Upload
widyaneno
View
183
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ddtk
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuh kembang sebenarnya mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya
berbeda tapi saling berkaitan dan sukit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu untuk
tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologinya.
Selain itu untuk mengetahui apakah pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
berjalan secara optimal bisa dilakukan penilaian tumbuh kembang. (Soetjiningsih,
hal 1).
Tujuan dari penilaian tumbuh kembang ini yaitu untuk mempelajari
tentang berbagai hal yang berhubungan dengan proses perkembangan dan
mengoptimal tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial juga
menegakkan diagnosis dini terhadap kelainan tumbuh kembang dan penanganan
yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah terjadinya keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan.
Skrinning hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang
anak sehari-hari yang dapat memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang perlu
mendapatkan perhatian, sehingga diperlukan anamnesa yang baik, pemeriksaan
fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar intervensi dan
pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.
Dengan alasan tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat penilian
perkembangan anak dengan menggunakan metode DDTKA (Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak) pada bayi “A” umur 9 bulan di Puskesmas Suruh.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat Asuhan Kebidanan pada bayi “A” dengan
pertumbuhan dan perkembangan normal melalui pengujian DDTK.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengumpulkan data baik dari klien atau keluarga
maupun pemeriksa.
2. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa atau masalah.
3. Mahasiswa mampu mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial.
4. Mahasiswa mampu menetapkan kebutuhan segera.
5. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan Asuhan Kebidanan.
6. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana yang telah ditetapkan.
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.
C. TEHNIK PENGUMPULAN DATA
a. Wawancara
Melakukan Tanya jawab langsung pada ibu anak untuk mengetahui keluhan-
keluhan sebagai tanda subjektif sehingga dapat melakukan tindakan asuhan
kebidanan secara tepat dan benar.
b. Observasi
Melakukan pengamatan dan pemeriksaan pada klien untuk menegtahui
keadaan dan perkembangan saat pengkajian yaitu melalui pemeriksaan fisik
dan melakukan DDTK terhadap anak.
c. Studi Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya Asuhan
kebidanan pada anak dengan DDTKA.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan umum, tujuan khusus, teknih
pengumpulan data serta sistematika penulisan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Terdiri dari konsep dasar tumbuh kembang, factor-faktir yang
mempengaruhi tumbuh kembang, test perkembangan menurut yaumi
mimi, Denver, perkembangan yang harus dicapai pada bayi umur 9
bulan.
BAB III TINJAUAN KASUS
Membahas tentang kasus yang ditemukan dilahan.
BAB IV PEMBAHASAN
Membahas tentang kesenjangan yang terjadi pada kasus dan teori.
BAB V PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
(DDTK)
A. PENGERTIAN TUMBUH KEMBANG
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencangkup 2 peristiwa yang sifat
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan
perkembangan :
1. Pertumbuhan (Growth)
Berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau
dimensi tingkat sel, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kg)
ukuran panjang (cm, m)
2. Perkembangan (Development)
Adalah bertambahnya kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi
tumbuh yang lebih komplek dalam pola yang taratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil dari proses pematangan.
(Soetjiningsih, hal 1)
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG
Secara umum terdapat 2 faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak :
1. Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering
diakibatkan oleh faktor genetik. Sedangkan di negara berkembang gangguan
pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan
yang kurang memadai. Disamping itu banyak penyakit keturunan yang
disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti sindrom down, sindrom tumer.
2. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan.
Faktor lingkungan ini secara garis besar menjadi :
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam
kandungan (pranatal).
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah
lahir (post natal).
Keterangan :
a. Factor lingkungan prenatal
Faktor lingkungan prenatal berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
1. Gizi pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada
waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau
mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Di samping itu pula
menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin anemia pada
BBLR.
2. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan
kelainan pada bayi yang akan dilahirkan.
3. Toksin atau zat kimia
Obat-obatan seperti thalidomide, phenetoin, metadion, obat-
obatan anti kanker yang dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat atau
peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi BBLR lahir mati
atau cacat.
4. Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin pada pertumbuhan janin adalah
somatropin, hormone placenta, hormon tiroid somatropin
(growth hormon) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar
minggu ke 9 produksinya terus meningkat sampai minggu ke 20
selanjutnya menetap sampai lahir.
5. Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 bulan dapat
menyebabkan kematian janin kerusakan otak atau cacat bawaan
lainnya.
6. Infeksi
Infeksi intra uterin yang sering menyebabkan cacat bawaan
adalah TORCH. Sedangkan infeksi yang lainnya dapat
menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria,
influenza dan virus hepatitis.
7. Stres
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat menyebabkan
tumbuh kembang janin, antara lain cacar bawaan, kelainan
kejiwaan dan lain-lain.
8. Imunitas
Rhesus atau ABO Inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,
hidro fetalis, kern ikterus atau lahir mati.
9. Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada placenta
atau tali pusat menyebabkan BBLR.
b. Faktor Lingkungan Post Natal
Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
secara umum dapat digolongkan menjadi :
1. Lingkungan Biologis
a. Ras suku bangsa
Bangsa kulit putih atau eropa mempunyai pertumbuhan
somatik yang lebih tinggi daripada bangsa asia.
b. Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, dan oleh karena
itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi.
c. Gizi
Makanan yang memegang peran sangat penting dalam
tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda
dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan
juga untuk pertumbuhan.
d. Pertumbuhan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit,
tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara
rutin setiap bulan, akan menunjang pada pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Faktor fisik, antara lain :
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang dapat berdampak pada tumbuh
kembang anak antara lain sebagai akibat gagalnya panen,
sehingga banyak anak yang kurang gizi.
b. Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan
dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan
anak dan tumbuh kembangnya.
c. Keadaan rumah
Keadaan perumahan yang layak dengan kontraksi bangunan
yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh
sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.
d. Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya
radiasi yang tinggi.
3. Faktor Psikososial, antara lain :
a. Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat
stimulasi.
b. Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan
lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang
tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya.
c. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar
Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita memberi ganjaran, misalnya
pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan dan sebagainya.
d. Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungan anak memerlukan teman
sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau
dengan siapa anak tersebut bergaul.
e. Stress
Stress pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya,
misalnya anak akan menarik diri, rendah hati, terlambat bicara, nafsu
makan menurun dan sebagainya.
f. Sekolah
Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini, diharapkan setiap anak
mendapatkan kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun.
Sehingga dengan mendapat pendidikan yang baik maka diharapkan
meningkatkan hidup anak-anak tersebut.
g. Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi.
h. Kualitas interaksi anak-orang tua
Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua, akan menimbulkan
keakraban dalam keluarga.
4. Faktor keluarga dan adapt istiadat, antara lain :
a. Pekerjaan atau pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang
anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik
yang primer maupun sekunder.
b. Pendidikan ayah dan ibu
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak.
c. Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga dan keadaan sosial ekonominya
cukup akan mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih saying di
terima anak.
d. Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah
dibanding laki-laki, sehingga angka kematian bayi dan mal nutrisi masih
tinggi pada wanita.
e. Stabilitas rumah tangga
Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh
kembang anak.
f. Kepribadian ayah atau ibu
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda
terhadap tumbuh kembang anak bila dibandingkan dengan mereka yang
kepribadiannya tertutup.
g. Adat istiadat, norma-norma, tabu-tabu
Adat istiadat yang berlaku ditiap daerah akan berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak.
h. Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sidini
mungkin.
i. Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala
permasalahannya.
j. Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas
kepentingan anak, anggaran dan lain-lain.
(Soetjiningsih, hal 2-11)
Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan
rangsangan atau stimulus yang berguna untuk potensi perkembang, sehingga
perlu mendapatkan perhatian. Psikososial sangat dipengaruhi lingkungan dan
interaksi anak dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya.
Ada berbagai macam tes perkembangan yang sering digunakan dalam
menilai perkembangan anak yaitu :
1. Skala Yaumil – Mimi
Perkembangan mental
Gerakan-gerakan kasar dan halus, emosi, sosial, perilaku bicara :
a. Lahir sampai 3 bulan
- Belajar mengangkat kepala
- Belajar mengikuti objek dengan matanya
- Melihat kemuka orang dengan tersenyum
- Bereaksi terhadap suara atau bunyi
- Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran
dan kontak
- Menahan barang yang dipegangnya
- Mencegah spontan
b. Dari 3 sampai 6 bulan
- Mengangkat kepala 80 derajat dan mengangkat dada dengan
bertopang dada
- Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauan atau
diluar jangkauannya
- Menaruh benda-benda dimulutnya
- Berusaha memperluas lapangan pandangan
- Tertawa dan menjerit karena gembira bila anak bermain
- Mulai berusaha mencari barang-barang yang hilang
c. Dari 6 sampai 9 bulan
- Dapat duduk tanpa dibantu
- Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
- Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
- Memindahkan benda dari satu tangan ketangan yang lain
- Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
- Bergembira dengan melemparkan benda-benda
- Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
- Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang
asing atau orang lain
- Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-
sembunyian
d. Dari 9 sampai 12 bulan
- Dapat berdiri sendiri tanpa bantuan
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Menirukan suara
- Mengulang bunyi yang didengarnya
- Belajar mengatakan satu atau dua kata
- Mengerti perintah sederhana atau larangan
- Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi
sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-
benda kemulutnya
- Berpartisipasi dalam permainan
e. Dari 12 sampai 18 bulan
- Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
- Dapat menyusun 2 atau 3 kotak
- Dapat mengatakan 5-10 kata
- Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
f. Dari sampai bulan
- Naik turun tangga
- Menyusun 6 kotak
- Menunjuk mata dan hidungnya
- Menyusun dua kata
- Belajar makan sendiri
- Menggambar garis dikertas atau pasir
- Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil atau
kencing
- Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang
lebih besar
- Memperlihatkan minat kepada anaka laun dan bermain-maian
dengan mereka
g. Dari 2 sampai tahun
- Belajar meloncat, memanjat, melompat, dengan satu kaki
- Membuat jembatan dengan 3 kotak
- Mampu menyusun kalimat
- Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang
ditunjukkan kepadanya
- Menggambar lingkaran
- Bermaian bersama dengan anak lain dan menyadari adanya
lingkungan lain di luar keluarganya
h. Dari 3 sampai 4 tahun
- Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
- Berjalan pada jari kaki
- Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
- Menggambar garis silang
- Menggambar orang hanya kepala dan badan
- Mengenal 2 atau 3 warna
- Bicara dengan baik
- Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
- Banyak bertanya
- Bertanya bagaimana anak dilahirkan
- Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka dan sisi belakang
- Mendengar cerita-cerita
- Bermain dengan anak lain
- Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
- Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
i. Dari 4 sampai 5 tahun
- Melompat dan menari
- Menggambarkan orang terdiri dari kepala, lengan, badan
- Menggambar segi empat dari segitiga
- Pandai bicara
- Dapat menghitung jari-jarinya
- Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
- Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
- Minat kepada kata baru dan artinya
- Memprotes bila dilarang apa yang diinginkan
- Mengenal 4 warna
- Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar
dan kecil
- Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
(Soetjiningsih, hal 33-35)
Pendidikan atau stimulasi yang perlu diberikan :
a. Akademik sederhana, pengenalan ruang, bentuk, warna, persiapan
berhitung.
