Askeb Resti - Ibu Hamil Pre Eklamsi Ringan Repaired)

Embed Size (px)

Citation preview

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA RESTI DENGAN IBU HAMIL PRE EKLAMPSI RINGAN DI DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG

Laporan Praktik Klinik Kebidanan III Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Semester IV

Disusun : YOEDIANA HENGGAR KRISTANTI NIM : RE. 09. 058

AKADEMI KEBIDANAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil beresiko atau komplikasi kebidanan perlu ditingkakan baik di fasilitas pelayanan KIA maupun di masyarakat. Dalam rangka itulah deteksi ibu hamil beresiko atau komplikasi kebidanan perlu difokuskan kepada keadaan yang menyebabkan kematian ibu bersalin di rumah (Meilani, dkk. 2009). Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu peraSatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam kondisi sehat. Karena kehamilan yang normal pun memiliki resiko kehamilan, namun secara tidak langsung meningkatkan resiko kematian ibu. Keadaan tersebut dinamakan factor resiko. Pre eklampsi merupakan salah satu penyulit dalam kehamilan yang dapat membahayakan kondisi ibu dan janin dalam kandungannya. Perlu penanganan yang tepat untuk mengatasi hal ini. Namun, seringkali keluarga tidak menghendaki bahSa ibu harus diraSat di fasilitas kesehatan yang ada baik ditingkat puskesmas (PONED) maupun rumah sakit dengan berbagai alasan khusunya ekonomi (Edy, 2010). Untuk itulah peran bidan sebagai bagian dari komunitas diperlukan untuk membantu keluarga khususnya ibu hamil mengatasi masalahnya. Peran

dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap keluarga diperlukan untuk memberikan pengetahuan, motivasi dan merubah perilaku hidup kurang sehat dari keluarga khususnya untuk mensejahterakan ibu hamil dan janinnya (Edy, 2010). Dalam kompetensi kebidanan ke 3 yaitu bidan memberikan asuhan antenatal yang bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan dan kompetensi ke 8 yaitu bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan konprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat. Menurut uraian diatas maka penulis menyusun sebuah laporan kasus Manajemen Kebidanan Keluarga Resti Dengan Ibu Hamil Pre Eklampsi Ringan di Desa Leran Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang.

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. 2. Tujuan Khusus Setelah belajar teori maupun praktek, mampu :a.

Mengidentifikasi data yang relevan pada ibu hamil dengan pre eklampsi ringan.

b. Menentukan diagnosa kebidanan berdasarkan data yang relevan pada

ibu hamil dengan pre eklampsi ringan.c.

Menuliskan perencanaan yang akan dilakukan pada ibu hamil dengan pre eklampsi ringan.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan pre

eklampsi ringan. e. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan beserta hasilnya.

C. Ruang Lingkup Penulisan

1.

Lingkup materi Asuhan ini masuk dalam lingkup materi asuhan antenatal dan kebidanan komunitas terutama pada ibu hamil dengan pre eklampsi ringan.

2.

Lingkup sasaran Sasaran asuhan ini adalah ibu hamil dengan pre eklampsi ringan.

3.

Lingkup tempat Tempat asuhan adalah di rumah Tn. S. Desa Tambak Agung Rt 2 Rw V Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang

4. Lingkup Waktu

Waktu pemberian asuhan adalah pada 18 Desember 2010.

D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Bagi Penulis Mampu mengembangkan pola pikir dan kreatifitas dalam berfikir serta menganalisa masalah dan mengembangkan SaSasan, ilmu pengetahuan dan ketrampilan penulis dalam mengkaji serta memahami masalah yang dihadapi oleh ibu hamil dengan resiko tinggi. 2. Manfaat Bagi Institusi / Pendidikan (Akbid Pemkab Kudus) Dapat dipertimbangkan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan sistem pembelajaran dan aplikasi dari pembelajaran teori tentang kehamilan dengan resiko tinggi.3. Manfaat Bagi Kesehatan

Dapat digunakan untuk menambah wawsan, kajian dan literatur petugas kesehatan setempat dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan masyarakat dan untuk memberikan penyuluhan.4. Manfaat Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta memperluas pola pikir dan sudut pandang masyarakat khususnya tentang peraSatan pada kehamilan dengan pre eklampsi ringan.

BAB II TINJAUAN TEORI

A.

TEORI MEDIS PRE EKLAMPSI RINGAN 1. Pengertian Pre eklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau oedema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Sujiyatini, Mudlifah dan Hidayat, 2009). 2. Patofisiologi Penyebab pre eklampsi ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai Maladaptation syndrome akibat vasospasme general dengan segela akibatnya (Bobak, 2005). 3. Gejala Klinis

Gejala klinis pre eklampsi ringan menurut Hidayat (2009) meliputi : a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastole 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diagtol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg. b. Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2).c.

Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, Sajah atau tangan.

d. Kenaikkan barat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut minggu).e. Timbul salah atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklampsia berat. 4.

Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan dan diagnosis pre eklampsi ringan menurut Mufdlilah (2009), sebagai berikut : a. b. Kehamilan lebih 20 minggu. Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit).c.

Edema tekan pada tungkai (pretibial), dinding perut, lumbosakral, Sajah atau tungkai.

d. 5.

Proteinuria lebih 0,3 gram/liter/ 24 jam, kualitatif. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pasien pre eklampsi ringan menurut Sujiyatini (2009) adalah :a.

Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklampsi ringan : 1) Banyak istirahat (berbaring tidur/miring). 2) Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam. 3) Sedativa ringan : tablet Phenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam 3 x 2 mg per oral selama 7 hari. 4) Roborantia. 5) Kunjungan ulang setiap 1 minggu.

6) Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit, trombosit,

urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.b. Penatalaksanaan raSat tinggal pasien pre eklampsi ringan berdasarkan

criteria1) Setelah 2 minggu pengobatan raSat jalan tidak menunjukkan

adanya perbaikan dari gejala-gejala pre eklampsi seperti : 1) Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turu (2 minggu). 2) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklampsi berat Bila setelah 1 minggu peraSatan di atas tidak ada perbaikan maka pre eklampsi ringan dianggap sebagai pre eklampsi berat. Bila dalam peraSatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih pre term maka penderita tetap diraSat selama 2 hari lagi baru dipulangkan. PeraSatan lalu disesuaikan dengan peraSatan raSat jalan. PeraSatan obstetric pasien pre eklampsi ringan : a. Kehamilan preterm (kurang 37 minggu)1) Bila desaan darah mencapai normotensif selama peraSatan,

persalinan ditunggu sampai aterm.2) Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif

selama peraSatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih

b.

Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih) Persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau

dipertimbangkan untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan. c. Cara persalinan Persalinan dapat dilakukan secara spontan. Bila perlu memperpendek kala II.

B. KEBIDANAN KOMUNITAS 1. Pengertian Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga dan masyarakat (Ambarwati & Rismintari, 2009). 2. Tahap-Tahap Asuhan Kebidanan Komunitasa.

Pengkajian (Assessment) Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh peraSat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai normanorma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. 1) Pengumpulan data Cara yang digunakan adalah :

a) SaSancara

b) Pengamatan c) Studi dokumentasi d) Pemeriksaan fisik Data yang dikumpulkan adalah : a) Identitas keluargab) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami

maupun yang pernah dialami c) Anggota keluarga d) Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada e) Keadaan keluarrga, meliputi : (1) Biologis (2) Psikologis (3) Sosial (4) Kultural (5) Spiritual (6) Lingkungan(7) Dan data penunjang lainnya

2) Analisa data Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam perkembangan kesehatan keluarga, yaitu : melihat

a) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi : (1) keluarga (2) keluarga (3) (4) (5) Keadaan gizi anggota keluarga Status imunisasi anggota keluarga Kehamilan dan keluarga berencana b) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi : (1) Rumah meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan sebagainya. (2) (3) (4) (5) Sumber air minum Jamban keluarga Tempat pembuangan air limbah Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya c) Karakteristik (1) (2) (3) (4) Sifaf-sifat keluarga Dinamika dalam keluarga Komunikasi dalam keluarga Interaksi antar anggota keluarga Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota

(5)

Kesanggupan keluarga dalam membaSa perkembangan anggota keluarga

(6)

Kebiasaan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga 3) Perumusan Masalah Perumusan masalah kesehatan dan keperaSatan keluarga yang diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan

keperaSatan keluarga. Di samping melalui diskusi-diskusi di antara peraSat dengan mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang ada pada keluarga.4) Tipologi masalah kesehatan dan asuhan kebidanan keluarga

Ada 3 kelompok masalah besar, yaitu :a) Ancaman kesehatan, adalah keadaan-keadaan yang dapat

memungkinkan

terjadinya

penyakit,

kecelakaan

dan

kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk dalam ancaman kesehatan adalah : (1) Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes mellitus, dsb. (2) Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menular, seperti TBC, gonore, hepatitis dsb.

(3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga. Seperti anak terlalu banyak sdangkan penghasilan keluarga kecil. (4) Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam diletakkan sembarang, tangga rumah terlalu curam. (5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga. (6) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress, antara lain : (a) Hubungan keluarga yang kurang harmonis (b) Hubungan orang tua dan anak tegang(c) Orang tua tidak dewasa

(7) Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya : kebisingan, populasi udara, ventilasi dan penerangan kurang baik dsb (8) Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan : minuman keras, merokok, makan obat tanpa resep, personal higiene kurang (9) Sifat kepribadian yang melekat(10) Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak

Sanita memainkan peranan ibu karena meninggal.

(11) Imunisasi tidak lengkapb) Kurang/tidak sehatadalah kegagalan dalam memantapkan

kesehatan. Yang termasuk di dalamnya adalah : (1) keadaan sakit, sebelum atau sesudah didiagnosa (2) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normalc) Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut

individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :(1) PerkaSinan

(2) Kehamilan (3) Persalinan (4) Masa nifas (5) Menjadi orang tua (6) Bayi baru lahir (7) Abortus (8) Anak masuk sekolah (9) Anak remaja (10) Kehilangan pekerjaan dsb Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas

kesehatan dan keperawatan

a) Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga, disebabkan karena : (1) Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta. (2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui. (3) Sikap dan falsafah. b) Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam

melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena : (1) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah.(2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol.

(3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurangnya pengetahuan, kurangnya sumber daya keluarga. (4) Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga. (5) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada. (6) Takut dari akibat tindakan. (7) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau. (8) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.c)

Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena :(1) Tidak

mengetahui keadaan penyakit, misalnya sifat,

penyebab, penyebaran, perjalanan penyakit, gejala dan peraSatannya serta pertumbuhan dan perkambangan anak.

