33
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH STIKES HANG TUAH SURABAYA Nama mahasiswa : Nurul Fahmi R.L Tgl/jam pengkajian : 22-09- 2014/19.00 Diagnosa medis : Fraktur Kruris Tgl/jam MRS : 20-08-14/21.08 No. RM : 460811 Ruangan/kelas : C1/3 No.kamar :5 I. IDENTITAS 1. Nama : An A 2. Umur : 13 3. Jenis kelamin : Laki-laki 4. Status : Belum kawin 5. Agama : Islam 6. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia 7. Bahasa : Jawa/Indonesia 8. Pendidikan : SMP 9. Pekerjaan : Pelajar 10. Alamat dan no. telp : Sidoarjo 11. Penanggung jawab : BPJS II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN 1. Keluhan utama : Nyeri pada kaki kanan 2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengalami kecelakaan sepeda motor pada 16-08-2014. Pasien mengalami luka terbuka di kaki kanan, lalu pasien dibawa ke RSUD Sidoarjo untuk di operasi, akan tetapi karena Hb pasien rendah (3) maka ditunda dulu. Pada 19-08-2014 dilakukan operasi pada kaki An A. Setelah dilakukan operasi didapatkan darah masih mengucur dari kaki pasien. Dokter menyarankan untuk melakukan angiografi, karena di RSUD tidak ada angiografi, maka pasien dirujuk ke RSAL. Sampai pada saat ini pasien telah

ASKEP FRAKTUR CRURIS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP FRAKTUR CRURIS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

STIKES HANG TUAH SURABAYA

Nama mahasiswa : Nurul Fahmi R.LTgl/jam pengkajian : 22-09-2014/19.00Diagnosa medis : Fraktur Kruris

Tgl/jam MRS : 20-08-14/21.08No. RM : 460811Ruangan/kelas : C1/3No.kamar : 5

I. IDENTITAS1. Nama : An A2. Umur : 133. Jenis kelamin : Laki-laki4. Status : Belum kawin5. Agama : Islam6. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia7. Bahasa : Jawa/Indonesia8. Pendidikan : SMP9. Pekerjaan : Pelajar10. Alamat dan no. telp : Sidoarjo11. Penanggung jawab : BPJS

II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN1. Keluhan utama :

Nyeri pada kaki kanan

2. Riwayat penyakit sekarang :

Pasien mengalami kecelakaan sepeda motor pada 16-08-2014. Pasien mengalami luka terbuka

di kaki kanan, lalu pasien dibawa ke RSUD Sidoarjo untuk di operasi, akan tetapi karena Hb

pasien rendah (3) maka ditunda dulu. Pada 19-08-2014 dilakukan operasi pada kaki An A.

Setelah dilakukan operasi didapatkan darah masih mengucur dari kaki pasien. Dokter

menyarankan untuk melakukan angiografi, karena di RSUD tidak ada angiografi, maka pasien

dirujuk ke RSAL. Sampai pada saat ini pasien telah dilakukan operasi sebanyak 4 kali (1 di

RSUD sidoarjo dan 3 kali di RSAL). Pada saat dilakukan pengkajian pada 22-09-2014, pasien

masih mengeluh nyeri pada kaki kanan.

3. Riwayat penyakit dahulu :

Pasien perah mengalami demam, batuk, namun tidak samapi dirawat di Rumah Sakit.

4. Riwayat kesehatan keluarga :

Keluarga pasien tidak ada yang menderita asma, DM, dan hipertensi

Page 2: ASKEP FRAKTUR CRURIS

5. Susunan keluarga (genogram) :

Keterangan:

: Laki-laki.

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

: Tinggal dalam satu rumah.

6. Riwayat alergi :

Pasien tidak memiliki riwayat alergi, obat-obatan, makanan, debu.

Page 3: ASKEP FRAKTUR CRURIS

III. POLA FUNGSI KESEHATAN1. Persepsi Terhadap Kesehatan (Keyakinan Terhadap Kesehatan & Sakitnya)

Pasien merasa sangat sedih karena tidak bisa menggerakkan kaki kanannya. Pasien mengatakan

ingin cepat sembuh.

