43
Askep Colelitiasis, colesistitis MAKALAH disusun untuk memenuhi tugas mata ajaran KMB I oleh KELAS SANTA TERESA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS KMB I Page 1

Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

  • Upload
    ian

  • View
    206

  • Download
    12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Citation preview

Page 1: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Askep Colelitiasis, colesistitis

MAKALAHdisusun untuk memenuhi tugas mata ajaran KMB I

oleh

KELAS SANTA TERESA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO

BORROMEUS 2009

KMB I Page 1

Page 2: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

BAB IITINJAUAN TEORETIS

A. ASUHAN KEPERAWATAN CHOLELITIASIS

1.Konsep Penyakit Cholelitiasis

a. Pengertian Cholelitiasis adalah adanya batu di kandung empedu Cholelitiasis adalah adanya pembentukan batu empedu

(Kamus Kedokteran Dorlan, 1996) Cholelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan

di dalam kandung empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duany (Syamsuhidayat. 2001)

Jadi Cholelitiasis adalah adanya pembentukan batu empedu di dalam kandung empedu atau di duktus koledokus atau dikedua-duanya

b. Anatomi FisiologiHepar (Hati)Organ yang paling besar dalam tubuh kita, warnanya cokelat dan beratnya kurang lebih1 setengah kg.

Letaknya: bagian atas dalam rongga abdomen disebelah kanan bawah diagfragma.

Hati dibagi atas 2 lapisan utama:

Permukaan atas berbentuk cembung, terletak dibawah diagfragma.

Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transfersus.

Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati dibagi 4 belahan: lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan lobus quadratus.

KMB I Page 2

Page 3: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Pembuluh darah pada hatiHati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan vena porta.

Aeteri Hepatika, keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95%-100% masuk ke hati dan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler vena, ahirnya keluar sebagai vena hepatica.

Vena Porta, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesenterika superior mengantarkan 4/5 darahnya ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah di absorpsi oleh mukosa dan usus halus. Besarnya kira-kira 1 mm. Yang satu dengan yang lain terpisah oleh jaringan ikat, yang membuat cabang pembuluh darah ke hati, cabang vena porta arteri hepatica dan saluran empedu di bungkus bersama dengan sebuah balutan dan membentuk saluran porta.Darah berasal dari vena porta bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobulus di saluri oleh sebuah pembuluh sinusoid darah atau kapiler hepatica.

Pembuluh darah halus berjalan diantara lobulus hati disebut vena interlobuler

Dari sisi cabang-cabang kapiler masuk ke dalam bahan lobulus yaitu vena lobular

Pembuluh darah ini mengalirkan darah dari vena lain yang di sebut vena sublobuler

Yang satu sama lain membentuk vena hepatica

Langsung masuk ke dalam vena cava inferior

Empedu di bentuk dalam sela-sela kecil di dalam sel hepar melalui kapiler empedu yang halus/korekuli. Dengan cara berkontraksi, dinding perut berotot pada saluran ini mengeluarkan empedu dalam hati

Fungsi hati, terdiri dari : Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan di simpan di

suatu tempat dalam tubuh, di keluarkannya sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan

Mengubah zat buangan dalam bahan racun untuk di eksresikan dalam bentuk empedu dan urin

KMB I Page 3

Page 4: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen

Sekresi empedu, garam empedu di buat di hati di bentuk di sistem retikulo endothelium di alirkan di empedu

Membentuk ureum, hati menerima asam amino di ubah menjadi ureum, dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin

Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air

Penyimpanan dan penyebaran bahan termsuk glilkogen lemak, vitamin dan besi,vitamin yang larut dalam minyak dan lemak di simpan di hati

Hati membantu mempertahankan suhu tubuh sebab luasnya organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung mengakibatkan banyaknya darah mengalir melalui organ ini sehingga menaikan suhu tubuh.

Perlekatan peritoneal dan ligamentum hati Ligamnetum falsiformis, merupakan lipatan peritonium berlapis ganda

berjalan ke atas dari umbilikalis menuju ke hati berjalan ke permukaan anterior dan superior hati

Ligamentum teres hepatis, berjalan masuk ke fisura yang terdapat pada permukaan visceral hati bersatu dengan cabang kiri vena porta

Ligament venosum, suatu pita fibrosa yang merupakan sisa duktus venosus melekat pada cabang kiri vena porta. Duktus venosus tertutup menjadi pita fibrosa

Omentum minus, berasal dari pinggir porta hepatis dan fisura yang melewati ligamentum venosum dan berjlan ke bawah menuju kurvatura minor lambung

Kandung EmpeduSebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membrane berotot,

lletaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm3.

Lapisan empedu Lapisan serosa atau parietal

Lapisan otot bergaris

Lapisan dalam mukosa atau visceral disebut juga membrane mukosa

KMB I Page 4

Page 5: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Fungsi kandung empedu

Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental

Getah empedu adalah cairan yang di hasilkan oleh sel-sel hati jumlah setiap hari dari setiap orang di keluarkan 500-1000 cc sekresi yangn digunakan untuk mencerna lemak. 80% dari getah empedu pigmen (warna) insulin dan zat lainnya.

Duktus sistikusPanjangnya kurang lebih 3,5 cm yang berjalan dari lekkuk empedu

berhubungan dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu keduodenum.

SterkobilinMemberi warna feses dan sebagian di absorpsi kembali oleh darah dan

membuaat warna pada urin yang di sebut urobilin.

Bagian dari kandung empedu Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling

akhir setelah korpus vesikafelea.

Korpus vesikafelea bagian dari kandung empedu yang di dalamnya berisi getah empedu.

Leher kandung kemih, meruoakan leher dari kandung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya getah empedu ke dalam kandung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kandung empedu

Duktus sistikus, panjangnya kurang lebih 3 ¾ cm berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum

Duktus hepatikus saluran yang keluar dari leher.

Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum

Getah empeduSuatu cairan yang disekresi setiap hari oleh sel hati yang di hasilkan setipa

hari 500-1000 cc sekresi, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi meningkat sewaktu mencerna lemak.

KMB I Page 5

Page 6: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Anatomi Saluran Empedu Anatomi Hati

Cholelitiasis

KMB I Page 6

Page 7: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

c.Etiologi

Batu di dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari pigmen-pigmen empedu dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium dan protein.

Macam-macam batu yang terbentuk antara lain:

1. Batu empedu kolesterol, terjadi karena : kenaikan sekresi kolesterol dan penurunan produksi empedu.

Faktor lain yang berperan dalam pembentukan batu:

Infeksi kandung empedu Usia yang bertambah Obesitas Wanita Kurang makan sayur Obat-obat untuk menurunkan kadar serum kolesterol

2. Batu pigmen empedu , ada dua macam;

Batu pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan disertai hemolisis kronik/sirosis hati tanpa infeksi

Batu pigmen coklat  :  bentuk lebih besar , berlapis-lapis, ditemukan disepanjang saluran empedu, disertai bendungan dan infeksi

3. Batu saluran empedu

Sering dihubungkan dengan divertikula duodenum didaerah vateri. Ada dugaan bahwa kelainan anatomi atau pengisian divertikula oleh makanan akan menyebabkan obstruksi intermiten duktus koledokus dan bendungan ini memudahkan timbulnya infeksi dan pembentukan batu.

KMB I Page 7

Page 8: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

KMB I Page 8

Page 9: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

KMB I Page 9

Page 10: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

e. Manifestasi Klinis

Penderita batu saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala kronis dan akut.

GEJALA AKUT GEJALA KRONISTANDA :

1. Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme

2. Usaha inspirasi dalam waktu diraba pada kwadran kanan atas

3. Kandung empedu membesar  dan nyeri

4. Ikterus ringan

TANDA: 1. Biasanya tak tampak gambaran pada

abdomen

2. Kadang terdapat nyeri di kwadran kanan atas

GEJALA: 1. Rasa nyeri (kolik empedu) yang

Menetap

1. Mual dan muntah

2. Febris (38,5°°C)

GEJALA: 1. Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat :

abdomen bagian atas (mid epigastrium), Sifat : terpusat di epigastrium menyebar ke arah skapula kanan

2. Nausea dan muntah3. Intoleransi dengan makanan

berlemak4. Flatulensi

5. Eruktasi (bersendawa)

f. Insiden Insidens kolelitiasis di negara barat adalah 20% dan banyak menyerang orang dewasa dan lanjut usia. Kebanyakan Cholelitiasis tidak bergejala atau bertanda.

Angka kejadian penyakit batu empedu di Indonesia diduga tidak berbeda jauh dengan angka di negara ASIA Tenggara dan sejak tahun 1980-an berkaitan erat dengan cara diagnosis dengan ultrasonografi.

g. Komplikasikomplikasi cholelitiasis dapat berupa cholesistitis akut yang dapat

menimbulkan perforasi dan peritonitis, cholesistitis kronik, ikterus obstruksi, kolangitis, kolangiolitis piogenik, fistel bilioenterik, ileus batu empedu, pankreatitis, dan perubahan keganasan

KMB I Page 10

Page 11: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

h. Tes Diagnostik

Leukosit : 12.000 – 15.000 /iu (N : 5000 – 10.000 iu). Bilirubin : meningkat ringan, (N : < 0,4 mg/dl). Amilase serum meningkat.( N: 17 – 115 unit/100ml). Protrombin menurun, bila aliran dari empedu intestin menurun karena

obstruksi sehingga menyebabkan penurunan absorbsi vitamin K.(cara Kapilar : 2 – 6 mnt).

USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena adanya batu empedu dan distensi saluran empedu  ( frekuensi sesuai dengan prosedur diagnostik)

Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP), bertujuan untuk melihat kandung empedu, tiga cabang saluran empedu melalui ductus duodenum.

PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian cairan kontras untuk menentukan adanya batu dan cairan pankreas.

Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan adanya batu di sistim billiar.

CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada saluran empedu, obstruksi/obstruksi joundice.

Foto Abdomen :Gambaran radiopaque (perkapuran ) galstones, pengapuran pada saluran atau pembesaran pada gallblader

i.Penatalaksanaan Medis

Cholelitiasis ditangani baik secara nonbedah maupun dengan pembedahan.

Nonbedah : lisis batu dan pengeluaran secara endoskopik. Selain itu, dapat dilakukan pencegahan kolelitiasis pada orang yang cenderung memiliki empedu litogenik dengan mencegah infeksi dan menurunkan kadar kolesterol serum dengan cara mengurangi asupan atau menghambat sintesis kolesterol. Obat golongan statin dikenal dapat menghambat sintesis kolesterol karena menghambat enzim HMG-CoA reduktase.

Lisis batu: disolusi dengan sediaan kolelitiatik dan lisis kontak dengan kateter perkutan.

Endoskopik: sfringterotomi dan ekstraksi dengan kateter fogarty

Pembedahan dilakukan untuk batu kandung empedu yang sistomatik secara kolesistektomi. Indikasi pada pasien dengan diabetes melitus,kandung empedu yang tidak terlihat pada

KMB I Page 11

Page 12: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

kolesistografi oral yang menandakan stadium lanjut atau kandung empedu dengan batu empedu berdiameter >2cm,kalsifikasi kandung empedu karena dihubungkan dengan kejadian karsinoma.

2. Konsep Proses Keperawatan Cholelitiasis

a..Pengkajian

Aktivitas dan istirahat:

subyektif : kelemahan Obyektif  : kelelahan

Sirkulasi :

Obyektif : Takikardia, Diaphoresis

Eliminasi :

Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen

atas/quadran kanan atas, urine pekat .

Makan / minum (cairan)

Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit.

Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas.

Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi.

Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn).

Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia.

Obyektif :

Kegemukan.

Kehilangan berat badan (kurus).

KMB I Page 12

Page 13: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Nyeri/ Kenyamanan :

Subyektif :

Nyeri abdomen menjalar  ke punggung sampai ke bahu. Nyeri apigastrium setelah makan. Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit.

Obyektif :

Cenderung teraba lembut pada kolelitiasis, teraba otot meregang /kaku hal ini dilakukan pada pemeriksaan RUQ dan menunjukan tanda marfin (+).

Respirasi :

Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman.

Keamanan :

Obyektif : demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan (defisiensi Vit K ).

Belajar mengajar :

Obyektif : Pada keluarga juga pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu. Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah.

b. Diagnosa Perawatan:

Dx 1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi / spasmeduktus, proses inflamasi, iskemia jaringan / nekrosis

Dx 2: Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan :

Kehilangan cairan dari nasogastrik. Muntah. Pembatasan intake

Dx 3. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan gangguan pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri

KMB I Page 13

Page 14: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Dx 4: Penurunan integritas kulit/jaringan sehubungan dengan

Pemasanagan drainase T Tube. Perubahan metabolisme. Pengaruh bahan kimia (empedu)

ditandai dengan :

adanya gangguan kulit.

Dx 5: Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan, sehubungan dengan :

Menanyakan kembali tentang imformasi. Mis Interpretasi informasi. Belum/tidak kenal dengan sumber informasi.

ditandai :  . pernyataan yang salah.

. permintaan terhadap informasi.

. Tidak mengikuti instruksi

c. Tujuan Perawatan

1. Mengurangi nyeri.2. Mencegah komplikasi.3. Memberi informasi/pengetahuan tentang penyakit, prosedur, prognosa dan

pengobata

d. Intervensi

Dx 1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi / spasmeduktus, proses inflamasi, iskemia jaringan / nekrisis

Rencana intervensi :

1. observasi catat lokasi, tingkat dan karakter nyeri

R/ membantu mengidentifikasi nyeri dan memberi informasi tentang terjadinya perkembangannya

KMB I Page 14

Page 15: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

2. catat respon terhadap obat nyeri

R/ nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunjukkan terjadinya komplikasi

3. Tingkatkan tirah baring (fowler) / posisi yang nyaman

R/ posisi fowler menurunkan tekanan-tekanan intra abdominal

4. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)

R/ meningkatkan istirahat dan koping

5. Ciptakan lingkungan yang nyaman (turunkan suhu ruangan)

R/ mendukung mental psikologik dalam persepsi tentang nyeri

6. Kompres hangat

R/ dilatasi dingin empedu spasme menurun

7. Kolaborasi

- Antibiotik

- Analgetik

- Sedatif

- Relaksasi otot halus

Dx 2: Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan :

Kehilangan cairan dari nasogastrik. Muntah. Pembatasan intake Gangguan koagulasi, contoh : protrombon menurun, waktu beku lama.

KMB I Page 15

Page 16: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Intervensi

Pertahankan pemasukan dan haluaran akurat, perhatikan haluaran kurang dari pemasukan, peningkatan berat jenis urin. Kaji mukosa, nadi perifer.

R: memberikan informasi tentang status cairan sirkulasi dan kebutuhan penggantian

Awasi tanda/gejala peningkatan mual/muntah,kram abdomen, kelemahan, kejang, kecepatan jantung tak teratur, parestesia, depresi pernafasan

R: muntah berkepanjangan, aspirasi gaster,dan pembatasan asupan oral dapat menimbulkan defisit natrium,kalium, dan klorida

Lakukan kebersihan oral dengan pencuci mulut:berikan minyak

R: menurunkan kekeringan membran mukosa,menurunkan resiko perdarahan oral

Kaji ada/tidaknya perdarahan

R: mencegah terjadinya peningkatan perdarahan

Berikan obat antiemetik sesuai pesanan dokter

R: menurunkan mual dan mencegah muntah

Berikan cairan IV, elektrolit dan vitamin K

R: mempertahankan volume sirkulasi dan memperbaiki ketidakseimbangan

Kaji ulang hasil pemeriksaan laboratorium

R: membantu dalam evaluasi volume sirkulasi, mengidentfikasi defisit, dan mempengaruhi pilihan intervensi atau penggantian

KMB I Page 16

Page 17: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Dx 3. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan gangguan pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri

Rencana intervensi :

1. Kaji perkiraan kebutuhan kalori tubuh

R/ mengidentifikasi jumlah intake kalori yang diperlukan tiap hari

2. Timbang BB sesuai indikasi

R/ mengawali keseimbangan diet

3. Diskusi menu yang disukai dan ditoleransi

R/ meningkatkan toleransi intake makanan

4. Anjurkan gosok gigi sebelum atau sesudah makan

R/ menjaga kebersihan mulut agar tidak bau dan meningkatkan nafsu makan

5. Konsultasi pada ahli gizi untuk menetapkan diit yang tepat

R/ berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individual melalui rute yang paling tepat

6. Anjurkan mengurangi makan na berlemak dan menghasilkan gas

R/ pembatasan lemak menurunkan rangsangan pada kandung empedu dan nyeri

7. Berikan diit rendah lemak

R/ mencegah mual dan spasme

8. Kaji distensi abdomen, berhati-hati, menolak gerak

R/ menunjukkan ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguan pencernaan, nyeri gas

9. Ambulasi dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransi

R/ membantu dalam mengeluarkan flatus, penurunan distensi abdomen

KMB I Page 17

Page 18: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

10. Kolaborasi :

nutrisi total garam empedu

Dx 4: Penurunan integritas kulit/jaringan sehubungan dengan

Pemasanagan drainase T Tube. Perubahan metabolisme. Pengaruh bahan kimia (empedu)

Intervensi

Periksa selang T dan drein insisi:yakinkan aliran bebas

R: selang T dapat dimasukan dalam duktus koledokus selama 7-10 hari untuk membuang batu yang tertahan. Drein sisi insisi digunakan untuk membuang cairan yang terkumpul dan empedu. Memperbaiki posisi mencegah aliran balik empedu ke area operasi

Pertahankan selang T pada penampungan tertutup

R: mencegah iritasi kulit dan mempermudah pengukuran haluaran. Menurunkan resiko kontaminasi

Observasi kulit sklera, urine terhadap perubahan warna

R: terjadi ikterik mengidentifikasi adanya obstruksi aliran empedu

Berikan antibiotik sesuai indikasi

R: perlu untuk pengobatan infeksi

Awasi pemeriksaan laboratorium

R: leukositosis menunjukan adanya inflamasi

KMB I Page 18

Page 19: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

Dx 5: Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan, sehubugan dengan :

Menanyakan kembali tentang informasi. Mis Interpretasi imformasi. Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi.

ditandai :  . pernyataan yang salah.

permintaan terhadap informasi.

. Tidak mengikuti instruksi

Intervensi

Kaji ulang proses penyakit, prosedur bedah

R: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi

Tunjukan perawatan balutan/insisi dan drein

R: meningkatkan kemandirian dalam perawatan dan menurunkan resiko komplikasi

Tekankan pentingnya diet rendah lemak, makan sedikit dan sering, pengenalan makanan/minuman yang mengandung lemak secsrs bertahap

R: selama 6 bulan pertama setelah pembedahan, diet rendah lemak membatasi kebutuhan terhadap empedu dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan tidak adekuatnya pencernaan lemak

Informasikan pasien bahwa feces encer dapat terjadi selama beberapa bulan

R: usus memerlukan waktu untuk menyesuaikan pada rangsangan pengeluaran kontinu empedu

KMB I Page 19

Page 20: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

e. Evaluasi

1. Nyeri berkurang2. Asupan cairan dan nutrisi adekuat.3. Mencegah/mengurangi komplikasi.4. Mengerti tentang proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis dan

pengobatan

KMB I Page 20

Page 21: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

B.Asuhan Keperawatan pada klien dengan Colesistitis

1. Konsep Penyakit Colesistitis

a. Pengertian

Kolesistitis adalah peradangan kandung empedu baik secara akut maupun kronis

Colesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan.Dikenal klasifikasi kolesistitis yaitu kolesistitis akut serta kronik.

Colesistitis adalah radang akut dan kronis pada kandung empedu yang disebabkan oleh batu empedu (Kamus Saku Mosby,2008)

Colesistitis adalah radang kronik penyerta (Sylvia.A.Price dan Lorraine.M.Wilson,1995)

Colesistitis adalah peradangan kandung empedu baik secara akut maupun kronik

b. Etiologi

Obstruksi duktus sistikus dengan distensi dan iskemia vesika bilaris. Sumbatan batu empedu pada duktus sistikus menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguam aliran darah dan limfe, bakteri komensal kamudian berkembang biak

Cedera kimia (empedu) dan atau mekanik (batu empedu) pada mukosa

Infeksi bakteri.

Adanya kuman seperti E. Coli, salmonela typhosa, cacing askaris, atau karena pengaruh enzim – enzim pankreas.

KMB I Page 21

Page 22: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

KMB I Page 22

Page 23: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

c. Jenis Colesistitis

1. Colesistitis Akut

Merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu. Umumnya pada wanita, gemuk dan berusia diatas 40 tahun

Etiologi :

Umunya kolesistitis disebabkan oleh batu empedu. Sumbatan batu empedu pada duktus sistikus menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguan aliran darah darah dan limfe, bakteri komensal kemudian berkembang biak. Penyebab lain adalah kuman E. Coli, salmonella typhosa, cacing askaris, atau karena pengaruh enzim – enzim pankreas

Mekanisme klinis :

1) Gangguan pencernaan, mual muntah

2) Nyeri perut kanan atas atau kadang tidak enak diepigastrium

3) Nyeri menjalar kebahu atau skapula

4) Demam dan ikterus (bila terdapat batu diduktus koledokus sistikus)

KMB I Page 23

Page 24: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

5) Gejala nyeri perut bertambah bila makan banyak lemak

6) Diam karena menahan nyeri

Pemeriksaan penunjang :

1) Leukositosis ringan

2) Bilirubin serum meningkat 4 mg/100 ml

3) Fosfatase alkali dan serum transaminase meningkat

4) Foto polos radiologi : kadang terlihat batu empedu

5) Koleskintigrafi radionuklida (Scan Tc – HIDA) : memperlihatkan obstruksi duktus sistikus

6) ERCP atau PTC : untuk menyingkirkan atau mengkonfirmasi adanya abstruksi duktus sistikus

Penatalaksanaan :

1) Konservatif pada keadaan akut

· Hidrasi intravena

· Istirahat baring

· Mendekompresi lambung bila ada ileus puasa, intubasi nasogaster mencegah rangsangan vesika biliaris bersamaan dengan analgesia parenteral

· Antibiotika : sefalosporin generasi kedua, kombinasi aminoglikosida, ampisilin dan klindamisin atau metronidazol

2) Koleksistektomi 4 sampai 6 minggu kemudian

Komplikasi :

1) Septikemia

2) Pembentukan abses di dalam lumen vesika biliaris

3) Nekrosis dengan perforasi lokal (abses perikolesistik)

KMB I Page 24

Page 25: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

4) Fistulisasi ke organ berongga lain : duodenum, lambung atau kolon

5) Peritonitis empedu

6) Kolesistitis emfisematosa : proses peradangan akut yang melibatkan organisme virulen pembentuk gas

7) Empisema vesika biliaris : berlanjut supurasi (banyak pus dalam vesika biliaris)

2. Colesistitis kronik

Suatu keadaan dimana mukosa dan jaringan otot polos kandung empedu diganti dengan jaringan ikat, sehingga kemampuan memekatkan empedu hilang.

Etiologi

a. Serangan berulang obstruksi duktus sistikus

b. Nekrosis / iritasi tekanan, ulserasi dan peradangan reaksi lokal

c. Invasi bakteri primer : E Coli, Klebsiella, Enterokokus dan Salmonela

Manifestasi klinis

a. kolik bilier : nyeri parah, berkualitas menetap, biasanya dalam kuadran kanan atas atau epigastrium dialihkan ke skapula kanan

b. mual dan muntah

c. Nyeri biasanya pada malam hari

d. Kolik bilier timbul penekanan makanan berlemak

e. Dispepsia, salah cerna, kembung dan bersendawa

Penatalaksanaan

a. menghindari makanan yang digoreng dan berlemak

b. Kolesistektomi

Komplikasi

KMB I Page 25

Page 26: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

a. Infeksi llluka

b. Abses intra abdomen

c. Peritonitis empedu, cedera duktuis bilier besar ke penyediaan darah hati

2. Konsep Proses Keperawatan

Pengkajian

a. Aktivitas dan istirahat

S : kelemahan, O : kelelahan

b. Sirkulasi

Takikardi, Diaphoresis

c. Eliminasi

S : perubahan warna unrine dan feses,

O: Distensi abdomen, teraba masa di abdomen atas / quadran kanan atas, urine pekat

d. Makan / minum

S : anoreksia, nausea /vomiting, tidak ada troleransi makan lunak yang mengandung gas, regurgitas ulang, eruption, flatunasi, rasa seperti terbakar pada epugastrik, ada peristaltik, kembung dan dispepsia

O : kegemukan, kehilangan berat badan (kurus)

e. Nyeri / kenyamanan

S : nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu,nyeri epigastrium setelah makan, nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit

O :cenderung teraba lembut pada kolelitiasis, teraba otot meregang / kaku, hal ini dilakukan pada pmeriksaan RUQ dan menunjukkan tanda marfin (+)

f. Respirasi

Pernapasan panjang / pendek, nafas dangkal,rasa tak nyaman

KMB I Page 26

Page 27: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

g. Keamanan

Demam menggigil, jundice, kulit kering dan pruritus, cenderung perdarahan (defisiensi vit K)

h. Pengetahuan

Pada keluarga dan pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu. Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah

Perencanaan

Dx 1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi / spasmeduktus, proses inflamasi, iskemia jaringan / nekrisis

Tujuan : Nyeri terkontrol, teradaptasi

Kriteria hasil :

- penurunan respon terhadap nyeri (ekspresi)

- laporan nyeri terkontrol

Rencana intervensi :

1. observasi catat lokasi, tingkat dan karakter nyeri

R/ membantu mengidentifikasi nyeri dan memberi informasi tentang terjadinya perkembangannya

2. catat respon terhadap obat nyeri

R/ nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunjukkan terjadinya komplikasi

3. Tingkatkan tirah baring (fowler) / posisi yang nyaman

R/ posisi fowler menurunkan tekanan-tekanan intra abdominal

4. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)

R/ meningkatkan istirahat dan koping

KMB I Page 27

Page 28: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

5. Ciptakan lingkungan yang nyaman (turunkan suhu ruangan)

R/ mendukung mental psikologik dalam persepsi tentang nyeri

6. Kompres hangat

R/ dilatasi dingin empedu spasme menurun

7. Kolaborasi

- Antibiotik

- Analgetik

- Sedatif

- Relaksasi otot halus

Dx 2. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi terhadap) berhubungan dengan muntah, distensi dan hipermotilitas gaster, gangguan proses pembekuan

Tujuan : Menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat

Kriteria hasil :

- Turgor kulit yang baik

- Membran mukosa lembab

- Pengisian kapiler baik

- Urine cukup

- TTV stabil

- Tidak ada muntah

Rencana intervensi :

1. Pertahankan intakke dan output cairan

R/ mempertahankan volume sirkulasi

2. Awasi tanda rangsangan muntah

KMB I Page 28

Page 29: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

R/ muntah berkepanjangan, aspirasi gaster dan pembatasan pemasukan oral menimbulkan degfisit natrium, kalium dan klorida

3. Anjurkan cukup minum (1 botol aqua 1500 ml/hr)

R/ mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh

4. Kolaborasi :

Pemberian antiemetik Pemberian cairan IV

Pemasangan NGT

Dx 3. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan gangguan pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri

Tujuan : Menunjukkan kestabilan BB

Krieteria hasil : BB stabil, laporan tidak mual muntah

Rencana intervensi :

1. Kaji perkiraan kebutuhan kalori tubuh

R/ mengidentifikasi jumlah intake kalori yang diperlukan tiap hari

2. Timbang BB sesuai indikasi

R/ mengawali keseimbangan diet

3. Diskusi menu yang disukai dan ditoleransi

R/ meningkatkan toleransi intake makanan

4. Anjurkan gosok gigi sebelum atau sesudah makan

R/ menjaga kebersihan mulut agar tidak bau dan meningkatkan nafsu makan

5. Konsultasi pada ahli gizi untuk menetapkan diit yang tepat

R/ berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individual melalui rute yang paling tepat

6. Anjurkan mengurangi makan na berlemak dan menghasilkan gas

KMB I Page 29

Page 30: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

R/ pembatasan lemak menurunkan rangsangan pada kandung empedu dan nyeri

7. Berikan diit rendah lemak

R/ mencegah mual dan spasme

8. Kaji distensi abdomen, berhati-hati, menolak gerak

R/ menunjukkan ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguan pencernaan, nyeri gas

9. Ambulasi dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransi

R/ membantu dalam mengeluarkan flatus, penurunan distensi abdomen

10. Kolaborasi :

nutrisi total

garam empedu

Dx 4. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosa, pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi

Tujuan : menyatakan pemahaman klien

Kriteria hasil : Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan

Rencana intervensi :

1. Kaji informasi yang pernah didapat

R/ mengkaji tingkat pemahaman klien

2. Beri penjelasn tentang penyakit, prognosa, dan tindakan diagnostik

R/ memungkinkan terjadinya partisipasi aktif

3. Beritahukan diit yang tepat, teknik relaksasi, untuk persiapan operasi

4. Anjurkan teknik istirahat yang harus dilaporkan tentang penyakitnya

KMB I Page 30

Page 31: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

5. Anjurkan untuk menghindari makanan atau minuman tinggi lemak

R/ mencegah / membatasi terulangnya serangan kandung empedu

6. Diskusikan program penurunan berat badan

R/ kegemukan adalah faktor resiko terjadinya colesistitis

7. Kaji ulang program obat, kemungkinan efek samping

R/ batu empedu sering berulang, perlu terapi jangka panjang

Evaluasi

1. Nyeri berkurang

2. Asupan cairan adekuat.

3. Asupan nutrisi adekuat

4. Mengerti tentang proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis dan pengobatan

KMB I Page 31

Page 32: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Cholelitiasis adalah adanya batu empedu di dalam kandung emoedu. Penyebabnya belum ditemukan secara jelas. Cholesistitis adalah adanya peradangan pada kandung empedu disebabkan adanya infeksi atau batu pada kandung empedu.

B. Saran

Informasi mengenai cholelitiasis dan colesistitis yang telah didapatkan oleh mahasiswa tidak hanya sekedar diketahui tetapi juga bisa dipahami untuk diaplikasikan dalam praktik keperawatan.

KMB I Page 32

Page 33: Askep Colelitiasis Dan Colelitiasis

DAFTAR PUSTAKA

A. Price , Sylvia dan Lorraine M.Wilson.1995.Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Brunner dan Suddart.2002. Keperawatan Medikal Bedah, Ed.8.Jakarta: EGC.

Guyton, Arthur C. 1994.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Ed.7. Jakarta: EGC.

Hartanto, Huriawati dan Dewi Asih (editor).2008. Kamus Saku Mosby. Jakarta: EGC.

R. Syamsuhidayat, Wim de jong.2001. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. Jakarta: EGC.

http://images.google.co.id/images?gbv=2&hl=id&q=radang+pada+kandung+empedu&sa=N&start=20&ndsp=20

KMB I Page 33