29
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT A. Pengertian Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan perkembangan menitkberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran (Whalex dan Wone.2000) Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. 1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang, umur tulangdan keseimbangan elektrolit. 2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis, psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak.

askep anak sehat bm.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: askep anak sehat bm.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT

A. Pengertian

Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan

perkembangan menitkberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat

yang paling rendah dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran (Whalex

dan Wone.2000)

Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak

hanya tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup

dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.

1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah,

besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat,

panjang, umur tulangdan keseimbangan elektrolit.

2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi,

intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh

kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis, psikososial, dan perilaku yang

merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri

pada setiap anak.

Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC

yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi

walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang

berat seperti TBC pada selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru), atau TBC

tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah

dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 kali dan waktu pemberian

imunisasi BCG pada umur 0 – 11 bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi

umur 2 – 3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi BCG melalui intradermal. Efek

samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi

limfadenitis regional dan reaksi panas.

Page 2: askep anak sehat bm.docx

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang anak

1.      Faktor keturunan (Herediter)

Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak

melalui instruksi genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan,

gangguan pertumbuhan selain disebabkan oleh kelainan kromosom (contoh; syndrome

down, syndrome turner) juga diakibatkan oleh factor lingkungan yang kurang

memadai.

a.       Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak laki-laki berbeda dengan

perempuan

b.      Ras      : ras/suku bangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa suku

bangsa memiliki karakteristik.

2.      Faktor Lingkungan

a.      Lingkungan Internal

1.      Intelegensi

Pada umunya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik dibandingkan

jika intelegensi rendah.

2.      Hormon

Ada 3 jenis hormone yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk

pertumbuhan tinggi badan terutama pada masa kanak-kanak, hormone tiroid

menstimulasi pertumbuhan sel interstitial testis, memproduksi testosterone

dan ovarium memproduksi estrogen yang mempengaruhi perkembangan

dan reproduksi.

3.      Emosi

Hubungan yang hangat dengan orangtua, saudara teman sebaya serta guru

berpengaruh terhadap perkembangan emosi, sosial, intelektual anak, cara

anak berinteraksi dengan keluarga akan mempengaruhi interaksi anak diluar

rumah.

b. Lingkungan Eksternal

1.   Kebudayaan

Budaya keluarga /masyarakat mempengaruhi bagaiman anak

mempersepsikan dan memahami kesehatan berprilaku hidup sehat.

2.  Status sosial ekonomi keluarga

Page 3: askep anak sehat bm.docx

Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang

sosial ekonomi yang rendah serta banyak punya keterbataan untuk

memenuhi kebutuhan primernya.

3.   Nutrisi

Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang

didapat dari makanan bergizi

4.   Iklim/cuaca

Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak

5.   Olahraga/latihan fisik

Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan

psikososial anak.

6.   Posisi anak dalam keluarga

Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu

akan mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan dididik dalam

keluarga

           

C. Periode Perkembangan

Menurut Donna L. Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri dari :

1.    Periode prenatal

Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi

pembentukan organ dan system organ anak. Selain itu hubungan antara kondisi

itu memberi dampak pada pertumbuhannya.

2.    Periode bayi

Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan). Pada

periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek

kognitif, motorik dan social.

3.    Periode kanak-kanak awal

Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra sekolah 3-6

tahun. Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada usia

pra sekolah. Perkembangan fisik lebih lambat dan relative menetap.

4.    Periode kanak-kanak pertengahan

Page 4: askep anak sehat bm.docx

Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki

sedikit lebih meningkat daripada perempuan dan perkembangan motorik lebih

sempurna.

5.    Periode kanak-kanak akhir

Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18

tahun. Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan

identitas seksual dengan perkembangannya organ reproduksi.

D. Perkembangan Anak Balita

Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan

kemampuan berbahasa, kreativitas, dan keadaan social emosional dan intelegensi

berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkem-

bangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini

sehingga setiap kelainan/penyimpangan seksual apapun. Apabila tidak terdeteksi dan

tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas perkembangan.

Kratenburg, dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening Test)

mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai

perkembanagn anak balita yaitu :

1.    Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungan.

2.    Fine motor adaptif (gerakan motorik halus)

Aspek yang b/d kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan

bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat

missal: ketrampilan menggambar.

3.    Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberi respon terhadap suara, mengikuti perintah

berbicara spontan.

4.    Gross motor (motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa

“Milestone” pokok yang harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan

secara awal. Milestone adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak

umur tertentu misalnya:

Page 5: askep anak sehat bm.docx

a.    4-6 minggu :tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu

kemuadian.

b.    10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara.

c.    20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya.

d.   26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.

e.    9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan jari

telunjuk dan ibu jari.

f.     13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal.

KONSEP DASARASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT (TUMBANG)

A.    PENGKAJIAN

1.      Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan

Identitas Anak dan/atau Orang Tua

a.       Nama                                                  

b.      Alamat                                               

c.       Telepon                                              

d.      Tempat dan tanggal lahir

e.       Ras/kelompok entries

f.       Jenis kelamin

g.      Agama

h.      Tanggal wawancara

i.        Informan

Keluhan Utama (KU)

Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat

jasmani dan rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang

akan memicu fungsi imunnya, namun seiring dengan kondisi anak yang rentan

terhadap kontak infeksi dari lingkungan, tidak menutup kemungkinan jika saat

memasuki jadwal imunisasi ia berada dalam kondisi sakit . Maka dari itu, perlu

ditanyakan apakah anak memiliki keluhan kesehatan baik secara langsung pada

anak ataupun orang tua/pengasuhnya beberapa saat sebelum diimunisasi.

Keluhan ini dapat dijadikan indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan,

ditunda sementara waktu, atau tidak diberikan sama sekali.

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Page 6: askep anak sehat bm.docx

Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama.

Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu

menjadi acuan, akan tetapi jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan

kajian lebih lanjut untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk

kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah anak harus

mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya.

Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)

Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan

sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk yang berarti

dalam pemberian imunisasi.

a.       Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).

b.      Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.

c.       Alergi.

d.      Pengobatan terbaru.

e.       Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi terhadap

imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.

f.       Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan imunisasi dapat pula

dikaji pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mengidentifikasikan

indikasi imunisasi serta pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola

perilaku anak baik ditujukan secara langsung pada anak ataupun keluarganya).

g.      Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

Tinjauaan Sistem (TS)

Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan masalah

kesehatan pada anak, walau tampak jarang dilakukan saat akan diimunisasi, namun

tinjauan ini akan menjadi pilihan yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan

anak karena dalam pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi yang

diberikan anak/keluarga sedangkan kemungkinan terhadap kondisi kelainan yang ada

pada tubuh anak belum disadari olehnya dan juga keluarga, sehingga alangkah baik jika

sebelum diimunisasi anak mendapatkan tindakan pemeriksaan fisik untuk peninjauan

terhadap sistem tubuhnya. Tinjauan sistem meliputi:

a.       Menyeluruh/umum

b.      Integument

c.       Kepala

d.      Mata

Page 7: askep anak sehat bm.docx

e.       Telinga

f.       Hidung

g.      Mulut

h.      Tenggorokan

i.        Leher

j.        Dada

k.      Respirasi

l.        Kardiovaskuler

m.    Gastrointestinal

n.      Genitourinaria

o.      Ginekologik

p.      Muskuluskeletal

q.      Neurologik

r.        Endokrin

Riwayat pengobatan keluarga

Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang memiliki

kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap penyakit

menular pada anggota keluarga dan kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi

kesehatan anak, seperti merokok dan penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat

kewaspadaan keluarga saat anak mengalami sakit.

Riwayat Psikososial

Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada

riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya menyisakan

kerisauan pada anak maka akan lebih baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini

diperbaiki untuk mengubah konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya

bahwa hal ini penting untuk mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta

diperlukan keterlibatan keluarga yang dapat memberikan dukungan mental pada

anaknya sehingga anak tidak risau dalam menghadapi imunisasi.

Riwayat Keluarga       

Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan sebagai

anggota keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana keluarga

memahami tentang imunisasi yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi,

Page 8: askep anak sehat bm.docx

alasan diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat

membantu jika keluarga telah memahami pentingnya imunisasi sebagai langkah penting

yang diperlukan untuk mencegah penyakit pada anaknya. Untuk beberapa keluarga

yang belum begitu memahami imunisasi, hal ini dapat dijadikan patokan untuk

memberikan pendidikan kesehatan dalam pemahaman terhadap imunisasi.

Pengkajiaan Nutrisi

Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi

anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia mendapatkan

imunisasi dan dapat dijadikan bahan untuk pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak.

Pengkajian nutrisi meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.

