8
Aplikasi GIS Dalam Pemetaan Kerentanan Bahaya Tanah Longsor Oleh : Khalida Rakhmadani Prodi S-1 Teknik Lingkungan UNLAM Abstack Tanah longsor merupakan suatu peristiwa geomorphic umum pada kemiringan lereng yang biasanya curam. Akibat bencana ini, telah merugikan ekonomi yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah. Dan yang paling parah ialah banyaknya korban jiwa akibat bencana longsor ini. Walaupun kejadian tanah longsor tidak dapat dicegah, namun ada kemungkinan untuk mengurangi akibat yang terajadi dari bencana ini. Kita dapat menggunakan GIS dalam mengidentifikasi resiko dan area terjadinya tanah longsor. Dapat juga menggunakan penginderaan jauh, teknik penginderaan jauh dan data spasial yang sesuai, serta kemajuan teknologi dan informasi dapat memegang peran yang sanagat penting dalam praktek rekayasa lereng, khususnya di daerah terpencil atau daerah yang aksesnya cukup sulit. Kata Kunci : GIS, penginderaan jauh, Geotechnical Engineering Office (GEO) 1. Pendahuluan Bahaya dan zonasi resiko longsor dan pemetaan umum untuk perkotaan dan pedesaan dilakukan secara luas

APLIKASI GIS DALAM PEMETAAN KERENTANAN BAHAYA TANAH LONGSOR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: APLIKASI GIS DALAM PEMETAAN KERENTANAN BAHAYA TANAH LONGSOR

Aplikasi GIS Dalam Pemetaan Kerentanan Bahaya Tanah Longsor

Oleh : Khalida Rakhmadani

Prodi S-1 Teknik Lingkungan UNLAM

Abstack

Tanah longsor merupakan suatu peristiwa geomorphic umum pada kemiringan lereng yang biasanya curam. Akibat bencana ini, telah merugikan ekonomi yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah. Dan yang paling parah ialah banyaknya korban jiwa akibat bencana longsor ini. Walaupun kejadian tanah longsor tidak dapat dicegah, namun ada kemungkinan untuk mengurangi akibat yang terajadi dari bencana ini. Kita dapat menggunakan GIS dalam mengidentifikasi resiko dan area terjadinya tanah longsor. Dapat juga menggunakan penginderaan jauh, teknik penginderaan jauh dan data spasial yang sesuai, serta kemajuan teknologi dan informasi dapat memegang peran yang sanagat penting dalam praktek rekayasa lereng, khususnya di daerah terpencil atau daerah yang aksesnya cukup sulit.

Kata Kunci : GIS, penginderaan jauh, Geotechnical Engineering Office (GEO)

1. Pendahuluan

Bahaya dan zonasi resiko longsor dan pemetaan umum untuk perkotaan dan

pedesaan dilakukan secara luas menurut (Siddie et al 1991, Lee et al 1991,

Hutchinson dan Chendler 1991, Hutchinson et al 1991, Morgan et al 1992, Carrara et

al 1991, dan 1992, Moon et al 1992 dalam Majid, 2003). Peta zona longsor membagi

tanah permukaan menjadi kawasan – kawasan dengan berbagai tingkat stabilitas,

berdasarkan perkiraan pentingnya faktor causative dalam mendorong ketidaksatbilan.

Para insinyur, ilmuwan bumi dan perencana tertarik dalam penilaian kerentanan tanah

longsor dan bahayanya karena dua tujuan, yaitu : (1) peta bahaya longsor

mengidentifikasi dan menggambarkan ketidakstabilan daerah yang rawan bahaya,

Page 2: APLIKASI GIS DALAM PEMETAAN KERENTANAN BAHAYA TANAH LONGSOR

sehingga program – program regenerasi lingkungan dapat mengadopsi langkah –

langkah mitigasi yang sesuai; (2) peta – peta ini dapat membantu dalam memilih

lokasi yang menguntungkan untuk penentuan tapak skema pembangunan, seperti

konstruksi bangunan dan jalan.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini kita

memerlukan suatu program yang dapat mengolah data – data primer dan sekunder ke

dalam penggunaan dan pengaturan informasi. Kita dapat menggunakan perangkat

yang saat ini sudah banyak dipergunakan yaitu GIS (Geographic Information System)

atau di Indonesia sendiri lebih dikenal dengan SIG. GIS merupakan suatu sistem dari

hardware, software dan procedure untuk memfasilitasi baik itu mencapture,

mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data

yang secara spasial (keruangan) dan mereferensikan kepada kondisi bumi(geo-

referenced).

Dasar dalam penggunaan GIS dan analisis Spasial adalah ketersediaannya data

spasial, dimana data-data yang diolah dalam GIS ini pada dasarnya terdiri dari data

spasial dan data atribut dalam bentuk digital. GIS didesain untuk menerima data

spasial dalam jumlah besar dari berbagai sumber dan mengintegrasikannya menjadi

sebuah informasi, sehingga GIS adalah alat yang handal untuk menangani data

spasial.

