Askep Bronco

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    1/37

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    2/37

    B. Tujuan Umum

    Tujuan umum karya ilmiah ini adalah untuk menerapkan Asuhan

    Keperawatan dalam praktik yang nyata di lapangan pada klien

    Bronkopneumonia yang meliputi pengkajian sampai pendokumentasian

    di Ruang Sedap Malam RSUD Ulin Banjarmasin.

    C. Tujuan Khusus

    Ada beberapa tujuan khusus yang hendak dicapai yaitu :

    1. Mengkaji status kesehatan klien dengan Bronkopneumonia yang meliputi

    aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual di Ruang Sedap Malam

    RSUD Ulin Banjarmasin.

    2. Menentukan diagnosa keperawatan yang terjadi pada klien dengan

    Bronkopneumonia di Ruang Sedap Malam RSUD Ulin Banjarmasin.

    3. Menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada klien

    dengan Bronkopneumonia di Ruang Sedap Malam RSUD Ulin

    Banjarmasin.

    4. Memberikan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah

    disusun pada klien dengan Bronkopneumonia di Ruang Sedap Malam

    RSUD Ulin Banjarmasin.

    5. Mengevaluasi hasil Asuhan Keperawatan yang diberikan pada klien

    dengan Bronkopneumonia di Ruang Sedap Malam RSUD Ulin

    Banjarmasin.

    6. Mendokumentasikan hasil Asuhan Keperawatan yang diberikan kepada

    klien dengan bronkopneumonia dengan di ruang sedap malam RSUD Ulin

    Banjarmasin.

    D. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan studi kasus ini adalah terdiri atas 4 (empat)

    Bab : yaitu : Bab I, menguraikan tentang latar belakang, tujuan umum, tujuan

    khusus, dan sistematika penulisan. Bab II, menguraikan tentang tinjauan

    teoritik Bronkopneumonia, yaitu pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    3/37

    gejala, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan tinjauan teoritis

    keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan

    dan evaluasi, Bab III, menguraikan tentang gambaran kasus, analisa data,

    diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi, Bab

    IV, terdiri atas kesimpulan dan saran.

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    4/37

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Tinjauan Teoritis Bronkopmeumonia

    1. Pengertian

    Bronkopneumonia merupakan infeksi akut dari ruang alveoli paru-

    paru yang berdampingan dengan Bronki (Rosa M. Sacharin, 1996 : 358-

    359)

    Bronkopneumonia terdiri dari kata Bronko yaitu Bronkhus dan

    Pneumonia yaitu proses infeksi akut yang mengenai paru-paru (alveoli).

    Jadi Bronkhopneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai paru-

    paru (alveoli) serta mengenai Bronkus. (http : // www. Indosiar. Com /

    V2003 / pk / pk read. htm ? id : 51).

    Pada anak-anak, pneumonia seringkali disertai dengan infeksi

    saluran pernapasan yang mengenai jaringan paru (alveoli) hingga Bronkos

    dan bersifat akut (mendadak) sehingga disebut Bronkhopneumonia. (http :

    www. aplcare. com / news / aplnews / detail.asp ? num : 169).

    Bronkhopneumonia merupakan jenis penyakit yang menyerang

    pernapasan bayi, terserang atau tidaknya penyakit hyaline membran atau

    pernapasan, bayi membutuhkan supplyment atau tambahan oksigen untuk

    pencegahan. Bronkopnemunia disebut juga penyakit paru-paru, gejala ini

    ditandai dengan mucosal dysplasia, fibrosa dan brondiovascular musde

    hypertrophy, rongga dasar, dan kesulitan bernapas menimbulkan

    kekurangan disfusi oksigen dari alvedi menuju capillaries (Marie, S dan

    Daffe, 1993 : 145).

    Pada literatur lain juga dijelaskan mengenai bronkopneumonia yaitu

    radang pada brounchial sampai ke ujung-ujung dan gelembung-

    gelembung alveoli. Penyakit ini biasanya mengancam mereka yang lemah,

    bayi, anak-anak dan orang tua. Mereka yang menderita penyakit kronis

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    5/37

    yang melemahkan keadaan umum atau mengalami imunasupresi (Robbin

    dan Kumar, 1995 : 155).

    2. Etiologi

    Menurut Junadi (2000 : 466) etiologi Bronkopneumonia terbagi

    atas :

    a. Bakteri : Pneumocuccus, streptococcus, stafilococcus

    b. Virus : Virus influenza, virus respiratory syncitas

    c. Aspirasi : makanan, benda-benda asing, cairan amnion

    d. Jamur : Aspergilus, histoplasma

    e. Sindrom : reaksi terhadap alergi

    Faktor resiko Bronkopneumonia

    Berikut ini adalah faktor-faktor yang meningkatkan resiko penyakit

    Bronkopneumonia

    1. Umur di bawah 2 bulan

    2. Gizi kurang

    3. Berat badan rendah

    4. Tidak mendapat ASI memadai

    5. Polusi udara

    6. Kepadatan tempat tinggal

    7. Imunisasi yang tidak memadai

    8. Sumber : http : / www. indosiar. com / V 2003 / pk / pk read. htm ?

    id : 51)

    3. Patofisiologi

    Patofisiologi Bronchopneumonia menurut Wilson Proce, 1995 (710-

    711) adalah merupakan respon yang ditimbulkan tergantung kepada agen

    penyebabnya. Streptococcus pneumomae adalah sebab yang paling sering,

    baik yang didapat dari masyarakat maupun dari rumah sakit. Patogenesis

    Bronkopneumonia merupakan yang paling banyak diselidiki

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    6/37

    Streptococcus Pneumonia

    Respon Peradangan

    Edema alveolar Pembentukan eksudate

    Alveoli dan Bronkiolus terisi cairan eksudat, sel darah, fibrin bakteri

    Sumber : Dari Prescilla Lemon dan Karen M. Burke (1996). Medical

    and Surgical Nursing, California : Addison Wesley

    Sesudah agen-agen mikrobial masuk ke paru, mereka semakin

    banyak dan cepat mengakibatkan peradangan paru-paru. Ruang udara di

    alveoli terisi cairan eksudat dan yang mengakibatkan radang menyerang

    septa alveoli. Eksudat alveoli akhirnya berkonsolidasi dan diludahkan atau

    dikeluarkan. (Jacquelyn, 2000 : 580-581).