2. Pola Aktivitas Dan Latihana. Kemampuan perawatan diri

AktivitasSMRS MRS

0 1 2 3 4 0 1 2 3 4Mandi √ √Berpakaian/berdandan √ √Eliminasi/toileting √ √Mobilitas di tempat tidur √ √Berpindah √ √Berjalan √ √Naik tangga √ √BerbelanjaMemasakPemeliharaan rumah

Skor 0 = mandiri

1 = alat bantu

2 = dibantu orang lain

3 = dibantu orang lain & alat

4 = tergantung/tidak mampu

Alat bantu : ( ) tidak ( ) kruk ( ) tongkat

( √) pispot disamping tempat tidur ( ) kursi roda

b. Kebersihan diri

Di rumah

Mandi : 2¿ /hr

Gosok gigi : 2¿ /hr

Keramas : 4¿ /mgg

Potong kuku : 1¿ /mgg

Di rumah sakit

Mandi : 1¿ /hr

Gosok gigi : 1¿ /hr

Keramas : -¿ /mgg

Potong kuku : 1¿ /mgg

c. Aktivitas sehari-hari

Sebelum masuk rumah sakit, pasien dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti sekolah

dan bermain dengan teman. Setelah masuk rumah sakit, pasien tampak baring di tempat

tidur, berbicara dengan keluarga dan perawat, sambil sesekali bermain handphone dan

membaca koran.

d. Rekreasi

Sebelum masuk rumah sakit pasien sering bermain musik dan pergi bersama keluarga dan

teman-temannya.

e. Olahraga : (√ ) tidak ( ) ya

Page 4: ASKEP FRAKTUR CRURIS

Sebelum masuk rumah sakit, pasien aktif bermain basket. Setelah masuk rumah sakit pasien

tidak bisa bermain basket.

3. Pola Istirahat Dan TidurDi rumahWaktu tidur : Siang 13.00 -15.00

Malam 21.00-05.00

Jumlah jam tidur :10 jam

Di rumah sakitWaktu tidur : Siang 11.00-14.30

Malam 21.00 – 05.00

Jumlah jam tidur : 10,5 jam

Masalah di RS : ( √) tidak ada ( ) terbangun dini ( ) mimpi buruk

( ) insomnia ( ) Lainnya, ...............................

4. Pola Nutrisi – Metabolika. Pola makan

Di rumah

Frekuensi : 3 x/hr

Jenis : nasi

Porsi : 11 sendok

makan

Pantangan : tidak ada

Makanan disukai : maicih

Di rumah sakit

Frekuensi : 3 x/hr

Jenis : nasi

Porsi : 11 sendok makan

Diit khusus : diit TKTP extra putih

telor

Nafsu makan di RS : ( √) normal ( ) bertambah ( ) berkurang

( ) mual ( ) muntah, .............. cc ( ) stomatitis

Kesulitan menelan : ( √ ) tidak ( ) ya

Gigi palsu : ( √ ) tidak ( ) ya

NG tube : ( √ ) tidak ( ) ya

b. Pola minum

Di rumah

Frekuensi : 7-8 gelas/hari

Jenis : air putih

Jumlah : ±2500 cc/ hari

Pantangan : tidak ada

Minuman disukai : tidak ada

Di rumah sakit

Frekuensi : .7-8 gelas/hari

Jenis : air putih

Jumlah : ±2500 cc/ hari

5. Pola Eliminasi

a. Buang air besar

Di rumah

Frekuensi : 1x/hari

Konsistensi : lunak

Warna : kuning

Di rumah sakit

Frekuensi : 1x/hari

Konsistensi : lunak

Warna : ( √ ) kuning

Page 5: ASKEP FRAKTUR CRURIS

( ) bercampur darah ( ) lainnya, ..............

Masalah di RS: ( ) konstipasi ( ) diare ( ) inkontinen

Kolostomi : ( √ ) tidak ( ) ya

b. Buang air kecil

Di rumah

Frekuensi : 5-6 x/hari

Konsistensi : cair

Warna : kuning jernih

Di rumah sakit

Frekuensi : 5-6 x/hari

Konsistensi : cair

Warna : kuning jernih

Masalah di RS: ( ) disuria ( ) nokturia ( ) hematuria

( ) retensi ( ) inkontinen

Kolostomi : ( √ ) tidak ( ) ya, kateter ........................... produksi : .................. cc/hari

6. Pola Kognitif Perseptual

Berbicara : ( √ ) normal ( ) gagap ( ) bicara tak jelas

Bahasa sehari-hari : ( √ ) Indonesia ( √ ) Jawa ( ) lainnya, ....................................

Kemampuan membaca : ( √ ) bisa ( ) tidak

Tingkat ansietas : ( ) ringan ( ) sedang ( ) berat ( ) panik

Kemampuan interaksi : ( √ ) sesuai ( ) tidak

Vertigo : ( √ ) tidak ( ) ya

Nyeri : ( ) tidak ( √ ) ya

Bila ya, P : Post EF transankle ec OF cruris dextra

Q : cekit-cekit

R : kaki bagian kanan (1/3 tulang fibula dan tibia)

S : 5

T : pada saat digerakkan dan dirawat luka

7. Pola Koping

Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)

Pasien mengatakan perawatan terhadap dirinya selama masuk rumah sakit dirawat dengan baik

dan pasien tidak khawatir terhadap biaya pengobatan.

Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya

Pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan harus beristirahat penuh di rumah

sakit.

Kemampuan adaptasi

Pasien mampu beradaptasi dengan baik dalam lingkungan rumah sakit dan sekitarnya.

8. Pola Seksual – Reproduksi

Tidak terkaji

Page 6: ASKEP FRAKTUR CRURIS

9. Pola Peran – Hubungan

Pekerjaan : pelajar

Hubungan dengan orang lain : pasien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain

10. Pola Nilai – Kepercayaan

Agama : islam

Pantangan agama : ( √ ) tidak ( ) ya

Meminta kunjungan rohaniawan : ( √ ) tidak ( ) ya

IV. PENGKAJIAN PERSISTEM (Review of System)

1. Tanda-Tanda Vital

a. Suhu : 37 °C lokasi : axilla

b. Nadi : 80 ¿ /menit irama : teratur pulsasi : kuat angkat

c. Tekanan darah : 90/70 mmHg lokasi : a. brachialis

d. Frekuensi nafas : 20¿ /menit irama : teratur

e. Tinggi badan : 150 cm

f. Berat badan : SMRS 40 kg MRS 40 kg

2. Sistem Pernafasan (Breath)

I : Hidung bersih, tidak ada polip di dalam hidung. Bentuk dada simetris antara kanan dan kiri,

tidak ada retraksi otot bantu pernafasan, irama nafas reguler dan normal. Pergerakan dada

simetris

P : Teraba fremitus pada batas bawah paru, tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus.

P : Pada perkusi terdengar suara sonor

A : Suara napas pada saar di auskultasi terdengar vesikuler. Tidak terdapat suara napas

tambahan seperti wheezing, stridor, dan ronkhi.

3. Sistem Kardiovaskuler (Blood)

I: Ictus cordis tidak teraba

P: Tidak ada tanda pembesaran jantung, CRT < 2 detik

P: Pada perkusi terdengar suara redup

A: S1 dan S2 tunggal, tidak terdengar mur-mur

4. Sistem Persarafan (Brain)

Kesadaran compos mentis, GCS : E=4, V=5, M=6 kuantitatif.

Page 7: ASKEP FRAKTUR CRURIS

a. Nervus Olfaktorius : Klien mampu membedakan berbagai jenis aroma dengan

normal.

b. Nervus Optikus : Penglihatan klien normal

c. Nervus Okulomotorus : Klien dapat menggerakan bola mata ke kanan dan ke

kiri, ke atas dan ke bawah, semi vertical dan semi horizontal .

d. Nervus Troklearis : Klien dapat munggerakan bola mata secara berputar .

e. Nervus Trigeminus :Kulit kepala dan kelopak mata atas dapat digerakan

dengan normal.

f. Nervus Abdusens : Klien dapat menggoyangkan bagian sisi mata .

g. Nervus Fasialis : Klien tidak dapat menggerakkan lidah dan tidak

tersenyum.

h. Nervus Auditorius : Pendengaran klien baik .

i. Nervus Glasofaringeus : Klien masih dapat merasakan rasa makanan dengan baik

j. Nervus Vagus : Gerakan faring , laring tidak ada masalah .

k. Nervus Asesorius : Klien dapat memutarkan lehernya ke kanan dan ke kiri .

l. Nervus Hipoglosus : Gerakan lidah tidak mengalami masalah dan klien bisa

merasakan rasa makanan .

5. Sistem Perkemihan (Bladder)

I : tidak terpasang kateter

P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi pada vesika urinaria

6. Sistem Pencernaan (Bowel)

I: datar, tidak asites, mukosa bibir lembab, gusi tidak berdarah, lidah bersih.

A: bunyi usus terdengar 12 x/menit

P: supel, tidak ada distensi abdomen, tidak ada nyeri di titik Mc. Burney

P: timpani

Bibir normal, mukosa bibir normal, gusi tidak berdarah, lidah bersih tidak ada benjolan. Bising

usus normal 15x/menit, tidak ada nyeri tekan pada saat palpasi dan tidak ada pembesaran

hepar. Nafsu makan baik dengan frekuensi 3x/hari. Tidak terdapat hemastesis dan melena.

7. Sistem Muskuloskeletal (Bone)

I : terdapat edema pada daerah telapak kaki. Terdapat kerusakan integritas kulit pada

daerah sekitar fraktur. Terdapat sedikit bagian kulit yang mengalami nekrosis. Luka-luka sudah

terlihat memerah. Terdapat sedikit pus pada kaki kanan bagian bawah. Darah terlihat kadang

mengucur.