b. Pendidikan alam sekitar, sosialisasi. Mengenal lingkungan masyarakat.
c. Menyanyi, menggambar.
d. Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya
pengalaman.
e. Bahasa : bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, mengucap syair
sederhana.
f. Membuat permainan kertas.
g. Bermain musik.
h. Mengenal tugas dan larangan.
i. Aktivitas sehari-hari (makan sendiri, minum sendiri, control buang air
kecil dan besar).
2. Tes DDTK
a. Pengertian
DDTK adalah kegiatan / pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah.
b. Tehnik DDTK
Untuk skrinning awal, petugas kesehatan menggunakan
pedoman untuk deteksi dini yang meliputi :
a. Berat badan menurut tinggi badan anak (BB terhadap TB)
b. Pengukuran lingkaran kepala anak (BB terhadap TB)
c. Kuesioner praskrinning perkembangan (KPSP)
KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan
pada orang tua dan dipergunkan sebagai alat untuk melakukan
skrinning pendahuluan untuk perkembangan nak usia (3 bulan – 6
tahun)
d. Kuesioner perilaku anak prasekolah (KPAP)
KPAP adalah sekumpulan perilaku yang dipergunakan sebagai alat
untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan pada anak
prasekolah (usia 3 – 6 tahun) kuesioner ini berisi 30 perilaku yang
perlu ditanyakan satu persatu pada orang tua.
e. Test daya lihat dan tes kesehatan mata naka prasekolah
Test ini merupakan alat untuk memeriksa ketajaman daya lihat
serta kelainan mata pada anak berusia 3-6 tahun, sebagaimana alat
deteksi lainnya tes ini juga digunakan untuk mendeteksi adanya.
Kelainan daya lihat pada anak usia prasekolah secara dini sehingga
bila ada penyimpangan dapat segera ditangani.
f. Test daya dengar
Tanpa pengeluaran yang baik anak tidak dapat belajar berbicara
atau mengikuti pelajaran di skeolah dengan baik. Oleh karena itu
diperlukan deteksi secara dini atas fungsi pendengaran anak
sehingga kemampuan pendengaran dan bicara anak dapat
berkembang dengan baik.
(Nursalam, 2005 : 57).
KONSEP DETEKSI DINI INTERVENSI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA
9 BULAN
A. PERKEMBANGAN YANG HARUS DICAPAI PADA BAYI UMUR 9
BULAN
1. Kemampuan Gerakan Halus
a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan
- Memegang benda dengan kuat
- Memegang benda dengan kedua tangan
- Mengambil benda-benda kecil
b. Memasukkan Benda Kedalam Wadah
Ajari bayi cara memasukkan mainan atau benda kecil ke dalam suatu
wadah yang dibuat dari karton atau kaleng atau kardus atau botol air
mineral bekas. Setelah bayi memasukkan benda-benda tersebut ke dalam
wadah, ajari cara mengeluarkan benda tersebut dan masukkan kembali.
c. Bermain Genderang
Ambil kaleng kosong bekas bagian atasnya ditutup dengan plastik atau
kertas tebal seperti gendering tunjukkan cara memukul gendering dengan
sendok atau centong kayu hingga menimbulkan suara.
d. Memegang Alat Tulus dan Mencoret-coret
Sediakan krayon dan pensil warna dan kertas bekas diatas meja, ajarkan
bagaimana cara mencoret-coret kertas.
e. Bermain-mainan yang mengapung di air
Buatlah mainan dengan kraton bekas. Biarkan bayi main dengan mainan
tersebut ketika mandi.
f. Membuat bunyi-bunyian
Tangan kanan dan kiri masing-masing memegang mainan (kubus, balok
kecil) Bantu bayi agar membuat bunyian dengan cara memukul-mukul ke-
2 kubus tersebut.
g. Menyembunyikan dan mencari mainan
Sembunyikan mainan atau benda yang disukai bayi dengan cara ditutup
selimut atau Koran, sebagian saja. Tunjukkan pada bayi cara memainkan
mainan tersbeut. Setelah bayi mengerti permaianan ini maka tutup mainan
tersebut dan biarkan ia mencari mainan itu sendiri.
