43
V-1 BAB V ANALISA PERHITUNGAN ALAT PENUKAR KALOR Pada bab ini berisi tentang perhitungan- perhitungan untuk mengetahui performansi dari kerja alat penukar kalor. Pertama untuk mengetahui performansi alat penukar kalor tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan data design kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan data actual atau operasi. Setelah itu, dari hasil perhitungan yang didapat maka akan diketahui performansi alat penukar kalor apakah mengalami penurunan atau tidak dengan cara membandingkannya. Pada bab ini juga berisi tentang perhitungan factor pengotoran dan pengaruhnya terhadap performansi alat penukar kalor. Pada perhitungan ini akan digunakan satuan British. 5.1 Perhitungan Data Desain 5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida Shell

Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

  • Upload
    phamdat

  • View
    250

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-1

BAB V

ANALISA PERHITUNGAN ALAT PENUKAR KALOR

Pada bab ini berisi tentang perhitungan-perhitungan untuk mengetahui

performansi dari kerja alat penukar kalor. Pertama untuk mengetahui performansi

alat penukar kalor tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan data

design kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan data actual atau

operasi. Setelah itu, dari hasil perhitungan yang didapat maka akan diketahui

performansi alat penukar kalor apakah mengalami penurunan atau tidak dengan

cara membandingkannya. Pada bab ini juga berisi tentang perhitungan factor

pengotoran dan pengaruhnya terhadap performansi alat penukar kalor. Pada

perhitungan ini akan digunakan satuan British.

5.1 Perhitungan Data Desain

5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida Shell

Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima

oleh fluida dingin dari fluida panas. Besarnya penerimaan atau

pengambilan kalor dari fluida panas ke fluida dingin dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Q=mh . Cph ∆ T ……… (Lit 2, hal 491)

Page 2: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-2

Maka besarnya kalor yang dilepas oleh fluida panas adalah :

Qh=mh .C p ∆ T …………………. (Lit 2, hal 491)

Dengan menggunakan data :

Tmasuk = 590 oF

Tkeluar = 251,6 oF

Dengan tekanan pada shell diketahui maka didapat pada table

termodinamika temperature jenuh yaitu sebesar Tjenuh (kondensasi) =

332,9 oF.

mh=13671 lb /hr

∆Tavg = 461,45 oF

Cp (steam) = 0,518 Btu/lb oF

Cp (liquid) = 1,025 Btu/lb oF

Hfg (kalor laten kondensi) = 401,44 Btu/lb

Oleh karena fluida dalam shell mengalami perubahan fasa yaitu

dari uap ke cair dan sebelum ke cair mengalami kondensasi pada suhu T.

Maka dapat ditentukan jumlah total kalor yang dilepas oleh fluida shell,

sebesar :

Qdilepas = Qtot = Qsensibel + Qlaten + Qsensibel

Qsensibel yaitu pada perubahan tempratur dengan fasa masih sama (steam),

didapat sebesar :

Page 3: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-3

Qsensibel = m Cp(steam) ∆T

= 13671 lb/h x 0,518 Btu/lb oF x 257,1 oF

= 1820673,704 Btu/hr

Steam akan mengalami kondensasi, dimana steam akan memulai awal

perubahan fasa yaitu pada uap jenuh.

maka besar kalor laten yang didapat dengan temperature konstan T =

332,9 oF didapat :

Qlaten = m hfg

Dimana,

hfg = 401,44 Btu/lb

sehingga :

Qlaten = 13671 lb/hr x 401,44 Btu/lb

= 5488086,24 Btu/hr

Setelah fluida mengalami kondensasi, maka akan terjadi perubahan suhu

dengan fase tetap yaitu sebesar :

Qsensibel = m Cp(liquid) ∆T

= 13671 lb/hr x 1,025 Btu/lb oF x 81,3 oF

= 1139238,608 Btu/hr

Maka total kalor yang dilepas oleh fluida shell adalah :

