25
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orang- orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita. Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan biopsi, diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itu sebelumnya kanker kulit dapat dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya masih banyak pasien datang berobat untuk kanker kulit berada dalam stadium lanjut, disertai kerusakan-kerusakan setempat yang sulit diobati atau dengan anak sebar. Hal ini sangat disayangkan oleh karena kalau dideteksi sedini mungkin dapat segera dilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya akan sangat memuaskan. Oleh karena itu pengetahuan mengenai tanda-tanda dini dari kanker kulit sangat penting, baik untuk pasien, maupun untuk para praktisi dokter dan petugas kesehatan.

ASKEP basalioma lengkap

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP basalioma lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama

di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka

orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut

diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya

matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3

negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan

kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi

penderita.

Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan

biopsi, diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itu sebelumnya kanker kulit

dapat dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya masih banyak pasien datang berobat

untuk kanker kulit berada dalam stadium lanjut, disertai kerusakan-kerusakan setempat

yang sulit diobati atau dengan anak sebar. Hal ini sangat disayangkan oleh karena kalau

dideteksi sedini mungkin dapat segera dilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya

akan sangat memuaskan. Oleh karena itu pengetahuan mengenai tanda-tanda dini dari

kanker kulit sangat penting, baik untuk pasien, maupun untuk para praktisi dokter dan

petugas kesehatan.

Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinoma sel basal

(basalioma), karsinoma sel skuamosa, yang tergolong non melanoma dan melanoma

maligna. Karsinoma sel basal adalah paling umum. Di Amerika, sekitar 800.000 orang

mengidap kanker ini setiap tahun, 75% kanker kulit adalah kanker sel basal. Karsinoma

sel skuamosa juga didapati pada 200.000 orang Amerika setiap tahun. Melanoma adalah

yang paling jarang dijumpai tetapi menyebabkan paling banyak kematian. Menurut

WHO, sebanyak 160.000 orang mengidap melanoma setiap tahun dan sebanyak 48.000

kematian dilaporkan setiap tahun. Kanker merupakan penyebab kematian yang ke enam

di Indonesia, sedangkan pada negara-negara maju merupakan penyebab kematian yang

kedua setelah penyakit-penyakit kardiovaskuler. Kanker diderita oleh semua golongan

masyarakat. Golongan social yang ekonominya kurang umumnya berobat pada stadium

lanjut, sehingga sangat sukar untuk menyembuhkannya walaupun dengan cara-cara

pengobatan yang mutakhir seperti sekarang ini.

Page 2: ASKEP basalioma lengkap

BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Dasar

A. Definisi

Basalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari pertumbuhan

neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit (Graham, R, 2005). Pertumbuhan tumor

ini lambat, dengan beberapa macam pola pertumbuhan sehingga memberikan gambaran

klinis yang bervariasi, bersifat invasif, serta jarang mengadakan metastasis (Nila,2005).

Basalioma adalah merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis

atau folikel rambut ; yang paling umum dan jarang bermetastasis ; kekambuhan umum

terjadi (Brunner and Suddarth, 2000).

Kanker kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan berasal dari sel

epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit. Tumor ganas kulit

merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak

terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh

yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-

macam sesuai dengan jenis sel yang terkena.

B. Etiologi

Lebih dari 90 % penyebab basalioma yaitu terpapar sinar matahari atau penyinaran

ultraviolet lainnya. Sering muncul usia > 40 tahun. Faktor resiko lainnya :

Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan rambut

pirang atau merah).

Pemaparan sinar X yang berlebihan.

Senyawa kimia arsen

Trauma

Ulkus kronis (Marwali, 2000)

Page 3: ASKEP basalioma lengkap

C. Patofisiologi

Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Basalioma berasal dari

sel epidermis sepanjang lamina basalis. Kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang

biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher. Untungnya tumor ini

jarang sekali bermetastasis. Pasien dengan kanker sel basal tunggal lebih mudah

mendapat kanker kulit.

Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogen adalah sinar yang panjang

gelombangnya, bekisar antara 280 samapi 320 mm. Spektrum inilah yang membakar dan

membuat kulit menjadi cacat. Selain itu, pasien yang memiliki riwayat kanker sel basal

harus menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung untuk menghindari sinar

karsinogen yang terdapat di dalam sinar matahari.

Penyebab lain basalioma adalah riwayat pengobatan, radiologi, sebelumnya untuk

menyembuhkan penyakit kulit lain. Sinar ultraviolet panjang (UVA) yang dipancarkan

oleh alat untuk membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari juga merusak

epidermis dan di anggap sebagai karsinogen. Tumor ini ditandai oleh nodul eritromatosa,

halus dan seperti mutiara, bagian tengah mengalami ulserasi dan perdarahan, meninggi

dan memiliki pembuluh telangiektatik pada permukannya.

D. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala yang menyertai penyakit basalioma adalah predileksinya terutama pada

wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang

dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki dan kulit kepala. Gambaran

klinik basalioma bervariasi terbagi menjadi 5 bentuk :

1. Tipe Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens, merupakan jenis yang paling sering

dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah,

terutama pipi, lipat nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak

papul atau nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm,

denggan tepi meninggi. Permukaannya tampak mengkilat, sering dijumpai adanya

teleangiektasis dan kadang-kadang dengan skuama yang halus atau krusta tipis.

Berwarna seperti mutiara, kadang-kadang seperti kulit normal sampai eritem yang

pucat. Lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi menjadi

cekung, meninggalkan tepi yang meninggi, keras. Jika terabaikan, lesi-lesi ini akan

mengalami ulserasi (disebut ulkus rodens), dengan destruksi jaringan di sekitarnya.

Page 4: ASKEP basalioma lengkap

2. Tipe Berpigmen, gambaran klinisnya sama dengan yang tipe nodulo-ulseratif.

Bedanya, pada jenis ini berwarna coklat atau hitam berbintik-bintik atau homogen,

yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.

3. Tipe Morfea atau fibrosing atau sklerosing, biasanya terjadi pada kepala dan leher.

Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan dengan

batas tidak jelas. Lesi tampak sebagai bercak sklerodermatosa dan tidak member

kesan karsinoma sel basal bila dilihat oleh mata yang tidak berpengalaman.

Pertumbuhan perifer diikuti oleh perluasan sklerosis di tengahnya.

4. Tipe Superfisial, lesi biasanya multipel, mengenai badan. Secara klinis tampak

sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval sampai

ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti benang atau kawat.

Biasanya dihubungkan dengan ingesti arsenik kronis.

5. Tipe Fibroepitelioma, paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi

berupa papul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek, dengan permukaan

halus atau noduler, dengan warna yang bervariasi.

Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, dimana epitelioma sel basal berperan

penting, yaitu:

1. Sindroma Epitelioma Sel Basalnevoid, dikenal pula sebagai sindroma Gorlin-Goltz.

Merupakan kelainan autosomal dominan dengan penetrasi yang bervariasi, ditandai

oleh 5 gejala mayor yaitu :

Karsinoma sel basal multipel yang terjadi pada usia muda.

Cekungan-cekungan pada telapak tangan dan telapak kaki.

Kelainan pada tulang, terutama tulang rusuk.

Kista pada tulang rahang.

Kalsifikasi ektopik dari falks serebri dan struktur lainnya.

Disamping gejala mayor ini, dijumpai banyak kelainan sistem organ multipel yang

berhubungan dengan sindroma ini.

2. Nevus sel basal unilateral linier, merupakan jenis yang sangat jarang dijumpai. Lesi

berupa nodul dan komedo, dengan daerah atrofi bentuk striae, distribusi zosteriformis

atau linier, unilateral. Lesi biasa dijumpai sejak lahir dan lesi ini tidak meluas dengan

meningkatnya usia.

