Upload
bayu-setyiawan
View
37
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S Dengan CVA BLEEDING
DI RUANG MARWAH 3 RSU HAJI SURABAYA
4.1 PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Kamis, 03 Juli 2014 pukul 14.00 WIB di
ruang Marwah 3 RSU HAJI Surabaya. Data diperoleh melalui wawancara dengan
keluarga pasien, pemeriksaan serta catatan status perkembangan pasien.
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Kalibokor timur 158 SBY
Pendidikan : SMA
Tanggal masuk RS : 11 Juni 2014 jam 06.09 WIB
No RM : 695429
Dx Medis : CVA Bleeding
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak sadar
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 11 juni 2014 jam 06 09 pasien dibawah oleh keluarga ke UGD
rumah sakit umum haji Surabaya, keluarga pasien mengatakan pasien tidak
sadar setelah jatuh di dapur saat akan keluar dari kamar mandi untuk
mengangkat HPnya yang sedang berbunyi. Lalu dari UGD pasien di pindah
ke ICU. Pasien dirawat di ICU selama 6 hari kemudian pasien di pindah ke
ruang shofa 3 dan dirawat selama 5 hari, lalu pasien mengalami koma lagi
dan di pindah ke ruang ICU lagi dirawat selama 5 hari. Kemudian pasien di
pindah ke ruang marwah 3 pada tanggal 02 juli 2014 jam 18.00 di ruangan
26
pasien terpasang NGT, nasofaring tube, masker O2, dower kateter, infuse di
ekstremitas kanan bawah, restrain (+) di tangan kanan. Keluarga pasien
mengatakan kaki dan tangan kiri pasien lemah dan berat untuk digerakkan,
daerah punggung tampak kemerahan, pada nasofaringeal tube terdapat
banyak secret.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien mempunyai penyakit hipertensi sejak 2
tahun yang lalu, riwayat penyakit DM (-), alergi obat dan makanan (-),
hepatitis (-)
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita sakit serupa
dengannya, tidak ada riwayat penyakit menurun maupun menular.
3. Pola Aktifitas Sehari-hari
a. Makan
Di rumah : pasien suka makan kikil, makanan berlemak dan berkuah santan,
pasien makan 3x sehari satu porsi habis
Di RS : pasien terpasang NGT pada hidung kanan, diet berupa bubur cair
6x250 cc
b. Minum
Di rumah : pasien biasanya dirumah minum air putih, teh dan kopi ± 1,5
L/hari
Di RS : pasien sulit minum, semua asupan cairan/minuman lewat NGT
c. Pola tidur
Di rumah : pasien tidur ± 7-8 jam/hari tidak ada gangguan pada pola tidur
Di RS : pasien lebih banyak tidur di atas tempat tidurnya
d. Pola kebersihan
Di rumah : pasien di rumah mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, cuci
rambut 3 hari sekali, ganti baju dan celana setiap hari
Di RS : pasien hanya di seka 2x sehari pagi dan sore, tidak gosok gigi, tidak
cuci rambut, rambut kotor dan kusut, pasien tidak memakai baju hanya
memakai selimut/handuk
27
e. Aktifitas sehari-hari
Di rumah : pasien bekerja sebagai seorang supir hotel berangkat pagi dan
pulang pada sore hari
Di RS : pasien hanya terbaring lemah di atas tempat tidurnya
f. Eliminasi urin 5-6 x/hari, warna kuning jernih, bau khas
Di RS : pasien terpasang dower kateter.
g. Eliminasi alvi
Di rumah : pasien BAB 1-2x/hari, warna kuning, konsistensi lembek, bau
khas
Di RS : saat pengkajian pasien belum bias BAB
h. Riwayat sosial
Hubungan dengan anggota keluarga : pasien mempunyai hubungan baik
dengan anggota keluarga yang lain
Hubungan dengan tetangga : pasien mempunyai hubungan yang baik
dengan tetangga dan suka bersosialisasi.
4.2 PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Somnolen
c. TTV : TD= 160/100mmHg
Nadi= 86/menit reguler
Respirasi= 17x/menit
S= 37°C
GCS E: 3 V: x M: 5
d. Head to toe :
1) Kepala : Normocephal, tidak ada lesi, rambut hitam sedikit putih,
persebaran merata.