    Pneumokok mencapai alveoli lewat perakan mukus atau saliva.

    Lobus bagian bawah paru-paru paling sering terkena karena afek gravitasi.

    Setelah mencapai alveoli, pneumokok menimbulkan respon yang khas

    terdiri dari empat tahap yang berurutan :

    a. Kongesti (4 sampai 12 jam pertama) : eksudat serosa masuk ke dalam

    alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor.

    b. Hepatisasi merah (40 jam berikutnya) : paru-paru tampak merah dan

    bergranula (hepatisasi : seperti hepar) karena sel-sel darah merah,

    fibrin, dan leukosit polimorfonuklaer mengisi alveoli.

    c. Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari) : paru-paru tampak kelabu karena

    leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveoli yang

    terserang.

    d. Pesolusi (7 sampai 11 hari) : eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi

    oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula.

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    7/37

    Secara makroskopik, paru menunjukkan fokus konsolidasi dan

    supurasi yang tersebar dan menimbul. Gambaran instologik terdiri atas

    eksudat akut (neutrofilik) supuratif mengisi ruang dan saluran udara,

    biasanya sekitar bronkus dan bronkolus. Resolusi eksudat mengendalikan

    struktur paru normal, tetapi organisasi dapat terjadi berakibat

    pembentukan jaringan parut fibrotik atau penyakit yang agresif mungkin

    menimbulkan abses (menurut Robbin dan Kumar, 1996 : 442).

    4. Manifestasi Klinik

    Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus

    respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh naik mendadak

    sampai 39-400 C dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi,

    gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping

    hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang-kadang disertai

    muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan

    penyakit, tetapi setelah beberapa hari, mula-mula kering kemudian

    menjadi produktif. (Ngastiyah, 1997 : 40-44).

    5. Pemeriksaan Penunjang

    Pada klien dengan Bronkopneumonia jenis pemeriksaan penunjang yang

    dapat dilakukan menurut Ngastiyah (1997 : 40-44) meliputi :

    a. Pemeriksaan Diagnostik

    1). Foto thoraks : pada foto thoraks Bronkopneumoniaterdapat bercak-bercak infiltrat pada

    satu atau beberapa lobus.

    2). Pemeriksaan FX paru : volume mungkin turun, tekanan jalan

    nafas mungkin meningkat

    b. Pemeriksaan Laboratorium

    1) Gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis : 15.000-40.000 /

    mm3 dengan pergeseran ke kiri.

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    8/37

    2) Kuman penyebab dapat dibiakkan dari usapan tenggorokan dan

    mungkin juga dari darah.

    3) Urin berwarna lebih tua

    4) Albumin ringan karena suhu yang naik dan sedikit torak hialin

    5) AGD arteri menunjukkan asidoris metabolik dengan atau tanpa

    retensi CO2.

    6. Penatalaksanaan

    Pengobatan berdasarkan etiologi dan uji resistensi (menurut Ngastiyah

    40-44) :

    a. Penisillin 50.000 U / kg BB / hari ditambah kloramfenisol 50-70 mg /

    Kg BB / hari atau antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti

    ampisillin. Pengobatan sampai bebas demam 4-5 hari.

    b. Pemberian oksigen dan cairan IV : campuran Glukose 5 % dan NaCl

    0,9 % perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCl 10 Meg / 500 ml /

    botol infus.

    c. Asidosis metabolik koreksi dengan hasil AGD arteri

    d. Istirahat di tempat tidur

    e. Posisi semi fowler bila sesak napas.

    B. Tinjauan Teoritis Keperawatan Bronkopneumonia

    1. Pengkajian

    Pengkajian dengan Bronkopneumonia menurut (Doengoes, 2004 : 164-

    165), meliputi :

    a. Aktivitas / istirahat

    Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia

    Tanda : Cetardi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.

    b. Sirkulasi

    Gejala : riwayat adanya GGK / GJK kronis

    Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan atau pucat

    c. Makanan / cairan

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    9/37

    Gejala : kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, distensi

    abdomen.

    Tanda : Distensi abdomen, hiperpenstaltik usus, kulit kering

    Dengan turgor buruk, malnutrisi.

    d. Pernafasan

    Gejala : riwayat adanya infeksi saluran kemih kronis, penyakit

    paru obstraksi menahun, takipaea, dispuca progresif,

    pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesoris,

    pelebaran nasal.

    Tanda : Sputum merah muda, berkarat atau puralen, perkusi

    pekak di atas area yang konsolidasi, fremitus taktil dan

    vokal bertahap meningkat dengan konsolidasi, bunyi

    nafas menurun dan tidak ada di atas area yang terikat

    atau nafas bronchial, warna pucat atau sianosis bibir atau

    kuku.

    e. Neurosensori

    Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)

    Tanda : perubahan mental (bingung, somnolen)

    f. Nyeri / kenyamanan

    Gejala : sakit kepala, nyeri dada (pleuritik) meningkat oleh batuk,

    nyeri dada substernal (influenza), mialgia, artralgia.

    g. Keamanan

    Gejala : riwayat gangguan sistem imun, misal SLE, AIDS,

    penggunaan streoid atau kemoterapi, demam (misal

    38,50 C 39,50 C).

    Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar.

