60
ASUHAM KEPERAWATAN ABORTUS INSIPIENS PADA NY.E G 2 P 1 A 0 RUANG BROTOJOY GYNEKOLOGI RSUD KOTA SEMARANG I. Ringkasan Kasus Ny. E usia 26 tahun dengan status gravidium G 2 P 1 A 0 umur kehamilan 10 minggu HPHT 8 maret 2013 datang ke RSUD kota semarang pada tanggal 17 Mei 2013 pukul 15.30 WIB dengan keluhan adanya pendarahan pada jalan lahir. Klien mengatakan sudah mengalami pendarahan sudah sejak 2 minggu, darah yang keluar berupa gumpalan-gumpalan. Kemudian klien memeriksakan ke bidan. Bidan setempat mengatakan bila janin klien sudah keluar. Setelah dari bidan, beberapa hari kemudian klien memijatkan perutnya ke tukang pijat. Bukan semakin merasa enak tetapi perut klien semakin sakit dan tetap terjadi pendarahan. Klien kemudian di bawa keluarga untuk di rawat ke RSUD Kota Semarang. Setelah sampai di IGD klien mendapat terapi infus RL 20tpm, kemudian pada pukul 18.10 WIB klien di sarankan rawat ke ruang brotojoyo gynekologi. Sampai di ruang brotojoyo dilakukan pemeriksaan diketahui TD : 100/60mmHg, Nadi : 80x/menit, RR : 20x/menit, Suhu : 36, 5 o C, BB : 52kg dan TB : 155cm. Pemeriksaan pada genetalia terdapat pengeluaran darah . II. Pengkajian

askep abortus imminens

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: askep abortus imminens

ASUHAM KEPERAWATAN ABORTUS INSIPIENS

PADA NY.E G2P1A0

RUANG BROTOJOY GYNEKOLOGI

RSUD KOTA SEMARANG

I. Ringkasan Kasus

Ny. E usia 26 tahun dengan status gravidium G2P1A0 umur kehamilan 10 minggu

HPHT 8 maret 2013 datang ke RSUD kota semarang pada tanggal 17 Mei 2013 pukul

15.30 WIB dengan keluhan adanya pendarahan pada jalan lahir. Klien mengatakan

sudah mengalami pendarahan sudah sejak 2 minggu, darah yang keluar berupa

gumpalan-gumpalan. Kemudian klien memeriksakan ke bidan. Bidan setempat

mengatakan bila janin klien sudah keluar. Setelah dari bidan, beberapa hari kemudian

klien memijatkan perutnya ke tukang pijat. Bukan semakin merasa enak tetapi perut

klien semakin sakit dan tetap terjadi pendarahan. Klien kemudian di bawa keluarga

untuk di rawat ke RSUD Kota Semarang. Setelah sampai di IGD klien mendapat

terapi infus RL 20tpm, kemudian pada pukul 18.10 WIB klien di sarankan rawat ke

ruang brotojoyo gynekologi. Sampai di ruang brotojoyo dilakukan pemeriksaan

diketahui TD : 100/60mmHg, Nadi : 80x/menit, RR : 20x/menit, Suhu : 36, 5oC, BB :

52kg dan TB : 155cm. Pemeriksaan pada genetalia terdapat pengeluaran darah .

II. Pengkajian

Tanggal pengkajian : 17 Mei 2013

Jam Pengkajian : 18.10 WIB

Ruang : Ruang Brotojoyo Gynekologi

Identitas

1. Identitas Klien

Nama : Ny. E

Umur : 26 tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pekerjaan : Pedagang (Buka counter)

Page 2: askep abortus imminens

Pendidikan : SMP

Status perkawinan : Menikah pertama

Alamat : Kalisari, Kec. Sayung, Demak

No. RM : 254613

Diagnosa : G2P1A0 U26 H5minggu 6 hari Abortus Imminens

Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. K

Umur : 27 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Bengkel

Pendidikan terakhir : SMK

Hubungan dengan Klien : Suami

III.Riwayat Obstetri

1. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 14 tahun

b. Siklus : 28 hari

c. Lamanya : 7 hari

d. Keluhan Haid : kadang merasa disminore

2. Riwayat persalinan

a. Tipe persalinan

Normal, spontan di bantu dengan bidan

b. BB lahir

3500 gram

c. PB lahir

50 cm

d. Umur anak

9 tahun

e. Keadan bayi

Normal, tidak ada kelainan, laki-laki

f. Komplikasi nifas

Tidak ada

Page 3: askep abortus imminens

3. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

Klien mengatakan menggunakan KB suntik selama 2 tahun

4. Riwayat kehamilan sekarang

a. HPHT : 8 Maret 2013

b. HPL : 15 Desember 2013

c. ANC petama umur kehamilan : 3minggu

d. Kunjungan ANC : 30 Maret 2013

Trimester I

Frekuensi : 2x

Keluhan : Mual, lemas, dan keluar darah

Komplikasi : Tidak ada

Terapi : Asam folat

Trimester II

Frekuensi : -

Keluhan : -

Komplikasi : -

Terapi : -

Trimester III

Frekuensi : -

Keluhan : -

Komplikasi : -

Terapi : -

e. Imunisasi TT : 1 kali

TT I tanggal : 30 Maret 2013

f. Pergerakan janin selama 24 jam ( dalam sehari )

Klien enatakan belum merasakan gerakan janin

IV.Riwayat Keperwatan

a. Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri dan mules pada abdomen

b. Riwayat penyakit sekarang

Page 4: askep abortus imminens

Ny. E datang ke RSUD Kota Semarang pada 17 Mei 2013 pukul 15.20 WIB

dengan keterangan G2P1A0. Klien mengatakan nyeri dan mules pada perut selain

itu terjadi pendarahan. Klien terlihat sangat lemas sekali. Pada pukul 20.00 wib

klien mengatakan perut terasa sagat mules sekali dan nyeri hebat. Setelah di

periksa terjadi pendarahan lagi. Dari jalan lahir klien keluar darah dan banyak

yang berupa gumpalan-gumpalan bukan berupa jaringan melainkan darah.

Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat itu juga dan sudah membuka 2 jari tidak

membuka penuh sekitar 3cm namun tidak ditemukan jaringan yang keluar. Pada

pukul 20.30 WIB dilakukan pemeriksaan TD 100/60mmHg, Nadi 80x/mnt, RR :

19x/menit, Suhu : 36,5oC.

c. Riwayat penyakit dahulu

Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti asma, hipertensi, DM,

dan lain sebagainya.

d. Riwayat penyakit keluarga

V. Kebutuhan Dasar

A. Kebutuhan aktivitas dan latihan

1. Sebelum dirawat

Mandi 2 kali sehari tanpa bantuan orang lain

Makan 3 kali sehari tanpa bantuan orang lain

Mengganti pakaian 2 kali sehari tanpa bantuan orang lain

Melakukan toileting tanpa ada keluhan serta tanpa bantuan orang lain

Minum tanpa bantuan orang lain

Berjalan tanpa ada keluhan dan tidak dibantu orang lain

2. Selama dirawat

Mandi 1 kali dengan bantuan orang lain yaitu suami menyiapkan

perlengkapan untuk mandi

Makan 3 kali sehari dengan disuapin oleh suami klien

Menganti pakaian 2 kali sehari dengan bantuan suami terkadang oleh

perawat atau bidan

Toileting dengan keluhan nyeri pada bagian abdomen, serta dibantu oleh

suami

Minum tanpa bantuan orang lain

Berjalan dibantu oleh suami karena klien mengeluh nyeri dan lemas

Page 5: askep abortus imminens

B. Kebutuhan hygien dan integritas kulit

1. Sebelum dirawat

Klien mandi 2 kali sehari

Klien menggosok gigi 2 kali sehari saat mandi

Klien mencuci rambut 2 hari sekali menggunakan shampo

Klien memotong kuku 2minggu sekali dan membersihkannya bila kotor

2. Selama dirawat

Klien mandi 1 kali sehari

Klien menggosok giginya 1 kali saat mandi

Klien belum pernah keramas selama dirawat

Klien tidak pernah memotong kuku dan tidak membersihakannya

C. Kebutuhan istirahat dan tidur

1. Sebelum dirawat

Klien tidak terbiasa tidur siang dikarenakan bekerja menjaga counter

Jumlah jam tidur klien 8-9jam/hari

Kebiasaan tidur memakai guling, bantal dan selimut

2. Selama dirawat

Klien tidak bisa tidur siang karena perutnya selalu terasa mules seperti ingin

BAB dan terkadang juga nyeri

Jumlah jam tidur 4-5 jam

Tidur hanya menggunakan bantal dan selimut

D. Kebutuhan nutrisi dan cairan

1. Sebelum dirawat

a. Makan

Frekuensi : 3 kali/hari

Jenis asupan makan : Nasi, lauk, sayur, dan buah

Porsi : 1 piring habis

Kebiasaan : Menggunakan piring dan sendok

Volume : 3 kali ± 600ml = 1800ml

b. Minum

Frekuensi : 6-7 gelas perhari

Jenis minuman : air putih, susu ibu hamil, teh

Porsi : 1 gelas terkadang tersisa sedikit, tetapi lebih sering habis

Kebiasaan menggunakan gelas

Page 6: askep abortus imminens

Volume : ± 200ml x 7 = 1400ml

2. Selama dirawat

a. Makan

Frekuensi 3 kali/hari

Jenis asupan makanan : nasi, sayur, lauk, dan buah

Porsi : sisa setengah piring

Volume : 300ml x 3 = 900ml

Kebiasaan makan menggunakan sendok

b. Minum

Frekuensi 5-6 gelas/hari

Jenis minuman : teh dan air putih

Porsi : sisa setengah gelas

Volume 150mlx 5 = 750ml

Kebiasaan menggunakan gelas

E. Kebutuhan oksigensasi

1. Sebelum dirawat

Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan saat bernafas, klien mengatakan

tidak ada gangguan ketika bernafas dan tidak sesak nafas

2. Selama dirawat

Klien mengatakan tifak mengalami kesulitan bernafas, tidak ada gangguan dan

tidak sesak nafas.