Page 5: ASKEP basalioma lengkap

3. Sindroma bazex, sindroma ini digambarkan pertama kalinya oleh Bazex, diturunkan

secara dominan, dengan cirri khas sebagai berikut :

Atrofoderma folikuler, yang ditandai oleh folikuler yang terbuka lebar, seperti ice-

pick marks, terutama pada ekstremitas.

Epitelioma sel basal kecil, multipel pada wajah, biasanya timbul pertama kali pada

saat remaja atau awal dewasa. Namun kadang-kadang dapat juga timbul pada

akhir masa anak-anak.

Disamping itu dapat pula dijumpai anhidrosis lokal atau hipohidrosis generalisata,

hipotrikosis kongenital pada kulit kepala dan daerah lainnya.

Gambar penderita basalioma :

E. Histopatologi

Banyak gambaran patologi yang berbeda yang ditemukan pada karsinoma sel basal,

namun semuanya menunjukkan proliferasi sel-sel dengan inti basofilik yang relatif besar

dan sitoplasma yang tidak penuh.

Tipe Nodulo-ulseratif, menunjukkan massa ireguler dari sel-sel basaloid yang terletak

dalam dermis, dengan sel-sel paling atas membentuk lapisan palisade di tepinya. Ciri

khas stroma disekelilingnya memperlihatkan reaksi fibrosa. Lesi-lesi ini dapat

berdiferensiasi ke struktur adneksa yang mirip struktur imatur dari folikel, kelenjar

atau sebaseus.

Tipe Berpigmen, tipe ini melanin tampak dalam stroma dan sel-sel tumor.

Page 6: ASKEP basalioma lengkap

Tipe Sklerosing, gambaran yang menonjol adalah stroma fibrotik padat yang hanya

mengandung sedikit sel tumor dalam bentuk untaian-untaian sempit.

Tipe Superfisial, massa sel-sel basaloid meluas ke dalam dermis superficial, tetapi

tetap berhubungan dengan epidermis di atasnya.

Tipe Fibroepitelial, menunjukkan fibrosis stroma yang menonjol, dan tampak untaian-

untaian anastomosis tipis yang panjang dari sel-sel basaloid yang meluas dari

permukaan epidermis.

Gambar lapisan kulit dibawah mikroskop :

F. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Baughman, CD & Hackley J.C, 2000, pemeriksaan diagnostik yang biasa

dilakukan pada penderita. Basalioma adalah :

Evaluasi histologist

Biopsi

G. Terapi

Terdapat banyak alternatif pengobatan pada karsinoma sel basal yaitu :

1. Kuretase dan elektrodesikasi

Keuntungan :

Tehniknya sederhana.

Meninggalkan luka yang teratur dan kering.

Kerugian :

Tidak efektif untuk tumor primer yang luas atau residif.

Page 7: ASKEP basalioma lengkap

Tidak didapat konfirmasi batas tepi pembuangan jaringan yang adekuat.

2. Bedah eksisi

Keuntungan :

Penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan kering.

Dari segi kosmetik baik, memungkinkan pengambilan jaringan tumor secara

menyeluruh dan dapat ditentukan batas eksisi dengan pemeriksaan histopatologi.

Kerugian :

Membutuhkan waktu.

Biaya mahal.

Memerlukan pengalaman yang luas.

Pengambilan jaringan normal dapat berlebihan

3. Radioterapi

Keuntungan :

Bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode pembedahan.

Bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas yang tidak memungkinkan untuk

dilakukan anestesi umum.

Pada umumnya karsinoma sel basal sangat radio-sensitif.

Kerugian :

Memerlukan peralatan yang mahal.

Memerlukan kunjungan yang berulang kali.

Memberikan efek samping yang signifikan.

4. Bedah beku

Keuntungan :

Tehniknya cepat.

Peralatan yang dibutuhkan sederhana.

Tidak mempengaruhi syaraf, pembuluh darah besar, tulang rawan, dan sistem

saluran air mata.

Bermanfaat pada daerah tumor yang sulit diterapkan dengan metode pengobatan

lainnya, seperti kelopak mata.