    2. Diagnosis Keperawatan

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    10/37

    Daignosis keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan

    Bronkopneumonia menurut Doengoes (2000 : 164-174) meliputi :

    a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi

    trakeal brondial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.

    b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

    alveolar kapiler (afek inflamasi), gangguan kapasitas pembawa

    oksigen darah (demam, perpindahan kurva oksi hemoglobin).

    c. Resiko tinggi terhadap (penyebaran infeksi berhubungan dengan

    ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,

    perlengketan sekret pernapasan), ketidakadekuatan pertahanan

    sekunder (adanya infeksi, penekanan imun) penyakit kronis, mal

    nutrisi.

    d. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pardikim paru, reaksi

    seluler terhadap sirkulasi toksin, batuk menetap.

    e. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

    kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi,

    anoreksia, disfensi abdomen

    3. Perencanaan

    Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada klien dengan

    Bronkopneumonia sesuai dengan diagnosis keperawatan di atas, menurut

    Doengeos (2000 : 164-174) adalah sebagai berikut :

    a. Rencana Intervensi Diagnosa Keperawatan dengan bersihan jalan

    nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakea brodikal,

    pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.

    1) Mandiri

    a) Auskultasi area paru, catat area penurunan atau tidak ada

    aliran udara dan bunyi nafas adventesius, misal : krekles,

    mengi.

    Rasional : penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi

    dengan cairan. Krekles, ronki dan mengi terdengar inspirasi

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    11/37

    atau ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan cairan,

    sekret kental dan spasme jalan napas atau obstruksi.

    b) Bantu pasien latihan nafas sering. Tunjukkan dan bantu pasien

    mempelajari melakukan batuk, misal : menekan dada dan

    batuk.

    Rasional : nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum

    paru-paru atau jalan nafas lebih kecil, penekanan menurunkan

    ketidaknyamanan duduk meningkatkan upaya napas lebih

    dalam dan kuat.

    c) Pengisapan sesuai indikasi

    Rasional : merangsang batuk atau pemberian jalan napas

    secara mekanik pada pasien yang tidak efektif atau penurunan

    tingkat kesadaran.

    d) Berikan cairan sedikitnya 2500 ml perhari (kecuali kontra

    indikasi) tawarkan air hangat dari pada air dingin.

    2) Kolaborasi

    a) Berikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran,

    bronkodilator, analgesik.

    Rasional : alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan

    neobolisasi sekret. Analgesik diberikan untuk memperbaiki

    batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus

    digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya

    batuk atau menekan nafas.

    b) Berikan cairan tambahan, misal : IV, oksigen humidifikasi dan

    ruang humidifikasi

    Rasional : cairan diperlukan untuk menggantikan kehilangan

    (termasuk yang tampak) dan memobilisasikan sekret.

    b. Rencana Intervensi Diagnosa Keperawatan dengan kerusakan

    pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    12/37

    kapiler (afek inflamasi), gangguan kapasitas pembawa oksigen darah

    (demam, perpindahan kurva oksihemoglobin).

    1) Mandiri

    a) Kaji frekuensi kedalaman dan kemudahan bernapas

    Rasional : manifestasi distress pernapasan tergantung pada

    atau indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan

    umum.

    b) Kaji warna kulit, membran mukosa dan kuku, catat adanya

    sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral (sirkumoral).

    Rasional : sianosis kuku menunjukkan vaso konstrilasi atau

    respons tubuh terhadap demam atau menggigil. Namun

    sianosis daun telinga membran mukosa dan kulit sekitar mulut

    (membran hangat) menunjukkan hipoksemia sistemik

    c) Kaji status mental

    Rasional : Gelisah, mudah terangsang, bingung dan sannoler

    dapat menunjukkan hipoksemia atau penurunan oksigen

    srebral.

    d) Awasi frekuensi mental

    Rasional : Takikordia biasanya ada sebagai akibat demam atau

    dehidrasi tetapi dapat sebagai respons terhadap hipoksemia.

    2) Kolaborasi

    a) Berikan terapi oksigen dengan benar, misal L dengan nasal

    prong, masker, masker venturi.

    Rasional : tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO2

    di atas 60 mmHg. Oksigen diberikan dengan metode yang

    diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat

    dalam toleransi pasien.

    b) Awasi analisa gas darah, nadi aksometri

    Rasional : mengevaluasi proses penyakit dan memudahkan

    terapi paru.

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    13/37

    c. Rencana Intervensi Diagnosa Keperawatan resiko tinggi terhadap

    penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan

    utama (penurunan kerja silia, perlengketan sekret pernapasan),

    ketidakadekuatan pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan

    imun) penyakit kronis, mal nutrisi.

    1) Mandiri

    a) Pantau tanda-tanda vital dengan ketat, khususnya selama awal

    therapi

    Rasional : selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal

    (hipotensi atau syok).

    b) Anjurkan klien memperhatikan pengeluaran sekret (misal :

    meningkatkan pengeluaran dari pada menelannya) dan

    melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau sekret.

    Rasional : meskipun klien dapat menemukan pengeluaran dan

    upaya membatasi atau menghindarinya penting bahwa sputum

    harus dikeluarkan dengan cara aman. Perubahan karakteristik

    sputum menunjukkan perbaikan bronkopneumonia atau

    terjadinya infeksi sekunder.

    c) Tunjukkan atau dorong tehnik mencuci tangan yang baik.

    Rasional : meningkatkan berarti menurunkan penyebaran atau

    tambahan infeksi

    d) Ubah posisi dengan sering dan berikan pembuangan paru yang

    baik.

    Rasional : meningkatkan pengeluaran pembersihan infeksi.

    e) Batasi pengunjung sesuai indikasi

    Rasional : menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi

    lain.

    2) Kolaborasi

    a) Berikan antimikrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur

    sputum atau darah, misal : penicillin, entromisin, tetrasiklin,

    amikalin, sefaloporin, amantadin.

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    14/37

    Rasional : obat ini digunakan untuk membunuh kebanyakan

    bronkopneumonia mikrubial kombinasi antiviral dan anti

    jamur mungkin digunakan bila bronkopneumonia diakibatkan

    oleh organisme campuran.

    d. Rencana atau Intervensi Diagnosa Keperawatan nyeri akut

    berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi seluler terhadap

    sirkulasi toksin, batuk menetap

    1) Mandiri

    a) Tentukan karakteristik nyeri, misal : tajam, konstan, ditusuk,

    selidiki perubahan karakter atau lokasi atau intensitas nyeri.