Qtot = 1820673,704 Btu/hr + 5488086,24 Btu/hr + 1139238,608 Btu/hr

= 8447998,552 Btu/hr

Page 4: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-4

5.1.2 Perpindahan Kalor Pada Fludia Tube

Secara teoritis karena kalor yang dilepaskan fluida panas diserap

seluruhnya oleh fluida dingin maka besar kalor yang diterima air pengisi

boiler yang mengalami proses pemanasan adalah :

Qc=mc . Cp(liquid) . ∆T

Dimana pada fluida tube tidak mengalami perubahan fase, maka untuk

perpindahan kalornya adalah :

mc=85752 lb /hr

Cp(liquid) pada ∆T rata-rata = 1,0206 Btu/lb oF

∆T = 82,8 oF

Maka kalor yang diserap oleh fluida dalam tube adalah,

Qt = 85752 lb/hr x 1,0206 Btu/lb oF x 82,8 oF

= 7246531,07 Btu/hr

5.1.3 Beda Temperatur Rata-Rata Log / Log Mean Temperatur

Difference (LMTD)

Untuk alat penukar kalor bukan jenis pipa ganda perbedaan suhu

dihitung dengan menggunakan faktor koreksi. Nilai dari faktor koreksi

tergantung pada keefektivan panas (P) dan perbandingan kapasitas panas

(R).

LMTD=T lm=(273,6 )− (18 )

ln (273,618 )

= 93,97 oF

Page 5: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-5

Faktor koreksi FT = 1 (lampiran)

Maka selisih temperature rata-rata sebenarnya,

∆Tm = LMTD x FT ………….. (Lit 3, hal 179)

= 93,97 x 1

= 93,97 oF

5.1.4 Perhitungan Pada Sisi Tube

Data tube yang digunakan :

Diameter luar (OD) : 0,0625 ft

Diameter dalam (ID) : 0,0474 ft

Luas aliran dalam (at’) : 0,247 in2

Jumlah lintasan (n) : 2

Jarak antar tube ((pt) : 0,0833 ft

Panjang tube (L) : 13,7466 ft

Jumlah tube : 270

5.1.4a Luas Laluan Aliran Tube

a t=N t . at

'

144n …………………… (Lit 3, hal 211)

Dimana,

Nt = jumlah tube

= 270

at’ = luas aliran per tube

= 0,247 in2 …………. (lampiran 2)

Page 6: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-6

n = jumlah pass

= 2

Sehingga diperoleh,

a t=270 x0,247

144 x 2=66,69

288=0,231 ft2

5.1.4b Laju Aliran Massa

Gt=W t

at ……………………. (Lit 3, hal 212)

Dimana,

wt = laju aliran massa sebelah tube

= 85752 lb/h

at = luas aliran sebelah tube

= 0,231 ft2

Sehingga didapat,

Gt=857520,231

=371220,779 lb / ft2 h

5.1.5 Perhitungan Pada Sisi Shell

Shell adalah bagian tengah alat penukar kalor dan merupakan

rumah untuk tube bundle (berkas tubeI, antara shell dan tube bundle

terdapat fluida yang menerima atau melepas panas, sesuai dengan proses

yang terjadi.

Data shell yang digunakan :

Diameter luar shell : 1,9849 ft

Diameter dalam shell : 1,7716 ft

Page 7: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-7

Panjang shell (L) : 13,9598 ft

Jumlah pass : 2

Jumlah lintasan buffle : 8

Jarak antara sekat (B) : 1,6404 ft

5.1.5a Luas Laluan Aliran Shell

as=ID xC ' x B

Pt …………………. (Lit 3, hal 208)

Dimana,

ID = diameter sebelah dalam shell

= 1,7716 ft

C’ = daerah bebas antara tube dengan tube

= 0,0182 ft

B = jarak antara buffle

= 1,6404 ft

Pt = jarak pitch

= 0,0833 ft

Maka didapat,

as=1,7716 x0,0182 x1,6404

0,0833

as=0,05360,0833

=0,634 ft2

5.1.5b Laju Aliran Massa

Gs=was

……………………….. (Lit 3, hal 208)

