25
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari dari usia manusia sebagai makhluk hidup yang terbatas oleh suatu putaran alam dengan batas usia 55 tahun / lebih. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah. Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur hipertensi menjadi masalah pada lansia

Askep Hipertensi Pd Lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangSeorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari dari usia manusia sebagai makhluk hidup yang terbatas oleh suatu putaran alam dengan batas usia 55 tahun / lebih.Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur hipertensi menjadi masalah pada lansia karena sering ditemukan pada lansia. Pada lansia hipertensi menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit jantung koroner. Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskular. Secara nyata kematian akibat stroke dan morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan pengobatan hipertensi.

II.Tujuan1. Mengetahui definisi dari hipertensi pada lansia2. Dapat menjelaskan penyebab terjadinya hipertensi pada lansia.3. Mampu menjelaskan patofisiologi hipertensi pada lansia4. Mengetahui askep lansia dengan hipertensiIII.Manfaat1. Memahami definisi dari hipertensi pada lansia2. Memahami penyebab terjadinya hipertensi pada lansia.3. Memahami patofisiologi hipertensi pada lansia4. Memahami askep lansia dengan hipertensi.

BAB IIPEMBAHASANA.Definisi Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001). Menurut WHO (1978), tekanan darah 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.Hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Institut Nasional Jantung, Paru, dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup (Brunner and Suddart , 2002).Hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia dan menjadi faktor risiko utama insiden penyakit kardiovaskular. Karenanya, kontrol tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang lanjut usia. Jose Roesma, dari divisi nefrologi ilmu penyakit dalam FKUI-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta mengungkapkan bahwa pada orang tua umumnya terjadi hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari penuaan.

B.KlasifikasiKlasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu:a.Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnyab.Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lainHipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanandiastolik lebih rendah dari 90 mmHg.C.EtiologiHipertensi pada lansia dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktor, antara lain:1. Kelelahan2. Proses penuaan3. Keturunan4. Diet yang tidak seimbang5. Stress6. Sosial budayaPenyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahanperubahan pada:Elastisitas dinding aorta menurunKatub jantung menebal dan menjadi kaku.Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer, Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :Faktor keturunan1. Menurut data dari statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.2. Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:3. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)4. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)5. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)6. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :7. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)8. Kegemukan atau makan berlebihan9. Stress10. Merokok11. Minum alcohol12. Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :1. Glomerulonefritis2. Pielonefritis3. Nekrosis tubular akut4. Tumor5. Vascular6. Aterosklerosis7. Hiperplasia8. Trombosis9. Aneurisma10. Emboli kolestrol11. Vaskulitis12. Kelainan endokrin13. DM14. Hipertiroidisme15. Hipotiroidisme16. Saraf17. Stroke18. Ensepalitis19. SGB20. Obatobatan21. Kontrasepsi oral22. KortikosteroidD.Tanda dan gejalaTanda dan gejala hipertensi pada lansia secara umum adalah :1. Sakit kepala2. Perdarahan hidung3. Vertigo4. Mual muntah5. Perubahan penglihatan6. Kesemutan pada kaki dan tangan7. Sesak nafas8. Kejang atau koma9. Nyeri dada

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :1. Tidak ada gejala.Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.2.Gejala yang lazimSering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.

E. Anatomi dan fisiologi Fisiologi Sistem KardiovaskulerJantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut,berongga dan dengan basisnya diatas dan puncaknya dibawah. Apexnya (puncak) miring kesebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkotraksi secara bergantian. Laju denyut denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh suatu pengatur irama ini terdiri dari sekelompok secara khusus, disebut nodus sinotriali, yang terletak didalam dinding serambi kanan Sebuah impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya diteruskan ke dinding dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik bilik berkotraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek kira - kira 0.4 detik yang disebut diastol, sebelum inpuls berikutnya datang Nodus sinotriolis menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini setiap menit ketika jantung sedang santai. Produk impuls impuls ini juga dikendalikan oleh suatu bagian sistem saraf yang disebut sistem syaraf otonom , yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik built-in inilah yang menghasilkan kontraksi kontraksi otot jantung berirama yang disebut denyut jantung.F.PatofisiologiMekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, Bare, 2002).F. KomplikasiAkibat atau komplikasi dari penyakit hipertensi yang dapat terjadi pada lansia adalah :2. gagal jantung3. gagal ginjal4. stroke (kerusakan otak)5. kelumpuhan.