(2) Tidak mengetahui tentang perkembangan peraSatan yang

dibutuhkan.(3) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk

peraSatan. (4) Sikap dan pandangan hidup. (5) Perilaku yang mementingkan diri pribadi. d) Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena :(1) Sumber-sumber

keluarga

tidak

cukup,

diantaranya

keuangan, tanggung jaSab/SeSenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat. (2) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat

pemeliharaan lingkungan rumah. (3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.e) Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna

memelihara kesehatan, disebabkan karena :(1) Tidak tahu bahSa fasilitas kesehatan itu ada.

(2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh. (3) Pengalaman kurang baik dari petugas kesehatan. (4) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan. (5) Tidak adanya fasilitas yang diperlukan.(6) Diagnosa Keperawatan pada Tingkat Keluarga

Diagnosa adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang mempertahankan respons/tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan. (7) Prioritas Masalah Hal hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :d) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperaSatan

yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus. e) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakitf) Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga

terhadap asuhan keperaSatan yang akan diberikan. g) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.h) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan

masalah kesehatan/peraSatan keluarga. i) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga. Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperaSatan perlu disusun skala prioritas seperti berikut ini :

KRITERIA

NIL AI

BOBOT

1. Sifat masalah ............................................................ Skala : Ancaman kesehatan .................................................... 2 Tidak/kurang sehat .......................................................3 Krisis............................................................................1 2. Kemungkinan masalah dapat dicegah ....................... Skala : Dengan mudah .............................................................2 Hanya sebagian ...........................................................1 Tidak dapat ..................................................................0 3. Potensi masalah untuk diubah ................................... Skala : Tinggi ..........................................................................3 Cukup ..........................................................................2 Rendah .........................................................................1 4. Menonjolnya masalah ............................................... Skala : Masalah berat harus ditangani .....................................2 Masalah yang tidak perlu segera ditangani .................1 Masalah tidak dirasakan ..............................................0 Sumber : Setiadi, 2008 Skoring : a) Tentukan skor untuk setiap kriteria

1

2

1

1

b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobotSkor A ngka Tertinggi x Bobot

c)

Jumlahkan skor untuk semua kriteria

d) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

5) Perencanaan Asuhan Kebidanan Komunitas Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperaSatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan peraSatan (jangka panjang/pendek), penetapan standar,

dankriteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga. a) Tujuan (1) Tujuan jangka panjang, menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah pada kemampuan mandiri. (2) Tujuan jangka pendek, ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan.

b) Kriteria dan standar(1)

Berfokus pada keluarga, outcomes harus ditujukan kepada keadaan keluarga apa yang harus dilakukan keluarga, kapan, dan sejauh mana tindakan akan dilaksanakan.

(2)

Singkat dan jelas, untuk memudahkan peraSat dalam mengidentifikasikan tujuan dan rencana tindakan.

(3)

Dapat diobservasi dan diukur, tanpa hasil yang dapat proses keperaSatan tidak dapat diselesaikan.

(4)

Realistik, ini harus disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia di rumah.

6) Implementasi/Tindakan Asuhan Kebidanan Komunitas Implemetasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perSujudan dari rencana asuhan yang telah disusun pada tahap perencanaan. 7) Evaluasi Asuhan Kebidanan Komunitas Evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan

terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap evaluasi adalah sebagai berikut : a) Evaluasi berjalan (sumatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian formal catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. b) Evaluasi akhir (formatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses asuhan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi. (Ambarwati dan Rismintari, 2009)

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA RESTI DENGAN IBU HAMIL PRE EKLAMPSI RINGAN DI DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG

A. Pengkajian Data Keluarga Dilaksanakan pada hari : Sabtu tanggal : 18 Desember 2010 1. Struktur dan Sifat Keluarga a) Biodata Nama KK Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Suku/Bangsa Alamat Kab. Rembang b) Susunan Anggota Keluarga No Nama 1. 2. Tn. S. Ny. M Jk L P Umur 25 th 21 th Agama Pend Islam Islam d SMA SMA Pekrj Swsta Ket Suami : Tn. S : 28 tahun : Islam : SMA : Swasta : Jawa/Indonesia : Desa Tambak Agung Rt 2 Rw V Kec. kaliori

Swasta Istri

c) Genogram Keterangan : : Suami : Istri/Sasaran : Garis perkaSinan d) Struktur Keluarga 1) Peran a) Suami (1) Suami sebagai kepala keluarga(2) Pencari nafkah bagi keluarga

(3) Merupakan tempat pengambil keputusan terakhir dari permasalah yang ada. b) Istri (1) Istri sebagai ibu rumah tangga. (2) Pencari nafkah tambahan dalam keluarga (3) Mengatur keuangan keluarga. 2) Komunikasi a) Komunikasi dalam keluarga terjalin dengan baik mengingat keduanya hanya tinggal berdua.b) Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa

Jawa.

e) Nilai dan Norma 1) Setiap anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing tapi tetap saling mengisi. 2) Keluarga menghormati adat-istiadat yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.f)

Kebiasaan hidup Kebiasaan tidura) Suami

1)

: + 7 jam/hari tidur malam, tidur siang tidak pernah

b) Istri

: + 7 jam/hari tidur malam, tidur siang jarang

2)