Dimana,

Page 8: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-8

w = berat fluida yang mengalir sebelah shell

= 13671 lb/h

as = luas laluan pada shell

= 0,634 ft2

Maka didapat,

Gs=136710,634

=21563,091 lb / ft2h

5.1.6 Temperatur Kalori (Tc) dan (tc)

Besarnya temperature kalori dari shell and tube dapat diperoleh

sebagai berikut :

Tc = T2 + Fc (T1 – T2) untuk fluida shell, dan

tc = t1 + Fc (t2 – t1) untuk fluida tube

Dimana,

T1 = temperature fluida panas masuk shell

= 590 oF

T2 = temperature fluida panas keluar shell

= 251,6 oF

t1 = temperature fluida dingin masuk tube

= 233,6 oF

t2 = temperature fluida dingin keluar tube

= 316,4 oF

Fc = 0,36 ……… (lampiran 4)

Page 9: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-9

Sehingga didapat,

Tc = 251,6 + 0,36 (590-251,6)

= 251,6 + 121,8 = 373,4 oF

tc = 233,6 + 0,36 (316,4-233,6)

= 233,6 + 29,8

= 263,4oF

5.1.7 Bilangan Reynold

4.1.7a Bilangan Reynold Untuk Aliran Dalam Tube

ℜt=ID .G t

μ ……………………. (Lit 3, hal 213)

Dimana,

Gt = kecepatan aliran massa pada tube

= 371220,779 lb/ft2h

ID = diameter dalam tube

= 0,0474 ft

µ = viskositas

= 0,53 lb/ft h

Maka didapat,

Ret = 0,0474 x371220,779

0,53

= 33199

5.1.7b Bilangan Reynold Untuk Aliran Dalam Shell

ℜs=D .Gs

μ ……………………… (Lit 3, hal 208)

Page 10: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-10

Dimana,

D = diameter ekivalen

= 0,079 ft …… (lampiran 3)

Gs = laju aliran massa

= 21563,091 lb/hft2h

µ = viskositas

= 0,037 lb/ft h

Maka didapat,

ℜs=0,079 x21563,091

0,037

= 46040

5.1.8 Perhitungan Koefisien Perpindahan Kalor

5.1.8a Koefisien Perpindahan Kalor Sisi Tube

Koefisien perpindahan kalor pada sisi tube dapat dicari dengan

menggunakan persamaan :

hi

∅ t=( J h

De) . kc .(C pc . μ

kc)

1/3

………………... (Lit 3, hal 213)

Maka untuk mendapatkan nilai koefisien perpindahan kalor dalam

tube

hi

∅t=( J H

ID ) . kc .( Cpc . μkc

)1 /3

………………... (Lit 3, hal 213)

Dimana,

kc = konduktivitas termal

= 0,396 Btu/h ft oF

Page 11: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-11

Cpc = panas spesifik

= 1,015 Btu/lb oF

µ = viskositas air

= 0,53 lb/ft h

ID = diameter dalam tube

= 0,0474 ft

jh = 100 …. (lampiran 1)

Sehingga didapat,

hi

∅t= 100

0,0474.0,396 .( 1,015 x0,53

0,396 )1 /3

hi

∅t= 39,6

0,0474(1,36 )1 /3

hi

∅t=925,614 Btu/h ft2 oF

Maka besarnya koefisien koreksi dinding pipa :

hio

∅ t=

hi

∅ tx ID

OD …………………… (Lit 3, hal 213)

hio

∅ t=925,614 x 0,0474

0,0625

hio

∅ t=701,985 Btu/h ft

Page 12: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-12

Dengan didapatnya besar viskositas fluida pada suhu dinding tube

øt = 1,023. Maka besar koefisien seluruh dinding luar tube

sebenarnya adalah :

hio = 701,985 x 1,023

= 718,13 Btu/h ft2 oF

5.1.8b Koefisien Perpindahan Kalor Luar Tube

ho

∅ s=( J H

De) .k h.( C ph . μ

kh)

1 /3

………………... (Lit 3, hal 213)

Dimana,

kh = konduktivitas termal

= 0,388 Btu/h ft oF

cph = panas spesifik pada shell

= 1,042 Btu/lboF

µ = viskositas

= 0,037 lb/ft h

JH = factor perpindahan panas

= 160 …………. (lampiran 3)