P : terdapat nyeri tekan pada daerah sekitar luka dan fraktur.

Page 8: ASKEP FRAKTUR CRURIS

Move : pasien nampak tidak berani untuk menggerakkan kaki kanannya karena nyeri.

Pergerakan terbatas hanya pada tubuh, ekstrimitas atas, dan kaki kiri. Pasien tampak hanya

bergeser di tempat tidur.

8. Sistem Integumen

Terdapat kerusakan integritas kulit pada daerah fraktur dan pada daerah paha bawah kanan.

9. Sistem Penginderaan

Mata

Refleks terhadap cahaya +/-, pupil anisokor, sklera konjungtiva anemis, tidak gangguan

penglihatan.

Hidung

Bentuk hidung normal, septum ditengah, tidak ada gangguan penciuman, terlihat ada sekret, tidak ada epistaksis dan tidak ada sinusitis.

Telinga

Keadaan telinga bersih, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.

10. Sistem Reproduksi Dan Genetalia

Tidak terkaji

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

Tanggal 11-09-2014

WBC 11 103/Ul (N: 4-10 103/uL )

HGB 9,6 g/Dl (N: 11-16 g/dL)

HCT 31,9 % (N: 37-54%)

Tanggal 16-0902014

BUN 9 mg/Dl (N: 10-24 mg/dL)

Creatinin 0,7 103/Ul (N: 0,5-1,5/uL)

2. Photo

Lokasi fraktur pada tibia fibula 1/3 proximal + tibia 1/3 tengah + ancle bagian dextra

VI. TERAPI

1. Diit TKTP extra putih telur

2. Inj Amikasin 1 x 500 mg IV (16.00)

3. Inj Methylcobalt 3 x 1 amp IV (04.00, 12.00, 16.00)

4. Inj pamol 3 x 1 gr drip K/p (04.00, 12.00, 16.00)

5. Inj ceftazidime 3 x 1 gr IV (04.00, 12.00, 16.00)

Page 9: ASKEP FRAKTUR CRURIS

Surabaya, 28 September 2014

Mahasiswa

(Nurul Fahmi Rizka Laily)

Page 10: ASKEP FRAKTUR CRURIS

Analisa Data

Nama klien : An A Ruangan/Kamar : C1 /5

Umur : 13 tahun

No Data Masalah Etiologi

1 Ds : pasien mengatakan nyeri

P = Post of fraktur kruris dan pemasangan fiksasi

eksternal

Q = cekit-cekit

R = kaki kanan 1/3 tulang fibula dan tibia

S = 5 (0-10)

T = sewaktu digerakkan dan dirawat luka

Do :

- Pasien tampak menyeringai kesakitan

- Pasien tampak melindungi daerah yang

sakit

- Pasien terlihat berhati-hati pada saat

bergerak

Nyeri akut Kompresi saraf, cedera

neuromuskular, trauma

jaringan, dan refleks spasme

otot sekunder

2 Ds : -

Do: - terlihat ada luka di bagian paha bawah, dan

luka di sekitar daerah fraktur

Kerusakan integritas kulit tekanan, perubahan status

metabolik, kerusakan

sirkulasi.

3 Ds : pasien mengatakan hanya bisa berkaktifitas di

tempat tidur saja

Do :

- pasien terlihat hanya mampu

bergeser dan tidak dapat

menggerakkan bagian tubuh yang

fraktur. Aktivitas pasien dibantu oleh

keluarga.

- Terdapat fraktur yang dipasang

fiksasi eksterna di kaki kanan pasien

Hambatan mobilitas fisik Nyeri sekunder akibat

pergerakan fragmen tulang,

pemasangan fiksasi

eksterna.

4 Ds : pasien mengatakan tidak bisa mandi seperti

dirumah, dan dibantu oleh orang tua.

Do : pasien terlihat dibantu keluarga saat

melakukan eliminasi baik urin maupun alvi, pasien

terlihat dipasang pampers.

Defisit perawatan diri Kelemahan neuromuskular

dan penurunana kekuatan

tungkai bawah

5 Ds : -

Do :

- terlihat ada sedikit pus pada luka

post op fraktur

- WBC 11 103/Ul (N: 4-

Resiko tinggi infeksi Adanya port de entree luka

operasi

Page 11: ASKEP FRAKTUR CRURIS

10 103/uL )

Prioritas Masalah

Nama klien : An A Ruangan/Kamar : C1 /5

Umur : 13 tahun

Page 12: ASKEP FRAKTUR CRURIS

No Masalah Keperawatan Tanggal Paraf (nama perawat)Ditemukan Teratasi

1 Nyeri akut b.d Kompresi saraf, cedera neuromuskular, trauma jaringan, dan refleks spasme otot sekunder

22 September 2014 25 September 2014 Mimi

2 Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri sekunder akibat pergerakan fragmen tulang, pemasangan fiksasi eksterna.