Page 8: ASKEP basalioma lengkap

Dapat dikombinasi dengan metode lainnya, seperti kuretase.

Dapat digunakan untuk pengobatan tumor yang luas bagi penderita rawat jalan.

Kerugian :

Rasa nyeri dan edema.

Timbul bula, edema, dan lesi yang basah.

Dapat terjadi hipopigmentasi.

Batas tepi tumor perlu ditentukan terlebih dahulu.

Resisten untuk jenis morfea atau jenis adenoid.

5. Bedah mikrografik Mohs

Keuntungan :

Evaluasi histopatologi pada tepi irisan mendekati 100% dibandingkan dengan

tehnik seksi vertikal tradisional.

Dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri semua

fokus-fokus tumor yang masih tertinggal.

Reseksi hanya pada daerah tumor, sehingga dapat menghemat jaringan atau

meminimalkan jaringan yang hilang.

Kerugian :

Memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang terlatih.

Biayanya mahal.

6. Beberapa cara pengobatan baru meliputi : 5-fluorourasil yang dikombinasi dengan

kuretase ringan; retinoat; interferon; terapi fotodinamik.

Tiap metode tersebut pada umumnya memberikan hasil penyembuhan yang hampir sama

baiknya. Tiap klinik mempunyai cara pengobatan tertentu, sesuai fasilitas dan

pengalamannya masing-masing. Dalam memilih metode pengobatan yang tepat untuk

karsinoma sel basal, perlu diperhatikan beberapa faktor berikut :

a) Faktor penderita : keadaan umum dan usia penderita, sosio-ekonomi penderita.

b) Faktor tumor

Lokasi dan hubungannya dengan jaringan sekitarnya (perlekatan dengan tulang

rawan, tulang, daerah mata, bibir).

Page 9: ASKEP basalioma lengkap

Ukuran tumor.

Jenis histologi.

Riwayat tumor (rekurensi, pengobatan sebelumnya).

Terjadinya metastasis.

c) Faktor fasilitas: peralatan yang ada, pengalaman dan keahlian dokter yang mengobati.

d) Faktor metode yang akan digunakan

Mempertimbangkan kemungkinan komplikasi yang terjadi, terutama daerah

wajah.

Memilih metode yang telah dikuasai dengan angka kesembuhan yang tinggi

H. Prognosis

Pengobatan pada karsinoma sel basal primer biasanya memberikan angka kesembuhan

sekitar 95%; sedangkan pada karsinoma sel basal rekuren sekitar 92%.

Dijumpai angka kekambuhan 5 tahun pada metode kuretase dan elektrodesikasi; bedah

eksisi; radioterapi; bedah beku; bedah mikrografik Mohs masing-masing sebesar 7,7%;

10,1%, 8,7%, 7,5%, 1%.

Pengobatan pada karsinoma sel basal rekuren adalah lebih sulit daripada karsinoma sel

basal primer, dan angka kekambuhan setelah dilakukan prosedur yang kedua adalah

tinggi. Pengobatan pilihan pada kasus ini adalah bedah mikrografik Mohs yang memberi

angka kekambuhan 5 tahun sebesar 5,6%; sedang bila dilakukan dengan cara lain sebesar

19,9%.

Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Page 10: ASKEP basalioma lengkap

Menurut Barbara Engram (1998), dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien pre

dan post operasi umum, data yang perlu dikaji adalah :

a. Data dasar

1. Identitas

Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan,

pekerjaan dan tempat tinggal klien. Selain itu perlu juga dikaji nama dan alamat

penanggung jawab serta hubungannya dengan klien.

2. Riwayat penyakit dahulu : Berupa penyakit dahulu yang pernah diderita yang

berhubungan dengan keluhan sekarang.

3. Riwayat penyakit sekarang : Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan

klien, kapan mulai tanda dan gejala. Faktor yang mempengaruhi, apakah ada

upaya-upaya yang dilakukan.

4. Riwayat kesehatan keluarga : Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit

basalioma atau kanker (Engram, 1998).

5. Data biologis

Pola nutrisi : klien mengalami anoreksia, dan ketidakmampuan untuk makan

(Mayer’s, et, al, 1995).

Pola minum ; Masukan cairan klien adekuat, pasca operasi, klien puasa total

24 jam (Doenges, et, al, 2002).

Pola eliminasi ; Terjadi konstipasi dan berkemih tergantung masukan cairan

(Brunner & Suddarth, 2002).

Pola istirahat dan tidur : Tidak dapat tidur dalam posisi baring rata pasca

operasi (Doenges, et, al, 1999).

Pola kebersihan : Penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari

disebabkan pasca operasi (Tucker, et, al, 1998).

Pola aktivitas : Keletihan melakukan aktivitas sehari-hari (Brunner and

Suddarth, 2000).

6. Data psikologis

Page 11: ASKEP basalioma lengkap

Status emosi : Klien dapat merasa terganggu dan malu dengan kondisi yang

dialaminya atau tidak (Brunner and Suddarth, 2002).

Gaya komunikasi ; kesulitan berbicara dalam kalimat panjang/perkataan yang

lebih dari 4 atau 5 sekaligus (Doenges, et, al, 1999).

Pola interaksi ; tidak ada sistem pendukung, pasangan, keluarga, orang

terdekat. Keterbatasn hubunan dengan orang lain, keluarga atau tidak

(Doenges, et, al, 1999).

Pola koping : Klien marah, cemas, menarik diri atau menyangkal.

7. Data sosial

Pendidikan dan pekerjaan : tingkat pengetahuan tentang operasi minim

(Soeparman, et, al, 1998).

Hubungan sosial : kurang harmonisnya hubunan sosial merupakan stressor

emosional pernafasan tidak teratur (Brunner & Suddarth, 2002).

Gaya hidup : kebiasan merokok, minum minuman berakohol, sering

bergadang (Brunner & Suddarth, 2002).

8. Data spiritual : keterbatasan melakukan kegiatan spiritual (Brunner & Suddarth,

2002).

b. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum lemah

2. Kesadaran composmentis sampai koma, tergantung tingkat efek pembedahan dan

anestesi.

3. Tanda-tanda vital meningkat disebabkan adanya infeksi.

4. Kepala, leher, axilla : ekspresi wajah meringis, takut.

5. Hidung : pernafasan cuping hidung

6. Dada : berpengaruh apabila tingkatan infeksi tinggi akan mempengaruhi

pernafasan cepat sampai retraksi.

7. Ekstremitas : ekstremitas berkeringat (Brunner & Suddarth, 2002).

Page 12: ASKEP basalioma lengkap

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan pre dan

post operatif Basalioma menurut Doenges, et al (2000), adalah sebagai berikut :

Diagnosa Keperawatan Pre-Operatif

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan.

2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan.

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan prognosis berhubungan dengan kurang

informasi.

Diagnosa Keperawatan Post-Operatif

1. Bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan ekspansi paru, energi

menurun/kelemahan, nyeri.

2. Kekurangan cairan berhbungan dengan hilangnya cairan tubuh.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah

dan kurang nafsu makan.

4. Nyeri akut berhubungan dengan eksisi pembedahan.

5. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan eksisi pembedahan.

6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi.

C. Intervensi Keperawatan

Rencana Keperawatan Pre-Operatif

Dx 1 : Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan.

Tujuan : klien dan keluarga tidak cemas lagi.

Kriteria evaluasi :rasa takut dan cemas berkurang sampai hilang.

Intervensi :

1. Kaji status mental termasuk ketakutan pada kejadian isi pikir.

Rasional :pada awal pasien dapat menyangkal dan represi untuk menurunkan dan

menyaring informasi keseluruhan.(Doenges, 2000).

2. Bantu kelurga untuk mengekspresikan rasa cemas dan takut.

Rasional :keluarga mungkin bermasalah dengan kondisi pasien atau merasa

bersalah.(Doenges, 2000).