F. Kebutuhan eliminasi

1. Sebelum dirawat

a. Eliminasi urine

Frekuensi 6-7 kali/hari

Bau khas

Warna kuninga jernih

Waktu : pagi, siang, sore, malam

Keluhan : tidak ada

b. Eliminasi fekal

Frekuensi 2 kali sehari

Bentuk : semi solid

Warna : kuning kecoklatan

Bau : khas

Page 7: askep abortus imminens

Waktu : pagi

2. Selama dirawat

a. Eliminasi urine

Frekuensi 4-5 kali/hari

Volume urine 150x 4 = 600ml

Waktu : pagi, siang dan malam

b. Eliminasi fekal

Belum BAB selama dirawat di Rumah sakit

G. Kebutuhan termoregulasi

a. Sebelum dirawat

Klien mentakan tidak mengalami demam dan kedinginan. Klien mengatakan

suhu yang dirasakan klien masih normal. Terkadang bila kedinginan klien

dapat mengatasinya dengan menggunakan selimut atau jaket.

b. Selama dirawat

Klien tidak mengalami demam suhu klien dalam rentang normal 36,7oC

H. Kebutuhan sensori dan kognitif

1. Sebelum dirawat

Klien tidak pernah lupa setelah melakukan sesuatu hal, keluarga klien

mengatakan klien bila ditanya dapat menjelaskan dengan baik dan dapat

dimengerti.

2. Selama dirawat

Klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan mudah dimengerti serta

rasional, klien kooperatif walaupun dalam keadaan lemas dan menahan nyeri

pada saat kontraksi uterus.

a. Respon klien membuka mata dengan spontan

b. Respon motorik klien spontan

I. Kebutuhan Kosep diri

1. Sebelum dirawat

Page 8: askep abortus imminens

Klien sudah siap bila harus kehilangan janin yang ada dikandungannya. Klien

hanya merasa cemas karena janin yang di dalam belum keluar dan sering

keluar gumpalan-gumpalan darah.

2. Selama dirawat

a. Gambaran diri : Klien mengatakan pasrah bila harus kehilangan janin yang

dikandungnya

b. Ideal diri : Klien mengatakan perasaanya sedih

c. Harga diri : Klien mengatakan takut bila janinya tidak kunjung keluar dan

terus mengalami pendarahan

d. Peran diri : klien mengatakan sakit yang dialami ini sedikit menghambat

pekerjaanya dan menjadi ibu bagi anak pertamanya mengalami sedikit

gangguan.

e. Identitas diri : Klien mengatakan setelah mengalami keguguran ini klien

ingin hamil lagi dan akan lebih menjaga kehamilannya.

J. Kebutuhan Seksual reproduksi

1. Sebelum dirawat

Klien mengatakan terkadang melakukan hubungan seksual dengan suaminya

2. Selama dirawat

Hubungan seksualitas klien dengan suaminya melalui perhatian yang

diberikan oleh suaminya dalam memnuhi kebutuhan dasar klien, menemani

klien dan membantu klien untuk minum obat oral.

K. Kebutuhan stress dan koping

1. Sebelum dirawat

Klien mengatakan ketika di rumah sering mengobrol dengan keluarganya dan

menonton tv bersama keluarga.

2. Selama dirawat

Klien mencoba untuk memikirkan hal-hal yang positif dan terkadang klien

ngobrol dengan suami dan anaknya di ruang rawat inapnya.

L. Kebutuhan komunikasi informasi

1. Sebelum dirawat

Klien mengatakan sering menonton TV, ngobrol dengan keluarga dan

terkadang dengan tetangga rumahnya.

2. Selama dirawat

Page 9: askep abortus imminens

Kebutuhan komunikasi informasi klien kurang terpenuhi, klien hanya tiduran

saja dan hanya berkomunikasi dengan tenaga kesehatan serta suami dan

anaknya.

M. Kebutuhan Rekreasi dan spiritual

1. Sebelum dirawat

Klie mengatakan bila ada waktu luang pergi berlibur dengan keluarganya, dan

klien mengatakan melaksanakan sholat 5 waktu.

2. Selama dirawat

Klien tidak melaksankan kewajiban solat dan klien hanya berzikir serta

berdoa.

VI.Pengkajian Fisik

A. Keadaan Umum

1. Klien terlihat lemas, pucat dan nyeri ketika terjadi kontraksi uterus

2. Tinggi Badan : 155 cm

3. Berat Badan : 52 kg

B. Kesadaran

Compos metis

1. Respon mata spontan ketika membuka dan menutup

2. Verbal : orientasi

3. Motorik : sesuai dengan perintah, GCS : 15

C. Vital sign

TD : 100/60mmHg

Nadi : 80x/mnt

RR : 80x/mnt

Suhu : 36,5oC

D. Kepala

Bentuk kepala mesosepal, tidak ada benjolan, lesi tidak ada, rambut pendek

bergelombang berwarna hitam, belum ada uban.

E. Mata

1. Posisi mata : Simetris

2. Kelopak mata : Normal

3. Gerakan mata : Normal

Page 10: askep abortus imminens

4. Pergerakan bola mata : Normal

5. Konjungtiva : Anemis

6. Kornea : Normal

7. Sklera : Ikterik

F. Hidung

1. Rongga hidung : Simetris

2. Hidung bersih, tidak ada lesi

3. Nafas cuping hidung : Tidak ada

G. Mulut

1. Mukosa bibir: Pucat

2. Bibir : Simestri atas dan bawah

3. Caries gigi : Tidak ada

4. Stomatitis : Tidak ada

5. Sputum : Tidak ada

H. Telinga

Simetris, tidak ada serumen, tidak ada pendarahan, tidak ada lesi

I. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada lesi, tidak ada edema.

