar mata),
gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
13/41
ELIMINASI
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti, infeksi/obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal dimasa lalu)
MAKANAN/CAIRAN
Gejala : makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur);
kandungan tinggi kalori. Mual, muntah. Perubahan berat badan akhir-akhir ini
(meningkat/menurun).
Tanda : berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum atau
tertentu); kongesti vena; glukosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah
diabetik)
NEUROSENSORI
Gejala : keluhan pening/pusing. Berdenyut. Sakit kepala suboksipital (terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan stelah beberapa jam ). Episode
kebas/kelemahan pada satu sisi tubuh. Gangguan penglihatan (diplopia,
penglihatan kabur). Episode epistaksis.
Tanda : status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses
pikir, atau memori (ingatan). Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
tangan dan /atau reflex tendon dalam. Perubahan-perubahan retinal optik: dari
sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik
dengan edema atau papiledema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada
berat/lamanya hipertensi.
NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Nyeri hilang timbul pada
tungkai/klaudasi (indikasi arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah). Sakit
kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Nyeri
abdomen/massa (feokromositoma)
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
14/41
PERNAPASAN
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja. Takipnea, ortopnea, dispnea
nokturnal paroksismal. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum. Riwayat
merokok.
Tanda : distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan. Bunyi napas tambahan
(krekles/mengi). Sianosis.
KEAMANAN
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan. Episode parestesia unilateral transien.
Hipotensi posturnal.
PEMBELAJARAN/PENYULUHAN
Gejala : faktor-faktor risiko keluarga :hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM,
penyakit serebrovaskular/ginjal.
Faktor-faktor risiko etnik : seperti orang Afrika-Amerika, Asia tenggara. Penggunaan pil
KB atau hormone lain; penggunaan obat/alcohol.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan afterload,
vasokontriksi pembuluh darah.
2. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai oksigen otak
3. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
berlebih sehubungan dengan kebutuhan metabolik.
4. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral dan iskemia
miokard
5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema, peningkatan cairan
intravaskular
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
15/41
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum dan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
7. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan Krisis situasional
8. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan
dengan Misinterpretasi informasi
9. Risiko injuri/cedera berhubungan dengan penglihatan ganda ( diplopia )
10. Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
16/41
III. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSATUJUAN DAN KRITERIA
HASILINTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan perfusi
serebral
berhubungan
dengan penurunan
suplai oksigen otak
Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan pasien
dapat mencapai atau
mempertahankan tingkat umum
sadar penuh,bebas dari gejala
atau komplikasi neurologis
merugikan dengan kriteria hasil
:
Pasien dapat
mendemonstrasikan tanda-
tanda vital stabil
1. Pantau TD,
catat adanya
hipertensi sistolik
secara terus menerus
dan tekanan nadi yang
semakin berat.
2. Pantau
frekuensi jantung,
catat adanya
Bradikardi, Tacikardia
atau bentuk Disritmia
lainnya.
Normalnya autoregulasi
mempertahankan aliran
darah otak yang konstan
pada saat ada fluktuasi TD
sistemik. Kehilangan
autoregulasi dapat mengikuti
kerusakan kerusakan
vaskularisasi serebral
lokal/menyebar.
Perubahan pada ritme
(paling sering Bradikardi)
dan Disritmia dapat timbul
yang mencerminkan adanya
depresi/trauma pada batang
otak pada pasien yang tidak
memiliki kelainan jantung
sebelumnya.
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
17/41
3. Pantau
pernapasan meliputi
pola dan iramanya.
4. Catat status
neurologis dengan
teratur dan
bandingkan dengan
keadaan normalnya
5. Berikan
obat anti hipertensif
misal diazoksida
(hiperstat) dan
Napas yang tidak teratur
dapat menunjukkan lokasi
adanya gangguan serebral
dan memerlukan intervensi
yang lebih lanjut.