    Rasional : nyeri dada biasanya ada dalam beberapa derajat

    pada bronkopneumonia, juga dapat timbul komplikasi

    pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis

    b) Pantau tanda vital

    Rasional : perubahan frekuensi jantung atau tekanan darah

    menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri, khususnya bila

    alasan lain untuk perubahan tanda vital telah terlihat.

    c) Berikan tindakan nyaman, misalnya : pijatan punggung,

    perubahan posisi, musik tenang atau perbincangan, rileksasi

    atau latihan napas.

    Rasional : tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan

    lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan

    memperbesar efek terapi analgesik.

    d) Anjurkan untuk membersihkan mulut lebih sering

    Rasional : pernapasan mulut dan terapi oksigen dapat

    mengiritasi dan mengeringkan membran mukosa, potensial

    ketidaknyamanan umum.

    e) Anjurkan dan bantu pasien dalam tehnik menekan dada selama

    episode batuk.

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    15/37

    Rasional : alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada

    sementara meningkatkan keefektifan upaya batuk.

    2) Kolaborasi

    Berikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi : obat ini dapat

    digunakan untuk menekan batuk non produktif atau piroksimal

    atau menurunkan mukosa berlebihan, meningkatkan kenyamanan

    atau istirahat umum.

    e. Rencana atau Intervensi Diagnosa Keperawatan nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

    metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia dan

    distensi abdomen.

    1) Mandiri

    a) Identifikasi faktor yang menimbulkan mual dan muntah,

    misalnya : sputum banyak, pengobatan aerosol, dispnea berat,

    nyeri.

    Rasional : pilihan, intervensi, tergantung pada penyebab

    masalah.

    b) Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering

    mungkin. Berikan atau bantu kebersihan mulut setelah

    muntah, setelah tindakan, aerosol dan pastural drainase dan

    sebelum makan.

    Rasional : menghilangkan tanda bahaya, rasa bau dari

    lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual.

    c) Jadwalkan pengobatan pernapasan sedikitnya satu jam

    sebelum makan

    Rasional : menurunkan efek mual yang berhubungan dengan

    pengobatan ini

    d) Auskultasi bunyi usus, observasi atau pulpasi distensi

    abdomen

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    16/37

    Rasional : bunyi usus mungkin menurun atau tak ada bila

    proses infeksi berat atau menunjang. Distensi abdomen terjadi

    sebagai akibat menelan udara atau menunjukkan pengaruh

    toksin bakteri pada saluran bastroentritis

    e) Berikan makan porsi kecil dan sering

    Rasional : tindakan ini dapat meningkatkan masukan

    meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali.

    2) Kolaborasi

    Berikan antiemetik, antipretik atau analgesik

    4. Evaluasi

    Evaluasi yang dapat dilakukan pada klien dengan Bronkopneumonia

    menurut Doengoes (2000 : 164-174) meliputi :

    a) Mengidentifikasi atau menunjukkan perilaku mencapai kebersihan

    jalan nafas dan bunyi nafas bersih.

    b) Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dan tidak

    gejala distress pernapasan.

    c) Mencapai waktu perbaikan injeksi toleransi komplikasi

    d) Menyatakan nyeri hilang

    e) Menunjukkan peningkatan nafsu makan.

    BAB III

    HASIL ASUHAN

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    17/37

    A. Gambaran Kasus

    Anak S, umur 2,5 bulan, jenis kelamin laki-laki anak ke 2 dari 3

    bersaudara, masuk rumah sakit hari rabu tanggal 14 Juli 2004 diantar oleh

    orang tuanya dengan keluhan sesak nafas. Dengan identitas penanggung

    jawab yaitu Tn Z umur 45 tahun, pekerjaan : staf galangan kapal Puskopelra

    dan alamat Jln Bahagia RT 6A RW 03 Banjarmasin Barat, Mantuil.

    Klien pernah masuk Rumah Sakit dengan riwayat penyakit yang sama

    saat klien berumur 40 hari. Ibu klien mengatakan selama hamil pernah

    diperiksa 3 x dan mendapat imunisasi TT 2 x, tidak ada penyakit selama

    kehamilan. Klien dilahirkan secara spontan normal di RSUD Ulin

    Banjarmasin, Berat badan 2800 gram, panjang badan 50 cm. Klien langsung

    menangis.

    Riwayat tumbuh kembang, klien tersenyum spontan, mengamati

    tangannya, berteriak, tertawa, bersuara, kepala terangkat 900, gerakan

    seimbang. Klien baru mendapat imunisasi BCG 1 x.

    Ibu klien mengatakan kalau keluarga klien , ayah klien menderita Asma,

    tidak ada penyakit lain seperti DM, hipertensi, asma dan penyakit jantung.

    Saat dilakukan pengkajian hari rabu tanggal 14 Juli 2004 didapatkan

    data pemeriksaan fisik sebagai berikut : temperatur : 37,10 C, R = 72 x/menit,

    N = 120 x/menit, BB = 3200 gram. BBI = ? 5 gram, panjang badan = 61 cm,

    lingkar lengan atas = 9 cm. Klien tampak hanya berbaring dan kelihatan

    lemah. Kesadaran Compos Mentis, kulit berwarna sawo matang, turgor kulit

    baik dicubit kembali kurang dari 2 detik, tidak ada lesi atau massa, kulit

    terlihat bersih, mukosa bibir tampak kering dan sianosis, kulit teraba hangat

    37,10 C, CRT buruk kembali lebih dari 3 detik. Ibu klien mengatakan anaknya

    sesak nafas sejak 6 jam SMRS.

    Kepala terlihat bersih, struktur simetris, warna rambut hitam lurus, tidak

    ada kelainan bentuk, pergerakan kepala tampak terbatas sehubungan dengan

    terpasangnya oksigen 1 liter. Ibu klien mengatakan anaknya sulit menyusu,

    karena batuk dan banyak dahaknya. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar

    tyroid, muka tampak sianosis.