2. Kemampuan Bicara dan Bahasa
a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan
- Bicara
- Mengenali berbagai suara
- Mencari sumber suara
- Menirukan kata-kata
b. Menyebutkan nama gambar-gambar di buku atau majalah
Pilih gambar-gambar menarik yang berwarna-warni (misalnya gambar
binatang, kendaraan) dari buku atau majalah. Sebut nama gambar yang
anda tunjukkan kepada bayi. Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam
berapa menit saja.
c. Menunjukkan dan menyebutkan nama gambar-gambar
Tempelkan gambar menarik dan berwarna-warni (gambar binatang,
mainan, bunga) pada buku tulis. Ajak bayi melihat gambar-gambar
tersebut, tunjukkan gambar yang anda sebutkan usahakan bayi mau
mengulangi kata-kata.
3. Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian
a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan
- Memberi rasa aman dan kasih sayang
- Mengajak bayi tersenyum
- Mengayun
- Menina bobokan
- Bermainan “Ciluk-Ba”
- Melihat dikaca
b. Permainan “Bersosialisasi”
Ajak bayi bermainan dengan orang lain :
Ketika ayah pergi, lambaikan tangan ke bayi sambil berkata “da…da”.
Bantu bayi dengan gerakkan membalas melambaikan tangan.
(Depkes RI, 20-21)
Alat yang digunakan :
1. Alat peraga benang wol merah, kismis atau manik-manik, kubus warna
kuning merah, hijau, permainan anak, botol kecil, bola tennis, bel kecil,
kertas dan pencil.
2. Formulir KPSP.
3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan
test dan penilaian.
B. DETEKSI PERTUMBUHAN
Adapun pelaksana dan alat yang digunakan sebagai berikut :
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan
Keluarga masyarakat - Orang tua
- Kader kesehatan
- Petugas PADU,
BKB, TPA, Guru
TK
- KMS
- Timbangan dacin
Puskesmas - Dokter
- Bidan
- Perawat
- Ahli gizi
- Petugas lainnya
- Tabel BB/ TB
- Grafik Lika
- Tibangan
- Alat ukur TB
- Pita ukur lika
Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
Tujuan : Untuk membantu menentukan status gizi anak, normal, kurus, kurus
sekali atau gemuk
Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini timbang
balita. Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
Pengukuran BB :
- Menggunakan timbangan bayi
- Menggunakan timbangan injak
Pengukuran TB :
- Bisa diukur dengan posisi berbaring
- Bisa diukur dengan posisi berdiri
Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)
- Ukuran tinggi atau panjang dan timbangan anak sesuai dengan diatas
- Lihatlah kolom tinggi atau panjang badan anak yang sesuai dengan hasil
pengukuran
- Pilih kolom berat badan untuk laki-laki (kiri) perempuan (kanan) sesuai jenis
kelamin anak, cari angka berat badan yang terdekat dengan berat badan anak.
- Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui
angka standart deviasi (SD)
(Depkes RI 2005. Hal 41-42)
KONSEP DASAR MANAGEMENT ASUHAN KEBIDANAN
PADA DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK (DDTK)
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama Anak : Nama Ibu :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :
(Mayes Mary, 1998 : 143)
2. Alasan Datang
Untuk mengetahui tumbuh kembang bayi / anak.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang
misalnya:
Kejang dan adanya malnutrisi.
(Soetjiningsih. 1995 : 16)
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat ini apakah klien sedang mengalami gangguan kesehatan
seperti diare, demam, batuk dan sebagainya.
5. Riwayat Kehamilan, Persalinana dan Nifas
Kehamilan
- Berapa kali ANC
- Ada keluhan / tidak
- Normal / ada komplikasi
Persalinan
- Spontan / buatan
- Aterm / premature
- Penolong
- Tempat persalinan
- Penyulit dalam persalinan
Nifas
Lama ibu memberikan ASI, PASI, obat yang dikonsumsi ibu, dan
sebagainya.
(Soetjiningsih. 1995 : 2 - 3)
6. Riwayat Imunisasi
- Imunisasi yang pernah didapat yaitu :
Imunisasi Hb unijek : pada usia bayi baru lahir 0 – 7 hari.
Imunisasi BCG : umur 1 bulan.
Imunisasi Hb combo : usia 2 bulan dan selanjutnya dengan interval
4 minggu.
