36
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI HARI/TGL : Senin / 22 April 2013 NAMA : Arisandy ACARA : Filum Arthropoda NO. MHS : D611 12 280 No. Urut : 01 No. Peraga : 325 Filum : Arthropoda Kelas : Myriapoda Ordo : Redlichiida Family : Mucrospiriferidae Genus : Mucrospirifer Spesies : Mucrospirifer mucronatus (CONRAD) Proses Pemfosilan : Cast Bentuk : Bikonveks Komposisi Kimia : SiO2 (Silika) Keterangan : 1. Test 2. Axis 3. Pleura 4. Mouth 5. Pygidiu m

Arthropoda (Repaired)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Senin / 22 April 2013NAMA : ArisandyACARA : Filum Arthropoda NO. MHS : D611 12 280

Dorsal Ventral Keterangan :TestAxisPleuraMouthPygidium

No. Urut : 01No. Peraga : 325Filum : ArthropodaKelas : Myriapoda Ordo : RedlichiidaFamily : MucrospiriferidaeGenus : MucrospiriferSpesies : Mucrospirifer mucronatus (CONRAD)Proses Pemfosilan : CastBentuk : BikonveksKomposisi Kimia : SiO2 (Silika)Umur : Devon Tengah (370-360 juta tahun yang lalu)Lingkungan Pengendapan : DaratKeterangan : Fosil ini termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Myriapoda, ordo Redlichiida, family Mucrospiriferidae, genus Mucrospirifer, dan spesies Mucrospirifer mucronatus (CONRAD).Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian mengalami transportasi oleh media geologi berupa air hingga sampai pada cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu, organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan. Karena material-material sedimen, semakin lama semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar yang menyebabkan terjadinya proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen, organisme ini mengalami proses leaching (pencucian), lalu tubuh orangisme ini terisi oleh zat lain dari luar, yang disebut dengan Cast. Setelah mengalami semua proses tadi, organisme ini mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga menjadi fosil. Akibat gaya endogen sehingga terjadinya pengangkatan pada lapisan sedimen. Kemudian, gaya eksogen membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan sedimen tersingkap ke permukaan.Bentuk tubuh fosil ini berbentuk bikonveks (bentuknya memiliki 2 sisi yang cembung). Adapun bagian-bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat diidentifikasi, yaitu test merupakan keseluruhan tubuh fosil, axis merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak di punggung fosil, pleura merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak disamping axis, pygidium merupakan bagian bawah tubuh fosil, dan mouth merupakan mulut pada fosil.Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, sehingga komposisi kimianya berupa SiO2(silika) yang menandakan berada pada lingkungan pengendapannya berada di darat. Fosil ini berumur Devon Tengah ( 370-360 juta tahun yang lalu ). Kegunaan dari fosil ini, yaitu sebagai penentu umur relativ dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan, juga sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Referensi :Asisten Palenontologi 2012/2013. Penuntun Praktikum Paleontologi. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2013.Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2011Tabin, amin. amintabin.blogspot.co.id. Bandung. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.00 WITA

PRAKTIKANASISTEN

( ) (ARISANDY)

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Senin / 22 April 2013 NAMA : ARISANDYACARA : Filum Arthropoda NO.MHS : D611 12 280

