63
Arsitektur Arsitektur Tradisional Jawa Tradisional Jawa

Arsitektur Tradisional Jawa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Arsitektur Tradisional Jawa

Arsitektur Arsitektur Tradisional JawaTradisional Jawa

Page 2: Arsitektur Tradisional Jawa

MATERIMATERI

Arsitektur Tradisional Jawa TengahArsitektur Tradisional Jawa Tengah Arsitektur Tradisional Jawa TimurArsitektur Tradisional Jawa Timur Arsitektur Tradisional Jawa BaratArsitektur Tradisional Jawa Barat

Page 3: Arsitektur Tradisional Jawa

Arsitektur JawaArsitektur Jawa Sekalipun masyarakat Jawa mayoritas Sekalipun masyarakat Jawa mayoritas

memeluk Agama Islam, namun memeluk Agama Islam, namun arsitektur tradisional Jawa tidak arsitektur tradisional Jawa tidak menonjolkan ciri keislamananya. menonjolkan ciri keislamananya. Bahkan nilai religi Hindu sangat kuat Bahkan nilai religi Hindu sangat kuat mempengaruhi Arsitektur Jawa.mempengaruhi Arsitektur Jawa.

Ciri kuat religi Hindu yang muncul Ciri kuat religi Hindu yang muncul adalah : arsitektur yang berdiri di adalah : arsitektur yang berdiri di atas Batur (batu), sehingga atas Batur (batu), sehingga Arsitektur Tradisional Jawa tidak Arsitektur Tradisional Jawa tidak berkolong (panggung).berkolong (panggung).

Page 4: Arsitektur Tradisional Jawa

JAWA TENGAHJAWA TENGAH

Page 5: Arsitektur Tradisional Jawa

Latar Belakang Latar Belakang Religi : Islam, Kejawen, Hindu, Budha, KristenReligi : Islam, Kejawen, Hindu, Budha, Kristen Nilai-nilai religi mempengaruhi kehidupan Nilai-nilai religi mempengaruhi kehidupan

sehari-hari. Perpaduan antara religi Hindu, sehari-hari. Perpaduan antara religi Hindu, keyakinan asli masyarakat Jawa dan Religi Islam keyakinan asli masyarakat Jawa dan Religi Islam menghadirkan ajaran Kejawen dengan berbagai menghadirkan ajaran Kejawen dengan berbagai variasinya.variasinya.

Percaya pada hal-hal yang bersifat gaib / mistisPercaya pada hal-hal yang bersifat gaib / mistis Percaya pada orientasi sakral : Utara – Selatan.Percaya pada orientasi sakral : Utara – Selatan. Utara / Gn Merapi diyakini sebagai tempat Utara / Gn Merapi diyakini sebagai tempat

bersemayam para dewa. Selatan diyakini bersemayam para dewa. Selatan diyakini sebagai tempat bersemayam Ratu Kidul.sebagai tempat bersemayam Ratu Kidul.

Page 6: Arsitektur Tradisional Jawa

Sosial kemasyarakatanSosial kemasyarakatan

Keluarga intiKeluarga inti Sistem kemasyarakatan : adanya Sistem kemasyarakatan : adanya

stratifikasi masyarakat / stratifikasi masyarakat / pengelompokkan berdasarkan pengelompokkan berdasarkan kelas / status masyarakat.kelas / status masyarakat.

Ada kelompok Bangsawan/Ningrat Ada kelompok Bangsawan/Ningrat – Priyayi – Rakyat Jelata.– Priyayi – Rakyat Jelata.

Status sosial ini berpengaruh pada Status sosial ini berpengaruh pada pola atap bangunan.pola atap bangunan.

Page 7: Arsitektur Tradisional Jawa

Susunan TapakSusunan Tapak Susunan tapak merupakan bangunan untuk Susunan tapak merupakan bangunan untuk

1 keluarga dengan ayah sebagai kepala 1 keluarga dengan ayah sebagai kepala keluarga (sistem patrilineal).keluarga (sistem patrilineal).

Dalam 1 tapak terdapat beberapa bangunan Dalam 1 tapak terdapat beberapa bangunan yang dikelilingi tembok. Model ini untuk yang dikelilingi tembok. Model ini untuk kelompok bangsawan / ningrat.kelompok bangsawan / ningrat.

Kesan tertutup dan individual.Kesan tertutup dan individual. Orientasi yang jelas : Utara – SelatanOrientasi yang jelas : Utara – Selatan Bagian depan (entrance) terdapat pintu Bagian depan (entrance) terdapat pintu

beratap : Regol.beratap : Regol. Tidak ada ruang luar bersama dalam tapak Tidak ada ruang luar bersama dalam tapak

tersebut.tersebut.

Page 8: Arsitektur Tradisional Jawa

Formasi bangunan dalam Formasi bangunan dalam tapaktapak

Page 9: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 10: Arsitektur Tradisional Jawa

PENDOPOPENDOPO

Ruang publikRuang publik Fungsi : menerima tamu, tempat Fungsi : menerima tamu, tempat

latihan menari, tempat latihan menari, tempat menonton wayang.menonton wayang.

Bagian paling depan dari rumah Bagian paling depan dari rumah Jawa.Jawa.

4 Soko Guru, berarti : Iman, 4 Soko Guru, berarti : Iman, Ibadah, Akhlak dan Muamalah.Ibadah, Akhlak dan Muamalah.

Page 11: Arsitektur Tradisional Jawa

PendopoPendopo

Page 12: Arsitektur Tradisional Jawa

PendopoPendopo

Page 13: Arsitektur Tradisional Jawa

pringgitanpringgitan

Ruang transisi / antara dari Ruang transisi / antara dari publik ke ruang privatpublik ke ruang privat

Ruang transisi dari joglo ke Ruang transisi dari joglo ke rumah induk, dhalem agengrumah induk, dhalem ageng

Tempat pertunjukan wayangTempat pertunjukan wayang

Page 14: Arsitektur Tradisional Jawa

Dhalem AgengDhalem Ageng

Rumah Induk = DhalemRumah Induk = Dhalem Fungsi : Ruang Keluarga dan Fungsi : Ruang Keluarga dan

Ruang TidurRuang Tidur Ruang Tidur : senthong kiri Ruang Tidur : senthong kiri

(kiwa) dan senthong tengen (kiwa) dan senthong tengen (kanan)(kanan)

Ruang Sakral : senthong tengahRuang Sakral : senthong tengah 8 kolom8 kolom

Page 15: Arsitektur Tradisional Jawa

Makna 8 kolom pada Makna 8 kolom pada Dhalem AgengDhalem Ageng

Memberi makna Hasta Gina : 8 Memberi makna Hasta Gina : 8 petuah berumahtangga, yaitu :petuah berumahtangga, yaitu :

1.1. Panggaotan (Pekerjaan) : Panggaotan (Pekerjaan) : sebelum berumahtangga harus sebelum berumahtangga harus mempunyai pekerjaan tetap.mempunyai pekerjaan tetap.

2.2. Rigen : Segala tindakan harus Rigen : Segala tindakan harus tepat dan dapat tepat dan dapat memperhitungkan segala akibat memperhitungkan segala akibat dari perbuatan yang dilakukandari perbuatan yang dilakukan

3.3. Gemi : hematGemi : hemat

Page 16: Arsitektur Tradisional Jawa

4. 4. Hastiti : waspada / telitiHastiti : waspada / teliti

5. Sumerep ing Peteng : Mampu 5. Sumerep ing Peteng : Mampu membandingkan antara yang baik dan membandingkan antara yang baik dan burukburuk

6. Taberi Tetanyo : Rajin bertanya dan 6. Taberi Tetanyo : Rajin bertanya dan giat menuntut ilmugiat menuntut ilmu

7. Nyegah Kayun : menahan hawa nafsu7. Nyegah Kayun : menahan hawa nafsu

8. Tumemen ing Sedyo : Serius 8. Tumemen ing Sedyo : Serius mencapai cita-cita, mempunyai mencapai cita-cita, mempunyai pegangan yang teguh dan mantap.pegangan yang teguh dan mantap.

Page 17: Arsitektur Tradisional Jawa

Makna 8 sokoguru pada Makna 8 sokoguru pada bangunan dhalembangunan dhalem

8 Laku Utama (Hasta Brata)8 Laku Utama (Hasta Brata)1.1. Kisma = SosialKisma = Sosial2.2. Tirta = AdilTirta = Adil3.3. Samudra = KeterbukaanSamudra = Keterbukaan4.4. Samirana = TelitiSamirana = Teliti5.5. Candra = Tenang, tenteram, mau menolong Candra = Tenang, tenteram, mau menolong

siapa punsiapa pun6.6. Surya = Memberi kekuatan hidup pada Surya = Memberi kekuatan hidup pada

sesama makhluksesama makhluk7.7. Dahana = Membasmi KejahatanDahana = Membasmi Kejahatan8.8. Kartika = Beriman, Teguh, TabahKartika = Beriman, Teguh, Tabah

Page 18: Arsitektur Tradisional Jawa

Ruang LainRuang Lain

Gadri = Ruang makanGadri = Ruang makan Gandhok Gandhok Pawon = DapurPawon = Dapur

Page 19: Arsitektur Tradisional Jawa

Jenis atap bangunan Jenis atap bangunan JawaJawa

Panggang PePanggang Pe KampungKampung LimasanLimasan JogloJoglo Tajug / MasjidanTajug / Masjidan

Page 20: Arsitektur Tradisional Jawa

Atap Bangunan JawaAtap Bangunan Jawa Arsitektur Jawa mengenal berbagai Arsitektur Jawa mengenal berbagai

tipe bentuk ataptipe bentuk atap Untuk satu kompleks rumah yang Untuk satu kompleks rumah yang

lengkap, minimal ada 3 jenis bentuk lengkap, minimal ada 3 jenis bentuk atap, yaitu : atap pendhopo, atap, yaitu : atap pendhopo, pringgitan dan dhalem Ageng.pringgitan dan dhalem Ageng.

Atap untuk bangunan sakral bersifat Atap untuk bangunan sakral bersifat menjulang ke atas, sedangkan atap menjulang ke atas, sedangkan atap untuk bangunan profan (umum) untuk bangunan profan (umum) lebih rendah dan tak berpuncaklebih rendah dan tak berpuncak

Page 21: Arsitektur Tradisional Jawa

Atap Panggang PeAtap Panggang Pe

Page 22: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 23: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 24: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 25: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 26: Arsitektur Tradisional Jawa

Atap KampungAtap Kampung

Page 27: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 28: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 29: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 30: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 31: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 32: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 33: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 34: Arsitektur Tradisional Jawa

Atap LimasanAtap Limasan

Page 35: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 36: Arsitektur Tradisional Jawa

Atap tipe Limasan dapat Atap tipe Limasan dapat dikembangkan menjadi Joglo.dikembangkan menjadi Joglo.

Berbagai tipe atap Limasan dapat Berbagai tipe atap Limasan dapat dibedakan berdasarkan jumlah dibedakan berdasarkan jumlah kolomnya.kolomnya.

Limasan dengan jumlah kolom 6 Limasan dengan jumlah kolom 6 disebut : Trajumasdisebut : Trajumas

Limasan dengan jumlah kolom 8 Limasan dengan jumlah kolom 8 disebut : Kutuk Ngambangdisebut : Kutuk Ngambang

Limasan dengan jumlah kolom lebih Limasan dengan jumlah kolom lebih dari 8 disebut : Klabang Nyander. dari 8 disebut : Klabang Nyander.

Page 37: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 38: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 39: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 40: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 41: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 42: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 43: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 44: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 45: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 46: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 47: Arsitektur Tradisional Jawa

Atap JogloAtap Joglo

Page 48: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 49: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 50: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 51: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 52: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 53: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 54: Arsitektur Tradisional Jawa

Atap Atap Tajug / Tajug /

MasjidanMasjidan

Page 55: Arsitektur Tradisional Jawa

Bangunan dengan atap TAJUK Bangunan dengan atap TAJUK mempunyai prinsip yang sama dengan mempunyai prinsip yang sama dengan bangunan atap lainnya. Hanya saja bangunan atap lainnya. Hanya saja pada atap TAJUK, bagian tengahnya pada atap TAJUK, bagian tengahnya mempunyai puncak.mempunyai puncak.

Atap TAJUK digunakan untuk rumah-Atap TAJUK digunakan untuk rumah-rumah ibadah, karena puncak di rumah ibadah, karena puncak di bagian tengah melambangkan gunung, bagian tengah melambangkan gunung, lambang keagungan. Gunung dalam lambang keagungan. Gunung dalam masyarakat Jawa merupakan masyarakat Jawa merupakan perlambang tempat suci, tempat perlambang tempat suci, tempat tinggal arwah nenek moyang yang tinggal arwah nenek moyang yang dihornati.dihornati.

Page 56: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 57: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 58: Arsitektur Tradisional Jawa

Rumah KudusRumah Kudus

Page 59: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 60: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 61: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 62: Arsitektur Tradisional Jawa
Page 63: Arsitektur Tradisional Jawa