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    18/37

    Bentuk mata simetris, mata terlihat bersih, tidak ada sekret, tidak ada

    pendarahan dan peradangan, tidak anemis sutera tidak akterik, pergerakan

    bola mata baik, dapat melihat ke segala arah (saat perawat memainkan kain

    berwarna dengan jarak meter dari klien.

    Mulut tampak kotor oleh air liur, klien belum punya gigi. Mukosa bibir

    tampak pucat/sianosis. Sputum tampak berwarna putih saat klien di suchon.

    Hidung bentuknya simetris, klien tampak sedang filek. Telinga tampak

    bersih, tidak terdapat sekret, bentuk simetris, tidak ada pendarahan dan

    peradangan. Tampak pernafasan cuping hidung, tampak terpasang O2 1 liter.

    Bentuk dada simetris, ibu klien mengatakan anaknya gelisah dan rewel,

    klien tampak sesak nafas disertai pernafasan cuping hidung bunyi nafas

    bronkovesikuler, respirasi 72 x/menit. Klien tampak batuk berdahak. Saat di

    auskultasi terdengar bunyi rochi pada paru kanan dan kiri. Tampak retraksi

    pada regio epigastrum. Pernafasan cepat dan dangkal. Tidak ada bunyi jantung

    tambahan S1S2 tunggal. Saat dilakukan perkusi dada terdengar bunyi redup

    daerah paru dan suara nafas.

    Bentuk abdomen simetris, bising usus meningkat lebih dari 35 x/menit.

    Saat diperkusi terdengar bunyi tumpani, tidak ada nyeri tekan pada saat

    dipalpasi, abdomen tampak bersih, pusat tampak bersih dan keadaannya tidak

    menonjol atau keluar. Abdomen tampak kembung. Pada genitalia tidak

    terdapat pendarahan dan peradangan, tidak terpasang kateter.

    Pada ekstremitas atas yaitu tangan kanan terpasang infus Ds NS 12

    Hs/menit, tidak ada kelamin bentuk sendi, ekstrimitas akral teraba hangat

    dengan suhu 37,10 C. Kuku tampak sianosis, ibu klien mengatakan anaknya

    tidak terlalu banyak bergerak hanya diam berbaring.

    Di rumah waktu istirahat klien cukup banyak, subuh jam 5.30 klien

    terbangun kemudian diberi ASI tidur lagi, klien hanya menangis bila lapar

    atau ada yang sakit pada diri klien misalnya sakit perut atau BAK dan BAB

    kata ibu klien. Di rumah sakit klien sulit tidur karena sesak nafas dan sering

    batuk ibu klien mengatakan batuknya batuk berdahak tapi dahaknya sulit

    dikeluarkan.

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    19/37

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    20/37

    Pengobatan

    * Infus DS NS 12 HS / menit

    * Ampicillin 3 x 100 mg IV

    * Gentamicin 2 x10 mg IV

    * O2 1 liter /menit

    Laboratorium

    * Leukosit : 20.000 / m3

    Analisa dan Diagnosa Keperawatan

    No Data Penunjang Masalah Etiologi

    1 DS :

    - Ibu klien mengatakan anaknya

    sesak nafas sejak 6 jam

    SMRS

    - Ibu klien mengatakan anaknya

    batuk berdahak tapi dahaknya

    sulit dikeluarkan

    DO :- Mukosa bibir tampak kering

    dan sianosis

    - Kuku klien tampak sianosis

    - Klien tampak sesak nafas

    disertai pernafasan

    Cuping hidung R = 72 x/m

    - Klien tampak batuk berdahak

    Bersihkan jalan

    nafas tidak efektif

    Peningkatan

    produksi sputum

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    21/37

    2

    3

    - Tampak retraksi vegio

    epigastrium

    - Pernapasan cepat dan dangkal

    - Saat di auskultasi terdengar

    bunyi ronchi pada paru kanan

    dan kiri

    - Bunyi napas Bronkovesikuler

    - Sputum tampak berwarna putih

    saat disuction

    DS :

    - Ibu klien mengatakan anaknya

    sesak nafas sejak 6 jam

    SMRS

    - Ibu klien mengatakan anaknya

    gelisah dan rewel

    DO :

    - Kuku klien tampak sianosis

    - Pernapasan cepat dan dangkal

    - Leukosit : 20.000 / m3

    - Mukosa bibir tampak kering

    dan sianosis

    - Suhu = 37,10 C

    - R = 72 x / m

    DS :

    - Ibu klien mengatakan anaknya

    sulit menyusu, karena batuk

    dan banyak dahaknya

    DO :

    - BB = 3200 gram BBI =

    - LLA = 9 cm2, Panjang Badan =

    61 cm

    Kerusakan

    pertukaran gas

    Nutrisi kurang

    dari kebutuhan

    tubuh

    Perubahan

    membran alveoler

    kapiler (efek

    inflamasi)

    Anoreksin

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    22/37

    4

    5

    - Klien tampak hanya berbaring

    dan lemah

    - Klien tampak batuk berdahak

    DS :

    - Ibu klien mengatakan anaknya

    tidak terlalu banyak bergerak

    hanya diam berbaring

    DO :

    - Klien tampak hanya berbaring

    lemah

    - Pernapasan cepat dan dangkal

    - Kuku klien tampak sianosis

    DS :

    - Ibu klien menanyakan tentang

    penyakit anaknya

    - Ibu klien mengatakan anaknya

    pernah MRS waktu berumur 40

    hari

    - Ibu klein tampak bingung dan

    cemas

    - Ibu klien tampak sering

    bertanya mengenai keadaan

    anaknya

    Intoleransi

    aktivitas

    Kurang

    pengetahuan

    Ketidakseimbangan

    suplay dan

    kebutuhan oksigen

    Kurang informasi

    mengenai proses

    penyakit

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    23/37

    B Rencana Keperawatan

    No Diagnosa

    Keperawatan

    Perencanaan

    Tujuan Intervensi Rasional1 I Klien akan

    mempertahankan

    jalan nafas paten

    dengan bunyi

    nafas bersih :

    Setelah 6 hari

    Perawatan ke :