D = diameter ekivalen

= 0,079 ft …………… (lampiran 3)

Maka didapat,

ho

∅ s=( 160

0,079 ) .0,388 .( 1,042 x 0,0370,388 )

1 /3

…... (Lit 3, hal 213)

Page 13: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-13

ho

∅ s=785,822 (0,1 )

13

ho

∅ s=364,621 Btu/h ft2 oF

Maka besarnya koefisien perpindahan panas shell setelah

dikoreksi dengan besar viskositas øs = 0,704 yaitu :

ho = 364,621 x 0,704

= 256,693 Btu/h ft2 oF

5.1.8c Temperatur Dinding Tube

tw=t c+

ho

∅ s

hio

∅ t+

ho

∅ s

.(T c−t c) …………………. (Lit 3, hal 211)

Dimana,

tc = 263,4 oF

Th = 373,4 oF

ho/øs = koefisien perpindahan kalor shell

= 364,621 Btu/h ft2 oF

hio/øt = koefisien perpindahan kalor tube

= 701,985 Btu/h ft2 oF

Sehingga didapat,

tw=263,4+ 364,621701,985+364,621

. (373,4−263,4 )

tw=263,4+37,6

tw=301 oF

Page 14: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-14

Dari perhitungan temperature dinding didapat viskositas masing-

masing fluida yaitu :

a. viskositas air pengisi boiler, µ = 0,53 lb/ft h

b. viskositas fluida, µw = 0,45 lb/ft h

maka besarnya viskositas fluida pada suhu dinding tube :

∅ t=( μμtw )

0,14

…………………. (Lit 3, hal 213)

∅ t=( 0,530,45 )

0,14

∅ t=¿ 1,023 øs = 0,704

5.1.8d Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Bersih

U c=ho x hio

hio+ho …………………. (Lit 3, hal 213)

Dimana,

ho = koefisien perpindahan kalor sisi shell

= 256,693 Btu/h ft2 0F

hio = koefisien perpindahan kalor sisi tube

= 718,13 Btu/h ft2 oF

Sehingga didapat,

U c=256,693 x718,13718,13+256,693

U c=184338,944

974,823

U c=189,1 Btu/h ft2 oF

Page 15: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-15

5.1.8e Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Operasi

U D=Q

A . ∆ t ……………………. (Lit 3, hal 213)

Dimana,

Q = kalor yang diserap pada sisi tube

= 7246531,07 Btu/hr

A = luasan perpindahan keseluruhan tube

Sehingga didapat,

A = π.Nt.L.OD ………………….. (Lit 3, hal 213)

= 3,14x270 x 13,7466 x 0,0625

= 728,397 ft2

∆t = 93,97 oF

Sehingga didapat,

U D=7246531,07

728,397 x93,97

U D=105,869 Btu/h ft2 oF

5.1.9 Faktor Pengotoran

Setelah pemakaian selama periode tertentu, permukaan

perpindahan kalor pada alat penukar kalor mungkin akan dilapisi oleh

endapan yang biasa terdapat dalam sistem aliran, atau mungkin

permukaan itu akan mengalami korosi akibat bereaksinya fluida dengan

material yang digunakan dalam kontruksi alat penukar kalor. Endapan

yang biasa terdapat dalam sistem aliran tersebut memberikan tahanan

tambahan terhadap aliran kalor, dalam hal ini menyebabkan menurunnya

Page 16: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-16

kemampuan kerja alat, pengaruh dari endapan tersebut terhadap

koefisien perpindahan kalor menyeluruh disebut faktor pengotoran

(fouling factor). Faktor pengotoran didefinisikan sebagai berikut

Rd=U c−U D

U c xU D …………………… (Lit 3, hal 213)

Dimana,

Uc = koefisien perpindahan keseluruhan bersih

= 189,1 Btu/h ft2 oF

UD = koefisien perpindahan keseluruhan kotor

= 105,869 Btu/h ft2 oF

Sehingga didapat,

Rd=189,1−105,869189,1 x105,869

Rd=83,231

20019,828

Rd=0,00415 h ft2 oF/Btu

5.1.10 Efektivitas Alat Penukar Kalor

Efektivitas alat penukar kalor dapat dicari dengan menggunakan

persamaan :

ε=1−e−NTU …………………… (Lit 2 , hal 503)

Dimana,

N = U . ACmin

Dimana,

Page 17: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-17

A = 728,397 ft2

Ud = 105,869 Btu/h ft2 oF

Cmin = 87518,49 Btu/h oF

Didapat,

N = 105,869 x 728,397

87518,49

= 0,88

Dengan hasil perhitungan di atas, maka efektivitas Alat Penukar Kalor

dapat dihitung.