Ventral Keterangan :TestEyeMouthGlabellaPygidiumCephalonAxisPleura

No. Urut : 02No. Peraga : 279Filum : ArthropodaKelas : MyriapodaOrdo : RedlichiidaFamily : CalymenenidaeGenus : CalymeneSpesies : Calymene blumenbachi BGN.Proses Pemfosilan : CastBentuk : FilmateKomposisi Kimia : SiO2 (Silika)Umur : Silur Tengah (435-423 juta tahun yang lalu)Lingkungan Pengendapan : DaratKeterangan : Fosil ini termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Myriapoda, ordo Redlichiida, family Calymenenidae, genus Calymene, dan spesies Calymene blumenbachi BGN.Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian mengalami transportasi oleh media geologi berupa air hingga sampai pada cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu, organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan. Karena material-material sedimen, semakin lama semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar yang menyebabkan terjadinya proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen, organisme ini mengalami proses leaching (pencucian), lalu tubuh orangisme ini terisi oleh zat lain dari luar, yang disebut dengan Cast. Setelah mengalami semua proses tadi, organisme ini mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga menjadi fosil. Akibat gaya endogen sehingga terjadinya pengangkatan pada lapisan sedimen. Kemudian, gaya eksogen membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan sedimen tersingkap ke permukaan.Bentuk tubuh fosil ini berbentuk filmate (bentuk yang menyerupai daun). Adapun bagian-bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat diidentifikasi, yaitu test merupakan keseluruhan tubuh fosil, eye merupakan mata pada fosil, glabella merupakan bagian tubuh fosil yang terletak diantara mata pada fosil, axis merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak di punggung fosil, pleura merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak disamping axis, pygidium merupakan bagian bawah tubuh fosil, mouth merupakan mulut pada fosil, dan cephalon merupakan bagian atas tubuh fosil.Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, sehingga komposisi kimianya berupa SiO2(silika) yang menandakan berada pada lingkungan pengendapannya berada di darat. Fosil ini berumur Silur Tengah ( 435-423 juta tahun yang lalu ). Kegunaan dari fosil ini, yaitu sebagai penentu umur relativ dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan, juga sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Referensi :Asisten Palenontologi 2012/2013. Penuntun Praktikum Paleontologi. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2013.Rusyan, adun. Zoologi invertebrate (teori dan praktik). Bandung: Alfeta. 2011Tabin, amin. amintabin.blogspot.co.id. Bandung. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.00 WITA

PRAKTIKANASISTEN

( ) ( Arisandy )

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Senin / 22 April 2013 NAMA : ArisandyACARA : Filum Arthropoda NO. MHS : D611 12 280

Ventral Keterangan :TestEyeGlabellaMouthPygidiumAxisPleuraCephalon

No. Urut : 03No. Peraga : 172Filum : ArthropodaKelas : MyriapodaOrdo : RedlichiidaFamily : CalymenenidaeGenus : CalymeneSpesies : Calymene blumenbachi BGN. Proses Pemfosilan : Cast Bentuk : FilmateKomposisi Kimia : SiO2 (Silika)Umur : Silur Tengah ( 435-423 juta tahun yang lalu ) Lingkungan Pengendapan : DaratKeterangan : Fosil ini termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Myriapoda, ordo Redlichiida, family Calymenenidae, genus Calymene, dan spesies Calymene blumenbachi BGN.Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian mengalami transportasi oleh media geologi berupa air hingga sampai pada cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu, organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan. Karena material-material sedimen, semakin lama semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar yang menyebabkan terjadinya proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen, organisme ini mengalami proses leaching (pencucian), lalu tubuh orangisme ini terisi oleh zat lain dari luar, yang disebut dengan Cast. Setelah mengalami semua proses tadi, organisme ini mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga menjadi fosil. Akibat gaya endogen sehingga terjadinya pengangkatan pada lapisan sedimen. Kemudian, gaya eksogen membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan sedimen tersingkap ke permukaan.Bentuk tubuh fosil ini berbentuk filmate (bentuk yang menyerupai daun). Adapun bagian-bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat diidentifikasi, yaitu test merupakan keseluruhan tubuh fosil, eye merupakan mata pada fosil, glabella merupakan bagian tubuh fosil yang terletak diantara mata pada fosil, axis merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak di punggung fosil, pleura merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak disamping axis, pygidium merupakan bagian bawah tubuh fosil, mouth merupakan mulut pada fosil, dan cephalon merupakan bagian atas tubuh fosil.Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, sehingga komposisi kimianya berupa SiO2(silika) yang menandakan berada pada lingkungan pengendapannya berada di darat. Fosil ini berumur Silur Tengah ( 435-423 juta tahun yang lalu ). Kegunaan dari fosil ini, yaitu sebagai penentu umur relativ dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan, juga sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Referensi :Tabin, amin. amintabin.blogspot.co.id. Bandung. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.00 WITAAsisten Palenontologi 2012/2013. Penuntun Praktikum Paleontologi. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2013.

