Author
sri-wahyuni-sahir
View
62
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penelitian
PowerPoint Presentation
POLA PEMBERIAN ASI TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN DI PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSARNAMA:HAJAR ASTUTI ASMAUNNIM:10542 0285 11PEMBIMBING:Dr. dr. SRI RAMADANY, M.Kes
LATAR BELAKANG
Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia berhasil mengurangi angka kematian bayi secara signifikan.
Pada tahun 1960, angka kematian bayi mencapai 128 kematian per 1.000 kelahiran. Pada tahun 2000, angka tersebut turun menjadi 35 kematian dari 1.000 kelahiran.
Namun, angka kematian bayi tetap menjadi masalah serius di Indonesia. LATAR BELAKANGMenurut Survei Demografi Kesehatan, tingkat pemberian ASI eksklusif telah menurun selama dekade terakhir.
Hanya sepertiga penduduk Indonesia secara eksklusif menyusui anak-anak mereka pada enam bulan pertama.
Anjuran pemberian ASI eksklusif, baik dalam literatur nasional maupun internasional didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang didapatkan perumusan masalah
Bagaimanakah hubungan pola pemberian ASI terhadap perkembangan bayi?
TUJUAN PENELITIANTujuan UmumTujuan KhususMengetahui hubungan pola pemberian ASI terhadap perkembangan bayi.Mendeskripsikan tingkat pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bara-Baraya Kota MakassarMendeskripsikan tingkat perkembangan bayi usia 3-6 bulan di Puskesmas Bara-Baraya Kota MakassarMenganalisis hubungan pola pemberian ASI dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar.
MANFAAT PENELITIANKERANGKA KONSEP
HIPOTESIS PENELITIANHipotesis Nol (H0):Tidak terdapat hubungan antara pola pemberian ASI terhadap perkembangan bayi usia 3-6 bulan di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar.
Hipotesis Alternatif (Ha):Terdapat hubungan antara pola pemberian ASI terhadap perkembangan bayi usia 3-6 bulan di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar.
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik.
Desain penelitian yang akan digunakan adalah studi cross sectional
JENIS PENELITIANTempat PenelitianPenelitian dilakukan di Puskesmas Bara-Baraya Makassar
Waktu PenelitianPenelitian dilakukan pada bulan Januari 2015
TEMPAT & WAKTU PENELITIANPopulasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya..Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 3-6 bulan yang mengunjungi Puskesmas Bara-Baraya pada bulan Januari 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
POPULASI & SAMPEL PENELITIANBESAR SAMPEL
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh jumlah minimal sampel sebanyak 52 yang akan diperoleh dengan menggunakan metode non-probability sampling, yaitu teknik consecutive sampling
PENGUMPULAN DATAHasil dan Pembahasan
14HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar selama 10 hari terhitung mulai tanggal 12 Januari 2015 hingga 21 Januari 2015 tentang Pola Pemberian ASI terhadap Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar dengan jumlah subjek sebanyak 55 bayi.
Data dalam penelitian merupakan data primer dengan menggunakan kuesioner dan juga lembar penialain KPSP.
DISTRIBUSI SUBJEK BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIJenis KelaminFrekuensi (n)Persentase (%)Laki-laki2952.7Perempuan2647.3Jumlah55100.0Jenis KelaminSecara umum, tidak terdapat perbedaan tingkat perkembangan bayi pada laki-laki maupun perempuan. Faktor penentu kualitas tumbuh kembang lebih didasarkan pada potensi genetik dari masing-masing individu. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dengan rasio perbandingan antara laki-laki dan perempuan sebesar 1.1 : 1.
16
DISTRIBUSI SUBJEK BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIUmur Bayi (bulan)Frekuensi (n)Persentase (%)31425.541629.151425.561120.0Jumlah 55100.0Umur BayiPada usia tertentu, bayi harus memenuhi tugas perkembangannya sesuai usia tersebut. Pada lembar KPSP terdapat sepuluh pertanyaan tentang kemampuan perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa distribusi subjek penelitian berdasarkan umur lebih banyak didominasi oleh bayi berusia 4 bulan. 17
DISTRIBUSI SUBJEK BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIUmur IbuFrekuensi (n)Persentase (%)< 20 tahun59.120-35 tahun4480> 35 tahun610.9Jumlah55100.0Umur IbuKarakteristik demografi lainnya yang diamati adalah distribusi subjek berdasarkan umur ibu dimana berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa umur ibu kebanyakan berada di kategori umur 20-35 tahun, dimana usia 20 35 tahun merupakan usia reproduktif bagi seseorang.18
DISTRIBUSI SUBJEK BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFITingkat PendidikanFrekuensi (n)Persentase (%)SD1018.2SMP1018.2SMA/ SMK3156.3S147.3Jumlah55100.0Tingkat Pendidikan IbuBila diamati berdasarkan tingkat pendidikan ibu dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu subjek cukup baik, dimana kebanyakan ibu memperoleh pendidikan hingga SMA/ SMK. 19
DISTRIBUSI SUBJEK BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIPekerjaanFrekuensi (n)Persentase (%)IRT4683.63Wiraswasta712.73PNS23.64Jumlah55100.0Pekerjaan Ibu
DISTRIBUSI SUBJEK BERDASARKAN POLA PEMBERIAN ASIPola Pemberian ASIFrekuensi (n)Persentase (%)Non-ASI Eksklusif2749.1ASI Eksklusif2850.9Jumlah55100.0Pola Pemberian ASIHal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur ibu, tingkat pendidikan ibu, dan juga pekerjaan ibu. 21
DISTRIBUSI SUBJEK BERDASARKAN KARAKTERISTIK KLINIKPerkembangan BayiFrekuensi (n)Persentase (%)Penyimpangan00.0Meragukan1425.5Normal4174.5Jumlah55100.0Perkembangan Bayi
ANALISIS BIVARIATPemberian SusuPerkembanganp ValuePORCI 95%MeragukanNormalN%N%UpperLowerNon-ASI Eksklusif1244.41555.60.00110.452.882.04ASI Eksklusif27.12692.9Jumlah 1441Pola Pemberian ASI terhadap Perkembangan BayiNilai Prevalens Odds Ratio (POR) adalah 10.4 dengan batas bawah (lower) dan batas atas (upper) serta nilai Confidence Interval 95% (CI 95%) adalah 2.04 dan 52.88 yang berarti bahwa bayi yang diberi ASI Eksklusif 10.4 kali lebih besar kemungkinan perkembangannya normal dan sesuai dengan usianya dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI secara Tidak Eksklusif (Non-ASI Eksklusif). 23Berdasarkan hasil uji statistic (Chi-Square), didapatkan nilai p sebesar 0.001 yang berarti nilai p lebih kecil dari nilai (0.05), dengan nilai Prevalence Odds Ratio (POR) adalah 10.4 dengan batas bawah (lower) dan batas atas (upper) nilai Confidence Interval 95% (CI 95%) adalah 2.04 dan 52.88.
Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima dan hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pola pemberian ASI terhadap perkembangan bayi.
PEMBAHASANNilai Prevalens Odds Ratio (POR) adalah 10.4 dengan batas bawah (lower) dan batas atas (upper) serta nilai Confidence Interval 95% (CI 95%) adalah 2.04 dan 52.88 yang berarti bahwa bayi yang diberi ASI Eksklusif 10.4 kali lebih besar kemungkinan perkembangannya normal dan sesuai dengan usianya dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI secara Tidak Eksklusif (Non-ASI Eksklusif). 24PEMBAHASANHal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made dkk di Puskesmas Karanganyar tahun 2010 tentang Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kembang pada Anak Usia 3 Sampai 6 Bulan di Puskesmas Karanganyar dan juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suyati dkk di Dusun Klagen Peterongan Jombang pada tahun 2012
KETERBATASAN PENELITIANSituasi pada saat dilakukan pengamatan perkembangan bayi tidak selalu kondusif.
Adanya keterbatasan waktu mengakibatkan bayi dengan perkembangan yang meragukan tidak dapat difollow up dan dilakukan penilaian kembali mengenai perkembangannya.
Keterbatasan peneliti dalam mencari penelitian dengan kasus yang serupa sehingga tidak maksimal dalam aspek analogi dengan membandingkan hasil penelitian yang didapatkan dengan penelitian di tempat lain.
TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-BAQARAH [2]: 233
TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-BAQARAH [2]: 233
Terjemahan Indonesia : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 233).
Muhammad Asad dalam Maslikhah (2004) menyatakan bahwa ayat ini turun sebagai petunjuk atas beberapa peristiwa yang dianggap melecehkan posisi bayi pada zaman jahiliyyah. Dalam hal ini dibutuhkan penegasan (petunjuk) atas perilaku kasih sayang kepada seorang anak lewat penyusuan. Setiap ibu (meskipun janda) berkewajiban menyusui anaknya sampai anak itu mencapai usia dua tahun.
Prof. Dr. Hamka dalam tafsir Al-Azhar berpendapat bahwa di ayat ini bertemu pula apa yang dialami oleh ilmu ketabiban modern, bahwasanya air susu ibu lebih baik dari susu yang lain. Di sebut pula di sini bahwa masa penyusuan yang baik disempurnakan dua tahun.TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-BAQARAH [2]: 233Allah mewajibkan kepada ibu untuk menyusui bayinya, guna membuktikan bahwa air susu ibu mempunyai pengaruh yang besar kepada si anak. Di samping ibu dengan fitrah kejadiannya memiliki rasa kasih sayang yang mendalam sehingga penyusuan langsung dari ibu ini, berhubungan erat dengan perkembangan jiwa dan mental anak. Dengan demikian kurang tepat tindakan sementara para ibu yang tidak mau menyusui anaknya secara langsung hanya kepentingan pribadinya, umpama; untuk memelihara kecantikan. Padahal ini bertentangan dengan fitrahnya sendiri dan secara tidak langsung ia tidak membina dasar hubungan keibuan dengan anaknya sendiri dalam bidang mental dan kepribadian.TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-BAQARAH [2]: 233TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-MUKMINUUN [23]: 12-14
TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-MUKMINUUN [23]: 12-14
Terjemahan Indonesia :Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang Paling Baik. (Q.S. Al-Mukminuun [23]: 12-14)TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-MUKMINUUN [23]: 12-14Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Umar bahwa pandangan Umar sejalan dengan kehendak Allah dalam empat hal, antara lain mengenai turunnya ayat, (dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati [berasal] dari tanah) (Al-Muminuun: 12) sampai . (makhluk yang [berbentuk] lain) (Al-Muminuun: 14). Pada waktu mendengar ayat tersebut, Umar berkata: (maha Suci Allah, pencipta yang yang paling baik). Maka turunlah akhir ayat tersebut (Al-Muminuun: 14) yang sejalan dengan ucapan Umar itu.
TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-MUKMINUUN [23]: 12-14Berdasarkan firman Allah dalam surah Al-Mukminuun [23] ayat 12-14 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa fase proses kejadian manusia dalam pandangan Islam, yaitu pada masa embrio, dimana anak berada dalam kandungan (mulai dari saat terjadinya union, antara sperma pria dan ovum perempuan (nutfah), kemudian berupa segumpal darah (alaqah) dan kemudian menjadi segumpal daging (mudgah), kemudian menjadi tulang belulang yang dibungkus daging, hingga kemudian ditiupkan ruh dan menjadi seorang bayi.
TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-Ghafir [40]: 67
Terjemahan Indonesia :Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-Ghafir [40]: 67
TINJAUAN KEISLAMAN Q.S. AL-Ghafir [40]: 67
Pelajaran dalam surah tersebut adalah bahwa terdapat beberapa fase pertumbuhananak dalam pandangan Islam, antara lain :Masa embrio, yaitu masa anak dalam kandungan.Masa kanak-kanak (vital dan estetis), yaitu sejak anak dilahirkan atau masa vital (bayi) sampai masa bermain.Masa perkembangan (remaja), yaitu masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja.Masa dewasa dan masa tua, yaitu batas puncak pertumbuhan jasmani sehingga menurun pertumbuhan tersebut.Meninggal.
Kesimpulan
KESIMPULAN
Bayi yang diberi ASI eksklusif jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang diberi non-ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar.
Bayi yang perkembangannya normal jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang perkembangannya meragukan di wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar.
KESIMPULANBayi yang perkembangannya normal kebanyakan adalah bayi yang diberi ASI ekslusif dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI secara tidak eksklusif (non-ASI eksklusif).
Pemberian ASI secara eksklusif dapat menjadikan perkembangan bayi di wilayah kerja Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar menjadi lebih baik.Saran
SARANDiharapkan bagi para ibu untuk lebih memperhatikan pentingnya ASI eksklusif terhadap perkembangan anak.
Diharapkan bagi petugas kesehatan Puskesmas agar mengikutsertakan penilaian perkembangan di Puskesmas, sehingga bila terdapat anak dengan kecendrungan keterlambatan perkembangan dapat ditangani segera dengan baik.TERIMA KASIH