15
TUGAS AKHIR SEMESTER OLEH: ILMAN BASTHIAN S. 15205025 AR 4231 – ARSITEKTUR ISLAM PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, STUDI KASUS ARSITEKTUR ISLAM DI CINA

Arsitektur Islam Di Cina

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Studi Kasus berikut ini merupakan analisis deskriptif yang mengaitkan antara teori dengan preseden Arsitektur Islam yang diambil. Pijakan teori yang dipilih adalah yang dikemukakan oleh Seyyed Hossein Nasr, Professor Studi Islam di George Washington University, USA. Beliau berpendapat bahwa prinsip-prinsip Arsitektur Islam ialah: Unitas (Tauhid), Realisme, Kesatupaduan dengan tatanan alami, dan Kehampaan ruang.

Citation preview

Page 1: Arsitektur Islam Di Cina

TUGAS AKHIR SEMESTER

OLEH:

ILMAN BASTHIAN S.15205025

AR 4231 – ARSITEKTUR ISLAM

PROGRAM STUDI ARSITEKTURSEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,

DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKANINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2009

STUDI KASUSARSITEKTUR ISLAM DI CINA

Page 2: Arsitektur Islam Di Cina

Studi Kasus berikut ini merupakan analisis deskriptif yang mengaitkan antara teori dengan preseden Arsitektur Islam yang diambil. Pijakan teori yang dipilih adalah yang dikemukakan oleh Seyyed Hossein Nasr, Professor Studi Islam di George Washington University, USA. Beliau berpendapat bahwa prinsip-prinsip Arsitektur Islam ialah:

1. Unitas (Tauhid)2. Realisme3. Kesatupaduan dengan tatanan alami4. Kehampaan ruang

I. Historis

A. Great Mosque of Hangzhou

Gambar 1. View ke arah barat dengan penambahan Portal Ming pada latar depan dan triparti Hall Kiblat pada latar belakang.

1. Informasi Umum

Nama Varian : The Phoenix Mosque, Feng-Huan Mosque, Feng Huan Mosque, Zhenjiao Mosque, Zhen Jiao Mosque, Zhen-Jiao Si Mosque, Zhen Jiao Si Mosque, Fenghuang Mosque

Lokasi : Zhongshan Road, Hangzhou, China Tahun Pembangunan : 1314-20 Gaya/Periode : Hui/Abad 14 Tipologi Bangunan : KeagamaanFungsi Bangunan : Masjid

2

Page 3: Arsitektur Islam Di Cina

2. Analisis Teori – Preseden

Hal paling mendasar dalam arsitektur Islam yang bisa kita pahami adalah konsep Unitas (At-Tauhid) yang tidak lain adalah ideologi prinsip dalam Islam. Dalam karya bangunan masjid ini, unitas secara arsitektur tercermin dalam saling terkaitnya berbagai jenis fungsi kegiatan (sekuler dan religi tidak tampil terpisah), dihilangkannya istilah profan dan sakral. Dalam kompleks bangunan ini, selain masjid sebagai tempat ibadah yang merupakan fungsi utama, di sekelilingnya tertata pula fungsi-fungsi lain yang bahkan tidak selalu berkaitan dengan hal peribadatan. Ditambahkan fungsi-fungsi seperti pendidikan (madrasah dan sekolah) dan ruang publik (pavilion, teras, courtyard), selain fungsi pendukung ibadah berupa menara pengamatan dan perenungan. Fungsi-fungsi majemuk ini memang merupakan fitur ruang-ruang yang biasa dimiliki oleh arsitektur Islam tradisional.

Gambar 2. Denah lantai The Great Mosque of Hangzhou.

Prinsip unitas tercermin juga dalam bagaimana diperlakukannya eksterior dan interior. Dapat dirasakan bahwa antara ruang dalam dan pertamanan, keduanya menjadi satu perpaduan yang utuh. Prinsip ini bukan merupakan hal yang baru dan memang sudah menjadi ciri khas arsitektur tradisional Cina. Terdapat ruang-ruang peralihan yang berperan dalam mengintegrasikan seluruh bagian kompleks.

3

Page 4: Arsitektur Islam Di Cina

Ciri khas ini tidak lain juga mencerminkan prinsip Kesatupaduan dengan Tataan Alami. Dalam rancangan, fitur arsitektur buatan manusia menjadi satu kesatuan dengan fitur alami. Masjid bukan ruang suci yang terpisah dari ruang alam, tetapi adalah keluasan ke arah lingkungan buatan manusia yang selaras dengan alam. Terjadi perpaduan antara harmoni dan irama.