Page 13: ASKEP basalioma lengkap

3. Jelaskan rutinitas rumah sakit meliputi jadwal pemeriksaan, tujuan pengobatan,

dan lingkungan rumah sakit.

Rasional : Gambaran yang akurat tentang prosedur membantu menghilangkan

ansietas dan ketidaktahuan klien.

4. Tunjukkan adanya harapan kesembuhan.

Rasional : Klien  yang bereaksi terhadap diagnosis basiloma harus berharap

kesembuhan. Harapan diperlukan untuk mengatasi beratnya beban pengobatan.

5. Tingkatkan aktivitas fisik dan latifan fisik.

Rasional : Aktifitas fisik memberikan pengalihan dan rasa normal. Klien yang

melakukan latihan fisik dapat memperbaiki kualitas hidup.

Dx 2 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan.

Tujuan :klien bisa menerima keadaannya.

Kriteria evaluasi :perasaan negatif tentang diri sendiri tidak terjadi.

Intervensi :

1. Kaji perubahan/kehilangan pada pasien.

Rasional :episode traumatik membuat perasaan kehilangan aktual yang dirasakan.

(Doenges, 2000).

2. Bersikap positif selama pengobatan.

Rasional :meningkatkan hubungan kepercayaan antara pasien dengan perawat.

(Doenges, 2000).

3. Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat.

Rasional :meningkatkan perasaan dan memungkinkan respons yang lebih

membantu pasien.(Doenges, 2000).

Dx 3 : Kurang pengetahuan tentang kondisi dan prognosis penyakit berhubungan

dengan kurang informasi.

Page 14: ASKEP basalioma lengkap

Tujuan :klien dan keluarga mengerti tentang penyakitnya.

Kriteria evaluasi :menyatakan pemahaman proses penyakit dan kebutuhan pengobatan

Intevensi : :

1. Kaji kemampuan klien untuk belajar.

Rasional : belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada

tahapan individu.(Doenges,2000).

2. Diskusikan harapan klien untuk sembuh.

Rasional :klien seringkali mengalami kesulitan dan memutuskan unuk pulang.

(Doenges,2000).

3. Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit Basalioma.

Rasional :untuk mendeteksi syarat indikatif kepatuhan dan membantu

mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.(Doenges,2000).

Rencana Keperawatan Post-Operatif

Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan eksisi pembedahan.

Tujuan : nyeri berkurang sampai hilang.

Kriteria evaluasi :Klien akan melaporkan penurunan rasa nyeri dan peningkatan

aktivitas setiap hari. Luka eksisi bedah sembuh setelah post operasi tanpa komplikasi.

Intervensi :

1. Observasi skala nyeri, lama intensitas nyeri.

Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi derajat nyeri kebutuhan untuk

analgesik (Doenges, 1999).

2. Berikan posisi yang nyaman tidak memperberat nyeri.

Rasional: Mengurangi tekanan pada insisi, meningkatkan relaksasi dalam istirahat

(Doenges, 1999).

3. Beri obat analgesik (diazepam, paracetamol) sesuai terapi medik.

Rasional: Membantu mengurangi nyeri untuk meningkatkan kerjasama dengan

aturan terapeutik (Brunner and Suddarth, 2001).

Dx 2 : Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan eksisi pembedahan.

Tujuan : meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda infeksi.

Page 15: ASKEP basalioma lengkap

Kriteria evaluasi : luka bersih tidak tanda-tanda infeksi

Intevensi :

1. Observasi luka, catat karakteristik drainase.

Rasional:Perdarahan pasca operasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama,

dimana infeksi dapat terjadi kapan saja. Tergantung pada tipe penutupan luka

(misal penyembuhan pertama atau kedua), penyembuhan sempurna memerlukan

waktu 6-8 bulan (Doenges, 1999).

2. Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan tehnik steril.

Rasional: Sejumlah besar cairan pada balutan luka operasi , menuntut pergantian

dengan sering menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi (Doenges, 1999).

3. Bersihkan luka sesuai indikasi, gunakan cairan isotonic Normal Saline 0,9 % atau

larutan antibiotic

Rasional: Diberikan untuk mengobati inflamasi atau infeksi post operasi atau

kontaminasi interpersonal (Doenges, 1999).

Dx 3 : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan eksisi pembedahan.

Tujuan : meningkatkan waktu penyembuhan dengan tepat, bebas dari infeksi serta

tidak ada tanda demam.

Kriteria evaluasi : pertahankan lingkungan aseptic

Intervensi :

1. Perhatikan kemerahan disekitar luka operasi.

Rasional: Kemerahan paling umum disebabkan masuknya infeksi ke dalam tubuh

di area insisi (Doenges, 1999).

2. Ganti balutan sesuai indikasi.

Rasional: Balutan basah bertindak sebagai sumbu untuk media untuk

pertumbuhan bakterial.

3. Awasi tanda-tanda vital.

Rasional: Peningkatan suhu menunjukkan komplikasi insisi (Doenges, 1999).

BAB III

PENUTUP

Page 16: ASKEP basalioma lengkap

Kesimpulan

Tumor ganas kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan berasal

dari sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit. Menurut jenis sel

yang berdiferensiasi, tumor ganas kulit diklasifikasikan sebagai berikut: karsinoma sel

basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM).

Menurut etiologinya, tumor ganas kulit dapat disebabkan oleh (1) faktor ekstrinsik berupa

paparan sinar ultraviolet, paparan sinar-X, pemakaian bahan kimia dan adanya jaringan

parut yang luas dan lama; (2) faktor intrinsik berupa genetik, sistem imun yang rendah

dan ras. Karsinoma sel basal biasanya terdapat pada wajah dan leher dengan gejala klinis

berupa nodul ulseratif, berpigmen, morfea, superfisial dan fibroepitelioma. Biasanya

ditandai dengan tepi ulkus yang meninggi tanpa adanya metastasis jauh.

Diagnosis tumor ganas kulit ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan

penunjang. Penanganan KSB dan KSS biasanya dengan mengangkat tumor, baik dengan

cara kuretase dan elektrodesikasi maupun memotongnya dengan pisau bedah. Sedangkan

penanganan MM prinsipnya adalah melakukan eksisi yang pada awalnya dilakukan

pengukuran ketebalan invasi terlebih dahulu dengan teknik Breslow thickness.

Prognosa dari KSB adalah baik dengan angka kesembuhan skitar 95% sedangkan pada

KSS tergantung dari lokasi, ukuran, tingkat diferensiasi sel-sel dan kedalaman

perluasannya, dan pada MM prognosa ditentukan oleh sifat tumor, stadium klinis, lokasi

metastase dan faktor penderita.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: ASKEP basalioma lengkap

Agung, Gusti, 1985. Tumor Ganas Dini Kulit. Cermin Dunia Kedokteran. FKUI, Rumah

Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Anonim, 2006. Mengenal Kanker Kulit. Diakses dari http://www.dharmais.co.id

Anonim, 2006. Nutrisi Pada Penderita Kanker Kulit. Diakses dari http://www.dharmais.co.id

Anonim, 2008. Penyakit Kanker Kulit. Diakses dari

http://www.ubatpenyakit.blogjo.com/ubat/penyakit-kanker-kulit.

Djuanda. A., Hamzah. M., Aisah. S., 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Tumor Kulit,

Melanoma Maligna, edisi 3 Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Jakarta.

Graham, R. 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Ed. 8. Jakarta: Erlangga

Harahap, marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates

Lim Pei-wen, Sharen, 2008. Kanker Kulit. Diakses dari http://wikipedia.org/kanker_kulit.htm

Perdanakusuma, David, 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Diakses dari

http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com/2008/05/anatomi-fisiologi-kulit-dan

penyembuhan.html

Price, Wilson, 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC, Jakarta.

www.scribd.com