ASISTENPRAKTIKAN

( ) ( Arisandy )

PRAKTIeaKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Senin / 22 April 2013 NAMA : ArisandyACARA : Filum Arthropoda NO. MHS : D611 12 280

Keterangan :TestPygidiumPleuraAxis Ventral

No. Urut : 04No. Peraga : 1113Filum : ArthropodaKelas : CrustaceaOrdo : RedlichiidaFamily : LepidodendronidaeGenus : LepidodendronSpesies : Lepidodendron sternbergi BRGT.Proses Pemfosilan : PermineralisasiBentuk : FilmateKomposisi Kimia : SiO2 (Silika)Umur : Karbon Atas ( 290-260 juta tahun yang lalu )Lingkungan Pengendapan : DaratKeterangan : Fosil ini termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Crustacea, ordo Redlichiida, family Lepidodendronidae, genus Lepidodendron, dan spesies Lepidodendron sternbergi BRGT.Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian mengalami transportasi oleh media geologi berupa air hingga sampai pada cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu, organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan. Karena material-material sedimen, semakin lama semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar yang menyebabkan terjadinya proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen, organisme ini mengalami proses leaching (pencucian), sehingga sebagian tubuh dari organisme ini yang tidak resisten terhadap pelapupakan tergantikan oleh mineral-mineral yang lebih resisten yang disebut proses Permineralisasi. Setelah mengalami semua proses tadi, organisme ini mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga menjadi fosil. Akibat gaya endogen sehingga terjadinya pengangkatan pada lapisan sedimen. Kemudian, gaya eksogen membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan sedimen tersingkap ke permukaan.Bentuk tubuh fosil ini berbentuk filmate (bentuk yang menyerupai daun). Adapun bagian-bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat diidentifikasi, yaitu test merupakan keseluruhan tubuh fosil, axis merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak di punggung fosil, pleura merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak disamping axis, dan pygidium merupakan bagian bawah tubuh fosil. Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, sehingga komposisi kimianya berupa SiO2(silika) yang menandakan berada pada lingkungan pengendapannya berada di darat. Fosil ini berumur Karbon Atas ( 290-260 juta tahun yang lalu ). Kegunaan dari fosil ini, yaitu sebagai penentu umur relativ dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan, juga sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Referensi :Tabin, amin. amintabin.blogspot.co.id. Bandung. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.00 WITAAsisten Palenontologi 2012/2013. Penuntun Praktikum Paleontologi. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2013.

ASISTENPRAKTIKAN

( ) ( Arisandy )

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Senin / 22 April 2013 NAMA : ArisandyACARA : Filum Arthropoda NO. MHS : D611 12 280