ε=1−e−0,88

ε=58,52 %

5.2 Perhitungan Data Operasi

5.2.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida Shell

Beban kalor pada alat penukar kalor adalah besarnya kebutuhan kalori

yang harus diberikan oleh fluida panas kepada fluida dingin sebagai

pengisi air boiler. Besarnya perpindahan kalor dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan :

Qh=mh .Cp.∆ T …………………… (Lit 2, hal 491)

Dari perhitungan disain, maka untuk keadaan operasi juga dipergunakan

analisa di atas.

Dimana,

Page 18: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-18

mh=13671 lb /hr

Tin (shell) = 428 oF

Tout (shell) = 230 oF

Dengan besar tekanan pada shell adalah 5,5 kg/cm2, maka dengan

menggunakan table thermodinamika didapat temperature jenuhnya yaitu

sebesar T = 310,49 oF.

Dengan temperature rata-rata didapat :

Cp (steam) = 0,526 Btu/lb oF

Cp (liquid) = 1,02 Btu/lb oF

hfg = 409,52 Btu/lb

maka didapat,

Qs = m . Cp ∆T

= 13671 lb/hr x 0,526 Btu/lb oF x 117,51 oF

= 845008,06 Btu/hr

QL = m hfg

= 13671 lb/hr x 409,52 Btu/lb

= 5598547,92 Btu/hr

Qs = m Cp ∆T

= 13671 lb/hr x 1,02 Btu/lb oF x 80,49

= 1122386,36 Btu/hr

Maka kalor total yang dilepas oleh fluida shell adalah :

Page 19: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-19

Qtot (dilepas) = 845008,06 Btu/hr + 5598547,92 Btu/hr + 1122386,36

Btu/hr

= 7565942,34 Btu/hr

5.2.2 Perpindahan Kalor Pada Fludia Tube

Karena kalor yang dilepaskan fluida panas diserap seluruhnya oleh

fluida dingin maka besar kalor yang diterima air pengisi boiler yang

mengalami proses pemanasan adalah :

Qc=mc .Cp . ∆ T

Dimana,

mc=85752 lb/hr

Cp=1,02 Btu/lb oF

∆ T=79,2 oF

Maka kalor yang diterima oleh fluida tube adalah sebesar :

Qt = 85752 lb/hr x 1,02 Btu/lb oF x 79,2 oF

= 6927385,56 Btu/hr

Dari perhitungan didapat besar kalor yang dilepas oleh fluida shell dan

yang diterima oleh fluida tube. Dari hasil perhitungan terdapat

perbedaan besar kalor yang diserap dengan yang diterima yaitu sebesar

heat loss = 638556,78 Btu/hr. ini diakibatkan karena kemungkinan

adanya kalor yang lepas ke lingkungan akibat kerusakan isolasinya dan

lain sebagainya.

Page 20: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-20

5.2.3 Beda Temperatur Rata-Rata Log / Log Mean Temperatur

Difference (LMTD)

LMTD=T lm=(T 1−t2 )−(T 2−t 1)

ln(T 1−t 2)(T 2−t 1)

…………… (Lit 3, hal 178)

Dimana,

LMTD=133,2−64,8

ln 133,264,8

= 68,4ln 2,05

= 95,397 oF

Faktor Koreksi, F = 1 ………. (Lit 2,hal 492)

Maka selisih temperature rata-rata yang sebenarnya,

∆Tm = LMTD x FT …………………. (Lit 3, hal 179)

= 95,397 x 1

= 95,397 oF

5.2.4 Perhitungan Pada Sisi Tube

Data tube yang digunakan :