G.Pemeriksaan Penunjang1. Hemoglobin / hematokritUntuk mengkaji hubungan dari selsel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktorfaktor resiko seperti hiperkoagulabilitas dan anemia2.BUNMemberikan informasi tentang perfusi ginjal3GlukosaHiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)Kalium serumHipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.4.Kalsium serumPeningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi5.Kolesterol dan trigliserid serumPeningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)6.Pemeriksaan tiroidHipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi7.Kadar aldosteron urin/serumuntuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)8.UrinalisaDarah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes.9.EKGDapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

H. PenatalaksanaanPencegahan PrimerFaktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:1. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.2. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.3. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.4. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.Pencegahan sekunderPencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkinDiet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh3. Penurunan berat badan4. Penurunan asupan etanol5. Menghentikan merokok

BAB IIIAsuhan Keperawatan pasien hipertensi pada lansiaPengkajianAktifitas/ istirahatGejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monotonTanda : Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipneaSirkulasiGejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner aterosklerosis.Tanda: Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disrythmia, denyutan nadi jelas, bunyi jantung murmur, distensi vena jugularisIntegritas EgoGejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress multiple (hubungan, keuangan, pekerjaan)Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar mata), peningkatan pola bicaraEliminasiGejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal obstruksi.Makanan/ cairanGejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol), mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan diuretik.Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.

NeurosensoriGejala : Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan penglihatan.Tanda: Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan retina optik. Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan.Nyeri/ ketidaknyamananGejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.PernafasanGejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat bantu pernafasan.KeamananGejala: Gangguan koordinasi, cara brejalan.PemerikHb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan (viskositas).BUN : memberi informasi tentang fungsi ginjal.Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).Kalsium serumKalium serumKolesterol dan trygliseridUrin analisaFoto dadaCT Scan dan EKG

Diagosa Keperawatan1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah.2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi inadekuat4. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangn6. Gangguan rasa nyaman nyeri (sakit kepala) b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral.

Asuhan rencana keperawatanNOINTERVENSIRASIONAL

1-Pantau tekanan darah ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi pertama.-catat keberadaan kualitas denyutan sentral dan ferifer.-catat edema tertentu-perbandingan dari tekanan darah memberkan yang lebih lengkap tentang keterlibatan masalah vascular.-denyut karotis jagularis radialis dan temporalis mukin terpalpasi.-dapat mengindekasikan gagal jantung kerusakan ginjal atau vascular.

2-Berikan dorongan untuk melakukanaktivitas /perawatan diri terhadap jika dapat toleransi.berikan bantuan sesuai kebutuhan.-intruksi pasien tentang tehnik penghemat energy.-kemajuaan aktifitas terhadap pencegah peningkatan curah jantung tiba tiba.memberi bantuaan hanya sebatas kebutuhan.-tehnik menghemat energy menggurangi menghemat energy juga membantu keseimbangan antara suplai dan oksigen.

3-kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan kegemukan.-bicarkan tentang pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi makan lemak.-rujukan keahli gizi sesuai indikasi.-kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karna disprorposi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung.berkaitan dengan peningkatan maasa tubuh.-kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya ateroklorosis dan kegemukan.yang merupaka predisposisi untuk hipertensi dan komplikasi.ex stroke.ginjal dan jantung.-memberikan konseling dan bantuaan dengan memenuhi kebutuhan diet individual.

4-Kaji keefektifan srategi koping dengan mengobservasi prilaku.ex kemampuan untuk menyatakan perasaan dan perhatiaan.-libatkanpasiendalam perencanaan keperawatandan beri dorongan maksimum dalam pengobatan.-mekanisme adptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang ,mengatasi hipertensi kronik dan mengintergrasikan terapi yang haruskan dalam kehidupan sehari hari.-pengennalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam menggubah respon seseorang tehadap stressor.

5-Kaji kesiapan dalam hambatan belajar termasuk orang terdekat.-tetapkan dan nyatakan batas Td normal jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung.-bantu pasien dalam mengindefikasi faktor2 reskko vaskuler.-kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahatera yang sudah lama dinikmati.-memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan tekanan darah dan mengklarifikasi istilah medis yang di gunakan.-faktor2 resiko ini telah menujukan hubngan dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler dan ginjal

BAB IV KesimpulanPada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHipertensi pada lansia dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktorKomplikasi hipertensi pada lansia adalah1. gagal jantung2. gagal ginjal3. stroke (kerusakan otak)4. kelumpuhan.5. Penatalaksanaan hipertensi pada lansia terdiri atas6. Pencegahan primer7. Pencegahan sekunder SaranDiharapkan perawat lebih mengerti tentang konsep hipertensi pada lansia dan disarankan perawat lebih banyak lagi mencari informasi tentang hipertensipada lansia sehingga bisa menambah wawasan yang lebih maksimal dan dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada lansia dengan baik dan benar

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.adsense.comhttp://zieshila.wordpress.compatofisiologi Stefan. ASKEP