Gambar 3. View sepanjang sisi selatan kompleks, melihat ke barat ke arah selatan kubah masjid lama.Gambar 4. Bagian timur fasade portal tambahan atas ruang sholat yang direkonstruksi.

Selanjutnya, dalam hal struktur juga tercermin prinsip unitas. Semua komponen yang terwujud lahir dari konsepsi struktur sebagai keseluruhan dan dapat digunakan secara luwes. Kembali sesuai dengan fitur khas arsitektur Cina, dimana ada artikulasi struktur yang jelas, bahkan hingga dengan sengaja dipisahkan dari elemen-elemen lain seperti fasade yang hanya bersifat sebagai penutup. Demikian pula pada bagian portal yang bercirikan Asia Tengah; merupakan bangunan tambahan yang mencoba mengadaptasi arsitektur dari daerah asal penyebaran Islam. Seharusnya arsitektur yang serupa dengan di daerah Irak atau Iran lebih menggunakan prinsip dinding pendukung, namun setelah melalui proses sintesis, gaya islami yang bersifat impor itu kemudian menyesuaikan dengan filosofi arsitektur lokal Cina. Dinding bata di sini disatukan dalam sistem struktur rangka.

Pada struktur atap, penggunaan konstruksi rafter dari bahan bambu terartikulasikan secara jelas dalam bentuk lengkung pada pengakhiran di tiap ujung atap. Rancangan ini bermaksud memanfaatkan kemampuan batang bambu untuk menahan tekanan dengan cara melengkungkan diri.

Hal tersebut juga berhubungan dengan prinsip Realisme, dimana clarity dijunjung tinggi dalam mengartikulasikan fungsi elemen dan bahan. Setiap material diperlakukan sebagaimana mereka apa adanya, bukan sebagaimana mungkin

4

Page 5: Arsitektur Islam Di Cina

mereka tampaknya. Diperlakukan dan dijunjung tinggi sedemikian rupa supaya menampakkan karakter mereka sebagai bagian dari kreasi Tuhan.

Gambar 5. Penampilan rendah paviliun di sepanjang tambahan ruang sholat.

Melebihi dari aspek-aspek di atas, yaitu sebuah tingkatan di mana ruang

dihayati dan dirasakan secara totalitas dengan penggunaan seluruh indera manusia; atau kita kenal dengan sense of place, di sanalah pencapaian prinsip Kehampaan Ruang. Bagaimana memberi peluang dan stimulan kepada seseorang untuk memahami hakikat di luar dirinya, seakan-akan mengajak ke alam immaterial, meninggalkan dunia menuju spiritual. Sebuah filosofi Cina mengatakan “kosong adalah isi, isi adalah kosong”. Dalam bahasa arsitektur, dapat kita artikan bahwa sesuatu yang berisi, ramai, penuh ornamen, sebenarnya tidak lain ialah menyiratkan sebuah kekosongan atau kehampaan. Sebaliknya, sesuatu yang bersih, polos, tanpa ornamen, sebenarnya adalah menyiratkan kepenuhan, kematangan, kesempurnaan. Hal ini diterapkan salah satunya pada detail mihrab ruang sholat yang penuh

ornamen, menyiratkan sebuah kekosongan pikiran agar kemudian bisa lebih khusyu’ dalam beribadah.

5

Page 6: Arsitektur Islam Di Cina

Gambar 6. Detail kerajinan tulisan kayu religius pada mihrab.

B. Vernacular Housing of Turfan

Gambar 7. Pintu masuk ke ruangan dinaikkan dari level inner courtyard. Gambar 8. View dari dalam courtyard ke arah gerbang masuk.

1. Informasi Umum

Lokasi : Turfan, China Tahun Pembangunan : Abad 13 (perkiraan) Tipologi Bangunan : PerumahanFungsi Bangunan : Hunian pribadi

2. Analisis Teori – Preseden

Pada tiap unit hunian terdapat ruang-ruang generik yang fungsinya bisa bersifat majemuk. Sebuah ruang bisa dipakai untuk menerima tamu, berkumpul keluarga, makan, atau bahkan tidur di malam hari. Berlawanan dengan arsitektur barat/modern, di mana tiap ruang harus terdefinisi dengan jelas fungsinya. Hal ini merupakan fitur fungsi yang biasa dimiliki oleh ruang-ruang arsitektur Islam tradisional, terutama rumah yang mencerminkan prinsip Unitas (At-Tauhid).