Imunisasi polio : usia 2 bulan dan selanjutnya dengan interval
4 minggu.
- Reaksi dari imunisasi yang didapat yaitu :
Saat diinjeksi bayi menangis dan demam bila diberi injeksi Hb combo
namun setelah diberi obat demam dapat menurun dan pada saat di
imunisasi BCG terdapat jendakan dan sikatrik pada lengan kanan.
(Soetjiningsih. 1995 : 17)
7. Riwayat Psikososial
- Keharmonisan hubungan dalam keluarga tersebut.
- Yang merawat bayi dirumah adalah ibu dan neneknya.
(Soetjiningsih. 1995 : 17)
8. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
BB : sesuai dengan usia
PB : sesuai dengan usia
Lika : sesuai dengan usia
Lila : sesuai dengan usia
Perkembangan dari usia 6 sampai 9 bulan :
- Dapat duduk tanpa dibantu.
- Dapat tengkurap dan berbalik sendiri.
- Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang.
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
- Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti.
- Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-
sembunyian.
(Soetjiningsih. 1995 : 34)
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan fisik
KU = baik
BB = 8-9 kg (sesuai dengan usia dan mengikuti pita warna hijau
pada KMS)
TB = > 75 cm
Lika = 45 cm
TTV = N = 120 – 40 x / menit
S = 36,5 – 37, 5oC
RR = 40 – 60 x / menit
(Soetjiningsih, 1995 : 11)
Pemeriksaan khusus :
Inspeksi => Kepala = kulit kepala tidak ada benjolan, rambut
hitam, UUB dan UUK menutup pada usia
(UUB = 1 ½ tahun, UUK = 6 bln)
Muka = tidak oedema, tidak pucat
Mata = simetris, bersih, konjungtiva anemi (-),
sclera ikterus (-)
Telinga = simetris, bersih, tidak ada serumen
Hidung = tidak ada secret, tidak ada polip
Mulut = lidah bersih, gigi pertama tumbuh pada
umur 5-9 bulan
Leher = tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada = simetris, tidak ada tarikan dinding dada
Perut = tidak kembung, tidak ada pembesaran
abnormal
Kulit = tidak ada iritasi
Genetalia = jenis kelamin, tidak ada kelainan, anus
berlubang
Ekstremitas atas / bawah =>
Atas = simetris, tidak ada oedema Bawah = simetris, tidak ada oedema
(Barbara bates. 1997 : 26)
Palpasi => Kepala = tidak ada benjolan
Leher = tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Perut = tidak ada nyeri tekan
Kulit = turgor baik (kembali cepat < 2 detik)
Ekstrimitas Atas = tidak ada oedema
Bawah = tidak ada oedema
Perkusi => Reflek patella (+/+)
Auskultasi => - Mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop terukur
atau tidak
- Mendengarkan pernapasan bayi dengan stetoskop teratur
atau tidak, adanya bunyi wheezing
(Barbara bates. 1997 : 30)
II. INTERPRETASI DATA
Dx : An / bayi dengan KPSP
Ds : Ibu mengatakan waktunya untuk memeriksakan bayinya
Do : Ku : baik
Kesadaran : CM
TB : sesuai usia (> 75 cm)
BB : sesuai usia (8-9 kg, mengikuti pita warna hijau pada KMS)
Lika : sesuai usia (45 cm)
TTV : N : 120 – 140 x/menit
S : 36,5 – 37,5oC
RR : 40 – 60 x/menit
III. INTERVENSI
Dx : An / by dengan KPSP
Tujuan :
- Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
- Menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada bayi dan balita
Kriteria hasil :
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TB : sesuai usia (>75 cm)
BB : sesuai usia (8-9 kg, mengikuti pita warna hijau pada KMS)
Lika : sesuai usia (45 cm)
TTV : N : 120 – 140 x/menit
S : 36,5 – 37,5oC
RR : 40 – 60 x/menit
Skor KPSP : sesuai dengan usia => baik : 9 – 10
Intervensi
1. Jalin hubungan baik dengan ibu maupun An/bayi
R / agar lebih kooperatif
2. Observasi klien (KU, kesadaran, BB, TB, Lila, S, N, RR)
R/ mengetahui keadaan klien
3. Beri pertanyaan singkat pada orang tua tentang perkembangan anak
(KPSP)
R/ mengetahui perkembangan anak
4. Jelaskan hasil pemeriksaan
R/ agar ibu itu lebih kooperatif akan tumbuh kembang anak
5. Berikan konseling pada ibu tentang makanan bagi bayi
R/ pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia
6. Jelaskan akan cara menstimulasi bayi
R/ agar ibu lebih kooperatif untuk merangsang perkembangan dan
pertumbuhan
7. Jelaskan untuk kunjungan ulang DDTK 6 bulan lagi
R/ agar dapat memantau dengan baik tumbuh kembang bayi
IV. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi
V. EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil dan SOAP
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal / jam : 20 - 11 - 2007 / jam 09.30 WIB
Tempat : Puskesmas Suruh – Trenggalek
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama anak : Rio arasantika Nama Ibu : Ny. Devi
Umur : 9 bulan Umur : 22 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Belum Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Belum Pekerjaan : IRT
Alamat : Suruh RT 13 –
Trenggalek
2. Alasan Datang
Ingin memeriksakan anaknya
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan anak tidak sedang menderita penyakit batuk, pilek,
demam atau kelainan bawaan sejak lahir
4. Riwayat Penyakit Dahulu
- Pernah masuk RS = tidak pernah
- Penyakit waktu kecil = tidak pernah
- Alergi = tidak ada
5. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas
Kehamilan
ANC : TM I : 3 x, di BPS
TM II : 3 x, di BPS
TM III : 2 x, di BPS
Keluhan : TM I : mual muntah
TM II : Taa
TM III : Taa
Persalinan
- Spontan
- Aterm
- Penolong : Bidan
- Tempat persalinan : BPS
- Tidak ada penyulit dalam persalinan
Nifas
Ibu memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan, masa nifas
berlangsung normal tanpa ada komplikasi.
6. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
- Ibu mengatakan bayinya sudah bisa merangkak dan duduk dengan
kepala tegak.
- Ibu mengatakan bayinya sudah bisa mengenali suara dan mencari
sumber suara.
7. Riwayat Imunisasi
Imunisasi yang pernah didapat :
HB unijek 1 x : Tgl 17 – 02 – 2007
BCG : Tgl 19 – 03 – 2007
Hb Combo 1 + Polio 1 : Tgl 20 – 04 – 2007
Hb Combo 2 + Polio 2 : Tgl 19 – 05 – 2007
Hb Combo 3 + Polio 3 : Tgl 20 – 06 – 2007
Reaksi setelah imunisasi yaitu pada imunisasi BCG terdapat sikatrik
pada lengan kanan. Pada DPT anak mengalamai demam, setelah minum
obat sembuh.
8. Riwayat Psikososial
- Hubungan dalam keluarga tersebut harmonis, ila ada orang
disekitarnya bayi diajak komunikasi dengan bahasa bayi.
- Dan yang merawat bayi dirumah adalah ibu dan neneknya.
B. Data Objektik
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
BB : 8100 gram
TB : 71 cm
Lika : 44 cm
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi => Kepala = kulit kepala tidak ada benjolan, rambut hitam
Muka = tidak oedema, tidak pucat
Mata = simetris, bersih, konjungtiva anemi, sclera
ikterus
Telinga = simetris, bersih, tidak ada serumen
Hidung = tidak ada secret, tidak ada polip
Mulut = lidah bersih, sudah mulai tumbuh gigi
Leher = tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada = simetris, tidak ada tarikan dinding dada
Perut = tidak kembung, tidak ada pembesaran
abnormal
Kulit = tidak ada iritasi
Genetalia = jenis kelamin, tidak ada kelainan, anus
berlubang
Ekstremitas atas / bawah =>
Atas = simetris, tidak ada oedema Bawah = simetris, tidak ada oedema
Palpasi => Kepala = tidak ada benjolan
Leher = tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Perut = tidak ada nyeri tekan
Kulit = turgor baik (kembali cepat < 2 detik)
Ekstrimitas Atas = tidak ada oedema
Bawah = tidak ada oedema
Perkusi
Tidak dikaji
Auskultasi
Tidak dikaji
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
BB : 8100 gram TB / BB a. Gemuk b. Normal c. Kurus
TB : 71 cm d. Kurus sekali e. Rujuk ya / tidak
Lingkar kepala 44 cm LKA/LI : a.Normal b.Mikrosefal
b. makrosefal d.Rujuk ya/tidak
KPSP pada bayi umur 9 bulan
1. Pada posisi bayi terlentang pegang kedua
tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah
kiri? Jawab tidak bila kepala bayi jatuh
kembali seperti gambar sebelah kanan.
Gerak kasar Ya
√
Tidak
2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan Gerak halus Ya
mainan atau kue kering dari satu tangan ke
tangan yang lain? Benda-benda panjang seperti
sendok atau kerincing bertangkai tidak ikut
dinilai.
√
3. Tarik perhatian bayi dengan memeprlihatkan
selendang, sapu tangan atau serbet, kemudian
jatuhkan kelantai. Apakah bayi mencoba
mencarinya? Misalnya bayi mencari dibawah
meja atau dibelakang kursi.
Gerak halus Ya
√
Tidak
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda
seperti mainan kue kering, dan masing-masing
tangan memegang satu benda pada saat yang
sama? Jawab tidak bila bayi tidak pernah
melakukan perbuatan ini.
Gerak halus Ya
√
5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya
keposisi berdiri, dapatkah ia menyangga
sebagian berat badan dengan kedua kakinya?
Jawab ya bila ia mencoba berdiri dan sebagian
berat abdan tertumpu pada kedua kakinya.