2. GIS Dalam Pemetaan Bahaya Longsor

Sejak awal 1990-an, Geotechnical Engineering Office (GEO) telah membayar

cukup banyak upaya dalam penyusunan GIS data lapisan untuk meningkatkan

efisiensi dan manajemen resiko longsor. GEO mengoperasikan GIS platform, yaitu

Permodelan Geologi System (GMS), tidak hanya untuk pengelolaan data geospasial,

tetapi juga beraneka macam teknik permodelan analisis dan tanah longsor. Teknik

penginderaan jauh dan data spasial yang sesuai, bersama dengan kemajuan teknologi

Page 3: APLIKASI GIS DALAM PEMETAAN KERENTANAN BAHAYA TANAH LONGSOR

informasi dan telekomunikasi, juga memainkan peran yang penting dalam praktek

rekayasa lereng, khususnya didaerah terpencil dan/atau di daerah yang aksesnya sulit.

Data spasial ini terintegrasi dengan GMS.

Pada tahun 1994 GEO meluncurkan proyek yang dapat mengidentifikasi secara

sistematis, katalog dan mendaftarkan lereng yang cukup besar termasuk dinding

penahan. Setiap kemiringan lereng diwakili oleh suatu poligon GIS yang

memperlihatkan tingkat kemiringan yang sesuai data. Dataset yang terkumpul dan

diupdate secara berkala, membentuk inventaris informasi penting tentang lereng

buatan manusia yang disebarluaskan melalui berbagai saluran ke masyarakat umum

dan praktisi geoteknik.

Dalam beberapa tahun terakhir, fungsi GIS yang lebih canggih adalah

dilaksanakan untuk mengatasi masalah – masalah geoteknik di suatu Negara. Ini

adalah sebagian hasil dari pembangunan secara bertahap kemampuan GIS dalam

profesi geoteknik, dan yang lebih penting lagi adalah meningkatnya permintaan dan

pengakuan penggunaan GIS dalam pemecahan masalah dan membantu pengambilan

keputusan. Manipulasi dan pengumpulan data dapat dilakukan menggunakan

perangkat GIS yang sesuai untuk presentasi dan tujuan analisis.

Analisis GIS merupakan cara yang efisisen untuk memeriksa hubungan dan

korelasi antara data spasial yang berbeda, yang sulit jika menganalisis menggunakan

cara konvensional. GEO mengoperasikan Sistem Peringatan Longsor pada saat curah

hujan yang intensitasnya cukup tinggi sejak 1978, untuk memperingatkan masyarakat

umum untuk mengurangi pemaparan ke kemungkinan bahaya dari tanah longsor.

Sebuah pendekatan GIS disederhanakan untuk menurunkan luas wilayah korelasi

antara tingkat kegagalan lereng.

GIS dapat memainkan peran penting dalam bidang pemetaan dengan

mennggunakan komputer yang diinstal dengan mobile GIS platform yang terhubung

ke Global Positioning System (GPS). Dataset yang relevan dapat di upload ke

Page 4: APLIKASI GIS DALAM PEMETAAN KERENTANAN BAHAYA TANAH LONGSOR

komputer dan dibawa ke situs. Resiko tanah longsor dapat dikurangi dengan

penggunaan sistem drainase, pengendalian struktur atau membatasi aktivitas

pembangunan dan masuknya penduduk ke kota di area dimana tanah longsor

mungkin terjadi.

3. Kesimpulan

GIS merupakan suatu sistem dari hardware, software dan procedure

untuk memfasilitasi baik itu mencapture, mengecek, mengintegrasikan,

memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data yang secara spasial

(keruangan) dan mereferensikan kepada kondisi bumi(geo-referenced).

Dasar dari bencana tanah longsor telah diidentifikasi sebagai kombinasi

dari curah hujan dan agaya pegas alami, slop pegunungan yang curam

seperti granit, dan juga penurunan lingkungan oleh aktivitas manusia,

terutama pengganitian luas hutan alami dengan perkebunan getah.

GEO mengoperasikan Sistem Peringatan Longsor pada saat curah hujan

yang intensitasnya cukup tinggi sejak 1978, untuk memperingatkan

masyarakat umum untuk mengurangi pemaparan ke kemungkinan

bahaya dari tanah longsor.

Pengembangan dan aplikasi fungsi GIS telah menghasilkan

peningkatan kemampuan dan efisien dalam menjalankan kerja

geoteknik.

Keberhasilan integrasi ke dalam praktek slope engineering GIS,

termasuk manajemen data, analisis dan permodelan, telah membantu

memanfaatkan pada manfaat dan kemajuan teknologi GIS.

Page 5: APLIKASI GIS DALAM PEMETAAN KERENTANAN BAHAYA TANAH LONGSOR

DAFTAR PUSTAKA

Ng. K. C., K. M. Chiu, K. K. S. Ho, and V. M. C. Chan. 2008. Application of GIS to

Landslide Risk Management in Hong Kong. Hong Kong. Department Hong Kong

SAR Government. www.x-cdeth.com/Edmonton08/pdfs/64.pdf

Diakses tanggal 11 Oktober 2009

Tanavud, Charlchai¹, Chao Yongchalermchai¹, Abdollah Bennui² and Charlie

Navanugraha³ . 2000. Application of GIS and Remote Sensing for Landslide Disaster

Management in Southern Thailand. Thailand. Prince of Songkla University and

Mahidol University. www.drs.dpri.kyto-u.ac.jp/jsnds/download.cgi?jsdn_26_1_1.pdf

Diakses tanggal 11 Oktober 2009

Tangestani, Majid H. 2003. Landslide Susceptibility Mapping Using The Fuzzy

Gamma Operation in A Gis, Kakan Catchment, Area, Iran. Iran. Shiraz University.

www.gisdevelopment.net/application/natural_hazards/landslides/pdf/40.pdf

Diakses tanggal 11 Oktober 2009