J. Dada dan paru

1. Inspeksi : simetris antara paru kanan dan kiri, tidak ada retraksi intercosta, lesi

negatif

2. Palpasi : nyeri tidak ada, getaran tidak ada, edema tidak ada

3. Perkusi : letak paru kanan dan kiri simetris, bunyi paru resonan

4. Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan

K. Jantung

1. Inspeksi : Tidak ada ictus cordis, perikordium normal.

2. Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ictus cordis tidak teraba, getaran negative

3. Perkusi : letak paru kanan dan kiri simetris, suara pekak.

4. Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan

L. Abdomen

1. Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada strie gravidium dan bekas luka operasi

2. Palpasi : Terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati da limfa

3. Perkusi : Suara tympani

4. Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan

Page 11: askep abortus imminens

M. Genitalia

Terdapat darah pada vagina klien terutama pada jalan lahir

N. Kuku

Capillary refile <3 detik, kuku sedikit kotor.

O. Kulit

Sawo matang, turgor kulit elastic.

P. Ekstremitas

1. Tangan dan kaki teraba dingin

2. Tidak terdapat lesi

Q. Pemeriksaan penunjang

Tanggal 17 Mei 2013

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal

Golongan darah O

Hemoglobin 12.0 g/dL 12.0-16.0

Hematokrit 33.80 % 37-47

Jumlah lekosit 9.9 /uL 4.8-10.8

Jumlah trombosit 260 10^31,1 150-400

Imunologi

HbsAg - - -

Urin

Gravindex + - -

Tanggal 19 Mei 2013

Pemeriksaan

Hematologi

Hasil Satuan Normal

Hemoglobin 8.9 g/dL 12.0-16.0

Hematokrit 26.70 % 37-47

Jumlah leukosit 7.3 /uL 4.8-10.8

Jumlah trombosit 235 10^uL 150-400

Hasil : - Hb rendah kurang dari nilai normal

- Hematokrit rendah kurang dari nilai normal

Page 12: askep abortus imminens

R. Terapi

Jenis terapi Dosis Rute Indikasi dan cara kerja Kontra indikasi Efek samping Peran perawat

Infuse RL 500mg/20

tpm

IV Indikasi :

Mengembalikan

keseimbangan elektrolit

pada keadaan dehidrasi

dan syok hipovolemik.

Ringer laktat menjadi

kurang disukai karena

menyebabkan

hiperkloremia dan

asidosis metabolik,

karena akan

menyebabkan

penumpukan asam laktat

yang tinggi akibat

metabolisme anaerob.

Cara Kerja :

Keunggulan terpenting

Hipernatremia,

kelainan ginjal,

kerusakan sel

hati, asidosis

laktat.

Reaksi-reaksi yang

mungkin terjadi karena

larutannya atau cara

pemberianya termasuk

timbulnya panas,

infeksi pada tempat

penyuntikan, trombosis

vena atau flebetis yang

meluas dari tempat

penyuntikan,

ekstravasasi.

Monitoring dosis

Page 13: askep abortus imminens

dari larutan Ringer

Laktat adalah komposisi

elektrolit dan

konsentrasinya yang

sangat serupa dengan

yang dikandung cairan

ekstraseluler. Natrium

merupakan kation utama

dari plasma darah dan

menentukan tekanan

osmotik. Klorida

merupakan anion utama

di plasma darah. Kalium

merupakan kation

terpenting di intraseluler

dan berfungsi untuk

konduksi saraf dan otot.

Elektrolit-elektrolit ini

dibutuhkan untuk

menggantikan

kehilangan cairan pada

dehidrasi dan syok

Page 14: askep abortus imminens

hipovolemik termasuk

syok perdarahan.

Papaverin 10mg

3x1 tablet

Oral Indikasi :

Kolik kandung empedu

& ginjal & kondisi

dimana memerlukan

relaksasi otot polos,

embolisme perifer &

mesentrium. Spasmolitik,

kejang perut, kejang

saluran kemih, saluran

empedu, dismenore,

migrain (emboli perifer

dan mesenterik) 

Cara Kerja :

Papaverin merupakan

relaksan non spesifik

yang bekerja secara

langsung pada otot polos.

Glaukoma,

syok, hipotensi,

insufisiensi

jantung,

kerusakan hati,

adenoma

prostat, atoni

usus dan

kandung kemih,

kehamilan dan

menyusui.

Pandangan kabur,

mual, mengantuk,

berkeringat.

Memonitoring

dosis

Cefoperazon 1-2gram/

12 jam

IV Indikasi :

Untuk mengobati infeksi

bakteri tertentu.

Hipersensitif

terhadap

sefalosporin.

Reaksi

hipersensitivitas, reaksi

hematologik,

Memonitoring

dosis

Page 15: askep abortus imminens

peningkatan sementara

enzim hati, gangguan

gastro intestinal, reaksi

lokal pada tempat

injeksi.

Ranitidin 1 ampul IV Indikasi :

- Pengobatan jangka

pendek tukak usus 12 jari

aktif, tukak lambung

aktif, mengurangi gejala

refluks esofagitis.

- Terapi pemeliharaan

setelah penyembuhan

tukak usus 12 jari, tukak

lambung.

- Pengobatan keadaan

hipersekresi patologis,

misal sindroma Zollinger

Ellison dan mastositosis

sistemik.

Cara Kerja :

Kontraindikasi

bagi pasien

yang yang

hipersensitif

atau alergi

terhadap

Ranitidin.

- Sakit kepala

- Efek samping pada

susunan saraf pusat,

jarang terjadi : malaise,

pusing, mengantuk,

insomnia, vertigo,

agitasi, depresi,

halusinasi.

