APBN Kesehatan Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

APBN, Kesehatan, Indonesia, Pemerintah, Ekonomi, Teknik, Tekno-Ekonomika

Citation preview

TUGAS EKONOMIKA DAN TEKNO-EKONOMIKAALOKASI ANGGARAN RI BIDANG KESEHATAN

KELOMPOK 10Aprilia Gresma Vista14/363782/TK/41792

Elok Pitaloka14/363847/TK/41819

Dinar Agritici Rosalia14/367150/TK/42369

Nur Fatya Roufah14/367279/TK/42438

Andika Yusuf Putra14/367287/TK/42444

Muhammad Alfin Zuhry14/367321/TK/42471

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRIJURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRIFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu investasi sangat penting yang menunjang seluruh kegiatan perekonomian rakyat. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka pemerintah pun ikut ambil bagian dalam membantu menjaga kesehatan rakyat Indonesia dengan mengalokasikan sebagian anggaran negara untuk sektor kesehatan dan juga membuat program-program kerja di sektor kesehatan. Anggaran negara untuk sektor kesehatan ini tentunya sudah diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan negara terkait urusan kesehatan, tetapi pada kejadian nyatanya, kondisi kesehatan Indonesia belum berkembang karena sistem teknologi kesehatan masyarakat yang efisien, efektif dan bisa terjangkau untuk setiap lapisan ekonomi masyarakat belum dimaksimalkan. Di sisi-sisi lain, apabila alokasi anggaran untuk kesehatan di Indonesia dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk sektor kesehatan di negara lain, anggaran yang sebelumnya dirasa cukup itu, malah terasa kurang, dan ketepatan jumlah anggaran untuk sektor kesehatan di Indonesia masih perlu dipertanyakan lebih lanjut, apakah jumlah tersebut sudah terasa benar-benar baik untuk menunjang sektor kesehatan di Indonesia atau belum.1.2.Tujuan1.2.1 Mengetahui anggaran kesehatan Republik Indonesia tahun 2014 & 2015.1.2.2 Menganalisa ketepatan jumlah anggaran kesehatan di Indonesia.1.2.3 Mengetahui perbandingan anggaran kesehatan di Indonesia dengan negara lain.1.3 Rumusan Masalah1.3.1 Berapa jumlah anggaran kesehatan Republik Indonesia tahun 2014 & 2015?1.3.2 Apakah jumlah anggaran kesehatan Republik Indonesia tahun 2015 sudah sesuai dengan Undang-Undang dan standar dari WHO?1.3.3 Bagaimana perbandingan anggaran kesehatan di Indonesia dengan negara lainnya?BAB IIPEMBAHASAN

2.1 ANGGARAN PENGELUARAN BELANJA NEGARA INDONESIA BIDANG KESEHATAN 20152.1.1 Anggaran Fungsi Kesehatan Indonesia tahun 2014 & 2015 Alokasi anggaran belanja Pemerintah Pusat pada fungsi kesehatan dalam APBN tahun 2015 sebesar Rp21.113,2 miliar, menunjukkan peningkatan sebesar 74,3 persen jika dibandingkan dengan alokasinya dalam APBNP tahun 2014 sebesar Rp12.112,2 miliar. Anggaran fungsi kesehatan tersebut terdiri atas beberapa subfungsi, antara lain yaitu: (1) subfungsi obat dan perbekalan kesehatan; (2) subfungsi pelayanan kesehatan perorangan; (3) subfungsi pelayanan kesehatan masyarakat; (4) subfungsi kependudukan dan keluarga berencana; (5) subfungsi Litbang kesehatan; (6) subfungsi kesehatan lainnya.Pada tahun 2014, Pemerintah belum Pemerintah mengalokasikan anggaran bidang kesehatan dalam rangka pelaksanaan BPJS kesehatan sebesar Rp19.932,5 miliar diperuntukkan bagi kelompok penerima bantuan iuran (PBI) untuk pembayaran premi sebesar Rp19.225 per orang per bulan untuk 86,4 juta jiwa selama 12 bulan. Anggaran PBI tersebut merupakan amanat PP Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, dan Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, yang antara lain mengatur tentang manfaat kesehatan dan kewajiban Pemerintah sebagai pemberi kerja. Target dan sasaran program ini adalah masyarakat miskin dan tidak mampu. APBN (semula) APBNP