Diameter luar (OD) : 0,0625 ft

Diameter dalam (ID) : 0,0474 ft

Luas aliran dalam (at’) : 0,247 in2

Jumlah lintasan (n) : 2

Jarak antar tube ((pt) : 0,0833 ft

Panjang tube (L) : 13,7466 ft

Page 21: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-21

Jumlah tube : 270

5.2.4a Luas Laluan Aliran Tube

a t=N t . at

'

144n …………………… (Lit 3, hal 211)

Dimana,

Nt = jumlah tube

= 270

at’ = luas aliran per tube

= 0,247 in2 …………. (Lampiran 2)

n = jumlah pass

= 2

Sehingga diperoleh,

a t=270 x0,247

144 x 2=66,69

288=0,231 ft2

5.2.4b Laju Aliran Massa

Gt=W t

at ……………………. (Lit 3, hal 212)

Dimana,

wt = laju aliran massa sebelah tube

= 85752 lb/h

at = luas aliran sebelah tube

= 0,231 ft2

Sehingga didapat,

Page 22: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-22

Gt=857520,231

=371220,779 lb / ft2 h

5.2.5 Perhitungan Pada Sisi Shell

Data shell yang digunakan :

Diameter luar tube : 0,0651 ft

Diameter dalam tube : 0,0474 ft

Diameter luar shell : 2,2572 ft

Diameter dalam shell : 1,7978 ft

Panjang shell (L) : 13,9598 ft

Jumlah pass : 2

Jumlah lintasan buffle : 8

Jarak antara sekat (B) : 1,6404 ft

5.2.5a Luas Laluan Aliran Shell

as=ID xC ' x B

Pt …………………. (Lit 3, hal 208)

Dimana,

ID = diameter sebelah dalam shell

= 1,7716 ft

C’ = daerah bebas antara tube dengan tube

= 0,0182 ft

B = jarak antara buffle

= 1,6404 ft

Pt = jarak pitch

= 0,0833 ft

Page 23: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-23

Maka didapat,

as=1,7716 x0,0182 x1,6404

0,0833

as=0,05280,0833

=0,634 ft2

5.2.5b Laju Aliran Massa

Gs=was

……………………….. (Lit 3, hal 208)

Dimana,

w = jumlah fluida yang mengalir sebelah shell

= 13671 lb/h

as = luas laluan pada shell

= 0,634 ft2

Maka didapat,

Gs=136710,634

=21563,091 lb / ft2h

5.2.6 Temperatur Kalori (Tc) dan (tc)

Besarnya temperature kalorik dari shell and tube dapat diperoleh

sebagai berikut :

Tc = T2 + Fc (T1 – T2) untuk fluida shell, dan

tc = t1 + Fc (t2 – t1) untuk fluida tube

Dimana,

T1 = temperature fluida panas masuk shell

Page 24: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-24

= 428 oF

T2 = temperature fluida panas keluar shell

= 230 oF

t1 = temperature fluida dingin masuk tube

= 215,6 oF

t2 = temperature fluida dingin keluar tube

= 294,8 oF

Fc = 0,32 ….. (lampiran 4)

Sehingga didapat,

Tc = 230 + 0,32 (428-230)

= 230 + 63,36

= 293,36 oF

tc = 215,6 + 0,32 (294,8-215,6)

= 215,6 + 25,34

= 240,94oF

5.2.7 Bilangan Reynold

5.2.7a Bilangan Reynold Untuk Aliran Dalam Tube

ℜt=IDt .Gt

μ ……………………. (Lit 3, hal 213)

Dimana,

Gt = kecepatan aliran massa pada tube

= 371220,779 lb/ft2h

Page 25: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-25

ID = diameter dalam tube

= 0,0474 ft

µ = viskositas

= 0,58 lb/ft h

Maka didapat,

Ret = 0,0474 x371220,779

0,58

= 30337,698

5.2.7b Bilangan Reynold Untuk Aliran Dalam Shell

ℜs=Ds .G s

μ ……………………… (Lit 3, hal 208)