Ventral Keterangan :Test EyeMouthPleuraAxisGlabellaPygidiumCephalon

No. Urut : 05No. Peraga : 443Filum : ArthropodaKelas : MyriapodaOrdo : RedlichiidaFamily : HarpesidaeGenus : HarpesSpesies : Harpes macrocephalus GOLDF.Proses Pemfosilan : CastBentuk : FilmateKomposisi Kimia : SiO2 (Silika)Umur : Devon Tengah ( 370-360 juta tahun yamg lalu )Lingkungan Pengendapan : DaratKeterangan : Fosil ini termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Myriapoda, ordo Redlichiida, family Harpesidae, genus Harpes, dan spesies Harpes macrocephalus GOLDF.Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian mengalami transportasi oleh media geologi berupa air hingga sampai pada cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu, organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan. Karena material-material sedimen, semakin lama semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar yang menyebabkan terjadinya proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen, organisme ini mengalami proses leaching (pencucian), lalu tubuh orangisme ini terisi oleh zat lain dari luar, yang disebut dengan Cast. Setelah mengalami semua proses tadi, organisme ini mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga menjadi fosil. Akibat gaya endogen sehingga terjadinya pengangkatan pada lapisan sedimen. Kemudian, gaya eksogen membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan sedimen tersingkap ke permukaan.Bentuk tubuh fosil ini berbentuk filmate (bentuk yang menyerupai daun). Adapun bagian-bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat diidentifikasi, yaitu test merupakan keseluruhan tubuh fosil, eye merupakan mata pada fosil, glabella merupakan bagian tubuh fosil yang terletak diantara mata pada fosil, axis merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak di punggung fosil, pleura merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak disamping axis, pygidium merupakan bagian bawah tubuh fosil, mouth merupakan mulut pada fosil, dan cephalon merupakan bagian atas tubuh fosil. Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, sehingga komposisi kimianya berupa SiO2(silika) yang menandakan berada pada lingkungan pengendapannya berada di darat. Fosil ini berumur Devon Tengah ( 370-360 juta tahun yang lalu ). Kegunaan dari fosil ini, yaitu sebagai penentu umur relativ dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan, juga sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Referensi :Tabin, amin. amintabin.blogspot.co.id. Bandung. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.00 WITAAsisten Palenontologi 2012/2013. Penuntun Praktikum Paleontologi. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2013.Slamet Adeng dan Madang Kodri. Zoologi Vertebrata. Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi: FKIP UNSRI.2008

ASISTENPRAKTIKAN

( ) ( Arisandy )

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Senin / 22 April 2013 NAMA : ArisandyACARA : Filum Arthropoda NO. MHS : D611 12 280

Ventral Keterangan :TestPygidiumPleuraAxis

No. Urut : 06No. Peraga : 102Filum : ArthropodaKelas : MyriapodaOrdo : RedlichiidaFamily : SynhomalonotusidaeGenus : SynhomalonotusSpesies : Synhomalonotus arago (BARR.)Proses Pemfosilan : Permineralisasi Bentuk : FilmateKomposisi Kimia : SiO2 (Silika)Umur : Ordovisium Tengah ( 500-450 juta tahun yamg lalu )Lingkungan Pengendapan : DaratKeterangan : Fosil ini termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Trilobita, ordo Proetida, family Proetusidae, genus Proetus, dan spesies Proetus cuvieri SteiningerProses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian mengalami transportasi oleh media geologi berupa air hingga sampai pada cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu, organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan. Karena material-material sedimen, semakin lama semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar yang menyebabkan terjadinya proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen, organisme ini mengalami proses leaching (pencucian) sehingga sebagian tubuh dari organisme ini yang tidak resisten terhadap pelapupakan tergantikan oleh mineral-mineral yang lebih resisten yang disebut proses Permineralisasi. Setelah mengalami semua proses tadi, organisme ini mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga menjadi fosil. Akibat gaya endogen sehingga terjadinya pengangkatan pada lapisan sedimen. Kemudian, gaya eksogen membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan sedimen tersingkap ke permukaan.Bentuk tubuh fosil ini berbentuk filmate (bentuk yang menyerupai daun). Adapun bagian-bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat diidentifikasi, yaitu test merupakan keseluruhan tubuh fosil, axis merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak di punggung fosil, pleura merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak disamping axis, dan pygidium merupakan bagian bawah tubuh fosil. Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, sehingga komposisi kimianya berupa SiO2(silika) yang menandakan berada pada lingkungan pengendapannya berada di darat. Fosil ini berumur Ordovisium Tengah ( 500-450 juta tahun yang lalu ). Kegunaan dari fosil ini, yaitu sebagai penentu umur relativ dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan, juga sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Referensi :Tabin, amin. amintabin.blogspot.co.id. Bandung. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.00 WITAAsisten Palenontologi 2012/2013. Penuntun Praktikum Paleontologi. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2013.Aqsha, muhammad. 4.bp.blogspot.com. Makassar: Universitas Islam Neregi Alauddin. 2011. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.20 WITA

ASISTENPRAKTIKAN

( ) ( Arisandy )

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL : Senin / 22 April 2013NAMA : ArisandyACARA : Filum Arthropoda NO. MHS : D611 12 280

Ventral Keterangan :TestEyeGlabellaPleuraAxisPygidiumCephalon

No. Urut : 07No. Peraga : -Filum : ArthropodaKelas : Trilobita Ordo : ProetidaFamily : ProetusidaeGenus : Proetus Spesies : Proetus cuvieri SteiningerProses Pemfosilan : CastBentuk : FilmateKomposisi Kimia : SiO2 (Silika)Umur : Devon Tengah ( 370-360 juta tahun yang lalu )Lingkungan Pengendapan : DaratKeterangan : Fosil ini termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Trilobita, ordo Proetida, family Proetusidae, genus Proetus, dan spesies Proetus cuvieri SteiningerProses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian mengalami transportasi oleh media geologi berupa air hingga sampai pada cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu, organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan. Karena material-material sedimen, semakin lama semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar yang menyebabkan terjadinya proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen, organisme ini mengalami proses leaching (pencucian), lalu tubuh orangisme ini terisi oleh zat lain dari luar, yang disebut dengan Cast. Setelah mengalami semua proses tadi, organisme ini mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga menjadi fosil. Akibat gaya endogen sehingga terjadinya pengangkatan pada lapisan sedimen. Kemudian, gaya eksogen membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan sedimen tersingkap ke permukaan.Bentuk tubuh fosil ini berbentuk filmate (bentuk yang menyerupai daun). Adapun bagian-bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat diidentifikasi, yaitu test merupakan keseluruhan tubuh fosil, eye merupakan mata pada fosil, glabella merupakan bagian tubuh fosil yang terletak diantara mata pada fosil, axis merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak di punggung fosil, pleura merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak disamping axis, pygidium merupakan bagian bawah tubuh fosil, dan cephalon merupakan bagian atas tubuh fosil. Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, sehingga komposisi kimianya berupa SiO2(silika) yang menandakan berada pada lingkungan pengendapannya berada di darat. Fosil ini berumur Devon Tengah ( 370-360 juta tahun yang lalu ). Kegunaan dari fosil ini, yaitu sebagai penentu umur relativ dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan, juga sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Referensi :Tabin, amin. amintabin.blogspot.co.id. Bandung. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.00 WITAAsisten Palenontologi 2012/2013. Penuntun Praktikum Paleontologi. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2013.Slamet Adeng dan Madang Kodri. Zoologi Vertebrata. Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi: FKIP UNSRI.2008

ASISTENPRAKTIKAN

( ) ( Arisandy )

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI / TGL: Senin / 22 April 2013NAMA : ArisandyACARA : Filum Arthropoda NO. MHS : D611 12 280

Ventral Keterangan :Test EyeGlabellaPleuraAxisPygidiumCephalon

No. Urut : 08No. Peraga : -Filum : ArthropodaKelas : TrilobitaOrdo : RedliichidaFamily : ParadoxidesidaeGenus : ParadoxidesSpesies : Paradoxides eyelli (Barrande)Proses Pemfosilan : CastBentuk : FilmateKomposisi Kimia : SiO2 (Silika)Umur : Kambrium Tengah ( 540-517 juta tahun yang lalu )Lingkungan Pengendapan : DaratKeterangan : Fosil ini termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Trilobita, ordo Redlichiida, family Paradoxidesidae, genus Paradoxides, dan spesies Paradoxides eyelli (Barrande)Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian mengalami transportasi oleh media geologi berupa air hingga sampai pada cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu, organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan. Karena material-material sedimen, semakin lama semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar yang menyebabkan terjadinya proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen, organisme ini mengalami proses leaching (pencucian), lalu tubuh orangisme ini terisi oleh zat lain dari luar, yang disebut dengan Cast. Setelah mengalami semua proses tadi, organisme ini mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga menjadi fosil. Akibat gaya endogen sehingga terjadinya pengangkatan pada lapisan sedimen. Kemudian, gaya eksogen membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan sedimen tersingkap ke permukaan.Bentuk tubuh fosil ini berbentuk filmate (bentuk yang menyerupai daun). Adapun bagian-bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat diidentifikasi, yaitu test merupakan keseluruhan tubuh fosil, eye merupakan mata pada fosil, glabella merupakan bagian tubuh fosil yang terletak diantara mata pada fosil, axis merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak di punggung fosil, pleura merupakan ruas-ruas tubuh fosil yang terletak disamping axis, pygidium merupakan bagian bawah tubuh fosil, dan cephalon merupakan bagian atas tubuh fosil. Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, sehingga komposisi kimianya berupa SiO2(silika) yang menandakan berada pada lingkungan pengendapannya berada di darat. Fosil ini berumur Kambrium Tengah ( 540-517 juta tahun yang lalu ). Kegunaan dari fosil ini, yaitu sebagai penentu umur relativ dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan, juga sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Referensi :http://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.30 WITA Asisten Palenontologi 2012/2013. Penuntun Praktikum Paleontologi. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2013.Aqsha, muhammad. 4.bp.blogspot.com. Makassar: Universitas Islam Neregi Alauddin. 2011. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.20 WITA

ASISTENPRAKTIKAN

( ) ( Arisandy )

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Senin / 25 Maret 2013NAMA : ARISANDYACARA : Filum Brachiopoda NO. MHS : D611 12 280

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHari / Tgl : Senin / 22 April 2013 Nama : ARISANDYAcara : Filum Arthropoda N I M : D611 12 280 I. MAKSUD DAN TUJUAN1.1 MaksudMaksud dari peraktikum ini ialah untuk memberikan pengenalan kepada Praktikan tentang fosil yang berada pada filum Arthropoda.1.2 Tujuan Adapun tujuan praktikum ini ialah :1. Agar Praktikan mampu mendeskripsikan fosil-fosil dari filum Arthropoda, mulai dari filum, kelas, ordo, family, spesies, proses pemfosilan, bentuk, komposisi kimia, umur, dan lingkungan pengendapan dari fosil tersebut.2. Agar praktikan mengetahui kegunaan fosil-fosil dari filum Arthropoda.II. ALAT DAN BAHAN2.1 AlatAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :1. Lap kasar & Lap halus2. Format praktikum3. Pensil4. Pena 5. Penghapus

2.2 BahanBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :1. HCl, 0.1 M2. Sampel fosil 8 buah

III. TINJAUAN PUSTAKA3.1 PengertianArthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter. Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa, dan lain-lain.3.2 KarakteristikCiri-ciri umum yang dimiliki arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga lapisan germinal sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuhnya memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu. Setiap segmentubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada. Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan insang. Pada spesies terestial bernapas menggunakan trakea atau pada arachinida menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan trakea. Ekskresi dengan menggunakan tubukus Malpighi atau kelenjar koksal. Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus, sarafnya merupakan system saraf tangga tali. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung melalui stadium larva.3.3 KlasifikasiFilum arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda).1. CrustaceaCrustacea (dalam bahasa latinnya, crusta= kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit. Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp.

Gambar 1. Struktur Tubuh Udang

2. ArachnoideaArachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after). Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata). Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior. Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea. Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen. Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula (tunggal=tubulus) Malpighi. Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta).

Gambar 2. Struktur Tubuh Laba-laba3. InsectaInsecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.

Gambar 3. Struktur tubuh Belalang4. MyriapodaMyriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubuhnya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanSetelah melaksanakn praktikum acara kedelapan ini, maka kita sudah dapat mengetahui dan mengenal lebih lanjut tentang bentuk-bentuk fosil khususnya fosil pada filum Arthropoda, komposisi kimia yang dimilikinya, dan proses-proses terbentuknya fosil tersebut. Bahwa :a. Bentuk tubuh yang umum dari filum Arthropoda, adalah filmate (bentuknya menyerupai daun). b. Bagian-bagian tubuh dari fosil Arthropoda, yaitu test, pygidium, cephalon, mouth, pleurs, axis, eye, dan glabella. c. Proses pemfosilan yang umum terjadi pada filum Arthropoda, adalah permineralisasi dan cast.

4.2 Sarana. Untuk LaboratoriumMenurut saya, Laboratorium sudah baik dalam melaksanakan setiap praktikum.b. Untuk AsistenSaya rasa Asisten sudah baik dalam membimbing para praktikan didalam menjalankan setiap praktikum.

DAFTAR PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.30 WITA Asisten Palenontologi 2012/2013. Penuntun Praktikum Paleontologi. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2013.Aqsha, muhammad. 4.bp.blogspot.com. Makassar: Universitas Islam Neregi Alauddin. 2011. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.20 WITATabin, amin. amintabin.blogspot.co.id. Bandung. Diakses pada hari senin / 29 April 2013, pukul 17.00 WITASlamet Adeng dan Madang Kodri. Zoologi Vertebrata. Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi: FKIP UNSRI.2008Rusyan, adun. Zoologi invertebrate (teori dan praktik). Bandung: Alfeta. 2011Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2011

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIHARI/TGL: Senin/25 Maret 2013NAMA : RESTU DESTIMACARA : Fosil Dan Proses PemfosilanNO. MHS : D611 12 276

Samping Dorsal Ventral Keterangan :

No. Urut : 8No. Peraga : 256Family : AcrospiriferidaeGenus : AcrospiriferSpesies : Acrospirifer speciosusProses Pemfosilan : PermineralisasiBentuk : BikonveksKomposisi Kimia : CaCO3 Umur : Jura TengahLingkungan Pengendapan : Laut DangkalKeterangan : Fosil ini termasuk bagian dari family Acrospiriferidae, genus Acrospirifer, dan nama spesiesnya Acrospirifer speciosus. Bagian-bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat diidentifikasi, diantaranya. Proses fosilisasi organisme ini berawal dari matinya organisme yang kemudian mengalami proses transportasi oleh media geologi (air,es maupun angin) pada daerah cekungan yang lebih stabil. Setelah itu, organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang terdapat dalam cekungan. Semakin lama, material-material sedimen semakin bertambah sehingga material-material yang tidak resisten tergantikan oleh material-material yang lebih resisten, yang menyebabkan besarnya tekanan pada organism tersebut, sehingga terjadi proses kompaksi. Kemudian, organisme tersebut mengalami proses leaching (pencucian). Setelah mengalami semua proses sebelumnya, maka organisme tersebut mengalami litifikasi (pembatuan) hingga menjadi fosil. Proses perubahan mineral pada fosil ini terjadi pada sebagian tubuhnya, yang disebut permineralisasi. Ditemukannya fosil tersebut akibat dari gaya endogen. Gaya endogen merupakan gaya yang bekerja membuat lapisan sedimen yang berada dibawah kemudian terangkat melalui proses tektonik. Selain itu, gaya eksogen membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan batuan muncul ke permukaan. Fosil ini Mempunyai bentuk tubuh Bikonveks (memiliki 2 sisi yang cembung). Ketika ditetesi larutan HCl, fosil ini bereaksi, sehingga dapat diketahui bahwa komposisi kimianya kalsium karbonat yang menandakan lingkungan pengendapan fosil ini yaitu di laut dangkal. Fosil ini berumur Jura Tengah. Adapun kegunaan fosil ini, yaitu Menentukan umur relatif batuan yang terdapat di alam didasarkan atas kandungan fosilnya.

ASISTENPRAKTIKAN

( Asri Rahman Agri ) ( RESTU DESTIM )