22 September 2014 25 September 2014 Mimi

3 Resiko terjadinya infeksi b.d Adanya port de entree luka operasi

22 September 2014 25 September 2014 Mimi

4 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi.

22 September 2014 25 September 2014 Mimi

5 Defisit perawatan diri b.d Kelemahan neuromuskular dan penurunan kekuatan tungkai bawah

22 September 2014 23 September 2014 Mimi

Page 13: ASKEP FRAKTUR CRURIS

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1 Nyeri akut b.d Kompresi saraf,

cedera neuromuskular, trauma jaringan, dan refleks spasme otot sekunder

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri berkurang (terkontrol), dengan kriteria hasil :

a. Setelah diberikan teknik distraksi relaksasi dan dam 2 jam setelah pemberian analgetik nyeri hilang atau berkurang.

b. Ekspresi tidak meringis.

a. Pantau TTV dan GCS

b. Kaji tingkat persepsi pasien terhadap nyeri.

c. Berikan informasi tentang peningkatan atau penurunan rasa nyeri.

d. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.

e. Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman, msalnya sewaktu tidur belakang tubuh dipasang bantal kecil

f. Atur posisi immobilisasi pada tungkai bawah

g. Ajarkan metode penurun nyeri non invasif seperti : relaksasi.

h. Kolaborasi dalam pemberian pbat pereda

a. Untuk mengetahui indikasi kemajuan dari hasil yang diharapkan.

b. Agar diketahui sampai dimana derajat nyeri mengganggu pasien.

c. Agar pasien mengetahui/mengenal nyeri yang dirasakannya.

d. Agar pasien dapat mengalihkan perhatiannya dan dapat melupakan nyerinya walaupun hanya sejenak.

e. Istirahat merelaksasi semua jaringan sehingga meningkatkan kenyamanan

f. Imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsur utama penyebab nyeri pada tungkai bawah

g. Agar nyeri dapat teratasi

h. Analgetik dapat meredakan rasa nyeri dan

Page 14: ASKEP FRAKTUR CRURIS

sakit yang optimal (analgetik dan atibiotik)

antibiotik mempercepat kesembuhan luka.

2 Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri sekunder akibat pergerakan fragmen tulang, pemasangan fiksasi eksterna.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam, aktivitas fisik pasien dapat meningkat dengan kriteria hasil :

a. Tidak mengalami kontraktur sendi

b. Kekuatan otot bertambahc. Pasien menunjukkan tindakan

untuk meningkatkan mobilitas

a. Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik.

b. Anjurkan pasien melakukan latihan gerak aktif pada ektremitas yang tidak sakit

c. Bantu pasien melakukan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi

d. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik pasien

a. Mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas

b. Gerakan aktf memberikan massa, onus, dan kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan

c. Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan

d. Kemampuan mobilisasi ekstremitasdapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi.

3 Resiko terjadinya infeksi b.d Adanya port de entree luka operasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :

a. Luka bersih dan tidak mengeluarkan eksudat serta tidak adanya tanda-tanda infeksi.

b. Setelah diberikan pendidikan kesehatan pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda infeksi dan memahami tentang pencegahan kekambuhan

a. Identifikasi tanda-tanda infeksi, seperti perubahan warna, suhu, adanya cairan yang keluar, bengkak.

b. Observasi tanda-tanda vital klien.

c. Lakukan perawatan luka dengan teknik kurangi organisme yang masuk ke dalam luka dengan: cuci tangan dengan

a. Untuk mengenal secara dini terjadinya infeksi

b. Perubahan tanda vital mengidentifikasi terjadinya infeksi.

c. Agar luka insisi tetap dalam keadaan steril.

Page 15: ASKEP FRAKTUR CRURIS

cermat, teknik aseptik dalam mengganti balutan luka.

d. Pertahankan masukan kalori protein yang adekuat

e. Kolaborasi dalam pemberian antiobiotik.

f. Jika di temukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit.

g. Berikan pendidikan kesehatan persiapan pulang

d. Agar daya tahan tubuh pasien meningkat dan infeksi dapat menghindari.

e. Antibiotik dapat mencegah infeksi.

f. Penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal bias terjadi akibat terjadinya proses infeksi.

g. Untuk mencegah kekambuhan penyakit.