2.      Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan mengumpulkan

data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak, sehingga dengan data yang

ada, dapat diketahui mengenai keadaan anak yang dapat membantu proses imunisasi

dan juga pendidikan kesehatan seputaran imunisasi anak. Dalam melaksanaakan

pengkajiaan atas pertumbuhan dan perkembangan anak, hal penting yang harus

diperhatikan adalah bagaimana mempersiapkan anak agar pemeriksaan berjalan lancar.

Sebelum melakukan pengkajiaan, prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dan dapat

diterapkan di lapangan adalah:

a.       Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misalnya memberikan warna

dinding netral, cukup ventilasi, menjauhkan peralatan yang menakutkan bagi anak,

dan menyediakan makanan.

b.      Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar anak menjadi

kooperatif. Dalam hal ini, bukan berarti mengabaikan tugas utama, tetapi untuk

pendekatan agar anak tidak takut sehingga memudahkan pemeriksaan.

c.       Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak menakutkan

anak.

d.      Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga akan

mengurangi rasa takut dari anak yang lain.

e.       Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak

mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri

kesempatan anak untuk membantu proses pemeriksaan.

f.       Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di pangkuaan

orang tua.

Page 9: askep anak sehat bm.docx

g.      Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat merangsang anak yang

lain agar tidak takut untuk diperiksa.

h.      Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui nasehat

petugas.

Prinsip-prinsip tersebut hendaknya dipahami oleh setiap perawat sehingga

memudahkannya dalam melaksanakan pemeriksaan dan meminimalkan kecemasan

pada anak. Setelah memahami prinsip-prinsip ini, berikutnya adalah melakukan

pengkajiaan pada anak. Hal-hal yang perlu dikaji adalah

a.     Riwayat Pranatal

Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil,

seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta

apakah ehamilannya dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani

dengan benar dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui

riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat diperkirakan.

b.    Riwayat Kelahiran

Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara

normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan

terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran dengan

tindakan seperti forceps, partuss lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat

mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.

c.     Pertumbuhan Fisik

Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan

pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam pembahasan

sebelumnya, pengukuran antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk

memantau tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan

lingkar lengan dan lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada

anak. Apabila petugas akan mengkaji pertubuhan fisik anak, maka petugas tersebut

cukup mengukur BB, TB, dan lingkar kepala. Meskipun tidak semua ukuran

antropometri digunakan, berikut ini akan dijelaskan cara pengukuran dari masing-

masing ukuran antropometri:

a)      Berat Badan (BB)

Page 10: askep anak sehat bm.docx

Untuk menentukan berat badan anak, hal yang perlu diperhatikan adalaah

sebagai berikut:

1)  Pengukuran dilakukan dengan memakai alat timbangan yang telah ditera

(distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala. Timbangan yang digunakan dapat

berupa dacin atau timbangan injak.

2)  Untuk menimbang anak yang berusia kurang 1 tahun, maka hal tersebut

dilakukan dengan posisi berbaring. Untuk anak yang berusia 1-2 tahun,

dilakukan dengan posisi duduk dengan menggunakan dacin. Untuk anak yang

berusia lebih dari 2 tahun, penimbangan berat badan dapat dilakukan dengan

posisi berdiri.

Sedangkan cara pengukuran berat badan anak adalah:

1)   Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila

perlu, cukup pakaian dalam saja.

2)   Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan

dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke

timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di

atas timbangan injak tanpa dipegangi.

3)   Ketika menimbang berat badn bayi, tempatkan tangan petugas di atas

tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.

4)   Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang

berat badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan

ditimbang.Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu

sendiri menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat

rumus berikut. BB anak = (BB ibu dan anak) – BB ibu

5)   Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan

6)   Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang

berlaku, yaitu apakah status gizi anak normal, kurang, atau buruk. Untuk

menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada

kurva KMS, apakah berat badan anak berada pada kurva berwarna hijau,

kuning, atau merah.

Page 11: askep anak sehat bm.docx

b)   Tinggi Badan (TB)

Untuk menentukan tinggi badan, cara pengukurannya dikelompokkan menjadi

untuk usia kurang dari 2 tahun dan usia 2 tahun atau lebih. Pengukuran tinggi badan

pada anak usia kurang dari 2 tahun adalah sebagai berikut :

1)   Siapkan papan atau meja pengukur. Tidak ada, dapat digunakan pita pengukur

(meteran).

2)   Baringkan anak terlentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai

menempel pada meja (posisi ekstensi).

3)   Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus

dengan meja pengukur), lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

4)   Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi

tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada

bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua

tanda tersebut dengan pita pengukur.

Sedangkan cara pengukuran tinggi badan pada anak usia 2 tahun atau lebih adalah

sebagai berikut :

1)   Tinggi badan diukur dengan  posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan

bokong, punggung, dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal

dan menempel pada alat pengukur.

2)   Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan

posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

c)      Lingkar Kepala

Ukuran kepala dinyatakan normal bila berada di antara batas tertinggi dan

terendah dari kurva lingkar kepala. Bila ukuran kepala berada di atas kurva normal,

berarti ukuran kepala besar (macrocephali), sedangkan bila ukuran kepala di bawah

kurva normal, berarti ukuran kepala kecil (microcephali). Kurva lingkar kepala ini

dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Adapun cara pengukuran lingkar kepala :

a.         Siapkan pita pengukur (meteran)

b.        Lingkakan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supraorbita

bagian antrior menuju oksiput pada bagian posterior kemudian tentukan

hasilnya

c.         Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala

Page 12: askep anak sehat bm.docx

d)     Lingkar Lengan Atas (lila)

Meskipun pengukuran lila jarang dilakukan, namun cara pengukurannya perlu

diketahui :

1)   Tentukan lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan

bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dengan siku. Pemilihan lengan

kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dari

pada lengan kanan, sehingga ukurannya lebih stabil.

2)   Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat digunakan pita

pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.

3)   Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita

pengukur.

4)   Catat hasil pengukuran pada Kartu Menuju Sehat (KMS) atau status anak.

e)      Lingkar Dada

Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan.

Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa (mid respirasi) pada tulang

Xifoidius (incisura subternalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan

posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi

berbaring. Cara pengukuran lingkar dada adalah sebagai berikut :

1)   Siapkan pita pengukur

2)   Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada.

3)   Catat hasil pengukuran pada KMS anak atau kartu yang disediakan.

D.   Pemeriksaan fisik

Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan, namun

petugas perlu mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu dilakukan agar keadaan

anak dapat diketahui secara keseluruhan. Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari

rambut, kepala, leher, dada, perut, genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital

dan keadaan umum perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan

perkembangan ini adalah sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak.

Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini.

E.    Perkembangan anak

Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman Deteksi

Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini

Page 13: askep anak sehat bm.docx

dapat diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam

keadaan normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak memerlukan

pemeriksaan lebih lanjut, maka dapat dilakukan DDST yang dapat dibaca pada Buku

Tumbuh Kembang oleh Soetjiningsih (1996).

f.     Data lain

Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang

lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama apabila anak

berada di klinik.

Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan

Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan

balita, terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:

a.       Pertumbuhan dan perkembangan normal

Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik

berat badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita (KMS) atau sedikit

di atasnya. Arah grafik harus naik dan sejajar mengikuti lengkungan jalur (kurva) berwarna

hijau. Sementara, pertumbuhan anak dikatakan ideal jika pertumbuhan yang ditetapkan

dengan pengukuran antropometri adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U.

Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan kemampuan/kepandaian anak

sesuai dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang

Balita, skor yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila menggunakan

kalender balita (KMS), maka kemampuan anak sesuai usia yang terdapat pada gambar.

Sementara apabila menggunakan tes DDST, anak dapat melewati tugas-tugas

perkembangannya sesuai usia. Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya.

b.      Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal

Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat badan anak berada

jauh di atas warna hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah.

Ukuran antropometri lain yang mengikuti biasanya adalah lingkar lengan atas dan lingkar

lengan dada. Perkembangan anak mengalami penyimpangan apabila kemampuan

kepandaian anak tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak mengalami

keterlambatan. Pada tes DDST, anak tidak dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya,

atau pada gambar kalender balita (KMS), kemampuan anak tidak sesuai dengan usianya.

Page 14: askep anak sehat bm.docx

B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi

yang terjadi di lingkungan

2.      Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang peran sebagai orangtua baru

3.      Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.

4.      Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh

kembangnya.

Page 15: askep anak sehat bm.docx

5.      Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak

6.      Kesiapan meningkatkan status imunisasi b/d keinginan untuk meningkatkan status

imunisasi

C.    PERENCANAAN

1.      Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi

yang terjadi di lingkungan

a.       Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia

Rasional: agar orang tua mampu melakukan tugas tumbang pada anak

b.      Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan dalam tempat tidur

anak.

Rasional: mainan dapat meningkatkan rangsangan anak dalam tumbang

Page 16: askep anak sehat bm.docx

c.       Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yg menyebabkan rasa takut.

Rasional: mengurangi rasa ketidaknyamanan

d.      KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan.

Rasional: mengetahui adanya keluhan dalam tumbang anak

2.      Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang peran sebagai orangtua baru.

a.        Jelaskan pada orang tua tentang perawatan anak seperti makanan yang baik sesuai

umur anak, cara menggendong, cara memberikan ASI yang baik dan bagaimana

menyendawakan bayi.

Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap perawatanan anak

b.      Jelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua sangat penting sebagai role model

anaknya.

Rasional: memberi pemahaman orang tua supaya bias memberi contoh yang baik bagi

anaknya

c.       Jelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang harus dilewati anak

sesuai dengan umurnya

Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang

3.      Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.

a.       Awasi anak saat makan, mandi, bermain, eliminasi

Rasional: mengurangi risiko cedera pada saat anak beraktivitas

b.      Lindungi kaki anak dengan sandal/ sepatu

Rasional: mengurangi risiko cedera pada kaki anak

c.       Beri makanan yang aman untuk usia anak

Rasional: mencegah risiko keracunan makanan

d.      Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan

Rasional: mengurangi risiko cedera yang diakibatkan oleh air mandi yang terlalu panas

4.       Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh

kembangnya.

a.       Jelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi

Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang

b.      Bantu ibu/ orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan tumbang yang

dilewati anak dengan masa pertumbuhandan perkembangan

Rasional: agar orang tua mengetahui tentang tumbuh kembang anaknya

c.       Anjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak

Page 17: askep anak sehat bm.docx

Rasional: meningkatatkan pemahaman tentang perawatan anaknya

5.      Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak

a.       Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini sesuai

umur

Rasional: agar ibu paham tentang tumbang anaknya

b.      Bantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang diberikan

Rasional: mengurangi kecemasan ibu

c.       Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan tetap

memantau pertumbuhan dan perkembangan anak

Rasional: agar kesehatan anak tetap terjaga

6.        Kesiapan meningkatkan status  imunisasi b/d

a.       Memberi penjelasan tentang imunisasi yang seharusnya didapatkan  oleh anaknya

Rasional: meningkatkan pemahaman tentang imunisasi yang harus didapatkan oleh

anak

b.      Memberi penjelasan tentang imunisasi tambahan yang dapat diberikan kepada

anaknya selain imunisasi yang harusnya didapatkan

Rasional: memberikan pemahaman tentang imunisasi tambahan

c.       Menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi tambahan untuk mencegah

penyakit yang bisa diderita oleh anaknya

Rasional: mencegah penyakit yang mungkin diderita anak.

D.  PELAKSANAAN

Tindakan keperawatan yang diberikan disesuaikan dengan rencana keperawatan.

E.  EVALUASI

A.    Dx 1 : Orang tua mengetahui tugas pekembangan anak yang sesuai dengan

kelompok usia.

B.     Dx 2 : Orang tua mengerti bagaimana cara merawat anaknya

Page 18: askep anak sehat bm.docx

C.     Dx 3 :Anak bebas dari cedera dan fraktur potensial berbahaya diidentifikasi dan

lingkungan rumah. Keluarga akan menekankan dan mendemonstrasikan kegiatan yang aman

di rumah.

D.    Dx 4 : Ibu tidak cemas dan mampu menggambarkan proses tumbang pada anaknya

dan informasi yang diberikan.

E.     Dx 5 :Orang tua mampu memahami dan dapat memantau harapan perkembangan

anak

F.      Dx 6  : ibu dapat memberikan imunisasi tambahan yang bisa didapat oleh anaknya

selain imunisasi yang harus didapat oleh anaknya.

Page 19: askep anak sehat bm.docx

DAFTAR PUSTAKA

Berhrman, Kliegman, & Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta. Buku

Kedokteran EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.Jakarta: EGC

Hidayat, A.Z. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.

Jakarta. Salemba Medika.

Kriteria Hasil NOC. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Muscari, Mary.E. 2005. Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Supartini. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Wong, D.L,dkk. 2004. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku

Kedokteran EGC.