- Kardiovaskular,

jarang dilaporkan :

aritmia seperti

takikardia, bradikardia,

atrioventricular block,

premature ventricular

beats.

- Gastrointestinal :

konstipasi / susah

Page 16: askep abortus imminens

Ranitidine adalah

antihistamin penghambat

reseptor H2 (AH2).

Perangsangan reseptor

H2 akan merangsang

sekresi asam lambung.

Dalam menghambat

reseptor H2, ranitidine

bekerja cepat, spesifik

dan reversibel melalui

pengurangan volume dan

kadar ion hidrogen cairan

lambung.

Ranitidine juga

meningkatkan

penghambatan sekresi

asam lambung akibat

perangsangan obat

muskarinik atau gastrin.

Pada pemberian oral,

ranitidine diabsorbsi

dengan cepat dan

buang air besar, diare,

mual, muntah, nyeri

perut, jarang

dilaporkan :

pankreatitis.

- Hematologik :

leukopenia,

granulositopenia,

trombositopenia. Kasus

jarang terjadi seperti

agranulositopenia,

pansitopenia,

trombositopenia,

anemia aplastik pernah

dilaporkan.

- Endokrin :

ginekomastia, impoten,

dan hilangnya libido

pernah dilaporkan pada

penderita pria.

- Kulit, jarang

dilaporkan : ruam,

Page 17: askep abortus imminens

lengkap, tetapi sedikit

berkurang bila ada

makanan atau antasida.

Pemberian dosis tunggal

150 mg ranitidine, kadar

puncak dalam darah akan

tercapai 1 – 2 jam setelah

pemberian, waktu paruh

kira-kira 3 jam dan lama

kerja sampai 12 jam.

Ranitidine diekskresi

terutama bersama urin

dalam bentuk utuh (30%)

dan metabolitnya, serta

sebagian kecil bersama

feses.

eritema multiforme,

alopesia.

Vit K 1 ampul IV Indikasi :

Digunakan untuk

mencegah atau mengatasi

perdarahan akibat

defisiensi vitamin K.

Vitamin K

peranteral harus

diberikan

dengan

kewaspadaan

terutama pada

Tidak ada toksisitas

yang ditemukan terkait

dengan dosis tinggi

phylloquinone (vitamin

K1), menaquinone

(vitamin K2), dan

Page 18: askep abortus imminens

Cara kerja :

Pada orang normal

vitamin K tidak

mempunyai aktivitas

farmakodinamik, tetapi

pada penderita defisensi

vitamin K, vitamin ini

berguna untuk

meningkatkan biosintesis

beberapa faktor

pembekuan darah yang

berlangsung di hati.

Sebagai hemostatik,

vitamin K memerlukan

waktu untuk dapat

menimbulkan efek, sebab

vitamin K harus

merangsang

pembentukan faktor-

faktor pembekuan darah

lebih dahulu.

bayi dengan

bayi berat pada

kurang dari 2,5

kg karena

peningkatan

resiko

kernikterus.

menadione (vitamin

K3) serta turunannya.

Namun, asupan tinggi

vitamin K tidak

dianjurkan untuk orang

yang memakai obat

antikoagulan seperti

warfarin (Coumadin).

Dosis harian vitamin K

yang disarankan adalah

22 IU untuk pria dan

wanita di atas usia 19

termasuk wanita hamil,

dan 28 IU untuk wanita

menyusui.

Vitamin K dapat

diperoleh dari sumber

makanan atau melalui

sintesis dalam usus

tubuh kita.

Vitamin K yang

ditemukan dalam

Page 19: askep abortus imminens

sumber makanan

nabati (sayuran)

disebut phylloquinone,

sedang dalam sumber

hewani disebut sebagai

menaquinone.

VII. Analisa Tindakan

No. Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa

1. Ds :

Klien mengatakan sangan

lemas

Klien mengatakan masih

mengalami pemdarahan

Do :

Klien terlihat berbaring lemah

di tempat tidur

Klien terlihat pucat

Devisit volume

cairan

Perdarahan Devisit volume caira

berhubungan dengan

perdarahan

Page 20: askep abortus imminens

Hb : 8,9g/dl

TD : 100/60mmHg

N : 80x/mnt

S : 36, 5oC

RR : 20x/mnt

2. Ds :

Klien mengatakan nyeri di

bagian abdomen

Klien mengatakan mules-

mules

Klien mengatakan seperti di

tusuk-tusuk dan di remas

Do :

Klien terlihat merintih

kesakitan

Klien terlihat memegangi

perutnya

Klien menyeringai

Skala nyeri

P : Saat terjadi kontraksi

Q : Seperti di tusuk-tusuk dan

Gangguan rasa

nyaman : nyeri

Kerusakan jaringan

intrauteri

Gangguan rasa nyaman : nyeri

berhubungan dengan kerusakan

jaringan intrauteri

Page 21: askep abortus imminens

di remas

R : Klien mengatakan nyeri di

bagian abdomen

S : Nyeri skala 8

T : Klien mengtakan nyeri

hilang timbul

3. Ds :

Klien mengatakan lebih sering

di atas tempat tidur

Klien mengatakan lemas saat

akan ke kamar mandi

Do :

Klien terlihat jaran turun dari

atas tempat tidur

Klien tampak selalu berbaring

diatas tempat tidur

Klien jarang ke kamar mandi

Gangguan aktivitas Kelemahan,

penurunan sirkulasi

Gangguan aktivitas

berhubungan dengan

kelemahan penurunan sirkulasi

VIII. Diagnosa Keperawatan

1. Devisit volume caira berhubungan dengan perdarahan

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri

3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan penurunan sirkulasi

Page 22: askep abortus imminens

IX. Perencanaan

No.

Dx

Diagnosa Keperawatan Perencanaan TTD

Tujuan dan Kriteriahasil Tindakan

1. Devisit volume caira berhubungan

dengan perdarahan

Devisit volume cairan kembali

normal setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam :

Seimbang antara Intake dan

ouput baik jumlah maupun

pengeluaran

Klien terlihat segar tidak pucat

Klien tidak lemas

Membran mukosa lembab

Nadi 75-80x/menit

RR 20x/menit

Mandiri

Kaji vital sign klien

Dorong peningkatan pemasukan

oral berdasarkan kebutuhan

individu

Catat perubahan turgor kulit dan

membran mukosa

Timbang berat badan klien

Kolaborasi

Berikan cairan IV dapat berupa

RL 20tpm

Berikan injeksi melalui IV untuk

mengehentikan perdarahan dapat

berupa cefopirazon dan vit K

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri

berhubungan dengan kerusakan

Nyeri dapat berkurang setelah

dilakukan tindakan keperawatan

Mandiri

Kaji nyeri PQRST

Page 23: askep abortus imminens

jaringan intrauteri selama 3x 24jam :

Tampak rileks

Klien tidak tampak

menyeringai dan memegangi

bagian nyeri

Klien dapat istirahat dan tidur

Perhatikan lokasi, intensitas

(skala 0-10 )

Observasi reaksi verbal

Ajarkan teknik relaksasi

Berikan posisi yang nyaman

Kolaborasi

Pemberian obat-obatan

Pemberian injeksi ranitidin

melalui IV

3. Gangguan aktivitas berhubungan

dengan kelemahan penurunan

sirkulasi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan dalam 3x24 jam

diharapkan gangguan aktivitas

dapat teratasi dengan kriteriahasil :

Klien dapat beraktivitas

Klien tidak hanya berada di

tempat tidur

Dapat kekamar mandi tanpa

rasa khawatir jatuh

Dapat melakukan aktivitas

tanpa adanya komplikasi

Mandiri

Kaji tingkat kemampuan klien

untuk beraktivitas

Kaji pengaruh aktivitas terhadap

kondisi uterus/kandungan

Mengevaluasi perkembangan

kemampuan klien melakukan

aktivitas

Ajarkan keluarga untuk

membantu klien dalam

melakukan tindakan sesuai

Page 24: askep abortus imminens

dengan kemampuan dan kondisi

klien

X. Implementasi

Dx. Tgl./ jam Implementasi Respon TTD

1

1

2

17-5-2013

18. 15 wib

18.40 wib

18. 55 wib

Mengkaji TTV Klien

Memberikan cairan infus RL

Mengkaji tingkat nyeri klien

S : Klien mengatakan bersedia

O : Klien Kooperatif

TD : 100/60mmHg

N : 80x/mnt

S : 36, 5oC

RR : 20x/mnt

S : Klien mengatakan infusnya habis

O : Mengganti infus klien dengan yang

baru

S : Klien mengatakan nyeri dibagian

abdomennya

O : Klien terlihat menyeringai

Skala nyeri

P : Saat kontraksi

Q : Seperti ditusuk-tusuk

Page 25: askep abortus imminens

1

2

3

1

3

19.00wib

19.10 wib

19.20 wib

19. 25 wib

19.50 wib

Memberikan injeksi cefopirazon 10mg/12jam,

Vit K 1 ampul, ranitidin 1 ampul, dan obat oral

papaverin 3x1

Mengajarkan teknik relaksasi

Mengkaji tingkat aktivitas klien

Mencatat perubahan turgor kulit dan membran

mukosa

Mengkaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi

uterus/kandungan

R : Dibagian abdomen

S : Nyeri skala 8

T : Hilang timbul

S : Klien diberikan injeksi dan mau

meminum obat

O : Klien kooperatif

S : Klien mengatakan bersedia

O : Klien tampak melakukan apa yang di

ajarkan perawat

S : Klien mengatakan masih lemas untuk

kamar mandi

O : Klien tampak berbaring lemas di atas

tempat tidur

S : Klien bersedia saat diperiksa

O :

Turgor kulit klien tampak kering

Membran mukosa klien masih

tampak pucat

S : Klien mengatakan saat digunakan

untuk jalan abdomennya sakit

Page 26: askep abortus imminens

2

1

3

19. 55 wib

20.15 wib

20.20 wib

Memberikan posisi yang nyaman

Menganjurkan klien untuk minum dan makan

Mengajarkan keluarga untuk membantu klien

dalam melakukan tindakan sesuai dengan

kemampuan dan kondisi klien

O : Klien nampak kelelahan dan

memegangi abdomen

S : Klien mengatakan nyaman dengan

posisi terlentang

O : Klien dalam posisi terlentang

S : Klien mangatakan bersedia

O : Klien terlihat minum teh hangat dan

makan buah

S : Keluarga klien bersedia

O : Keluarga klien tampak kooperatif dan

melakukan apa yang diajarkan oleh

perawat

1

2

18 - 5- 2013

07.30 wib

08.00 wib

Memberikan injeksi cefopirazon 10mg/12jam,

Vit K 1 ampul, ranitidin 1 ampul, dan obat oral

papaverin 3x1

Mengkaji tingkat nyeri klien

S : Klien diberikan injeksi dan mau

meminum obat

O : Klien kooperatif

S : Klien mengatakan nyeri dibagian

Abdomennya berkurang

O : Klien terlihat sedikit menyeringai

Skala nyeri

P : Saat kontraksi

Q : Seperti ditusuk-tusuk

Page 27: askep abortus imminens

3

2

1

3

08.05 wib

08. 10 wib

08. 15 wib

08. 50 wib

Mengkaji tingkat aktivitas klien

Memberikan posisi yang nyaman pada klien

Mencatat perubahan turgor kulit dan membran

mukosa

Mengevaluasi perkembangan kemampuan

klien melakukan aktivitas

R : Dibagian abdomen

S : Nyeri skala berkurang menjadi

6

T : Hilang timbul

S : Klien mengatakan sudah ke kamar

mandi

O : Klien tampak mulai melakukan

aktivitas namun belum maksimal

S : Klien mengatakan nyaman dengan

posisi terlentang

O : Klien dalam posisi tidur terlentang

S : Klien bersedia untuk di periksa

O :

Turgor kulit klien tampak sedikit

kering

Membran mukosa klien masih

tampak pucat

S : Klien mengatakan masih lemas saat

beraktivitas

O : Klien nampak belum mampu untuk

beraktivitas

Page 28: askep abortus imminens

1

1

3

3

2

1

09.00 wib

09. 05 wib

10.18 wib

10.25 wib

10. 55 wib

11. 20 wib

Menimbang berat badan klien

Mendorong klien untuk menabah pemasukan

oral berdasarkan kebutuhan

Membantu klien untuk melakukan aktivitas

sehari-hari

Mengevaluasi perkembangan kemampuan

klien

Mengobservasi reaksi verbal klien mengenai

nyeri

Mengkaji TTV klien

S : Klien bersedia

O : Klien nampak kooperatif

BB : 52kg

S : Klien mengatakan bersedia

O : Klien nampak makan dan minum

walaupun sedikit

S : Klien meminta bantuan perawat

O : Klien nampak mulai kuat untuk

berjalan ke kamar mandi mesti masih

di bantu.

S : Klien mengatakn sedikit kuat

O : Klien nampak mulai berusaha untuk

Berakhtivitas

S : Klien mengatakan nyeri sudah mulai

berkurang

O : Klien tampak rileks

S : Klien bersedia

O : Klien kooperatif

TD : 110/70mmHg

N : 84 x/mnt

S : 36, 3oC

Page 29: askep abortus imminens

RR : 20x/mnt

3

1

2

1

19-5- 2013

14.30 wib

14. 35 wib

15.47 wib

16. 30 wib

Mengkaji tingkat aktivitas klien

Mencatat perubahan turgor kulit dan membran

mukosa

Mengaji tingkat nyeri klien

Memberikan injeksi cefopirazon 10mg 5cc dan

S : Klien mengatakan sudah kekamar

mandi 4 kali

O : Klien nampak mulai kuat untuk

beraktivitas walaupun masih di bantu

oleh keluarga

S : Klien bersedia saat di periksa

O : Klien kooperatif

Turgor kulit sudah tidak kering

Mukosa bibir lembab

S : Klien mengatakan nyeri sudah

berkurang

O : Klien tampak biasa

Skala nyeri

P : Saat kontraksi

Q : Seperti ditusuk-tusuk

R : Dibagian abdomen

S : Nyeri skala berkurang menjadi

3

T : Hilang timbul

S : Klien bersedia

Page 30: askep abortus imminens

2

2

1

3

1

16. 50 wib

17. 10 wib

17. 35 wib

18.05 wib

18. 15 wib

obat oral papaverin 3x1

Mengajarkan teknik relaksasi

Memberikan posisi yang nyaman

Mencatat perubahan turgor kulit dan membran

mukosa

Mengevaluasi perkembangan kemampuan

klien

Mengkaji TTV klien

O : Klien nampak kooperatif saat diberi

injeksi dan dianjurkan untuk meminum

obat oral

S : Klien mengatakan bersedia

O : Klien tampak melakukan apa yang

diajarkan oleh perawat

S : Klien mengatakan nyaman dalam posisi

berbaring namun kadang mirng

sebentar

O : Klien dalam posisi terlentang

S : Klien bersedia

O : Klien kooperatif

Turgor kulit sudah tidak kering

Mukosa bibir lembab

S : Klien sudah mulai duduk di tempat

tidur dan kadang ke kamar mandi

O : Klien terlihat sudah mulai duduk di

tempat tidur

S : Klien bersedia

O : Klien kooperatif

TD : 100/60mmHg

Page 31: askep abortus imminens

N : 84 x/mnt

S : 36, 5oC

RR : 20x/mnt

XI. Evaluasi

Hari/

Tanggal

Diagnosa Keperawatan Evaluasi Hasil TTD

Jum’at

17-5-2013

1. Devisit volume caira berhubungan

dengan perdarahan

S :

Klien mengatakan masih lemas

Klien mengatakan bibirnya masih terasa kering

O :

Klien tampak masih lemas

Klien terlihat turgor kulitnya kering dan mukosa

bibir kering

Klien tampak tidak segar

Klien tampak masih mengeluarkan darah dari

jalan lahir

Hasil pemeriksaan TTV

TD : 100/60mmHg

N : 80x/mnt

S : 36, 5oC

Page 32: askep abortus imminens

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri

berhubungan dengan kerusakan

jaringan intrauteri

RR : 20x/mnt

A :

Masalah belum teratasi

O : Lanjutkan intervensi

Kaji vital sign klien

Dorong peningkatan pemasukan oral

berdasarkan kebutuhan individu

Catat perubahan turgor kulit dan membran

mukosa

Berikan injeksi melalui IV untuk

mengehentikan perdarahan dapat berupa

cefopirazon dan vit K

S :

Klien mengatakan masih terasa nyeri di bagian

abdomen

Klien mengatakan nyeri saat berkontraksi

O :

Klien terlihat menyeringai

Klien terlihat memegangi perutnya

Skla nyeri

Page 33: askep abortus imminens

3. Gangguan aktivitas berhubungan

dengan kelemahan penurunan

sirkulasi

P : Saat kontraksi

Q : Seperti ditusuk-tusuk

R : Dibagian abdomen

S : Nyeri skala 8

T : Hilang timbul

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutka intervensi

Kaji nyeri PQRST

Perhatikan lokasi, intensitas (skala 0-10 )

Observasi reaksi verbal

Ajarkan teknik relaksasi

Berikan posisi yang nyaman

Memberikan injeksi IV ranitidin

S :

Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas

Klien mengatakan belum kuat untuk beraktivitas

Klien mengatakan merasa lemah

O :

Klien terlihat terbaring di tempat tidur

Ketika dikamar mandi klien dibantu oleh suami

Klien terlihat belum dapat berakitivitas banyak

Page 34: askep abortus imminens

hanya sekali kekamar mandi

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas

Mengevaluasi perkembangan kemampuan klien

melakukan aktivitas

Ajarkan keluarga untuk membantu klien dalam

melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan dan

kondisi klien

Sabtu

18-5-2013

1. Devisit volume caira

berhubungan dengan perdarahan

S :

Klien mengatakan sudah tidak begitu lemas

Klien mengatakan perdarahannya sudah mulai

berkurang

O :

Klien terlihat sudah tidak begitu lemas

Mukosa bibir klien lembab dan turgor kulit sudah

tidak kering

Hasil pemeriksan TTV

TD : 110/70mmHg

N : 84x/mnt

S : 36,4 oC

Page 35: askep abortus imminens

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri

berhubungan dengan kerusakan

jaringan intrauteri

RR : 20x/mnt

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Kaji vital sign klien

Dorong peningkatan pemasukan oral berdasarkan

kebutuhan individu

Timbang berat badan klien

Berikan cairan IV dapat berupa RL 20tpm

S :

Klien mengatakan nyerinya sudah mulai berkurang

Klien mengatakan nyeri terasa saat kontraksi

O :

Klien terlihat menyeringai

Klien terlihat tidak memegangi perutnya terus-

terusan

Skala nyeri

P : Saat kontraksi

Q : Seperti ditusuk-tusuk

R : Dibagian abdomen

S : Nyeri skala berkurang menjadi

Page 36: askep abortus imminens

3. Gangguan aktivitas berhubungan

dengan kelemahan penurunan

sirkulasi

6

T : Hilang timbul

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Kaji nyeri PQRST

Perhatikan lokasi, intensitas (skala 0-10 )

Observasi reaksi verbal

Ajarkan teknik relaksasi

Berikan posisi yang nyaman

S :

Klien mengatakan sudah mulai berakativitas

meskipun masih terbatas

Klien mengatakan sudah mulai duduk di tempat

tidur

O :

Klien terlihat sudah agak sering kamar mandi dan

tidak menahannya ketika ingin BAK

Klien masih di bantu oleh suami saat ke kamar

mandi

A : Masalah teratasi sebagian

Page 37: askep abortus imminens

P : Lanjutkan intervensi

Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas

Mengevaluasi perkembangan kemampuan klien

melakukan aktivitas

Minggu

19-5-2013

1. Devisit volume caira berhubungan

dengan perdarahan

S :

Klien mengatakan sudah tidak begitu lemas

Klien mengatakan perdarahannya keluar sedikit-

sedikit

Klien mengatakan pusing

O :

Klien terlihat sudah tidak begitu lemas

Mukosa bibir klien lembab dan turgor kulit sudah

tidak kering

Hasil pemeriksan TTV

TD : 110/60mmHg

N : 80x/mnt

S : 36,4 oC

RR : 20x/mnt

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Kaji vital sign klien

Page 38: askep abortus imminens

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri

berhubungan dengan kerusakan

jaringan intrauteri

3. Gangguan aktivitas berhubungan

dengan kelemahan penurunan

sirkulasi

Dorong peningkatan pemasukan oral berdasarkan

kebutuhan individu

Berikan cairan IV dapat berupa RL 20tpm

S :

Klien mengatakan sudah tidak begitu nyeri lagi

O :

Klien terlihat rileks

A : Masalah teratasi

P : -

S :

Klien mengatakan sudah mulai berakativitas

meskipun masih terbatas

Klien mengatakan sudah mulai duduk di tempat

tidur

O :

Klien terlihat sudah agak sering kamar mandi dan

tidak menahannya ketika ingin BAK

Klien masih di bantu oleh suami saat ke kamar

mandi

Page 39: askep abortus imminens

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas

Mengevaluasi perkembangan kemampuan klien

melakukan aktivitas