2.1.2 Laporan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Semester Pertama Tahun Anggaran 2015Realisasi belanja pemerintah pusat sampai dengan 22 Juni 2015 mencapai Rp377.543,4 miliar atau 28,6 persen dari pagunya dalam APBNP tahun 2015 sebesar Rp1.319.549,0 miliar. Dalam klasifikasi menurut fungsi, fungsi kesehatan realisasinya sebesar Rp. 4.446,1 miliar.Selanjutnya, dengan memperkirakan faktor-faktor yang mempengaruhi realisasinya sampai dengan akhir bulan Juni 2015, maka realisasi belanja pemerintah pusat berdasarkan fungsi sampai dengan Semester I tahun 2015 diperkirakan mencapai Rp 436.112,5 miliar atau 33,1 persen dari pagunya dalam APBNP tahun 2015. Sampai dengan tanggal 22 Juni 2015, realisasi anggaran fungsi kesehatan mencapai Rp4.446,1 miliar atau 18,4 persen dari pagunya dalam APBNP tahun 2015 sebesar Rp24.208,5 miliar.Realisasi anggaran pada fungsi kesehatan tersebut digunakan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diantaranya melalui:a. Program Kependudukan dan KB sebesarRp421,0 miliarb. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak sebesar Rp377,7 miliarc. Program Pengawasan Obat dan Makanan sebesar Rp180,2 miliard. Program Pembinaan Upaya Kesehatan sebesar Rp2.879,1 miliare. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebesar Rp220,3 miliar.Berdasarkan realisasi sampai dengan tanggal 22 Juni 2015 dan perkiraan realisasi sampai dengan akhir Juni 2015, maka realisasi anggaran fungsi kesehatan diperkirakan mencapai Rp4.985,5 miliar atau 20,6 persen dari pagunya dalam APBNP tahun 2015. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13,8 persen dari pagunya, maka penyerapan anggaran fungsi kesehatan sampai dengan semester I tahun 2015 tersebut meningkat sebesar 6,8 persen.Penyerapan dalam semester I tahun 2015 dipengaruhi oleh: (1) adanya kendala terkait dengan pelaksanaan pengadaan melalui E-catalog karena daftar barang yang tidak tersedia, seperti obat-obatan; (2) permasalahan administrasi seperti adanya revisi anggaran dan kegiatan terkait penyelesaian APBNP tahun 2015 dan masih adanya alokasi yang belum terdistribusikan ke masing-masing satker. Perkiraan realisasi anggaran fungsi kesehatan yang dituangkan dalam program-program di atas ditujukan untuk pencapaian sasaran yang diharapkan, yaitu: a. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu, anak dan reproduksib. Meningkatnya kualitas penanganan masalah gizi masyarakatc. Meningkatnya efektivitas pengawasan obat dan makanan dalam rangka keamanan, mutu dan manfaat/khasiat obat dan makanand. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungane. Terselenggaranya pendidikan tinggi dan pertumbuhan mutu SDM kesehatanf. Meningkatnya penduduk yang mendapatkan jaminan kesehatan termasuk kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan.2.1.2 Anggaran Kesehatan

Realisasi anggaran belanja pemerintah pusat pada APBN 2015 untuk sektor kesehatan sebesar 21,1 triliun rupiah dari total belanja pemerintah pusat sebesar 1.392,4 triliun rupiah.

2.2 Analisis ketepatan Anggaran Kesehatan di Indonesia

2.2.1 Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009Negara yang akan kita bandingkan dengan Indonesia adalah Amerika Serikat. Ada beberapa hal yang mendasari dipilihnya Amerika Serikat sebagai pembanding, antara lain:1. Amerika Serikat juga merupakan negara besar dengan jumlah penduduk yang banyak, yaitu sebesar 325,628,081 jiwa, mirip dengan Indonesia yang memiliki jumlah penduduk sebesar 252,812,245 jiwa. 20% penduduk Amerika berusia 60 tahun keatas, sedagkan hanya ada 8% penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun keatas[1].1. Amerika Serikat merupakan negara yang sudah sangat maju, berbeda dengan Indonesia yang masih berada dalam tahap negara berkembang. Sehingga apabila dibandingkan, kita dapat melihat perbedaan signifikan antara negara maju dengan negara berkembang dalam hal kesehatan penduduknya.