Kebiasaan makan a) Suami Menu : 3 x/hari, porsi satu piring habis : Nasi, lauk-pauk (tempe, tahu, ikan dan daging), buah jarang Minum : 7-8 gelas/hari (teh dan air putih)

Lain-lain : Jarang sekali makan-makanan ringanb) Istri

: 3 x/hari, porsi satu piring habis : Nasi, lauk-pauk (tempe, tahu, ikan dan daging), buah jarang

Menu

Minum

: 7-8 gelas/hari (teh dan air putih) , terkadang es sirup

Lain-lain : Ibu seringkali makan-makanan ringan

3)

Pola eliminasi a) Ayah : BAB 1 x/hari, konsistensi lembek BAK 5-6 x/hari, Sarna kuning, bau khas b) Ibu : BAB 1 x/hari, konsistensi lembek BAK 6-7 x/hari, Sarna kuning, bau khas

4)

Pola seksual Sebelum hamil Setelah hamil : Tn. S dan Ny. M melakukan 2 kali minggu : Tn. S. dan Ny. M melakukan jarang

5)

Pola hygiene Keluarga Tn. S. mandi 2 x/sehari, ganti baju 2 x/sehari, gosok gigi 2 x/sehari dan keramas 2 x/seminggu.

6)

Rekreasi Keluarga Tn. S. melakukan rekreasi dengan bersantai di tempattempat berkumpul masyarakat (misalnya alun-alun). Setiap 1 x/ minggu.

2. a.

Faktor Sosial, Budaya, Ekonomi, Spiritual dan Psikologi Faktor Budaya dan Disiplin1) Tn. S dan Istri menghormati adat istiadat yang ada di desanya.

b.

Faktor Spiritual1) 2)

Tn. S dan Istri melaksanakan ibadah sholat 5 Saktu secara rutin. Tn. S dan Istri kadang-kadang mengikuti acara pengajian.

c. 1)

Faktor Ekonomi Pencari nafkah dalam keluarga adalah ayah dan ibu

2) 3)

Tn. S dan Istri bekerja sebagai karyaSan sSasta. Pendapatan per bulan keluarga rata-rata + Rp. 1.000.000,Keluarga memiliki tabungan untuk biaya persalinan. Faktor Psikologi1) Ny. M terkadang merasa jenuh dengan aktifitasnya

4) d.

terlebih lagi karena hanya tinggal berdua dengan suami.2) Ny. M senang dengan kehamilannya sekaligus

khawatir karena sering merasa pusing. 3. a. Faktor Lingkungan Perumahan 1) Jenis rumah 2) Lantai 3) Ventilasi : Permanen. : Keramik. : Cukup.

4) Penerapan siang hari : Cukup terang. 5) Keadaan rumah : 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur, kamar mandi.6) Status

: Rumah Orang Tua

b.

Sumber Air1)

Asal Keadaan air Air berbau Rasa air Cara konsumsi

: Sumur gali / pompa. : Bersih. : Tidak berbau. : Tidak berasa. : Dimasak

2) 3) 4) 5)

c.

Penanganan Sampah Cara menghilangkan : Dibakar

d.

Kamar Mandi / SC1) 2) 3)

Kebiasaan mandi Kebiasaan BAB Status

: Di kamar mandi. : di WC : Jadi satu dengan rumah .

e.

Fasilitas Kesehatan1) Jarak rumah dengan posyandu + 300 m. 2) Jarak rumah dengan puskesmas Pembantu + 500 m. 3) Ada bidan desa di wilayah tempat tinggal

f.

Fasilitas Transportasi Tn. S dan istri memiliki sepeda motor sebagai alat transportasi. 4. Status Kesehatan Keluargaa.

Riwayat kesehatan Suami 1) Dahulu : Tidak pernah menderita penyakit infeksi, PMS, DM, Asma maupun TBC. 2) Sekarang : Tidak sedang menderita penyakit apapun.

b. Riwayat kesehatan Istri

1) Dahulu : Tidak pernah menderita penyakit infeksi, PMS, DM, Asma maupun TBC.2) Sekarang : Ibu mengatakan sering pusing dan oedem pada kaki. c.

Riwayat kesehatan keluarga

1) Dari keluarga suami/istri tidak ada yang menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan PMS. 2) Dari keluarga istri ada yang menderita penyakit keturunan seperti hipertensi.3) Dari keluarga suami/istri tidak ada yang mempunyai riSayat

hamil kembar. d. 1) 2)3)

Nilai yang diberikan terhadap pencegahan penyakit Ibu sudah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali saat hamil ini. Ibu periksa hamil ke tempat pelayanan kesehatan. Ibu sudah melakukan tes laborat untuk mengetahui masalah dalam kehamilannya.

B. Pengkajian Data Sasaran 1. a. Data Subyektif Biodata Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Suku/bangsa Alamat : Ny. M : 21 tahun : Islam : SLTA : Swasta : Jawa/Indonesia : Desa Tambak Agung Rt 2 Rw V Kec. Kaliori Kab. Rembang

b.

Keluhan utama Ibu mengatakan kepala sering pusing dan mata berkunang-kunang.

c.

Riwayat Perkawinan Ibu menikah pada usia 27 tahun, selama 1 tahun, 1 x dengan suami sekarang.

d.

Riwayat Kesehatan 1) Ibu tidak pernah menderita penyakit menular dan keturunan seperti DM, hipertensi dan asma.2) Sekarang ibu mengatakan kepala sering pusing dan mata

berkunang-kunang.3) Keluarga ada yang riwayat menderita penyakit hipertensi (kakek

ibu).e.

Riwayat Kebidanan Menarche Lama Siklus Jumlah Sarna Dismenorhoe HPHT HPL : 14 tahun : 5-7 hari : 28 hari teratur : 2x ganti pembalut (+ 50 cc) : Merah segar : (-) : 17 Mei 2010 : 24 Pebruari 2011

f.

Riwayat KB Ibu belum menggunakan alat kontrasepsi karena ingin segera memiliki momongan.

g.

Hasil pemeriksaan laboratorium Hari : Rabu, tanggal : 1 Desember 2010 di Puskesmas Kaliori 1) Urin Protein urin : Positif (+) 2) Darah Hb : 11,9 gr %. 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan Umum Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Pernafasan Nadi Suhu BB Tinggi badan Hb : Baik. : Composmentis. : 140/90 mmHg : 20 x/menit : 88 x/menit : 36,50 C : 55 kg. : 158 cm. : 11,9 gr%

Lingkar lengan atas : 26,5 cm b. Status Present 1) Kepala

Rambut : Bersih, tidak mudah rontok Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Telinga : Bersih, tidak ada serumen Hidung Mulut Gigi Leher 2) Dada 3) Perut 4) Genetalia : Bersih : Tidak sariaSan : Tidak berlubang, caries (-) : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid : Simetris : Hepar / lien tidak teraba, tidak nyeri tekan : Tidak ada kondilomatalata, tidak ada kondiloma akuminata, tidak ada varises. 5) Anus : Tidak ada hemoroid

6) Ekstremitas : Kaki oedema + / +

c.

Inspeksi Muka Mammae : Ada cloasma gravidarum : Puting susu menonjol, areola mammae menghitam, pengeluaran ASI (-) Perut : Striae gravidarum (+), linea alba (+)

d.

Palpasi Leopold I : TFU 3 jari dibawah processus xypoedus.

Leopold II : Bagian kanan teraba bagian-bagian kecil janin, bagian kiri teraba tahanan keras memanjang (punggung janin), letak janin memanjang

Leopold III : Teraba bagian bulat, keras (kepala) tidak dapat digoyangkan Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul (konvergen) e.f.

TFU

:

32 cm

TBJ menurut Johson-Tausak (32 11) x 155 = 3255 gram Perkusi Reflek patella : + / +.

g.

h.

Pemeriksaan Dalam Tidak dilakukan, karena tidak ada indikasi.

C. Diagnosa Kebidanan 1. Analisa data Masalah kesehatan yang ada di keluarga Tn. S disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan juga faktor kesibukkan bekerja sehingga permasalahan yang muncul kurang dipahami. Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn. S antara lain kurangnya pengetahuan ibu tentang diit makanan untuk ibu hamil dengan pre eklampsi ringan. Ny. M masih beraktifitas sebagai karyawan swasta, meskipun terkadang harus ijin untuk pulang karena mendadak pusing. Kurangnya dukungan Tn. S terhadap istrinya, terbukti ketika melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan Tn. S tidak mendamping istrinya. Dalam pelaksanaan

pembinaan terhadap Keluarga Tn. S maka dalam melakukan intervensi

sebagai langkah aSal adalah dengan memberikan saran atau anjuran dan selanjutnya dilakukan dengan pemberian penkes

2.

Perumusan masalah Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan bahwa permasalahan yang muncul sebagian besar disebabkan kurangnya pengetahuan dan kurangnya dukungan. Adapun permasalah yang ada pada keluarga Tn. S adalah sebagai berikut :a. Kurangnya pengetahuan Ny. M tentang diit pre eklampsi

ringan. Data : Ny. M tetap mengkonsumsi makanan seperti biasa dan tetap mengkonsumsi es.b. Ny. S masih melaksanakan aktifitasnya sebagai karyawan

swasta. Data : Ny. M mengatakan masih tetap bekerja.c. Kurangnya

dukungan Tn. S terhadap istri ketika

melakukan kunjungan antenatal karena kesibukkan. Data : Tn. S pulang hingga sore hari hingga sering mengalami kelelahan ketika harus mendamping istri ke fasilitas kesehatan. 3. Prioritas masalaha. Kurangnya pengetahuan Ny. M tentang diit pre eklamsi

ringan. Kriteria Sifat masalah Perhitungan Skor 2/3 X 1 2/3 Pembenaran Ny. M harus mengetahui

- Ancaman Kesehatan

diit untuk pre eklampsi ringan agar pre eklampsi yang dialami oleh ibu tidak berubah ke masalah yang lebih berat lagi Dengan memberikan penyuluhan kesehatan untuk pre eklampsi ringan dan memberikan daftar menu diit untuk pre eklampsi ringan. Keinginan ibu untuk memiliki momongan dan kerasnya kemauan ibu untuk menjaga kehamilannya Ibu perlu segera mengubah kebiasaannya dalam konsumsi makanan terutama minum es

Kemungkinan masalah dapat diubah - Mudah

2/2 X 2 2

Potensi masalah untuk dapat dicegah - Tinggi

3/3 X 1 1

Menonjolnya masalah Masalah dirasakan dan harus segera diatasi

2/2 X 1 1

Total Skor

4 2/3

b. Ny. N masih melakukan aktivitasnya sebagai karyawan

swasta. Kriteria Sifat masalah - Ancaman kesehatan Kemungkinan masalah dapat diubah - Hanya sebagian 2/2 X 2 2 Perhitungan Skor 2/3 X 1 2/3 Pembenaran Ny. N masih beraktifitas meskipun hamil dengan kondisi pre eklampsi Dilakukan secara bertahap, karena ibu belum memperoleh cuti

hamil, namun ibu harus mengurangi aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga kalau perlu meminta orang tua untuk tinggal Potensi masalah untuk dapat dicegah - Cukup 2/3 X 1 2/3 bersama Karena ibu masih menjalankan aktifitasnya sebagai karyawan swasta, harus memaksa ibu Menonjolnya masalah Masalah dirasakan dan harus segera diatasi 2/2 X 1 1 menjalankan Ibu perlu segera mendapatkan cuti hamil atau ada yang menemani dan mengaSasi ibu selama masa kehamilan seperti orang tua Total Skorc. Kurangnya

4 1/3 dukungan Tn. S terhadap istri ketika

melakukan kunjungan antenatal karena kesibukkan. Kriteria Sifat masalah - Ancaman Kesehatan Perhitungan Skor 2/3 X 1 2/3 Pembenaran Tn. S seringkali pulang sore dan mengeluh hingga kelelahan

membuatnya malas jika diajak untuk melakukan kunjungan Kemungkinan masalah dapat diubah - Mudah 2/2 X 2 2 antenatal (kehamilan) Dengan memberikan penyuluhan kesehatan untuk pre eklampsi

ringan dan memberikan dukungan kepada Tn. S agar meluangkan Saktunya mendamping istrinya melakukan Potensi masalah untuk dapat dicegah - Tinggi Menonjolnya masalah Masalah dirasakan dan harus segera diatasi 2/2 X 1 1 3/3 X 1 1 kunjungan antenatal Keinginan keluarga untuk memiliki momongan Tn. S harus betul-betul meluangkan Saktunya untuk selalu menjaga kehamilannya istrinya dan siap mendamping istri dalam melakukan kunjungan antenatal Total Skor 4 2/3

Dari perhitungan dan pembobotan prioritas terhadap keluarga Tn. S, maka dapat diurutkan asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah sebagai berikut : Prioritas I : Kurangnya dukungan Tn. S terhadap istri ketika melakukan kunjungan antenatal karena kesibukkan Prioritas II : Kurangnya pengetahuan Ny. N tentang diit pre eklampsi ringan Prioritas III : Ny. S masih melakukan aktifitasnya sebagai karyawan swasta D. Intervensi

1. Prioritas I : Kurangnya dukungan Tn.S. terhadap istri ketika melakukan

kunjungan antenatal karena kesibukkan.a. Beri penkes kepada Tn. S tentang pre eklamsi berat

dengan tujuan menggugah kesadaran Tn. S tentang resiko pre eklampsi terhadap istri dan calon bayinya.b. Beri dukungan kepada Tn. S agar mengantar dan

mendampingi istrinya ketika melakukan kunjungan antenatal (pemeriksaan kehamilan) di fasilitas kesehatan dengan tujuan istri merasakan bahSa suaminya juga mengharapkan bahSa dia dan bayinya sehat.2. Prioritas II : Kurangnya pengetahuan Ny. M tentang diit pre eklampsi

ringan a. Beri daftar menu bagi ibu hamil dengan pre eklampsi ringan.

3. Prioritas III : Ny. M masih melakukan aktivitasnya sebagai karyawan

swastaa.

Anjurkan Ny. M untuk tidak mengambil pekerjaan terlalu banyak ketika bekerja, meskipun pendapatnnya berkurang dengan tujuan untuk menjaga kondisi fisik Ny. M agar tidak didera kelelahan.

b. Anjurkan Ny. M untuk meminta orang tuanya atau mertua tinggal

bersama keluarga selama masa kehamilan dengan tujuan ada yang selalu mengaSasi dan menemani Ny. M selama sendiri ketika suami masih bekerja atau ada keperluan.

E. Implementasi1. Prioritas I : Kurangnya dukungan Tn.S. terhadap istri ketika melakukan

kunjungan antenatal karena kesibukkan.a. Beri penkes kepada Tn. S tentang pre eklamsi berat

(terlampir).b. Beri dukungan kepada Tn. S agar mengantar dan

mendampingi istrinya ketika melakukan kunjungan antenatal.2. Prioritas II : Kurangnya pengetahuan Ny. M tentang diit pre eklampsi

ringan a. Beri daftar menu bagi ibu hamil dengan pre eklampsi ringan (terlampir).3. Prioritas III : Ny. M masih melakukan aktivitasnya sebagai karyawan

swastaa.

Anjurkan Ny. M untuk tidak mengambil pekerjaan terlalu banyak ketika bekerja.

b. Anjurkan Ny. M untuk meminta orang tuanya atau mertua tinggal

bersama keluarga selama masa kehamilan. F. EvaluasiSetelah diberikan penjelasan-penjelasan, pada setiap prioritas baik prioritas I, prioritas II dan prioritas III sikap keluarga. 1. Penyuluhan kesehatan tentang pre eklampsi ringan telah diberikan

2. Ny. M dan suami mengerti setiap penjelasan dari setiap materi penyuluhan yang diberikan. 3. Daftar menu diit pre eklampsi ringan telah diberikan kepada Ny. M 4. Ny. M akan berusaha menerapkan menu tersebut untuk makan sehari-hari dan berusaha tidak mengkonsumsi es. 5. Ny. M dan suami Tn S akan berusaha melaksanakan setiap anjuran dari bidan.