    - Jalan nafas

    bersih

    - Tidak ada

    sekret- Pernapasan

    melalui mulut

    atau hidung

    - Bunyi nafas

    normal

    - Kuku dan

    bibir tampak

    kemerahan

    1. Auskultasi

    area paru,

    catat adanya

    bunyi nafas,

    penurunan

    atau tidak

    ada aliran

    udara

    2. Penghisapansesuai

    indikasi

    3. Berikan

    cairan

    sedikitnya

    500 ml/hari

    1 Penurunan aliran udara

    pada area konsolidasi

    krektes, ronki atau

    mengi terdengar

    inspirasi atau ekspirasi

    respon terhadap

    pengumpulan cairan,

    sekret kental spasme

    dalam nafas

    2. Merangsang batuk

    atau pembersihanjalan nafas

    3. Memobilisasi dan

    mengeluarkan sekret

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    24/37

    2

    3

    II

    III

    Klienmenunjukkan

    perbaikan

    ventilasi dan

    oksigenasi

    jaringan setelah

    6 hari perawatan

    - Leukosit

    normal

    - suhu normal

    - kuku tampak

    kemerahan

    Klien

    menunjukkan

    toleransi

    terhadap

    aktivitas seletah

    6 hari perawatan

    kriteria

    (kecuali ada

    kontroindi

    kasi)

    Kolaborasi :

    4. Berikan obat

    sesuai

    indikasi ;

    mukolitik

    ekspektoran,

    bronkodilato

    r analgesik

    5. Berikancairan

    tambahan :

    IV, oksigen

    humidifikasi

    1. Kaji

    frekuensi,

    kedalaman

    dan

    kemudahan

    bernafas

    2. Kaji warna

    kulit,

    membran

    mukosa catat

    adanya

    sianosis

    sentral

    3. Kaji ulang

    status mental

    4. Awasifrekuensi

    atau irama

    jantung

    Kolaborasi :

    5. Berikan

    therapi O2

    dengan

    benar

    Kolaborasi :

    4. Menurunkan spasmebronkus dan

    memobilisasi sekret,

    memperbaiki batuk

    dengan

    ketidaknyamanan

    5. Mengganti kehilangan

    dan memobilisasi

    sekret

    1. Indikasi derajatketerlibatan paru dan

    status kesehatan

    umum

    2. Sianosis menunjukkan

    vaso konstrilasi atau

    respons tubuh

    terhadap demam atau

    menggigil

    3. Menunjukkan

    hipoksemia

    4. Takikordia sebagai

    akibat demam

    dehidrasi atau respon

    terhadap hipoksemia

    5. Mempertahankan

    PaO2 di atas 60

    mmHg

    1. Potensial komplikasi

    fatal

    2. Perubahan

    karakteristik sputum

    menunjukkan

    perbaikan

    bronkopneumonia

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    25/37

    IV

    evaluasi :

    - tidak ada

    dispnea- tidak ada

    kelemahan

    - tanda vital

    dalam rentang

    normal

    Klien

    menunjukkan

    peningkatan

    nafsu makan

    - BBI

    - nafsu makan

    baik

    - tidak ada

    sputum

    1. Ukur tanda

    vital

    2. Anjurkan ibuklien

    memperhati

    kan

    pengeluaran

    sekret dan

    melaporkan

    perubahan

    warna,

    jumlah dan

    bau sekret

    3. Evaluasirespon klien

    terhadap

    aktivitas

    4. Berikan

    lingkungan

    tenang

    5. Membantu

    ibu klien

    memilih

    posisi

    nyaman

    untuk

    istirahat atau

    tidur

    Kolaborasi

    6. Berikan

    antimikrobia

    l sesuai

    indikasi

    1. Kaji nafsu

    makan klien

    2. Anjurkan ibu

    klien

    memberikan

    ASI sedikit-

    sedikit tapi

    sering

    3. Anjurkan ibu

    klien

    membersih

    atau terjadi infeksi

    sekunder

    3. Menetapkan

    kemampuan klien

    4. Meningkatkan

    istirahat

    5. Klien mungkin

    nyaman dengan

    kepala tinggi ataudigendong ibu klien

    6. Membunuh mikrobial

    bronkopneumonia

    1. Mengetahui

    perkembangan klien

    untuk intervensi

    selanjutnya

    2. Menghindari mual

    dan muntah

    3. Meningkatkan

    pertahanan tubuh

    terhadap infeksi

    kuman

    4. Mengurangi

    kecemasan klien

    memenuhi kebutuhan

    klien

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    26/37

    V Ibu klien paham

    kondisi, proses

    penyakit dan

    pengobatan

    setelah 6 hari

    perawatan :

    - melakukan

    perubahan

    pola hidup

    - berpartisipasi

    dalamprogram

    pengobatan

    - ibu klien

    tampak

    tenang

    kan putting

    susu dengan

    air hangatsebelum

    menyusui

    klien

    4. Anjurkan ibu

    klien

    menyusui

    sebelum

    klien

    meminta

    (menangis)

    Kolaborasi5. Berikan anti

    piretik

    1. Diskusikan

    aspek

    ketidakmam

    puan dari

    penyakit,

    lamanya

    penyembu

    han dan

    harapan

    kesembuhan

    2. Berikan

    informasi

    dalam

    bentuk

    tertulis dan

    verbal

    3. Tekankanpentingnya

    melanjutkan

    batuk

    efektif/latiha

    n pernapasan

    4. Tekankan

    perlunya

    melanjutkan

    terapi

    antibiotik

    selama

    5. Menurunkan demam

    1. Informasi

    meningkatkan koping

    dan membantu

    menurunkan ansietas

    dan masalah

    berlebihan.

    2. Kelemahan, depresidapat mempengaruhi

    kemampuan

    mengikuti program

    medik

    3. Setelah awal 6-8

    minggu setelah

    pulang, klien beresiko

    besar untuk kambuh

    dari pneumonia

    4. Penghentian antibiotik

    mengakibatkan iritasi

    mukosa bronkus dan

    menghambat

    makrofag alveolar,

    mempengaruhi

    pertahanan tubuh

    melawan infeksi

    5. Upaya evaluasi dan

    intervensi tepat waktudapat

    mencegah/meminimal

    kan komplikasi

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    27/37

    periode yang

    dianjurkan

    5. Identifikasitanda/gejala

    yang

    memerlukan

    pelaporan

    pemberian

    perawatan

    kesehatan.