Apabila kita lihat dari grafik diatas, dapat kita ketahui bahwa pengeluaran amerika dalam bidang kesehatan negaranya sangat tinggi, yaitu sebesar 21% ($921,1B) dari total GDP pada 2014, dam sebesar 22% ($1.017,7B) dari total GDP pada tahun 2015. Namun sebenarnya, laju pengeluaran amerika dalam bidang kesehatan melambat selama 4 tahun terakhir. Indonesia?Namun, apakah memiliki persentase yang besar dalam pegneluaran dana dalam hal kesehatan dibanding dengan APBN adalah satu-satunya cara untuk menentukkan tingkat kesuksesan system kesehatan di suatu negara? Ternyata tidak. Amerika juga terkenal degan sistem kesehatannya yang sebagian besar bersifat fee-to-service dan multipayer, sehingga masyarakat harus membayar terlebih dahulu pada setiap proses untuk dapat menikamti proses tersebut. Dan 58% dari infrastruktur dan pelayanan kesehatan dipegang oleh kalangan privat, 21% dipegang oleh pemerintah, dan 21% dipengang oleh kalangan for-profit. Sehingga biaya pelayanan kesehatan di Amerika sangat mahal, bahkan untuk warganya sendiri. Indonesia?Dan tingkat kepuasan masyarakat Amerika juga termasuk rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Robert J. Blendon, Robert Leitman, Ian Morrison, dan Karen Donelan, pada karyanya Satisfaction with Health Systems in 10 Nations, hanya 10% responden yang berpendapat bahwa hanya perubahan kecil yang diperlukan untuk meningkatkan system kesehatan yang ada di Amerika. Sedangkan 60% responden berpendapat bahwa diperlukan perbuahan secara fundamental pada system kesehatan di Amerika Serikat. Sebagai tambahan, 3 dari 10 orang di Amerika Serikat berpendapat bahwa diperlukan adanya restrukturisasi pada system kesehatan di Amerika Serikat.Namun dibalik itu semua, angka keberhasilan kelahiran bayi dan angka harapan hidup masyarakat Amerika menjadi sangat tinggi, yaitu mencapai 81 tahun untuk wanita, dan 76.5 tahun untuk pria karena teknologi kesehatan yang mereka miliki sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan sebagian besar negara di dunia.Konklusi SementaraTingkat pengeluaran Indonesia pada bidang kesehatan apabila dibandingkan dengan Amerika terpaut sangat jauh, sehingga perbedaan utama terlihat pada teknologi kesehatan yang dimilki masing-masing negara. Sehingga menurut saya, anggaran yang dimiliki Indonesia untuk bidang kesehatan masih belum mencukupi. Namun, hal lain yang menjadi factor penting adalah sistem kesehatan yang ada dalam negara tersebut.