4 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, kerusakan kulit dapat teratasi, penyembuhan luka sesuai waktu dengan kriteria hasil :a. Tidak ada tanda- tanda infeksi

seperti pus, kemerahan, luka bersih tidak lembab dan tidak kotor,

b. Tanda- tanda vital dalam batas normal atau dapat di toleransi.

a. Kaji kulit dan identitas pada tahap perkembangan luka

b. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka

c. Pantau peningkatan suhu tubuh

d. Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya debridement.

e. Kolaborasi pemberian anti biotic sesuai indikasi

a. Mengetahui sejauhmana perkembangan luka mempermudah dalam melakukan tindakan yang tepat

b. mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah intervensi

c. suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasi sebagai adanya proses peradangaN

d. agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas pada area kulit normal lainya.

e. anti biotik berguna untuk mematikan mikroorganisme pathogen pada daerah yang beresiko terjadi infeksi.

5 Defisit perawatan diri b.d Kelemahan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama a. Kaji kemampuan dan tingkat a. Membantu dalam

Page 16: ASKEP FRAKTUR CRURIS

neuromuskular dan penurunan kekuatan tungkai bawah

1x24 jam perawatan diri pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :a. pasien dapat melakukan aktivitas

perawatan diri sesuai dengan kemampuan

penurunan dalam skla 0-4 untu melakukan aktivitas hidup sehari-hari

b. Hindari apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan bantu bila perlu

c. Ajak pasien untuk berpikir positif terhadap kelemahan yang dimilikiya. Berikan pasien motivasi dan izinkan pasien untuk melakukan tugas dan berikan umpan balik positif atas usahanya.

d. Rencanakan tindakan untuk mengurangi pergerakan pada sisi tungkai bawah yang sakit, seperti tempatkan makanan dan peralatan dalam suatu tempat yang berlawanan dengan sisi yang sakit.

e. Indentifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan meningkatkan latihan

megantisipasi dan merencanakan pertemuan untuk kebutuhan individual

b. Hal ini dilakukan untuk mencegah frustasi dan menjaga harga diri pasien karena pasien dalam keadaa cemas dan membutuhkan orang lain.

c. Pasien memerlukan empati. Itervensi tersebut dapat meningkakan harga diri, memandirikan pasien dan menganjurkan pasien untuk mencoba

d. Pasien akan lebih mudah mengambil peralatan yang diperlukan karena lebih dekat dengan lengan yang sehat

e. Meningkatkan latihan dapat membantu mencegah konstipasi

Page 17: ASKEP FRAKTUR CRURIS

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari / Tanggal Masalah Keperawatan Implementasi TT Evaluasi TT

1 Senin, 22

September

2014

Nyeri akut b.d Kompresi

saraf, cedera

neuromuskular, trauma

jaringan, dan refleks

spasme otot sekunder ;

Hambatan mobilitas fisik

b.d Nyeri sekunder akibat

pergerakan fragmen

tulang, pemasangan

fiksasi eksterna; Resiko

terjadinya infeksi b.d

Adanya port de entree

luka operasi; Kerusakan

integritas kulit

berhubungan dengan

tekanan, perubahan status

metabolik, kerusakan

07.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur08.00 Mengkaji tingkat persepsi pasien terhadap nyeri.08.45 Mengkaji derajat imobilisasi pasien

09.00 Rawat luka – basah kering

10.00 Mengindentifikasi tanda-tanda infeksi, seperti

perubahan warna, suhu, adanya cairan yang keluar,

bengkak.

12.00 Melakukan TTV :

T = 110/80 mmHg

S = 37,50 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Injeksi methylcobalt 1x1 amp IV

Memberikan diit TKTP extra putih telur

14.00 Mengkaji kulit dan identitas pada tahap perkembangan luka

M 14.00

S : Pasien mengatakan masih nyeri, belum

bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat

mandi, miksi, BAB mandiri

O: TTV

T = 110/80 mmHg

S = 37,50 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Pasien terlihat berbaring di tempat tidur dan

hanya menggerakkan bagian tubuh yang tidak

sakit, segala kebutuhan pasien dibantu oleh

keluarga dan perawat.