BAB IV PEMBAHASAN

Keluarga Tn. S adalah salah satu dari keluarga intensif yang masuk dalam struktur keluarga inti. Berdasarkan langkah-langkah asuhan kebidanan yang telah dilakukan dapat dijelaskans sebagai berikut : A. Pengkajian Data Pengkajian adalah tahap awal dari proses asuhan kebidanan komunitas dimana bidan mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya. Pada asuhan kebidanan keluarga Tn. S. pengkajian data dilakukan dengan proses wawancara, pengamatan, pemeriksaan terhadap tanda-tanda vital. Pada langkah ini penulis tidak menemukan hambatan apapun karena semua anggota keluarga sangat kooperatif. Pada langkah ini data yang terkumpul adalah data keluarga secara umum yang terdiri dari tipe keluarga, riwayat perkembangan, lingkungan, struktur keluarga dan fungsi keluarga. Sedangkan pengumpulan data anggota secara individu diperoleh : kondisi fisik, mental, sosial dan emosional. B. Diagnosa Kebidanan Keluarga Diagnosa kebidanan keluarga adalah keputusan tentang respon keluarga tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi

intervensi untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan keluarga sesuai kewenangan bidan. Tahap langkah ini adalah :

1.

Analisa Data Dari hasil pengkajian data yang dilakukan bidan melakukan analisa terhadap permasalahan yang dialami oleh keluarga Tn.S. yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang perawatan terhadap kasus pre eklampsi ringan, status bekerja baik Tn. S dan Ny. M.

2.

Perumusan Masalah Dari analisa data yang dilakukan permasalahan yang ada dirumuskan sebagai berikut : kurangnya dukungan Tn. S terhadap istri ketika melakukan kunjungan antenatal, kurangnya pengetahuan Ny. M tentang diet pre eklampsi ringan dan Ny. S masih melakukan aktifitasnya sebagai karyawan swasta.

3.

Prioritas Masalah Setelah dilakukan pembobotan dengan skala Bailon dan Maglaya maka prioritas masalahnya diurutkan sebagai berikut : kurangnya dukungan Tn. S terhadap istri ketika melakukan kunjungan antenatal, kurangnya pengetahuan Ny. M tentang diit pre eklampsi ringan dan Ny. M masih melakukan aktifitasnya sebagai karyawan swasta. Tidak ada hambatan dalam melakukan diagnosa kebidanan keluarga

dikarenakan langkah ini disesuaikan dengan teori yang telah ada serta dilakukan sesuai dengan keSenangan bidan.

C. Intervensi Perencanaan adalah bagian dari fase pengoranisasian dalam proses asuhan kebidanan keluarga yang akan diberikan kepada keluarga

intensif/resiko tinggi. Adapun penetapan intervensi disesuaikan dengan kriteria dan standar yang ada yaitu berfokus pada keluarga, singkat dan jelas, dapat diobservasi dan diukur serta realistik. Sesuai kriteria dan standar intervensi yang diberikan kepada keluarga Tn. S. sebagian besar berfokus pada anjuran atau saran dan pemberian penkes. D. Implementasi Pengelolaan dan perwujudan dari rencana (intervensi) yang telah disusun. Bidan langsung melakukan persiapan-persiapan, seperti menyiapkan lembar balik yang akan digunakan untuk melakukan penyuluhan kesehatan, menyiapkan alat untuk melakukan pemeriksaan TTV, menyiapkan alat tulis. Langkah disesuaikan dengan teori yang ada, yang mengacu pada langkah intervensi. E. Evaluasi Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil asuhan kebidanan diperoleh bahwa semua tindakan dapat dilaksanakan dengan lancar berkat

antusiasme dan kerjasama yang baik dari keluarga Tn. S., bahwa keluarga Tn. S akan melaksanakan semua anjuran bidan dan mengerti semua penyuluhan kesehatan yang diberikan. BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Laporan kasus Manajemen Kebidanan Keluarga Resiko Tinggi Tn. S. Pada Ibu Hamil dengan Pre Eklampsi Ringan di Desa Tambak Agung Rt 2 Rw V Kec. Kaliori Kab. Rembang dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Kebutuhan oksigenasi pada ibu hamil cukup. Perbandingan TFU sebanding dengan usia kehamilan. Kebutuhan traveling/ refreshing terpenuhi Kebutuhan mobilisasi terpenuhi Kebutuhan exercise terpenuhi Tidak terjadi keputihan Pemenuhan kebutuhan sexual tidak mengalami gangguan Personal hygiene pada ibu hamil terpenuhi Kebutuhan dukungan/ support pada ibu hamil terpenuhi Tida ada masalah-masalah penyerta kehamilan.