2.2.2 Berdasarkan WHOAPBN Perubahan 2015 memberikan total belanja negara sebesar Rp1.984,1 triliun. Untuk anggaran kesehatan tercatat 3,9 persen dari total belanja negara, yang berarti senilai Rp77,3 triliun. Hal ini belum juga dapat memenuhi standar kesehatan internasional yang diberikan oleh WHO. WHO mematok angka 5% dari total ABPN yang diterima setiap negara untuk kepentingan kesehatan. Keterbatasan fiskal yang membuat anggaran kesehatan pada tahun ini tidak dapat optimal karena kalahnya dengan pos lain seperti subsidi.Pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia berubah dari yang sosial menjadi komersial, dengan adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional(JKN) yang telah menjadi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 59 tahun 2014. Program ini dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan status kesehatan masyarakat. Beberapa hal kesehatan yang ada dalam APBN berupa: 1. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap hingga mencapai 91%2. Puskesmas yang menjadi puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang memenuhi standar pelayanan kesehatan primer di daerah terpencil dan sangat terpencil sebanyak 70 puskesmas.3. Jumlah balita gizi kurang yang ditangani sebanyak 300.000 balita.4. Rumah sakit dan puskesmas yang terakreditasi masing-masing sebanyak 61 rumah sakit dan 50 puskesmas.5. Kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria sebanyak 225 kabupaten/kota.6. Persentase anak batita yang mendapat imunisasi campak dosis kedua sebesar 90%.7. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) sebesar 35%.8. Meningkatnya persentase produk obat yang memenuhi syarat sebesar 97,5%.2.3 Perbandingan Anggaran Kesehatan Indonesia dengan Negara Lain Dalam hal realisasi anggaran untuk fungsi kesehatan, Indonesia yang merupakan negara padat penduduk, harus banyak belajar dari negara lain yang mengedepankan kesehatan warga yang merupakan aset bagi negaranya. Untuk membandingkan sistem alokasi anggaran kesehatan Indonesia, kami memilih negara berkembang dan negara maju yang padat penduduknya, sehingga kondisinya mirip dengan Indonesia yang padat penduduk. Negara tersebut adalah India (merupakan kategori negara berkembang) dan Amerika Serikat (merupakan kategori negara maju). 2.3.1 Perbandingan Anggaran Kesehatan Indonesia dengan India Karakteristik India hampir dengan Indonesia, yaitu jumlah penduduknya yang padat sehingga menempati peringkat lima besar penduduk terbanyak di dunia. Bank Dunia menyebutkan alokasi dana kesehatan Indonesia merupakan salah satu yang terendah di dunia. Ekonom Bank Dunia, Cristobal Ridao-Cano mengatakan, anggaran kesehatan Indonesia saat ini hanya 1,2 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Dia berharap pemerintah dapat meningkatkan rasio dana kesehatan menjadi 2,5 persen pada 2019, dan mencapai 5 persen pada 2024. Anggaran pemerintah untuk sektor kesehatan yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar Rp 24,2 triliun. Meningkat sebesar Rp 3 triliun dari alokasi dalam APBN 2015 yang sebesar Rp 21,1 triliun. Sedangkan anggaran kesehatan pada APBN 2014 tercatat jauh lebih kecil, yaitu Rp 12,1 triliun. Pemerintah India merencanakan anggaran kesehatan untuk 2015-16 dengan meminta negara untuk berkontribusi lebih banyak pada pendanaan untuk menjalankan program kesehatan unggulan negara. Pemerintah mengumumkan 297 miliar rupee (Rp. 63,4 triliun) untuk departemen kesehatan utamanya. India menaikkan anggaran kesehatan sebesar 27 persen pada 2014-15 sebesar 351.63 miliar Rupee, dengan fokus khusus pada peningkatan kesehatan. Pemerintah India melalui Menteri Keuangan Arun Jaitley merencanakan untuk mencanangkan gerakan 'Kesehatan untuk Semua' yaitu dengan memrioritaskan pada penyediaan layanan obat gratis dan layanan diagnostik gratis.Sebagai contoh The AIIMS di Delhi telah muncul sebagai rumah sakit pemerintah terbaik utara India dengan lebih dari 1.800 tempat tidur. Melayani lebih dari 9.000 pasien setiap hari. Untuk mencapai akses universal terhadap kualitas diagnosis dan pengobatan pasien TB awal, dua National Institutes of Ageing akan didirikan di AIIMS di New Delhi dan di Madras Medical College di Chennai. Dia mengatakan bahwa saat ini perguruan tinggi medis 58 pemerintah telah disetujui. Hal ini juga diusulkan untuk menambahkan 12 lebih perguruan tinggi medis pemerintah.Berikut adalah data penganggaran APBN untuk kesehatan di India dan Indonesia tahun 2014 NegaraAnggaran Kesehatan

Total Anggaran Kesehatan(US. Milyar)AnggaranKesehatan/Kapita(US)Persentase terhadap Total Anggaran(%)Persentase terhadap GDP(%)

Indonesia23.095.03.00.8

India73.059.08.01.0

KESIMPULAN INDIA & INDONESIASampai saat ini sistem kesehatan di Indonesia masih sangat jauh dari kata memadai. Rakyat kecil terbebani dengan sistem kesehatan yang diperdagangkan dan rakyat yang membayar lebih banyak mendapat pelayanan yang lebih baik.Puluhan ribu rakyat meninggal di Indonesia hanya karena mereka tidak memiliki uang. Bahkan saat ini kita sering mendengar dan melihat pemberitaan di berbagai media masa yang menyatakan banyak masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dengan alasan teknologi yang lebih canggih, tenaga medis yang lebih baik, serta pelayanan yang lebih ramah dibandingkan di Indonesia.

2.3.2 Perbandingan Anggaran Kesehatan Indonesia dengan Amerika SerikatNegara yang akan kita bandingkan dengan Indonesia adalah Amerika Serikat. Ada beberapa hal yang mendasari dipilihnya Amerika Serikat sebagai pembanding, antara lain:1. Amerika Serikat juga merupakan negara besar dengan jumlah penduduk yang banyak, yaitu sebesar 325,628,081 jiwa, mirip dengan Indonesia yang memiliki jumlah penduduk sebesar 252,812,245 jiwa. 20% penduduk Amerika berusia 60 tahun keatas, sedagkan hanya ada 8% penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun keatas[1].1. Amerika Serikat merupakan negara yang sudah sangat maju, berbeda dengan Indonesia yang masih berada dalam tahap negara berkembang. Sehingga apabila dibandingkan, kita dapat melihat perbedaan signifikan antara negara maju dengan negara berkembang dalam hal kesehatan penduduknya.