Gerak kasar Ya
√
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya
benda-benda kecil seperti kismis, kacang-
kacangan, potongan biscuit dengan gerakan
miring atau menggapai seperti gambar.
Gerak halus Ya
√
Tidak
7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding,
dapatkah bayi sudah duduk sendiri selama 60
detik?
Gerak kasar Ya
√
Tidak
8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri Sentralisasi dan kemandirian
Ya
√
Tidak
9. Pada waktu bermain sendiri dan anda diam-
diam datang berdiri dibelakangnya seperti
mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak
ikut dihitung. Jawab ya hanya jika anda
melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan
atau bisikan.
Bicara dan bahasa
Ya
√
Tidak
10. Letakkan suara mainan yang diinginkannya
diluar jangkauan bayi apakah ia mencoba
mendapatkannya dengan mengulurkan lengan
Gerak halus Ya
√
Tidak
dan badannya.
Instrumen tes daya dengar (TTD) menurut umur anak 9 bulan
1. Pada waktu bayi sedang tidur, kemudian anda berbicara atau
membuat kegaduhan apakah akan bergerak atau terbangun dari
tidurnya?
Ya
√
Tidak
2. Pada waktu bayi tidur terlentang dan anda duduk didekat kepala
bayi pada posisi yang tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda
bertepuk tangan dengan keras, apakah bayi terkejut atau
mengedipkan matanya menegangkan tubuh sambil mengangkat
tangannya ketas?
Ya
√
Tidak
3. Apakah ada suara nyaring (suara batuk, suara anjing, piring jatuh
kelantai dan lain-lainnya) apakah bayi terkejut atau terlompat?
Ya
√
Tidak
4. Anda berada disisi yang tidak terlihat oleh bayi, sebut namanya
atau sembunyikan sesuatu, apakah bayi memalingkan kepala
mencari sumber suara?
Ya
√
Tidak
Kesimpulan hasil pemeriksaan :
Bayi “R” pertumbuhan dan perkembangannya normal sesuai dengan usianya.
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
DS : Ibu mengatakan anaknya umur 9 bulan 5 hari
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya
Ibu mengatakan berat badan anaknya naik
Ibu mengatakan anaknya sudah bisa tengkurap dan berbalik sendiri
DO : BB : 8100 gram
S : 71 cm
Lika : 44 cm
Gigi : sudah tumbuh 1 buah bagian bawah
Gerak kasar : Bayi bisa tengkurap dan berbalik sendiri, duduk
sendiri.
Gerak halus : Bayi dapat memungut mainan sendnri, bila melihat
sapu tangan terjatuh kelantai bayi berusaha mencari.
Sosialisasi : Bayi dapat makan kue kering sendiri.
dan Kemandirian
Bicara dan bahasa : Ketika ada suara bayi menengok untuk mencarinya
Sosialisasi : Ketika melihat mainan di luar jangkauan bayi, maka
dan kemandirian
bayi mengulurkan tangan dan badannya
:
DX : By R umur 9 bulan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
normal sesuai dengan umurnya.
III. ANTISIPASI DIADNOSA / MASALAH POTENSIAL
-
IV. KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
Dx : By R umur 9 bulan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
normal sesuai dengan umurnya.
Tujuan : Mempertahankan keadaan anak yang sudah normal agar
tumbuh kembang sesuai dnegna usia anak.
Kriteria hasil : - Pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan
umurnya.
- Ibu aktif ke posyandu.
- Ibu bisa memberikan makanan tambahan sesuai umur.
- Ibu bisa memberikan stimulus / rangsangan pada anak
sesuai umur.
Intervensi :
1. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan dengan
menggunakan metode DDITK.
R/ Ibu dapat mengerti dan bisa koordinasi dengan petugas.
2. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode
DDITK.
R/ Ibu dapat mengetahui kondisi anaknya tentang pertubuhan dan
perkembangannya.
3. Sarankan ibu untuk tetap memberikan stimulus / rangsangan untuk
mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan anak.
R/ mempertahankan perkembangan anak sesuai dengan usia.
4. Anjurkan ibu untuk menimbang berat badan bayinya setiap bulan di
Posyandu.
R/ memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
5. Beri KIE pada ibu tentang gizi dan pemberian makanan tambahan pada anak
sesuai umur.
R/ ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang gizi yang dibutuhkan anak
serta tentang pemberian makanan tambahan pada anak sesuai umur.
VI. IMPLEMENTASI
DX : By “R” umur 9 bulan dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak normal sesuai dengan umurnya.
1. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan dengan
menggunakan metode DDITK sangat diperlukan karena apabila ada
keterlambatan perkembangan dapat segera dikonsultasikan dan segera dapat
dilakukan pengobatan.
2. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan DDITK bahwa hasil
pemeriksaan adalah normal dan tubuh kembang anak sesuai dengan usia.
3. Menyarankan pada ibu untuk tetap memberikan stimulus / rangsangan untuk
mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan anak. Misal pada usia 9
bulan stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu memegang benda dengan kedua
tangan, mengenalkan berbagai suara, mengajak bermainan “Ciluk-Ba”.