    C. Implementasi

    No Hari/Tanggal Jam No.Dx Implementasi Evaluasi Tindakan

    1 Rabu

    14 Juli 2004

    18.0

    0

    21.0

    0

    18.1

    5

    18.2

    5

    I

    II

    1. Mengauskultasi paru

    terdengar bunyi ronchi

    di kedua paru klien

    2. Kolaborasi :

    - Injeksi ampicillin

    3 x 100 mg IV

    - Mucous drop 3 dd

    0,5 cc

    1. Mengkaji frekuensi

    dan kedalaman

    pernafasan, R = 64

    kali/menit, nafas cepat

    dan dangkal

    2. Mengkaji warna kulit,

    membran mukosa

    kuku sianosis, bibir

    tampak pucat

    B. Kolaborasi

    Terpasang O2 1 liter /

    menit

    1. Saat dikaji klien

    terlihat batuk

    2. Klien menangis

    saat disuntik klien

    menangis saat

    ditetesi obat ke

    dalam mulutnya

    1. Saat dikaji klien

    tampak gelisah

    tampak retraksi

    epigastrium

    2. Klien tampak

    menangis saat

    dilakukan

    pengkajian

    3. Klien tampak

    gelisah

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    28/37

    2 Kamis

    15 Juli 2004

    18.3

    0

    18.4

    0

    21.0

    5

    18.5

    0

    18.5

    5

    III

    IV

    V

    1. Menganjurkan ibu

    klien memperhatikan

    pengeluaran sekret

    dan melaporkan

    perubahan warna,

    jumlah dan bau sekret,

    sekret tidak berbau

    dam berwarna putih

    jumlahnya sedikit

    gelas suction

    2. Kolaborasi :

    - nipc 3 dd 0,3 cc

    1. Mengkaji nafsu makan

    klien, menyusu 4 x

    dalam sehari, jumlah

    sedikit

    2. Mengauskultasi bising

    usus 36 x / menit

    1. Mendiskusikan

    lamanya

    penyembuhan dan

    harapan kesembuhan

    1. Ibu klien tampak

    tenang dan

    menyatakan

    mengerti apa

    yang disuruh

    perawat

    2. Klien tampak

    menangis saat

    ditetesi obat ke

    dalam mulutnya

    1. Ibu klien

    mengatakan

    anaknya jarang

    menyusu

    2. Klien tampak

    menangis saat

    diauskultasi

    bising usus

    1. Ibu klien tampak

    mengerti dan

    mampu

    mengulang

    informasi yang

    diberikan

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    29/37

    19.1

    5

    18.0

    0

    21.0

    0

    18.1

    5

    18.2

    5

    I

    II

    III

    IV

    1. Mengauskultasi paru

    terdengar bunyi ronchi

    dikedua paru klien

    2. Kolaborasi :

    - Injeksi ampicillin

    3 x 100 mg IV

    - Mucous drop 3 dd

    0,5 cc

    1. Mengkaji frekuensi

    dan kedalaman

    pernafasan, R = 64

    kali / menit, nafas

    cepat dan dangkal

    2. Mengkaji warna kulit,

    membran mukosa

    kuku tampak sianosis,

    bibir tampak pucat

    3. Kolaborasi :

    - terpasang O2 1 liter /

    menit

    1. Mengukur TTV klien

    suhu = 370 C

    2. Mengubah posisi klien

    3. Kolaborasi :

    - nipc 3 dd 0,3 cc

    1. Mengkaji nafsu makan

    1. Klien tampak

    menangis saat

    dikaji

    2. Klien menangis

    saat disuntik dan

    klien juga

    menangis saat

    ditetesi obat ke

    dalam mulutnya

    1. Saat dikaji klien

    tampak menangis,

    tampak retraksi

    epigastrum

    2. Klien tampak

    gelisah

    3. Klien tampak

    gelisah

    1. Klien tampak

    menangis saat

    diukur suhunya

    2. Klien tampak

    mulai tenang

    3. Klien tampak

    merasakan

    obatnya

    1. Ibu klien tampak

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    30/37

    3 Jumat

    16 Juli 2004

    18.3

    5

    18.5

    0

    18.5

    5

    19.2

    0

    V

    I

    II

    klien, klien menyusu 5

    kali dalam sehari

    2. Menganjurkan ibu

    klien membersihkan

    puting susu dengan air

    hangat sebelum

    menyusui

    1. Memberikan

    informasi mengenai

    proses penyakit secara

    verbal

    1. Mengauskultasi paru

    terdengar bunyi ronchi

    halus

    2. Menganjurkan ibu

    klien untuk memberi

    minum air hangat

    3. Kolaborasi :

    - Injeksi ampicillin

    3 x 100 mg IV

    - Mucous drop 3 dd

    0,5 cc

    1. Mengkaji frekuensi

    dan kedalaman

    pernafasan, R= 60 x /

    menit, nafas cepat dan

    kooperatif

    2. Ibu klien

    mengatakan akan

    mencoba cara

    yang dianjurkan

    perawat

    1. Ibu klien tampak

    mengerti dan

    dapat mengulang

    informasi yang

    diberikan

    1. Klien tampak

    batuk

    2. Ibu klien tampak

    memberi klien

    minuman air

    hangat

    3. Klien tampak

    menangis saat

    disuntik klien

    tampak menangis

    1. Klien tampak

    tenang tampak

    retraksi

    epigastrum

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    31/37

    17.3

    0

    17.4

    5

    21.0

    0

    18.0

    0

    18.1

    5

    III

    IV

    V

    dangkal

    2. Mengkaji warna kulit,

    membran mukosa

    kuku tampak

    kemerahan, mukosa

    bibir tampak

    kemerahan

    3. Kolaborasi

    - Terpasang O2 1 liter /

    menit

    1. Mengukur TTV klien

    suhu = 370 C

    2. Membatasi

    pengunjung sesuai

    indikasi

    1. Mengkaji nafsu makan

    klien, klien kuat