B. Saran 1. Manfaat Bagi Penulis Diharapkan penulis mengembangkan pola pikir dan kreatifitas dalam berfikir serta menganalisa masalah dan mengembangkan wawasan, ilmu pengetahuan dan ketrampilan sehingga penulis dapat memberikan asuhan kebidanan komunitas (keluarga) dengan lebih baik lagi dikemudian hari. 2. Manfaat Bagi Institusi / Pendidikan (Akbid Pemkab Kudus) Diharapkan bekal asuhan kebidanan komunitas ditambah sehingga banyak mahasiswa yang lebih trampil dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga ketika praktik di lapangan.3. Manfaat Bagi Kesehatan

Diharapkan

instansi

kesehatan

lebih

berupaya

melakukan

pengiriman atau kunjungan rumah kepada para petugas kesehatan sehingga asuhan komunitas terhadap keluarga intensif atau resiko tinggi lebih banyak mencapai sasaran.4. Manfaat Bagi Masyarakat

Hendaknya masyarakat memahami tentang asuhan kebidanan komunitas dengan mencari sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Sub Bahasan Hari/Tanggal Tempat Sasaran Penyuluh : : : : :

Pre Eklampsi Ringan Pre Eklampsi Ringan Sabtu, 18 Desember 2010 Rumah Tn. S Ds. Tambak Agung Rt 2 RW V Kec. Kaliori Keluarga Tn. S Yoediana Henggar Kristanti

A. Tujuan Instruksional Umum Diharapkan setelah memperoleh penyuluhan kesehatan ini keluarga Tn. S dapat merawat dengan baik kepada ibu hamil dengan pre eklampsi ringan. B. Tujuan Instruksional Khusus Diharapkan setelah memperoleh penyuluhan kesehatan ini keluarga Tn. S, dapat : 1. 2. 3. Mengetahui pengertian pre eklampsi ringan Mengetahui gejala pre eklampsi ringan Mengetahui resiko hamil dengan pre eklampsi ringan

4. Mengetahui perawatan pre eklampsi ringan di rumah

5. Mengetahui tujuan diet pre eklampsi

6.

Mengetahui syarat pre eklampsi ringan

7. Menyusun menu diet ibu hamil dengan pre eklampsi ringan

C. Materi1. Pengertian pre eklampsi ringan

2. 3.

Gejala pre eklampsi ringan Resiko hamil dengan pre eklampsi ringan

4. Perawatan pre eklampsi ringan 5. Tujuan diet pre eklampsi ringan 6. Menu diet ibu hamil dengan pre eklampsi ringan

D. Proses Tahap aktu Pembukaan5 menit Kegiatan Penyuluh 1. Pemberian salam. 2. Menyampaikan TIU dan TIK. 3. Pre test lisan Menjelaskan materi. Kegiatan Inti menit Membuka pertanyaan. Menjawab pertanyaan Penutup 5 menit Menyimpulkan. Post test lisan Memberikan salam Menjawab Mendengarkan. Bertanya. Mendengarkan Mendengarkan Menjawab Menjawab salam. Sasaran Menjawab salam. Mendengarkan.

E. Metode 1. Ceramah

2. Tanya jawab

F. Media 1. Buku

G. Sumber Purwitasari, Desi & Maryanti, Dwi. 2009. Buku Ajar Gizi dalam Kesehatan Reproduksi teori dan praktikum. Yogyakarta : Nuha Media Proverawati, Atikah & Asfuah, Siti. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Media H. Evaluasi Tehnik Saktu : Tanya jawab lisan : 25 menit

Jumlah soal : 6 Soal :1. Apakah pre eklampsi ringan itu ? 2. Apa saja gejala pre eklampsi ringan ? 3. Apa saja resiko hamil dengan pre eklampsi ringan ? 4. Bagaimana perawatan pre eklampsi ringan ? 5. Apakah tujuan diet pre eklampsi ringan ? 6. Apa saja menu diet ibu hamil dengan pre eklampsi ringan ?

Jawaban : 1. Pre eklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau oedema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

2.

Gejala pre eklampsi ringan antara lain : kenaikan tekanan darah, pertambahan berat badan karena adanya oedema, mual, muntah, pusing, pandangan kabur dan gelisah.

3.

Resiko pre eklampsi pada kehamilan adalah kematian ibu dan janin.

4. PeraSatan ibu hamil dengan pre eklampsi ringan, antara lain :

a. Minta ibu untuk banyak istirahat dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan otot yang dapat memicu kenaikan tekanan darah.b. Berikan diet tinggi protein (untuk mengganti protein yang keluar

bersama urine), rendah karbohidrat dan lemak untuk menjaga kenormalan gula darah dan mencegah terjadinya peningkatan kolesterol yang dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah.c. Minta ibu meninggikan kakinya pada waktu tidur dengan tujuan

memperlancar peredaran darah yang menuju dan kembali dari kaki (agar tidak oedema pada kaki). d. Minta ibu untuk rutin melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan.5. Menu diet untuk ibu hamil dengan pre eklampsi ringan, antara lain :

Jenis Beras Telur Protein nabati Protein hewani Sayuran Buah Minyak Tepung susu Gula pasir

Berat (gr) 200 100 100 100 200 400 25 40 30

Ukuran Rumah Tangga 4 gelas tim 2 butir 2 potong 4 potong 2 gelas 4 potong 2,5 sdm 8 sdm 3 sdm

MENU PRE EKLAMPSI RINGAN

Menu Makan pagi

Komposisi : - Nasi - Ikan goreng- Tempe atau tahu goreng

- Tumis kacang panjang - Buah - Susu Makan siang/malam : - Nasi - Ikan goring - Tahu/tempe bacem - Sayur bobor daun singkong - Pepaya/pisang - Susu