A: masalah keperawatan belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

M

Page 18: ASKEP FRAKTUR CRURIS

sirkulasi; Defisit

perawatan diri b.d

Kelemahan

neuromuskular dan

penurunan kekuatan

tungkai bawah

16.00 Merawat luka kompres basah kering

Injeksi amikasin di drip dalam Ns 100 cc

17.20 Mengkaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam skla 0-4 untu melakukan aktivitas hidup sehari-hari

18.00 Melakukan TTV :

T = 110/70 mmHg

S = 37,50 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

19.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur

19.30 Memberikan informasi tentang peningkatan atau penurunan rasa nyeri.20.00 Mengindentifikasi kebiasaan BAB.

Menganjurkan minum dan meningkatkan latihan

01.00 Merencanakan tindakan untuk mengurangi

pergerakan pada sisi tungkai bawah yang sakit

04.00 Injeksi ceftazidimie 1 x 1 gr IV

05.00 Melakukan TTV :

T = 110/90 mmHg

S = 370 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

21.00

S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum

bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat

mandi, miksi, BAB mandiri

O: TTV

T = 110/90 mmHg

S = 370 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Pasien terlihat berbaring di tempat tidur dan

hanya menggerakkan bagian tubuh yang tidak

sakit, segala kebutuhan pasien dibantu oleh

keluarga dan perawat.

A: masalah keperawatan belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

05.00

S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum

bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat

mandi, miksi, BAB mandiri, namun dapat

memakai baju sendiri

O: T = 110/90 mmHg

S = 37 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Page 19: ASKEP FRAKTUR CRURIS

Tangan dan kaki kanan pasien tampak

terkulai lemah, segala kebutuhan pasien

dibantu oleh keluarga dan perawat.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

2 Selasa, 23

September

2014

Nyeri akut b.d Kompresi

saraf, cedera

neuromuskular, trauma

jaringan, dan refleks

spasme otot sekunder ;

Hambatan mobilitas fisik

b.d Nyeri sekunder akibat

pergerakan fragmen

tulang, pemasangan

fiksasi eksterna; Resiko

terjadinya infeksi b.d

Adanya port de entree

luka operasi; Kerusakan

integritas kulit

berhubungan dengan

tekanan, perubahan status

metabolik, kerusakan

sirkulasi;

07.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur08.00 Mengajarkan metode distraksi selama nyeri akut.09.00 Rawat luka – basah kering

10.00 Menganjurkan pasien melakukan latihan gerak aktif pada ektremitas yang tidak sakit12.00 Melakukan TTV :

T = 110/70 mmHg

S = 37,50 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Injeksi methylcobalt 1x1 amp IV

Memberikan diit TKTP extra putih telur

14.00 Membantu pasien melakukan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi

16.00 Merawat luka kompres basah kering

Injeksi amikasin di drip dalam Ns 100 cc

17.20 Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik pasien

18.00 Melakukan TTV :

T = 90/70 mmHg

S = 370 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

M 14.00

S: Pasien mengatakan masih nyeri berkurang,

belum bisa menggerakkan kaki kanan, tidak

dapat mandi, miksi, BAB mandiri, namun

dapat memakai baju sendiri

O: T = 110/70 mmHg

S = 37,5 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Tangan dan kaki kanan pasien tampak

terkulai lemah, segala kebutuhan pasien

dibantu oleh keluarga dan perawat.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

21.00

S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum

bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat

mandi, miksi, BAB mandiri, namun dapat

memakai baju sendiri

O: T = 90/70 mmHg

S = 37 C

N = 80 X/mnt

M

Page 20: ASKEP FRAKTUR CRURIS

GCS = 4,5,6

19.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur

20.00 Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa

nyeri dan berikan posisi yang nyaman.

04.00 Injeksi ceftazidimie 1 x 1 gr IV

05.00 Melakukan TTV :

T = 90/70 mmHg

S = 370 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Tangan dan kaki kanan pasien tampak

terkulai lemah, segala kebutuhan pasien

dibantu oleh keluarga dan perawat.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

05.00

S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum

bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat

mandi, miksi, BAB mandiri, namun dapat

memakai baju sendiri

O: T = 90/700 mmHg

S = 37 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Tangan dan kaki kanan pasien tampak

terkulai lemah, segala kebutuhan pasien

dibantu oleh keluarga dan perawat.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

3 Nyeri akut b.d Kompresi

saraf, cedera

neuromuskular, trauma

jaringan, dan refleks

spasme otot sekunder;

Resiko terjadinya infeksi

07.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur08.00 Mengajarkan metode distraksi selama nyeri akut.