Pengkajian kecenderungan
adanya perubahan tingkat
kesadaran adalah sangat
berguna dalam menentukan
lokasi penyebaran/luasnya
dan perkembangan dari
kerusakan serebral.
Efektif dalam menurunkantekanan darah untuk
mencegah krisis hipertensif
yang dapat dihubungkan
dengan intoksifikasi PCP.
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
18/41
hidralazin (apresolin)
2 Perubahan nutrisi :
lebih dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan masukan
berlebih sehubungandengan kebutuhan
metabolik.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan pasien
mampu mengidentifikasi
hubungan antara hipertensi
dengan kegemukan, dengankriteria hasil :
Pasien menunjukkan
perubahan pola makan
Mempertahankan berat
badan dengan pemeliharaan
kesehatan optimal
Melakukan/mempertahankan
program olahraga yang tepat
secara individual
1. Kaji pemahaman
pasien tentang
hubungan langsung
antara hipertensi dan
kegemukan
2. Bicarakan
pentingnya
menurunkan masuka
kalori dan batasi
batasan lemak, garam
dan gula
3. Tetapkan keinginan
Kegemukan adalah risiko
tambahan terhadap tekanan
darah tinggi karena
disproporsi antara kapasitas
aorta dan peningkatan curah
jantungberkaitan dengan
peningkatan masa tubuh
kesalahan kebiasaan makan
menunjang terjadinya
aterosklerosis dan
kegemukan, yang merupakan
predisposisi hipertensi.
Kelebiah masukan garam
memperbanyak volume
cairan intravaskuler dan
dapat merusak ginjal yang
lebih memperburuk kondisi
motivasi untuk.menurunkan
berat badan adalah internal.
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
19/41
pasien untuk
menurunkan berat
badan
4. Kaji ulang
masukan kalori harian
dan pilihan diet.
5. Rujuk ke ahli gizi
sesuai indikasi
Individu harus berkeinginan
untuk menurunkan berat
badan bila tidak maka
program tidak akan berhasil
.
Mengidentifikasi
kekuatan/kelemahan dalam
program diet terakhir.
membantu dalam
menentukan individu untuk
penyesuaian/penyuluhan
Memberikan konseling dan
bantuan dengan memenuhi
kebutuhan diet individual
3 Kelebihan volume
cairan berhubungan
dengan edema
Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan pasien
menunjukkan keseimbangan
masukan dan haluaran,BB
stabil, tanda vital dalam rentang
normal dan tak ada oedema
1. Awasi denyut
jantung, TD, CVP
Tacikardi dan hipertensi
terjadi karena 1. Kegagalan
ginjal untuk mengeluarkan
urine, 2. Pembatasan cairan
berlebih selama mengobati
hipovolemia/hipotensi atau
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
20/41
dengan kriteria hasil :
Menyatakan pemahaman diet
individu/pembatasan cairan2. Catat pemasukan
dan pengeluaran
secara akurat.
3. Awasi berat jenis
urine
4. Timbang tiap hari
dengan alat dan
pakaian yang sama
5. Kaji kulit, wajah
area tergantung untuk
edema
perubahan fase oliguri gagal
ginjal dan 3. Perubahan
pada renin-angiotensin.
Perlu untuk menentukan
fungsi gnjal, kebutuhan
penggantian cairan
Mengukur kemampuan ginjal
untuk mengkonsentrasikan
urine
Penimbangan berat badan
harian adalah pengawasan
status cairan terbaru.
Peningkatan berat badan
lebih dari 0,5 kg per hari
diduga ada retensi cairan.
