20
SOCA GAGAL GINJAL KRONIK 1. DEFINISI Merupakan penyakit ginjal tahap akhir Progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448) 2. ETIOLOGI Menurut SmeltzerC, Suzanne, 2002. Penyebab terjadinya gagal ginjal keronik yaitu: 1. Diabetus mellitus 2. Glumerulonefritis kronis 3. Pielonefritis 4. Hipertensi tak terkontrol 5. Obstruksi saluran kemih 6. Penyakit ginjal polikistik 7. Gangguan vaskuler 8. Lesi herediter 9. Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri) 3. PATOFISIOLOGI 1. Penurunan GFR

Askep Gagal Ginjal Kronis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ggk

Citation preview

Page 1: Askep Gagal Ginjal Kronis

SOCA

GAGAL GINJAL KRONIK

1. DEFINISI

Merupakan penyakit ginjal tahap akhir Progresif dan irreversible

dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan

keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia ( SmeltzerC,

Suzanne, 2002 hal 1448)

2. ETIOLOGI

Menurut SmeltzerC, Suzanne, 2002. Penyebab terjadinya gagal ginjal

keronik yaitu:

1. Diabetus mellitus

2. Glumerulonefritis kronis

3. Pielonefritis

4. Hipertensi tak terkontrol

5. Obstruksi saluran kemih

6. Penyakit ginjal polikistik

7. Gangguan vaskuler

8. Lesi herediter

9. Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)

3. PATOFISIOLOGI

1. Penurunan GFR

Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam

untuk pemeriksaan klirens kreatinin. Akibt dari penurunan GFR, maka

klirens kretinin akan menurun, kreatinin akn meningkat, dan nitrogen

urea darh (BUN) juga akan meningkat.

2. Gangguan klirens renal

Banyak maslah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari

penurunan jumlah glumeruli yang berfungsi, yang menyebabkan

Page 2: Askep Gagal Ginjal Kronis

penurunan klirens (substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh

ginjal)

3. Retensi cairan dan natrium

Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau

mengencerkan urin secara normal. Terjadi penahanan cairan dan

natrium; meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung

kongestif dan hipertensi.

4. Anemia

Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang

tidak adequate, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi

nutrisi, dan kecenderungan untuk terjadi perdarahan akibat status

uremik pasien, terutama dari saluran GI.

5. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat

Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang

saling timbal balik, jika salah satunya meningkat, yang lain akan

turun. Dengan menurunnya GFR, maka terjadi peningkatan kadar

fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan

kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam

kondisi gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan

sekresi parathormon, akibatnya kalsium di tulang menurun

menyebabkab perubahan pada tulang dan penyakit tulang.

6. Penyakit tulang uremik(osteodistrofi)

Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan

keseimbangan parathormon. ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

4. MANIFESTASI KLINIK

1. Kardiovaskuler

a. Hipertensi

b. Pitting edema

c. Edema periorbital

d. Pembesaran vena leher

Page 3: Askep Gagal Ginjal Kronis

e. Friction rub perikardial

2. Pulmoner

a. KrekelS

b. Nafas dangkal

c. Kusmaul

d. Sputum kental dan liat

3. Gastrointestinal

a. Anoreksia, mual dan muntah

b. Perdarahan saluran GI

c. Ulserasi dan perdarahan pada mulut

d. Konstipasi / diare

e. Nafas berbau amonia

4. Muskuloskeletal

a. Kram otot

b. Kehilangan kekuatan otot

c. Fraktur tulang

d. Foot drop

5. Integumen

a. Warna kulit abu-abu mengkilat

b. Kulit kering, bersisik

c. Pruritus

d. Ekimosis

e. Kuku tipis dan rapuh

f. Rambut tipis dan kasar

6. Reproduksi

a. Amenore

b. Atrofi testis

( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1450)

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Urin

Page 4: Askep Gagal Ginjal Kronis

a) Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tak ada (anuria)

b) Warna: secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkanoleh

pus, bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan

menunjukkkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin

c) Berat jenis: kurang dari 1,010 menunjukkn kerusakan ginjal berat

d) Osmoalitas: kuran gdari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakn

ginjal tubular dan rasio urin/serum sering 1:1

e) Klirens kreatinin: mungkin agak menurun

f) Natrium:lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu

mereabsorbsi natrium

g) Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan

kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada

2. DARAH

a) BUN/ kreatinin: meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap

akhir

b) Ht : menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8

gr/dl

c) SDM: menurun, defisiensi eritropoitin

3. GDA:asidosis metabolik, ph kurang dari 7,2

a) Natrium serum : rendah

b) Kalium: meningkat

c) Magnesium;

d) Meningkat

e) Kalsium ; menurun

f) Protein (albumin) : menurun

4. Osmolalitas serum: lebih dari 285 mOsm/kg

5. Pelogram retrograd: abnormalitas pelvis ginjal dan ureter

6. Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista,

obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas

7. Endoskopi ginjal, nefroskopi: untuk menentukan pelvis ginjal, keluar

batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif

Page 5: Askep Gagal Ginjal Kronis

8. Arteriogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi

ekstravaskular, masa

9. EKG: ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa

(Doenges, E Marilynn, 2000, hal 628- 629)