09.00 Rawat luka – basah kering

10.00 Menganjurkan pasien melakukan latihan gerak aktif pada ektremitas yang tidak sakit

12.00 Melakukan TTV :

M 14.00

S: Pasien mengatakan nyeri berkurang skala

(4), belum bisa menggerakkan kaki kanan,

tidak dapat mandi, miksi, BAB mandiri,

namun dapat memakai baju sendiri

O: T = 110/70 mmHg

M

Page 21: ASKEP FRAKTUR CRURIS

b.d Adanya port de entree

luka operasi; Kerusakan

integritas kulit

berhubungan dengan

tekanan, perubahan status

metabolik, kerusakan

sirkulasi;

T = 110/70 mmHg

S = 37,50 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Injeksi methylcobalt 1x1 amp IV

Memberikan diit TKTP extra putih telur

14.00 Membantu pasien melakukan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi

16.00 Merawat luka kompres basah kering

Injeksi amikasin di drip dalam Ns 100 cc

17.20 Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik pasien

18.00 Melakukan TTV :

T = 90/70 mmHg

S = 370 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

19.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur

20.00 Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa

nyeri dan berikan posisi yang nyaman.

04.00 Injeksi ceftazidimie 1 x 1 gr IV

05.00 Melakukan TTV :

T = 90/70 mmHg

S = 370 C

N = 80 X/mnt

S = 37,5 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Kaki kanan pasien tampak terkulai lemah,

segala kebutuhan pasien dibantu oleh

keluarga dan perawat.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

21.00

S: Pasien mengatakan nyeri berkurang skala

(4), belum bisa menggerakkan kaki kanan,

tidak dapat mandi, miksi, BAB mandiri,

namun dapat memakai baju sendiri

O: T = 90/70 mmHg

S = 37 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Tangan dan kaki kanan pasien tampak

terkulai lemah, segala kebutuhan pasien

dibantu oleh keluarga dan perawat.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

05.00

S: Pasien mengatakan nyeri berkurang skala

(4), belum bisa menggerakkan kaki kanan,

tidak dapat mandi, miksi, BAB mandiri,

Page 22: ASKEP FRAKTUR CRURIS

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

namun dapat memakai baju sendiri

O: T = 90/700 mmHg

S = 37 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Tangan dan kaki kanan pasien tampak

terkulai lemah, segala kebutuhan pasien

dibantu oleh keluarga dan perawat.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

4 Kamis, 25

September

2014

Nyeri akut b.d Kompresi

saraf, cedera

neuromuskular, trauma

jaringan, dan refleks

spasme otot sekunder ;

Hambatan mobilitas fisik

b.d Nyeri sekunder akibat

pergerakan fragmen

tulang, pemasangan

fiksasi eksterna; Resiko

terjadinya infeksi b.d

Adanya port de entree

luka operasi; Kerusakan

integritas kulit

berhubungan dengan

tekanan, perubahan status

metabolik, kerusakan

07.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur08.00 Atur posisi immobilisasi pada tungkai bawah

09.00 Rawat luka – basah kering

12.00 Melakukan TTV :

T = 110/70 mmHg

S = 37,50 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Injeksi methylcobalt 1x1 amp IV

Memberikan diit TKTP extra putih telur

14.00 Ajarkan metode penurun nyeri non invasif seperti : relaksasi.

16.00 Merawat luka kompres basah kering

Injeksi amikasin di drip dalam Ns 100 cc

18.00 Melakukan TTV :

T = 90/70 mmHg

M 14.00

S: Pasien mengatakan nyeri berkurang, belum

bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat

mandi, miksi, BAB mandiri, namun dapat

memakai baju sendiri

O: T = 110/70 mmHg

S = 37,5 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Kaki kanan pasien tampak terkulai lemah,

segala kebutuhan pasien dibantu oleh

keluarga dan perawat.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

21.00

S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum

M

Page 23: ASKEP FRAKTUR CRURIS

sirkulasi; S = 370 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

19.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur

20.00 Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa

nyeri dan berikan posisi yang nyaman.

04.00 Injeksi ceftazidimie 1 x 1 gr IV

05.00 Melakukan TTV :

T = 90/70 mmHg

S = 370 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat

mandi, miksi, BAB mandiri, namun dapat

memakai baju sendiri

O: T = 90/70 mmHg

S = 37 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Kaki kanan pasien tampak terkulai lemah,

segala kebutuhan pasien dibantu oleh

keluarga dan perawat. Pasien nampak

berusaha menggerakkan kaki yang sakit.

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

05.00

S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum

bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat

mandi, miksi, BAB mandiri, namun dapat

memakai baju sendiri

O: T = 90/700 mmHg

S = 37 C

N = 80 X/mnt

RR= 20 X /mnt

GCS = 4,5,6

Kaki kanan pasien tampak terkulai lemah,

segala kebutuhan pasien dibantu oleh

keluarga dan perawat. Pasien nampak

berusaha menggerakkan kaki yang sakit.

Page 24: ASKEP FRAKTUR CRURIS

A: masalah keperawatan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan