Upload
dinar-damaryanti
View
159
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH MENGENAI TANGGAPAN SUATU ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BAYI DAN BALITA
ARTIKEL “Pertumbuhan Bayi Tanpa Memperoleh ASI Eksklusif”
Disusun oleh :
Nama : Dinar Damaryanti
NIM : 120207012
PROGRAM STUDY DIPLOMA IV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi berumur 0-6 bulan
tanpa makanan dan minuman lain . ASI sangat mudah sekali didapat dan tidak
membutuhkan waktu yang lama.
ASI Eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua
kandungan gizi ada pada ASI yang berguna untuk membangun dan menyediakan
energi dalam susunan yang diberikan ,tidak ada makanan lain bagi bayi baru lahir
yang dapat disamakan dengan ASI .
Menurut ahli kesehatan ,bayi pada usia 0-6 bulan sudah terpenuhi gizinya
dengan ASI saja ,tetapi banyak ibu menghadapi masalah untuk memberikan ASI
Eksklusif masalah yang timbul disebabkan ibu bekerja .Diberikan makanan
tambahan yang belum waktunya (diberi pisang )dan ibu tepercaya promosi susu
formula sehingga pelaksanaan ASI Eksklusif tidak bisa terlaksanakan.
Bukti –bukti masih rendahnya penggunaan ASI Eksklusif dinegara maju
telah banyak dikemukakan Di Indonesia terutama dikota- kota besar. "Menurut
data SDKI ( Survei Demografi Kesehatan Indonesia) hanya ada kenaikan 42% ibu
yang menyusui atau meningkat 10% dari tahun 2007 hingga saat ini. Mungkin
karena Peraturan Pemerintah (PP) baru disahkan 6 bulan yang lalu, jadi menurut
pantauan AIMI, kami belum melihat kenaikan yang signifikan," survey kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2002 menunjukkan Asi Eksklusif selama 6 bulan
menurun dari 42,2% menjadi 39,5% sedangkan penggunaan susu formula
meningkat dari 10,8% menjadi 32,5% (http://sitinurhayati.wordpress.com).
Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih sangat kurang, penyebabnya
adalah sosial budaya sosial budaya yang dimaksud diantaranya ibu bekerja atau
kesibukan lainnya ,kadang ibu merasa gengsi dan menirukan teman atau
tetangganya yang memberi susu botol Keadaan psikologis ,ibu biasanya ibu
kurang seksi apabila dia menyusui bayinya. Faktor fisik ibu ,sehingga tidak
memungkinkan ibu untuk menyusui.
Padahal dampak bila bayi tidak diberikan ASI Eksklusif dapat menurunkan
berat badan bayi ,bayi juga akan mudah sakit karena tidak dapat zat
immunoglobulin yang terkandung dalam kolostrum.pemberian susu formula pada
bayi baru lahir buisa menyebabkan alergi karena merangsang aktivasi system IgE
yang pada bayi baru lahir belum sempurna ,sedangkan dalam jangka panjang anak
akan mudah kekurangan gizi dan obesitas(suradi ruslina dan utami rusli,2008:10).
Mengingat masih banyaknya ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif
maka diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
terutama pada ibu nifas dengan cara memberikan pengetahuan tentang ASI
Eksklusif seperti sosialisasi,dan bimbingan secara menyeluruh dan efektif.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mencari jurnal yang
membahas tentang ASI ekslusif bagi bayi dan balita
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ASI Ekslusif
Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara
eksklusif adalah: bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, airt teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak
diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. Pada tahun 2001 World Health
Organization/OrganisASI Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif
selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian,
ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak
berlaku lagi
2.2 Keuntungan ASI
Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus,
sembelit, dan alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit.
Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti
gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan
kepada bayi melalui ASI. Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice).
Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya
kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering
mungkin dan tanpa pengganti ASI.
ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam
keadaan steril dan suhu susu yang pas. Dengan adanya kontak mata dan badan,
pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa
aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak
di masa depan. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk
diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. Bayi
prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI
akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk
menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik,
SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative
Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI.
Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia
9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu
formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak.
Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah
dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat
emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia
menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi
orang lain.
2.3 Manfaat ASI Bagi Bayi
Dibawah ini diuraikan manfaat ASI :
1. Kolostrum memberikan bayi air, protein, lemak, lactose, mineral, vitamin dan
antibody yang akan melindungi dirinya dari infeksi, terutama terhadap kuman
yang menyebabkan gastroenteritis. Kemungkinan terjadinya radang
tenggorokan kurang dari setengahnya dibandingkan bayi yang menyusu botol
sedotan yang lama dan kerap segera setelah persalinan akan memberikan
banyak kolostrum yang bermanfaat bagi bayi. Disamping itu juga
mempercepat penggantian produksi susu dari payudara yang penuh dan
matang.
2. ASI benar-benar bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan. Komposisinya
unik bagi bayi serta bervariasi bersamaan dengan pertumbuhannya. ASI
mudah dicerna dan langsung terserap. Kekurangan gizi, alergi, kolik, asi, dan
obesitas tampaknya lebih kecil kemungkinannya menjangkiti bayi ASI.
3. Saat-saat menyusui berkaitan dengan kenyamanan, rasa aman dan kebahagian
karena bayi akan berhadapan dengan wajah ibunya, berada dekat dengan ibu
dan memberikan banyak sentuhan kulit. Pemberian ASI meyakinkan bayi
bahwa ia berada dalam perawatan seseorang yang dapat diandalkan yaitu
ibunya.
2.4 Manfaat Bagi Ibu
Yang tidak kalah pentingnya adalah manfaat yang tidak perlu diragukan lagi
bagi ibu :
1. Hisapan awal, kerap dan terus-menerus menstimulasi hormon yang
memproduksi dan pelepasan kolostrum, selanjutnya ASI. Kontraksi otot rahim
juga membantu untuk kembali pada ukuran pra-hamil. Pemeberian ASI secara
penuh selama paling tidak 6 bulan membantu ibu kembali pada bentuk tubuh
semula tanpa perlu menjalankan diet khusus.
2. Ibu menyadari bahwa ibu tetap memberikan makan bayi diluar rahim, karena
dengan sesuatu yang dihasilkan oleh tubuh ibu. Kesadaran ini memberikan
kepuasan yang besar. Pemberian ASI merupakan bagian tak terpisahkan dari
peranan sebagai ibu yang baik. Sekali sudah berjalan, ibu dapat
menikmatinya.
3. Makin bayi menghisap, makin banyak pula susu yang dihasilkan. Pembuatan
susu adalah proses berkelanjutan sebagai tanggapan atas rangsangan hisapan
yang kerap. Susu tidak pernah “terhisap habis” dan kualitasnya tetap terjaga.
Bahkan jika ibu tidak makan dengan baik dan tidak merawat diri, kecuali jika
ibu membuat diri sendiri kelaparan, kesehatan adalah yang akan terganggu
bukan bayi.
4. Pemberian ASI tidak memerlukan biaya dan menyenangkan : gabungan dari
makanan dan minum dan tidak memerlukan persiapan. Selalu siap memenuhi
tuntutan, siang dan malam. Jika anda bertamu atau bertamasya, bayi dapat
anda bawa serta tanpa banyak repot dan membawa peralatan kecuali popok
yang bersih. Dan pada saat-saat bahaya dan darurat ASI dapat menjadi factor
penyelamat bayi anda
5. Pemberian ASI secara penuh mempunyai efek kontraseptif tertentu,
memperkecil kemungkinan kehamilan walaupun tidak mungkin mencegahnya
100%. Maka sebaiknya ibu meminta nasihat dokter mengenai pencegahan
kehamilan setelah kelahiran anak, sebelum anda melakukan hubungan
seksual.
Sesuai hakikatnya, pemberian ASI melahirkan komunikasi erat ibu dan
bayi sejak kelahiran dan membangun hubungan yang mesra. Juga hormone yang
dilepaskan selama menyusui akan memperkuat kelekatan ibu pada bayinya dan
memberikan perasaan rileks, puas dan senang, sehingga ibu merindukan saat
menyusui sebagai saat yang tenang dan akrab.
2.5 Pembagian ASI
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae
yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam
alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah
melahirkan anak.
Tentang colostrums :
a. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau
keempat, dari masa laktasi.
b. Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah
c. Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan,
lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
d. Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus
bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk
menerima makanan selanjutnya.
e. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein
pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat
memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
f. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
g. Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI
Mature.
h. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml
colostrum.
i. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat
lebih tinggi atau lebih rendah.
j. Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
k. PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
l. Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan
ASI Mature.
m. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi
menjadi kurang sempurna, yang akan menambah kadar antobodi pada bayi
n. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
a. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
b. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3–ke 5.
c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat
semakin tinggi.
d. Volume semakin meningkat.
3. Air Susu Mature
a. ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan
komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa
minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
b. Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang
mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya
yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
c. ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap
diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang
sesuai untuk bayi.
d. Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat,
riboflaum dan karotin.
e. Tidak menggumpal bila dipanaskan.
f. Volume: 300 – 850 ml/24 jam.
g. Terdapat anti microbaterial factor, yaitu : antibodi terhadap bakteri dan
virus, cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T),
enzim (lysozime, lactoperoxidese), protein (lactoferrin, B12 Ginding
Protein), faktor resisten terhadap staphylococcus, dan complecement (C3
dan C4).
2.6 Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum berbeda dengan air susu yang mature. Hanya sekitar 1% dalam air susu
mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel
darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh
bayi, terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan
laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung
mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein
daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya
berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk
gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi diberi susu sapi,
sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian
protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak
dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak,
yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu
sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase).
Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu
fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1 – 2%
lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa
haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hand milk”,
mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan
memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting
diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat
dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan terdapat
lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian
laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat tersebut
membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga
membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih
mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan
pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium,
fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang
mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang
diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat
diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi
penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang diberi ASI, bila kulitnya sering
terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan
terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap
vitamin D yang terlarut lemak.
2.7 Waktu Pemberian ASI
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi
Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama
hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa
ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapat ASI eksklusif (tanpa
tambahan apa-apa) selama enam bulan. Sebab, menurut Ketua Ikatan Dokter
Anak Indonesia DKI Jakarta (IDAI Jaya) dr Badriul Hegar SpA (K), ASI adalah
nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk
pertumbuhan optimal.
Tidak ada jadwal khusus yang bisa diterapkan untuk pemberian ASI pada
bayi. Jadi, ibu harus siap setiap saat bayi membutuhkan ASI. Akibatnya, jika ibu
diharuskan kembali bekerja penuh di luar rumah sebelum bayi berusia enam
bulan, pemberian ASI eksklusif ini tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Para ahli menemukan bahwa mamfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi
hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. peningkatan ini
sesuai dengan pemberian ASI ekslusif serta lamanya pemberian ASI bersama-
sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan.
Setelah ASI eksklusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI
dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan pada bayi, pemberian ASI tetap
dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO.
2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
1) Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak
secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila
sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak
mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-
kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja
dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2
piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan
jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar
Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping
untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir
telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tamabahan
makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika
pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu
tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak
diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam
jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein
seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga
diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
2) Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang
selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai
bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui
bayinya, reflek tersebut adalah:
a. Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi
menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting
susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui
nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan
hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar–
kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan
ASI.
b. Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada
payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu.
Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada
ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan
pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak
keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi
ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down
reflex.
3) Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap
kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit
atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat
berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan
sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan
pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini
memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu
beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin
buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau
poster yang memuji penggunaan susu buatan.
4) Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan
kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat
mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI
secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat
digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau
spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang
dapat merangsang produksi ASI.
5) Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu
dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.
Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus
laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar
dengan lancar.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Artikel
Pertumbuhan Bayi Tanpa Memperoleh ASI Eksklusif
Pertumbuhan adalah aspek kuantitas si kecil, serta meliputi sedikitnya berat
badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan
adalah aspek kualitatif anak, yakni intelegensia, sosial emosi, kemampuan
komunikasi, serta kemampuan motorik halus dan kasarnya.
Ketika bayi sama sekali tak memperoleh ASI (Air Susu Ibu),
pertumbuhannya bisa tetap optimal, kok, selama pemberian sufor alias susu
formulanya bagus. Apa artinya?
Sufor di berikan secara tepat, mulai dari takaran (tidak terlalu encer atau
pekat), jumlah (sesuai kebutuhan sehingga anak tidak kegemukan atau
kekurangan gizi), hingga teknis kombinasinya dengan makanan lain (jangan
sampai anak tak mau makan dan diganti dengan minum susu yang sebanyak
mungkin). Selain itu, sufor harus benar-benar higienis atau terjaga kebersihannya.
Bagaimana perkembangan bayi tanpa ASI eksklusif, apa bisa pertumbuhan
bayi normal seperti pada umumnya. Mungkin setiap ibu secara normal akan selalu
ingin memberikan bayi kita ASI eksklusif sebagaimana harusnya. Tetapi karena
suatu sebab tertentu, hal ini dengan sangat terpaksa tidak bisa terlaksana seperti
yang sangat di inginkan oleh banyak para ibu.
Pertumbuhan bayi tanpa pemberian ASI, masih bisa normal dan tumbuh
sehat serta optimal. Ketika sejak bayi lahir harus di berikan susu formula, sesuai
dengan tahapan umur dan takaran sesuai dengan aturan. Pemberian susu formula
dengan takaran pas, tidak terlalu encer atau tidak terlalu pekat, akan membantu
pertumbuhan bayi dengan normal dan sehat.
Pemberian susu pengganti ASI secara tepat akan membuat tubuh bayi tidak
kegemukan (obesitas) atau terlalu kurus karena kurang gizi. Pemilihan susu
formula sendiri tidak harus yang mahal, karena terkadang anak tidak cocok
dengan jenis susu tertentu, bisa menimbulkan masalah pencernaan seperti mencret
dan lainnya. Juga tentang kebersihan alat seperti botol dan lainya, serta
penyimpanan susu formula dengan benar.
Ketika bayi berumur 6 bulan keatas, kemudian di berikan makanan
tambahan sebagai pendamping susu formula. Memilih jenis makanan sehat dan
seimbang sesuai dengan jenjang pada skema piramida makanan. Memilih dengan
cermat serta memberikan makanan kepada bayi dengan penuh rasa sayang,
gembira disertai dengan menu yang menarik serta menggugah selera tanpa harus
mengesampingkan nilai gizi untuk perkembangan bayi tersayang.
Sedangkan hasil akhir akan di pengaruhi banyak faktor. Seperti keturunan
(genetik), pengasuhan dan juga lingkungan akan berpengaruh pada perkembangan
bayi tanpa ASI ekslusif ini. (http://www.ibudanbalita.net/1060/pertumbuhan-bayi-
tanpa-memperoleh-asi-eksklusif.html)
3.2 Tanggapan Mengenai Artikel
Berdasarkan artikel diatas saya setuju dengan kalimat “Mungkin setiap ibu
secara normal akan selalu ingin memberikan bayi kita ASI eksklusif sebagaimana
harusnya. Tetapi karena suatu sebab tertentu, hal ini dengan sangat terpaksa
tidak bisa terlaksana seperti yang sangat di inginkan oleh banyak para ibu.”
Misalnya pada ibu yang mempunyai beberapa jenis penyakit yang tidak
memungkinkan untuk memberikan ASI kepada bayinya ditakutkan akan
membahayakn keadaan sibayi.
Namun saya kurang setuju dengan kata-kata yang menyatakan bahwa
“Ketika bayi sama sekali tak memperoleh ASI (Air Susu Ibu), pertumbuhannya
bisa tetap optimal, kok, selama pemberian sufor alias susu formulanya bagus”.
Karena menurut teori bayi yang dapat berkembang secara optimal yaitu bayi yang
mendapatkan ASI ekslusif dari si ibu, karena kandungan dan komposisi yang ada
didalam ASI tidak setara dengan kandungan yang terdapat pada susu formula.
Dikatakan juga bahwa tidak ada yang dapat menyamakan susunan-susunan yang
terkandung didalam ASI. Banyak kelemahan-kelamahan pada susu formula
misalnya susu formula dari susu sapi dimana susu sapi mengandung sekitar tiga
kali lebih banyak protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut
adalah kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein
yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi.
Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit
total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan
membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus
bayi.
Mungkin benar dengan memberikan susu formula pada bayi sesuai takaran
dan kebutuhan perkembangan bayi akan normal namun untuk mencapai yang
optimal masih belum bisa dicapai.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak
diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. Komposisi yang ada pada kandungan
ASI berbeda dengan kandungan pada susu formula sehingga fungsinya pun
terdapat perbedaan. Bayi akan tumbuh secara optimal dengan pemberian ASI
ekslusif. Namun pada bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif tetap dapat
berkembang dengan baik dan sehat tetapi belum optimal.
4.2 Saran
Perlu adanya peningkatan penyuluhan tentang pentingnya ASI ekslusif
sehingga para ibu lebih paham tentang ASI ekslusif, keuntungan dan kandungan
yang ada didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Jenny, Sr. 2006. “Perawatan Masa Nifas Ibu dan Bayi”. Yogyakarta. Sahabat Setia
Kristiyansari Weni, 2009, “ASI, Menyusui & Sadari”, Nuha Medika. Yogyakarta
Nelson, W. E (2000), “Ilmu Kesehatan Anak”, Edisi 15. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Roesli Utami, 2008.” Inisaiasi Menyusu Dini Plus ASI Ekslusif”. Pustaka Bunda,
Jakarta
Rosita, Syafirah. 2008. ASI untuk kecerdasan Bayi. Ayyana. Yogyakarta
(http://www.ibudanbalita.net/1060/pertumbuhan-bayi-tanpa-memperoleh-asi-
eksklusif.html)