27
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN POST OPERASI ABSES HEPAR DI RUANG MAWAR RSD dr. SOEBANDI JEMBER oleh Aldila Kurnia Putri, S.Kep NIM 112311101006 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

ASKEP Abses hepar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep abses hepar

Citation preview

Page 1: ASKEP Abses hepar

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN POST

OPERASI ABSES HEPAR DI RUANG MAWAR

RSD dr. SOEBANDI JEMBER

oleh

Aldila Kurnia Putri, S.Kep

NIM 112311101006

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: ASKEP Abses hepar

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Aldila Kurnia Putri NIM : 112311101006 Tempat Pengkajian : Mawar Tanggal : 23 November 2015 I. Identitas Klien

Nama : Tn. M No. RM : 086493 Umur : 29 tahun Pekerjaan : Pedagang Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam Tanggal MRS : 20 November

2015 Pendidikan : SMP Tgl Pengkajian : 23 November

2015 Alamat : Mayang, Jember Sumber Informasi : Pasien, Keluarga,

data Rekam Medis

II. Riwayat Kesehatan 1. Diagnosa Medik: Abses hepar dengan post operasi insisi drainase abses hari

ke 2

2. Keluhan Utama: Nyeri pada luka post operasi

3. Riwayat penyakit sekarang: Pasien mengatakan bahwa sudah 3 minggu merasa sakit pada perut bagian kanan atas. Sakit yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul. Saat itu telah diperiksakan ke klinik dan nyerinya sedikit berkurang. Lalu perutnya bengkak selama 7 hari dan kembali sakit. Kemudian pasien memeriksakan ke RSD dr. Soebandi pada hari Sabtu, 20 November 2015 dan oleh perawat disarankan untuk opname.

4. Riwayat kesehatan terdahulu: a. Penyakit yang pernah dialami:

Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah memiliki penyakit yang berat. Sakit yang dialami biasanya hanya batuk dan pilek. Pasien mengatakan pernah sakit tipes sebanyak 2 kali. Pasien mengatakan jarang mencuci tangan ketika akan makan.

b. Alergi (obat, makanan, plester, dll): Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki alergi terhadap obat maupun makanan tertentu.

Page 3: ASKEP Abses hepar

c. Imunisasi: Keluarga pasien mengatakan bahwa ia telah diimunisasi sewaktu kecil.

d. Kebiasaan/pola hidup/life style: Pasien mengatakan bahwa memiliki kebiasaan merokok sebelum sakit. Dalam sehari pasien dapat menghabiskan 1 bungkus rokok.

e. Obat-obat yang digunakan: Keluarga pasien mengatakan jika hanya sakit batuk dan pilek biasanya dibelikan obat di warung. Namun jika sakitnya tidak lekas sembuh maka segera dibawa ke puskesmas.

5. Riwayat penyakit keluarga: Keluarga pasien mengatakan bahwa di anggota keluarganya tidak pernah mengalami penyakit seperti yang diderita pasien

Genogram: pasien Keterangan: = Laki-laki = Perempuan

= Meninggal = Tinggal serumah

III. Pengkajian Keperawatan 1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan sehat adalah ketika ia mampu bekerja tanpa merasa sakit. Persepsi pasien tentang sakit yaitu ketika tubuhnya mengalami sakit sehingga tidak dapat bekerja dan beraktivitas seperti biasanya. Saat sakit, pasien biasanya membeli obat-obatan di warung dan apabila tidak segera sembuh akan dibawa ke puskesmas. Pasien mengatakan bahwa tidak pernah berolahraga setiap minggu. Pasien mengatakan tidak mengetahui penyakit apa yang dialaminya saat ini. Pasien berusaha menanyakan kondisinya saat ini dan adakah pantangan makanan yang tidak boleh dikonsumsi. Interpretasi : Pasien belum menerapkan upaya preventif untuk meningkatkan status kesehatannya seperti berolahraga rutin setiap minggu

Page 4: ASKEP Abses hepar

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) - Antropometeri

TB : 165 cm

BB : 60 kg

IMT = 60/1,652

IMT = 22,04

Interpretasi :

Kategori IMT

Underweight= < 18,5

Normal= 18,5-24,9

Overweight = >25

Berdasarkan rumus IMT, pasien termasuk kategori normal

Pemenuhan kalori tubuh

BMR laki-laki = 88,362 + (13,397 x berat dalam kg) + (4,799 x tinggi dalam

cm) – (5,677 x umur tahun)

= 88,362 + (13,397 x 60 kg) + (4,799 x 165 cm) – (5,677x 29)

= 1519 kalori

Level aktivitas fisik = BMR x 1,2 (tidak aktif)

= 1519 x 1,2

= 1822 kalori

Diet yang diberikan TETP Diet TETP = diet biasa + 20% = 1900 kalori + 20% = 2280 kalori Interpretasi : Kebutuhan kalori tubuh pasien telah terpenuhi

- Biomedical sign :

Nilai hasil pemeriksaan darah lengkap tangal 22 November 2015 Albumin 2,3 gr/dL Interpretasi : Albumin pasien di bawah batas normal (normal: 3,4-4,8 gr/dL)

- Clinical Sign :

Kulit dan bibir lembab, rambut tidak rontok dan berwarna hitam, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, dan tidak ada odema Interpretasi : Pada hari pengkajian (23 November 2015) pasien tidak mengalami masalah pada nutrisi secara klinis

- Diet Pattern (intake makanan dan cairan): Diet makanan TETP 3 x 760 kalori Infus Amino fluid 1000 cc/24 jam Infus RL 500 cc/24 jam

Page 5: ASKEP Abses hepar

Interpretasi : Tidak ada masalah pada diet pasien karena pasien dapat makan secara mandiri dan pemenuhan cairannya dengan dibantu infus

3. Pola eliminasi:

BAK - Frekuensi : - - Jumlah : 1550 cc/24 jam - Warna : kuning jernih - Bau : khas urin - Karakter : - - BJ : - - Alat Bantu : - - Kemandirian : menggunakan dower kateter - Lain : -

BAB

- Frekuensi : pasien tidak BAB sama sekali - Jumlah : - - Warna : - - Bau : - - Karakter : - - BJ : - - Alat Bantu : - - Kemandirian : - - Lain : -

Interpretasi :

Balance cairan per hari (24 jam):

Input:

Minum 400 cc Infus Amino fluid 1000 cc

Infus RL 500 cc

Water Metabolism (WM) menggunakan luas permukaan tubuh dengan

rumus du bois. Diketahui BB pasien 60 kg dengan TB 165 cm ditemukan

hasil luas permukaan tubuh (LPT) 1,66 m2

WM = 350 x LPT WM = 350 x 1,66 = 581 cc Total input = 400+1000+500+581 = 2481 cc Output Urin 1550 cc IWL (Insensible Water Loss) = 2 x WM = 2 x 581= 1162 cc Total output = 1550+ 1162= 2712 cc

Balance cairan = input – output = 2481 cc – 2712 cc = -261 cc

Page 6: ASKEP Abses hepar

4. Pola aktivitas & latihan Sebelum sakit, aktivitas pasien sehari-hari yaitu bekerja berdagang cilok mulai pukul 08.00 dan pukul 12.30 pulang untuk sholat dhuhur serta beristirahat. Kemudian pukul 14.00 berangkat berdagang lagi hingga pukul 16.00. Setelah pulang berdagang pasien kemudian membuat cilok pada pukul 20.00. Pasien mengatakan tidak pernah berolahraga. Setelah sakit, pasien mengatakan tidak dapat berdagang cilok seperti biasanya.

Aktivitas harian (Activity Daily Living) Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4 Makan / minum V Toileting V Berpakaian V Mobilitas di tempat tidur V Berpindah V Ambulasi / ROM V

Keterangan : 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu alat, 4: mandiri

Status Oksigenasi : Pasien dapat bernapas spontan Kebutuhan oksigen = VT x BB x RR = 6-8 x 60 x 20 = 7,2 L (pasien tidak membutuhkan bantuan oksigen) Fungsi kardiovaskuler : Auskultasi suara jantung S1 S2 tunggal, reguler, tidak ada suara jantung tambahan, tidak ada wheezing, tekanan darah = 110/70 mmHg, nadi 76 x/menit Terapi oksigen : Pasien tidak terpasang alat untuk terapi oksigen Interpretasi : Pasien tidak memiliki permasalahan terkait oksigenasi

5. Pola tidur & istirahat

Durasi : Sebelum sakit pasien tidur malam sekitar pukul 21.30 – 04.30 (7 jam) dan jarang tidur siang Gangguan tidur : Pasien tidak mengalami susah tidur Keadaan bangun tidur : Pasien mengatakan segar ketika bangun tidur Lain-lain : - Interpretasi : Setelah sakit, pasien lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat dan tidur karena belum bisa banyak beraktivitas

6. Pola kognitif & perseptual

Fungsi Kognitif dan Memori : Sebelum sakit menurut keluarga, pasien dapat berhitung dan mengingat dengan baik. Saat sakit, pasien masih mampu untuk mengingat dan berhitung dengan baik karena tidak ada permasalahan dengan kesadarannya. Fungsi dan keadaan indera :

Page 7: ASKEP Abses hepar

Sebelum sakit menurut keluarga, pasien tidak memiliki masalah dengan kelima inderanya, pasien dapat melihat dengan jelas, mendengar, mencium bau-bauan, merasakan sakit pada kulit, dan dapat merasakan bermacam-macam rasa makanan. Saat sakit, pasien tidak memiliki masalah dengan kelima inderanya Interpretasi : Tidak ada masalah terkait fungsi kognitif dan perseptual pada pasien

7. Pola persepsi diri Gambaran diri : Pasien mengkhawatirkan keadaan perutnya setelah dioperasi karena takut kalau bekas operasinya tidak segera sembuh Identitas diri : Pasien dapat menyebutkan nama, usia, maupun tempat tinggalnya Harga diri : Pasien merasa kecewa karena dengan keadaannya saat ini tidak dapat berdagang cilok seperti sebelumnya Ideal Diri : Pasien ingin segera sembuh dari penyakitnya sehingga dapat berdagang cilok seperti semula Peran Diri : Sebelum sakit, peran pasien dalam keluarga adalah sebagai seorang kepala keluarga yang berkewajiban mencari nafkah untuk keluarganya Interpretasi : Pasien mengalami masalah pada pola persepsi dirinya selama sakit karena tidak dapat berdagang cilok untuk mencari pengahsilan sebagaimana biasanya