Dimana,

De = diameter ekivalen

= 0,079 ft ………… (lampiran 3)

Gs = laju aliran massa

= 21563,091 lb/hft2h

µ = viskositas

= 0,039 lb/ft h

Maka didapat,

ℜs=0,079 x21563,091

0,039

Page 26: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-26

= 43679

5.2.8 Perhitungan Koefisien Perpindahan Kalor

5.2.8a Koefisien Perpindahan Kalor Tube

hi

∅ t=( Jh

D ) . kc .(C pc . μk c

)1 /3

………………... (Lit 3, hal 213)

Dimana,

kc = konduktivitas termal

= 0,396 Btu/h ft oF

Cpc = panas spesifik

= 1,01 Btu/lb oF

µ = viskositas air

= 0,58 lb/ft h (lampiran)

D = diameter dalam tube

= 0,0474 ft

jH = 90 ………….. (lampiran 1)

Sehingga didapat,

hi

∅ t= 90

0,0474. 0,396 .( 1,01 x 0,58

0,396 )1 /3

hi

∅ t= 35,64

0,0474(1,48 )1 /3

hi

∅ t=857,163 Btu/h ft2 oF

Maka besarnya koefisien koreksi dinding pipa :

hio

∅ t=

hi

∅ tx ID

OD …………………… (Lit 3, hal 213)

Page 27: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-27

hio

∅ t=857,163 x 0,0474

0,0625

hio

∅ t=857,163 x 0,7584

= 650,072 Btu/h ft2 oF

Dengan didapatnya besar viskositas fluida pada suhu dinding tube øt

= 1,015, maka besar koefisien seluruh dinding luar tube sebenarnya

adalah :

hio = 650,072 x 1,015

= 659,823 Btu/h ft2 oF

5.2.8b Koefisien Perpindahan Kalor Luar Tube

ho

∅ s=( J H

De) .k h.( C ph . μ

kh)

1 /3

………………... (Lit 3, hal 213)

Dimana,

De = 0,079 ft (lampiran 3)

kh = konduktivitas termal

= 0,395 Btu/h ft oF (lampiran)

Cph = panas spesifik

= 1,023 Btu/lboF (lampiran)

µ = viskositas

= 0,039 lb/ft h (lampiran)

JH = factor perpindahan panas

= 150 (lampiran 3)

Page 28: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-28

Maka didapat,

ho

∅ s=( 150

0,079 ) .0,395 .( 1,023 x 0,0390,395 )

1 /3

….. (Lit 3, hal 213)

ho

∅ s=750 (0,1 )

13

ho

∅ s=348 Btu /h ft2 F

Maka besarnya koefisien perpindahan panas Luar Tube setelah

dikoreksi dengan besar viskositas øs = 0,695 yaitu :

ho = 348 x 0,695

= 241,86 Btu/h ft2 oF

5.2.8c Temperatur Dinding Tube

tw=t c+

ho

∅ s

hio

∅ t+

ho

∅ s

.(T c−t c) …………………. (Lit 3, hal 211)

Dimana,

tc = 240,94 oF

Tc = 293,36 oF

ho/øs = koefisien perpindahan kalor Luar Tube

= 348 Btu/h ft2 oF

hio/øt = koefisien perpindahan kalor tube

= 650,072 Btu/h ft2 oF

Sehingga didapat,

Page 29: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-29

tw=240,94+ 348650,072+348

. (293,36−240,94 )

tw=240,94+18,277

tw=259,217 oF

Dari perhitungan temperature dinding didapat viskositas masing-

masing fluida yaitu :

a. viskositas air pengisi boiler, µ = 0,58 lb/ft h

b. viskositas fluida, µw = 0,52 lb/ft h

maka besarnya viskositas fluida pada suhu dinding tube :

∅ t=( μμtw )

0,14

…………………. (Lit 3, hal 213)

∅ t=( 0,580,52 )

0,14

∅ t=¿ 1,015 , ∅ s=¿ 0,695

5.2.8d Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Bersih

U c=ho x hio

hio+ho …………………. (Lit 3, hal 213)

Dimana,

ho = koefisien perpindahan kalor Luar Tube

= 241,86 Btu/h ft2 0F

hio = koefisien perpindahan kalor sisi tube

= 659,823 Btu/h ft2 oF

Sehingga didapat,

Page 30: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-30

U c=241,86 x659,823659,823+241,86

U c=159584,791

901,683

U c=176,985 Btu/h ft2 oF

5.2.8e Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Operasi

U D=Q

A . ∆ t ……………………. (Lit 3, hal 213)

Dimana,

Q = kalor yang diserap pada sisi tube

= 6927385,56 Btu/hr

A = luasan perpindahan keseluruhan tube

Sehingga didapat,

A = π.Nt. L.OD ………………….. (Lit 3, hal 213)

= 3,14x270 x 13,7466 x 0,0625

= 728,397 ft2

∆t = 95,397 oF

Sehingga didapat,

U D=6927385,56

728,397 x95,397

U D=99,693 Btu/h ft2 oF

5.2.9 Faktor Pengotoran

Rd=U c−U D

U c xU D …………………… (Lit 3, hal 213)

Dimana,

Page 31: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-31

Uc = koefisien perpindahan keseluruhan bersih

= 176,985 Btu/h ft2 oF

UD = koefisien perpindahan keseluruhan operasi

= 99,693 Btu/h ft2 oF

Sehingga didapat,

Rd=176,985−99,693176,985 x 99,693

Rd=77,292

17644,165

Rd=0,00438 h ft2 oF/Btu

5.2.10 Efektivitas Alat Penukar Kalor

Efektivitas alat penukar kalor dapat dicari dengan menggunakan

persamaan :

ε=1−e−NTU …………………… (Lit 2 , hal 503)

Dimana,

N = U . ACmin

Dimana,

A = 728,397 ft2

U = 99,693Btu/h ft2 oF

Cmin = 87467,04 Btu/h oF

Didapat,

N = 99,693 x 728,397

87467,04

= 0,83

Page 32: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-32

Dengan hasil perhitungan di atas, maka efektivitas Alat Penukar Kalor

dapat dihitung.

ε=1−e−0,83

ε=56,39%

Tabel 5.1. Perbandingan Hasil Perhitungan

Parameter Desain Operasi

1. Kalor diberikan shell (Qh) (Btu/hr)

2. Kalor diserap tube (Qc) (Btu/hr)

3. LMTD (0 F )

4. Koefisien Perpindahan Kalor

Keseluruhan bersih (Uc )

(Btu/h.ft2.0F)

5. Koefisien Perpindahan Kalor

Keseluruhan operasi (Ud )

6. Faktor Pengotoran (Rd ).

7. Jumlah Tube

8447998,552

7246531,07

93,97

189,1

105,869

0,00415

270

7565942,34

6927385,56

95,39

176,985

99,693

0,00438

270

Page 33: Web view5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida . Shell. Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas

V-33

8. Efektivitas Heat Exchanger. 58,52 % 56,39 %

5.3 Analisa

Pada prinsip kesetimbangan energi secara teori bahwa kalor yang

dilepas fluida panas harus sama dengan kalor yang diterima fluida dingin,

tetapi pada kenyataanya kalor yang dilepas oleh fluida panas tidak akan sama

dengan yang diserap fluida dingin. Hal ini dapat di akibatkan oleh hilangnya

kalor atau terjadi rugi- rugi kalor dari sisi shell.

Dari perhitungan didapat keefektifitasan alat menurun, ini dapat

diakibatkan dari pengaruh endapan-endapan yang terbawa oleh fluida dan

kemudian membentuk suatu lapisan pada permukaan pipa atau yang sering

dinamakan dengan kerak, sehingga koefisien perpindahan kalor melalui tube

menurun sehingga jumlah panas yang dipindahkan menjadi menurun.

Pemeliharaan alat yang kurang diperhatikan juga memberikan andil pada

penurunan efektifitas, dan juga factor usia. Karena sifat- sifat fisik fluida

sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya temperatur, maka secara tidak

langsung dapat dikatakan harga koefisien perpindahan kalor masing- masing

sisi akan sangat dipengaruhi oleh temperatur fluidanya itu sendiri.