Apabila kita lihat dari grafik diatas, dapat kita ketahui bahwa pengeluaran amerika dalam bidang kesehatan negaranya sangat tinggi, yaitu sebesar 21% ($921,1B) dari total GDP pada 2014, dam sebesar 22% ($1.017,7B) dari total GDP pada tahun 2015. Namun sebenarnya, laju pengeluaran amerika dalam bidang kesehatan melambat selama 4 tahun terakhir. Indonesia?Namun, apakah memiliki persentase yang besar dalam pegneluaran dana dalam hal kesehatan dibanding dengan APBN adalah satu-satunya cara untuk menentukkan tingkat kesuksesan system kesehatan di suatu negara? Ternyata tidak. Amerika juga terkenal degan sistem kesehatannya yang sebagian besar bersifat fee-to-service dan multipayer, sehingga masyarakat harus membayar terlebih dahulu pada setiap proses untuk dapat menikamti proses tersebut. Dan 58% dari infrastruktur dan pelayanan kesehatan dipegang oleh kalangan privat, 21% dipegang oleh pemerintah, dan 21% dipengang oleh kalangan for-profit. Sehingga biaya pelayanan kesehatan di Amerika sangat mahal, bahkan untuk warganya sendiri. Indonesia?Dan tingkat kepuasan masyarakat Amerika juga termasuk rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Robert J. Blendon, Robert Leitman, Ian Morrison, dan Karen Donelan, pada karyanya Satisfaction with Health Systems in 10 Nations, hanya 10% responden yang berpendapat bahwa hanya perubahan kecil yang diperlukan untuk meningkatkan system kesehatan yang ada di Amerika. Sedangkan 60% responden berpendapat bahwa diperlukan perbuahan secara fundamental pada system kesehatan di Amerika Serikat. Sebagai tambahan, 3 dari 10 orang di Amerika Serikat berpendapat bahwa diperlukan adanya restrukturisasi pada system kesehatan di Amerika Serikat.Namun dibalik itu semua, angka keberhasilan kelahiran bayi dan angka harapan hidup masyarakat Amerika menjadi sangat tinggi, yaitu mencapai 81 tahun untuk wanita, dan 76.5 tahun untuk pria karena teknologi kesehatan yang mereka miliki sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan sebagian besar negara di dunia.Konklusi SementaraTingkat pengeluaran Indonesia pada bidang kesehatan apabila dibandingkan dengan Amerika terpaut sangat jauh, sehingga perbedaan utama terlihat pada teknologi kesehatan yang dimilki masing-masing negara. Sehingga menurut saya, anggaran yang dimiliki Indonesia untuk bidang kesehatan masih belum mencukupi. Namun, hal lain yang menjadi factor penting adalah sistem kesehatan yang ada dalam negara tersebut.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

1. 2. 3. 4.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/pelaksanaan%20APBN%20sem.1.pdfhttp://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/athumbs/apbn/kesehatanAPBNP2015.pdfhttp://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/FINALBIBAPBN2P.pdf

Direktorat Penyusun APBN, 2015, Budget in Brief APBN 2015, www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/bibfin.pdf, diakses pada 10 September 2015.Akhir, D.J, 2015, Pelayanan BPJS Harus Mengacu Standar WHO, http://economy.okezone.com/read/2015/03/21/457/1122138/pelayanan-bpjs-harus-mengacu-standar-who, diakses pada 9 September 2015.Owi, Dio, 2015, Anggaran Kesehatan 2016 Tembus Rp100 Triliun, http://www2.jawapos.com/baca/artikel/16555/Anggaran-Kesehatan-2016-Tembus-Rp-100-Triliun, diakses pada 9 September 2015.Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran.2015.Budget in Brief APBNP 2015.http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/FINALBIBAPBN2P.pdfhttp://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/NK%20RAPBNP%202015.pdfhttp://www.usgovernmentspending.com/united_states_total_spending_pie_charthttp://www.nytimes.com/2013/12/22/sunday-review/health-cares-road-to-ruin.html?_r=0Health, United States, 2014. US Department of Health and Human Services.http://abcnews.go.com/Health/life-expectancy-united-states-reaches-time-high/story?id=26035925Sumber : http://katadata.co.id/berita/2015/02/18/anggaran-kesehatan-indonesia-salah-satu-yang-terendah-di-duniaSumber : http://www.thehealthsite.com/news/union-budget-2014-15-indias-health-budget-gets-27-percent-hike/ http://www.kemenpppa.go.id/jdih/peraturan/UU_NO_36__2009.pdfhttp://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/NK%20RAPBNP%202015.pdf

17