Pengawinan keindahan dengan fungsi/utilitas yang demikian khas, dalam arti fungsi dan utilitas adalah melengkapi keindahan. Menjadi indah adalah menjadi

6

Page 7: Arsitektur Islam Di Cina

bermanfaat dalam pengertian tatanan dunia (memenuhi kebutuhan dasar manusia). Courtyard di antara ruang-ruang hunian yang padat tidak hanya sekedar diciptakan, namun juga untuk memenuhi tuntutan fungsional akan kebutuhan tempat terbuka yang terekspos sinar matahari untuk menjemur pakaian, selain sebagai tempat berinteraksi sosial dan memegang peranan teknis dalam sirkulasi udara.

Gambar 9. Denah dan potongan tipikal unit hunian, Perumahan Vernakular di Turfan.

Konstruksi frame dari batang-batang kayu pada courtyard selain untuk menjemur pakaian juga sebagai tempat merambatnya tanaman sehingga menjadi semacam pergola yang menduhkan lingkungan mikro di sana. Selain itu, cerukan/ruang-ruang sisa yang terbentuk juga tidak hanya sekedar ada, namun memang memiliki fungsi atau sebagai elemen utilitas yang terencana; salah satunya sebagai tempat penyimpanan tangki air, di mana Turfan adalah daerah beriklim kering yang sangat membutuhkan air untuk menjaga laju evaporasi. Tidak ada fungsionalitas dan utilitas yang otentik yang dapat dipisahkan dari keindahan.

Teknik penggunaan bahan mencerminkan Realisme, pemuliaan terhadap material dilakukan dengan mengembalikan sifat alamiah setiap benda ciptaan Tuhan. Kayu diperlakukan sebagai kayu, batu diperlakukan sebagai batu, tanah diperlakukan sebagai tanah. Dinding terbuat dari bata yang diplester dengan tanah liat terekspos warna aslinya. Memiliki bukaan pintu dan jendela dalam ukuran yang minimal. Secara teknis dinding ini berfungsi untuk menjaga kenyamanan termal

7

Page 8: Arsitektur Islam Di Cina

dalam ruang; dengan kerapatan dan kekedapannya ia mampu memperlambat laju evaporasi.

Rangka atap adalah konstruksi rafter dari batang-batang kayu yang terekspos dan tampak kejelasan strukturnya; digunakan sebagai penutup atap adalah dedaunan/serat-serat kasar sebagai material setempat yang ringan dan mudah ditemukan. Di sini dapat terlihat adanya penguasaan terhadap ilmu pengetahuan tentang bangunan dan material yang mereka gunakan.

Memperhatikan hal-hal di atas, dapat terindikasikan pula pemenuhan terhadap prinsip Kesatupaduan dengan Tataan Alami pada bangunan vernakular ini. Arsitektur dan alam adalah sebuah perpaduan, dicerminkan dalam pemanfaatan sepenuhnya cahaya dan bayangan, kehangatan dan kesejukan, angin dan sirkulasinya, air dan efek penyejukannya, tanah dan ciri-ciri isolatif serta sifat protektifnya terhadap cuaca.

II. Kontemporer

Xinjiang International Grand Bazaar

Gambar 10. Aerial view sepanjang Jiefang South Road.

1. Informasi Umum

Lokasi : Urumqi, China Arsitek/Perencana : Xiaodong WangTahun Pembangunan : 2003 Periode : Abad 21 Tipologi Bangunan : Komersial, Publik/Kebudayaan, KeagamaanFungsi Bangunan : Pasar, Teater, Masjid

2. Analisis Teori – Preseden

8

Page 9: Arsitektur Islam Di Cina

Kompleks bangunan di atas lahan seleuas 9 ha ini merupakan kesatuan dari beberapa faset dalam realitas tunggal. Tipologi dasarnya adalah bangunan komersial, sehingga pengembangan fungsinya bisa menjadi sangat luas. Selain retail dan supermarket, terdapat juga restoran, teater, dan public square. Hal ini merupakan pengembangan dari kemajemukan fungsi yang biasa terdapat pada arsitektur Islam tradisional, terutama rumah. Berbagai fungsi kegiatan di sini saling terkait, tidak hanya yang bersifat sekuler namun ditambahkan pula fungsi religi yaitu masjid di tengah pusat perbelanjaan ini. Sehingga menghilangkan batas-batas antara profan dan sakral, yang kemudian menjadi ciri dari penerapan prinsip Unitas (At-Tauhid).

Gambar 11. 3d rendering aerial view seluruh kompleks bangunan.

Dalam pengolahan eksterior dan interior pun prinsip unitas dapat dilihat, di mana ada kesatuan antara ruang dalam dan ruang luar. Ada bagian-bagian yang merupakan ruang luar namun orang akan merasa mereka berada di dalam, begitu juga ada ruang dalam di mana orang merasa berada di luar.

Gambar 11-12. Pemandangan sirkulasi pejalan.

Perihal materialitas dan teknik memperlakukan bahan kita bisa dengan jelas melihat Realisme. Bagaimana material diperlakukan sebagaimana mereka apa adanya, sehingga tercermin karakter mereka sebagai bagian dari kreasi Tuhan. Bagaimana

9

Page 10: Arsitektur Islam Di Cina

konstruksi bata dicirikan dengan khas secara penampilan visual. Kompleks bangunan ini mengambil inspirasi arsitektur dari daerah Asia Tengah yang merupakan daerah asal penyebaran Islam di Kota Urumqi ini. Ciri khasnya adalah konstruksi dinding pendukung dengan menggunakan bata. Efek visual yang ditimbulkan adalah kesan tebal, bulky, dan masif, karena memang tuntutan teknis dari konstruksi dinding pendukung adalah ekstra dimensi ketebalan untuk memikul beban beberapa lantai bangunan di atasnya. Juga keterbatasan penggunaan jendela karena tidak banyak luas dinding yang bisa dilubangi mengingat keutuhan soliditas yang dibutuhkan untuk menyalurkan beban. Namun ini sah-sah saja karena merupakan ekspresi yang jujur, dan membuktikan kesadaran akan spiritualitas Islam sehingga bisa tercipta arsitektur Islami.

Gambar 13. View dari arah barat masjidGambar 14. Detail dari menara utama.

Prinsip Kesatupaduan dengan Tataan Alami juga muncul di sini dengan adanya upaya-upaya untuk selaras dengan lingkungan. Kondisi iklim kering dicoba untuk direspon dalam kompleks bangunan ini. Yang utamanya adalah dengan penggunaan material bata dalam rangka memanfaatkan ciri-ciri isolatif tanah dan sifat protektifnya. Kemudian dengan permainan solid-void terhadap masa bangunan yang menghasilkan efek terang dan teduh, pemanfaatan cahaya dan bayangan untuk membantu mengondisikan iklim mikro sehingga tercipta ruang yang hangat dan ruang yang sejuk. Selain itu, masih berkaitan dengan pengondisian termal juga dimanfaatkan unsur angin dan sirkulasinya dengan membuat promenade utama di tengah kompleks yang berfungsi untuk menyalurkan angin/mendistribusikan pergerakan udara, sehingga udara segar dapat menjangkau sebagian besar area bangunan. Tidak hanya itu saja, untuk membantu menciptakan kenyamanan termal juga dimanfaatkan air dan efek penyejukannya dengan diletakkannya kolam besar di tengah promenade sehingga udara yang mengalir di sini akan membawa kandungan uap air yang lebih besar dan mampu menekan laju evaporasi yang tinggi di lingkungan sekitarnya. Aspek-aspek ini menandakan bahwa arsitektur menjadi sebuah kesatuan dengan fitur lingkungan alami.

10

Page 11: Arsitektur Islam Di Cina

Gambar 15. Ruang terbuka tengah dan menara utama. Gambar 16. Departemen sirkulasi pejalan.

Pada tingkatan yang lebih tinggi lagi terdapat penerapan prinsip Kehampaan Ruang dalam wujud menciptakan sense of place. Bagaimana dalam sebuah kegiatan berbelanja pengunjung bisa mengahayati dan merasakan ruang secara totalitas dengan penggunaan seluruh indera. Pengalaman berbelanja di sini benar-benar dibangun dan diciptakan agar optimal dan dapat dirasakan dengan kuat. Bisa terlihat dari perkuatan pola sirkulasi yang mengelilingi sekaligus memecah massa bangunan sehingga tercipta ruang lebih untuk berjalan, berbelanja, dan menikamti ruang.

Gambar 17. Denah lantai dasar.

11

Page 12: Arsitektur Islam Di Cina

Gambar 18. Pemandangan jalan sepanjang Jiefang South Road.

D A F T A R P U S T A K A

Fernandez, Antonio et. al., The Mosque: History Architectural Development & Regional Diversity, Thames & Hudson, London, 1994.

----, Islam Art & Culture (A Resource for Teachers), National Gallery of Art, Washington, 2004.

Nasr, Seyyed Hossein. The Heart of Islam (Enduring values for Humanity), Perfect Bound, Bethesda, Maryland, 2002.

www.archnet.org, 26 Mei 2009.

www.krxj.com, 20 Mei 2009.

www.orientaltravel.com, 20 Mei 2009.

www.knowschina.com, 20 Mei 2009.

www.scribd.com, 26 Mei 2009.

12