8. Pola seksualitas & reproduksi Pasien sudah menikah dan memiliki satu orang putri Interpretasi : Tidak ada gangguan pada pola seksual dan reproduksi pasien

9. Pola peran & hubungan

Sebelum sakit, pasien adalah seorang ayah dari 1 putri dan sebagai kepala keluarga. Hubungan pasien dengan anggota keluarga harmonis dan tidak terjadi konflik dalam keluarga. Saat sakit, peran pasien sebagai seorang ayah dan kepala keluarga terganggu karena tidak dapat berdagang cilok untuk mencari nafkah seperti biasanya. Hubungan keluarga saat sakit harmonis, pasien selalu ditunggui oleh istri dan putrinya Interpretasi : Pasien mengalami gangguan peran saat sakit karena tidak dapat mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya

10. Pola manajemen koping-stres

Sebelum sakit, pasien biasanya bercerita kepada istrinya saat memiliki permasalahan. Menurut keluarga, pasien cukup terbuka. Berdasarkan keterangan keluarga, pasien tidak pernah rekreasi untuk menghilangkan stresnya Interpretasi : Manajemen dan koping stres pasien adaptif karena pasien terbuka kepada anggota keluarga saat memiliki masalah. Tidak ada gangguan pada pola manajemen dan koping stres

Page 8: ASKEP Abses hepar

11. Sistem nilai & keyakinan Sebelum sakit, pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu di rumah dan kadang

berjamaah di musholla dekat rumahnya.

Saat sakit, pasien tidak dapat sholat karena kondisinya yang lemah. Pasien hanya

berdoa dan pasrah atas keadaannya saat ini.

Interpretasi : Tidak ada masalah pada sistem nilai dan keyakinan

IV. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: cukup GCS : E4-V5-M6

Tanda vital: - Tekanan Darah : 110/70 mmHg

- Nadi : 76 x/mnt

- RR : 20 x/mnt

- Suhu : 36,3 OC

Interpretasi : Pasien dalam keadaan compos mentis dengan tanda-tanda vital normal

Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

1. Kepala Inspeksi: Normocephal, rambut hitam, tidak rontok, persebaran rambut

merata, rambut bersih, rambut tampak berantakan wajah simetris, tidak ada jejas, tidak ada pembengkakan pada wajah

Palpasi: idak terdapat oedem pada wajahT 2. Mata

Inspeksi: Pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya posistif, sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), bulu mata rata dan hitam

Palpasi: Tidak teraba benjolan abnormal pada kedua mata 3. Telinga

Inspeksi: Telinga simetris, bersih, warna sama dengan kulit lainnya, tidak ada jejas, tidak tampak keluar cairan dari telinga kanan maupun kiri

Palpasi: Tidak teraba benjolan abnormal pada kedua telinga 4. Hidung

Inspeksi: Tulang hidung simetris, lubang hidung bersih, tidak terdapat luka/lesi, tidak ada jejas

Palpasi: Tidak teraba benjolan abnormal, tidak keluar cairan maupun darah dari hidung

5. Mulut Inspeksi: Mukosa bibir lembab, terdapat halitosis

6. Leher Inspeksi: Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, leher simetris, warna

sama seperti sekitarnya, tidak ada jejas Palpasi: Tidak teraba benjolan abnormal, terdapat daki

7. Dada Paru-paru Inspeksi : Dada simetris, RR 20 x/menit, tidak tampak jejas, tidak tampak

batuk, tidak ada jejas Palpasi : Tidak teraba benjolan atau massa

Page 9: ASKEP Abses hepar

Perkusi : Suara paru sonor Auskultasi : Bunyi napas vesikuler, irama teratur, tidak ada wheezing, tidak

ada ronkhi Jantung Inspeksi : Dada simetris, tidak tampak jejas Palpasi : Tidak teraba benjolan atau massa Perkusi : Pekak Auskultasi : Suara jantung S1 S2 tunggal, tidak ada suara jantung tambahan,

tekanan darah = 110/670 mmHg, nadi = 76 x/menit 8. Abdomen

Inspeksi: Bentuk abdomen simetris, flat, terdapat luka insisi post operasi di kuadran lumbal dekstra, tidak tampak benjolan abnormal

Palpasi: Terdapat nyeri tekan di kuadran lumbal dekstra Auskultasi : Bising usus (+) Perkusi: Timpani

9. Urogenital Inspeksi: Warna urin kuning jernih, terpasang dower kateter Palpasi : Tidak teraba keras pada vesika urinaria

10. Ekstremitas Inspeksi : Tidak tampak luka/jejas, tidak tampak deformitas, tidak tampak

benjolan abnormal, tangan kanan terpasang infus line Palpasi : Tidak teraba benjolan abnormal, akral hangat Kekuatan otot