Edema terjadi terutama pada
jaringan yang tergantung
pada tubuh contoh : tangan,
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
21/41
6. Berikan obat sesuai
indikasi (diuretik)
kaki, area lumbosakral
Membantu dalam
pengeluaran cairan
4 Nyeri berhubungan
dengan peningkatan
tekanan vascular
serebral dan iskemia
miokard
Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan pasien
Nyeri terkontrol dengan kriteria
hasil :
Mengungkapkan metode
yang memberikan
pengurangan
Mengikuti regimen
farmakologi yang diresepkan
Skala nyri 0-1
Wajah pasien tidak meringis
1. Observasi
derajat nyeri
2. Pertahanka
n tirah baring selama
fase akut
3. Berikan
tindakan
nonfarmakologi untuk
menghilangkan sakit
kepala atau nyeri dada
misal, kompres dingin
pada dahi, pijat
punggung dan leher,
Mengetahui derajat nyeri
yang dirasakan pasien dan
mempermudah intervensi
selanjutnya
Meminimalkan
stimulasi/meningkatkan
relaksasi
Tindakan yang menurunkan
tekanan vaskular serebral
dan yang memperlambat/
memblok respon simpatis
efektif dalam menghilangkan
sakit kepala dan
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
22/41
teknik relaksasi
( panduan imajinasi,
distraksi ) dan
aktivitas waktu
senggang.
4. Minimalkan
aktivitas vasokontriksi
yang dapat
meningkatkan sakit
kepala misalnya,
mengejan saat BAB,
batuk panjang,
membungkuk.
5. Kaji tanda-
tanda vital
6. Kolaborasi :
komplikasinya.
Aktivitas yang meningkatkan
vasokontriksi menyebabkan
sakit kepala pada adanya
penigkatan tekanan vaskular
serebral.
Mengetahui keadaan umum
pasien. Peningkatan tanda-
tanda vital mengindikasikan
nyeri belum dapat terkontrol.
Menurunkan/mengontrol
nyeri dan menurunkan
rangsang sistem saraf
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
23/41
- Analgesik
- Antiansietas mis,
lorazepam, diazepam
simpatis.
Dapat mengurangi tegangan
dan ketidaknyamanan yang
diperberat oleh stres.
5 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
Kelemahan umum
dan
ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan pasien
dapat berpartisipasi dalam
aktivitas yang
diinginkan/diperukan dengan
kriteria hasil :
Melaporkan peningkatandalam toleransi aktivitas
yang dapat diukur
Menunjukkan penurunan
dalam tanda-tanda
intoleransi fisiologi
1. Kaji respon
pasien terhadap
aktivitas, perhatikan
frekuensi nadi lebih
dari 20 kali per menit
di atas frekuensi
istirahat, peningkatan
tekanan darah yang
nyata selama /sesudah
aktivitas, dpsnea atau
nyeri dada, keletihan
dan kelemahan yang
berlebihan, diaforesis,
pusing atau pingsan
Menyebutkan parameter
membantu dalam mengkaji
respons fisiologi terhadap
stres aktivitas dan bila ada,
merupakan indikator dari
kelebihan kerja yang
berkaitan dengan tingkat
aktivitas
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
24/41
2. Instruksika
n pasien tentang
teknik penghematan
energi , misalnya
menggunakan kursi
saat mandi, duduk saat
menyisir rambut atau
menggosok gigi,
melakukan aktivitas
dengan perlahan
3. Kaji sejauh
mana aktivitas yang
dapat ditoleransi
4. Berikan
dorongan untuk
melakukan
aktivitas/perawatan
diri bertahap jika
Teknik menghemat energi
mengurangi pengguanan
energi, juga membantukeseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
Mengidentifikasi sejauh
mana kemampuan pasien
dalam melakukan aktivitas
dan perawatan diri.
Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatan kerja
jantung tiba-tiba.
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
25/41
dapat ditoleransi Memberikan bantuan hanya
sebatas kebutuhan hanya
akan mendorong
kemandirian dalam
melakukan aktivitas.