2) Mata : simetris, pupil isokor (2mm/2mm), refleks cahaya (+/+),
tidak ada edema palpebra, konjungtiva merah muda.
3) Hidung : simetris, tidak teraba massa/polip, tidak terdapat sekret.
4) Telinga : simetris, bersih, tidak terdapat serumen, pendengaran baik.
5) Mulut : palatum normal, tidak sinosis, mukosa bibir kering.
28
6) Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
massa.
7) Thorak/paru
I : pengembangan dada kanan dan kiri simetris, tidak ada retraksi, tidak
ada lesi.
P : vokal fremitus teraba simetris kanan dan kiri.
P : suara sonor di seluruh lapang paru, tidak ada pembesaran paru.
A : suara vesikuler di seluruh lobus paru rh +/+,wh-/-.
8) Jantung
I : ictus cordis tidak tampak, tidak ada luka/lesi.
P : ictus cordis tidak teraba/ tidak kuat angkat.
P : pekak di seluruh lapang jantung, tidak ada pembesaran jantung.
A : S1 dan S2 reguler dan tidak ada suara tambahan
9) Abdomen
I : simetris, tidak terdapat lesi/luka dan benjolan, tidak terdapat distensi.
A: bising usus ±10x/menit
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
hati, lien dan ginjal.
P : timpani di seluruh lapang perut.
10) Genetalia: terpasang dower kateter
11) Integumen: turgor kulit baik, perfusi hangat, kering,
capilary refill ˂3 detik, kulit sawo matang.
12) Pengkajian Nyeri:
P= aktivitas
Q= lemah/berat
R= ekstremitas kiri
S= ringan (1-3)
T= Hilang timbul
13) Pengkajian Nutrisi:
A= BB: 60Kg, TB: 160cm IMT= BB/TB² = 18 (kurus ringan).
B= Hb 11,4gr/dl,
C= Sklera ikterius (-/-), konjungtiva merah muda, mukosa bibir kering.
29
D= bubur cair 6x 250 cc.
14) Ekstremitas: tidak tampak oedema pada kedua ektremitas
atas dan bawah, akral hangat, terpasang infus RL 15 tpm di
ekstremitas kanan bawah. Kekuatan otot:
4.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 02 Juli 2014 pukul 06.47
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
DL
H6B 11,4 gr/dl 11,4-15,1
RBC 4,05 Juta/μL 4,0-5,0
HCT 32,8 % 38.0-42.0
MCV 81,0 H 80-96
MCH 28,1 pg 27-31
MCHC 34,8 g/dl 32-36
RDW-SD 41,6
RDW-CV
WBC
14,5
10,31 10³/μL 5,0-10,0*
EO% 0.6 % 1,0-3,0
BASO% 0,2 % 0,0-1.0
NEUT% 89,3 % 55,0-70,0
LYMPH% 6,0 % 20,0-40,0
MONO% 3,9 % 2,0-8,0
EO# 0,06
BASO# 0,02
NEUT# 9,21
LYMPH#
MONO#
PLT
0,62
0,40
259.000
30
4 -
4 -
POW
MPV
P-LCR
Kimia klinik
Kl
Na
Cl
GDA
10,1
9,6
20,1
4,1
142
107
140
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
g/dL
3,5-5,0
135-145
94-111
140-150
Hasil CT SCAN kesimpulan : CVA bleeding di pons
Terapi penunjang
Inf. RL 15 tpm
Inf. Manitol 1x100 cc
Inj. Omeprazole 2x1 vial
Inj. Ceftriaxone 2x1gr vial
Inj. Ranitidine 50 mg 2x1
Inj. Citicolin 250 mg 3x1
Inj. Vit K 4x1 ampul
Inj. Transamin 500 mg 4x1
Diit bubur cair 6x250 cc
4.4 ANALISA DATA
No Data Fokus Problem Etiologi
1 DS: -
DO:
KU Lemah, GCS 3,X,5
Px terpasang nasofaringeal tube di
hidung kiri dan terdapat banyak
sekret
Px terpasang O2 masker
Terdapat suara nafas tambahan
gurgling (+) ronchi (+)
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
Peningkatan TIK /
herniasi serebral
↓
Penurunan kesadaran
↓
Ketidak mampuan
batuk efektif
↓
Ketidakefektifan
31
Px tidak dapat batuk efektif
TD= 160/100 mmHg
Nadi= 86x/menit
Respirasi= 17x/menit
S= 37° C
bersihan jalan nafas
2 Ds:
Keluarga pasien mengatakan pasien
tidak sadar
DO:
KU Lemah
Pasien bedrest total
Ekstremitas kiri lemah
ROM + -
+ -
GCS 3,X,5
Kesadaran : somnolen
Terpasang restrain di lengan kanan
Hasil radiologi :
CVA bleeding di pons
TD= 160/100 mmHg
Nadi= 86x/menit
Respirasi= 17x/menit
S= 37° C
Gangguan
perfusi jaringan
serebral
Thrombus/emboli di
serebral
↓
Sumbatan pembulu
darah di otak
↓
Suplai darah dan O2
ke jaringan serebral
tidak adekuat
↓
Gangguan perfusi
jaringan serebral
3 DS:
Keluarga pasien mengatakan kaki
dan tangan kiri pasien lemah dan
berat untuk di gerakkan
DO:
KU Lemah
Hemiplegi di ekstremitas kiri
ROM + -
+ -
Kerusakan
mobilitas fisik
Iskemik infark
↓
Deficit neurologis
↓
Hemisfer kanan
↓
Hemiparese / plegi
kiri
↓
32
GCS 3,x,5
Semua kebutuhan ADL pasien
dibantu oleh keluarga dan perawat
Kerusakan mobilitas
fisik
4.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidak mampuan
batuk efektif sekunder penurunan kesadaran
2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak sekunder
ICH
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiplegic disebabkan oleh
kerusakan neuro muskuler sekunder ICH
4.6 INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidak mampuan
batuk efektif sekunder penurunan kesadaran
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
jalan nafas px kembali efektif.
Kriteria hasil :
a. Pasien menunjukkan jalan nafas yang paten ditandai dengan :
- Irama nafas normal
- Frekuensi nafas noemal
- Tidak ada suara nafas tambahan
b. Px dapat mendemonstrasikan batuk efektif
c. Tidak ada syanosis atau dyspneu
d. Tidak terjadi aspirasi
e. TTV dalam batas normal : TD 110/70-120/80
mmHg, N 80-100 x/menit, S 36,5-37,5° C,
RR 16-20 x/menit
Intervensi Rasional
a. Observasi kecepatan, kedalaman dan
suara nafas klien
a. Kecepatan pernafasan menunjukkan
adanya upaya tubuh untuk memenuhi
33
b. Observasi keefektifan pemberian O2
c. Auskultasi suara nafas pasien
d. Lakukan chest fisioterapi clapping dan
vibrasi
e. Kaji konsistensi warna secret
f. Informasikan pada keluarga pasien
penyebab keadaan pasien saat ini
O2
b. Pemberian tambahan O2 yg adekuat
akan mempertahankan saturasi O2 yg
baik
c. Adanya suara nafas ronchi, stridor
gargling mengindikasikan ketidak
patenan jalan nafas
d. Clapping dan vibrasi dapat membantu
mengalirkan secret yang kental
e. Secret yang kental perlu dilakukan
penghisapan
f. Pemahaman keluarga akan
mengoptimalkan proses tindakan
keperawatan
2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak sekunder ICH
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
perfusi jaringan serebral kembali baik.
Kriteria hasil :
a. Pasien tidak gelisah
b. Fungsi kognitif, motorik dan sensorik membaik
c. Pasien tidak menunjukkan gerakan-gerakan involunter
d. Pasien menunjukkan tidak ada kelanjutan deterorasi/kekambuhan deficit
e. TTV dalam batas normal : TD 110/70-120/80 mmHg, N 80-100 x/menit, S
36,5-37,5° C, RR 16-20 x/menit
Intervensi Rasional
a. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi
dan bentuk pupil
b. Monitor tingkat keadaan pasien
c. Monitor tanda-tanda vital pasien
a. Adanya edema pupil mengindikasikan
adanya peningkatan TIK yang tinggi
b. Kesadaran pasien menunjukkan status
neurologisnya
c. Untuk mengetahui perkembangan
keadaan pasien secara dini
34
d. Berikan posisi lebih tinggi 15-30°
e. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
batasi pengunjung
f. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat neuroprotektor
d. Mengurangi tekanan arteri dengan
meningkatkan drainage vena dan
memperbaiki sirkulasi serebral
e. Istirahat total dan ketenangan
diperlukan untuk pencegahan terhadap
perdarahan
f. Memperbaiki sel yang masih viabel
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubngan dengan hemiplegi disebabkan oleh
kerusakan neuromuskuler sekunder ICH
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
kerusakan mobilitas fisik tidak terjadi.
Kriteria hasil :
a. Tidak terjadi kontraktur sendi
b. Bertambahnya kekuatan otot
c. Klien menunjukkan peningkatan mobilitas
Intervensi Rasional
a. Observasi rentang gerak aktif (ROM)
b. Ubah posisi klien tiap 2jam
c. Lakukan gerak pasif pada ekstremitas
yang sakit
d. Observasi TTV sebelum dan sesudah
latihan gerak pasif
e. Kolaborasi dengan keluarga untuk
membantu latihan gerak
f. Kolaborasi dengan rehab medik
a. Mengetahui kemampuan gerak pasien
saat ini
b. Menurunkan resiko terjadinya iskemia
jaringan akibat sirkulasi darah yang
jelek pada daerah yang tertekan
c. Otot volunter akan kehilangan tonus
dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk
digerakkan
35
4.7 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal/jam No.Dx Implementasi Evaluasi Ttd
03 Juli 2014
10.00
10.10
10.15
10.20
10.25
1 Melakukan observasi
kecepatan kedalaman dan
suara nafas Tn.S
Hasil : RR 23x/menit,
kedalaman normal, suara
nafas tambahan (+) ronchi
dan gargling
Melakukan observasi
keefektifan pemberian O2
masker 8 lpm
Hasil : saturasi O2 99%
Mengauskultasi suara
tambahan
Hasil : gargling (+), ronchi
(+)
Mencatat konsistensi
warna secret
Hasil : konsistensi kental,
warna putih kekuningan
Menginformasikan kepada
keluarga pasien tentang
penyebab keadaan px saat
ini miss: pencetus yg di
derita pasien saat ini yaitu
hipertensi
Hasil : keluarga px
memahami
Berkolaborasi dengan tim
S: keluarga pasien mengatakan
suara nafas pasien masih
grok-grok
O: KU Lemah, kesadaran
somnolen, GCS 3,x,5 suara
nafas tambahan ronchi (+)
gurgling (+) batuk (-)
TD= 160/110mmHg
N= 98x/mnt
RR= 21x/mnt
S= 36 ºc
Syanosis (-) dyspneau (-)
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
36
10 30
10.40
10.45
10.45
10.50
10.55
11.00
2
medis dalam pemberian
terapi nebul (-) suction (+)
jm 12,00
Melakukan monitoring
ukuran, kesimetrisan,
reaksi dan bentuk pupil
Hasil : ukuran normal,
isokor (+) edema pupil (-)
Melakukan observasi pada
tingkat kesadaran pasien
Hasil : kesadaran somnolen
GCS 3,x,5
Melakukan observasi TTV
Hasil :
TD= 160/110mmHg
N= 98x/mnt
RR= 21x/mnt
S= 36 ºc
Mengganjal kepala dengan
bantal dan menaikkan
posisi kepala dari bed lebih
tinggi 15º
Memberikan lingkungan
yang tenang dengan cara
membatasi pengunjung dan
memasang pagar tempat
tidur
Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat neuroprotektor
Jm 09.00 inj citicolin 250
S: -
O: KU lemah kesadaran
somnolen GCS 3,x,5
TD= 160/110mmHg
N= 98x/mnt
RR= 21x/mnt
S= 36 ºc
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
37
11.10
11.10
11.15
11.20
11.25
11.35
04 juli 2014
09.30
3
1
mg
Melakukan observasi
rentang gerak (ROM)
Hasil : ROM 0 4
0 4
Membuatkan pasien jadwal
mobilitas fisik miring
kanan 2 jam, terlentang 2
jam dan miring kiri 2 jam
dalam 24 jam
Membantu dan melatih px
untuk melakukan mobilitas
fisik miring kanan,
terlentang, miring kiri tiap
2 jam
Melatih pasien melakukan
gerak pasif untuk menjaga
tonus otot dan
memperlancar sirkulasi
darah
Mengganjal ekstremitas
yang parese dengan bantal
Berkolaborasi dengan ahli
fisioterapi
Melakukan observasi
kecepatan kedalaman dan
suara nafas Tn.S
Hasil : RR 21x/menit,
kedalaman normal, suara
nafas tambahan (+) ronchi
S : keluarga px mengatakan
tangan dan kaki kiri px sulit
dan berat untuk di gerakkan
O : ROM 0 4
0 4
Hemiplegic (+) di
ekstremits kiri, tonus otot
lemah, oedem (-),
kontraktur (-)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
S : keluarga px mengatakan
terkadang jika kepala px
dimiringkan px dapat batuk
sedikit, tapi nafas masih
terdengar grok-grok
38
09.40
09.45
09.55
10.00
10.15
10.30 2
dan gargling
Melakukan observasi
keefektifan pemberian O2
masker 8 lpm
Hasil : saturasi O2 98%
Mengauskultasi suara
tambahan
Hasil : gargling (+), ronchi
(+)
Mencatat konsistensi
warna secret
Hasil : konsistensi kental,
warna putih kekuningan
Nasofaringeal tube (+)
banyak secret di dalam
tube
Menjelaskan kembali
kepada keluarga pasien
tentang penyebab keadaan
px saat ini miss: pencetus
yg di derita pasien saat ini
yaitu hipertensi
Hasil : keluarga px
memahami
Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
terapi nebul (-) suction (+)
jm 11,30
Melakukan monitoring
ukuran, kesimetrisan,
reaksi dan bentuk pupil
O : px bedrest total
Kesadaran somnolen
GCS 2,x,4
Suara nafas tambahan
ronchi (+) gurgling (+)
batuk (+) grok-grok (+)
TD= 170/90mmHg
N= 102x/mnt
RR= 20x/mnt
S= 37,1 ºc
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
S : -
O : px bedrest total
39
10.35
10.40
10.45
11.00
11.15 3
Hasil : ukuran normal,
isokor (+) edema pupil (-)
Melakukan observasi pada
tingkat kesadaran pasien
Hasil : kesadaran somnolen
GCS 2,x,5
Melakukan observasi TTV
Hasil :
TD= 170/90mmHg
N= 102x/mnt
RR= 20x/mnt
S= 37,1 ºc
Memberikan lingkungan
yang tenang dengan cara
membatasi pengunjung dan
memasang pagar tempat
tidur
Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat neuroprotektor dan
koagulan
inj citicolin 250 mg
inj vit K I amp
inj transamin 500mg
jm 09.00
Melakukan observasi
rentang gerak (ROM)
Hasil : ROM 0 3
0 3
Membantu dan melatih px
Kesadarn somnolen
GCS 2,x,4
TD= 170/90mmHg
N= 102x/mnt
RR= 20x/mnt
S= 37,1 ºc
Saturasi O2 98%
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
S : keluarga px mengatakan
tangan dan kaki kiri px sulit
dan berat untuk digerakkan
O : Hasil : ROM 0 3
0 3
40
11.20
11.25
11.35
11.40
untuk melakukan mobilitas
fisik miring kanan,
terlentang, miring kiri tiap
2 jam
Melatih pasien melakukan
gerak pasif untuk menjaga
tonus otot dan
memperlancar sirkulasi
darah
Mengganjal ekstremitas
yang parese dengan bantal
Berkolaborasi dengan ahli
fisioterapi
Hemiplegic (+) di
ekstremitas kiri
Tonus otot lemah
Oedem (+) di ekstremitas
kiri
Kaki dan tangan kaku saat
digerakkan
Kontraktur (-)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
09.30
09.40
09.45
10.00
1 Melakukan observasi
kecepatan kedalaman dan
suara nafas Tn.S
Hasil : RR 24x/menit,
kedalaman normal, suara
nafas tambahan (+) ronchi
dan gargling
Melakukan observasi
keefektifan pemberian O2
masker 6 lpm
Hasil : saturasi O2 98%
Mengauskultasi suara
tambahan
Hasil : gargling (+), ronchi
(+)
Mencatat konsistensi
warna secret
S : keluarga px mengatakan
dahak px tidak dapat keluar
saat kepala di miringkan
O : px bedrest total
Kesadaran coma
GCS 1,x,1
Suara nafas tambahan
ronchi (+) gurgling (+)
batuk (+) grok-grok (+)
TD= 160/100mmHg
N= 82x/mnt
RR= 22x/mnt
S= 37,3 ºc
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
41
10.05
10.15
10.20
10.25
10.35
2
Hasil : saat kepala px
dimiringkan tidak ada
secret yang keluar, pasien
batuk-batuk
Nasofaringeal tube tampak
kotor dan banyak secret
kental berwarna putih
Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
terapi nebul (-) suction (+)
jm 12,00 sekret tidak dapat
terhisap, secret kental dan
kering
Melakukan monitoring
ukuran, kesimetrisan,
reaksi dan bentuk pupil
Hasil : ukuran normal,
isokor (+) edema pupil (-)
Melakukan observasi pada
tingkat kesadaran pasien
Hasil : kesadaran coma
GCS 1,x,1
Melakukan observasi TTV
Hasil :
TD= 160/100mmHg
N= 82x/mnt
RR= 22x/mnt
S= 37,3 ºc
Memberikan lingkungan
yang tenang dengan cara
membatasi pengunjung dan
S : -
O : px bedrest total
Kesadarn coma
GCS 1,x,1
TD= 160/100mmHg
N= 82x/mnt
RR= 22x/mnt
S= 37,3 ºc
Saturasi O2 98%
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervesi
42
10.40
11.00
11.15
11.30
11.40
11.45
3
memasang pagar tempat
tidur
Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat neuroprotektor dan
koagulan
inj citicolin 250 mg
inj vit K I amp
inj transamin 500mg
jm 09.00
Melakukan observasi
rentang gerak (ROM)
Hasil : ROM 0 3
0 3
Membantu dan melatih px
untuk melakukan mobilitas
fisik miring kanan,
terlentang, miring kiri tiap
2 jam
Melatih pasien melakukan
gerak pasif untuk menjaga
tonus otot dan
memperlancar sirkulasi
darah
Mengganjal ekstremitas
yang parese dengan bantal
Berkolaborasi dengan ahli
fisioterapi
S : -
O : Hasil : ROM 0 3
0 3
Hemiplegic (+) di
ekstremitas kiri
Tonus otot lemah
Oedem (+) di ekstremitas
kiri
Kaki dan tangan kaku saat
digerakkan
Kontraktur (-)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
43
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Serangan stroke sering kali dating secara mendadak, tidak terduga
sebelumnya. Namun sebelum menderita stroke biasanya di dahului dengan stroke
ringan atau lebih dikenal dengan TIA. Gejala TIA mirip dengan stroke kecuali pada
durasi waktu. TIA hanya berlangsung selama beberapa menit atau kurang dari 24
jam. Sedangkan stroke berlangsung selama 24 jam atau lebih, meninggal kecacatan
yang menetap, atau berakhir dengan kematian
5.2 SARAN
Marilah menjaga kesehatan dengan baik karena kesehatan mahal harganya.
Dan lakukan olahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran tubuh. Serta
mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi (4 sehat 5 sempurna) agar tetap
sehat. Jangan suka mengkonsumsi makanan cepat saji, kurangi kebiasaan merokok
dan minuman beralkohol. Lakukanlah hal-hal positif.
44