    menyusu 7 x dalam

    sehari dan mulai

    banyak

    2. Menganjurkan ibu

    klien untuk

    memberikan ASI

    sedikit-sedikit tapi

    sering

    1. Menekankan perlunya

    melanjutkan terapi

    antibiotik selama

    2. Klien tampak

    tenang

    3. Klien tampak

    tenang warna

    kulit tampak

    kemerahan

    1. Klien tampak

    lemah

    2. Pengunjung

    tampak teratur

    1. Klien tampak

    menyusu dengan

    ibunya

    2. Ibu klien tampak

    sedang

    memberikan ASI

    pada klien

    1. Ibu klien tampak

    kooperatif

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    32/37

    4 Sabtu

    17 Juli 2004

    18.3

    0

    18.4

    5

    18.5

    5

    19.1

    0

    19.5

    5

    I

    II

    III

    periode yang

    dianjurkan

    2. Menganjurkan ibu

    klien jika

    teridentifikasi tanda

    dan gejala penyakit

    segera diobati atau

    ditangani lebih lanjut

    1. Mengauskultasi paru

    tidak terdengar bunyi

    ronchi

    2. Kolaborasi

    - Injeksi ampicillin

    3 x 100 mg IV

    - Mucous drop 3 dd

    0,5 cc

    1. Mengkaji frekuensi

    dan kedalaman

    pernapasan, R= 54

    kali / menit

    2. Mengkaji warna kulit,

    membran mukosa;

    kuku tampak

    kemerahan, mukosa

    bibir tampak

    kemerahan

    1. Mengukur suhu tubuh

    klien suhu = 36,80 C

    2. Ibu klien tampak

    mengerti

    1. Klien tampak

    tidak batuk hanya

    kadang-kadang

    2. Klien tampak

    tenang

    1. Klien tampak

    tenang tidak

    terlalu sesak

    2. Warna kulit

    tampak

    kemerahan

    1. Klien tampak

    tersenyum

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    33/37

    5 Minggu

    18 Juli 2004

    17.3

    0

    21.0

    0

    17.4

    5

    18.0

    0

    18.1

    IV

    I

    II

    2. Mengubah posisi klien

    1. Mengkaji nafsu makan

    klien, klien menyusu

    kuat 10 kali sehari

    2. Mengauskultasi bising

    usus 25 x / menit

    3. Menimbang berat

    badn klien, BB = 3200

    gram

    1. Mengauskultasi paru

    tidak terdengar ronchi

    2. Kolaborasi :

    - Injeksi ampicillin

    3 x 100 mg IV

    - Mucous drop 3 dd

    0,5 cc

    1. Mengkaji frekuensi

    dan kedalaman

    pernapasan, R = 40

    kali / menit

    2. Mengobservasi warna

    kulit dan membran

    1. Klien mampu

    memegang jari

    perawat saat

    digendong

    1. Klien tampak

    menyusu

    2. Klien tampak

    tenang saat dikaji

    3. Klien tersenyum

    saat ditimbang

    1. Klien tampak

    batuk lagi tapi

    tidak sering

    1. Klien menatap

    perawat saat

    disuntik

    1. Klien tampak

    tenang

    2. Warna kulit dan

    mukosa bibir

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    34/37

    5

    18.3

    0

    18.0

    0

    21.0

    0

    18.1

    III

    IV

    mukosa, kulit dan

    kuku tampak

    kemerahan, bibir

    tampak kemerahan

    1. Mengukur TTV klien

    suhu tubuh 370 C

    2. Mengubah posisi

    klien, klien mampu

    mengubah posisinya

    sendiri sesuai

    tumbangnya.

    1. Mengkaji nafsu makan

    klien, klien kuat

    menyusu 10 x / hari

    2. Mengauskultasi bising

    usus. Bising usus 20

    x / menit

    klien tampak

    kemerahan

    1. Klien tampak

    bermain dan

    tersenyum dengan

    perawat dan

    ibunya

    2. Klien tampak

    mengangkat kaki

    dan memasukkan

    ibu jarinya ke

    mulut sambil

    tersenyum dan

    berteriak kecil

    1. Klien tampak

    kuat dan

    semangat

    menyusu

    2. Bising usus

    terdengar normal

    < 35 x / menit

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    35/37

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    36/37

    19.2

    0

    09.4

    0

    09.5

    5

    II

    III

    IV

    tidak sesak lagi

    O = - R = 40 kali / menit

    - tidak tampak terpasang O2

    - tidak tampak retraksi epigastrium

    A = masalah pertukaran gas teratasi

    P = Klien diizinkan pulang oleh dokter

    S = - ibu klien mengatakan anaknya sudah mau

    tersenyum dan sudah mulai kuat

    memegang sesuatu

    O = - Klien tampak tenang

    - Klien tampak tersenyum

    - Klien tampak memegang atau memainkan

    jilbab perawat saat digendong

    A = masalah intoleransi aktivitas teratasi

    P = Klien diizinkan pulang oleh dokter

    S = - Ibu klien mengatakan anaknya kuat

    menyusu, sering dan lama

    O = -Klien tampak kuat menyusu 10 menit

    - Klien sebentar-sebentar ingin menyusu

    - Klien tampak sering lapar dan haus

    A = Masalah pemenuhan nutrisi klien terpenuhi

    sesuai kebutuhan klien

    P = Klien diizinkan pulang oleh dokter

    S = - Ibu klien tampak mengerti mengenai proses

    penyakit anaknya

  • 7/28/2019 Askep Bronco

    37/37

    10.0

    0

    V

    O = - Ibu klien terlalu banyak bertanya lagi pada

    perawat mengenai penyakit anaknya

    - Ibu klien bisa menjawab pertanyaan

    perawat

    - Ibu klien tampak tenang

    A = masalah kurang pengetahuan teratasi

    P = Klien diizinkan pulang oleh dokter