6 Ansietasberhubungan dengan
perubahan kondisi
kesehatan
Setelah diberikan asuhankeperawatan diharapkan pasien
tampak rileks
Kriteria hasil:
Melaporkan cemas
berkurang sampai hilang
Mampu mengidentifikasi
cara hidup yang sehat
untuk membagikan
perasaannya
1. Observasi tingkahlaku yang
menunjukkan tingkat
ansietas
2. Tinggal bersama
pasien,
mempertahankan
sikap yang tenang.
Mengakui atau
menjawab
kekhawatirannya dan
Ansietas ringan dapat
ditunjukkan dengan peka
rangsang dan insomnia.
Ansietas berat yang
berkembang kedalam
keadaan panik dapat
menimbulkan perasaan
terancam, ketidakmampuan
untuk berbicara dan
bergerak.
Menegaskan pada
pasien atau orang terdekat
bahwa walaupun perasaan
pasien diluar kontrol
lingkungannya tetap aman
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
26/41
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
27/41
tenang, kurangi lampu
yang terlalu terang,
kurangi orang jumlah
orang yang
berhubungan dengan
pasien
7 Koping individu
tidak efektif
berhubungan dengan
Krisis situasional
Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan pasien
mampu mengidentifikasi
perilaku koping efektif dengan
kriteria hasil :
Menyatakan kesadaran
kemampuan
koping/kekuatan pribadi
Mengidentifikasi potensial
situasi stres dan mengambil
1. kaji
keefektifan strategi
koping dengan
mengobservasi
perilaku misal,
kemampuan
menyatakan perasaan
dan perhatian,
keinginan dalam
partisipasi dalam
rencana pengobatan
Mekanisme adaptif perlu
untuk mengubah pola hidup
seseorang, mengatasi
hipertensi kronik dan
mengintegrasikan terapi
yang diharuskan ke dalam
kehidupan sehari-hari
Manifestasi mekanisme
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
28/41
langkah untuk menghindari
atau mengubahnya.
Mendemonstrasikan
pengguanaan keterampilan
atau metode koping efektif
2. Bantu
pasien untuk
mengidentifikasi
stresor spesifik dan
kemungkinan strategi
untuk mengatasinya
3. Libatkan
pasien dalam
perencanaan
perawatan dan beri
dorongan partisipasi
maksimum dalam
rencana pengobatan
4. Dorong
pasien untuk
mengevaluasi
koping maladaptif mungkin
merupakan indikator marah
yang ditekan dan diketahui
telah menjadi penentu utama
TD diastolik
Keterlibatan memberikan
pasien perasan kontrol diri
yang berkelanjutan,
memperbaiki keterampilan
koping, dan dapat
meningkatkan kerja sama
dalam regimen terapeutik
Fokus perhatian pasien
terhadap realitas situasi
yang ada relatif terhadap
pandangan pasien tentang
apa yang diinginkan.
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
29/41
prioritas/tujuan hidup.
Tanyakan apakah
yang anda lakukan
merupakan apa yang
anda inginkan?
5. Bantu
pasien utuk
mengidentifikasi dan
mulai merencanakan
perubahan hidup yang
perlu. Bantu untuk
menyesuaikan
daripada membatalkan
tujuan diri/keluarga
Perubahan yang perlu harus
diprioritaskan secara
realistik untuk menghindari
rasa tidak menentu dan tidak
berdaya.
8 Kurang pengetahuanmengenai kondisi
dan rencana
pengobatan
berhubungan dengan
Misinterpretasi
informasi
Setelah diberikan asuhankeperawatan diharapkan pasien
menyatakan pemahaman
tentang proses penyakit dan
regimen pengobatan dengan
kriteria hasil :
Mengidentifikasi efek
1. Kajikesiapan dan
hambatan dalam
belajar. Termasuk
orang terdekat
Kesalahan konsep danmenyangkal diagnosakarena
perasaan sejahtera yang
sudah lama dinikmati
mempengaruhi minat
pasien/orang terdekat untuk
mempelajari penyakit,
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
30/41
samping obat dan
kemungkinan komplikasi
yang perlu diperhatikan
Mempertahankan TD dalam
parameter normal
2. Tetapkan
dan nyatakan batas
TD normal. Jelaskan
tentang hipertensi
efeknya pada jantung,
pembuluh darah,
ginjal dan otak.