444 444 444 444

11. Kulit dan kuku Inspeksi : Kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi atau jejas, kuku tangan

dan kaki tampak bersih, tidak tampak lesi sekitar kuku Palpasi: CRT < 2 detik

12. Keadaan lokal GCS E4V5M6 Keadaan umum: cukup

13. Pemeriksaan Neurologis a. N. I (Olfaktori) : dapat mengenali bau minyak kayu putih b. N. II (Optikus) : lapang pandang normal c. N. III (Okulomotoris) : isokor, 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+) d. N. IV (Trochlearis) : terdapat gerakan bola mata e. N.V (Trigeminus) : dapat mengunyah

Page 10: ASKEP Abses hepar

f. N. VI (Abdusen) : terdapat gerakan bola mata ke lateral g. N. VII (Fasialis) : ekspresi wajah kanan dan kiri simetris h. N. VIII (Verstibulocochlearis) : dapat mendengar i. N. IX (Glosofaringeus) : dapat membedakan rasa manis dan

asin j. N. X (Vagus) : terdapat reflek menelan k. N. XI (Asesoris) : dapat menggerakkan bahu l. N. XII (Hipoglosus) : dapat menggerakkan lidah

Page 11: ASKEP Abses hepar

V. Terapi

Nama Dagang

Golongan Indikasi Kontraindikasi Dosis dan Cara

pemberian Mekanisme Kerja

Infus RL 500 cc/24 jam

Cairan kristaloid Kehilangan cairan tubuh, dehidrasi hipotonis dan isotonis.

Keadaan hiperhidrasi, hiperlaktatemia, hipernatremia, hiperkloremia, hipokalemia tanpa pemberian kalium bersama-sama serta pada keadaan insufisiensi hati yang berat.

Disesuaikan dengan kebutuhan cairan, umumnya 30-40 mL/kgBB/hari pada dewasa.

Larutan kristaloid menembus membran kapiler dari kompartemen intravaskuler ke kompartemen interstisial, kemudian didistribusikan ke semua kompartemen ekstra vaskuler. Hanya 25% dari jumlah pemberian awal yang tetap berada intravaskuler, sehingga penggunaannya membutuhkan volume 3-4 kali dari volume plasma yang hilang. Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah cairan kedalam pembuluh darah dengan segera dan efektif untuk pasien yang membutuhkan cairan segera.

Aminofluid 1000 cc/24 jam

Larutan maintenance

Suplai asam amino, elektrolit dan air sebelum dan sesudah operasi, pada

Koma hepatik atau resiko koma hepatik, gangguan ginjal berat

Dosis lazim : 500 mL secara infus melalui

Terapi cairan maintenance bisa dianggap sebagai salah satu terapi

Page 12: ASKEP Abses hepar

Nama Dagang

Golongan Indikasi Kontraindikasi Dosis dan Cara

pemberian Mekanisme Kerja

individu dengan hipoproteinemia atau manutrisi ringan karena kurangnya asupan oral.

atau azotemia, gagal jantung kongestif, asidosis berat, metabolisme elektrolit yang abnormal, hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipermagnesemia, hiperkalsemia, penurunan jumlah pengeluaran urin meabolisme asam amino abnormal.

vena perifer. Maksimal 2500 mL per hari. Kecepatan infus 500 mL per 120 menit, diberikan secara lambat pada pasien usia lanjut dan yang mengalami sakit kritis.

pendukung yang penting bagi pasien rawat-inap. Tujuan terapi cairan Maimtenance adalah memelihara homeostasis pada pasien yang kurang asupan cairan per oral. Zinc adalah salah satu elemen yang terkandung dalam aminofluid yang berfungsi memacu penyembuhan jaringan. Zinc perlu untuk pembentukan kolagen, yang merupakan bahan penting untuk penyembuhan dan perbaikan jaringan. Zinc juga memiliki aktivitas imunitas seluler. Dibutuhkan untuk metabolisme nutrien dan sintesis asam nukleat (DNA and RNA).

Metronidazole 3x500 mg

Antimikroba Mencegah dan mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh

Penderita yang hipersensitif terhadap

Dosis metrodinazole tergantung kepada jenis, tingkat

Metronidazole adalah antibakteri dan antiprotozoa sintetik

Page 13: ASKEP Abses hepar

Nama Dagang

Golongan Indikasi Kontraindikasi Dosis dan Cara

pemberian Mekanisme Kerja

mikroorganisme protozoa dan bakteri anaerob, misalnya: Pencegahan infeksi

setelah operasi Infeksi trikomoniasis Infeksi H. pylori Vaginosis bakteri Peradangan gigi dan

gusi Infeksi ulkus kaki Infeksi amebiasis Giardiasis

metronidazole atau derivat nitroimidazol lainnya dan kehamilan trimester pertama.

Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, gangguan saraf, epilepsi atau gangguan kejang lainnya, porfiria, atau penyakit liver.

keparahan infeksi yang diderita, kondisi kesehatan dan respons tubuh pasien terhadap obat. Dosis anak-anak akan disesuaikan dengan umur dan berat badan mereka juga. Dosis untuk orang dewasa umumnya berkisar antara 200-1200 mg per hari. Metronidazole biasanya diresepkan untuk jangka waktu antara 3-14 hari. Jangan melebihi 4 g Metronidazole per hari.

derivat nitroimidazoi yang mempunyai aktifitas bakterisid, amebisid dan trikomonosid. Dalam sel atau mikroorganisme metronidazole mengalami reduksi menjadi produk polar. Hasil reduksi ini mempunyai aksi antibakteri dengan jalan menghambat sintesa asam nukleat. Metronidazole efektif terhadap Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Gierdia lamblia. Metronidazole bekerja efektif baik lokal maupun sistemik.

Ceftriaxon 2x1 gr

Sefalosporin Untuk infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positif maupun gram negatif yang resisten terhadap antibiotika lain:

Hipersensitif terhadap cephalosporin dan penicillin (sebagai reaksi alergi silang)

Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun: 1-2 g sekali sehari secara intravena Dosis lebih dari 4 g sehari harus diberikan

Ceftriaxone secara cepat terdifusi kedalam cairan jaringan, diekskresikan dalam bentuk aktif yang tidak berubah oleh ginjal (60%) dan hati (40%). Setelah pemakaian 1 g,

Page 14: ASKEP Abses hepar

Nama Dagang

Golongan Indikasi Kontraindikasi Dosis dan Cara

pemberian Mekanisme Kerja

Infeksi saluran pernafasan

Infeksi saluran kemih Infeksi gonoreal Septisemia bakteri Infeksi tulang dan

jaringan Infeksi kulit

dengan interval 12 jam. Bayi dan anak-anak di bawah 12 tahun: Bayi 14 hari : 20 – 50

mg/kg berat badan sekali sehari

Bayi 15 hari s/d 12 tahun : 20 – 80 mg/kg berat badan sekali sehari

Anak-anak dengan berat badan 50 kg atau lebih : dapat digunakan dosis dewasa melalui infus paling sedikit > 30 menit.

konsentrasi aktif secara cepat terdapat dalam urin dan empedu dan hal ini berlangsung lama, kira-kira 12-24 jam. Rata-rata waktu paruh eliminasi plasma adlah 8 jam. Waktu paruh pada bayi dan anak-anak adalah 6,5 dan 12,5 jam pada pasien dengan umur lebih dari 70 tahun. Jika fungsi ginjal terganggu, eliminasi biliari terhadap Ceftriaxone meningkat.

Page 15: ASKEP Abses hepar

VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium

a. Pemeriksaan darah

No Jenis pemeriksaan

Nilai normal (rujukan)

Hasil (hari/tanggal)

nilai Satuan 22 November

2015 Faal Hati

1 Albumin 2,3 gr/dL 3,4-4,8

b. Pemeriksaan X-Ray

Jember, 23 November 2015 Pengambil Data,

(ALDILA KURNIA PUTRI) NIM 112311101006

Page 16: ASKEP Abses hepar

ANALISA DATA

NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH 1 DS:

• Pasien mengatakan

bahwa merasa sakit pada

luka bekas operasi

• Sakit yang dirasakan

seperti ditusuk-tusuk

• Sakitnya hilang timbul

• Skala nyeri 6

DO: • Pasien tampak

berbaring di tempat

tidur

• Terdapat luka insisi post

operasi di kuadran

lumbal dekstra abdomen

• TD : 110/70 mmHg

N: 76 x/menit

RR: 20 x/menit

S: 36,3o C

Abses hepar ↓

Operasi insisi drainase abses ↓

Luka insisi post operasi ↓

Kerusakan pada kulit ↓

Merangsang ujung saraf nyeri ↓

Penyampaian impuls nyeri ke thalamus

↓ Nyeri

Nyeri

2 DS: • Pasien mengatakan

bahwa perban lukanya

terasa basah

DO: • Tampak balutan luka

post operasi basah dan

terdapat darah

• Terdapat balutan luka

post operasi kotor

Operasi insisi drainase abses ↓

Luka insisi post operasi drainase abses

↓ Port d’entry bakteri

↓ Intake nutrisi kurang

adekuat ↓

Penyembuhan luka kurang sempurna

↓ Luka basah

↓ Resiko infeksi

Resiko infeksi

Page 17: ASKEP Abses hepar

NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH 3 DS:

• Pasien mengatakan sakit

di bagian perut kanan

sehingga takut untuk

bergerak

• Keluarga pasien

mengatakan bahwa

pasien hanya berbaring di

tempat tidur setelah

operasi

• Keluarga pasien

mengatakan bahwa

pasien terlihat lemas

DO: • Keadaan umum lemah

• TD: 110/70 mmHg

• Nadi: 76 x/menit

• Aktivitas pasien seperti

makan dan minum

dibantu istrinya

• Belum bisa untuk pergi

ke kamar mandi

• Pasien dapat miring kiri

namun tidak dapat

miring kanan

Proses operasi insisi drainase abses

↓ Efek anestesi

↓ Melemahkan fungsi otot-

otot tubuh ↓

Kelemahan fisik ↓

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

4 DS: Pasien mengatakan

tidak mengetahui

penyakit yang

dialaminya saat ini

Pasien menanyakan

adakah pantangan

makanan yang tidak

boleh dikonsumsi

selama sakit ini

DO: • Pasien berusaha

menanyakan kondisinya

saat ini dan harus

Pendidikan rendah ↓

Keterbatasan paparan informasi

↓ Tidak mengetahui proses

penyakit dan pengobatannya

↓ Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan

Page 18: ASKEP Abses hepar

NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH seperti apa cara

merawatnya di rumah

5 DS: Pasien mengatakan bekas

luka operasinya di perut

sebelah kanan terasa sakit

DO: Tampak luka insisi post

operasi drainase abses

Luka post operasi tampak

dijahit dan dibalut

Operasi drainase abses ↓

Luka insisi bekas post operasi

↓ Terdapat jahitan pada

luka post operasi ↓

Intake nutrisi kurang adekuat

↓ Luka basah

↓ Kerusakan integritas kulit

Kerusakan integritas kulit

DIAGNOSA KEPERAWATAN Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):

No Diagnosa Tanggal

perumusan Tanggal

pencapaian 1 Nyeri berhubungan dengan luka

insisi post operasi 23 November 2015

2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

23 November 2015

3 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi terkait proses penyakit dan pengobatannya

23 November 2015

4 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka insisi post operasi insisi drainase abses

23 November 2015

5 Resiko infeksi berhubungan dengan proses penyembuhan luka tidak sempurna

23 November 2015

Page 19: ASKEP Abses hepar

PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA

HASIL INTERVENSI RASIONAL

1 Nyeri berhubungan

dengan luka insisi

post operasi

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 3x24 jam,

nyeri bekurang atau hilang

dengan kriteria hasil:

1. menggunakan metode non-

analgetik untuk mengurangi

nyeri,

2. menggunakan analgetik

sesuai kebutuhan,

3. melaporkan nyeri sudah

terkontrol,

4. tanda-tanda vital dalam

batas normal (Tekanan

darah 120/80 mmHg, Nadi

80-100xmenit, RR 16-

20x/menit, suhu 36,5-37,5 OC.

1. Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor presipitasi

2. Observasi reaksi non-verbal dari

ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

4. Kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan, dan

kebisingan

5. Ajarkan teknik non-farmakologi

untuk mengatasi nyeri

6. Kolaborasi pemberian analgetik

1. Mengetahui karakteristik nyeri untuk

pemilihan intervensi

2. Mengetahui reaksi pasien terhadap nyeri

yang dirasakan

3. Guna memilih intervensi yang tepat yang

dapat digunakan

4. Mengurangi faktor yang dapat

memperparah nyeri pasien

5. Mengurangi nyeri tanpa obat-obatan

6. Mengurangi nyeri

2 Intoleransi aktivitas

berhubungan

dengan kelemahan

fisik

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

pasien mengalami peningkatan

aktivitas dengan kriteria hasil:

1. berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa disertai

peningkatan tekanan darah,

nadi dan RR,

1. Observasi adanya pembatasan

pasien dalam melakukan aktivitas

2. Kaji adanya faktor yang

menyebabkan kelelahan

3. Monitor nutrisi dan sumber energi

yang adekuat

1. Memastikan aktivitas yang boleh

dilakukan pasien sesuai dengan

kondisinya

2. Meminimalkan terjadinya kelelahan

3. Sebagai sumber energy bagi pasien

4. Menjaga agar pasien tidak mengalami

kelelahan secara berlebihan

Page 20: ASKEP Abses hepar

2. mampu melakukan aktivitas

sehari hari (ADLs) secara

mandiri,

3. keseimbangan aktivitas dan

istirahat,

4. tanda-tanda vital dalam

batas normal (TD 120/80

mmHg, N: 60-100 x/mnt,

RR: 16-20x/mnt, S: 36-37,5o

C).

4. Monitor pasien akan adanya

kelelahan fisik dan emosi secara

berlebihan

5. Monitor respon kardivaskuler

terhadap aktivitas (takikardi,

disritmia, sesak nafas, diaporesis,

pucat, perubahan hemodinamik)

6. Monitor pola tidur dan lamanya

tidur/istirahat pasien

7. Kolaborasikan dengan Tenaga

Rehabilitasi Medik dalam

merencanakan progran terapi yang

tepat

8. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang

mampu dilakukan

9. Bantu untuk mendapatkan alat

bantuan aktivitas seperti kursi

roda, krek

10. Sediakan penguatan positif bagi

yang aktif beraktivitas

5. Sebagai acuan apakah pasien boleh

melanjutkan aktivitasnya atau tidak

6. Memaksimalkan waktu istirahat dan

tidur pasien sesuai kebutuhan

7. Membantu agar pasien dapat berlatih

beraktivitas secara bertahap

8. Mendorong pasien agar mau

berpartisipasi dalam aktivitasnya

9. Mencegah terjadinya cedera saat

beraktivitas

10. Memberikan reinforcement positif

ketika pasien telah mampu beraktivitas

sesuai latihan yang diberikan

3 Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan kurang

informasi terkait

proses penyakit dan

pengobatannya

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 3x20

menit, terjadi peningkatan

pemahaman pasien dan

keluarga tentang penyakitnya

dengan kriteria hasil:

Pasien mampu

mengutarakan pemahaman

tentang proses penyakit,

1. Kaji tingkat pemahaman pasien

tentang penyakitnya

2. Jelaskan tentang proses penyakit

(tanda dan gejala), identifikasi

kemungkinan penyebab. Jelaskan

kondisi pasien

3. Jelaskan tentang program

pengobatan dan alternatif

pengobantan

1. Mempermudah dalam memberikan

penjelasan pada klien

2. Meningkatkan pengetahuan dan

mengurangi cemas

3. Mempermudah dalam perencanaan

tindakan selanjutnya

4. Mencegah keparahan penyakit

Page 21: ASKEP Abses hepar

Memulai perubahan gaya

hidup yang diperlukan dan

ikut serta dalam regimen

perawatan.

4. Diskusikan perubahan gaya hidup

yang mungkin digunakan untuk

mencegah komplikasi

5. Diskusikan tentang terapi dan

pilihannya

6. Jelaskan pada pasien dan keluarga

bila ada tanda-tanda kegawatan

yang harus segera dibawa ke

pelayanan kesehatan

5. Memberi gambaran tentang pilihan

terapi yang bisa digunakan

6. Meminimalkan terjadinya keparahan

karena keterlambatan penanganan

Page 22: ASKEP Abses hepar

CATATAN PERKEMBANGAN DIAGNOSA:

No. Dx.

WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

1. 23/11/15 Pukul 10.00

1. Mengukur tanda-tanda vital pasien 2. Mengukur skala nyeri 3. Mempertahankan posisi yang

nyaman yaitu kepala lebih tinggi daripada kaki (head up 30o)

4. Mengobservasi reaksi non-verbal wajah pasien terhadap ketidaknyamanan

5. Membatasi jumlah pengunjung 6. Mengajarkan teknik relaksasi napas

dalam untuk mengurangi nyeri

23/11/15 Pukul 10.40 S:

Pasien mengatakan bahwa masih merasa sakit namun sedikit berkurang di perut bagian kanannya

Skala nyeri 4

O: Tampak berbaring di

tempat tidur TD: 110/60 mmHg N: 88 x/menit RR: 18 x/menit S: 36,5 oC

A: Masalah keperawatan nyeri teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi

2. 23/11/15 Pukul 10.45

1. Mengukur tanda-tanda vital pasien 2. Mengobservasi adanya pembatasan

pasien dalam melakukan aktivitas 3. Mengobservasi adanya faktor yang

menyebabkan kelelahan 4. Menganjurkan pasien menghabiskan

makanan yang disediakan ahli gizi 5. Mendiskusikan dengan pasien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

6. Memasang side rail di tempat tidur pasien

23/11/15 Pukul 11.00 S:

Pasien mengatakan bahwa merasa mual saat makan makanan yang disediakan rumah sakit

Pasien mengatakan bahwa akan berusaha menghabiskan makanan yan telah disediakan

O: Tampak lemah Tampak berbaring di

tempat tidur TD: 110/60 mmHg N: 88 x/menit RR: 18 x/menit S: 36,5 oC

Page 23: ASKEP Abses hepar

No. Dx.

WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

A: Masalah keperawatan intoleransi aktivitas teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi

3. 23/11/15 Pukul 11.05

1. Menggali pemahaman pasien tentang penyakitnya

2. Memberikan Health Education kepada pasien dan keluarga terkait proses penyakit

3. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang makanan yang baik dikonsumsi untuk penyembuhan pasien

23/11/15 Pukul 11.15 S:

Pasien mengatakan bahwa telah memahami penyakit yang dialaminya saat ini

Keluarga pasien mengatakan mengerti bahwa penyakit pasien ini butuh diobati dan dioperasi

Pasien mengatakan bahwa tidak takut lagi makan ikan dan telur

O: Pasien dan keluarga

mendengarkan dengan

antusias saat perawat

menjelaskan penyakitnya

A:

Masalah keperawatan kurang

pengetahuan teratasi

sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

1 24/11/15

Pukul 09.30 1. Mengukur tanda-tanda vital 2. Mengukur skala nyeri 3. Mempertahankan posisi yang

nyaman yaitu kepala lebih tinggi daripada kaki (head up 30o)

4. Mengobservasi reaksi non-verbal wajah pasien terhadap ketidaknyamanan

5. Membatasi jumlah pengunjung 6. Mengganti linen tempat tidur untuk

meningkatkan kenyamanan pasien 7. Mengajarkan teknik relaksasi

backrub untuk mengurangi nyeri

24/11/15 Pukul 09.50 S:

Pasien mengatakan sakitnya masih ada tapi sedikit

Skala nyeri 4 O:

Wajah tampak sedikit rileks

TD: 100/70 mmHg N: 73 x/menit RR: 20 x/menit

Page 24: ASKEP Abses hepar

No. Dx.

WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

S: 36,3o C A: Masalah keperawatan nyeri teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi

2 24/11/15 Pukul 09.55

1. Mengukur tanda-tanda vital pasien 2. Menganjurkan pasien untuk makan

sedikit demi sedikit tapi sering 3. Menganjurkan pasien agar

memperbanyak istirahat dan tidur 4. Mendiskusikan dengan pasien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

5. Mengajarkan pasien untuk duduk di tempat tidur secara mandiri

6. Memasang side rail di tempat tidur pasien

24/11/15 Pukul 10.10 S:

Pasien mengatakan bahwa perutnya masih sakit untuk mencoba duduk sendiri di tempat tidur

Pasien mengatakan masih enggan banyak menggerakkan tubuh karena takut perutnya menjadi semakin sakit

O: Pasien tampak enggan

mencoba duduk sendiri di tempat tidur

TD: 100/70 mmHg N: 73 x/menit RR: 20 x/menit S: 36,3o C

A: Masalah keperawatan intoleransi aktivitas teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi

3 24/11/15 Pukul 10.15

1. Mengevaluasi pemahaman pasien dan keluarga tentang proses penyakit pasien yang telah dijelaskan perawat sehari sebelumnya

2. Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga untuk pengaturan gaya hidup untuk peningkatan kesehatan seperti peningkatan personal hygiene (cuci tangan, konsumsi air yang dimasak terlebih dahulu dan

24/11/15 Pukul 10.30 S:

Pasien dan keluarga mengatakan bahwa mereka telah memahami bahwa pasien saat ini memiliki bekas luka operasi di perut sebelah kanan sehingga butuh makanan yang bergizi

Page 25: ASKEP Abses hepar

No. Dx.

WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

memilih makanan yang bebas dari kontaminasi bakteri)

agar lukanya cepat sembuh

Pasien mengatakan bahwa akan mencuci tangan sebelum dan setelah makan serta memilih makanan yang bersih dan sehat

O: Pasien dan keluarga tampak antusias mengikuti diskusi A: Masalah keperawatan kurang pengetahuan teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi

1 25/11/15 Pukul 10.30

1. Mengukur tanda-tanda vital pasien 2. Mengukur skala nyeri 3. Mempertahankan posisi yang

nyaman yaitu kepala lebih tinggi daripada kaki (head up 30o)

4. Mengobservasi reaksi non-verbal wajah pasien terhadap ketidaknyamanan

5. Membatasi jumlah pengunjung 6. Mengevaluasi penerapan teknik

relaksasi napas dalam dan backrub pada pasien dan keluarga secara mandiri

7. Mengganti linen tempat tidur pasien untuk meningkatkan kenyamanan

25/11/15 Pukul 10.55 S:

Pasien mengatakan sudah menarik napas panjang ketika nyerinya dating

Pasien mengatakan bahwa istrinya kadang-kadang mengelus punggungnya ketika terasa nyeri di perut

Kadang-kadang masih terasa sakit di bagian perut

Skala nyeri 3 O: Wajah tampak rileks TD: 80/70 mmHg N: 64 x/menit RR: 24 x/menit S: 36,2o C A: Masalah keperawatan nyeri teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi

2 25/11/15 1. Mengukur tanda-tanda vital pasien 25/11/15

Page 26: ASKEP Abses hepar

No. Dx.

WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

Pukul 11.00 2. Menganjurkan pasien untuk menghabiskan makanan yang telah disediakan

3. Menganjurkan pasien agar memperbanyak istirahat dan tidur

4. Mendiskusikan dengan pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

5. Mengevaluasi kemampuan pasien untuk mobilisasi di tempat tidur

6. Menjelaskan pentingnya latihan mobilisasi di tempat tidur untuk pasien post operasi

7. Memotivasi pasien untuk belajar duduk di tempat tidur

8. Memasang side rail di tempat tidur pasien

Pukul 11.20 S: Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sulit untuk diminta berlatih duduk di tempat tidur karena perutnya masih terasa sakit O: Pasien tampak hanya

berbaring telentang di tempat tidur

TD: 80/70 mmHg N: 64 x/menit RR: 24 x/menit S: 36,2o C A: Masalah keperawatan intoleransi aktivitas teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi

3 25/11/2015 Pukul 11.25

1. Mengevaluasi pemahaman pasien

dan keluarga tentang gaya hidup

yang sehat yang telah dijelaskan

perawat sehari sebelumnya

2. Menjelaskan tanda-tanda kegawatan

yang kemungkinan terjadi sehingga

harus segera dilaporkan kepada

perawat (muntah, pusing,

penurunan kesadaran, nyeri yang

hebat, drainase luka insisi yang

berlebihan)

25/11/15 Pukul 11.50 S:

Keluarga pasien mengatakan akan menerapkan cuci tangan seperti yang diajarkan perawat sebelum dan sesudah makan

Keluarga pasien mengatakan akan melaporkan jika ada tanda-tanda seperti yang dijelaskan perawat

O: Pasien dan keluarga tampak antusias mengikuti diskusi A: Masalah keperawatan kurang pengetahuan teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi

Page 27: ASKEP Abses hepar