6. PENATALAKSANAAN

a. Dialisis

b. Obat-obatan: anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat,

suplemen kalsium, furosemid

c. Diit rendah uremi

( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1449)

7. KOMPLIKASI

a. Hiperkalemia

b. Perikarditis, efusi perikardialdan tamponade jantung

c. Hipertensi

d. Anemia

e. Penyakit tulang

( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1449)

8. FOKUS PENGKAJIAN

a. Aktifitas /istirahat

Gejala:

- kelelahan ekstrem, kelemahan malaise

- Gangguan tidur (insomnis/gelisah atau somnolen)

Tanda:

- Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

b. Sirkulasi

Gejala:

- Riwayat hipertensi lama atau berat

- Palpitasi, nyeri dada (angina)

Page 6: Askep Gagal Ginjal Kronis

Tanda:

- Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki,

telapak tangan

- Disritmia jantung

- Nadi lemahhalus, hipotensi ortostatik

- Friction rub perikardial

- Pucat pada kulit

- Kecenderungan perdarahan

c. Integritas ego

Gejala:

- Faktor stress contoh finansial, hubungan dengan orang lain

- Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekakuan

Tanda:

- Menolak, ansietas, takut, marah , mudah terangsang,

perubahankepribadian

d. Eliminasi

Gejala:

- Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria ( gagal tahap lanjut)

- Abdomen kembung, diare, atau konstipasi

Tanda:

- Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat,

berawan

- Oliguria, dapat menjadi anuria

e. Makanan/cairan

Gejala:

- Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi)

- Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap

pada mulut ( pernafasan amonia)

Tanda:

- Distensi abdomen/ansietas, pembesaran hati (tahap akhir)

- Perubahan turgor kuit/kelembaban

Page 7: Askep Gagal Ginjal Kronis

- Edema (umum,tergantung)

- Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah

- Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak

bertenaga

f. Neurosensori

Gejala:

- Sakit kepala, penglihatan kabur

- Kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada

telapak kaki

- Kebas/kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitasbawah

(neuropati perifer)

Tanda:

- Gangguan status mental, contohnya penurunan lapang perhatian,

ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori, kacau,

penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma

- Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang

- Rambut tipis, uku rapuh dan tipis

g. Nyeri/kenyamanan

Gejala:

- Nyeri panggu, sakit kepala,kram otot/nyeri kaki

Tanda:

- perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah

h. Pernapasan

Gejala:

- nafas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa

Sputum

Tanda:

- takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul

- Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)

i. keamanan

Gejala:

Page 8: Askep Gagal Ginjal Kronis

- kulit gatal, ada/berulangnya infeksi

Tanda:

- pruritus

- Demam (sepsis, dehidrasi)

j. Seksualitas

Gejala:

- Penurunan libido,

- amenorea,

- infertilitas

k. Interaksi sosial

Gejala:

- Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja,

mempertahankan fungsi peran dalam keluarga

l. Penyuluhan

- Riwayat DM keluarga (resti GGK), penyakit pokikistik, nefritis

herediter, kalkulus urinaria

- Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan

- Penggunaan antibiotik nr\efrotoksik saat ini/berulang

(Doenges, E Marilynn, 2000, hal 626- 628)

Page 9: Askep Gagal Ginjal Kronis

DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan kemampuan ginjal untuk

mengeluarkan air dan menahan natrium

Hasil yang diharapkan:

- Masukan dan haluaran seimbang

- Berat badan stabil

- Bunyi nafas dan jantung normal

- Elektrolit dalam batas normal

Intervensi:

Pantau balance cairan/24 jam

Timbang BB harian

Pantau peningkatan tekanan darah

Monitor elektrolit darah

Kaji edema perifer dan distensi vena leher

Batasi masukan cairan

2. Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan

muntah

Hasil yang diharapkan:

- Pasien dapat mempertahankan status nutrisi

yang adekuat yang dibuktikan dengan BB dalam batas normal, albumin,

dalam batas normal

Intervensi:

Kaji status nutrisi

Kaji pola diet nutrisi

Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi

Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet

Anjurkan cemilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium diantara

waktu makan

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama makan

Page 10: Askep Gagal Ginjal Kronis

Timbang berat badan harian

Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak adekuat

3. Intoleransi aktifitas b.d anemia, oksigenasi jaringan tidak adekuat

Hasil yang diharapkan;

- Pasien mendemonstrasikan peningkatan

aktivitas yang dibuktikan dengan pengungkapan tentang berkurangnya

kelemahan dan dapat beristirahat secara cukup dan mampu melakuakan

kembali aktivitas sehari-hari yang memungkinkan

Intervensi:

Kaji faktor yang menimbulkan keletihan

Tingkatkan kemandirian dalam aktifitas perawatan diri yang dapat

ditoleransi, bantu jika keletihan terjadi

Anjurkan aktifitas alternatif sambil istirahat

Anjurkan untuk beristirahat setelah dialisis

Beri semangat untuk mencapai kemajuan aktivitas bertahap yang dapat

ditoleransi

Kaji respon pasien untuk peningkatan aktivitas

4. Perubahan integritas kulit b.d uremia, edema

Hasil yang diharapkan:

- Kulit hangat, kering dan utuh, turgor baik

- Pasien mengatakan tak ada pruritus

Intervensi:

Kaji kulit dari kemerahan, kerusakan, memar, turgor dan suhu

Jaga kulit tetap kering dan bersih

Beri perawatan kulit dengan lotion untuk menghindari kekeringanBantu

pasien untuk mengubah posisi tiap 2 jam jika pasien tirah baring

Beri pelindung pada tumit dan siku

Tangani area edema dengan hati-hati

Page 11: Askep Gagal Ginjal Kronis

Pertahankan linen bebas dari lipatan

5. Resiko terhadap infeksi b.d depresi sistem imun, anemia

Hasil yang diharapkan:

- pasien tetap terbeba dari infeksi lokal

maupun sitemik dibuktikan dengan tidak ada pana/demam atau

leukositosis, kultur urin, tidak ada inflamasi

intervensi:

Pantau dan laporkan tanda-tanda infeksi seperti demam, leukositosis, urin

keruh, kemerahan, bengkak

Pantau TTV

Gunakan tehnik cuci tangan yang baik dan ajarkanpada pasien

Pertahankan integritas kulit dan mukosa dengan memberiakan perawatan

kulit yang baik dan hgiene oral

Jangan anjurkan kontak dengan orang yang terinfeksi

Pertahankan nutrisi yang adekuat

6. Kurang pengetahun b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit,

gagal ginjal, perawatan dirumah dan instruksi evaluasi

Hasil yang diharapkan:

- Pasien dan orang terdekat dapat

mengungkapkan, mengerti tentang gagal ginjal, batasan diet dan cairan

dan rencana kontrol, mengukur pemasukan dan haluaran urin.

Intervensi:

Instruksikan pasien untuk makan makanan tinggi karbohidrat, rendah

protein, rendah natrium sesuai pesanan dan hindari makanan yang rendah

garam

Ajarkan jumah cairan yang harus diminum sepanjang hari

Ajarkan pentingnya dan instrusikan pasien untuk mengukur dan mencatat

karakter semua haluaran (urin, muntah)

Ajarkan nama obat,dosis, jadwal,tujuan serta efek samping

Ajarkan pentignya rawat jalan terus menerus

Page 12: Askep Gagal Ginjal Kronis

ANALISA KASUS

Ny.H umur 53 tahun datang ke hemodialisa untuk melakukan cuci darah rutin

seminggu 2 kali,saat didata klien mengeluh sesak,pusing,sering mual dan muntah

ketika makan dan sulit untuk mengangkat beban berat serta sering kram pada

tungkai bawah. Ttv klien td: 150/80mmhg, n: 80x/m, rr: 18x/m, s: 36,5c BB: 51kg

dx medis ckd (chronic kidney disease)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelebihan Volume Cairan b.d Gangguan Mekanisme Regulasi

2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Mual

dan Muntah

3. Intoleransi Aktivitas b.d Keletihan

INTERVENSI KEPERAWATAN

DX : Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi

NOC

Setelah di lakukan asuhan keperawatan 1x20 menit kelebihan volume cairan

berkurang dengan KH:

1. Terbebas dari edema efusi anasarka

2. Bunyi nafas bersih tidak ada dyspnea/ortopnea

3. Terbebas dari distensi vena jugularis,reflek hepatojugularis (+)

4. Memelihara tekanan vena sentral,tekanan kapiler paru,output jantung dan

vital sign dalam batas normal

5. Terbebas dari keletihan,kecemasan, atau kebingungan

6. Menjelasskan indikator kelebihan cairan

NIC

1. Observasi BB: intake output

2. Observasi ttv

3. Monitor masukan makanan/cairan

4. Anjurkan pasien ubah posisi agar ventilasi adekuat

Page 13: Askep Gagal Ginjal Kronis

5. Edukasi cara monitor makanan dan minuman

6. Monitor adanya edema

7. Kolaborasi program HD

Page 14: Askep Gagal Ginjal Kronis

STUDENT ORAL CASE ANALYSIS

DI RUANG HEMODIALISA

RSUD.DR.SOEDARSO

PONTIANAK

LULUK ANUM PRANATA

83211200181

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

STIKES YARSI PONTIANA

2015/2016

Page 15: Askep Gagal Ginjal Kronis