3. Hindari
mengatakan TD
normal dan gunakan
istilah terkontrol
dengan baik saat
menggambarkan TD
pasien dalam batas
kemajuan dan prognosis.
Bila pasien tidak menerima
realitas bahwa membutuhkan
pengobatan kontinu, maka
perubahan perilaku tidak
akan dipertahankan.
Pemahaman bahwa tekanan
darah tinggi dapat terjadi
tanpa gejala adalah untuk
memungkinkan pasien
melanjutkan pengobatan
meskipun ketika merasa
sehat.
Karena pengobatan untuk
hipertensi adalah sepanjang
kehidupan, maka dengan
penyampaian ide terkotrol
akan membantu pasien untuk
memahami kebutuhan untuk
melanjutkan
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
31/41
yang diinginkan.
4. Bantu
pasien dalam
mengidentifikasi
faktor-faktor risiko
kardiovaskuler yang
dapa diubah misal,
obesitas, diet tinggi
lemak jenuh dan
kolesterol, pola hidup
monoton,merokok,
minum alkohol, pola
hidup penuh stres.
5. Atasi
masalah dengan
pasien untuk
mengidentifikasi cara
dimana perubahan
gaya hidup yang tepat
dapat dibuat untuk
mengurangi faktor-
pengobatan/medikasi.
Faktor-faktor risiko ini telah
menunjukkan hubungan
dalam menunjang hipertensi
dan penyakit kardiovaskular
serta ginjal.
Dengan mengubah pola
perilaku yang
biasa/memberikan rasa
amanakan sangat
menyusahkan. Dukungan,
petunjuk dan empati dapat
meningkatkan keberhasilan
pasien dalam menyelesaikan
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
32/41
faktor penyebab
Hipertensi
6. Bahas
pentingnya
menghentikan
merokok dan bantu
pasien dalam
membuat rencana
untuk berhenti
merokok.
tugas
Nikotin meningkatkan
pelepasan ketokolamin,
mengakibatkan peningkatan
frekuensi jantung, TD, dan
vasokontriksi, mengurangi
oksigenasi jaringan, dan
meningkatkan beban kerja
miokardium.
9 Risiko tinggi
penurunan curah
jantung berhubungan
dengan Peningkatan
afterload,
vasokontriksi
pembuluh darah.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan pasien
mampu berpartisipasi dalam
aktivitas yang menurunkan
tekanan darah/ beban kerja
jantung dengan criteria hasil :
Mempertahankan tekanan
1. Pantau TD.
Ukur pada kedua
tangan/ paha untuk
evaluasi awal.
Gunakan ukuran
manset yang tepat dan
teknik yang akurat.
Perbandingan dari tekanan
memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang
keterlibatan/ bidang masalah
vaskular. Hipertensi
diklasifikasikan pada orang
dewasa sebagai peningkatan
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
33/41
darah dalam rentang individu
yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan
frekuensi jantung yang stabil
dalam rentang normal pasien
2. Catat
keberadaan, kualitas
denyutan sentral dan
perifer
tekanan diastolik sampai
130, hasil pengukuran
diastolik di atas 130
dipertimbangkan sebagai
peningkatan pertama,
kemudian maligna.
Hipertensisistolik juga
merupakan faktor risiko yang
ditentukan untuk penyakit
serebrovaskular dan penyakit
iskemi jantung bila tekanan
diastolik 90-115.