4. Menganjurkan ibu untuk rutin menimbangkan berat badan bayi di Posyandu
setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Memberikan KIE pada ibu tentang gizi anak dan tentang pemberian
makanan tambahan pada anak sesuai umur. Misal pada usia 9 bulan
diberikan makanan tambahan nasi tim, bolu kecil.
VII. EVALUASI
Tgl : 20 – 11 – 2007
Jam : 10.00 WIB
S = - Ibu mengatakan ankanya sudah dideteksi dini pada pertumbuhan
dan perkembangan.
- Ibu mengatakan bahwa hasil DDITK anaknya adalah normal.
- Ibu mengatakan mengerti tentang saran yang telah disampaikan
yaitu tentang stimulus / rangsangan yang harus tetap diberikan.
- Ibu mengatakan akan rutin untuk menimbangkan berat badan
bayinya di Posyandu setiap bulan.
- Ibu mengatakan telah mendapatkan penjelasan tentang gizi dan
tentang pemberian makanan tambahan pada anak.
O = - Sudah dilakukan DDITK pada anak.
- Menjelaskan pada ibu bahwa hasil DDITK yang telah dilakukan
pada anak adalah normal.
- Memberikan saran pada ibu untuk tetap memberikan
stimulus/rangsangan pada anak.
- Menganjurkan ibu supaya rutin ke Posyandu setiap bulan.
- Memberikan KIE tentang gizi anak.
A = DDITK dengan hasil normal.
P = Lakukan DDITK lagi 6 bulan berikutnya.
- Motivasi ibu supaya aktif membawa anak ke Posyandu.
- Beri KIE tentang gizi dan pemberian makanan tambahan sesuai
umur.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan yang terdiri dari :
Pengukuran BB dan TB, Tes DDITK meliputi gerak dasar, gerak halus,
sosialisasi dan kemandirian, bicara dan bahasa, dan TDD yang dilakukan pada bayi
“R” didapatkan hasil bahda pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan
usia.
Dalam kasus ini bayi “R” sudah dapat tengkurap, berbalik sendiri, bayi dapat
memungut mainan sendiri, bila melihat sapu tangan jatuh kelantai bayi berusaha
mencari, bayi dapat makan kue kering sendiri, ketika ada suara bayi menengok untuk
mencarinya, ketika melihat mainan diluar jangkauan bayi, maka bayi mengulurkan
tangan dan badan.
Dapat disimpulkan bahwa antara teori dan kasus tidak ditemukan
kesenjangan, hal ini berarti bahwa bayi “R” normal.
Maka diharapkan bahwa ibu tetap mempertahankan keadaan anaknya yang
sudah normal agar tumbuh kembangnya sesuai dengan usia anak, yaitu dengan upaya
selanjutnya bahwa ibu harus tetap memberikan stimulus/rangsangan pada anak serta
ibu harus lebih memperhatikan gizi anak agar tumbuh kembang anak sesuai dengan
usia.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat melaksanakan
pengkajian yaitu dalam pengkajian didapatkan dari data subjektif, ibu
mengatakan anak dalam keadaan sehat dan dari data objektif didapatkan dari
hasil pengamatan dan pemeriksaan melalui pemeriksaan fisik dan DDITK yang
didapatkan hasil normal. Kemudian ditetapkan diagnosa, diagosa yang
didapatkan yaitu By “R” umur 9 bulan dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak normal sesuai dengan umurnya. Pada antisipasi diagnosa / masalah
potensial tidak ditemukan masalah sehingga tidak dilakukan kebutuhan segera.
Maka dari diagnosa kemudian ditetapkan intervensi sesuai dengan diagnosa dan
mengimplementasikan rencana tersebut setelah diimplementasikan kemudian
dilakuakna evaluasi dari tindakan yangteah dilakukan yaitu setelah diberi
penjelasan tentang hasil DDITK, ibu mengatakan mengerti bahwa hasil DDITK
anak adalah normal.
B. SARAN
1. Mahasiswa
Diharapkan mengerti dan mengetahui tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Keluarga
- Timbang bayi ke Posyandu setiap bulan untuk mengetahui
pertumbuhannya.
- Berikan rangsangan yaitu mengajak anak berkomunikasi, bermain untuk
merangsang perkembangan.
3. Petugas
Memberikan dorongan / motivasi pada ibu untuk selalu mempertahatikan
semua pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak.
DAFTAR PUSTAKA
FK – UI. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan FK
UI.
Soetjiningsih. 1995. Tumuh Kembang anak. Jakarta : EGC.
Siti Rahayu Haditono. 2002. Psikologi Perkembangan : UGM
PENILAIAN PERKEMBANGAN
PADA By “R”
USIA 9 BULAN DENGAN MENGGUNAKAN DDITK
DI PUSKESMAS SURUH – TRENGGALEK
Oleh :
DWI ANGGUN L.
NIM. 0561022
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2008