Denyutan karotis
,jugularis,radialis dan
femoralis mungkinterpalpasi. Denyut pada
tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek dari
vasokontriksi ( peningkatan
SVR ) dan kongesti vena
S4 umum terdengar pada
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
34/41
3. Auskultasi
tonus jantung dan
bunyi nafas
4. Amati
warnakulit,
kelembaban, suhu dan
masa pengisian
kapiler
5. Pertahanka
pasien hipertensi berat
karena adanya hipertrofi
atrium. Adanya krakel,
mengi dapat
mengindikasikan kongesti
paru sekunder terhadap
terjadinya atau gagal
jantung kronik
Adanya pucat, dingin, kulit
lembab dan masa pengisian
kapiler lambat mungkin
berkaitan dengan
vasokontriksi atau
mencerminkan
dekompensasi/penurunancurah jantung.
Menurunkan stres dan
ketegangan yang
mempengaruhi tekanan
darah dan perjalanan
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
35/41
n pembatasan aktivitas
seperti istirahat di
tempat tidur/ kursi,
jadwal periode
istirahat tanpa
gangguan, bantu
pasien melakukan
aktivitas perawatan
diri sesuai kebutuhan
6. Berikan
lingkungan tenang,
nyaman, kurangi
aktivitas / keributan
lingkungan. Batasi
jumlah pengunjung
dan lamanya tinggal.
7. Kolaborasi :
- Berikan obat-obat
sesuai indikasi seperti
Diuretik tiazid dan
penyakit hipertensi
Membantu untuk
menurunkan rangsang
simpatis; meningkatkan
relaksasi.
Tiazid mungkin digunakan
sendiri atau dicampur
dengan obat lain untuk
menurunkan TD pada pasien
dengan fungsi ginjal yang
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
36/41
vasodilator relatif normal. Diuretik ini
memperkuat agen-agen
antihipertensi lain dengan
membatasi retensi cairan.
Vasodilator menurunkan
aktivitas kontriksi arteri dan
vena pada ujung saraf
simpatik.
10 Risiko injuri/cedera
berhubungan dengan
penglihatan ganda
( diplopia )
Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan pasien
tidak mengalami suatu injury
dalam perawatan di rumah sakit
maupun di rumah dengan
kriteria hasil :
- Pasien tidak
mengalami cedera.
1. Jauhkan dari
benda-benda tajam
2. Berikan
penerangan yang
cukup3. Usahakan lantai
tidak licin dan basah
4. Pasang side rail
5. Anjurkan pada
keluarga klien untuk
Meminimalkan risiko
cedera
Meminimalkan
terjadinya benturan
Meminimalkan klien
jatuh
Menghindari klien
terjatuh pada saat istirahat
Untuk meningkatkan
menjaga keamanan
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
37/41
selalu menemani klien
dalam beraktivitas
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
38/41
IV. EVALUASI
Dx 1: Pasien dapat mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil
Dx 2: Pasien menunjukkan perubahan pola makan
Mempertahankan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan optimal
Melakukan/mempertahankan program olahraga yang tepat secara individual
Dx 3: Pasien menunjukkan keseimbangan masukan dan haluaran,BB stabil, tanda vital dalam
rentang normal dan tak ada oedema
Menyatakan pemahaman diet individu/pembatasan cairan
Dx.4: Pasien mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan
Skala nyri 0-1
Wajah pasien tidak meringis
Dx.5:Pasien tampak rileks
Melaporkan cemas berkurang sampai hilang
Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya
Dx.6 : Pasien tampak rileks
Melaporkan cemas berkurang sampai hilang
Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya
Dx.7 : Menyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi
Mengidentifikasi potensial situasi stres dan mengambil langkah untuk menghindari
atau mengubahnya.
Mendemonstrasikan pengguanaan keterampilan atau metode kopi
Dx.8 : Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu
diperhatikan
Mempertahankan TD dalam parameter normal
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
39/41
Dx.9 : Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung yang stabil dalam rentang normal pasien
Dx.10 : Pasien tidak mengalami cedera.
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
40/41
8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu
41/41
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatan pasien edisi 3. Jakarta :EGC
Price, Sylvia A.2005.Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume 1 .
Jakarta ;EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta :EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi