40
VERSI DIGITAL BISA DIDOWNLOAD di www.tegalkota.go.id www.tegalkota.go.id APA KABAR PEMUDA? APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU GENERASI NOL BUKU Edisi 80 / 2014 Edisi 80 / 2014 Media Informasi dan Aspirasi Masyarakat Media Informasi dan Aspirasi Masyarakat Media Informasi dan Aspirasi Masyarakat Media Informasi dan Aspirasi Masyarakat

APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

  • Upload
    dokiet

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

VERSI DIGITALBISA DIDOWNLOADdiwww.tegalkota.go.id

www.tegalkota.go.id

APA KABAR PEMUDA?APA KABAR PEMUDA?

GENERASI NOL BUKUGENERASI NOL BUKU

Edisi 80 / 2014Edisi 80 / 2014

Media Informasi dan Aspirasi MasyarakatMedia Informasi dan Aspirasi MasyarakatMedia Informasi dan Aspirasi MasyarakatMedia Informasi dan Aspirasi Masyarakat

Page 2: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno memukul kentongan menandai penutupan

Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap I di Kelurahan

Kalinyamat Kulon

Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno memenyerahkan penghargaan kepada

Juara Lomba Kreanova Kota Tegal Tingkat Pelajar Tahun 2014

Pemuda memiliki peran dan fungsi strategis dalam pembangunan berbangsa dan bernegara. Sebagai penerus dan pewaris estafet kepe-mimpinan, pemuda dituntut berkarakter kuat, berkepribadian tinggi, ber-semangat nasionalisme, menguasai pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan moral, melakukan kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran-peran inilah seharusnya yang mulai dide-legasikan, diberikan dan ditambah porsinya serta dilatih terus-menerus sehingga tidak terjadi keterputusan dalam estafet kepemimpinan.

Mencetak generasi muda yang tangguh menjadi perhatian serius dari pemerintah. Berbagai upaya tentu telah dilakukan. Sekolah, kampus, balai latihan kerja, hingga pendidikan ketrampilan berbasis living skills terus ditingkatkan kualitasnya. Untuk memberi ruang yang cukup bagi pemuda beraktivitas sambil mengasah kemampuan, pemerintah menye-diakan sarana dan prasarana seperti gedung olahraga, gelanggang rema-ja hingga gedung kesenian. Beraneka kompetisi dan kejuaraan di bidang pendidikan, olahraga, kesenian dan ketrampilan juga tak luput digelar. Pemuda pun diberi kebebasan mengaktualisasikan bakat kepemimpinan dengan menumbuhkembangkan organisasi-organisasi kepemudaan.

Apabila ada yang dikhawatirkan tentang pemuda kita, barangkali adalah kurang, belum atau tidak adanya kesadaran mereka sebagai agen pembangunan. Faktor lain yang sering ditengarai sebagai pelemahan karakter pemuda adalah efek globalisasi yang begitu kuat menerpa generasi kita. Berbagai teknologi yang memanjakan seperti gadget, internet, game station hingga budaya barat dituding sebagai faktor kuat yang membuat generasi muda kita kian malas. Tanpa filter dan kontrol yang benar, tentu saja aspek-aspek tersebut akan menjadikan generasi ini tercerabut dari realita dunia yang sesungguhnya.

Membangunkan pemuda kita, menyadarkan pada tugas-tugas yang akan diembannya kelak, adalah langkah awal yang harus segera dilaku-kan. Selanjutnya bimbingan dan pelatihan menjadi menu utama yang tidak boleh dilupakan. Mendampingi mereka sambil membantu memberi pertimbangan apa yang seharusnya dilakukan dan dihindari, akan mem-buat mereka makin tangguh mengarungi kehidupan. Kemudian sedikit demi sedikit tugas dan wewenang kita mulai disandangkan pada bahu mereka. Dan manakala saat itu tiba, ingatkanlah pada mereka bahwa hitam putih bangsa dan negara ini tergantung pada bagaimana mereka berlaku, berbuat dan berkarya.

Selamat beraktivitas dan belajar wahai generasi muda, tetaplah semangat!

Pojok Kang Bahar

Warta Utama- Jerih Payah Pelajar dan Pemuda Gapai Prestasi . . . . . . 5- Apa Kabar Pemuda? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8- Di Simpang Jalan Kepeloporan Pemuda . . . . . . . . . . . . . 10

Warta Khusus- Meski Penyandang Cacat, Siswa SLB Kota Tegal Mampu Raih Prestasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12- Generasi Nol Buku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14- Selaku Peserta Didik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

Kurikulum 2013 Harus Berpihak kepada Masyarakat

Varia Legislatif- Antisipasi Bencana Alam, Pemkot Tegal Diminta Realisasikan Daerah Resapan Air dan Hutan Kota . . . . 18

Lensa Bahari . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20Lintas Kota

- Cerdas Cermat Kadarkum Mantapkan Individu Taat Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22- Wawalkot Respon Keluhan Ekskalator Macet . . . . . . . . 23- Walikota Resmikan Gedung Baru RSU Kardinah . . . . . . 24- Terminal Tegal Butuh Pembenahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24- Hari Pertama Ujian SD Lancar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25

Analisa- Mau Dibawa Kemana Pariwisata Kota Tegal? . . . . . . . . . 26

Kesehatan- Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . . . . . . . . . . . 28

Wirausaha- Blengong Goreng Kecap Pedas dan Sensasi Kenikmatannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32

Renungan- Wong Urip Kuwi Bakal Ngunduh Wohing Pakarti . . . . . 34

Rehat- Cerita Antri. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36

English Corner- Election Goes to Youth . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38

Editorial

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 3

Penerbit: Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda Kota Tegal Pembina: Walikota Tegal, Hj. Siti Masitha Soeparno, Wakil Walikota Tegal, Drs. HM. Nursholeh, M.MPd.

Penasehat: Plt. Sekretaris Daerah Kota Tegal, Dyah Kemala Sintha, SH Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Kabag Humas dan Protokol, Drs. Markus Wahyu Priyono Redaktur Pelaksana: Kasubag Dokumentasi dan Publikasi, Utariana, SH

Redaktur Isi: Kasubag Pemberitaan l Fotografer: Edhy Purnomo

Bagian Sirkulasi: Risqi Amalia, A.Md., Endang Retnowati, Nur Indah Magdalena, A.Md., Aman Sucipto Bagian Keuangan: Fatimatus Zahro

Alamat Redaksi: Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda Kota Tegal, Jalan Ki Gede Sebayu no. 12 Tegal - 52123, Telp/Fax. (0283) 355137-355138 Pswt. 202. Terbit 2 bulan sekali Percetakan: CV. SINAR KENCANA JAYA, SEMARANG.

l l l

l l l Berdasarkan SK Walikota Tegal No. 481/171/2013 l Lay Out & Setting: Slamet Akbari

l Staf Redaksi: Roniyanto N, A.Md., Tomi, A.Md., Imon Dwi BA, S.Sos, Turah Untung l

l l Administrasi Umum: Sri Hartati, A.Md.l

l l

MEDIA INFORMASI DAN ASPIRASI MASYARAKAT

Redaksi menerima sumbangan naskah baik dalam bentuk artikel, opini, wawancara ataupun foto. Jika diperlukan, redaksi berhak mengubah atau mengedit tanpa menghilangkan esensinya. Tulisan maksimal 3 halaman folio spasi rangkap (dobel) atau 4000-6000 karakter, dialamatkan pada redaksi: Bagian Hubungan

Masyarakat dan Protokol Setda Kota Tegal, Jalan Ki Gede Sebayu no.12 Tegal Telp.: (0283) 355137-355138, Pswt. 122 atau e-mail: [email protected]

PEMERINTAHKOTA TEGAL

Page 3: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno memukul kentongan menandai penutupan

Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap I di Kelurahan

Kalinyamat Kulon

Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno memenyerahkan penghargaan kepada

Juara Lomba Kreanova Kota Tegal Tingkat Pelajar Tahun 2014

Pemuda memiliki peran dan fungsi strategis dalam pembangunan berbangsa dan bernegara. Sebagai penerus dan pewaris estafet kepe-mimpinan, pemuda dituntut berkarakter kuat, berkepribadian tinggi, ber-semangat nasionalisme, menguasai pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan moral, melakukan kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran-peran inilah seharusnya yang mulai dide-legasikan, diberikan dan ditambah porsinya serta dilatih terus-menerus sehingga tidak terjadi keterputusan dalam estafet kepemimpinan.

Mencetak generasi muda yang tangguh menjadi perhatian serius dari pemerintah. Berbagai upaya tentu telah dilakukan. Sekolah, kampus, balai latihan kerja, hingga pendidikan ketrampilan berbasis living skills terus ditingkatkan kualitasnya. Untuk memberi ruang yang cukup bagi pemuda beraktivitas sambil mengasah kemampuan, pemerintah menye-diakan sarana dan prasarana seperti gedung olahraga, gelanggang rema-ja hingga gedung kesenian. Beraneka kompetisi dan kejuaraan di bidang pendidikan, olahraga, kesenian dan ketrampilan juga tak luput digelar. Pemuda pun diberi kebebasan mengaktualisasikan bakat kepemimpinan dengan menumbuhkembangkan organisasi-organisasi kepemudaan.

Apabila ada yang dikhawatirkan tentang pemuda kita, barangkali adalah kurang, belum atau tidak adanya kesadaran mereka sebagai agen pembangunan. Faktor lain yang sering ditengarai sebagai pelemahan karakter pemuda adalah efek globalisasi yang begitu kuat menerpa generasi kita. Berbagai teknologi yang memanjakan seperti gadget, internet, game station hingga budaya barat dituding sebagai faktor kuat yang membuat generasi muda kita kian malas. Tanpa filter dan kontrol yang benar, tentu saja aspek-aspek tersebut akan menjadikan generasi ini tercerabut dari realita dunia yang sesungguhnya.

Membangunkan pemuda kita, menyadarkan pada tugas-tugas yang akan diembannya kelak, adalah langkah awal yang harus segera dilaku-kan. Selanjutnya bimbingan dan pelatihan menjadi menu utama yang tidak boleh dilupakan. Mendampingi mereka sambil membantu memberi pertimbangan apa yang seharusnya dilakukan dan dihindari, akan mem-buat mereka makin tangguh mengarungi kehidupan. Kemudian sedikit demi sedikit tugas dan wewenang kita mulai disandangkan pada bahu mereka. Dan manakala saat itu tiba, ingatkanlah pada mereka bahwa hitam putih bangsa dan negara ini tergantung pada bagaimana mereka berlaku, berbuat dan berkarya.

Selamat beraktivitas dan belajar wahai generasi muda, tetaplah semangat!

Pojok Kang Bahar

Warta Utama- Jerih Payah Pelajar dan Pemuda Gapai Prestasi . . . . . . 5- Apa Kabar Pemuda? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8- Di Simpang Jalan Kepeloporan Pemuda . . . . . . . . . . . . . 10

Warta Khusus- Meski Penyandang Cacat, Siswa SLB Kota Tegal Mampu Raih Prestasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12- Generasi Nol Buku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14- Selaku Peserta Didik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

Kurikulum 2013 Harus Berpihak kepada Masyarakat

Varia Legislatif- Antisipasi Bencana Alam, Pemkot Tegal Diminta Realisasikan Daerah Resapan Air dan Hutan Kota . . . . 18

Lensa Bahari . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20Lintas Kota

- Cerdas Cermat Kadarkum Mantapkan Individu Taat Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22- Wawalkot Respon Keluhan Ekskalator Macet . . . . . . . . 23- Walikota Resmikan Gedung Baru RSU Kardinah . . . . . . 24- Terminal Tegal Butuh Pembenahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24- Hari Pertama Ujian SD Lancar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25

Analisa- Mau Dibawa Kemana Pariwisata Kota Tegal? . . . . . . . . . 26

Kesehatan- Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . . . . . . . . . . . 28

Wirausaha- Blengong Goreng Kecap Pedas dan Sensasi Kenikmatannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32

Renungan- Wong Urip Kuwi Bakal Ngunduh Wohing Pakarti . . . . . 34

Rehat- Cerita Antri. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36

English Corner- Election Goes to Youth . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38

Editorial

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 3

Penerbit: Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda Kota Tegal Pembina: Walikota Tegal, Hj. Siti Masitha Soeparno, Wakil Walikota Tegal, Drs. HM. Nursholeh, M.MPd.

Penasehat: Plt. Sekretaris Daerah Kota Tegal, Dyah Kemala Sintha, SH Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Kabag Humas dan Protokol, Drs. Markus Wahyu Priyono Redaktur Pelaksana: Kasubag Dokumentasi dan Publikasi, Utariana, SH

Redaktur Isi: Kasubag Pemberitaan l Fotografer: Edhy Purnomo

Bagian Sirkulasi: Risqi Amalia, A.Md., Endang Retnowati, Nur Indah Magdalena, A.Md., Aman Sucipto Bagian Keuangan: Fatimatus Zahro

Alamat Redaksi: Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda Kota Tegal, Jalan Ki Gede Sebayu no. 12 Tegal - 52123, Telp/Fax. (0283) 355137-355138 Pswt. 202. Terbit 2 bulan sekali Percetakan: CV. SINAR KENCANA JAYA, SEMARANG.

l l l

l l l Berdasarkan SK Walikota Tegal No. 481/171/2013 l Lay Out & Setting: Slamet Akbari

l Staf Redaksi: Roniyanto N, A.Md., Tomi, A.Md., Imon Dwi BA, S.Sos, Turah Untung l

l l Administrasi Umum: Sri Hartati, A.Md.l

l l

MEDIA INFORMASI DAN ASPIRASI MASYARAKAT

Redaksi menerima sumbangan naskah baik dalam bentuk artikel, opini, wawancara ataupun foto. Jika diperlukan, redaksi berhak mengubah atau mengedit tanpa menghilangkan esensinya. Tulisan maksimal 3 halaman folio spasi rangkap (dobel) atau 4000-6000 karakter, dialamatkan pada redaksi: Bagian Hubungan

Masyarakat dan Protokol Setda Kota Tegal, Jalan Ki Gede Sebayu no.12 Tegal Telp.: (0283) 355137-355138, Pswt. 122 atau e-mail: [email protected]

PEMERINTAHKOTA TEGAL

Page 4: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

4 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Pemuda Kota Tegal harus bangkit selaku generasi penerus bangsa. Tunjukkan prestasimu dengan kreatifitas nyata!

Ramadhan hampir tiba, selaku umat muslim mari kita isiRamadhan ini dengan ibadah untuk mendapatkan barokahdan maghfiroh.

Esih enom aja pada nglokro, kudu bregas, akas lan trengginas ben bisa mbangun kota Tegal...

Wulan Rojab wulan nandur, wulan Romadhon wulan ngrumat,wulan Syawal wulan manen...

InfoInfo

5WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Warta Utama

Sukses itu bukan hanya takdir, tetapi bisa diciptakan. Sama halnya dengan prestasi.

Prestasi itu diciptakan dan diupayakan, tentunya dengan kegigihan, kerja keras dan semangat pantang mundur tanpa

kenal lelah. Bagaimana pelajar dan pemuda Kota Tegal menorehkan sejarah

tinta emas prestasi terbaiknya?

Oleh: Imon Dwi B A, S.Sos

Yohanes Leonard Suharso, ia lang-ganan juara Karya Ilmiah Remaja (KIR) di tingkat Kota Tegal hingga provinsi. Seperti juara II tingkat Jawa Tengah Lomba Tasema (Komunitas Enam Aga-ma). Bersama Yohanes Susanto dan In-dra Cahyadi, ia mengambil judul karya ilmiah “Wujud Pendidikan Berbasis Pluralisme Agama untuk Mewujudkan Iklusifisme Beragama dan Bernegara di SMA Negeri 1 Tegal”.

Siswa kelas XI IPA 1 juga menjadi juara III tingkat Jawa Tengah dan DIY bersama Virginia Nomida dengan judul karya ilmiah “Wujud Konservasi Budaya Gotong Royong di SMAN 1 Tegal melalui Olahraga Tradisional Kota Tegal” pada 15 September 2013.

Sementara Dian dan Ati adalah juara I LKTI dengan judul Melly Bakeai Sebagai Makanan Alternatif Penderita Gizi Buruk tingkat Kota Tegal pada 19 Maret 2014.

Untuk menggapai prestasi-prestasi tersebut, mereka berupaya keras. Menurut Yohanes Leonard yang akrab dipanggil Jo, hal utama mencapai

prestasi adalah upaya management waktu. Baik waktu belajar di sekolah, belajar di rumah, bermain dan mem-persiapkan lomba KIR.

“Yang pasti dari pengaturan waktu belajar. Di sekolah benar-benar waktu dimaksimalkan untuk belajar. Semen-tara kalau di rumah hanya mengulang pelajaran sedikit saja, jadi guru menje-laskan di kelas langsung dimasukkan ke otak. Sementara masalah lomba tidak mengganggu, karena di rumah banyak waktu luang untuk bisa mengerjakan lomba,” tutur siswa berkacamata ini.

Semangat juga terus dipompa Jo. Ia bertekad harus bisa membuktikan bahwa ia bisa melakukan apa yang diharapkan. “Jadi benar-benar bekerja keras dan tidak menunda-nunda wak-tu,” tegasnya yang juga pernah juara OSN. Selain itu, Jo selalu mencari refe-rensi untuk karya ilmiahnya dengan membaca banyak buku.

Sementara menurut Virginia, me-mang baru memenangkan lomba se-telah bergabung dengan Jo. Dalam

Pojok Kang BaharPojok Kang Bahar

JERIH PAYAH PELAJAR

DAN PEMUDA GAPAI PRESTASI

JERIH PAYAH PELAJAR

DAN PEMUDA GAPAI PRESTASI

d astra per aspera atau through hardships to the stars, yang ber-Amakna harus mau bersusah-

susah dahulu untuk menggapai cita-cita. Itulah motto yang dipegang para pelajar dan pemuda-pemudi Kota Tegal dalam mendulang prestasi.

Di moment Hari Kebangkitan Nasi-onal, tepat jika menguak sisi perjuang-an para siswa dan pemuda Kota Tegal dalam meraih prestasi. Untuk menjadi pemenang dengan bekerja keras me-rupakan cerminan kebangkitan di ka-langan generasi muda khususnya pela-jar. Kebangkitan pelajar adalah upaya untuk merubah menjadi lebih baik sehingga dapat meraih prestasi dan bermental juara.

Penulis berkesempatan berbin-cang dengan empat pelajar berprestasi dari SMA Negeri 1 Tegal yakni Yohanes Leonard Suharso, Virginia Nomida, Dian Asri Dwi Nugrahaeni dan Ati Nur Afifah serta salah seorang pemudi, Mustika Nurul Ainy (23), warga Kelu-rahan Slerok Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal.

Page 5: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

4 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Pemuda Kota Tegal harus bangkit selaku generasi penerus bangsa. Tunjukkan prestasimu dengan kreatifitas nyata!

Ramadhan hampir tiba, selaku umat muslim mari kita isiRamadhan ini dengan ibadah untuk mendapatkan barokahdan maghfiroh.

Esih enom aja pada nglokro, kudu bregas, akas lan trengginas ben bisa mbangun kota Tegal...

Wulan Rojab wulan nandur, wulan Romadhon wulan ngrumat,wulan Syawal wulan manen...

InfoInfo

5WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Warta Utama

Sukses itu bukan hanya takdir, tetapi bisa diciptakan. Sama halnya dengan prestasi.

Prestasi itu diciptakan dan diupayakan, tentunya dengan kegigihan, kerja keras dan semangat pantang mundur tanpa

kenal lelah. Bagaimana pelajar dan pemuda Kota Tegal menorehkan sejarah

tinta emas prestasi terbaiknya?

Oleh: Imon Dwi B A, S.Sos

Yohanes Leonard Suharso, ia lang-ganan juara Karya Ilmiah Remaja (KIR) di tingkat Kota Tegal hingga provinsi. Seperti juara II tingkat Jawa Tengah Lomba Tasema (Komunitas Enam Aga-ma). Bersama Yohanes Susanto dan In-dra Cahyadi, ia mengambil judul karya ilmiah “Wujud Pendidikan Berbasis Pluralisme Agama untuk Mewujudkan Iklusifisme Beragama dan Bernegara di SMA Negeri 1 Tegal”.

Siswa kelas XI IPA 1 juga menjadi juara III tingkat Jawa Tengah dan DIY bersama Virginia Nomida dengan judul karya ilmiah “Wujud Konservasi Budaya Gotong Royong di SMAN 1 Tegal melalui Olahraga Tradisional Kota Tegal” pada 15 September 2013.

Sementara Dian dan Ati adalah juara I LKTI dengan judul Melly Bakeai Sebagai Makanan Alternatif Penderita Gizi Buruk tingkat Kota Tegal pada 19 Maret 2014.

Untuk menggapai prestasi-prestasi tersebut, mereka berupaya keras. Menurut Yohanes Leonard yang akrab dipanggil Jo, hal utama mencapai

prestasi adalah upaya management waktu. Baik waktu belajar di sekolah, belajar di rumah, bermain dan mem-persiapkan lomba KIR.

“Yang pasti dari pengaturan waktu belajar. Di sekolah benar-benar waktu dimaksimalkan untuk belajar. Semen-tara kalau di rumah hanya mengulang pelajaran sedikit saja, jadi guru menje-laskan di kelas langsung dimasukkan ke otak. Sementara masalah lomba tidak mengganggu, karena di rumah banyak waktu luang untuk bisa mengerjakan lomba,” tutur siswa berkacamata ini.

Semangat juga terus dipompa Jo. Ia bertekad harus bisa membuktikan bahwa ia bisa melakukan apa yang diharapkan. “Jadi benar-benar bekerja keras dan tidak menunda-nunda wak-tu,” tegasnya yang juga pernah juara OSN. Selain itu, Jo selalu mencari refe-rensi untuk karya ilmiahnya dengan membaca banyak buku.

Sementara menurut Virginia, me-mang baru memenangkan lomba se-telah bergabung dengan Jo. Dalam

Pojok Kang BaharPojok Kang Bahar

JERIH PAYAH PELAJAR

DAN PEMUDA GAPAI PRESTASI

JERIH PAYAH PELAJAR

DAN PEMUDA GAPAI PRESTASI

d astra per aspera atau through hardships to the stars, yang ber-Amakna harus mau bersusah-

susah dahulu untuk menggapai cita-cita. Itulah motto yang dipegang para pelajar dan pemuda-pemudi Kota Tegal dalam mendulang prestasi.

Di moment Hari Kebangkitan Nasi-onal, tepat jika menguak sisi perjuang-an para siswa dan pemuda Kota Tegal dalam meraih prestasi. Untuk menjadi pemenang dengan bekerja keras me-rupakan cerminan kebangkitan di ka-langan generasi muda khususnya pela-jar. Kebangkitan pelajar adalah upaya untuk merubah menjadi lebih baik sehingga dapat meraih prestasi dan bermental juara.

Penulis berkesempatan berbin-cang dengan empat pelajar berprestasi dari SMA Negeri 1 Tegal yakni Yohanes Leonard Suharso, Virginia Nomida, Dian Asri Dwi Nugrahaeni dan Ati Nur Afifah serta salah seorang pemudi, Mustika Nurul Ainy (23), warga Kelu-rahan Slerok Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal.

Page 6: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

7WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Warta UtamaJerih Payah Pelajar dan Pemuda Gapai Prestasi

Univer-sity Utara Malaysia, ia mengaku uang dari orang tua tidak cukup.

“Jujur, uang dari orang tua tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang cukup tinggi. Dari situ saya mulai mengasah kemandirian untuk tidak hanya menggantungkan segala sesua-tunya pada orang tua,” tutur kelahiran 27 Juli 1990 itu.

Untuk itu, di Malaysia ia memutar otak. Akhirnya ia mencoba berinisiatif untuk mulai menjual kaos bola, batik, kerudung dan menjual keliling nasi lemak setiap pagi di area kampus un-tuk mencukupi kebutuhan sehari hari. “Hampir setahun saya menekuni kegi-atan berjualan,” akunya yang pernah menjadi Badan Pengurus Harian Persa-tuan Pelajar Indonesia University Utara Malaysia 2012. Pengalaman organisasi lainnya ketika menuntut ilmu di Uni-versitas Jenderal Soedirman Fakultas Ekonomi yaitu Ketua Divisi Advokasi Dewan Legislatif Mahasiswa Unsoed 2009, Ketua Komisi Pemilihan Raya Unsoed 2010, Ketua Kegiatan Mahasis-wa Desa Binaaan Cilongok 2011 dan Rotaract Club Purwokerto.

Setelah setahun ia mencoba untuk magang sebagai Junior Consulting di salah satu Oil & Gas Company di Malay-sia dan tetap tekun dengan tugas uta-manya yakni belajar. Sampai akhirnya ia pun menyelesaikan pendidikan de-ngan gelar BIBM (Bachelor Internatio-nal Business Management) [Hons] University Utara Malaysia di bulan Januari 2013.

Sebelum wisuda ia pulang ke ta-nah air. Bukan tidak melakukan apa-apa di tanah kelahirannya. Ia banyak melakukan kegiatan sosial, seperti aksi untuk anak jalanan dengan membuka pengajaran Bahasa Inggris gratis di daerah Purbalingga dan ia tertarik untuk berbisnis MLM.

“Awalnya saya ragu akan bisnis unconventional di bidang kesehatan, namun saya diyakinkan oleh profesor dan sahabat saya untuk berani mene-rima peluang. Sebab peluang adalah mata uang yang paling berharga di dunia ini,” tutur pemilik hobi berenang dan teater ini.

Dengan dasar keyakinan, Tea men-coba melakukan kedua kegiatan terse-but dengan sahabat-sahabatnya, yakni Titin dan Absi. Itu dilakukan secara konsisten dan rutin. Alhasil dengan modal optimis, setiap hari ia dapat

mewujudkan impian-impiannya satu persatu.

“Memiliki penghasilan yang luma-yan, memiliki teman di komunitas yang selalu berfikiran positif, bergaul di kegiatan sosial masyarakat, membantu banyak orang, dan yang tidak bisa saya bayangkan sebelumnya adalah dengan berbisnis saya dapat memiliki mobil impian dari hasil keringat sendiri sebe-lum saya wisuda,” ungkap anak kedua dari empat bersaudara ini bangga.

Selain itu, saat ia wisuda bulan De-sember 2013, Tea mengajak orang tua-nya untuk wisata ke tiga negara yang sebelumnya tidak pernah diberikan pada orang tua. “Sungguh itu satu hal yang membuat saya merasa bersyukur atas setiap anugrah yang Tuhan beri-kan kepada saya,” ucapnya sambil tersenyum.

Dengan keberhasilannya, bersama-an dengan momentum Hari Kebangkit-an Nasional, sebagai pemudi Kota Te-gal, ia mencoba merefleksikan makna Harkitnas.

“Saya memiliki pedoman tersendiri untuk mengisi Hari Kebangkitan Nasio-nal. Yaitu dengan secepatnya sukses,” katanya yang juga jago juara, baik jua-ra Lomba Baca Puisi Tingkat Provinsi, Lomba Teater, Pencak Silat. Ada sekitar 50 koleksi piala di rumahnya.

Dijelaskannya, mungkin sebagian orang masih bingung untuk memulai kesuksesan dari mana. Sama, seperti yang ia alami pada awalnya. “Namun

WARTA BAHARI, Edisi 80/20146

Warta Utama Jerih Payah Pelajar dan Pemuda Gapai Prestasi

Foto dari internet komite sekolah atau BOS,” ungkap Mulyana.

Menjemput Sukses di Usia Muda

Namanya Mustika Nurul Ainy, segudang prestasi dan kesuksesan telah diraihnya. Warga Jl Sumbodro Gang 5 Kelurahan Slerok Kecamatan Tegal Timur itu mengawali bisnis dengan bekal ilmu manajemen bisnis. Dimulai saat ia terjepit dalam keadaan ekonomi yang cukup pas-pasan mendorongnya untuk merubah keadaan.

“Lahir dari keluarga yang sederha-na bukanlah penghalang bagi saya, tapi menjadi penyemangat untuk hidup lebih maju,” ungkap gadis yang akrab dipanggil Tea.

Berkat prestasinya, anak pasangan Beny Asmoro dan Ainah ini mendapat-kan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Malaysia. Menimba ilmu di

lomba KIR di Unnes Semarang, Virginia selalu motivasi diri sendiri. Ia ingin membanggakan orang tua dan menye-nangkan orang tua. “Tentunya meng-harumkan nama sekolah,” katanya.

Senada apa yang diungkapkan Virginia, Dian dan Ati upaya mereka bekerja keras keluar sebagai juara agar dapat dipersembahkan kepada orang tua dan membawa nama baik sekolah.

Selain kerja keras, diperlukan kerja sama dan sinergi bersama tim. Menu-rut Ati, mengikuti perlombaan itu ada saja kendalanya. “Saat proses itu, lelah dan emosi. Jika kondisinya seperti itu, kuncinya satu sama lain harus saling pengertian, tidak egois dan kerja sama membagi tugas, tidak memandang level jabatan seperti ketua dan anggo-ta,” tutur gadis yang bercita-cita jadi dokter gigi itu.

Peran SekolahPeran sekolah dalam mencetak

generasi prestasi juga tak bisa dipan-dang sebelah mata. Untuk mencetak prestasi dibutuhkan proses yang pan-jang. Persiapan mulai dari pembinaan, pendampingan, akomodasi hingga saat perlombaan untuk menentukan kalah atau menang. Para guru meluap-kan rasa bersyukur dan bangga bila siswa dibawah binaannya dinyatakan sebagai juara.

Menurut Kepala Sekolah SMAN 1 Tegal Drs. Rismono, M.Pd. melalui Waka Kesiswaan, Drs. Mulyana, bukan hanya semata karena kebanyakan siswa di SMAN 1 Tegal merupakan siswa ber-prestasi. Namun tanpa upaya sekolah, meskipun siswanya memiliki potensi, maka potensi itu tak bisa berkembang, hanya terkubur dalam-dalam.

Disebutkan Mulyana, untuk men-cetak prestasi, memang dibutuhkan kerja sama antara beberapa pihak. “Prestasi tidak akan tercapai tanpa kerjasama yang baik antara sekolah, orang tua, siswa, komite sekolah, pembina dan masyarakat tentunya,” tutur Mulyana.

Sekolah, kata Mulyana, bangga bisa menunjukkan prestasi siswa kepa-da para orang tuanya. “Dengan kita menunjukkan prestasi yang dicapai anak, orang tua memberi apresiasi ke-pada sekolah,” sebut Mulyana. Apalagi prestasi yang diraih oleh siswa. Menu-rut Mulyana, sekolah menyiapkan kegi-

atan ekstrakurikuler sebagai wadah untuk menyalurkan bakat dan minat siswa. “Ektrakurikuler sebagai wadah mengembangkan bakat dan minat para siswa. Mereka memilih sesuai dengan bakat dan minat mereka, tanpa paksaan, tidak semata-mata dari arahan guru,” tegas Mulyana.

Ada 20 jenis kegiatan ekstrakuriku-ler dibawah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan pembinaan seko-lah. Pramuka menjadi kegiatan yang wajib diikuti setiap siswa. Setiap satu orang guru membina satu kegiatan ekstrakurikuler, kecuali jika tidak ada guru yang bisa membina, sekolah mendatangkan pembina dari luar sekolah.

“Setiap siswa memilih dua kegiat-an, salah satunya pramuka yang wajib diikuti. Pada kegiatan tertentu dimana tidak terdapat guru pembina dari lingkungan pengajar SMAN 1, pembina didatangkan dari luar dan dibiayai dari

jika tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi?,” ucap alumni SDN Mangkukusu-man 8 Tegal, SMPN 7 Tegal dan SMA 3 Tegal ini.

Disebutnya, memulai itu bisa dari mana saja, bisa dimulai kapan saja bah-kan detik ini juga, tidak perlu menung-gu ataupun berdalih mengatakan “kita masih muda, ntar dulu deh, kalau su-dah kerja saja baru aku mau menyum-bangkan sesuatu untuk Indonesia”.

Menurutnya pemuda harus bang-kit dengan keberanian untuk berfikir selangkah lebih maju. Karena percaya-lah kesuksesan tidak tidak bisa dilaku-kan dengan cara cara besar, tapi mulai-lah dengan langkah langkah kecil de-ngan semangat dan doa.

Cita cita bangsa akan terwujud jika setiap pemuda memiliki pemahaman yang sama dengan “Menjemput Kesuk-sesan dengan Segera”, yaitu di usia muda.

“Salah satunya dengan cara berani berbisnis seperti saya. Anak muda ha-rus lelah akan keterpurukan, harus je-nuh dengan kemalasan, sebab kita akan menjadi garda terdepan suatu bangsa. Dan masa depan bangsa ini ada di tangan kita, yang mendatang akan menjadi pemimpin bangsa, akan jadi penentu kemana Indonesia ini akan dibawa,” katanya bersemangat. Pungkasnya, Tea mengatakan, tidak ada orang malas di dunia ini, yang ada hanya orang yang tidak termotivasi.

***Mustika Nurul Ainy

Page 7: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

7WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Warta UtamaJerih Payah Pelajar dan Pemuda Gapai Prestasi

Univer-sity Utara Malaysia, ia mengaku uang dari orang tua tidak cukup.

“Jujur, uang dari orang tua tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang cukup tinggi. Dari situ saya mulai mengasah kemandirian untuk tidak hanya menggantungkan segala sesua-tunya pada orang tua,” tutur kelahiran 27 Juli 1990 itu.

Untuk itu, di Malaysia ia memutar otak. Akhirnya ia mencoba berinisiatif untuk mulai menjual kaos bola, batik, kerudung dan menjual keliling nasi lemak setiap pagi di area kampus un-tuk mencukupi kebutuhan sehari hari. “Hampir setahun saya menekuni kegi-atan berjualan,” akunya yang pernah menjadi Badan Pengurus Harian Persa-tuan Pelajar Indonesia University Utara Malaysia 2012. Pengalaman organisasi lainnya ketika menuntut ilmu di Uni-versitas Jenderal Soedirman Fakultas Ekonomi yaitu Ketua Divisi Advokasi Dewan Legislatif Mahasiswa Unsoed 2009, Ketua Komisi Pemilihan Raya Unsoed 2010, Ketua Kegiatan Mahasis-wa Desa Binaaan Cilongok 2011 dan Rotaract Club Purwokerto.

Setelah setahun ia mencoba untuk magang sebagai Junior Consulting di salah satu Oil & Gas Company di Malay-sia dan tetap tekun dengan tugas uta-manya yakni belajar. Sampai akhirnya ia pun menyelesaikan pendidikan de-ngan gelar BIBM (Bachelor Internatio-nal Business Management) [Hons] University Utara Malaysia di bulan Januari 2013.

Sebelum wisuda ia pulang ke ta-nah air. Bukan tidak melakukan apa-apa di tanah kelahirannya. Ia banyak melakukan kegiatan sosial, seperti aksi untuk anak jalanan dengan membuka pengajaran Bahasa Inggris gratis di daerah Purbalingga dan ia tertarik untuk berbisnis MLM.

“Awalnya saya ragu akan bisnis unconventional di bidang kesehatan, namun saya diyakinkan oleh profesor dan sahabat saya untuk berani mene-rima peluang. Sebab peluang adalah mata uang yang paling berharga di dunia ini,” tutur pemilik hobi berenang dan teater ini.

Dengan dasar keyakinan, Tea men-coba melakukan kedua kegiatan terse-but dengan sahabat-sahabatnya, yakni Titin dan Absi. Itu dilakukan secara konsisten dan rutin. Alhasil dengan modal optimis, setiap hari ia dapat

mewujudkan impian-impiannya satu persatu.

“Memiliki penghasilan yang luma-yan, memiliki teman di komunitas yang selalu berfikiran positif, bergaul di kegiatan sosial masyarakat, membantu banyak orang, dan yang tidak bisa saya bayangkan sebelumnya adalah dengan berbisnis saya dapat memiliki mobil impian dari hasil keringat sendiri sebe-lum saya wisuda,” ungkap anak kedua dari empat bersaudara ini bangga.

Selain itu, saat ia wisuda bulan De-sember 2013, Tea mengajak orang tua-nya untuk wisata ke tiga negara yang sebelumnya tidak pernah diberikan pada orang tua. “Sungguh itu satu hal yang membuat saya merasa bersyukur atas setiap anugrah yang Tuhan beri-kan kepada saya,” ucapnya sambil tersenyum.

Dengan keberhasilannya, bersama-an dengan momentum Hari Kebangkit-an Nasional, sebagai pemudi Kota Te-gal, ia mencoba merefleksikan makna Harkitnas.

“Saya memiliki pedoman tersendiri untuk mengisi Hari Kebangkitan Nasio-nal. Yaitu dengan secepatnya sukses,” katanya yang juga jago juara, baik jua-ra Lomba Baca Puisi Tingkat Provinsi, Lomba Teater, Pencak Silat. Ada sekitar 50 koleksi piala di rumahnya.

Dijelaskannya, mungkin sebagian orang masih bingung untuk memulai kesuksesan dari mana. Sama, seperti yang ia alami pada awalnya. “Namun

WARTA BAHARI, Edisi 80/20146

Warta Utama Jerih Payah Pelajar dan Pemuda Gapai Prestasi

Foto dari internet komite sekolah atau BOS,” ungkap Mulyana.

Menjemput Sukses di Usia Muda

Namanya Mustika Nurul Ainy, segudang prestasi dan kesuksesan telah diraihnya. Warga Jl Sumbodro Gang 5 Kelurahan Slerok Kecamatan Tegal Timur itu mengawali bisnis dengan bekal ilmu manajemen bisnis. Dimulai saat ia terjepit dalam keadaan ekonomi yang cukup pas-pasan mendorongnya untuk merubah keadaan.

“Lahir dari keluarga yang sederha-na bukanlah penghalang bagi saya, tapi menjadi penyemangat untuk hidup lebih maju,” ungkap gadis yang akrab dipanggil Tea.

Berkat prestasinya, anak pasangan Beny Asmoro dan Ainah ini mendapat-kan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Malaysia. Menimba ilmu di

lomba KIR di Unnes Semarang, Virginia selalu motivasi diri sendiri. Ia ingin membanggakan orang tua dan menye-nangkan orang tua. “Tentunya meng-harumkan nama sekolah,” katanya.

Senada apa yang diungkapkan Virginia, Dian dan Ati upaya mereka bekerja keras keluar sebagai juara agar dapat dipersembahkan kepada orang tua dan membawa nama baik sekolah.

Selain kerja keras, diperlukan kerja sama dan sinergi bersama tim. Menu-rut Ati, mengikuti perlombaan itu ada saja kendalanya. “Saat proses itu, lelah dan emosi. Jika kondisinya seperti itu, kuncinya satu sama lain harus saling pengertian, tidak egois dan kerja sama membagi tugas, tidak memandang level jabatan seperti ketua dan anggo-ta,” tutur gadis yang bercita-cita jadi dokter gigi itu.

Peran SekolahPeran sekolah dalam mencetak

generasi prestasi juga tak bisa dipan-dang sebelah mata. Untuk mencetak prestasi dibutuhkan proses yang pan-jang. Persiapan mulai dari pembinaan, pendampingan, akomodasi hingga saat perlombaan untuk menentukan kalah atau menang. Para guru meluap-kan rasa bersyukur dan bangga bila siswa dibawah binaannya dinyatakan sebagai juara.

Menurut Kepala Sekolah SMAN 1 Tegal Drs. Rismono, M.Pd. melalui Waka Kesiswaan, Drs. Mulyana, bukan hanya semata karena kebanyakan siswa di SMAN 1 Tegal merupakan siswa ber-prestasi. Namun tanpa upaya sekolah, meskipun siswanya memiliki potensi, maka potensi itu tak bisa berkembang, hanya terkubur dalam-dalam.

Disebutkan Mulyana, untuk men-cetak prestasi, memang dibutuhkan kerja sama antara beberapa pihak. “Prestasi tidak akan tercapai tanpa kerjasama yang baik antara sekolah, orang tua, siswa, komite sekolah, pembina dan masyarakat tentunya,” tutur Mulyana.

Sekolah, kata Mulyana, bangga bisa menunjukkan prestasi siswa kepa-da para orang tuanya. “Dengan kita menunjukkan prestasi yang dicapai anak, orang tua memberi apresiasi ke-pada sekolah,” sebut Mulyana. Apalagi prestasi yang diraih oleh siswa. Menu-rut Mulyana, sekolah menyiapkan kegi-

atan ekstrakurikuler sebagai wadah untuk menyalurkan bakat dan minat siswa. “Ektrakurikuler sebagai wadah mengembangkan bakat dan minat para siswa. Mereka memilih sesuai dengan bakat dan minat mereka, tanpa paksaan, tidak semata-mata dari arahan guru,” tegas Mulyana.

Ada 20 jenis kegiatan ekstrakuriku-ler dibawah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan pembinaan seko-lah. Pramuka menjadi kegiatan yang wajib diikuti setiap siswa. Setiap satu orang guru membina satu kegiatan ekstrakurikuler, kecuali jika tidak ada guru yang bisa membina, sekolah mendatangkan pembina dari luar sekolah.

“Setiap siswa memilih dua kegiat-an, salah satunya pramuka yang wajib diikuti. Pada kegiatan tertentu dimana tidak terdapat guru pembina dari lingkungan pengajar SMAN 1, pembina didatangkan dari luar dan dibiayai dari

jika tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi?,” ucap alumni SDN Mangkukusu-man 8 Tegal, SMPN 7 Tegal dan SMA 3 Tegal ini.

Disebutnya, memulai itu bisa dari mana saja, bisa dimulai kapan saja bah-kan detik ini juga, tidak perlu menung-gu ataupun berdalih mengatakan “kita masih muda, ntar dulu deh, kalau su-dah kerja saja baru aku mau menyum-bangkan sesuatu untuk Indonesia”.

Menurutnya pemuda harus bang-kit dengan keberanian untuk berfikir selangkah lebih maju. Karena percaya-lah kesuksesan tidak tidak bisa dilaku-kan dengan cara cara besar, tapi mulai-lah dengan langkah langkah kecil de-ngan semangat dan doa.

Cita cita bangsa akan terwujud jika setiap pemuda memiliki pemahaman yang sama dengan “Menjemput Kesuk-sesan dengan Segera”, yaitu di usia muda.

“Salah satunya dengan cara berani berbisnis seperti saya. Anak muda ha-rus lelah akan keterpurukan, harus je-nuh dengan kemalasan, sebab kita akan menjadi garda terdepan suatu bangsa. Dan masa depan bangsa ini ada di tangan kita, yang mendatang akan menjadi pemimpin bangsa, akan jadi penentu kemana Indonesia ini akan dibawa,” katanya bersemangat. Pungkasnya, Tea mengatakan, tidak ada orang malas di dunia ini, yang ada hanya orang yang tidak termotivasi.

***Mustika Nurul Ainy

Page 8: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/20148

Warta Utama

iprah pemuda dalam sejarah bangsa kita memang tak bisa Kterpisahkan. Gerakan pemuda

dalam sejarah kebangsaan tak ubah-nya seperti lokomotif dalam sebuah rangkaian kereta api, selalu bergerak di depan dan menarik gerbong di bela-kangnya. Diantara maju mundurnya gerakan pemuda, satu hal yang tetap tercatat dalam sejarah adalah bahwa pergerakan pemuda adalah pergerak-an yang selalu berusaha untuk maju dan menjadi pemeran utama dalam momen-momen penting bangsa Indonesia.

Pemuda menjadi motor dalam awal pemersatu pergerakan Bangsa Indonesia yang ditandai dengan ber-dirinya Boedi Oetomo tahun 1908. Sumpah Pemuda di tahun 1928 menja-di ajang pemersatu kebulatan tekad pemuda-pemuda bangsa. Tak berhenti sampai disitu, kiprah pemuda berlanjut pada masa kemerdekaan ketika para pemuda “menculik“ Soekarno ke Re-ngasdengklok dan kemudian bersama Hatta merumuskan teks Proklamasi yang dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pasca kemerdekaan pemuda juga mengambil inisiatif da-lam pergerakan tahun 1966 sampai dengan tahun 1998 pemuda menggu-lingkan orde yang dianggap telah kelu-

ar dari jalur amanat penderitaan rakyat.

Pemuda KekinianJika menilik kembali sejarah per-

juangan pemuda pada bangsa ini, dan kemudian kita melihat pemuda saat se-karang ini, yang akan kita dapatkan adalah sebuah pertanyaan “Dimana pemuda saat sekarang ini?” Pertanyaan ini menarik untuk dicermati, karena begitu gegap gempitanya pemba-ngunan bangsa ini, dimana tuntutan akan peran penting pemuda begitu dibutuhkan. “Ning endi kesadaran pe-muda saiki? (dimanakah kesadaran pe-muda masa kini?)”, dimanakah peran kepeloporan pemuda kita yang disertai ketulusan berkorban demi cita-cita ke-bangsaan untuk menuju kehidupan yang lebih baik, seperti pemuda-pemuda di jaman pergerakan.

Dalam memenuhi tuntutan peran penting pemuda dalam masyarakat, pemuda memiliki potensi sekaligus tantangan yang berbeda-beda di tiap-tiap daerah. Kota Tegal dengan jumlah penduduk per Desember 2012 tercatat 243.730 jiwa (sumber: Bappeda Kota Tegal) dengan luas wilayah 39,68 kilo meter persegi, memiliki 71.421 pemu-da (usia 15 s.d 30 tahun, sumber: Dis-dukcapil Kota Tegal). Pemuda kota Te-gal ini memiliki potensi yang harus di-

Oleh: Tomi, A.Md

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 9

Apa Kabar Pemuda? Warta Utama

gali, potensi yang jika benar-benar diolah bukan tidak mungkin akan menjadi sebuah kekuatan daerah. Sa-lah satu contoh Ketua DPRD Kota Tegal yang seorang pemuda. Ini memberikan gambaran bahwa tidak ada pengha-lang pemuda untuk menjadi lokomotif pembangunan.

Jumlah organisasi kepemudaan di Kota Tegal pada tahun 2004-2005 se-banyak 19 organisasi, tahun 2006 me-ngalami peningkatan sebesar 5% (20 organisasi kepemudaan) dan tahun 2007-2008 meningkat menjadi 36 or-ganisasi kepemudaan yang tersebar di 4 (empat) kecamatan (sumber: RPJMD). Khusus organisasi kepemudaan karang taruna sejak 5 (lima) tahun terakhir se-cara kuantitas tidak mengalami pe-ningkatan.

Di sisi lain, belum optimalnya per-kembangan dan peran organisasi ke-pemudaan karang taruna dalam me-ningkatkan kapasitas generasi muda, berpengaruh terhadap rendahnya mi-nat dan motivasi generasi muda untuk bergabung dan mengikuti setiap kegi-atan yang dilaksanakan oleh kelemba-gaan organisasi kepemudaan. Rendah-nya peran serta generasi muda dalam kelembagaan tersebut karena kurang optimalnya kegiatan pemberdayaan kelembagaan organisasi kepemudaan.

Hal ini dikarenakan kegiatan pemberdayaan kelembagaan organisa-si kepemudaan yang selama ini dilak-sanakan masih bersifat sporadis dan belum berkelanjutan.

Ada hal yang menarik disampai-kan salah satu tokoh pemuda kota Te-gal, Firman Hadi atau yang akrab disa-pa Firhad. Menurutnya dalam organisa-si kepemudaan di kota Tegal hanya be-berapa organisasi yang benar-benar “hidup” dan aktif. Ia menilai permasa-lahan pokok pada organisasi pemuda adalah pada managemen organisasi dan pola rekruitmen atau kaderisasi. Hanya organisasi yang melakukan ma-najemen dan kaderisasi dengan baik yang masih berjalan. Ia mencontohkan Pemuda Pancasila serta organisasi-organisasi kepemudaan yang berlatar belakang organisasi keagamaan NU atau Muhammadiyah.

Beberapa permasalahan pemuda di sekitar kita dewasa ini diantaranya adalah masih rendahnya tingkat kete-rampilan yang dimiliki. Selain itu mi-nimnya kegiatan pemberdayaan ke-lembagaan organisasi kepemudaan dan kurangnya koordinasi dengan pi-hak-pihak terkait untuk mengembang-kan kelembagaan organisasi kepemu-daan juga menjadi faktor penyebab. Disamping itu kepedulian pemuda yang rendah dan terbatasnya akses untuk berpartisipasi dalam pemba-ngunan daerah serta kurangnya daya tangkal di kalangan pemuda terhadap pengaruh negatif dari pengaruh asing yang tidak sesuai kepribadian nasional sangat memberi pengaruh. Ditambah pula rendahnya kualitas dan kapasitas kelembagaan/organisasi kepemudaan serta masih rendahnya kualitas dan kuantitas prasarana sarana dan kemi-traan kepemudaan makin menambah daftar panjang masalah kepemudaan.

Bentuk perhatian Pemerintah ter-hadap pemuda jelas sangat dibutuh-kan, kebijakan yang diambil oleh Pe-merintah Kota Tegal dalam urusan ke-pemudaan diarahkan pada bagaimana meningkatkan peran serta pemuda se-cara aktif dalam bidang organisasi dan kegiatan kepemudaan dan terlibat da-lam pembangunan di segala bidang, meningkatkan kerjasama dan kemitra-an dengan berbagai pihak untuk me-ngembangkan program pemberdaya-an kelembagaan organisasi kepemuda-an secara integratif dan berkelanjutan.

Namun demikian, ihwal pemuda ini tidak hanya bisa diatasi oleh Peme-rintah semata. Ada hal yang perlu dibe-nahi pada diri kaum pemuda itu sen-diri. Wajah pemuda saat ini yang kita lihat di lingkungan terdekat kita, cen-derung lebih menggambarkan pemu-da yang ingin bisa menikmati penuh usia mudanya. Kaum muda tidak lagi memiliki identitas sebab mereka berju-ang penuh pamrih. Akibatnya dalam setiap langkahnya akan terobsebsi de-ngan pamrih, dan saat obsesinya tak tercapai, yang muncul adalah sumpah-serapah pada para pemimpin. Nggrun-del ning ati, kegiatan ning laka duite ya sungkan (kegiatan kalo tidak ada/ menghasilkan uang ya tidak mau). Be-gitulah kira-kira, semakin lama semakin ditunjukkan pada pamrih yang selalu dikedepankan. Itu mencerminkan dari pudarnya nilai-nilai dan karakter ke-bangsaan serta lunturnya sebuah idealisme.

Seperti pemuda pada umumnya, pemuda di Kota Tegal juga mengha-dapi globalisasi dan persaingan. Na-mun ada yang membedakan dengan pemuda di daerah lain. Menurut pe-merhati budaya Tegal, Yono Daryono pembeda itu adalah kultur, lingkungan dan pendidikan di Kota Tegal. Kultur agraris, nelayan dan industri punya pe-ngaruh besar dalam pola pikir pemuda Tegal yang pada prinsipnya kreatif dan mandiri.

Dalam beberapa hal, Kota Tegal memiliki potret pemuda-pemuda yang “wekel” (giat) dan sregep (rajin). Hal ini terlihat pada semangat pemuda-pemuda dari Kota Tegal yang merantau ke kota-kota besar dan bekerja di sek-tor informal di warteg-warteg. Selain itu Kota Tegal dengan demografinya di daerah pesisir, membawa sebagian pe-mudanya menjadi nelayan ke luar Kota Tegal. Namun dari semangat “wekel” ini kadang mempengaruhi persepsi mere-ka tentang pentingnya pendidikan. Mereka berpandangan bahwa bekerja (menghasilkan uang) lebih berarti dari-pada bersekolah (menempuh jalur pendidikan yang lebih tinggi). Banyak dari mereka hanya mengecap pendi-dikan di bangku sekolah dasar dan meninggalkannya sebelum lulus untuk pergi merantau atau melaut.

Padahal masa depan suatu bang-sa terletak pada generasi mudanya, se-bab merekalah yang akan mengganti-

kan generasi sebelumnya dalam me-mimpin. Oleh karena itu generasi mu-da perlu diberi bekal berupa ilmu pe-ngetahuan sesuai dengan tuntunan za-man. Salah satu cara dalam mempero-leh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal mau-pun nonformal, baik itu pendidikan da-sar, menengah maupun tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Kota Tegal adalah ba-gaimana mengeliminir hal-hal yang menghambat kemajuan dengan hal-hal yang positif sesuai dengan tuntu-tan dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu dalam mengadakan perubahan hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi mereka berada. Pe-muda yang telah dibekali ilmu penge-tahuan yang tinggi (baik) nantinya dapat memilih mana-mana yang perlu diubah. Selain itu juga perlu dipikirkan keikutsertaan masyarakat dalam pem-baharuan nilai-nilai tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan seperti yang diharapkan.

Akhirnya bahwa komitmen pe-muda untuk majulah yang menjadi ‘bahan bakar’ sebenarnya bagi progress peran kepemudaan saat ini. Dan de-ngan adanya perhatian pemerintah terhadap potensi kepemudaan ini, akan menjadi ‘ramuan’ yang mengakse-lerasi peran kepemudaan menjadi pe-mimpin masa depan yang lebih han-dal. Pembinaan dari awal bisa dilaku-kan dengan melihat dan menyediakan infrastruktur yang diperlukan bagi pe-ngembangan minat dan bakat para pemuda. Sebab tanpa ditunjang hal tersebut minat dan bakat pemuda tidak akan tersalurkan dengan baik, sehingga dikhawatirkan muncul masa-lah yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Terlepas dari permasalahan pe-muda dewasa ini, prestasi pemuda Te-gal tentunya masih menjadi sebuah harapan untuk selalu di dorong, baik oleh lingkungan dan perhatian dari pemerintah, dan yang tak kalah pen-ting adalah perhatian dari keluarga. ***

APA KABAR PEMUDA?APA KABAR PEMUDA?

Pemuda, ketika kita mendengar kata pemuda yang terbayang adalah

generalisasi golongan masyarakat yang berada pada usia paling

dinamis, yang membedakan dari kelompok umur anak-anak dan

golongan tua. Menurut UU Kepemudaan nomor 40 tahun 2009 menegaskan tentang batasan usia

pemuda Indonesia yakni 15 sampai dengan 30 tahun. Sementara

menurut budayawan Taufik Abdullah, pemuda bukan cuma

fenomena demografis, akan tetapi juga sebuah gejala historis,

ideologis, dan juga kultural.

Page 9: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/20148

Warta Utama

iprah pemuda dalam sejarah bangsa kita memang tak bisa Kterpisahkan. Gerakan pemuda

dalam sejarah kebangsaan tak ubah-nya seperti lokomotif dalam sebuah rangkaian kereta api, selalu bergerak di depan dan menarik gerbong di bela-kangnya. Diantara maju mundurnya gerakan pemuda, satu hal yang tetap tercatat dalam sejarah adalah bahwa pergerakan pemuda adalah pergerak-an yang selalu berusaha untuk maju dan menjadi pemeran utama dalam momen-momen penting bangsa Indonesia.

Pemuda menjadi motor dalam awal pemersatu pergerakan Bangsa Indonesia yang ditandai dengan ber-dirinya Boedi Oetomo tahun 1908. Sumpah Pemuda di tahun 1928 menja-di ajang pemersatu kebulatan tekad pemuda-pemuda bangsa. Tak berhenti sampai disitu, kiprah pemuda berlanjut pada masa kemerdekaan ketika para pemuda “menculik“ Soekarno ke Re-ngasdengklok dan kemudian bersama Hatta merumuskan teks Proklamasi yang dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pasca kemerdekaan pemuda juga mengambil inisiatif da-lam pergerakan tahun 1966 sampai dengan tahun 1998 pemuda menggu-lingkan orde yang dianggap telah kelu-

ar dari jalur amanat penderitaan rakyat.

Pemuda KekinianJika menilik kembali sejarah per-

juangan pemuda pada bangsa ini, dan kemudian kita melihat pemuda saat se-karang ini, yang akan kita dapatkan adalah sebuah pertanyaan “Dimana pemuda saat sekarang ini?” Pertanyaan ini menarik untuk dicermati, karena begitu gegap gempitanya pemba-ngunan bangsa ini, dimana tuntutan akan peran penting pemuda begitu dibutuhkan. “Ning endi kesadaran pe-muda saiki? (dimanakah kesadaran pe-muda masa kini?)”, dimanakah peran kepeloporan pemuda kita yang disertai ketulusan berkorban demi cita-cita ke-bangsaan untuk menuju kehidupan yang lebih baik, seperti pemuda-pemuda di jaman pergerakan.

Dalam memenuhi tuntutan peran penting pemuda dalam masyarakat, pemuda memiliki potensi sekaligus tantangan yang berbeda-beda di tiap-tiap daerah. Kota Tegal dengan jumlah penduduk per Desember 2012 tercatat 243.730 jiwa (sumber: Bappeda Kota Tegal) dengan luas wilayah 39,68 kilo meter persegi, memiliki 71.421 pemu-da (usia 15 s.d 30 tahun, sumber: Dis-dukcapil Kota Tegal). Pemuda kota Te-gal ini memiliki potensi yang harus di-

Oleh: Tomi, A.Md

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 9

Apa Kabar Pemuda? Warta Utama

gali, potensi yang jika benar-benar diolah bukan tidak mungkin akan menjadi sebuah kekuatan daerah. Sa-lah satu contoh Ketua DPRD Kota Tegal yang seorang pemuda. Ini memberikan gambaran bahwa tidak ada pengha-lang pemuda untuk menjadi lokomotif pembangunan.

Jumlah organisasi kepemudaan di Kota Tegal pada tahun 2004-2005 se-banyak 19 organisasi, tahun 2006 me-ngalami peningkatan sebesar 5% (20 organisasi kepemudaan) dan tahun 2007-2008 meningkat menjadi 36 or-ganisasi kepemudaan yang tersebar di 4 (empat) kecamatan (sumber: RPJMD). Khusus organisasi kepemudaan karang taruna sejak 5 (lima) tahun terakhir se-cara kuantitas tidak mengalami pe-ningkatan.

Di sisi lain, belum optimalnya per-kembangan dan peran organisasi ke-pemudaan karang taruna dalam me-ningkatkan kapasitas generasi muda, berpengaruh terhadap rendahnya mi-nat dan motivasi generasi muda untuk bergabung dan mengikuti setiap kegi-atan yang dilaksanakan oleh kelemba-gaan organisasi kepemudaan. Rendah-nya peran serta generasi muda dalam kelembagaan tersebut karena kurang optimalnya kegiatan pemberdayaan kelembagaan organisasi kepemudaan.

Hal ini dikarenakan kegiatan pemberdayaan kelembagaan organisa-si kepemudaan yang selama ini dilak-sanakan masih bersifat sporadis dan belum berkelanjutan.

Ada hal yang menarik disampai-kan salah satu tokoh pemuda kota Te-gal, Firman Hadi atau yang akrab disa-pa Firhad. Menurutnya dalam organisa-si kepemudaan di kota Tegal hanya be-berapa organisasi yang benar-benar “hidup” dan aktif. Ia menilai permasa-lahan pokok pada organisasi pemuda adalah pada managemen organisasi dan pola rekruitmen atau kaderisasi. Hanya organisasi yang melakukan ma-najemen dan kaderisasi dengan baik yang masih berjalan. Ia mencontohkan Pemuda Pancasila serta organisasi-organisasi kepemudaan yang berlatar belakang organisasi keagamaan NU atau Muhammadiyah.

Beberapa permasalahan pemuda di sekitar kita dewasa ini diantaranya adalah masih rendahnya tingkat kete-rampilan yang dimiliki. Selain itu mi-nimnya kegiatan pemberdayaan ke-lembagaan organisasi kepemudaan dan kurangnya koordinasi dengan pi-hak-pihak terkait untuk mengembang-kan kelembagaan organisasi kepemu-daan juga menjadi faktor penyebab. Disamping itu kepedulian pemuda yang rendah dan terbatasnya akses untuk berpartisipasi dalam pemba-ngunan daerah serta kurangnya daya tangkal di kalangan pemuda terhadap pengaruh negatif dari pengaruh asing yang tidak sesuai kepribadian nasional sangat memberi pengaruh. Ditambah pula rendahnya kualitas dan kapasitas kelembagaan/organisasi kepemudaan serta masih rendahnya kualitas dan kuantitas prasarana sarana dan kemi-traan kepemudaan makin menambah daftar panjang masalah kepemudaan.

Bentuk perhatian Pemerintah ter-hadap pemuda jelas sangat dibutuh-kan, kebijakan yang diambil oleh Pe-merintah Kota Tegal dalam urusan ke-pemudaan diarahkan pada bagaimana meningkatkan peran serta pemuda se-cara aktif dalam bidang organisasi dan kegiatan kepemudaan dan terlibat da-lam pembangunan di segala bidang, meningkatkan kerjasama dan kemitra-an dengan berbagai pihak untuk me-ngembangkan program pemberdaya-an kelembagaan organisasi kepemuda-an secara integratif dan berkelanjutan.

Namun demikian, ihwal pemuda ini tidak hanya bisa diatasi oleh Peme-rintah semata. Ada hal yang perlu dibe-nahi pada diri kaum pemuda itu sen-diri. Wajah pemuda saat ini yang kita lihat di lingkungan terdekat kita, cen-derung lebih menggambarkan pemu-da yang ingin bisa menikmati penuh usia mudanya. Kaum muda tidak lagi memiliki identitas sebab mereka berju-ang penuh pamrih. Akibatnya dalam setiap langkahnya akan terobsebsi de-ngan pamrih, dan saat obsesinya tak tercapai, yang muncul adalah sumpah-serapah pada para pemimpin. Nggrun-del ning ati, kegiatan ning laka duite ya sungkan (kegiatan kalo tidak ada/ menghasilkan uang ya tidak mau). Be-gitulah kira-kira, semakin lama semakin ditunjukkan pada pamrih yang selalu dikedepankan. Itu mencerminkan dari pudarnya nilai-nilai dan karakter ke-bangsaan serta lunturnya sebuah idealisme.

Seperti pemuda pada umumnya, pemuda di Kota Tegal juga mengha-dapi globalisasi dan persaingan. Na-mun ada yang membedakan dengan pemuda di daerah lain. Menurut pe-merhati budaya Tegal, Yono Daryono pembeda itu adalah kultur, lingkungan dan pendidikan di Kota Tegal. Kultur agraris, nelayan dan industri punya pe-ngaruh besar dalam pola pikir pemuda Tegal yang pada prinsipnya kreatif dan mandiri.

Dalam beberapa hal, Kota Tegal memiliki potret pemuda-pemuda yang “wekel” (giat) dan sregep (rajin). Hal ini terlihat pada semangat pemuda-pemuda dari Kota Tegal yang merantau ke kota-kota besar dan bekerja di sek-tor informal di warteg-warteg. Selain itu Kota Tegal dengan demografinya di daerah pesisir, membawa sebagian pe-mudanya menjadi nelayan ke luar Kota Tegal. Namun dari semangat “wekel” ini kadang mempengaruhi persepsi mere-ka tentang pentingnya pendidikan. Mereka berpandangan bahwa bekerja (menghasilkan uang) lebih berarti dari-pada bersekolah (menempuh jalur pendidikan yang lebih tinggi). Banyak dari mereka hanya mengecap pendi-dikan di bangku sekolah dasar dan meninggalkannya sebelum lulus untuk pergi merantau atau melaut.

Padahal masa depan suatu bang-sa terletak pada generasi mudanya, se-bab merekalah yang akan mengganti-

kan generasi sebelumnya dalam me-mimpin. Oleh karena itu generasi mu-da perlu diberi bekal berupa ilmu pe-ngetahuan sesuai dengan tuntunan za-man. Salah satu cara dalam mempero-leh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal mau-pun nonformal, baik itu pendidikan da-sar, menengah maupun tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Kota Tegal adalah ba-gaimana mengeliminir hal-hal yang menghambat kemajuan dengan hal-hal yang positif sesuai dengan tuntu-tan dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu dalam mengadakan perubahan hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi mereka berada. Pe-muda yang telah dibekali ilmu penge-tahuan yang tinggi (baik) nantinya dapat memilih mana-mana yang perlu diubah. Selain itu juga perlu dipikirkan keikutsertaan masyarakat dalam pem-baharuan nilai-nilai tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan seperti yang diharapkan.

Akhirnya bahwa komitmen pe-muda untuk majulah yang menjadi ‘bahan bakar’ sebenarnya bagi progress peran kepemudaan saat ini. Dan de-ngan adanya perhatian pemerintah terhadap potensi kepemudaan ini, akan menjadi ‘ramuan’ yang mengakse-lerasi peran kepemudaan menjadi pe-mimpin masa depan yang lebih han-dal. Pembinaan dari awal bisa dilaku-kan dengan melihat dan menyediakan infrastruktur yang diperlukan bagi pe-ngembangan minat dan bakat para pemuda. Sebab tanpa ditunjang hal tersebut minat dan bakat pemuda tidak akan tersalurkan dengan baik, sehingga dikhawatirkan muncul masa-lah yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Terlepas dari permasalahan pe-muda dewasa ini, prestasi pemuda Te-gal tentunya masih menjadi sebuah harapan untuk selalu di dorong, baik oleh lingkungan dan perhatian dari pemerintah, dan yang tak kalah pen-ting adalah perhatian dari keluarga. ***

APA KABAR PEMUDA?APA KABAR PEMUDA?

Pemuda, ketika kita mendengar kata pemuda yang terbayang adalah

generalisasi golongan masyarakat yang berada pada usia paling

dinamis, yang membedakan dari kelompok umur anak-anak dan

golongan tua. Menurut UU Kepemudaan nomor 40 tahun 2009 menegaskan tentang batasan usia

pemuda Indonesia yakni 15 sampai dengan 30 tahun. Sementara

menurut budayawan Taufik Abdullah, pemuda bukan cuma

fenomena demografis, akan tetapi juga sebuah gejala historis,

ideologis, dan juga kultural.

Page 10: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Warta Utama

WARTA BAHARI, Edisi 80/201410

pilihan perubahan pada haluan perju-angan yang bersandarkan pada ”uni-versalitas-nasionalisme,” garis perju-angan ini lebih maju dan modernis yakni membangun karakter bangsa (nation character building).

Disadari atau tidak bahwa setiap fase (babak) sejarah bangsa Indonesia, pemuda selalu mengambil peran yang sangat srategis dalam mengaktualisasi gerakan dan menunjukan peran dalam mengawal berbagai perubahan funda-mental dan berpengaruh pada pem-bentukan karakter bangsa. Peran-peran itu menjadikan pemuda memi-liki nilai tawar bagi terciptanya per-adaban bangsa.

Puncak kejayaan peran pemuda ini menandai perubahan bangsa sebut saja, pendeklarasian ”Sumpah Pemuda” pada 28 Oktober 1928, yang menandai lahirnya state nation bangsa Indonesia, sehingga bentuk penghargaan sampai kini kita peringati sebagai bagian dari momentum sejarah bangsa kita.

Pasca kemerdekaanpun, pemuda tetap eksis dan membangun akses ter-hadap sumber-sumber daya pemba-

ngunan yang tidak ternilai. Hal ini di-lihat pada peran pemuda membangun persatuan dalam mengawal beberapa agenda negara sehingga lebih menam-bah kredibilitas pemuda, serta memi-liki bargaining position yang kuat. Sampai ketika era reformasi kekuatan pemuda juga yang meruntuhkan rezim Suharto.

Meskipun pada sisi tertentu, ada juga pemuda yang memiliki andil pada peran antagonis, sehingga menimbul-kan antipati masyarakat. Jika kita meli-hat pemuda dengan segenap proble-manya, harus ada pergeseran paradig-ma dengan memposisikan pemuda sebagai social category, dan bukan lagi sebagai political category seperti reali-tas kekuasaan di masa lalu. Pergeseran paradigma ini merupakan antitesa atas realitas kekuasaan masa lalu yang cen-derung memposisikan pemuda hanya sebagai komoditas politik belaka.

Hal ini terungkap dari kegelisahan Dr. Yayat, bahwa sebetulnya ketika kita memandang pemuda jangan dengan pendekatan struktural. Pemuda memi-liki kelenturan berpikir, sehingga mu-

11

Pemuda dalam pandangan kita, merupakan tingkatan usia di atas anak-anak, remaja atau satu tingkat dibawah orang dewasa yang ditandai secara fisik (fisiologis). Dalam struktur masyarakat, pemuda memiliki makna tersendiri, sebagaimana didefenisikan dalam Undang Undang Kepemudaan: pemuda adalah orang yang berusia 18 hingga 35 tahun, diatas kategori anak-anak 0 bulan hingga 18 tahun (sesuai pende-finisian Undang Undang Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002).

Oleh: Turah Untung

Warta Utama

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Di Simpang Jalan Kepeloporan Pemuda

dah didekati secara partisipatif, bukan instruktif karena pemuda memiliki po-tensi yang masih tersimpan, butuh ru-ang untuk mewadahinya dalam bentuk kreatifitas. Pemerintah hanya perlu memberikan ruang, wadah dan tempat ekspresi yang sesuai jiwa mereka. Ruang seperti ini di kota Tegal hampir tidak ada. Akhirnya mall, karaoke, dan tempat keramaian lain jadi tempat mereka nongkrong.

Masih tutur Yayat, sebetulnya Ge-dung PPIB atau TBT tidak perlu sepi seperti saat ini, jika Pemkot Tegal rela menjadikannya menjadi Gedung Remaja atau Taman Remaja, semacam Gelora Remaja di ibukota. Tata kembali PPIB atau TBT yang ramah dengan sele-ra remaja, nanti kios-kios disitu akan tumbuh menjadi tempat kreatifitas kewirausahaan khas remaja; penjualan kebutahan remaja, mulai dari asesoris, stiker, baju, kaos dan kebutuhan rema-ja lainnya. TBT kemudian dapat disulap menjadi taman kreasi remaja dalam menyalurkan bakat seni dan budaya. Rancang ulang tata ruang dan taman-nya agar menjadikan kerasan mereka berekspresi. Apalagi, kedua gedung ini berada didekat Mall, sudah pasti mere-ka akan bosan dengan tongkrongan di sana, dan akan lari ke “gelanggang remaja” ini.

Sementara Riyadi KS, penggagas Relawan Pendidikan, menurutkan da-lam frame yang lain. Inti dari permasa-lahan remaja itu harus dibenahi dari rumah. Maka pembentukan Relawan Pendidikan yang digagasnya mengo-bati permasalahan remaja dari akarnya, di Rumah Tangga. Yadi memulai dari lingkungan di wilayah RT 03, RW III Kelurahan Kraton, dia berharap Pemkot Tegal dapat mengintroduksi kegiatan ini agar menjadi massif di kota Tegal. Jadi pilot project pemecahan problem pendidikan remaja di Kelurahan Kraton dapat ditularkan ke kelurahan lain, kami siap menjadi tutornya.

Relawan Pendidikan ini melakukan monitoring ke rumah-rumah, mendo-rong para orang tua untuk memba-ngun suasana ketenangan belajar anak dengan mematikan televisi dari jam 18.30 sampai 20.30 WIB. Peran para re-lawan pendidikan, tidak hanya mem-berikan monitoring kegiatan memati-kan televisi, tetapi juga pendampingan apabila ada anak yang malas belajar, ada masalah pendidikan, advokasi

serta memberi nilai tambah. Batasan inilah barangkali yang membuat susah mencari figur Pemuda Pelopor yang pas, tetapi kami tetap berusaha men-carinya dengan “jemput bola” ke kelu-rahan-kelurahan di kota Tegal.

Sebetulnya jika melihat pemuda dapat dilihat dari perspektif filosofis; bahwa pemuda sebagaimana kodrat manusia adalah makhluk sosial (homo socius) yang memiliki peran eksisten-sial dengan beragam dimensi antara lain dimensi sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Artinya, secara kodrati pemuda mesti menjalankan peran eksistensialnya sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial. Pemuda butuh aktualisasi.

Kedua, dalam perspektif historis; pasca gerakan reformasi 1998, telah terjadi pergeseran paradigma di ham-pir setiap lini publik. Di masa lalu, pe-muda cenderung diposisikan sebagai komoditas politik sehingga mengaki-batkan bargaining position pemuda sebagi aset sosial menjadi amat lemah. Hal mana mengakibatkan kurang ter-apresiasinya pemuda yang berada di luar area kelompok elitis. Oleh karena-nya harus ada pergeseran paradigma pemuda dari political category ke social category, dimaksudkan memposisikan pemuda sungguh-sungguh sebagai aset sosial bangsa yang strategis. Agar menjadikan pemuda sebagai agen of change.

***

apabila ada anak putus sekolah.Sementara itu, Adri Yudi Setiawan,

Sos, kasie Pengembangan dan Pem-berdayaan Pemuda, menuturkan, jika mendengar kata pemuda sebetulnya membuat kita mengingat hal-hal yang heroik, seputar semangat yang kuat, jiwa yang pantang menyerah, selalu memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dinas Pemuda, Olah-raga dan Pariwisata, secara berkala dan berjenjang mengadakan kegiatan pen-jaringan Pemuda Pelopor dalam bidang-bidang seperti Pendidikan, Sosbud dan Pariwisata, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Industri, Pangan dan Kesehatan, Komu-nikasi dan Informatika. Kegiatan ini di-lakukan berjenjang mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota, provinsi sampai nasional. Tujuannya menjadi stimulus agar pemuda tidak tergelincir pada kegiatan negatif.

Meskipun di lapangan, kegiatan ini menemui banyak kendala, yakni susah-nya mencari figur ketokohan pemuda pelopor. Yudi mengungkapkan, ba-rangkali karena ada batasan kepeserta-an Pemuda Pelopor dibatasi dari umur 18 sampai 30 tahun, padahal usia-usia ini termasuk belum matang, masih su-ka suntuk dengan “dunianya”. Batasan lainnya, misalnya kepeloporan juga di-implimentasikan selama waktu 2 tahun dan memiliki karya nyata yang dilaksa-nakan secara konsisten dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar,

DI SIMPANG JALAN KEPELOPORAN PEMUDA

DI SIMPANG JALAN KEPELOPORAN PEMUDA

alam beberapa periode sejarah selalu menempatkan pemuda Dsebagai bagian tak terpisah-

kan, mengungkap peran pemuda pada tatar perubahan orde. Beberapa fase sejarah menampakan eksistensi pemu-da dalam peran semangat nasionalis-me seperti peristiwa lahirnya Boedi Oetomo tahun 1908, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Transisi Politik 1966 melahirkan eksponen ”66,” dan terakhir Gerakan Reformasi 1998 yang melahirkan Eksponen ”98” dan banyak lagi.

Awalnya bentuk dan metode per-gerakan dimotori oleh pemuda masih bersifat kedaerahan mengandalkan primordialisme bersifat etnosentrisme, dengan masing-masing sebutan mulai dari Jong Sumatera, Jong Java hingga Jong Makassar dan Ambon, namun memberikan referensi bahwa gerakan pemuda itu dilakukan atas inisiatif dan persatuan daerah demi satu tujuan ”peradaban bangsa.”

Metode berikutnya lebih maju dan berorientasi pada spirit nasionalisme menjadi basis dengan menentukan

Page 11: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Warta Utama

WARTA BAHARI, Edisi 80/201410

pilihan perubahan pada haluan perju-angan yang bersandarkan pada ”uni-versalitas-nasionalisme,” garis perju-angan ini lebih maju dan modernis yakni membangun karakter bangsa (nation character building).

Disadari atau tidak bahwa setiap fase (babak) sejarah bangsa Indonesia, pemuda selalu mengambil peran yang sangat srategis dalam mengaktualisasi gerakan dan menunjukan peran dalam mengawal berbagai perubahan funda-mental dan berpengaruh pada pem-bentukan karakter bangsa. Peran-peran itu menjadikan pemuda memi-liki nilai tawar bagi terciptanya per-adaban bangsa.

Puncak kejayaan peran pemuda ini menandai perubahan bangsa sebut saja, pendeklarasian ”Sumpah Pemuda” pada 28 Oktober 1928, yang menandai lahirnya state nation bangsa Indonesia, sehingga bentuk penghargaan sampai kini kita peringati sebagai bagian dari momentum sejarah bangsa kita.

Pasca kemerdekaanpun, pemuda tetap eksis dan membangun akses ter-hadap sumber-sumber daya pemba-

ngunan yang tidak ternilai. Hal ini di-lihat pada peran pemuda membangun persatuan dalam mengawal beberapa agenda negara sehingga lebih menam-bah kredibilitas pemuda, serta memi-liki bargaining position yang kuat. Sampai ketika era reformasi kekuatan pemuda juga yang meruntuhkan rezim Suharto.

Meskipun pada sisi tertentu, ada juga pemuda yang memiliki andil pada peran antagonis, sehingga menimbul-kan antipati masyarakat. Jika kita meli-hat pemuda dengan segenap proble-manya, harus ada pergeseran paradig-ma dengan memposisikan pemuda sebagai social category, dan bukan lagi sebagai political category seperti reali-tas kekuasaan di masa lalu. Pergeseran paradigma ini merupakan antitesa atas realitas kekuasaan masa lalu yang cen-derung memposisikan pemuda hanya sebagai komoditas politik belaka.

Hal ini terungkap dari kegelisahan Dr. Yayat, bahwa sebetulnya ketika kita memandang pemuda jangan dengan pendekatan struktural. Pemuda memi-liki kelenturan berpikir, sehingga mu-

11

Pemuda dalam pandangan kita, merupakan tingkatan usia di atas anak-anak, remaja atau satu tingkat dibawah orang dewasa yang ditandai secara fisik (fisiologis). Dalam struktur masyarakat, pemuda memiliki makna tersendiri, sebagaimana didefenisikan dalam Undang Undang Kepemudaan: pemuda adalah orang yang berusia 18 hingga 35 tahun, diatas kategori anak-anak 0 bulan hingga 18 tahun (sesuai pende-finisian Undang Undang Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002).

Oleh: Turah Untung

Warta Utama

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Di Simpang Jalan Kepeloporan Pemuda

dah didekati secara partisipatif, bukan instruktif karena pemuda memiliki po-tensi yang masih tersimpan, butuh ru-ang untuk mewadahinya dalam bentuk kreatifitas. Pemerintah hanya perlu memberikan ruang, wadah dan tempat ekspresi yang sesuai jiwa mereka. Ruang seperti ini di kota Tegal hampir tidak ada. Akhirnya mall, karaoke, dan tempat keramaian lain jadi tempat mereka nongkrong.

Masih tutur Yayat, sebetulnya Ge-dung PPIB atau TBT tidak perlu sepi seperti saat ini, jika Pemkot Tegal rela menjadikannya menjadi Gedung Remaja atau Taman Remaja, semacam Gelora Remaja di ibukota. Tata kembali PPIB atau TBT yang ramah dengan sele-ra remaja, nanti kios-kios disitu akan tumbuh menjadi tempat kreatifitas kewirausahaan khas remaja; penjualan kebutahan remaja, mulai dari asesoris, stiker, baju, kaos dan kebutuhan rema-ja lainnya. TBT kemudian dapat disulap menjadi taman kreasi remaja dalam menyalurkan bakat seni dan budaya. Rancang ulang tata ruang dan taman-nya agar menjadikan kerasan mereka berekspresi. Apalagi, kedua gedung ini berada didekat Mall, sudah pasti mere-ka akan bosan dengan tongkrongan di sana, dan akan lari ke “gelanggang remaja” ini.

Sementara Riyadi KS, penggagas Relawan Pendidikan, menurutkan da-lam frame yang lain. Inti dari permasa-lahan remaja itu harus dibenahi dari rumah. Maka pembentukan Relawan Pendidikan yang digagasnya mengo-bati permasalahan remaja dari akarnya, di Rumah Tangga. Yadi memulai dari lingkungan di wilayah RT 03, RW III Kelurahan Kraton, dia berharap Pemkot Tegal dapat mengintroduksi kegiatan ini agar menjadi massif di kota Tegal. Jadi pilot project pemecahan problem pendidikan remaja di Kelurahan Kraton dapat ditularkan ke kelurahan lain, kami siap menjadi tutornya.

Relawan Pendidikan ini melakukan monitoring ke rumah-rumah, mendo-rong para orang tua untuk memba-ngun suasana ketenangan belajar anak dengan mematikan televisi dari jam 18.30 sampai 20.30 WIB. Peran para re-lawan pendidikan, tidak hanya mem-berikan monitoring kegiatan memati-kan televisi, tetapi juga pendampingan apabila ada anak yang malas belajar, ada masalah pendidikan, advokasi

serta memberi nilai tambah. Batasan inilah barangkali yang membuat susah mencari figur Pemuda Pelopor yang pas, tetapi kami tetap berusaha men-carinya dengan “jemput bola” ke kelu-rahan-kelurahan di kota Tegal.

Sebetulnya jika melihat pemuda dapat dilihat dari perspektif filosofis; bahwa pemuda sebagaimana kodrat manusia adalah makhluk sosial (homo socius) yang memiliki peran eksisten-sial dengan beragam dimensi antara lain dimensi sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Artinya, secara kodrati pemuda mesti menjalankan peran eksistensialnya sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial. Pemuda butuh aktualisasi.

Kedua, dalam perspektif historis; pasca gerakan reformasi 1998, telah terjadi pergeseran paradigma di ham-pir setiap lini publik. Di masa lalu, pe-muda cenderung diposisikan sebagai komoditas politik sehingga mengaki-batkan bargaining position pemuda sebagi aset sosial menjadi amat lemah. Hal mana mengakibatkan kurang ter-apresiasinya pemuda yang berada di luar area kelompok elitis. Oleh karena-nya harus ada pergeseran paradigma pemuda dari political category ke social category, dimaksudkan memposisikan pemuda sungguh-sungguh sebagai aset sosial bangsa yang strategis. Agar menjadikan pemuda sebagai agen of change.

***

apabila ada anak putus sekolah.Sementara itu, Adri Yudi Setiawan,

Sos, kasie Pengembangan dan Pem-berdayaan Pemuda, menuturkan, jika mendengar kata pemuda sebetulnya membuat kita mengingat hal-hal yang heroik, seputar semangat yang kuat, jiwa yang pantang menyerah, selalu memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dinas Pemuda, Olah-raga dan Pariwisata, secara berkala dan berjenjang mengadakan kegiatan pen-jaringan Pemuda Pelopor dalam bidang-bidang seperti Pendidikan, Sosbud dan Pariwisata, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Industri, Pangan dan Kesehatan, Komu-nikasi dan Informatika. Kegiatan ini di-lakukan berjenjang mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota, provinsi sampai nasional. Tujuannya menjadi stimulus agar pemuda tidak tergelincir pada kegiatan negatif.

Meskipun di lapangan, kegiatan ini menemui banyak kendala, yakni susah-nya mencari figur ketokohan pemuda pelopor. Yudi mengungkapkan, ba-rangkali karena ada batasan kepeserta-an Pemuda Pelopor dibatasi dari umur 18 sampai 30 tahun, padahal usia-usia ini termasuk belum matang, masih su-ka suntuk dengan “dunianya”. Batasan lainnya, misalnya kepeloporan juga di-implimentasikan selama waktu 2 tahun dan memiliki karya nyata yang dilaksa-nakan secara konsisten dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar,

DI SIMPANG JALAN KEPELOPORAN PEMUDA

DI SIMPANG JALAN KEPELOPORAN PEMUDA

alam beberapa periode sejarah selalu menempatkan pemuda Dsebagai bagian tak terpisah-

kan, mengungkap peran pemuda pada tatar perubahan orde. Beberapa fase sejarah menampakan eksistensi pemu-da dalam peran semangat nasionalis-me seperti peristiwa lahirnya Boedi Oetomo tahun 1908, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Transisi Politik 1966 melahirkan eksponen ”66,” dan terakhir Gerakan Reformasi 1998 yang melahirkan Eksponen ”98” dan banyak lagi.

Awalnya bentuk dan metode per-gerakan dimotori oleh pemuda masih bersifat kedaerahan mengandalkan primordialisme bersifat etnosentrisme, dengan masing-masing sebutan mulai dari Jong Sumatera, Jong Java hingga Jong Makassar dan Ambon, namun memberikan referensi bahwa gerakan pemuda itu dilakukan atas inisiatif dan persatuan daerah demi satu tujuan ”peradaban bangsa.”

Metode berikutnya lebih maju dan berorientasi pada spirit nasionalisme menjadi basis dengan menentukan

Page 12: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

ini adalah kadang anak-anak juga ngambek sehingga perlu kesabaran tinggi untuk melatih anak-anak terse-but. Selain itu juga melatih anak-anak ini hanya bisa dilakukan hanya saat jam belajar mengajar. Karena rata-rata me-reka rumahnya jauh. Bila latihan dilak-sanakan sore hari maka orang tua ha-rus mengantar karena tidak berani me-lepas anak-anak ini berangkat sendiri. Ungkap Sepholindarsih

Sepholindarsih selalu tekankan kepada anak-anak bahwa mereka mampu dan bisa ketika mau dan ber-usaha. Jangan ada perasaan rendah diri baik bagi anak maupun keluarga yang mempunyai anak berkebutuhan khusus, karena banyak kelebihan yang ada pada diri anak-anak kebutuhan khusus tersebut. Anak-anak yang seko-lah di SLB memang memiliki keterba-tasan fisik, tetapi, mereka semuanya bisa memberikan yang terbaik dalam hal keterampilan.

Hal ini juga senantiasa ditekankan

Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/201412

Meski Penyandang Cacat,

Siswa SLB Kota Tegal Mampu Raih Prestasi

Meski Penyandang Cacat,

Siswa SLB Kota Tegal Mampu Raih Prestasi

oleh semua aspek. Selain peran guru dalam membimbingnya, peran orang-tua juga sangat membantu dalam me-nangani anak-anak tersebut. Demikian disampaikan Dra Sepholindarsih, Kepa-la SLB Kota Tegal.

Seperti pada lomba anak down syndrome kategori renang tingkat Pro-vinsi Jawa Tengah tahun 2014 dimana siswa SLB Kota Tegal, Untung Wijaya memperoleh juara tiga. Orang tuanya sangat memberi motivasi dan sema-ngat. Untung juga memperoleh latihan setiap minggunya.

Selain Untung, ada juga Arif dan Sugiarti yang masing-masing mem-peroleh juara Harapan I Special Olym-pic Indonesia (SOINA). SOINA adalah lomba yang dikhususkan untuk Tuna Grahita. Selain lomba-lomba tersebut SLB Kota Tegal juga masuk 10 besar untuk lomba merias wajah, pantomim, desain grafis, melukis, lomba baca cipta puisi.

Kendala dalam melatih anak-anak

Meski Penyandang Cacat, Siswa SLB Kota Tegal Mampu Raih Prestasi Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 13

kepada para orang tua atau masyara-kat pada umumnya. Jangan malu atau minder ketika memiliki anak berkebu-tuhan khusus tersebut. Tidak diboleh-kan menyembunyikan mereka, karena anak-anak memiliki hak tersendiri. dan sudah menjadi tugas orang tua untuk memberikan yang terbaik kepada anaknya.

Janganlah kita minder dengan anak kita yang memiliki kekurangan ini, syukurilah apa yang telah diberikan oleh Tuhan. Dorong terus anak-anak ini dalam meraih prestasinya dan terus maju. Jika memang anak kita termasuk ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), se-baiknya ya disekolahkan di SLB. Karena semua sarana dan prasarana sudah di-sediakan di sini. Selain itu, pengajarnya pun spesialis Pendidikan Luar Biasa (PLB).

Di sekolah SLB anak-anak ini juga hidup di lingkungan yang sama de-ngan kondisinya. Sehingga memung-kinkan bagi mereka tumbuh dan ber-kembang seperti biasa tanpa ada te-kanan ataupun rasa kurang percaya diri. Berbeda ketika mereka berada di sekolah inklusi, yang mengharuskan-nya dijadikan satu dengan siswa nor-mal lainnya.

Cacat fisik tidak seharusnya membu-at seseorang menjadi rendah diri. Se-tiap manusia pasti memiliki keku-rangan disamping kelebihannya. Adakalanya seseorang terlalu meng-eksploitir kelemahannya sehingga seakan-akan dunia telah kiamat bagi dirinya. Tidak nampak bahwa kelemahan tersebut adalah gabung-an dari kelebihan yang dimilikinya dalam membentuk dia menjadi ma-nusia seutuhnya. Cacat fisik dan mental tidak menghambat seseo-rang untuk berprestasi, tapi sikap untuk mengukir prestasilah yang menjadi penentu kesuksesan sese-orang dalam hidupnya.

Oleh: Roniyanto, A.Md.

Menurut Sepholindarsih, ABK sa-ngat sensitif dan perasa, sehingga me-miliki sifat yang lebih dalam diban-dingkan anak umumnya. Hanya saja, ketika kemandirian yang dimiliki masih kurang, menjadi tantangan para guru. Mereka harus bekerja ekstra mengajar juga menjadi pengasuh bagi anak-anak ini.

Semua itu bisa dilakukan dengan empat modal, yaitu sabar, telaten, sabar dan ikhlas. Keiklasan benar-benar dibutuhkan disini, karena emosi anak-anak tersebut lebih labil. Kadang mereka memukul atau mengamuk ketika tidak suka dengan sesuatu.

Sepholindarsih menyampaikan ta-hun ajaran 2013/2014 jumlah siswa SLB Negeri Kota Tegal berjumlah 182 siswa, yang terdiri dari SDLB sebanyak 153 siswa, SMPLB 21 siswa dan SMALB 8 siswa de-ngan jumlah guru PNS sebanyak 17 orang guru. Saat ini yang sangat dibutuhkan adalah beberapa orang guru seperti guru kelas untuk SMP dan SMA, terapis atau psikolog,guru agama islam dan guru seni.

Diharapkan pada perekrutan PNS nanti guru-guru yang dibutuhkan oleh SLB Kota Tegal bisa segera terpenuhi.Sepholindarsih juga berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal dapat merealisasikan

13

rencana pembangunan Sekolah Luar Biasa ( SLB ) terpadu yakni sekolah dari tingkatan Taman Kanak-kanak (TK) hingga SMA ada dalam satu lingkup. Rencana pembangunan SLB terpadu sudah pernah disampaikan pada tahun 2012 lalu, bahkan Pemkot Tegal juga sudah meninjau lokasi lahan seluas enam ribu meter persegi yang akan digunakan sebagai tempat pemba-ngunan SLB terpadu.

Saat itu yang menjadi kendala pembangunan SLB terpadu di Kota Tegal karena masalah administrasi pengelolaan SLB yang masih menjadi kewenangan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Namun sejak dikeluarkannya Surat dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 421.8/ 07893 tanggal 26 Maret 2012 perihal Pejabat Penandatangan Dokumen MoU Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus disebutkan selain SLB Negeri Semarang SLB Negeri Surakarta, SLB Negeri Pemalang I dan SLB Negeri Pemalang II, pengelolaan SLB menjadi kewenangan Pemerintah Kota dan Kabupaten.

Sepholindarsih sangat berharap Pemkot Tegal bisa merealisasikan pem-bangunan SLB Terpadu sebab ruang kelas dan gedung SLB Kota Tegal yang digunakan untuk kegiatan Belajar Me-ngajar sudah tidak layak lagi. Bahkan 1 ruang kelas diisi 2 kelas yakni kelas C untuk tuna grahita dan kelas B untuk tuna rungu wicara. ***

ngkapan ini mungkin dapat un-tuk menggambarkan sikap sis-Uwa-siswa Sekolah Luar Biasa

(SLB) yang meski memiliki kekurangan tapi selalu mengukir prestasi cukup ba-ik, setidaknya besarnya keinginan para siswa untuk terus belajar patut untuk diacungi jempol. Bahkan tak jarang ke-terbatasan dan kekurangan mampu melahirkan semangat seseorang dalam menggapai berbagai kelebihan yang malah sulit dilakukan orang-orang yang normal fisik dan mentalnya. Se-perti halnya pelajar di SLB Negeri Kota Tegal. Sekolah ini, senantiasa meng-ikutsertakan para siswanya dalam se-jumlah acara baik sekedar mempertun-jukkan kebolehan maupun ikut serta dalam sederet lomba mulai dari tingkat Karesidenan Pekalongan dan tingkat Provinsi Jawa Tengah. Siswa siswi SLB Kota Tegal sejak tahun 2012 mendapat-kan posisi tiga besar di tingkat Jawa Tengah.

Keberhasilan anak-anak ini dipicu

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

No. Jenis Prestasi Tahun Juara Tingkat

Lomba Lari 50 M Putri SDLB Bagian Tuna Grahita

Menari (Tari Bondan Tani)

Menari (Tari Manipuri)

Mewarnai

Lempar Cakram

Lari Jurusan C (Tuna Grahita)

Pantomim

Lari 100 M

Keterampilan Tangan

Puisi Putri C (Tuna Grahita)

LCC Sains

Lompat Jauh Putri

OSN LCC MIPA SDLB/Inklusi

Kewirausahaan OSN PK-LK

Renang

SOINA Bocil Putra

SOINA Bocil Putri

2004

2006

2007

2008

2008

2009

2010

2010

2010

2011

2012

2012

2012

2013

2014

2014

2014

Satu (I)

Satu (I)

Tiga (III)

Tiga (III)

Dua (II)

Harapan I

Tiga (III)

Satu (I)

Harapan II

Harapan II

Dua (II)

Harapan II

Dua (II)

Tiga (III)

Tiga (III)

Harapan I

Harapan I

Karesidenan

Karesidenan

Karesidenan

Karesidenan

Karesidenan

Provinsi

Karesidenan

Karesidenan

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Prestasi Siswa SLB Kota Tegal

Sepholindarsih, Kepala SLB Kota Tegal

Page 13: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

ini adalah kadang anak-anak juga ngambek sehingga perlu kesabaran tinggi untuk melatih anak-anak terse-but. Selain itu juga melatih anak-anak ini hanya bisa dilakukan hanya saat jam belajar mengajar. Karena rata-rata me-reka rumahnya jauh. Bila latihan dilak-sanakan sore hari maka orang tua ha-rus mengantar karena tidak berani me-lepas anak-anak ini berangkat sendiri. Ungkap Sepholindarsih

Sepholindarsih selalu tekankan kepada anak-anak bahwa mereka mampu dan bisa ketika mau dan ber-usaha. Jangan ada perasaan rendah diri baik bagi anak maupun keluarga yang mempunyai anak berkebutuhan khusus, karena banyak kelebihan yang ada pada diri anak-anak kebutuhan khusus tersebut. Anak-anak yang seko-lah di SLB memang memiliki keterba-tasan fisik, tetapi, mereka semuanya bisa memberikan yang terbaik dalam hal keterampilan.

Hal ini juga senantiasa ditekankan

Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/201412

Meski Penyandang Cacat,

Siswa SLB Kota Tegal Mampu Raih Prestasi

Meski Penyandang Cacat,

Siswa SLB Kota Tegal Mampu Raih Prestasi

oleh semua aspek. Selain peran guru dalam membimbingnya, peran orang-tua juga sangat membantu dalam me-nangani anak-anak tersebut. Demikian disampaikan Dra Sepholindarsih, Kepa-la SLB Kota Tegal.

Seperti pada lomba anak down syndrome kategori renang tingkat Pro-vinsi Jawa Tengah tahun 2014 dimana siswa SLB Kota Tegal, Untung Wijaya memperoleh juara tiga. Orang tuanya sangat memberi motivasi dan sema-ngat. Untung juga memperoleh latihan setiap minggunya.

Selain Untung, ada juga Arif dan Sugiarti yang masing-masing mem-peroleh juara Harapan I Special Olym-pic Indonesia (SOINA). SOINA adalah lomba yang dikhususkan untuk Tuna Grahita. Selain lomba-lomba tersebut SLB Kota Tegal juga masuk 10 besar untuk lomba merias wajah, pantomim, desain grafis, melukis, lomba baca cipta puisi.

Kendala dalam melatih anak-anak

Meski Penyandang Cacat, Siswa SLB Kota Tegal Mampu Raih Prestasi Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 13

kepada para orang tua atau masyara-kat pada umumnya. Jangan malu atau minder ketika memiliki anak berkebu-tuhan khusus tersebut. Tidak diboleh-kan menyembunyikan mereka, karena anak-anak memiliki hak tersendiri. dan sudah menjadi tugas orang tua untuk memberikan yang terbaik kepada anaknya.

Janganlah kita minder dengan anak kita yang memiliki kekurangan ini, syukurilah apa yang telah diberikan oleh Tuhan. Dorong terus anak-anak ini dalam meraih prestasinya dan terus maju. Jika memang anak kita termasuk ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), se-baiknya ya disekolahkan di SLB. Karena semua sarana dan prasarana sudah di-sediakan di sini. Selain itu, pengajarnya pun spesialis Pendidikan Luar Biasa (PLB).

Di sekolah SLB anak-anak ini juga hidup di lingkungan yang sama de-ngan kondisinya. Sehingga memung-kinkan bagi mereka tumbuh dan ber-kembang seperti biasa tanpa ada te-kanan ataupun rasa kurang percaya diri. Berbeda ketika mereka berada di sekolah inklusi, yang mengharuskan-nya dijadikan satu dengan siswa nor-mal lainnya.

Cacat fisik tidak seharusnya membu-at seseorang menjadi rendah diri. Se-tiap manusia pasti memiliki keku-rangan disamping kelebihannya. Adakalanya seseorang terlalu meng-eksploitir kelemahannya sehingga seakan-akan dunia telah kiamat bagi dirinya. Tidak nampak bahwa kelemahan tersebut adalah gabung-an dari kelebihan yang dimilikinya dalam membentuk dia menjadi ma-nusia seutuhnya. Cacat fisik dan mental tidak menghambat seseo-rang untuk berprestasi, tapi sikap untuk mengukir prestasilah yang menjadi penentu kesuksesan sese-orang dalam hidupnya.

Oleh: Roniyanto, A.Md.

Menurut Sepholindarsih, ABK sa-ngat sensitif dan perasa, sehingga me-miliki sifat yang lebih dalam diban-dingkan anak umumnya. Hanya saja, ketika kemandirian yang dimiliki masih kurang, menjadi tantangan para guru. Mereka harus bekerja ekstra mengajar juga menjadi pengasuh bagi anak-anak ini.

Semua itu bisa dilakukan dengan empat modal, yaitu sabar, telaten, sabar dan ikhlas. Keiklasan benar-benar dibutuhkan disini, karena emosi anak-anak tersebut lebih labil. Kadang mereka memukul atau mengamuk ketika tidak suka dengan sesuatu.

Sepholindarsih menyampaikan ta-hun ajaran 2013/2014 jumlah siswa SLB Negeri Kota Tegal berjumlah 182 siswa, yang terdiri dari SDLB sebanyak 153 siswa, SMPLB 21 siswa dan SMALB 8 siswa de-ngan jumlah guru PNS sebanyak 17 orang guru. Saat ini yang sangat dibutuhkan adalah beberapa orang guru seperti guru kelas untuk SMP dan SMA, terapis atau psikolog,guru agama islam dan guru seni.

Diharapkan pada perekrutan PNS nanti guru-guru yang dibutuhkan oleh SLB Kota Tegal bisa segera terpenuhi.Sepholindarsih juga berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal dapat merealisasikan

13

rencana pembangunan Sekolah Luar Biasa ( SLB ) terpadu yakni sekolah dari tingkatan Taman Kanak-kanak (TK) hingga SMA ada dalam satu lingkup. Rencana pembangunan SLB terpadu sudah pernah disampaikan pada tahun 2012 lalu, bahkan Pemkot Tegal juga sudah meninjau lokasi lahan seluas enam ribu meter persegi yang akan digunakan sebagai tempat pemba-ngunan SLB terpadu.

Saat itu yang menjadi kendala pembangunan SLB terpadu di Kota Tegal karena masalah administrasi pengelolaan SLB yang masih menjadi kewenangan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Namun sejak dikeluarkannya Surat dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 421.8/ 07893 tanggal 26 Maret 2012 perihal Pejabat Penandatangan Dokumen MoU Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus disebutkan selain SLB Negeri Semarang SLB Negeri Surakarta, SLB Negeri Pemalang I dan SLB Negeri Pemalang II, pengelolaan SLB menjadi kewenangan Pemerintah Kota dan Kabupaten.

Sepholindarsih sangat berharap Pemkot Tegal bisa merealisasikan pem-bangunan SLB Terpadu sebab ruang kelas dan gedung SLB Kota Tegal yang digunakan untuk kegiatan Belajar Me-ngajar sudah tidak layak lagi. Bahkan 1 ruang kelas diisi 2 kelas yakni kelas C untuk tuna grahita dan kelas B untuk tuna rungu wicara. ***

ngkapan ini mungkin dapat un-tuk menggambarkan sikap sis-Uwa-siswa Sekolah Luar Biasa

(SLB) yang meski memiliki kekurangan tapi selalu mengukir prestasi cukup ba-ik, setidaknya besarnya keinginan para siswa untuk terus belajar patut untuk diacungi jempol. Bahkan tak jarang ke-terbatasan dan kekurangan mampu melahirkan semangat seseorang dalam menggapai berbagai kelebihan yang malah sulit dilakukan orang-orang yang normal fisik dan mentalnya. Se-perti halnya pelajar di SLB Negeri Kota Tegal. Sekolah ini, senantiasa meng-ikutsertakan para siswanya dalam se-jumlah acara baik sekedar mempertun-jukkan kebolehan maupun ikut serta dalam sederet lomba mulai dari tingkat Karesidenan Pekalongan dan tingkat Provinsi Jawa Tengah. Siswa siswi SLB Kota Tegal sejak tahun 2012 mendapat-kan posisi tiga besar di tingkat Jawa Tengah.

Keberhasilan anak-anak ini dipicu

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

No. Jenis Prestasi Tahun Juara Tingkat

Lomba Lari 50 M Putri SDLB Bagian Tuna Grahita

Menari (Tari Bondan Tani)

Menari (Tari Manipuri)

Mewarnai

Lempar Cakram

Lari Jurusan C (Tuna Grahita)

Pantomim

Lari 100 M

Keterampilan Tangan

Puisi Putri C (Tuna Grahita)

LCC Sains

Lompat Jauh Putri

OSN LCC MIPA SDLB/Inklusi

Kewirausahaan OSN PK-LK

Renang

SOINA Bocil Putra

SOINA Bocil Putri

2004

2006

2007

2008

2008

2009

2010

2010

2010

2011

2012

2012

2012

2013

2014

2014

2014

Satu (I)

Satu (I)

Tiga (III)

Tiga (III)

Dua (II)

Harapan I

Tiga (III)

Satu (I)

Harapan II

Harapan II

Dua (II)

Harapan II

Dua (II)

Tiga (III)

Tiga (III)

Harapan I

Harapan I

Karesidenan

Karesidenan

Karesidenan

Karesidenan

Karesidenan

Provinsi

Karesidenan

Karesidenan

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Prestasi Siswa SLB Kota Tegal

Sepholindarsih, Kepala SLB Kota Tegal

Page 14: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/20141414

cis Jean Jaures. Soekarno mengibaratkan dirinya per-

nah mengalami kehidupan negarawan-negarawan besar itu. Soekarno adalah Jefferson, Soekarno adalah Voltaire, dan Soekarno adalah Danton, pejuang besar dari Revolusi Perancis. Secara tidak lang-sung, Soekarno menjadi tersangkut secara emosional dengan negarawan-negarawan tersebut.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, khususnya televisi dan internet, di Indonesia budaya membaca dirasa se-makin menjadi tamu asing. Anak-anak muda, tidak dimunafikkan lebih asyik de-ngan segala perangkat gadgetnya di ta-ngan mereka. Meskipun membaca juga bisa dilakukan secara on line, membaca buku secara konvensional telah dianggap membosankan, usang. Lihat saja, tak dina-fikan jika di jaman sekarang, pemandang-an dalam kereta, di ruang tunggu stasiun, di ruang tungggu terminal, atau di tem-pat-tempat umum lain, kita menjadi ter-amat susah menjumpai orang-orang yang sedang membaca buku. Dari sepuluh orang, mungkin hanya satu yang melaku-kan itu. Pemuda Rangga yang gemar membaca dan mengunjungi perpustaka-an, baru ada dalam film Ada Apa Dengan Cinta.

Tak ayal, hasil survei UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultu-ral Organization) pada tahun 2012 menca-tat, minat baca di Indonesia merupakan yang terendah di Asia Tenggara. Menurut UNESCO, indeks minat membaca Indone-sia baru mencapai 0,001. Artinya, dalam setiap seribu orang Indonesia, hanya ada satu orang yang punya minat membaca.

Sedangkan UNDP (United Nations Development Programme) merilis angka melek huruf orang dewasa Indonesia ha-nya 65,5 persen, sementara Malaysia su-dah mencapai 86,4 persen.

Kondisi itu, barangkali menjadi pe-nyebab mendiang Y.B Mangunwijaya me-rasa prihatin. Pria yang akrab disapa Romo Mangun itu kemudian mengatakan: “Generasi kita lebih bodoh dari generasi Soekarno-Hatta.” Bukan tanpa alasan, Ro-mo Mangun memandang, Generasi Soe-karno bisa membuat negara, lha kok ge-nerasi sekarang malah seperti tanpa pu-nya negara? “Itu kan anarkis,” tandas Romo.

Pemerintah sekarang, bisa dianggap gagal mengkampanyekan budaya mem-baca. Teramat jarang kita mendengar Yang Terhormat Presiden Susilo Bambang

bangkan sumber daya alam dan potensi yang dimiliki dan belum tergarap dengan baik. Banyak perubahan dengan berbagai terobosan cukup berani yang dilakukan Pemkot Tegal.

Masih kata Agus, membaca banyak buku dengan sendirinya seperti memba-ngun perpustakaan otak, yang sel-selnya terselaputi pengalaman, gagasan orang lain. Sehingga menghadapi atau mengan-tisipasi masalah, baginya adalah seperti petinju yang pantang memilih tempat bertanding. Percaya diri, siap menghadapi masalah yang harus dipecahkan.

Borges dan Agus benar, kegemilang-an sebuah generasi, memang tidak terle-pas dari peran buku. Kita tengok saja se-misal Kartini atau Soekarno, mereka ada-lah para pelopor yang kutu buku. Seperti diketahui, Kartini sejak muda sudah akrab dengan Max Havelaar dan Surat-Surat Cin-ta karya Multatuli, lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata).

Sedangkan Soekarno, akrab dengan buku-buku sejak ia indekos di rumah ‘Raja Tanpa Mahkota’ HOS Tjokro Aminoto. Ke-sukaan Soekarno membaca, boleh jadi mengantarkan ia secara mental berbicara dengan penulis Declaration of Indepen-dence Thomas Jefferson, Presiden Ameri-kat Serikat Pertama George Washington, nabi kaum proletar Karl Marx, Frederich Engels, Lenin, Jean Jacques Rousseau, dan ahli pidato terbesar dalam sejarah Peran-

ain Borges, lain Agus Riyanto (man-tan Bupati Tegal). Dalam kumpulan Lartikelnya yang berjudul Insya Allah,

Mantan Bupati Tegal itu menuliskan: Ka-rakter manusia sangat dipengaruhi oleh referensi. Perilaku adalah manifestasi dari bayangan, gambaran sesuatu, atau sesu-atu yang ada dalam benak atau otak. Apa-bila otak jarang diisi, diasah, diasuh, maka menjadi kering ide, tumpul analisa, dan menjadi pragmatis. Sehingga gejala bang-sa menghadapi globalisasi, bingungnya generasi mengatasi masalah, dan tum-buhnya pikiran-pikiran jalan pintas, ada-lah buah dari generasi nol buku.

Kegiatan peringatan Hari Jadi Kota disamping kegiatan seremonial, lebih penting lagi menjadikan momentum me-lakukan evaluasi untuk menyegarkan se-mangat meningkatkan pembangunan da-lam mensejahterakan kehidupan masya-rakat. Terutama dalam upaya mengem-

Jorge Luis Borges dalam suatu kesempatan mengatakan:

“Di antara semua instrumen manusia, yang paling penting, tidak diragukan

lagi; adalah buku.” Menurut penulis kenamaan Argentina itu, seperti juga

mikroskop atau teleskop bagi penglihatan, lalu telepon bagi

pendengaran atau suara, maka buku adalah kepanjangan dari

ingatan dan imajinasi.

Oleh: Bima Marhaenis

Generasi Nol Buku Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Yudhoyono mengajak rakyat Indonesia untuk rajin membaca. Jika kita mengingat Presiden Soekarno, sang singa podium itu seringkali mengutip kalimat penting dari penulis-penulis besar. Presiden Soekarno, kemudian menganjurkan rakyatnya untuk membaca karya-karya dari penulis terse-but.

Penghargaan terhadap buku, sebe-narnya telah dilakukan oleh dunia interna-sional maupun dalam negeri. Hal itu di-tandai dengan diperingatinya Hari Buku Internasional setiap tanggal 23 April, dan Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei. Menurut sejarahnya, peri-ngatan Hari Buku Internasional adalah un-tuk menghormati Miguel de Cervantes, seorang pengarang besar yang mening-gal dunia pada 23 April 1616. Sedangkan peringatan Hari Buku Nasional disesuai-kan dengan hari didirikannya Perpustaka-an Nasional di Jakarta, pada 17 Mei 1980.

Tetapi, sebagaimana sebuah peri-ngatan, semua tidak akan ada artinya jika yang diambil justru abunya, bukan apinya. Memperingati hari buku, harus diikuti pula ‘api’ komitmen untuk menyalakan budaya membaca, paling tidak dimulai dalam diri masing-masing.

Tegal Sudah Cerdas?Jika Yogyakarta adalah Kota Pendidik-

an, maka Kota Tegal tetap Kota Bahari. Terletak persis di bibir pantai utara, mem-buat Kota Tegal ditakdirkan berkultur pe-sisiran, yang identik dengan kehidupan keras, dan lugas ala nelayan. Meskipun begitu, Kota Tegal tidak pasrah bongkok-an, ia terus bertransformasi menuju, pa-ling tidak kota yang berpendidikan. Bukan bermaksud menyaingi Yogyakarta, na-mun, banyak tumbuhnya universitas atau pun perguruan tinggi memang merupa-kan sebuah kebutuhan sebuah kota yang memimpikan sebuah kemajuan.

Iklim pendidikan, sudah barang tentu harus diimbangi dengan tersedianya refe-rensi. Dari sana, akan muncul pertanyaan: Seberapa memadai perpustakaan di Kota Tegal? Seberapa banyak toko buku yang komplit dan berharga terjangkau, untuk menyediakan buku bagi kebutuhan ma-syarakat baca? Lalu, seberapa tinggi minat baca masyarakat Kota Tegal? Dan, apakah Kota Tegal sudah cerdas dengan kondisi itu semua?

Di jantung Kota Tegal, Perpustakaan Daerah Mr Besar Martokoesoemo yang memiliki koleksi ribuan buku, sebenarnya sudah cukup mengakomodir kebutuhan

referensi, kebutuhan akan meminjam bu-ku. Akan tetapi, persoalannya ada pada minat baca masyarakat, utamanya masya-rakat umum. Sebab, sepanjang ini, per-pustakaan didominasi oleh kalangan pe-lajar dan mahasiswa, yang boleh jadi da-tang untuk keperluan mengerjakan tugas mereka.

Sementara, di tingkat kantor-kantor kelurahan, juga sebenarnya telah disedia-kan satu ruangan untuk disulap menjadi perpustakaan. Namun, perpustakaan ke-lurahan masih sebatas menyediakan buku-buku seadanya. Meskipun tentu, sepinya perpustakaan kelurahan, bukan pada persoalan minimnya jumlah buku. Sebab, dengan kapasitasnya pemerintah terkait bisa saja mengusahakan penam-bahan buku. Persoalan besarnya, lagi-lagi adalah minat baca masyarakat itu sendiri. Harus diakui, minimnya sosialisasi, boleh jadi membuat masyarakat masih abai terhadap budaya membaca buku.

Padahal, seharusnya gerakan gemar membaca, sebagaimana gerakan makan ikan yang telah lebih dulu ada, sangat bisa dilakukan. Misalnya dengan menggelar Tegal Book Fair atau festival-festival buku lain, yang minimal diadakan satu tahun sekali. Tetapi itu belum bisa dilakukan.

Sekarang adalah tinggal kemauan bersama, menganggap ikan penting, jika tidak ada kemauan bersama pun akan

hanya tinggal dimakan kucing. Sehingga, membudayakan membaca buku, harus dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua di rumah, apakah sudah cukup mem-berikan penyadaran sepenuhnya bahwa membaca itu penting?

Sementara, sepanjang hemat saya, di Kota Tegal belum ada toko buku besar yang bisa memenuhi kebutuhan buku masyarakat. Toko-toko buku yang ada, belum cukup komplit dan menyediakan buku dengan harga terjangkau. Tegal be-lum memiliki sentra buku seperti Jakarta memiliki Kwitang, atau Semarang memi-liki pasar buku bekas di Pasar Johar. Tum-buhnya pusat perbelanjaan, yang justru lebih banyak menyediakan pakaian, me-nandakan buku masih menjadi kebutuhan nomor yang sekian.

Kota Tegal harus cerdas, dan buku ha-rus menjadi teman, sebab bukankah seba-ik-baiknya teman duduk adalah buku? Mengingat, seperti apa yang disampaikan Imam Suprayogo, Mantan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, bahwa misi pertama Islam yang mencetak umat Islam kaya ilmu bisa dilihat dari ayat yang pertama kali diturunkan yaitu ‘Iqro’ yang artinya membaca. Menurut Imam, dengan membaca manusia bisa mencipta; orang yang pintar membaca akan bisa mencipta, dan pendidikan diarahkan untuk bisa pintar membaca dan mencipta.

Sekali lagi, Agus Riyanto masih dalam buku yang sama, seperti ingin ‘menjotos’ kita: Sekarang, ketika budaya membaca dan menulis dianggap tamu asing, apa yang diharapkan pada generasi ini? Apa-kah cukup modal untuk menghadapi ke-hidupan yang kompetitif, dinamis, semen-tara mereka belum cukup memiliki refe-rensi?

Selamat membaca. Selamat Hari Buku Nasional! ***

15

GENERASI NOL BUKUGENERASI NOL BUKU

“Generasi kita lebih bodoh dari generasi Soekarno-Hatta.” Bukan

tanpa alasan, Romo Mangun memandang, Generasi Soekarno

bisa membuat negara, lha kok generasi sekarang malah seperti

tanpa punya negara? “Itu kan anarkis,”

Page 15: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/20141414

cis Jean Jaures. Soekarno mengibaratkan dirinya per-

nah mengalami kehidupan negarawan-negarawan besar itu. Soekarno adalah Jefferson, Soekarno adalah Voltaire, dan Soekarno adalah Danton, pejuang besar dari Revolusi Perancis. Secara tidak lang-sung, Soekarno menjadi tersangkut secara emosional dengan negarawan-negarawan tersebut.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, khususnya televisi dan internet, di Indonesia budaya membaca dirasa se-makin menjadi tamu asing. Anak-anak muda, tidak dimunafikkan lebih asyik de-ngan segala perangkat gadgetnya di ta-ngan mereka. Meskipun membaca juga bisa dilakukan secara on line, membaca buku secara konvensional telah dianggap membosankan, usang. Lihat saja, tak dina-fikan jika di jaman sekarang, pemandang-an dalam kereta, di ruang tunggu stasiun, di ruang tungggu terminal, atau di tem-pat-tempat umum lain, kita menjadi ter-amat susah menjumpai orang-orang yang sedang membaca buku. Dari sepuluh orang, mungkin hanya satu yang melaku-kan itu. Pemuda Rangga yang gemar membaca dan mengunjungi perpustaka-an, baru ada dalam film Ada Apa Dengan Cinta.

Tak ayal, hasil survei UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultu-ral Organization) pada tahun 2012 menca-tat, minat baca di Indonesia merupakan yang terendah di Asia Tenggara. Menurut UNESCO, indeks minat membaca Indone-sia baru mencapai 0,001. Artinya, dalam setiap seribu orang Indonesia, hanya ada satu orang yang punya minat membaca.

Sedangkan UNDP (United Nations Development Programme) merilis angka melek huruf orang dewasa Indonesia ha-nya 65,5 persen, sementara Malaysia su-dah mencapai 86,4 persen.

Kondisi itu, barangkali menjadi pe-nyebab mendiang Y.B Mangunwijaya me-rasa prihatin. Pria yang akrab disapa Romo Mangun itu kemudian mengatakan: “Generasi kita lebih bodoh dari generasi Soekarno-Hatta.” Bukan tanpa alasan, Ro-mo Mangun memandang, Generasi Soe-karno bisa membuat negara, lha kok ge-nerasi sekarang malah seperti tanpa pu-nya negara? “Itu kan anarkis,” tandas Romo.

Pemerintah sekarang, bisa dianggap gagal mengkampanyekan budaya mem-baca. Teramat jarang kita mendengar Yang Terhormat Presiden Susilo Bambang

bangkan sumber daya alam dan potensi yang dimiliki dan belum tergarap dengan baik. Banyak perubahan dengan berbagai terobosan cukup berani yang dilakukan Pemkot Tegal.

Masih kata Agus, membaca banyak buku dengan sendirinya seperti memba-ngun perpustakaan otak, yang sel-selnya terselaputi pengalaman, gagasan orang lain. Sehingga menghadapi atau mengan-tisipasi masalah, baginya adalah seperti petinju yang pantang memilih tempat bertanding. Percaya diri, siap menghadapi masalah yang harus dipecahkan.

Borges dan Agus benar, kegemilang-an sebuah generasi, memang tidak terle-pas dari peran buku. Kita tengok saja se-misal Kartini atau Soekarno, mereka ada-lah para pelopor yang kutu buku. Seperti diketahui, Kartini sejak muda sudah akrab dengan Max Havelaar dan Surat-Surat Cin-ta karya Multatuli, lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata).

Sedangkan Soekarno, akrab dengan buku-buku sejak ia indekos di rumah ‘Raja Tanpa Mahkota’ HOS Tjokro Aminoto. Ke-sukaan Soekarno membaca, boleh jadi mengantarkan ia secara mental berbicara dengan penulis Declaration of Indepen-dence Thomas Jefferson, Presiden Ameri-kat Serikat Pertama George Washington, nabi kaum proletar Karl Marx, Frederich Engels, Lenin, Jean Jacques Rousseau, dan ahli pidato terbesar dalam sejarah Peran-

ain Borges, lain Agus Riyanto (man-tan Bupati Tegal). Dalam kumpulan Lartikelnya yang berjudul Insya Allah,

Mantan Bupati Tegal itu menuliskan: Ka-rakter manusia sangat dipengaruhi oleh referensi. Perilaku adalah manifestasi dari bayangan, gambaran sesuatu, atau sesu-atu yang ada dalam benak atau otak. Apa-bila otak jarang diisi, diasah, diasuh, maka menjadi kering ide, tumpul analisa, dan menjadi pragmatis. Sehingga gejala bang-sa menghadapi globalisasi, bingungnya generasi mengatasi masalah, dan tum-buhnya pikiran-pikiran jalan pintas, ada-lah buah dari generasi nol buku.

Kegiatan peringatan Hari Jadi Kota disamping kegiatan seremonial, lebih penting lagi menjadikan momentum me-lakukan evaluasi untuk menyegarkan se-mangat meningkatkan pembangunan da-lam mensejahterakan kehidupan masya-rakat. Terutama dalam upaya mengem-

Jorge Luis Borges dalam suatu kesempatan mengatakan:

“Di antara semua instrumen manusia, yang paling penting, tidak diragukan

lagi; adalah buku.” Menurut penulis kenamaan Argentina itu, seperti juga

mikroskop atau teleskop bagi penglihatan, lalu telepon bagi

pendengaran atau suara, maka buku adalah kepanjangan dari

ingatan dan imajinasi.

Oleh: Bima Marhaenis

Generasi Nol Buku Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Yudhoyono mengajak rakyat Indonesia untuk rajin membaca. Jika kita mengingat Presiden Soekarno, sang singa podium itu seringkali mengutip kalimat penting dari penulis-penulis besar. Presiden Soekarno, kemudian menganjurkan rakyatnya untuk membaca karya-karya dari penulis terse-but.

Penghargaan terhadap buku, sebe-narnya telah dilakukan oleh dunia interna-sional maupun dalam negeri. Hal itu di-tandai dengan diperingatinya Hari Buku Internasional setiap tanggal 23 April, dan Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei. Menurut sejarahnya, peri-ngatan Hari Buku Internasional adalah un-tuk menghormati Miguel de Cervantes, seorang pengarang besar yang mening-gal dunia pada 23 April 1616. Sedangkan peringatan Hari Buku Nasional disesuai-kan dengan hari didirikannya Perpustaka-an Nasional di Jakarta, pada 17 Mei 1980.

Tetapi, sebagaimana sebuah peri-ngatan, semua tidak akan ada artinya jika yang diambil justru abunya, bukan apinya. Memperingati hari buku, harus diikuti pula ‘api’ komitmen untuk menyalakan budaya membaca, paling tidak dimulai dalam diri masing-masing.

Tegal Sudah Cerdas?Jika Yogyakarta adalah Kota Pendidik-

an, maka Kota Tegal tetap Kota Bahari. Terletak persis di bibir pantai utara, mem-buat Kota Tegal ditakdirkan berkultur pe-sisiran, yang identik dengan kehidupan keras, dan lugas ala nelayan. Meskipun begitu, Kota Tegal tidak pasrah bongkok-an, ia terus bertransformasi menuju, pa-ling tidak kota yang berpendidikan. Bukan bermaksud menyaingi Yogyakarta, na-mun, banyak tumbuhnya universitas atau pun perguruan tinggi memang merupa-kan sebuah kebutuhan sebuah kota yang memimpikan sebuah kemajuan.

Iklim pendidikan, sudah barang tentu harus diimbangi dengan tersedianya refe-rensi. Dari sana, akan muncul pertanyaan: Seberapa memadai perpustakaan di Kota Tegal? Seberapa banyak toko buku yang komplit dan berharga terjangkau, untuk menyediakan buku bagi kebutuhan ma-syarakat baca? Lalu, seberapa tinggi minat baca masyarakat Kota Tegal? Dan, apakah Kota Tegal sudah cerdas dengan kondisi itu semua?

Di jantung Kota Tegal, Perpustakaan Daerah Mr Besar Martokoesoemo yang memiliki koleksi ribuan buku, sebenarnya sudah cukup mengakomodir kebutuhan

referensi, kebutuhan akan meminjam bu-ku. Akan tetapi, persoalannya ada pada minat baca masyarakat, utamanya masya-rakat umum. Sebab, sepanjang ini, per-pustakaan didominasi oleh kalangan pe-lajar dan mahasiswa, yang boleh jadi da-tang untuk keperluan mengerjakan tugas mereka.

Sementara, di tingkat kantor-kantor kelurahan, juga sebenarnya telah disedia-kan satu ruangan untuk disulap menjadi perpustakaan. Namun, perpustakaan ke-lurahan masih sebatas menyediakan buku-buku seadanya. Meskipun tentu, sepinya perpustakaan kelurahan, bukan pada persoalan minimnya jumlah buku. Sebab, dengan kapasitasnya pemerintah terkait bisa saja mengusahakan penam-bahan buku. Persoalan besarnya, lagi-lagi adalah minat baca masyarakat itu sendiri. Harus diakui, minimnya sosialisasi, boleh jadi membuat masyarakat masih abai terhadap budaya membaca buku.

Padahal, seharusnya gerakan gemar membaca, sebagaimana gerakan makan ikan yang telah lebih dulu ada, sangat bisa dilakukan. Misalnya dengan menggelar Tegal Book Fair atau festival-festival buku lain, yang minimal diadakan satu tahun sekali. Tetapi itu belum bisa dilakukan.

Sekarang adalah tinggal kemauan bersama, menganggap ikan penting, jika tidak ada kemauan bersama pun akan

hanya tinggal dimakan kucing. Sehingga, membudayakan membaca buku, harus dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua di rumah, apakah sudah cukup mem-berikan penyadaran sepenuhnya bahwa membaca itu penting?

Sementara, sepanjang hemat saya, di Kota Tegal belum ada toko buku besar yang bisa memenuhi kebutuhan buku masyarakat. Toko-toko buku yang ada, belum cukup komplit dan menyediakan buku dengan harga terjangkau. Tegal be-lum memiliki sentra buku seperti Jakarta memiliki Kwitang, atau Semarang memi-liki pasar buku bekas di Pasar Johar. Tum-buhnya pusat perbelanjaan, yang justru lebih banyak menyediakan pakaian, me-nandakan buku masih menjadi kebutuhan nomor yang sekian.

Kota Tegal harus cerdas, dan buku ha-rus menjadi teman, sebab bukankah seba-ik-baiknya teman duduk adalah buku? Mengingat, seperti apa yang disampaikan Imam Suprayogo, Mantan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, bahwa misi pertama Islam yang mencetak umat Islam kaya ilmu bisa dilihat dari ayat yang pertama kali diturunkan yaitu ‘Iqro’ yang artinya membaca. Menurut Imam, dengan membaca manusia bisa mencipta; orang yang pintar membaca akan bisa mencipta, dan pendidikan diarahkan untuk bisa pintar membaca dan mencipta.

Sekali lagi, Agus Riyanto masih dalam buku yang sama, seperti ingin ‘menjotos’ kita: Sekarang, ketika budaya membaca dan menulis dianggap tamu asing, apa yang diharapkan pada generasi ini? Apa-kah cukup modal untuk menghadapi ke-hidupan yang kompetitif, dinamis, semen-tara mereka belum cukup memiliki refe-rensi?

Selamat membaca. Selamat Hari Buku Nasional! ***

15

GENERASI NOL BUKUGENERASI NOL BUKU

“Generasi kita lebih bodoh dari generasi Soekarno-Hatta.” Bukan

tanpa alasan, Romo Mangun memandang, Generasi Soekarno

bisa membuat negara, lha kok generasi sekarang malah seperti

tanpa punya negara? “Itu kan anarkis,”

Page 16: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/201416

Dengan Balo-Balo

ecara teknis dalam penerapan kurikulum baru tahun 2013 ter-Sdapat pengurangan mata pela-

jaran, meskipun pengurangan ini tidak berpengaruh terhadap jam mengajar guru. Karena jumlah jam mengajar akan bertambah rata-rata empat sampai enam jam. Mengacu kurikulum baru tersebut, jumlah mata pelajaran SMP yang semula 12 nanti menjadi 10 mata pelajaran. Mata ajar muatan lokal dan pengembangan diri akan melebur ke dalam mata pelajaran seni budaya

dan prakarya. Sedangkan mata pelajar-an yang lain tetap, yakni Pendidikan Agama, Pancasila dan Kewarganegara-an, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya (muat-an lokal), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta Prakarya.

Untuk SD yang semula 10 mata pelajaran menjadi enam mata pelajar-an, yakni Matematika, Bahasa Indone-sia, Pendidikan Agama, Pendidikan Jas-mani dan Kesehatan, Pendidikan Pan-casila dan Kewarganegaraan, serta Ke-senian. Sedangkan materi IPA dan IPS menjadi tematik di pelajaran-pelajaran lain.

Di Indonesia sendiri sebenarnya telah mengalami perubahan kurikulum sebanyak 11 kali yakni mulai dari kuri-kulum 1947 (rentjana kurikulum), kuri-kulum 1950, kurikulum 1952, kuriku-lum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1974 (masih menggunakan kurikulum 1968), kurikulum 1975, kurikulum 1984 (CBSA), kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP). Meskipun dalam penerapannya, setiap kurikulum tersebut mempunyai sisi ke-lebihan dan kelemahan yang berbeda

Kurikulum 2013 Harus Berpihak Kepada Masyarakat Selaku Peserta Didik Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

dan inovatif. Meskipun sisi kelemahannya me-

nyatakan bahwa pada kurikulum 2013 justru materi IPA dan IPS menjadi te-matik pada pelajaran-pelajaran lainnya di Sekolah Dasar. Selain itu kekhawatir-an guru tentang pengurangan mata pelajaran. Ada yang khawatir tidak dipekerjakan lagi, khususnya untuk guru-guru wiyata bhakti, ada pula yang khawatir tidak dapat memenuhi kewa-jiban jam mengajarnya dalam seming-gu.

Namun bagaimana tanggapan masyarakat kota Tegal, pelajar dan Anggota DPRD Kota Tegal terkait pene-rapan Kurikulum 2013 bagi peserta di-dik maupun tenaga pengajar di seko-lah-sekolah yang ada di kota Tegal.Salah seorang nelayan warga Kelurah-an Tegalsari, Jaelani menuturkan apa-pun model pendidikannya sebisa mungkin harus mempermudah peser-ta didik dalam menjalaninya. Selain itu pendidikan juga jangan membebani siswa dengan segala sesuatu yang ber-bau materi. Seperti mengharuskan beli buku dan lain sebagainya. Bagi masya-rakat kecil ekonomi ke bawah tentunya berpikir banyak ketika akan menyeko-lahkan anaknya. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul di pikiran seperti sekolah nanti pada akhirnya memakan banyak biaya, atau sekolah ujung-ujungnya hanya menganggur.

Hal itulah yang selalu menghan-tui masyarakat kurang mampu. Se-hingga banyak pula mereka lebih memilih anak-anaknya tidak sekolah melainkan bekerja mencari uang. Jaelani berharap apapun kurikulum yang diterapkan untuk peserta didik jangan sampai membebani siswa maupun orang tua.

Penuturan yang sama juga disam-paikan Udin, salah seorang penjual ta-hu di Kompleks Pasar Pagi Kota Tegal. Memang dirasa perlu adanya penerap-an kurikulum baru untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kurikulum yang dimaksud tentunya lebih mempermu-dah siswa dalam pembelajarannya. Bukan malah sebaliknya membebani siswa. Sementara terkait dengan tidak diwajibkannya Bahasa Inggris di ting-kat Sekolah Dasar, memang harus di-sesuaikan dengan porsinya. Sebab, siswa siswi Sekolah Dasar cenderung menerima yang lebih mudah dipa-hami.

Apabila pelajaran hingga mem-bebani siswanya sejak dini, besar ke-mungkinan akan mempengaruhi pola pemikiran siswa sejak SD karena ba-nyak terbebani dan penuh tekanan. Karena di tingkat selanjutnya, yakni SMP dan SMA pelajaran Bahasa Inggris tetap diberikan mengingat kompetensi dan kemampuan siswa sudah berbeda.Salah seorang pelajar, Dini Fitriani siswi kelas 11 Jurusan Broadcasting SMK Ihsaniyah menuturkan, tidak masalah apabila kurikulum baru diterapkan. Meskipun di tingkat SD untuk pelajar-an Bahasa Inggris tidak menjadi mata pelajaran wajib. Namun di tingkat SMP dan SMA pelajaran tersebut tetap di-ajarkan. Sesuai dengan tujuan pene-rapan kurikulum baru ini yakni mence-tak generasi muda berkarakter dan berwawasan kebangsaan diharapkan benar-benar terwujud dengan pembe-lajaran yang lebih menekankan pada nilai-nilai moral, nasionalisme dan nilai-nilai agama.

Sebagai pelajar, Dini merasa pri-hatin dengan sikap dan tindakan pela-jar yang menjurus kepada perilaku ne-gatif, seperti banyaknya tawuran, per-gaulan bebas hingga terjerat narkoba.Sementara Anggota Komisi A DPRD Kota Tegal, Sutari SH mengatakan sa-ngat mendukung diterapkannya kuri-kulum 2013. Meskipun ada beberapa mata pelajar yang tidak diwajibkan khususnya untuk siswa siswi Sekolah Dasar, namun hal tersebut dirasa pas. Sebab anak diusia perkembangannya yakni ditingkat SD tidak terbebani de-ngan pelajaran-pelajaran yang mem-

antar kurikulum dalam implementasi-nya.Sebenarnya tujuan dari perubahan ku-rikulum itu sendiri intinya untuk mem-perbaiki sistem pendidikan di Indone-sia agar lebih baik dan bisa mencetak lulusan generasi muda yang unggul. Pengembangan kurikulum adalah pro-ses yang tak henti-hentinya, yang ha-rus dilakukan secara kontinyu. Jika ti-dak, maka kurikulum menjadi usaha atau ketinggalan zaman. Makin cepat berubah dalam masyarakat, makin se-ring diperlukan penyesuaian kuriku-lum.

Pada kurikulum 2013 yang renca-nanya diterapkan mulai tahun 2014 ini memiliki sisi kelebihan yang memadat-kan pelajaran sehingga tidak membe-bani siswa, lebih fokus dan tidak mem-beratkan guru seperti dalam penyu-sunan kurikulum tingkat satuan pendi-dikan. Pada kurikulum baru nanti, guru tak lagi dibebani dengan kewajiban untuk membuat silabus untuk penga-jaran terhadap anak didiknya seperti yang terjadi pada saat KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kurikulum 2013 menekankan pada siswa kreatif

beratkan. Namun hal ini tidak diartikan bahwa pelajaran yang dimaksud seper-ti Bahasa Inggris ditiadakan sepenuh-nya tetapi akan tetap diajarkan di ting-kat selanjutnya yakni SMP dan SMA.

Pada akhirnya penerapan kuriku-lum 2013 mewujudkan pendidikan yang benar-benar menyesuaikan de-ngan potensi dan kemampuan siswa-siswinya. Sutari yang juga menjabat sebagai Ketua DPD KNPI Kota Tegal menuturkan bahwa penerapan kuriku-lum 2013 juga dalam rangka mewujud-kan pendidikan berkarakter yakni ka-rakter kebangsaan bagi peserta didik. Melihat kondisi generasi muda seka-rang ini sangat memprihatinkan, ba-nyak terjadi kemelorotan moral pelajar. Sebagian pelajar sudah tidak lagi me-ngenal UUD 45 dan pasal-pasalnya ser-ta tidak mengerti arti sesungguhnya tentang persatuan dan kesatuan, yang mengakibatkan tawuran pelajar terjadi.

Sutari menegaskan tidak mem-permasalahkan akan adanya pengu-rangan mata pelajaran pada penerap-an kurikulum 2013. Pasalnya semua sudah melalui pertimbangan dan pemikiran, yang terpenting isi materi yang disajikan dalam kurikulum 2013 lebih mengedepankan pada pendidik-an berkarakter dan berkebangsaan yang memberikan pemahaman ten-tang jati diri sebagai bangsa Indonesia.

Sebagai anggota Dewan, Sutari juga berharap ada kepedulian dari Pe-merintah Daerah memberikan alokasi dana menjembatani segala keperluan dan kebutuhan pembelajaran dan pe-nerapan kurikulum 2013. ***

KURIKULUM 2013 HARUS BERPIHAK KEPADA

MASYARAKAT SELAKU PESERTA DIDIK

KURIKULUM 2013 HARUS BERPIHAK KEPADA

MASYARAKAT SELAKU PESERTA DIDIK

Dalam waktu dekat dunia pendidikan di Indonesia akan

menerapkan kurikulum baru yakni Kurikulum 2013. Dalam kurikulum

baru ini lebih mengutamakan kepentingan para siswa agar lebih

menguasai materi. Sosialisasi terkait kurikulum baru 2013 pun terus

disosialisasikan dan diuji sehingga diharapkan tiga tahun kemudian

atau 2016 dapat diimplementasikan secara keseluruhan.

Oleh: Cahya Kamandhanu

1717

Page 17: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/201416

Dengan Balo-Balo

ecara teknis dalam penerapan kurikulum baru tahun 2013 ter-Sdapat pengurangan mata pela-

jaran, meskipun pengurangan ini tidak berpengaruh terhadap jam mengajar guru. Karena jumlah jam mengajar akan bertambah rata-rata empat sampai enam jam. Mengacu kurikulum baru tersebut, jumlah mata pelajaran SMP yang semula 12 nanti menjadi 10 mata pelajaran. Mata ajar muatan lokal dan pengembangan diri akan melebur ke dalam mata pelajaran seni budaya

dan prakarya. Sedangkan mata pelajar-an yang lain tetap, yakni Pendidikan Agama, Pancasila dan Kewarganegara-an, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya (muat-an lokal), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta Prakarya.

Untuk SD yang semula 10 mata pelajaran menjadi enam mata pelajar-an, yakni Matematika, Bahasa Indone-sia, Pendidikan Agama, Pendidikan Jas-mani dan Kesehatan, Pendidikan Pan-casila dan Kewarganegaraan, serta Ke-senian. Sedangkan materi IPA dan IPS menjadi tematik di pelajaran-pelajaran lain.

Di Indonesia sendiri sebenarnya telah mengalami perubahan kurikulum sebanyak 11 kali yakni mulai dari kuri-kulum 1947 (rentjana kurikulum), kuri-kulum 1950, kurikulum 1952, kuriku-lum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1974 (masih menggunakan kurikulum 1968), kurikulum 1975, kurikulum 1984 (CBSA), kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP). Meskipun dalam penerapannya, setiap kurikulum tersebut mempunyai sisi ke-lebihan dan kelemahan yang berbeda

Kurikulum 2013 Harus Berpihak Kepada Masyarakat Selaku Peserta Didik Warta Khusus

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

dan inovatif. Meskipun sisi kelemahannya me-

nyatakan bahwa pada kurikulum 2013 justru materi IPA dan IPS menjadi te-matik pada pelajaran-pelajaran lainnya di Sekolah Dasar. Selain itu kekhawatir-an guru tentang pengurangan mata pelajaran. Ada yang khawatir tidak dipekerjakan lagi, khususnya untuk guru-guru wiyata bhakti, ada pula yang khawatir tidak dapat memenuhi kewa-jiban jam mengajarnya dalam seming-gu.

Namun bagaimana tanggapan masyarakat kota Tegal, pelajar dan Anggota DPRD Kota Tegal terkait pene-rapan Kurikulum 2013 bagi peserta di-dik maupun tenaga pengajar di seko-lah-sekolah yang ada di kota Tegal.Salah seorang nelayan warga Kelurah-an Tegalsari, Jaelani menuturkan apa-pun model pendidikannya sebisa mungkin harus mempermudah peser-ta didik dalam menjalaninya. Selain itu pendidikan juga jangan membebani siswa dengan segala sesuatu yang ber-bau materi. Seperti mengharuskan beli buku dan lain sebagainya. Bagi masya-rakat kecil ekonomi ke bawah tentunya berpikir banyak ketika akan menyeko-lahkan anaknya. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul di pikiran seperti sekolah nanti pada akhirnya memakan banyak biaya, atau sekolah ujung-ujungnya hanya menganggur.

Hal itulah yang selalu menghan-tui masyarakat kurang mampu. Se-hingga banyak pula mereka lebih memilih anak-anaknya tidak sekolah melainkan bekerja mencari uang. Jaelani berharap apapun kurikulum yang diterapkan untuk peserta didik jangan sampai membebani siswa maupun orang tua.

Penuturan yang sama juga disam-paikan Udin, salah seorang penjual ta-hu di Kompleks Pasar Pagi Kota Tegal. Memang dirasa perlu adanya penerap-an kurikulum baru untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kurikulum yang dimaksud tentunya lebih mempermu-dah siswa dalam pembelajarannya. Bukan malah sebaliknya membebani siswa. Sementara terkait dengan tidak diwajibkannya Bahasa Inggris di ting-kat Sekolah Dasar, memang harus di-sesuaikan dengan porsinya. Sebab, siswa siswi Sekolah Dasar cenderung menerima yang lebih mudah dipa-hami.

Apabila pelajaran hingga mem-bebani siswanya sejak dini, besar ke-mungkinan akan mempengaruhi pola pemikiran siswa sejak SD karena ba-nyak terbebani dan penuh tekanan. Karena di tingkat selanjutnya, yakni SMP dan SMA pelajaran Bahasa Inggris tetap diberikan mengingat kompetensi dan kemampuan siswa sudah berbeda.Salah seorang pelajar, Dini Fitriani siswi kelas 11 Jurusan Broadcasting SMK Ihsaniyah menuturkan, tidak masalah apabila kurikulum baru diterapkan. Meskipun di tingkat SD untuk pelajar-an Bahasa Inggris tidak menjadi mata pelajaran wajib. Namun di tingkat SMP dan SMA pelajaran tersebut tetap di-ajarkan. Sesuai dengan tujuan pene-rapan kurikulum baru ini yakni mence-tak generasi muda berkarakter dan berwawasan kebangsaan diharapkan benar-benar terwujud dengan pembe-lajaran yang lebih menekankan pada nilai-nilai moral, nasionalisme dan nilai-nilai agama.

Sebagai pelajar, Dini merasa pri-hatin dengan sikap dan tindakan pela-jar yang menjurus kepada perilaku ne-gatif, seperti banyaknya tawuran, per-gaulan bebas hingga terjerat narkoba.Sementara Anggota Komisi A DPRD Kota Tegal, Sutari SH mengatakan sa-ngat mendukung diterapkannya kuri-kulum 2013. Meskipun ada beberapa mata pelajar yang tidak diwajibkan khususnya untuk siswa siswi Sekolah Dasar, namun hal tersebut dirasa pas. Sebab anak diusia perkembangannya yakni ditingkat SD tidak terbebani de-ngan pelajaran-pelajaran yang mem-

antar kurikulum dalam implementasi-nya.Sebenarnya tujuan dari perubahan ku-rikulum itu sendiri intinya untuk mem-perbaiki sistem pendidikan di Indone-sia agar lebih baik dan bisa mencetak lulusan generasi muda yang unggul. Pengembangan kurikulum adalah pro-ses yang tak henti-hentinya, yang ha-rus dilakukan secara kontinyu. Jika ti-dak, maka kurikulum menjadi usaha atau ketinggalan zaman. Makin cepat berubah dalam masyarakat, makin se-ring diperlukan penyesuaian kuriku-lum.

Pada kurikulum 2013 yang renca-nanya diterapkan mulai tahun 2014 ini memiliki sisi kelebihan yang memadat-kan pelajaran sehingga tidak membe-bani siswa, lebih fokus dan tidak mem-beratkan guru seperti dalam penyu-sunan kurikulum tingkat satuan pendi-dikan. Pada kurikulum baru nanti, guru tak lagi dibebani dengan kewajiban untuk membuat silabus untuk penga-jaran terhadap anak didiknya seperti yang terjadi pada saat KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kurikulum 2013 menekankan pada siswa kreatif

beratkan. Namun hal ini tidak diartikan bahwa pelajaran yang dimaksud seper-ti Bahasa Inggris ditiadakan sepenuh-nya tetapi akan tetap diajarkan di ting-kat selanjutnya yakni SMP dan SMA.

Pada akhirnya penerapan kuriku-lum 2013 mewujudkan pendidikan yang benar-benar menyesuaikan de-ngan potensi dan kemampuan siswa-siswinya. Sutari yang juga menjabat sebagai Ketua DPD KNPI Kota Tegal menuturkan bahwa penerapan kuriku-lum 2013 juga dalam rangka mewujud-kan pendidikan berkarakter yakni ka-rakter kebangsaan bagi peserta didik. Melihat kondisi generasi muda seka-rang ini sangat memprihatinkan, ba-nyak terjadi kemelorotan moral pelajar. Sebagian pelajar sudah tidak lagi me-ngenal UUD 45 dan pasal-pasalnya ser-ta tidak mengerti arti sesungguhnya tentang persatuan dan kesatuan, yang mengakibatkan tawuran pelajar terjadi.

Sutari menegaskan tidak mem-permasalahkan akan adanya pengu-rangan mata pelajaran pada penerap-an kurikulum 2013. Pasalnya semua sudah melalui pertimbangan dan pemikiran, yang terpenting isi materi yang disajikan dalam kurikulum 2013 lebih mengedepankan pada pendidik-an berkarakter dan berkebangsaan yang memberikan pemahaman ten-tang jati diri sebagai bangsa Indonesia.

Sebagai anggota Dewan, Sutari juga berharap ada kepedulian dari Pe-merintah Daerah memberikan alokasi dana menjembatani segala keperluan dan kebutuhan pembelajaran dan pe-nerapan kurikulum 2013. ***

KURIKULUM 2013 HARUS BERPIHAK KEPADA

MASYARAKAT SELAKU PESERTA DIDIK

KURIKULUM 2013 HARUS BERPIHAK KEPADA

MASYARAKAT SELAKU PESERTA DIDIK

Dalam waktu dekat dunia pendidikan di Indonesia akan

menerapkan kurikulum baru yakni Kurikulum 2013. Dalam kurikulum

baru ini lebih mengutamakan kepentingan para siswa agar lebih

menguasai materi. Sosialisasi terkait kurikulum baru 2013 pun terus

disosialisasikan dan diuji sehingga diharapkan tiga tahun kemudian

atau 2016 dapat diimplementasikan secara keseluruhan.

Oleh: Cahya Kamandhanu

1717

Page 18: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Pemkot Tegal diminta segera memikirkan keberadaan daerah resapan air dan

hutan kota sebagai antisipasi terjadinya bencana alam berupa banjir. Pasalnya, wilayah Kota Tegal yang dibelah oleh 3

sungai besar sangat memungkinkan tergerus banjir karena adanya limpasan

luapan air dari wilayah selatan. Demikian ditegaskan Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dibacakan oleh juru bicaranya Hj Siti

Maryam, Rabu (4/6) dalam rapat paripurna DPRD Kota Tegal dengan

agenda penyampaian Pemandangan Umum terhadap Raperda Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah.

Oleh: Roniyanto

Apalagi sementara ini Kota Tegal dalam menangani bencana, dukungan dari pusat tidak ada, karena tidak ada lem-baganya. Penanganan bencana meru-pakan penanganan yang bersifat lintas, jadi badan penanggulangan bencana memang dibutuhkan, karena bila ter-jadi bencana bisa segera ditangani.

Sementara itu, juru bicara Fraksi PDIP, Dedi Wahyudin menyampaikan, terkait dengan bencana di Kota Tegal dalam penanggulangannya, walaupun masih bisa dilihat tingginya ancaman dan resiko yang ada di Kota Tegal, be-lum diimbangi oleh sistem penanggu-langan bencana yang memadai, terpa-du, sistematis dan terencana. Selain itu permasalahan yang sering muncul an-tara lain minimnya kooordinasi antar pihak, serta belum jelasnya mekanisme penganggaran untuk program-prog-ram penanggulangan bencana.

Bahwa dalam rangka pencegahan bencana melalui SKPD terkait harus ra-jin megadakan sosialisasi tentang ba-haya dan jenis bencana yang paling se-ring muncul di Kota Tegal. Sehingga perlu dibuat peta potensi bencana di Kota Tegal, baik yang bersifat normal maupun akibat dampak dari bencana daerah lain.

Sedangkan Fraksi Demokrat mela-lui juru bicaranya, Achmad Satori me-nyampaikan bahwa dengan adanya Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tegal yang baru, diharapkan Pemkot Tegal memiliki payung hukum untuk menyelenggara-

se pantai biasa, maka penanganannya menjadi bagian dari pembangunan infrastruktur kota.

Kedua adalah fungsi fundamental dan proses manajemen bencana mela-lui tahap perencanaan, bukan meren-canakan bencana tetapi rencana tang-gap darurat, pasca dan rehabilitasi kor-ban dan lingkungan.

Ketiga adalah tujuan organisasi yang akan dibentuk harus ditetapkan terlebih dahulu untuk dijadikan dasar dan landasan filosofis pembentukan-nya. Dalam raperda penanggulangan bencana yang diajukan oleh Pemkot Tegal untuk dimintakan pembahasan dan persetujuannya, tidak diatur tuju-an Peraturan Daerah sebagaimana la-zimnya proses legal drafting yang ber-laku secara normatif.

Fraksi Golkar melalui juru bicara-nya Kun Harjanti menyampaikan, bila dicermati, penanggulangan bencana alam selama ini selalu didukung kuat secara vertikal, baik sisi peralatan, ma-terial, dana, kekuatan SDM dan pe-nanggulangan pendukung lain. Jika daerah tidak punya badan yang mena-ngani sendiri, maka hirarkinya tidak akan bisa tertanggulangi dengan baik.

kan penanggulangan bencana secara efektif. Namun perlu diperhatikan, me-ngacu Peraturan Walikota Tegal No. 22 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Or-ganisasi dan Tata Kerja Badan Penang-gulangan Bencana Daerah Kota Tegal, dalam pelaksanaannya masih kurang efektif. Hal ini disebabkan minimnya koordinasi antar pihak serta belum je-lasnya mekanisme penganggaran un-tuk program-program penanggulang-an bencana, sehingga diperlukan atur-an yang jelas, tanpa perlu membentuk badan tersendiri.

Juru bicara Fraksi PKS, Darni Ima-dudin mengatakan, melihat isi dari Ra-perda tentang Organisasi dan Tata Ker-ja Badan Penaggulangan Bencana Dae-rah Kota Tegal, yang jangkauan, arah, pengaturan dan ruang lingkup materi serta kondisi geografis Kota Tegal, Frak-si PKS menganggap perda ini perlu di-persiapkan.

Dalam Rapat Paripurna Jawaban Walikota Tegal atas Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Kota Tegal Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kota Tegal tentang Organisasi dan Alat Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tegal di Gedung Paripurna DPRD Kota Tegal Jumat (13/6), Walikota Tegal Siti Masitha Soeparno menyam-paikan terhadap permasalahan yang sering muncul dalam penanganan bencana di Kota Tegal antara lain ku-rangnya kooordinasi serta belum jelas-nya mekanisme penganggaran untuk program-program penanggulangan bencana. Dijelaskan Walikota, bahwa

Varia LegislatifVaria Legislatif

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 1919

hal ini dikarenakan belum adanya sa-tuan kerja perangkat daerah secara khusus menangani penanggulangan bencana, sehingga program dan kegi-atan penanggulangan bencana masih tersebar di beberapa Satuan Kerja Pe-rangkat Daerah (SKPD). Dengan ter-bentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kota Tegal lebih dapat terkoordinasi. Selain itu juga se-bagai upaya sistematis dan terpadu da-lam penanganan bencana baik pra bencana, saat bencana maupun paska bencana.

Pemkot Tegal juga sudah meme-takan potensi bencana di wilayah Kota Tegal yang meliputi potensi banjir dan rob, tanggul longsor, kekeringan air, kebakaran dan angin puting beliung. Sedangkan pemetaan potensi bencana serta data-data pendukung akan di-sampaikan saat pembahasan Raperda di Alat Kelengkapan DPRD.

Walikota menambahkan, melalui Badan Penanggulangan Bencana Dae-rah, Pemkot Tegal berupaya untuk me-ningkatkan pelayanan kepada masya-rakat dalam pencegahan, kewaspada-aan, dan kesiapsiagaan penanganan bencana. Penanggulangan bencana pada hakikatnya merupakan upaya kemanusiaan untuk melindungi dan menyelamatkan manusia dan ling-kungan. Penanggulangan bencana juga merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan memulihkan dan me-ngembalikan kerugian harta benda, kerusakan sarana dan prasarana serta memulihkan kehidupan dan penghi-dupan masyarakat.

Saat ini Pemkot Tegal telah mem-bangun hutan kota di Cleret Kelurahan Randungunting dan Bumi Perkemahan Kelurahan Mintaragen. Sedangkan un-tuk tahun 2014-2015 Pemkot Tegal me-rencanakan pembuatan hutan kota di lokasi kolam retensi Bayeman Kelurah-an Kaligangsa dan depan Kantor Keca-matan Tegal Barat Kelurahan Kraton.

Walikota juga menyampaikan, se-jak tahun 2004 sampai dengan seka-rang, Pemkot Tegal telah membangun sebanyak 87 unit pemecah gelom-bang. Sedangkan penghijauan pantai telah dilakukan sejak tahun 2002 de-ngan penanaman mangrove atau bakau dan pohon cemara laut serta akan dilakukan secara berkelanjutan.

***

Antisipasi Bencana Alam, Pemkot Tegal Diminta Realisasikan Daerah Resapan Air dan Hutan KotaAntisipasi Bencana Alam, Pemkot Tegal Diminta Realisasikan Daerah Resapan Air dan Hutan Kota

Antisipasi Bencana Alam, Pemkot Tegal Diminta

Realisasikan Daerah Resapan Air dan Hutan Kota

Antisipasi Bencana Alam, Pemkot Tegal Diminta

Realisasikan Daerah Resapan Air dan Hutan Kota

isampaikan Siti, bahwa letak geografis kota Tegal hampir Dsama dengan Jakarta, dimana

setiap musim penghujan sungai yang melintas kota Tegal selalu mendapat suplai air yang berlebih dari tetangga, yakni Kabupaten Tegal. mengusulkan agar Walikota segera memikirkan Wa-tersheds (daerah resapan air) atau hu-tan kota untuk mengantisipasi banjir, serta berfungsi sebagai cadangan air di masa datang.

Fraksi PKB juga mengusulkan agar Pemkot Tegal melakukan reboisasi mangrove serta pembuatan break wa-ter sebagai antisipasi bencana yang dimungkinkan datang dari arah laut. Selain itu Pemkot Tegal harus mengembalikan fungsi sungai dan saluran, tidak seperti saat ini banyak saluran dan fungsi sungai yang sudah beralih menjadi bangunan dan kubangan sampah.

Sementara juru bicara Fraksi PAN-PR, Abdullah Sungkar, berharap kepa-da Walikota Tegal Hj Siti Masitha Soe-parno akan memberikan penjelasan dan jawaban yang substansial, seksa-ma, detail dan bisa dipertanggung-jawabkan terhadap sikap, pandangan

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014WARTA BAHARI, Edisi 80/20141818

dan permintaan dari Fraksi PAN Peduli Rakyat.

Abdullah Sungkar menjelaskan, air laut pasang hingga ke daratan atau Rob (tidal flood) kiranya kurang tepat apabila dikategorikan sebagai bencana alam. Rekayasa bangunan pantai dan sistim drainase wilayah pesisir masih memungkinkan mengendalikan rob dan sesungguhnya hanya persoalan biaya. Kemungkinan seluruh belanja daerah satu tahun anggara belum mampu untuk menyelesaikannya.

Ada 3 alat manajemen yang bisa diterapkan untuk penanggulangan bencana alam . Pertama adalah sumber daya utama yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya finansial dan metode.

Apabila rob dianggap bencana alam, maka konsekwensinya adalah definisi rob harus dicantumkan dalam ketentuan umum. Sebuah Perda harus mengatur sesuai pada kondisi daerah-nya. Dengan demikian apabila dalam Perda inisiatif Pemerintah Kota Tegal menetapkan rob sebagai bencana pembiayaannya harus mempunyai le-galitas hukum. Tetapi apabila rob di-anggap hanya sebagai masalah draina-

Varia LegislatifVaria Legislatif

Page 19: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Pemkot Tegal diminta segera memikirkan keberadaan daerah resapan air dan

hutan kota sebagai antisipasi terjadinya bencana alam berupa banjir. Pasalnya, wilayah Kota Tegal yang dibelah oleh 3

sungai besar sangat memungkinkan tergerus banjir karena adanya limpasan

luapan air dari wilayah selatan. Demikian ditegaskan Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dibacakan oleh juru bicaranya Hj Siti

Maryam, Rabu (4/6) dalam rapat paripurna DPRD Kota Tegal dengan

agenda penyampaian Pemandangan Umum terhadap Raperda Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah.

Oleh: Roniyanto

Apalagi sementara ini Kota Tegal dalam menangani bencana, dukungan dari pusat tidak ada, karena tidak ada lem-baganya. Penanganan bencana meru-pakan penanganan yang bersifat lintas, jadi badan penanggulangan bencana memang dibutuhkan, karena bila ter-jadi bencana bisa segera ditangani.

Sementara itu, juru bicara Fraksi PDIP, Dedi Wahyudin menyampaikan, terkait dengan bencana di Kota Tegal dalam penanggulangannya, walaupun masih bisa dilihat tingginya ancaman dan resiko yang ada di Kota Tegal, be-lum diimbangi oleh sistem penanggu-langan bencana yang memadai, terpa-du, sistematis dan terencana. Selain itu permasalahan yang sering muncul an-tara lain minimnya kooordinasi antar pihak, serta belum jelasnya mekanisme penganggaran untuk program-prog-ram penanggulangan bencana.

Bahwa dalam rangka pencegahan bencana melalui SKPD terkait harus ra-jin megadakan sosialisasi tentang ba-haya dan jenis bencana yang paling se-ring muncul di Kota Tegal. Sehingga perlu dibuat peta potensi bencana di Kota Tegal, baik yang bersifat normal maupun akibat dampak dari bencana daerah lain.

Sedangkan Fraksi Demokrat mela-lui juru bicaranya, Achmad Satori me-nyampaikan bahwa dengan adanya Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tegal yang baru, diharapkan Pemkot Tegal memiliki payung hukum untuk menyelenggara-

se pantai biasa, maka penanganannya menjadi bagian dari pembangunan infrastruktur kota.

Kedua adalah fungsi fundamental dan proses manajemen bencana mela-lui tahap perencanaan, bukan meren-canakan bencana tetapi rencana tang-gap darurat, pasca dan rehabilitasi kor-ban dan lingkungan.

Ketiga adalah tujuan organisasi yang akan dibentuk harus ditetapkan terlebih dahulu untuk dijadikan dasar dan landasan filosofis pembentukan-nya. Dalam raperda penanggulangan bencana yang diajukan oleh Pemkot Tegal untuk dimintakan pembahasan dan persetujuannya, tidak diatur tuju-an Peraturan Daerah sebagaimana la-zimnya proses legal drafting yang ber-laku secara normatif.

Fraksi Golkar melalui juru bicara-nya Kun Harjanti menyampaikan, bila dicermati, penanggulangan bencana alam selama ini selalu didukung kuat secara vertikal, baik sisi peralatan, ma-terial, dana, kekuatan SDM dan pe-nanggulangan pendukung lain. Jika daerah tidak punya badan yang mena-ngani sendiri, maka hirarkinya tidak akan bisa tertanggulangi dengan baik.

kan penanggulangan bencana secara efektif. Namun perlu diperhatikan, me-ngacu Peraturan Walikota Tegal No. 22 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Or-ganisasi dan Tata Kerja Badan Penang-gulangan Bencana Daerah Kota Tegal, dalam pelaksanaannya masih kurang efektif. Hal ini disebabkan minimnya koordinasi antar pihak serta belum je-lasnya mekanisme penganggaran un-tuk program-program penanggulang-an bencana, sehingga diperlukan atur-an yang jelas, tanpa perlu membentuk badan tersendiri.

Juru bicara Fraksi PKS, Darni Ima-dudin mengatakan, melihat isi dari Ra-perda tentang Organisasi dan Tata Ker-ja Badan Penaggulangan Bencana Dae-rah Kota Tegal, yang jangkauan, arah, pengaturan dan ruang lingkup materi serta kondisi geografis Kota Tegal, Frak-si PKS menganggap perda ini perlu di-persiapkan.

Dalam Rapat Paripurna Jawaban Walikota Tegal atas Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Kota Tegal Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kota Tegal tentang Organisasi dan Alat Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tegal di Gedung Paripurna DPRD Kota Tegal Jumat (13/6), Walikota Tegal Siti Masitha Soeparno menyam-paikan terhadap permasalahan yang sering muncul dalam penanganan bencana di Kota Tegal antara lain ku-rangnya kooordinasi serta belum jelas-nya mekanisme penganggaran untuk program-program penanggulangan bencana. Dijelaskan Walikota, bahwa

Varia LegislatifVaria Legislatif

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 1919

hal ini dikarenakan belum adanya sa-tuan kerja perangkat daerah secara khusus menangani penanggulangan bencana, sehingga program dan kegi-atan penanggulangan bencana masih tersebar di beberapa Satuan Kerja Pe-rangkat Daerah (SKPD). Dengan ter-bentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kota Tegal lebih dapat terkoordinasi. Selain itu juga se-bagai upaya sistematis dan terpadu da-lam penanganan bencana baik pra bencana, saat bencana maupun paska bencana.

Pemkot Tegal juga sudah meme-takan potensi bencana di wilayah Kota Tegal yang meliputi potensi banjir dan rob, tanggul longsor, kekeringan air, kebakaran dan angin puting beliung. Sedangkan pemetaan potensi bencana serta data-data pendukung akan di-sampaikan saat pembahasan Raperda di Alat Kelengkapan DPRD.

Walikota menambahkan, melalui Badan Penanggulangan Bencana Dae-rah, Pemkot Tegal berupaya untuk me-ningkatkan pelayanan kepada masya-rakat dalam pencegahan, kewaspada-aan, dan kesiapsiagaan penanganan bencana. Penanggulangan bencana pada hakikatnya merupakan upaya kemanusiaan untuk melindungi dan menyelamatkan manusia dan ling-kungan. Penanggulangan bencana juga merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan memulihkan dan me-ngembalikan kerugian harta benda, kerusakan sarana dan prasarana serta memulihkan kehidupan dan penghi-dupan masyarakat.

Saat ini Pemkot Tegal telah mem-bangun hutan kota di Cleret Kelurahan Randungunting dan Bumi Perkemahan Kelurahan Mintaragen. Sedangkan un-tuk tahun 2014-2015 Pemkot Tegal me-rencanakan pembuatan hutan kota di lokasi kolam retensi Bayeman Kelurah-an Kaligangsa dan depan Kantor Keca-matan Tegal Barat Kelurahan Kraton.

Walikota juga menyampaikan, se-jak tahun 2004 sampai dengan seka-rang, Pemkot Tegal telah membangun sebanyak 87 unit pemecah gelom-bang. Sedangkan penghijauan pantai telah dilakukan sejak tahun 2002 de-ngan penanaman mangrove atau bakau dan pohon cemara laut serta akan dilakukan secara berkelanjutan.

***

Antisipasi Bencana Alam, Pemkot Tegal Diminta Realisasikan Daerah Resapan Air dan Hutan KotaAntisipasi Bencana Alam, Pemkot Tegal Diminta Realisasikan Daerah Resapan Air dan Hutan Kota

Antisipasi Bencana Alam, Pemkot Tegal Diminta

Realisasikan Daerah Resapan Air dan Hutan Kota

Antisipasi Bencana Alam, Pemkot Tegal Diminta

Realisasikan Daerah Resapan Air dan Hutan Kota

isampaikan Siti, bahwa letak geografis kota Tegal hampir Dsama dengan Jakarta, dimana

setiap musim penghujan sungai yang melintas kota Tegal selalu mendapat suplai air yang berlebih dari tetangga, yakni Kabupaten Tegal. mengusulkan agar Walikota segera memikirkan Wa-tersheds (daerah resapan air) atau hu-tan kota untuk mengantisipasi banjir, serta berfungsi sebagai cadangan air di masa datang.

Fraksi PKB juga mengusulkan agar Pemkot Tegal melakukan reboisasi mangrove serta pembuatan break wa-ter sebagai antisipasi bencana yang dimungkinkan datang dari arah laut. Selain itu Pemkot Tegal harus mengembalikan fungsi sungai dan saluran, tidak seperti saat ini banyak saluran dan fungsi sungai yang sudah beralih menjadi bangunan dan kubangan sampah.

Sementara juru bicara Fraksi PAN-PR, Abdullah Sungkar, berharap kepa-da Walikota Tegal Hj Siti Masitha Soe-parno akan memberikan penjelasan dan jawaban yang substansial, seksa-ma, detail dan bisa dipertanggung-jawabkan terhadap sikap, pandangan

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014WARTA BAHARI, Edisi 80/20141818

dan permintaan dari Fraksi PAN Peduli Rakyat.

Abdullah Sungkar menjelaskan, air laut pasang hingga ke daratan atau Rob (tidal flood) kiranya kurang tepat apabila dikategorikan sebagai bencana alam. Rekayasa bangunan pantai dan sistim drainase wilayah pesisir masih memungkinkan mengendalikan rob dan sesungguhnya hanya persoalan biaya. Kemungkinan seluruh belanja daerah satu tahun anggara belum mampu untuk menyelesaikannya.

Ada 3 alat manajemen yang bisa diterapkan untuk penanggulangan bencana alam . Pertama adalah sumber daya utama yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya finansial dan metode.

Apabila rob dianggap bencana alam, maka konsekwensinya adalah definisi rob harus dicantumkan dalam ketentuan umum. Sebuah Perda harus mengatur sesuai pada kondisi daerah-nya. Dengan demikian apabila dalam Perda inisiatif Pemerintah Kota Tegal menetapkan rob sebagai bencana pembiayaannya harus mempunyai le-galitas hukum. Tetapi apabila rob di-anggap hanya sebagai masalah draina-

Varia LegislatifVaria Legislatif

Page 20: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno memberi sambutan pada Pembukaan Jambore Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tingkat

Provinsi Jawa Tengah di Pendopo Ki Gede Sebayu (18/06/2014)

Pagelaran Teater salah satu kelompok teater di Kota Tegalyang turut memeriahkan Jambore Pokdarwis Tingkat Provinsi

Jawa Tengah yang diadakan di Kota Tegal (19/06/2014)

Stand Pameran Kota Tegal pada ajang Jambore PokdarwisTingkat Provinsi Jawa Tengah di Alun-alun Kota Tegal

Apresiasi Seni dari salah satu kontestan Jambore Pokdarwisberupaya meraih perhatian penonton dan juri

Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno memukul gong menandai dibukanya Jambore Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Pendopo Ki Gede Sebayu (18/06/2014)

Sebagian dari Pokdarwis 35 Kota dan Kabupaten se-Jawa Tengah tengah bertarung dalam Konvensi Jambore Pokdarwis Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Pendopo Ki Gede Sebayu (18/06/2014)

Lensa BahariLensa Bahari

JAMBOREPOKDARWISJAMBORE

POKDARWISTINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH 2014TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH 2014

Page 21: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno memberi sambutan pada Pembukaan Jambore Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tingkat

Provinsi Jawa Tengah di Pendopo Ki Gede Sebayu (18/06/2014)

Pagelaran Teater salah satu kelompok teater di Kota Tegalyang turut memeriahkan Jambore Pokdarwis Tingkat Provinsi

Jawa Tengah yang diadakan di Kota Tegal (19/06/2014)

Stand Pameran Kota Tegal pada ajang Jambore PokdarwisTingkat Provinsi Jawa Tengah di Alun-alun Kota Tegal

Apresiasi Seni dari salah satu kontestan Jambore Pokdarwisberupaya meraih perhatian penonton dan juri

Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno memukul gong menandai dibukanya Jambore Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Pendopo Ki Gede Sebayu (18/06/2014)

Sebagian dari Pokdarwis 35 Kota dan Kabupaten se-Jawa Tengah tengah bertarung dalam Konvensi Jambore Pokdarwis Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Pendopo Ki Gede Sebayu (18/06/2014)

Lensa BahariLensa Bahari

JAMBOREPOKDARWISJAMBORE

POKDARWISTINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH 2014TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH 2014

Page 22: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014WARTA BAHARI, Edisi 80/20142222 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 2323

Lintas KotaLintas Kota

parkir yang ada di Pasar Pagi.Merespon hal tersebut, kepala

Dinkop UMKM Perindag Sugeng Su-waryo, menyampaikan ini bentuk pela-yanan prima, jika terjadi keluhan dari warga langsung kepala SKPD dipanggil dan dikoordinasikan untuk diselesai-kan. Langkah apa yang perlu diambil, tentunya disesuaikan dengan anggar-an yang ada. Jika memang ada anggar-annya ada pihaknya akan segera mela-kukan perbaikan-perbaikan, namun se-baliknya jika tidak ada anggarannya di persiapkan langkah-langkah lainnya. Dengan 13 pasar yang dimilki kota Te-gal tentunya dengan anggaran yang ada akan digunakan menggunakan skala prioritas. Tidak semuanya bisa langsung teratasi.

Sugeng Suwaryo menjelaskan bahwa pihaknya selalu melakukan kerja sama dengan pedagang pasar, “mereka sudah seperti rekan” ujarnya. “Jadi jika ada masalah kita rembug besama untuk dicarikan jalan keluar”Sementara, Koordinator Pedagang Pasar pagi Blok A, Jun Mono menyam-paikan, sebelumnya memang ada beberapa keluhan dari para pedagang

enindaklanjuti hasil silaturah-mi dengan paguyuban peda-Mgang pasar pagi, Wakil Wali-

kota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh, M.M.Pd meninjau langsung pasar pagi blok A, Senin (28/4). Sebelumnya paguyuban pedagang pasar pagi Blok A melaku-kan pertemuan dengan Wakil Walikota, dan di dalam pertemuan tersebut disampaikan beberapa hal yang terkait dengan fasilitas-fasilitas yang ada di blok A Pasar Pagi.

Sesaat setelah meninjau secara langsung Wakil Walikota menyampai-kan bahwa permasalahan-permasalah-an khususnya dengan fasilitas yang ada di blok A, Pasar Pagi segera akan direspon dan ditindaklanjuti berkoor-dinasi dengan Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Tegal (Dinkop UMKM Perindag).

Wakil Walikota mengatakan, su-dah melihat langsung kondisi Blok A, dan permasalahan-permasalahan yang disampaikan ternyata secara bertahap sudah ditindaklanjuti oleh Dinkop UMKM Perindag. Ia mencontohkan masalah eskalator yang macet, tapi ternyata sudah diperbaiki. Dan untuk permasalah-permasalahan yang lain Wakil Walikota memerintahkan Dinkop UMKM Perindag supaya segera menin-daklanjuti penyelesaian permasalah-permasalahan yang masih ada. Menu-rutnya hal ini segera dilakukan supaya hak-hak dari para pedagang bisa terpe-nuhi, termasuk rasa nyaman untuk berdagang dan pengunjung.

Walaupun secara umum Ia mera-sa bangga kota Tegal memiliki Pasar Pagi blok A yang sudah cukup bagus, namun tentunya ini juga harus diim-bangi dengan pelayanan yang baik dan fasilitas yang memadai.

Ia menghimbau baik dari peda-gang dan Dinkoperindag untuk “Bareng-bareng Njaga” bersama-sama menjaga ketertiban, keamanan, kenya-manan dan kebersihan fasilitas-fasilitas yang ada termasuk juga di dalamnya

terkait eskalator yang mati, oleh kare-na itu Ia mohon perhatian dari Pemkot Tegal, untuk segera memperbaiki eskalator tersebut.

Jun Mono menambahkan, meng-ingat sebentar lagi menjelang lebaran, disaat pengunjung ramai, fasilitas-fasilitas yang sekarang ada, salah satu-nya ekskalator ini sebagai penunjang pengunjung untuk naik ke lantai II atau III. Dan keluhan tersebut sudah langsung direspon baik oleh Pemkot, dengan segera diperbaikinya eskalator yang macet.

Ke depan, ia berharap pemkot memberikan kegiatan event-event pro-mosi untuk pasar pagi blok A, agar se-makin menarik orang lebih banyak lagi berkunjung ke pasar pagi. Selain itu ia juga menyinggung bantuan penga-manan pasar, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa masih ada kasus-kasus pencopetan yang ada di pasar, ia mengharap adanya tambahan penga-manan dengan menambah Satpam yang membantu satpol PP di pasar.

***

(Humas Kota Tegal / Tomi)

Wawalkot Respon Keluhan

Eskalator Macet

Wawalkot Respon Keluhan

Eskalator Macet

Cerdas Cermat Kadarkum

Mantapkan Individu Taat Hukum

Cerdas Cermat Kadarkum

Mantapkan Individu Taat Hukum

emerintah Kota Tegal melalui Bagian Hukum Sekretariat Dae-Prah Kota Tegal menyelenggara-

kan Lomba Cerdas Cermat Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum) tingkat Kota Tegal, Di Pendopo Balaikota Tegal, yang dilaksanakan tiga hari (13, 14 dan 16 Mei). Menurut ketua Penyelenggara sekaligus Kepala Bagian Hukum Sekre-tariat Daerah Kota Tegal Budi Hartono menyampaikan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan masyarakat terhadap hukum, serta meningkatkan dan memantapkan kesadaran hukum bagi masyarakat.

Sementara dalam sambutannya Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soepar-no menyambut baik kegiatan lomba tersebut, menurutnya dengan lomba tersebut akan semakin meningkatkan wawasan dan kesadaran kita akan hu-kum yang berlaku di Indonesia. Ia juga berharap dengan semakin banyaknya keluarga yang sadar hukum maka akan lebih mudah untuk menghimpun ma-syarakat yang sadar hukum pula, dima-na individu-individu bisa melaksana-kan kewajibannya dan memperoleh

haknya sebagai warga Indonesia, serta taat hukum.

Menurut Ketua penyelenggara, lomba cerdas cermat ini diikuti oleh 27 kelompok dari masing-masing kelurah-an se-kota Tegal. Masing-masing ke-lompok terdiri dari lima orang, yang kemudian akan dibagi dalam dua hari

lomba. Dari hasil kualifikasi dalam dua hari tersebut, akan dicari nilai tertinggi untuk masing-masing kecamatan, dan bagi kelompok yang memiliki nilai ter-tinggi di masing-masing kecamatan akan mengikuti final antar kecamatan yang diselenggarakan Jum’at (16/5). Bertindak sebagai juri dalam lomba tersebut dari UPS, Kejaksaan Negeri dan Polresta Tegal.

Dari hasil pemenang lomba ting-kat kota ini, juara 1,2,3 dan harapan 1, akan diseleksi lagi dan dipilih untuk mewakili kota Tegal dalam lomba Ka-darkum Tingkat Bakorwil III penyisihan tingkat provinsi pada 2 Juni 2014, dan pemenangnya akan masuk lomba di tingkat provinsi.

Dari hasil lomba tersebut keluar sebagai Juara I Kelurahan Slerok, Juara II diraih oleh Kelurahan Mintaragen dan Juara III diraih oleh Kelurahan Keturen. Sedangkan Juara Harapan I diraih oleh Kelurahan Margadana.

***

(Humas Kota Tegal / Tomi)

Lintas KotaLintas Kota

Page 23: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014WARTA BAHARI, Edisi 80/20142222 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 2323

Lintas KotaLintas Kota

parkir yang ada di Pasar Pagi.Merespon hal tersebut, kepala

Dinkop UMKM Perindag Sugeng Su-waryo, menyampaikan ini bentuk pela-yanan prima, jika terjadi keluhan dari warga langsung kepala SKPD dipanggil dan dikoordinasikan untuk diselesai-kan. Langkah apa yang perlu diambil, tentunya disesuaikan dengan anggar-an yang ada. Jika memang ada anggar-annya ada pihaknya akan segera mela-kukan perbaikan-perbaikan, namun se-baliknya jika tidak ada anggarannya di persiapkan langkah-langkah lainnya. Dengan 13 pasar yang dimilki kota Te-gal tentunya dengan anggaran yang ada akan digunakan menggunakan skala prioritas. Tidak semuanya bisa langsung teratasi.

Sugeng Suwaryo menjelaskan bahwa pihaknya selalu melakukan kerja sama dengan pedagang pasar, “mereka sudah seperti rekan” ujarnya. “Jadi jika ada masalah kita rembug besama untuk dicarikan jalan keluar”Sementara, Koordinator Pedagang Pasar pagi Blok A, Jun Mono menyam-paikan, sebelumnya memang ada beberapa keluhan dari para pedagang

enindaklanjuti hasil silaturah-mi dengan paguyuban peda-Mgang pasar pagi, Wakil Wali-

kota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh, M.M.Pd meninjau langsung pasar pagi blok A, Senin (28/4). Sebelumnya paguyuban pedagang pasar pagi Blok A melaku-kan pertemuan dengan Wakil Walikota, dan di dalam pertemuan tersebut disampaikan beberapa hal yang terkait dengan fasilitas-fasilitas yang ada di blok A Pasar Pagi.

Sesaat setelah meninjau secara langsung Wakil Walikota menyampai-kan bahwa permasalahan-permasalah-an khususnya dengan fasilitas yang ada di blok A, Pasar Pagi segera akan direspon dan ditindaklanjuti berkoor-dinasi dengan Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Tegal (Dinkop UMKM Perindag).

Wakil Walikota mengatakan, su-dah melihat langsung kondisi Blok A, dan permasalahan-permasalahan yang disampaikan ternyata secara bertahap sudah ditindaklanjuti oleh Dinkop UMKM Perindag. Ia mencontohkan masalah eskalator yang macet, tapi ternyata sudah diperbaiki. Dan untuk permasalah-permasalahan yang lain Wakil Walikota memerintahkan Dinkop UMKM Perindag supaya segera menin-daklanjuti penyelesaian permasalah-permasalahan yang masih ada. Menu-rutnya hal ini segera dilakukan supaya hak-hak dari para pedagang bisa terpe-nuhi, termasuk rasa nyaman untuk berdagang dan pengunjung.

Walaupun secara umum Ia mera-sa bangga kota Tegal memiliki Pasar Pagi blok A yang sudah cukup bagus, namun tentunya ini juga harus diim-bangi dengan pelayanan yang baik dan fasilitas yang memadai.

Ia menghimbau baik dari peda-gang dan Dinkoperindag untuk “Bareng-bareng Njaga” bersama-sama menjaga ketertiban, keamanan, kenya-manan dan kebersihan fasilitas-fasilitas yang ada termasuk juga di dalamnya

terkait eskalator yang mati, oleh kare-na itu Ia mohon perhatian dari Pemkot Tegal, untuk segera memperbaiki eskalator tersebut.

Jun Mono menambahkan, meng-ingat sebentar lagi menjelang lebaran, disaat pengunjung ramai, fasilitas-fasilitas yang sekarang ada, salah satu-nya ekskalator ini sebagai penunjang pengunjung untuk naik ke lantai II atau III. Dan keluhan tersebut sudah langsung direspon baik oleh Pemkot, dengan segera diperbaikinya eskalator yang macet.

Ke depan, ia berharap pemkot memberikan kegiatan event-event pro-mosi untuk pasar pagi blok A, agar se-makin menarik orang lebih banyak lagi berkunjung ke pasar pagi. Selain itu ia juga menyinggung bantuan penga-manan pasar, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa masih ada kasus-kasus pencopetan yang ada di pasar, ia mengharap adanya tambahan penga-manan dengan menambah Satpam yang membantu satpol PP di pasar.

***

(Humas Kota Tegal / Tomi)

Wawalkot Respon Keluhan

Eskalator Macet

Wawalkot Respon Keluhan

Eskalator Macet

Cerdas Cermat Kadarkum

Mantapkan Individu Taat Hukum

Cerdas Cermat Kadarkum

Mantapkan Individu Taat Hukum

emerintah Kota Tegal melalui Bagian Hukum Sekretariat Dae-Prah Kota Tegal menyelenggara-

kan Lomba Cerdas Cermat Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum) tingkat Kota Tegal, Di Pendopo Balaikota Tegal, yang dilaksanakan tiga hari (13, 14 dan 16 Mei). Menurut ketua Penyelenggara sekaligus Kepala Bagian Hukum Sekre-tariat Daerah Kota Tegal Budi Hartono menyampaikan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan masyarakat terhadap hukum, serta meningkatkan dan memantapkan kesadaran hukum bagi masyarakat.

Sementara dalam sambutannya Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soepar-no menyambut baik kegiatan lomba tersebut, menurutnya dengan lomba tersebut akan semakin meningkatkan wawasan dan kesadaran kita akan hu-kum yang berlaku di Indonesia. Ia juga berharap dengan semakin banyaknya keluarga yang sadar hukum maka akan lebih mudah untuk menghimpun ma-syarakat yang sadar hukum pula, dima-na individu-individu bisa melaksana-kan kewajibannya dan memperoleh

haknya sebagai warga Indonesia, serta taat hukum.

Menurut Ketua penyelenggara, lomba cerdas cermat ini diikuti oleh 27 kelompok dari masing-masing kelurah-an se-kota Tegal. Masing-masing ke-lompok terdiri dari lima orang, yang kemudian akan dibagi dalam dua hari

lomba. Dari hasil kualifikasi dalam dua hari tersebut, akan dicari nilai tertinggi untuk masing-masing kecamatan, dan bagi kelompok yang memiliki nilai ter-tinggi di masing-masing kecamatan akan mengikuti final antar kecamatan yang diselenggarakan Jum’at (16/5). Bertindak sebagai juri dalam lomba tersebut dari UPS, Kejaksaan Negeri dan Polresta Tegal.

Dari hasil pemenang lomba ting-kat kota ini, juara 1,2,3 dan harapan 1, akan diseleksi lagi dan dipilih untuk mewakili kota Tegal dalam lomba Ka-darkum Tingkat Bakorwil III penyisihan tingkat provinsi pada 2 Juni 2014, dan pemenangnya akan masuk lomba di tingkat provinsi.

Dari hasil lomba tersebut keluar sebagai Juara I Kelurahan Slerok, Juara II diraih oleh Kelurahan Mintaragen dan Juara III diraih oleh Kelurahan Keturen. Sedangkan Juara Harapan I diraih oleh Kelurahan Margadana.

***

(Humas Kota Tegal / Tomi)

Lintas KotaLintas Kota

Page 24: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Lintas Kota

WARTA BAHARI, Edisi 80/201424

tegratif. Ia mengatakan ada 10 penyakit yang masuk kategori terbanyak di RSUD, diantaranya diabetes dan stroke. Dari data yang ia punya di tahun 2013, kunjungan pasien diabet di poliklinik ada 34.643 de-ngan penderita baru 615 pasien, sedang-kan untuk kunjungan pasien stroke di po-liklinik ada 1.140 pasien dan yang dirawat inap ada 221 pasien.

baik, bahkan kondisi MCK nya juga cukup terawat dengan baik. Wakil Walikota men-dorong Dishubkominfo untuk lebih pro aktif mengajukan anggaran pemeliharaan dan perbaikan Terminal.

Menanggapi hal ini, dalam kesem-patan yang sama Khaerul Huda menyam-paikan, bahwa sebetulnya pihaknya sudah mengajukan anggaran perbaikan pada beberapa tahun sebelumnya, namun ang-garan tersebut tidak bisa dipenuhi semua. Jadi untuk pemeliharaan dan perbaikan dilakukan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan anggaran yang ada. Khaerul Huda menyampaikan, terminal sebetulnya adalah aset Pemkot yang memberikan pendapatan kepada peme-rintah daerah, namun Dishub mengaku memiliki keterbatasan anggaran untuk perbaikan sarana prasarana di terminal.

Selama ini pengajuan penambahan anggaran untuk perbaikan terminal selalu tidak dipenuhi semua. Menurut Khaerul

alikota Tegal Siti Masitha meres-mikan gedung baru RSU Kardi-Wnah, Senin (13/5). Gedung baru

tersebut terdiri dari ruang perkantoran, Unit Stroke, klinik Diabetes, Klinik Berhenti Merokok serta tiga lantai tahap dua yang digunakan untuk rawat inap VVIP.

Menurut kepala RSUD Kardinah Ab-dal Hakim, pembangunan gedung baru sebagai upaya pelayanan prima kepada masyarakat . Pembangunan gedung per-kantoran RSU Kardinah bersumber dari APBD DPA RSU Kardinah tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 4.030.240.- dengan pe-laksana PT. Maju Berkarya dari Semarang. Sedangkan pembangunan gedung Cen-dana tiga lantai tahap II yang digunakan untuk rawat inap VVIP dan unit stroke ber-asal dari dana kegiatan operasional BLUD RS Kardinah sebesar Rp. 7.081.871.000 dengan pelaksana PT. Bangun Cipta Prima dari Kota Tegal.

Abdal hakim mengatakan RS Kardi-nah menyediakan poliklinik khusus stroke dan diabetes karena pihaknya ingin mem-berikan perhatian khusus dan konsultasi pelayanan dan tindakan medis yang terin-

ari hasil tinjauan, Wakil Walikota Drs. H.M. Nursoleh, M.M.Pd. meni-Dlai terminal Tegal butuh pembe-

nahan beberapa sarana prasarana yang ada. Tinjauan yang dilakukan Jum’at (2/5) didampingi Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkom-info) Kota Tegal Khaerul Huda dan Kepala Bagian Humas, Markus Wahyu Priyono. Di-temukan beberapa kerusakan sarana pra-sarana yang ada di terminal Tegal, dianta-ranya beberapa keramik yang amblas, cat mengelupas, atap-atap yang mengelupas dan akses jalan masuk terminal rusak.

HM Nursholeh mengatakan, meski-pun kerusakan-kerusakan yang ada masih terlihat kecil, tapi jika tidak segera diatasi secara bertahap bisa makin besar. Di sisi lain HM Nursholeh menilai meskipun de-ngan keterbatasan sarana, prasarana dan Sumber Daya Manusia yang jumlahnya terbatas, namun secara umum pelayanan di terminal Tegal sudah berjalan dengan

Pihaknya menilai penyakit degene-ratif ini memerlukan perawatan atau pe-ngelolaan multidisiplin, yang melibatkan pelayanan beberapa profesi atau dokter spesialis, disamping itu juga membutuh-kan waktu yang lama dan terus menerus untuk mempertahankan dan meningkat-kan kualitas hidup. ***

(Humas Kota Tegal / Tomi)

Huda terminal sudah berusia puluhan tahun dan wajar jika kondisi saat ini melakukan rehab besar.

Walaupun kerusakan itu kecil-kecil, namun kerusakan tersebut merata di be-berapa lokasi di terminal. Khaerul menga-ku anggaran pemeliharaan yang dimiliki adalah anggaran perbaikan yang dilaku-kan sepotong-sepotong sifatnya.

Ia mencontohkan, untuk tahun ini anggaran yang ada untuk perbaikan akses masuk bus ke terminal Rp. 700 juta yang hanya cukup untuk perbaikan 100 meter, padahal kebutuhan perbaikan sepanjang 500 meter. Jalan akses masuk bus meru-pakan sarana vital. Dengan perbaikan ter-sebut diharapkan memberikan kenya-manan pada penumpang. Khaerul Huda berharap anggaran perbaikan terminal bisa disetujui dan perbaikan bisa dilaku-kan dalam satu tahun anggaran. ***

(Humas Kota Tegal / Tomi)

Lintas Kota

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 25

Walikota Resmikan Gedung Baru RSU Kardinah Walikota Resmikan Gedung Baru RSU Kardinah

Terminal Tegal Butuh PembenahanTerminal Tegal Butuh Pembenahan

Hari Pertama Ujian SD LancarHari Pertama Ujian SD Lancar

Johardi menambahkan, sesuai de-ngan ketentuan dari pusat, bahwa untuk pemindaian Lembar Jawab Komputer (LJK) tingkat SD ini, dilakukan di Dinas Pendidikan kabupaten/Kota masing-masing, ini berbeda dengan pemindaian LJK UN SMP dan UN SMA yang langsung dilakukan oleh provinsi.

LJK ujian sekolah SD menurutnya, dipindai di Dinas Pendidikan Kota Tegal. Dinas pendidikan sudah memiliki alat pe-mindaian LJK beserta operatornya Ia juga mejelaskan operator tersebut sudah mela-kukan penandatanganan Pakta Integritas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan hasil dari pemindaian tersebut kemudian di upload ke provinsi, kemudian hasilnya bisa dilihat maksimal 15 hari setelah pengiriman. Hari pertama siswa mengerjakan mata pelajaran Bahasa Indonesia, hari kedua Matematika, hari ketiga IPA dan dilanjutkan ujian sekolah.

Ia berharap ujian SD ini bisa berjalan lancar sampai selesai dan peserta ujian SD ini bisa lulus seluruhnya. ***

(Humas Kota Tegal / Tomi)

pan SD yang sekarang dikunjungi sudah menjadi sekolah yang baik dengan infra-struktur yang bagus sesuai dengan stan-dar Permendiknas.

Johardi menyampaikan, beberapa SD yang dikunjungi ini rata-rata sarana prasa-rana rusak dikarenakan faktor alam, yakni tergenang ROB.

Namun demikian Johardi menyam-paikan untuk sarana prasarana yang ma-sih perlu dibenahi tersebut tidak sampai menimbulkan masalah atau menjadi ham-batan untuk pelaksanaan ujian SD ini, ka-rena untuk persiapannya sudah dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan, baik un-tuk siswa maupun untuk guru, termasuk pemberian motivasi guru kepada siswa-siswinya dalam menghadapi ujian ini.

Dalam ujian Sekolah SD 2014 diikuti oleh 4.169 siswa-siswi dari 137 SD dengan 277 ruangan, sedangkan untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) diikuti 439 siswa-siswi dari 15 MI dengan 29 ruangan, sementara un-tuk siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) ada 5 peserta ujian terdiri dari 1 peserta ketunaan A dan 4 peserta ketunaan B.

akil Walikota Tegal M Nur Soleh, meninjau secara langsung hari Wpertama Ujian Sekolah di bebe-

rapa Sekolah Dasar (SD) Senin, (19/5). Di-antaranya SD Mintaragen 8, SD Mintara-gen 9, SD Tegal Sari 2 dan SD Debong Ku-lon. Sekolah yang di kunjungi ini adalah beberapa SD yang sarana prasarananya masih membutuhkan pembenahan, de-ngan kunjungan tersebut, Wakil Walikota yang didampingi Sekretaris Dinas Pendi-dikan Kota Tegal Johardi dan Kabag Hu-mas dan Protokol Markus Wahyu P ini un-tuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan ujian sekolah di beberapa sekolah yang masih butuh pembenahan tersebut.

Sesaat setelah meninjau, Wakil Wali-kota menyampaikan bahwa dari hasil tin-jauan di beberapa SD tersebut, pelaksana-an Ujian Sekolah Tingkat SD berjalan lan-car, tidak ada kendala dan anak-anak mengikuti dengan baik ujian tersebut.

Terkait sarana prasarana yang perlu dibenahi M Nur Soleh mengatakan, tahun ini secara bertahap sudah mulai dianggar-kan di APBD II, termasuk ada alokasi dari Dana Alokasi Khusus (DAK) SD Tegal Sari II untuk peninggian ruangan dan tahun ini sudah mulai dilakukan pembenahan.

Selain itu Nursoleh berharap kepada orang tua siswa selama pelaksanaan ujian SD ini bisa memberikan dukungan, meng-awasi dan memotivasi putra-putrinya agar bisa mengerjakan soal ujian dengan te-nang. Kepada siswa-siswi peserta ujian ia juga menghimbau agar mengerjakan de-ngan tenang, tidak grogi, karena dengan tenang tersebut diharapkan konsentrasi dalam mengerjakan soal bisa lebih baik.

Dalam kesempatan yang sama Sekre-taris Dinas Pendidikan Kota Tegal Johardi menyampaikan bahwa dari beberapa SD yang dikunjungi tersebut, pelaksanaan ujian sekolah berjalan lancar, tanpa ham-batan.

Menyinggung pembenahan sarana dan prasarana sekolah, ia mengatakan bahwa beberapa SD sudah dianggarkan di tahun 2014 ini, termasuk di dalamnya SD Mintaragen 8, SD Tegal Sari 2 dan SD Debong Kulon dan akan dilakukan rehab baik ringan maupun berat yang dilaksana-kan di tahun 2014. Ia berharap tahun de-

Wakil Walikota Tegal, Drs. H.M. Nur Soleh saat meninjau hari pertama ujian SD

Page 25: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Lintas Kota

WARTA BAHARI, Edisi 80/201424

tegratif. Ia mengatakan ada 10 penyakit yang masuk kategori terbanyak di RSUD, diantaranya diabetes dan stroke. Dari data yang ia punya di tahun 2013, kunjungan pasien diabet di poliklinik ada 34.643 de-ngan penderita baru 615 pasien, sedang-kan untuk kunjungan pasien stroke di po-liklinik ada 1.140 pasien dan yang dirawat inap ada 221 pasien.

baik, bahkan kondisi MCK nya juga cukup terawat dengan baik. Wakil Walikota men-dorong Dishubkominfo untuk lebih pro aktif mengajukan anggaran pemeliharaan dan perbaikan Terminal.

Menanggapi hal ini, dalam kesem-patan yang sama Khaerul Huda menyam-paikan, bahwa sebetulnya pihaknya sudah mengajukan anggaran perbaikan pada beberapa tahun sebelumnya, namun ang-garan tersebut tidak bisa dipenuhi semua. Jadi untuk pemeliharaan dan perbaikan dilakukan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan anggaran yang ada. Khaerul Huda menyampaikan, terminal sebetulnya adalah aset Pemkot yang memberikan pendapatan kepada peme-rintah daerah, namun Dishub mengaku memiliki keterbatasan anggaran untuk perbaikan sarana prasarana di terminal.

Selama ini pengajuan penambahan anggaran untuk perbaikan terminal selalu tidak dipenuhi semua. Menurut Khaerul

alikota Tegal Siti Masitha meres-mikan gedung baru RSU Kardi-Wnah, Senin (13/5). Gedung baru

tersebut terdiri dari ruang perkantoran, Unit Stroke, klinik Diabetes, Klinik Berhenti Merokok serta tiga lantai tahap dua yang digunakan untuk rawat inap VVIP.

Menurut kepala RSUD Kardinah Ab-dal Hakim, pembangunan gedung baru sebagai upaya pelayanan prima kepada masyarakat . Pembangunan gedung per-kantoran RSU Kardinah bersumber dari APBD DPA RSU Kardinah tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 4.030.240.- dengan pe-laksana PT. Maju Berkarya dari Semarang. Sedangkan pembangunan gedung Cen-dana tiga lantai tahap II yang digunakan untuk rawat inap VVIP dan unit stroke ber-asal dari dana kegiatan operasional BLUD RS Kardinah sebesar Rp. 7.081.871.000 dengan pelaksana PT. Bangun Cipta Prima dari Kota Tegal.

Abdal hakim mengatakan RS Kardi-nah menyediakan poliklinik khusus stroke dan diabetes karena pihaknya ingin mem-berikan perhatian khusus dan konsultasi pelayanan dan tindakan medis yang terin-

ari hasil tinjauan, Wakil Walikota Drs. H.M. Nursoleh, M.M.Pd. meni-Dlai terminal Tegal butuh pembe-

nahan beberapa sarana prasarana yang ada. Tinjauan yang dilakukan Jum’at (2/5) didampingi Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkom-info) Kota Tegal Khaerul Huda dan Kepala Bagian Humas, Markus Wahyu Priyono. Di-temukan beberapa kerusakan sarana pra-sarana yang ada di terminal Tegal, dianta-ranya beberapa keramik yang amblas, cat mengelupas, atap-atap yang mengelupas dan akses jalan masuk terminal rusak.

HM Nursholeh mengatakan, meski-pun kerusakan-kerusakan yang ada masih terlihat kecil, tapi jika tidak segera diatasi secara bertahap bisa makin besar. Di sisi lain HM Nursholeh menilai meskipun de-ngan keterbatasan sarana, prasarana dan Sumber Daya Manusia yang jumlahnya terbatas, namun secara umum pelayanan di terminal Tegal sudah berjalan dengan

Pihaknya menilai penyakit degene-ratif ini memerlukan perawatan atau pe-ngelolaan multidisiplin, yang melibatkan pelayanan beberapa profesi atau dokter spesialis, disamping itu juga membutuh-kan waktu yang lama dan terus menerus untuk mempertahankan dan meningkat-kan kualitas hidup. ***

(Humas Kota Tegal / Tomi)

Huda terminal sudah berusia puluhan tahun dan wajar jika kondisi saat ini melakukan rehab besar.

Walaupun kerusakan itu kecil-kecil, namun kerusakan tersebut merata di be-berapa lokasi di terminal. Khaerul menga-ku anggaran pemeliharaan yang dimiliki adalah anggaran perbaikan yang dilaku-kan sepotong-sepotong sifatnya.

Ia mencontohkan, untuk tahun ini anggaran yang ada untuk perbaikan akses masuk bus ke terminal Rp. 700 juta yang hanya cukup untuk perbaikan 100 meter, padahal kebutuhan perbaikan sepanjang 500 meter. Jalan akses masuk bus meru-pakan sarana vital. Dengan perbaikan ter-sebut diharapkan memberikan kenya-manan pada penumpang. Khaerul Huda berharap anggaran perbaikan terminal bisa disetujui dan perbaikan bisa dilaku-kan dalam satu tahun anggaran. ***

(Humas Kota Tegal / Tomi)

Lintas Kota

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 25

Walikota Resmikan Gedung Baru RSU Kardinah Walikota Resmikan Gedung Baru RSU Kardinah

Terminal Tegal Butuh PembenahanTerminal Tegal Butuh Pembenahan

Hari Pertama Ujian SD LancarHari Pertama Ujian SD Lancar

Johardi menambahkan, sesuai de-ngan ketentuan dari pusat, bahwa untuk pemindaian Lembar Jawab Komputer (LJK) tingkat SD ini, dilakukan di Dinas Pendidikan kabupaten/Kota masing-masing, ini berbeda dengan pemindaian LJK UN SMP dan UN SMA yang langsung dilakukan oleh provinsi.

LJK ujian sekolah SD menurutnya, dipindai di Dinas Pendidikan Kota Tegal. Dinas pendidikan sudah memiliki alat pe-mindaian LJK beserta operatornya Ia juga mejelaskan operator tersebut sudah mela-kukan penandatanganan Pakta Integritas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan hasil dari pemindaian tersebut kemudian di upload ke provinsi, kemudian hasilnya bisa dilihat maksimal 15 hari setelah pengiriman. Hari pertama siswa mengerjakan mata pelajaran Bahasa Indonesia, hari kedua Matematika, hari ketiga IPA dan dilanjutkan ujian sekolah.

Ia berharap ujian SD ini bisa berjalan lancar sampai selesai dan peserta ujian SD ini bisa lulus seluruhnya. ***

(Humas Kota Tegal / Tomi)

pan SD yang sekarang dikunjungi sudah menjadi sekolah yang baik dengan infra-struktur yang bagus sesuai dengan stan-dar Permendiknas.

Johardi menyampaikan, beberapa SD yang dikunjungi ini rata-rata sarana prasa-rana rusak dikarenakan faktor alam, yakni tergenang ROB.

Namun demikian Johardi menyam-paikan untuk sarana prasarana yang ma-sih perlu dibenahi tersebut tidak sampai menimbulkan masalah atau menjadi ham-batan untuk pelaksanaan ujian SD ini, ka-rena untuk persiapannya sudah dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan, baik un-tuk siswa maupun untuk guru, termasuk pemberian motivasi guru kepada siswa-siswinya dalam menghadapi ujian ini.

Dalam ujian Sekolah SD 2014 diikuti oleh 4.169 siswa-siswi dari 137 SD dengan 277 ruangan, sedangkan untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) diikuti 439 siswa-siswi dari 15 MI dengan 29 ruangan, sementara un-tuk siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) ada 5 peserta ujian terdiri dari 1 peserta ketunaan A dan 4 peserta ketunaan B.

akil Walikota Tegal M Nur Soleh, meninjau secara langsung hari Wpertama Ujian Sekolah di bebe-

rapa Sekolah Dasar (SD) Senin, (19/5). Di-antaranya SD Mintaragen 8, SD Mintara-gen 9, SD Tegal Sari 2 dan SD Debong Ku-lon. Sekolah yang di kunjungi ini adalah beberapa SD yang sarana prasarananya masih membutuhkan pembenahan, de-ngan kunjungan tersebut, Wakil Walikota yang didampingi Sekretaris Dinas Pendi-dikan Kota Tegal Johardi dan Kabag Hu-mas dan Protokol Markus Wahyu P ini un-tuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan ujian sekolah di beberapa sekolah yang masih butuh pembenahan tersebut.

Sesaat setelah meninjau, Wakil Wali-kota menyampaikan bahwa dari hasil tin-jauan di beberapa SD tersebut, pelaksana-an Ujian Sekolah Tingkat SD berjalan lan-car, tidak ada kendala dan anak-anak mengikuti dengan baik ujian tersebut.

Terkait sarana prasarana yang perlu dibenahi M Nur Soleh mengatakan, tahun ini secara bertahap sudah mulai dianggar-kan di APBD II, termasuk ada alokasi dari Dana Alokasi Khusus (DAK) SD Tegal Sari II untuk peninggian ruangan dan tahun ini sudah mulai dilakukan pembenahan.

Selain itu Nursoleh berharap kepada orang tua siswa selama pelaksanaan ujian SD ini bisa memberikan dukungan, meng-awasi dan memotivasi putra-putrinya agar bisa mengerjakan soal ujian dengan te-nang. Kepada siswa-siswi peserta ujian ia juga menghimbau agar mengerjakan de-ngan tenang, tidak grogi, karena dengan tenang tersebut diharapkan konsentrasi dalam mengerjakan soal bisa lebih baik.

Dalam kesempatan yang sama Sekre-taris Dinas Pendidikan Kota Tegal Johardi menyampaikan bahwa dari beberapa SD yang dikunjungi tersebut, pelaksanaan ujian sekolah berjalan lancar, tanpa ham-batan.

Menyinggung pembenahan sarana dan prasarana sekolah, ia mengatakan bahwa beberapa SD sudah dianggarkan di tahun 2014 ini, termasuk di dalamnya SD Mintaragen 8, SD Tegal Sari 2 dan SD Debong Kulon dan akan dilakukan rehab baik ringan maupun berat yang dilaksana-kan di tahun 2014. Ia berharap tahun de-

Wakil Walikota Tegal, Drs. H.M. Nur Soleh saat meninjau hari pertama ujian SD

Page 26: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/201426 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 27

Oleh: Sudibyo, S.E.*)

Kita sering mendengar kata pariwisata, atau wisata. Dalam benak pikiran kita, ketika bicara pariwisata atau wisata akan tertumpu pada satu obyek wisata. Kalau di kota Tegal ya PAI, kalau Pangandaran ya di Bandung. Padahal pariwisata itu

tidak hanya bertumpu pada tempat plesiran atau rekreasi. Kegiatan-kegiatan pendukung di dalamnya merupakan bagian dari pariwisata, seperti kegiatan perhotelan, usaha souvenir, kegiatan seni budaya, agen pariwisata dll.

Begitu kira-kira ragam pendapat masyarakat tentang pariwisata, dan apa betul begitu tentang pariwisata?

ga, berdagang, alasan kesehatan/ penyembuhan, olah raga dan juga rekreasi, plesiran, melancong atau nglancong (bahasa Jawa).

Istilah pariwisata sendiri mulai dipakai di Indonesia pada tahun 1960 oleh Presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno. Sebelumnya digunakan istilah melancong (pelancongan). Pari-wisata berasal dari bahasa Sansekerta Pari artinya berkali-kali, banyak, keliling dan wisata yang artinya perjalanan. Jadi kalau diartikan secara harfiah Pariwisata adalah perjalanan keliling. Menurut UU RI No. 10 Th. 2009 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah “berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berba-gai fasilitas serta layanan yang dise-diakan oleh masyarakat, pengusaha,

MAU DIBAWA KEMANA

PARIWISATA KOTA TEGAL?

MAU DIBAWA KEMANA

PARIWISATA KOTA TEGAL?

ika bicara tentang pariwisata kota Tegal, marilah kita mencoba me-Jngenal pariwisata sebagai bekal

meneropong Tegal Wisata 2014. Mini-mal, bisa memberikan sumbangsih pada program pemerintah kota Tegal, walaupun program ini dicanangkan (2014) paling bontot, tetapi mudah-mudahan menjadi program pemerin-tah yang berdampak multi guna dengan segala dampak ikutan yang positif.

Mudah-mudahan pula penca-nangan Tegal Wisata 2014 tidak seke-dar seremonial pencanangan belaka. Namun diharapkan menjadi dasar pe-laksanaan kegiatan pembangunan pa-riwisata kota Tegal dan juga menjadi penguat program pembangunan sektor lainnya.

PariwisataSecara histori, istilah Pariwisata

sebenarnya sudah ada semenjak ma-nusia mengenal budaya. Awalnya ada-lah perjalanan saling kunjung ke tem-pat sanak saudara atau mengunjungi suatu tempat yang ada jauh dari ru-mah atau tempat tinggal. Kunjungan itulah merupakan pemenuhan hasrat rasa dambaan ingin tahu. Itulah sebe-narnya embrio dari pariwisata yang sekarang ini tumbuh, dengan segala dampak ikutannya, baik bersifat positif maupun negatif.

Memenuhi kebutuhan orang me-lakukan perjalanan merupakan hake-kat dari pariwisata. Orang yang mela-kukan perjalanan pastilah memiliki motivasi sendiri-sendiri yang melan-dasinya, antara lain: kunjungan keluar-

Analisapemerintah dan pemerintah daerah. Dan orang yang melakukan kegiatan wisata dinamakan wisatawan.

Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dari tempat kediaman tanpa menetap di tempat yang didatanginya. Batasan atau pengertian tersebut secara sempit dapat memaknai bahwa wisatawan adalah pengunjung atau orang yang melakukan perjalanan. Untuk itu Oka A. Yuti mengemukakan wisatawan adalah semua orang yang memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu (1) orang yang meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari seta-hun, dan (2) orang yang melakukan perjalanan wisata itu untuk membelan-jakan uangnya di tempat yang dikun-jungi dengan tidak mencari nafkah.

Dalam pengertian umum secara operasional, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata, apapun tujuannya, yang penting per-jalanan itu bukan untuk menetap dan mencari nafkah di tempat yang dikun-junginya. Sedangkan pengertian me-nurut UU RI No. 10 Th 2009 tentang Kepariwisataan, wisatawaan adalah orang yang melakukan wisata.

Kebutuhan WisatawanDalam melakukan perjalanan dari

tempat tinggalnya sampai di tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asalnya, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan itulah yang nanti-nya akan dipenuhi oleh perusahaan dan agen pariwisata, yang sering dise-but Industri Pariwisata Kebutuhan Wisatawan, yang antara lain:- Informasi Pariwisata: dimaksudkan

bagi calon wisatawan yang akan mencari informasi tentang rencana perjalanannya dan daerah tujuan-nya. Untuk kota Tegal, informasi ini dapat diperoleh dari Biro Perjalanan Wisata (BPW). Di kota Tegal terdapat 7 (tujuh) BPW resmi.

- Jasa Transportasi Lokal: ialah trans-portasi yang dibutuhkan dari tem-pat tinggal menuju ke Stasiun, Ter-minal, Bandara, Pelabuhan Laut tempat dimana calon wisatawan akan menuju menggunakan ang-kutan/transportasi antar kota.

- Jasa Transportasi Utama: untuk perjalanan menuju ke daerah tujuan (Bus, KA. Kapal Laut, Pesawat Udara)

- Jasa Transportasi lokal di tempat tujuan: untuk membawa wisatawan

dari Stasiun, Bandara, Pelabuhan atau Terminal Bus ke penginapan/ hotel.

- Rumah makan dan Jasa Catering: dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum wisatawan.

- Obyek Wisata atau ODTW: tempat wisata atau tempat rekreasi yang mejadi tujuannya.

- Cindera mata: selama dalam rekreasi mereka akan membeli oleh-oleh se-bagai wujud kenangan dalam ben-tuk cindera mata berupa handycraft atau makanan khas.

Demikian seterusnya tinggal be-rapa lama dan banyaknya daerah tu-juan yang dikunjungi serta obyek wisa-ta dan atraksi yang akan dilihat, dari rangkaian kebutuhan yang harus dipe-nuhi untuk wisatawan maka jelas terli-hat banyak peluang usaha baru yang bisa dibuka dan dengan sendirinya banyak membutuhkan tenaga baru (penyerapan tenaga kerja) yang akan memproduksi layanan untuk wisatawan.

Industri Pariwisata, merupakan kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveller lainnya pada umumnya selama dalam perjalanan.

Potensi usaha pariwisata di kota Tegal pada saat ini sudah tergolong maju sehingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam Rencana Induk Pengem-bangan Pariwisata (RIPP) Th. 2009 sd Th. 2014 memposisikan kota Tegal sebagai kota utama pelayanan per-kotaan di Jawa Tengah (Kota Sema-rang, Surakarta, Purwokerto, Cilacap dan Kota Tegal).

Dengan potensi wisata di kota Tegal seperti sekarang ini tinggal bagaimana kita memperkenalkan atau mempromosikannya ke luar daerah baik lingkup regional ataupun nasional dan tentunya harus didukung oleh pemahaman oleh masyarakat tentang pariwisata dengan segala manfaat serta dampak positif dan negatif dari pembangunan pariwisata. Dan yang tidak kalah penting adalah menekan dampak negatif dan menumbuhkem-bangkan dampak positifnya. Mudah-mudahan pariwisata kota Tegal men-jadi salah satu pendukung perekono-mian masyarakat yang handal dan terus berkembang.

***

Penulis adalah Kasie Pemberdayaan Masyarakat Kec. Tegal Selatan

pernah menjabat sebagai Kasie Obyek Pariwisata di Dinporabudpar Kota Tegal

AnalisaMau Dibawa Kemana Pariwisata Kota Tegal?

Page 27: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/201426 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 27

Oleh: Sudibyo, S.E.*)

Kita sering mendengar kata pariwisata, atau wisata. Dalam benak pikiran kita, ketika bicara pariwisata atau wisata akan tertumpu pada satu obyek wisata. Kalau di kota Tegal ya PAI, kalau Pangandaran ya di Bandung. Padahal pariwisata itu

tidak hanya bertumpu pada tempat plesiran atau rekreasi. Kegiatan-kegiatan pendukung di dalamnya merupakan bagian dari pariwisata, seperti kegiatan perhotelan, usaha souvenir, kegiatan seni budaya, agen pariwisata dll.

Begitu kira-kira ragam pendapat masyarakat tentang pariwisata, dan apa betul begitu tentang pariwisata?

ga, berdagang, alasan kesehatan/ penyembuhan, olah raga dan juga rekreasi, plesiran, melancong atau nglancong (bahasa Jawa).

Istilah pariwisata sendiri mulai dipakai di Indonesia pada tahun 1960 oleh Presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno. Sebelumnya digunakan istilah melancong (pelancongan). Pari-wisata berasal dari bahasa Sansekerta Pari artinya berkali-kali, banyak, keliling dan wisata yang artinya perjalanan. Jadi kalau diartikan secara harfiah Pariwisata adalah perjalanan keliling. Menurut UU RI No. 10 Th. 2009 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah “berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berba-gai fasilitas serta layanan yang dise-diakan oleh masyarakat, pengusaha,

MAU DIBAWA KEMANA

PARIWISATA KOTA TEGAL?

MAU DIBAWA KEMANA

PARIWISATA KOTA TEGAL?

ika bicara tentang pariwisata kota Tegal, marilah kita mencoba me-Jngenal pariwisata sebagai bekal

meneropong Tegal Wisata 2014. Mini-mal, bisa memberikan sumbangsih pada program pemerintah kota Tegal, walaupun program ini dicanangkan (2014) paling bontot, tetapi mudah-mudahan menjadi program pemerin-tah yang berdampak multi guna dengan segala dampak ikutan yang positif.

Mudah-mudahan pula penca-nangan Tegal Wisata 2014 tidak seke-dar seremonial pencanangan belaka. Namun diharapkan menjadi dasar pe-laksanaan kegiatan pembangunan pa-riwisata kota Tegal dan juga menjadi penguat program pembangunan sektor lainnya.

PariwisataSecara histori, istilah Pariwisata

sebenarnya sudah ada semenjak ma-nusia mengenal budaya. Awalnya ada-lah perjalanan saling kunjung ke tem-pat sanak saudara atau mengunjungi suatu tempat yang ada jauh dari ru-mah atau tempat tinggal. Kunjungan itulah merupakan pemenuhan hasrat rasa dambaan ingin tahu. Itulah sebe-narnya embrio dari pariwisata yang sekarang ini tumbuh, dengan segala dampak ikutannya, baik bersifat positif maupun negatif.

Memenuhi kebutuhan orang me-lakukan perjalanan merupakan hake-kat dari pariwisata. Orang yang mela-kukan perjalanan pastilah memiliki motivasi sendiri-sendiri yang melan-dasinya, antara lain: kunjungan keluar-

Analisapemerintah dan pemerintah daerah. Dan orang yang melakukan kegiatan wisata dinamakan wisatawan.

Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dari tempat kediaman tanpa menetap di tempat yang didatanginya. Batasan atau pengertian tersebut secara sempit dapat memaknai bahwa wisatawan adalah pengunjung atau orang yang melakukan perjalanan. Untuk itu Oka A. Yuti mengemukakan wisatawan adalah semua orang yang memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu (1) orang yang meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari seta-hun, dan (2) orang yang melakukan perjalanan wisata itu untuk membelan-jakan uangnya di tempat yang dikun-jungi dengan tidak mencari nafkah.

Dalam pengertian umum secara operasional, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata, apapun tujuannya, yang penting per-jalanan itu bukan untuk menetap dan mencari nafkah di tempat yang dikun-junginya. Sedangkan pengertian me-nurut UU RI No. 10 Th 2009 tentang Kepariwisataan, wisatawaan adalah orang yang melakukan wisata.

Kebutuhan WisatawanDalam melakukan perjalanan dari

tempat tinggalnya sampai di tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asalnya, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan itulah yang nanti-nya akan dipenuhi oleh perusahaan dan agen pariwisata, yang sering dise-but Industri Pariwisata Kebutuhan Wisatawan, yang antara lain:- Informasi Pariwisata: dimaksudkan

bagi calon wisatawan yang akan mencari informasi tentang rencana perjalanannya dan daerah tujuan-nya. Untuk kota Tegal, informasi ini dapat diperoleh dari Biro Perjalanan Wisata (BPW). Di kota Tegal terdapat 7 (tujuh) BPW resmi.

- Jasa Transportasi Lokal: ialah trans-portasi yang dibutuhkan dari tem-pat tinggal menuju ke Stasiun, Ter-minal, Bandara, Pelabuhan Laut tempat dimana calon wisatawan akan menuju menggunakan ang-kutan/transportasi antar kota.

- Jasa Transportasi Utama: untuk perjalanan menuju ke daerah tujuan (Bus, KA. Kapal Laut, Pesawat Udara)

- Jasa Transportasi lokal di tempat tujuan: untuk membawa wisatawan

dari Stasiun, Bandara, Pelabuhan atau Terminal Bus ke penginapan/ hotel.

- Rumah makan dan Jasa Catering: dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum wisatawan.

- Obyek Wisata atau ODTW: tempat wisata atau tempat rekreasi yang mejadi tujuannya.

- Cindera mata: selama dalam rekreasi mereka akan membeli oleh-oleh se-bagai wujud kenangan dalam ben-tuk cindera mata berupa handycraft atau makanan khas.

Demikian seterusnya tinggal be-rapa lama dan banyaknya daerah tu-juan yang dikunjungi serta obyek wisa-ta dan atraksi yang akan dilihat, dari rangkaian kebutuhan yang harus dipe-nuhi untuk wisatawan maka jelas terli-hat banyak peluang usaha baru yang bisa dibuka dan dengan sendirinya banyak membutuhkan tenaga baru (penyerapan tenaga kerja) yang akan memproduksi layanan untuk wisatawan.

Industri Pariwisata, merupakan kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveller lainnya pada umumnya selama dalam perjalanan.

Potensi usaha pariwisata di kota Tegal pada saat ini sudah tergolong maju sehingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam Rencana Induk Pengem-bangan Pariwisata (RIPP) Th. 2009 sd Th. 2014 memposisikan kota Tegal sebagai kota utama pelayanan per-kotaan di Jawa Tengah (Kota Sema-rang, Surakarta, Purwokerto, Cilacap dan Kota Tegal).

Dengan potensi wisata di kota Tegal seperti sekarang ini tinggal bagaimana kita memperkenalkan atau mempromosikannya ke luar daerah baik lingkup regional ataupun nasional dan tentunya harus didukung oleh pemahaman oleh masyarakat tentang pariwisata dengan segala manfaat serta dampak positif dan negatif dari pembangunan pariwisata. Dan yang tidak kalah penting adalah menekan dampak negatif dan menumbuhkem-bangkan dampak positifnya. Mudah-mudahan pariwisata kota Tegal men-jadi salah satu pendukung perekono-mian masyarakat yang handal dan terus berkembang.

***

Penulis adalah Kasie Pemberdayaan Masyarakat Kec. Tegal Selatan

pernah menjabat sebagai Kasie Obyek Pariwisata di Dinporabudpar Kota Tegal

AnalisaMau Dibawa Kemana Pariwisata Kota Tegal?

Page 28: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/201428 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 29

Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUHMenjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH

Oleh: Nuridin *)bagi penularan berbagai penyakit zoo-nosis. Keberadaan penyakit menular di suatu daerah akan cepat menyebar ke lokasi/daerah yang lain baik secara lo-kal, regional maupun nasional. Zoono-sis ialah penyakit yang dapat menular dari hewan pada manusia dan sebalik-nya. Kejadiannya mencakup hal yang kompleks karena tidak saja terbatas pada hubungan antara manusia de-ngan ternak peliharaan tetapi juga de-ngan hewan liar. Penularannya dapat disebabkan: a) karena gigitan hewan yang terjangkit penyakit, seperti rabies atau gigitan hewan beracun, b) hewan sebagai penyebar penyakit kepada ma-nusia dan akhirnya kepada hewan lagi seperti influenza yang disebabkan oleh virus, c) hewan merupakan pembawa yang pasif pada manusia seperti Clostridium botulinum.

Tingginya prevalensi (jumlah ka-sus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah) zoo-nosis memberikan efek yang besar baik secara ekonomis maupun psikologis, terutama terjadinya boikot perdagang-an pangan hasil ternak antara negara

ahan pangan hasil ternak meme-gang peranan penting untuk pe-Bngembangan sumber daya ma-

nusia, antara lain: (a) meningkatkan sis-tem ketahanan tubuh untuk mencegah penyakit, (b) mengoptimalkan produk-tifitas kerja, (c) meningkatkan kualitas kemampuan intelektual, (d) pertum-buhan fisik yang optimal dan (e) pe-ningkatan usia harapan hidup. Penye-diaan bahan pangan ini juga dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan manusia, karena beberapa penyakit yang dijumpai pada ternak dapat ditu-larkan kepada manusia atau sebalik-nya. Oleh karena itu penyediaan bahan pangan hasil ternak selain bermutu juga harus aman bagi konsumen.

Berbagai penyakit yang ditular-kan melalui bahan pangan dapat dise-babkan oleh beberapa faktor, diantara-nya: (a) adanya kontaminasi bahan ki-mia, maupun biologis, (b) masih ren-dahnya pengetahuan, ketrampilan dan tanggung jawab produsen pangan ba-

ik ditingkat produsen bahan baku, pe-ngolah maupun distributor, dan (c) ma-sih rendahnya kepedulian konsumen tentang mutu dan keamanan pangan karena terbatasnya pengetahuan mau-pun rendahnya daya beli.

Ketahanan dan keamanan pa-ngan masih menjadi masalah pada saat ini, sehingga harus mendapat perhati-an yang besar dari masyarakat. Terlebih lagi setelah dikejutkan oleh berbagai musibah pangan secara global, misal-nya keracunan dioksin pada pakan dan pangan, toksin karena Escherichia coli dan Salmonella pada daging ayam, pe-nyakit sapi gila (bovine spongiform en-cephalopathy) serta penyakit mulut dan kuku (PMK) yang telah melanda beberapa negara di Eropa dan Ameri-ka. Belum lama ini kita telah diheboh-kan dengan wabah flu burung (Avian Influenza) yang melanda beberapa ne-gara di Asia, termasuk juga di Indone-sia, penyakit Anthrax yang secara en-demik masih ada di beberapa wilayah di Indonesia seperti daerah Purwakar-ta, Bogor dan Boyolali.

Wilayah kita sangat berpotensi

Bahan pangan sangat diperlukan oleh manusia untuk mempertahankan kehidupannya, sehingga pengadaan pangan merupakan faktor yang penting diperhatikan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sehat. Pengadaan bahan

pangan tidak saja harus mencukupi jumlahnya, tetapi juga harus mempunyai nilai gizi yang tinggi, bersih serta bebas dari komponen-komponen atau mikroba yang dapat menyebabkan keracunan dan penyakit.

Kesehatan Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUHPengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH Kesehatan

dan secara psikologis masyarakat eng-gan untuk mengkonsumsi daging dan produk olahannya.

Namun perlu diketahui bahwa ti-dak semua penyakit pada hewan dapat ditularkan ke manusia melalui bahan pangan hasil ternak, sebagai contoh flu burung adalah bukan penyakit yang ditularkan melalui makanan (food bor-ne disease), namun gencarnya media massa dalam menginformasikan berita yang tidak lengkap berdampak terjadi-nya penolakan konsumen untuk meng-konsumsi bahan pangan dan produk olahan asal unggas yang mengakibat-kan dampak yang luar biasa terhadap perunggasan di Indonesia, sehingga perunggasan sebagai industri peter-nakan yang mempunyai kemajuan pe-sat dalam penyediaan daging, bagai-kan diterjang badai dan tak berdaya yang mengakibatkan harga daging unggas tak berarti dan tidak laku dijual, karena untuk sementara ibu rumah tangga tidak menyediakan menu ayam dengan alasan khawatir tertular flu bu-rung. Hal ini telah memberikan efek yang sangat besar baik secara ekono-mis maupun psikologis bagi kesehatan masyarakat veteriner.

Kesehatan Masyarakat Veteriner

Kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), sebagai salah satu kompo-nen dari kesehatan hewan, dalam arti luas adalah segala urusan kesehatan hewan dan produk hewan yang secara langsung atau tidak langsung mempe-ngaruhi kesehatan manusia. Oleh kare-na itu, kesehatan masyarakat veteriner mempunyai peranan penting dalam mencegah dan mengendalikan penu-laran penyakit hewan kepada manusia (zoonosis) melalui hewan dan produk hewan dalam bentuk pangan asal he-wan, yaitu daging, susu, dan telur, serta produk hewan non pangan, seperti ku-lit, bulu, tanduk dan tulang.

Kesehatan masyarakat veteriner juga mempunyai peranan dalam men-jamin keamanan, kesehatan, dan ke-utuhan produk hewan dari risiko terce-mar bahaya biologis, kimiawi, dan fisik, serta kerusakan akibat penanganan yang kurang higienis pada rantai pro-duksi, dan kehalalan produk hewan bagi yang dipersyaratkan. Dengan kata lain, kesehatan masyarakat veteriner meliputi penjaminan hygiene dan sani-

tasi, penjaminan produk hewan, serta pengendalian dan penanggulangan zoonosis.

Pengendalian zoonosis sebagai usaha untuk penyediaan bahan pa-ngan yang aman harus dimulai dari hulu, yaitu sektor industri pakan dan penyediaan bibit hingga ke hilir yang mencakup managemen pemeliharaan, proses pemotongan, transportasi, pe-ngolahan dan pemasaran. Bibit ternak yang baik relatif lebih tahan terhadap serangan penyakit tertentu demikian pula pemberian pakan yang memper-hatikan aspek kuantitas dan kualitas, tetapi penyediaan bibit dan pemberian pakan yang baik, serta cara pemeliha-raan ternak yang baikpun masih perlu diberikan kekebalan tubuh untuk pen-cegahan penyakit tertentu.

Pemeliharaan ternak dengan cara dikandangkan dapat mengurangi keja-dian penyakit, karena dapat memberi-kan perlindungan terhadap cuaca yang kurang baik dan mencegah kontamina-si penyakit dari hewan lainnya, meski-pun dapat memberikan resiko negatif yaitu mudah terjadinya penularan pe-nyakit dari individu kesatu individu lainnya, tetapi dengan cara ini akan le-bih memudahkan dalam pengawasan, sehingga apabila timbul gejala penya-kit dapat diketahui dengan cepat sebe-lum menular kepada ternak lainnya, dan pertolongan dapat segera diberikan.

Penjaminan hygiene dan sanitasi dilaksanakan dengan menerapkan cara-cara yang baik pada rantai produk

hewan di tempat-tempat budidaya, produksi pangan asal hewan lainnya seperti madu dan sarang burung, pro-duksi produk hewan non pangan se-perti kulit dan bulu, rumah potong hewan, pengumpulan dan penjualan, serta pengangkutan. Kepada unit usa-ha produk hewan yang telah menerap-kan cara yang baik secara terus mene-rus diberikan sertifikat nomor kontrol veteriner. Sertifikat tersebut dapat me-ningkatkan nilai jual produk hewan di mata para konsumennya.

Penjaminan produk hewan dila-kukan melalui pengaturan peredaran produk hewan, baik hasil produksi da-lam negeri, atau asal pemasukan dari luar negeri, maupun yang dikeluarkan dari wilayah Republik Indonesia. Di samping itu dilakukan juga pengawas-an unit usaha produk hewan yang ter-diri atas rumah potong hewan dan unit usaha produk hewan lainnya.

Penyediaan daging sebagai ba-han pangan hasil ternak harus melalui proses pemotongan. Tempat yang di-tunjuk untuk mengawasi proses pemo-tongan ternak untuk konsumsi manu-sia adalah rumah pemotongan hewan (RPH). Menurut SK Menteri Pertanian No. 555/Kpts/TN 240/9/1986, bahwa RPH adalah unit/sarana pelayanan ma-syarakat dalam penyediaan daging se-hat yang berfungsi sebagai : (a) tempat dilakukannya pemotongan hewan se-cara benar, (b) tempat dilaksanakannya pemeriksaan ante mortem dan post mortem untuk mencegah penularan penyakit hewan ke manusia, (c) tempat

Pengawasan Produk Hasil Ternak:Pengawasan Produk Hasil Ternak:

Penyakit AnthraxPenyakit Anthrax

Page 29: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/201428 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 29

Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUHMenjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH

Oleh: Nuridin *)bagi penularan berbagai penyakit zoo-nosis. Keberadaan penyakit menular di suatu daerah akan cepat menyebar ke lokasi/daerah yang lain baik secara lo-kal, regional maupun nasional. Zoono-sis ialah penyakit yang dapat menular dari hewan pada manusia dan sebalik-nya. Kejadiannya mencakup hal yang kompleks karena tidak saja terbatas pada hubungan antara manusia de-ngan ternak peliharaan tetapi juga de-ngan hewan liar. Penularannya dapat disebabkan: a) karena gigitan hewan yang terjangkit penyakit, seperti rabies atau gigitan hewan beracun, b) hewan sebagai penyebar penyakit kepada ma-nusia dan akhirnya kepada hewan lagi seperti influenza yang disebabkan oleh virus, c) hewan merupakan pembawa yang pasif pada manusia seperti Clostridium botulinum.

Tingginya prevalensi (jumlah ka-sus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah) zoo-nosis memberikan efek yang besar baik secara ekonomis maupun psikologis, terutama terjadinya boikot perdagang-an pangan hasil ternak antara negara

ahan pangan hasil ternak meme-gang peranan penting untuk pe-Bngembangan sumber daya ma-

nusia, antara lain: (a) meningkatkan sis-tem ketahanan tubuh untuk mencegah penyakit, (b) mengoptimalkan produk-tifitas kerja, (c) meningkatkan kualitas kemampuan intelektual, (d) pertum-buhan fisik yang optimal dan (e) pe-ningkatan usia harapan hidup. Penye-diaan bahan pangan ini juga dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan manusia, karena beberapa penyakit yang dijumpai pada ternak dapat ditu-larkan kepada manusia atau sebalik-nya. Oleh karena itu penyediaan bahan pangan hasil ternak selain bermutu juga harus aman bagi konsumen.

Berbagai penyakit yang ditular-kan melalui bahan pangan dapat dise-babkan oleh beberapa faktor, diantara-nya: (a) adanya kontaminasi bahan ki-mia, maupun biologis, (b) masih ren-dahnya pengetahuan, ketrampilan dan tanggung jawab produsen pangan ba-

ik ditingkat produsen bahan baku, pe-ngolah maupun distributor, dan (c) ma-sih rendahnya kepedulian konsumen tentang mutu dan keamanan pangan karena terbatasnya pengetahuan mau-pun rendahnya daya beli.

Ketahanan dan keamanan pa-ngan masih menjadi masalah pada saat ini, sehingga harus mendapat perhati-an yang besar dari masyarakat. Terlebih lagi setelah dikejutkan oleh berbagai musibah pangan secara global, misal-nya keracunan dioksin pada pakan dan pangan, toksin karena Escherichia coli dan Salmonella pada daging ayam, pe-nyakit sapi gila (bovine spongiform en-cephalopathy) serta penyakit mulut dan kuku (PMK) yang telah melanda beberapa negara di Eropa dan Ameri-ka. Belum lama ini kita telah diheboh-kan dengan wabah flu burung (Avian Influenza) yang melanda beberapa ne-gara di Asia, termasuk juga di Indone-sia, penyakit Anthrax yang secara en-demik masih ada di beberapa wilayah di Indonesia seperti daerah Purwakar-ta, Bogor dan Boyolali.

Wilayah kita sangat berpotensi

Bahan pangan sangat diperlukan oleh manusia untuk mempertahankan kehidupannya, sehingga pengadaan pangan merupakan faktor yang penting diperhatikan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sehat. Pengadaan bahan

pangan tidak saja harus mencukupi jumlahnya, tetapi juga harus mempunyai nilai gizi yang tinggi, bersih serta bebas dari komponen-komponen atau mikroba yang dapat menyebabkan keracunan dan penyakit.

Kesehatan Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUHPengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH Kesehatan

dan secara psikologis masyarakat eng-gan untuk mengkonsumsi daging dan produk olahannya.

Namun perlu diketahui bahwa ti-dak semua penyakit pada hewan dapat ditularkan ke manusia melalui bahan pangan hasil ternak, sebagai contoh flu burung adalah bukan penyakit yang ditularkan melalui makanan (food bor-ne disease), namun gencarnya media massa dalam menginformasikan berita yang tidak lengkap berdampak terjadi-nya penolakan konsumen untuk meng-konsumsi bahan pangan dan produk olahan asal unggas yang mengakibat-kan dampak yang luar biasa terhadap perunggasan di Indonesia, sehingga perunggasan sebagai industri peter-nakan yang mempunyai kemajuan pe-sat dalam penyediaan daging, bagai-kan diterjang badai dan tak berdaya yang mengakibatkan harga daging unggas tak berarti dan tidak laku dijual, karena untuk sementara ibu rumah tangga tidak menyediakan menu ayam dengan alasan khawatir tertular flu bu-rung. Hal ini telah memberikan efek yang sangat besar baik secara ekono-mis maupun psikologis bagi kesehatan masyarakat veteriner.

Kesehatan Masyarakat Veteriner

Kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), sebagai salah satu kompo-nen dari kesehatan hewan, dalam arti luas adalah segala urusan kesehatan hewan dan produk hewan yang secara langsung atau tidak langsung mempe-ngaruhi kesehatan manusia. Oleh kare-na itu, kesehatan masyarakat veteriner mempunyai peranan penting dalam mencegah dan mengendalikan penu-laran penyakit hewan kepada manusia (zoonosis) melalui hewan dan produk hewan dalam bentuk pangan asal he-wan, yaitu daging, susu, dan telur, serta produk hewan non pangan, seperti ku-lit, bulu, tanduk dan tulang.

Kesehatan masyarakat veteriner juga mempunyai peranan dalam men-jamin keamanan, kesehatan, dan ke-utuhan produk hewan dari risiko terce-mar bahaya biologis, kimiawi, dan fisik, serta kerusakan akibat penanganan yang kurang higienis pada rantai pro-duksi, dan kehalalan produk hewan bagi yang dipersyaratkan. Dengan kata lain, kesehatan masyarakat veteriner meliputi penjaminan hygiene dan sani-

tasi, penjaminan produk hewan, serta pengendalian dan penanggulangan zoonosis.

Pengendalian zoonosis sebagai usaha untuk penyediaan bahan pa-ngan yang aman harus dimulai dari hulu, yaitu sektor industri pakan dan penyediaan bibit hingga ke hilir yang mencakup managemen pemeliharaan, proses pemotongan, transportasi, pe-ngolahan dan pemasaran. Bibit ternak yang baik relatif lebih tahan terhadap serangan penyakit tertentu demikian pula pemberian pakan yang memper-hatikan aspek kuantitas dan kualitas, tetapi penyediaan bibit dan pemberian pakan yang baik, serta cara pemeliha-raan ternak yang baikpun masih perlu diberikan kekebalan tubuh untuk pen-cegahan penyakit tertentu.

Pemeliharaan ternak dengan cara dikandangkan dapat mengurangi keja-dian penyakit, karena dapat memberi-kan perlindungan terhadap cuaca yang kurang baik dan mencegah kontamina-si penyakit dari hewan lainnya, meski-pun dapat memberikan resiko negatif yaitu mudah terjadinya penularan pe-nyakit dari individu kesatu individu lainnya, tetapi dengan cara ini akan le-bih memudahkan dalam pengawasan, sehingga apabila timbul gejala penya-kit dapat diketahui dengan cepat sebe-lum menular kepada ternak lainnya, dan pertolongan dapat segera diberikan.

Penjaminan hygiene dan sanitasi dilaksanakan dengan menerapkan cara-cara yang baik pada rantai produk

hewan di tempat-tempat budidaya, produksi pangan asal hewan lainnya seperti madu dan sarang burung, pro-duksi produk hewan non pangan se-perti kulit dan bulu, rumah potong hewan, pengumpulan dan penjualan, serta pengangkutan. Kepada unit usa-ha produk hewan yang telah menerap-kan cara yang baik secara terus mene-rus diberikan sertifikat nomor kontrol veteriner. Sertifikat tersebut dapat me-ningkatkan nilai jual produk hewan di mata para konsumennya.

Penjaminan produk hewan dila-kukan melalui pengaturan peredaran produk hewan, baik hasil produksi da-lam negeri, atau asal pemasukan dari luar negeri, maupun yang dikeluarkan dari wilayah Republik Indonesia. Di samping itu dilakukan juga pengawas-an unit usaha produk hewan yang ter-diri atas rumah potong hewan dan unit usaha produk hewan lainnya.

Penyediaan daging sebagai ba-han pangan hasil ternak harus melalui proses pemotongan. Tempat yang di-tunjuk untuk mengawasi proses pemo-tongan ternak untuk konsumsi manu-sia adalah rumah pemotongan hewan (RPH). Menurut SK Menteri Pertanian No. 555/Kpts/TN 240/9/1986, bahwa RPH adalah unit/sarana pelayanan ma-syarakat dalam penyediaan daging se-hat yang berfungsi sebagai : (a) tempat dilakukannya pemotongan hewan se-cara benar, (b) tempat dilaksanakannya pemeriksaan ante mortem dan post mortem untuk mencegah penularan penyakit hewan ke manusia, (c) tempat

Pengawasan Produk Hasil Ternak:Pengawasan Produk Hasil Ternak:

Penyakit AnthraxPenyakit Anthrax

Page 30: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/201430 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 31

Kesehatan Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUHPengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUHPengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUHPengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH Kesehatan

untuk mendeteksi dan memonitor pe-nyakit hewan guna pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan me-nular dari daerah asal ternak.

Keputusan yang diberikan kepada ternak hasil pemeriksaan ante mortem, yaitu: (a) ditolak untuk dipotong, bila ternak menderita penyakit menular. Apabila RPH tidak memiliki karantina, atau tidak memiliki lokasi untuk mem-bunuh ternak tersebut, maka ternak harus dipotong dengan pengawasan petugas yang berwenang agar dimus-nahkan, (b) dapat dipotong dengan syarat mendapat pengawasan petugas yang berwenang, (c) dapat dipotong setelah mendapat istirahat yang cukup.

Ternak yang telah lolos dalam pe-meriksaan ante mortem sehingga di-izinkan untuk dipotong harus melalui tahapan pemeriksaan post mortem ter-hadap karkas/daging sebagai hasil dari pemotongan ternak. Kegunaan peme-riksaan karkas/daging adalah untuk melindungi kesehatan konsumen dan kesehatan ternak terhadap bahaya, ba-ik secara langsung ataupun tidak lang-sung, terutama untuk menjaga agar: (a) konsumen terhindar dari infeksi pe-nyakit yang berhubungan dengan ba-han makanan, intoksikasi (keracunan) dan bahaya-bahaya yang erat hubung-annya dengan sisa-sisa akibat perlaku-an atau processing terhadap ternak po-tong, (b) pengolahan bahan makanan terhindar dari kemungkinan terjadinya zoonosis, serta dapat ditentukan antara daging yang berkualitas baik, sedang dan buruk, (c) ternak terhindar dari pe-nyebaran penyakit, intoksikasi dan pe-nyakit keturunan, (d) konsumen dan industri pengolahan daging terhadap kemungkinan kerugian secara ekono-

mis akibat daging yang dibawah stan-dar serta daging yang memiliki sifat-sifat abnormal.

Setelah proses pemeriksaan post mortem, maka terhadap karkas/daging tersebut dapat diberikan keputusan berupa: (a) diizinkan untuk konsumsi manusia, yaitu apabila hasil pemeriksa-an ante mortem menunjukkan tidak adanya tanda-tanda abnormal atau tidak ada tanda-tanda penyakit dan apabila proses pemotongan sesuai dengan standar kesehatan, (b) diafkir seluruhnya dan dilarang untuk kon-sumsi manusia. Daging yang diafkir harus tetap dikontrol oleh petugas, hingga memperoleh perlakuan yang disyaratkan atau hingga dihancurkan dalam keadaan yang aman, (c) dapat dikonsumsi sebagian untuk manusia apabila kerusakan akibat penyakit atau abnormalitas lain telah diketahui atau dilokalisasi, dan hanya menyerang se-bagian karkas atau offals, maka bagian yang terserang harus dikeluarkan/di-afkir, sedangkan bagian lainnya dapat dikonsumsi oleh manusia, (d) untuk konsumsi manusia, harus diberi perla-kuan khusus, yaitu karkas yang secara higienes kurang memenuhi syarat, atau berbahaya bagi kesehatan manu-sia, atau kesehatan ternak, namun de-ngan perlakuan khusus dilakukan oleh petugas yang berwenang sehingga da-gingnya aman dikonsumsi atau dike-lompokkan pada daging yang dapat dikonsumsi manusia namun harus di-beri perlakuan khusus, (e) daging yang tidak memenuhi syarat, yaitu daging yang dari sudut kesehatan cukup aman untuk dikonsumsi, namun memperli-hatkan tanda-tanda yang menyimpang dari standar, akan dikelompokkan pada

daging yang dapat dikonsumsi manu-sia, namun konsumen harus mengeta-hui atau sadar bahwa karkas/daging tersebut tidak memenuhi standar mu-tu, (f ) dapat dikonsumsi manusia, na-mun daerah penyebarannya terbatas. Keputusan ini dilakukan apabila ternak harus dikarantina karena datang dari daerah yang mengalami wabah penya-kit, namun tidak berbahaya bagi kese-hatan manusia. Daging atau karkas ini tidak boleh dipasarkan di luar daerah yang tertulari untuk mencegah terjadi-nya penyebaran penyakit.

Pengawasan peredaran produk hewannya sendiri, meliputi pemeriksa-an dan pengujian produk hewan, stan-darisasi dan sertifikasi produk hewan, serta registrasi produk hewan. Pema-saran bahan pangan hasil ternak harus lolos persyaratan dan pengujian dari lembaga yang berwenang, memenuhi syarat-syarat hygiene dan memberikan ketenangan bagi konsumen. Produk hewan yang tidak memenuhi ketentu-an tersebut dilarang untuk diedarkan. Dengan memenuhi ketentuan-keten-tuan tersebut diharapkan produk he-wan yang diedarkan memenuhi syarat sehat, aman, dan utuh, serta halal bagi yang dipersyaratkan, sehingga layak dikonsumsi oleh manusia.

Pengendalian dan penanggu-langan zoonosis dilakukan melalui penetapan zoonosis prioritas bersama menteri terkait, terutama menteri yang menyelenggarakan urusan pemerin-tahan di bidang kesehatan. Dalam hal zoonosis bersumber dari satwa liar, pe-netapan tersebut dilakukan bersama menteri yang menyelenggarakan urus-an pemerintahan di bidang konservasi sumberdaya alam hayati. Di samping itu dilakukan pula manajemen resiko, kesiagaan darurat, pemberantasan zoonosis, yang kesemuanya perlu meli-batkan peran serta masyarakat.

Penularan penyakit dari hewan ke manusia tidak terbatas antara hubung-an manusia dengan hewan ternak saja, tetapi juga dengan hewan peliharaan (pet animal) dan hewan liar. Fakta me-nunjukkan bahwa hewan liar seperti srigala dan kalong merupakan salah sa-tu sumber penyebab rabies bagi manu-sia dan hewan piaraan, secara lang-sung maupun tidak langsung, demiki-an pula dari hewan vertebrata berda-rah dingin seperti ular dan kura-kura pernah ditemukan Salmonella dan

Brucella abortus, sedangkan pada ikan ditemukan Erysipelas dan Clostridium. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian zoonosis sangat kompleks demikian pula cara penularannya.

Produk hasil peternakan seperti daging, susu, telur dan kulit dapat menjadi sumber penyebaran zoonosis. Sebagai contoh anthrax meskipun te-lah dilakukan peraturan yang keras bahwa ternak yang terjangkit harus dimusnahkan sehingga tidak mungkin dijadikan bahan pangan, tetapi penye-baran penyakit ini masih memungkin-kan melalui pakan ternak berupa te-pung tulang dan tanduk, tepung da-ging dan kulit atau bulu.

Pemerintah Indonesia mempu-nyai perhatian yang besar terhadap pencegahan zoonosis yang telah ditu-angkan dalam undang-undang, pera-turan pemerintah dan surat keputusan menteri, disamping itu memperhatikan faktor kehalalannya.

Fungsi Pengawasan Kesmavet dalam Menjamin Pangan Asal Hewan Asuh

Peningkatan pertumbuhan eko-nomi nasional, pendapatan dan pendi-dikan telah mendorong kesadaran konsumen Indonesia untuk mempero-leh pangan yang aman dan berkualitas. Hal ini sejalan dengan deklarasi FAO/ WHO dalam The International Confe-rence on Nutrition Tahun 1992 yang menyatakan bahwa memperoleh pa-ngan yang cukup bergizi dan aman dikonsumsi adalah hak setiap orang.

Terkait masalah keamanan dan kehalalan pangan asal hewan, di Indo-nesia telah dikenal istilah pangan asal hewan (PAH) yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Aman berarti tidak mengandung bahaya biologis, kimiawi dan fisik atau bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan manusia, se-hat berarti mengandung bahan-bahan/ nutrisi yang dapat menyehat-kan manusia. Utuh berarti tidak diku-rangi atau dicampur dengan bahan la-in sedangkan halal berarti disembelih dan ditangani sesuai dengan syariat agama Islam. Dengan kata lain PAH yang ASUH adalah pangan asal hewan yang diperoleh dari ternak sehat yang dipotong di rumah pemotongan hewan/unggas, dan telah menjalani pemeriksaan antemortem dan post-mortem oleh Dokter Hewan Berwe-

nang atau Paramedik Veteriner di ba-wah pengawasan Dokter Hewan serta telah dinyatakan aman dan layak untuk dikonsumsi manusia.

Fungsi pengawasan ini adalah un-tuk menjamin PAH yang beredar di ma-syarakat memenuhi kriteria ASUH. Pe-ngawasan teknis dibidang Kesmavet dilakukan pada seluruh rantai produksi PAH. Rantai produksi PAH dimulai dari peternakan, distribusi ternak, rumah potong, distribusi dan penyimpanan serta penjajakan produk PAH.

Langkah Pemerintah Kota/Kabu-paten dalam merespon maraknya pe-redaran produk pangan asal hewan yang bermasalah, seperti biasa adalah melakukan inspeksi ke pasar, menge-cek kondisi produk pangan asal hewan yang diperdagangkan, dan memberi teguran kepada pedagang yang ter-bukti menjual produk yang tidak layak dikonsumsi.

Secara kelembagaan pengaturan pengawasan produk pangan asal he-wan menjadi kewenangan Departe-men Pertanian, sedangkan di level operasional, pengawasan produk pa-ngan asal hewan menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota/Kabupaten. Adapun otoritas yang memiliki kompe-tensi keahlian pengawasan produk pa-ngan asal hewan adalah dokter hewan.

Selain masalah kurangnya tenaga Pengawas Kesmavet yang memiliki ke-mampuan dan keterampilan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan di lapangan di tiap-tiap Kabu-paten/Kota, pengawasan produk pa-ngan asal hewan juga menghadapi masalah dalam hal minimnya anggaran

untuk menjalankan fungsi pengawas-an. Idealnya pengawasan dilakukan secara periodik minimal setiap tiga bulan sekali, dalam bentuk mengambil sampel produk pangan asal hewan yang ada di pasar, kemudian dilakukan uji laboratorium. Hasil uji laboratorium dapat menjadi peringatan dini tentang ada tidaknya produk bermasalah yang beredar di pasar. Apabila terbukti ada produk yang tidak layak konsumsi be-redar di pasar, perlu ada langkah pena-rikan produk (recall) dari pasar. Sehing-ga konsumen terbebas mengkonsumsi produk pangan asal hewan yang ber-masalah.

Maraknya peredaran produk pa-ngan asal hewan tidak layak konsumsi juga tidak lepas dari lemahnya pene-gakan hukum. Sudah waktunya, peda-gang yang terbukti menjual produk pangan asal hewan bermasalah, tidak hanya didekati terbatas pada pelang-garan administrasi belaka, tetapi seba-gai perbuatan kriminal yang bisa dian-cam pidana. Dasarnya UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, khususnya pasal 8 ayat (1) tentang la-rangan pelaku usaha memperdagang-kan barang yang tidak sesuai standar. Dengan ancaman pidana penjara mak-simal 5 (lima) tahun atau denda maksi-mal 2 (dua) milyar rupiah. Apabila kon-disi tersebut di atas dapat terpenuhi, maka pengawasan teknis kesmavet pa-da seluruh rantai produksi PAH dapat terlaksana dengan baik, dan PAH yang beredar dimasyarakat dijamin meme-nuhi kriteria ASUH. ***

*) Penulis adalah Staf Dinas Kelautan dan Pertanian Kota Tegal

Page 31: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/201430 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 31

Kesehatan Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUHPengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUHPengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUHPengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH Kesehatan

untuk mendeteksi dan memonitor pe-nyakit hewan guna pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan me-nular dari daerah asal ternak.

Keputusan yang diberikan kepada ternak hasil pemeriksaan ante mortem, yaitu: (a) ditolak untuk dipotong, bila ternak menderita penyakit menular. Apabila RPH tidak memiliki karantina, atau tidak memiliki lokasi untuk mem-bunuh ternak tersebut, maka ternak harus dipotong dengan pengawasan petugas yang berwenang agar dimus-nahkan, (b) dapat dipotong dengan syarat mendapat pengawasan petugas yang berwenang, (c) dapat dipotong setelah mendapat istirahat yang cukup.

Ternak yang telah lolos dalam pe-meriksaan ante mortem sehingga di-izinkan untuk dipotong harus melalui tahapan pemeriksaan post mortem ter-hadap karkas/daging sebagai hasil dari pemotongan ternak. Kegunaan peme-riksaan karkas/daging adalah untuk melindungi kesehatan konsumen dan kesehatan ternak terhadap bahaya, ba-ik secara langsung ataupun tidak lang-sung, terutama untuk menjaga agar: (a) konsumen terhindar dari infeksi pe-nyakit yang berhubungan dengan ba-han makanan, intoksikasi (keracunan) dan bahaya-bahaya yang erat hubung-annya dengan sisa-sisa akibat perlaku-an atau processing terhadap ternak po-tong, (b) pengolahan bahan makanan terhindar dari kemungkinan terjadinya zoonosis, serta dapat ditentukan antara daging yang berkualitas baik, sedang dan buruk, (c) ternak terhindar dari pe-nyebaran penyakit, intoksikasi dan pe-nyakit keturunan, (d) konsumen dan industri pengolahan daging terhadap kemungkinan kerugian secara ekono-

mis akibat daging yang dibawah stan-dar serta daging yang memiliki sifat-sifat abnormal.

Setelah proses pemeriksaan post mortem, maka terhadap karkas/daging tersebut dapat diberikan keputusan berupa: (a) diizinkan untuk konsumsi manusia, yaitu apabila hasil pemeriksa-an ante mortem menunjukkan tidak adanya tanda-tanda abnormal atau tidak ada tanda-tanda penyakit dan apabila proses pemotongan sesuai dengan standar kesehatan, (b) diafkir seluruhnya dan dilarang untuk kon-sumsi manusia. Daging yang diafkir harus tetap dikontrol oleh petugas, hingga memperoleh perlakuan yang disyaratkan atau hingga dihancurkan dalam keadaan yang aman, (c) dapat dikonsumsi sebagian untuk manusia apabila kerusakan akibat penyakit atau abnormalitas lain telah diketahui atau dilokalisasi, dan hanya menyerang se-bagian karkas atau offals, maka bagian yang terserang harus dikeluarkan/di-afkir, sedangkan bagian lainnya dapat dikonsumsi oleh manusia, (d) untuk konsumsi manusia, harus diberi perla-kuan khusus, yaitu karkas yang secara higienes kurang memenuhi syarat, atau berbahaya bagi kesehatan manu-sia, atau kesehatan ternak, namun de-ngan perlakuan khusus dilakukan oleh petugas yang berwenang sehingga da-gingnya aman dikonsumsi atau dike-lompokkan pada daging yang dapat dikonsumsi manusia namun harus di-beri perlakuan khusus, (e) daging yang tidak memenuhi syarat, yaitu daging yang dari sudut kesehatan cukup aman untuk dikonsumsi, namun memperli-hatkan tanda-tanda yang menyimpang dari standar, akan dikelompokkan pada

daging yang dapat dikonsumsi manu-sia, namun konsumen harus mengeta-hui atau sadar bahwa karkas/daging tersebut tidak memenuhi standar mu-tu, (f ) dapat dikonsumsi manusia, na-mun daerah penyebarannya terbatas. Keputusan ini dilakukan apabila ternak harus dikarantina karena datang dari daerah yang mengalami wabah penya-kit, namun tidak berbahaya bagi kese-hatan manusia. Daging atau karkas ini tidak boleh dipasarkan di luar daerah yang tertulari untuk mencegah terjadi-nya penyebaran penyakit.

Pengawasan peredaran produk hewannya sendiri, meliputi pemeriksa-an dan pengujian produk hewan, stan-darisasi dan sertifikasi produk hewan, serta registrasi produk hewan. Pema-saran bahan pangan hasil ternak harus lolos persyaratan dan pengujian dari lembaga yang berwenang, memenuhi syarat-syarat hygiene dan memberikan ketenangan bagi konsumen. Produk hewan yang tidak memenuhi ketentu-an tersebut dilarang untuk diedarkan. Dengan memenuhi ketentuan-keten-tuan tersebut diharapkan produk he-wan yang diedarkan memenuhi syarat sehat, aman, dan utuh, serta halal bagi yang dipersyaratkan, sehingga layak dikonsumsi oleh manusia.

Pengendalian dan penanggu-langan zoonosis dilakukan melalui penetapan zoonosis prioritas bersama menteri terkait, terutama menteri yang menyelenggarakan urusan pemerin-tahan di bidang kesehatan. Dalam hal zoonosis bersumber dari satwa liar, pe-netapan tersebut dilakukan bersama menteri yang menyelenggarakan urus-an pemerintahan di bidang konservasi sumberdaya alam hayati. Di samping itu dilakukan pula manajemen resiko, kesiagaan darurat, pemberantasan zoonosis, yang kesemuanya perlu meli-batkan peran serta masyarakat.

Penularan penyakit dari hewan ke manusia tidak terbatas antara hubung-an manusia dengan hewan ternak saja, tetapi juga dengan hewan peliharaan (pet animal) dan hewan liar. Fakta me-nunjukkan bahwa hewan liar seperti srigala dan kalong merupakan salah sa-tu sumber penyebab rabies bagi manu-sia dan hewan piaraan, secara lang-sung maupun tidak langsung, demiki-an pula dari hewan vertebrata berda-rah dingin seperti ular dan kura-kura pernah ditemukan Salmonella dan

Brucella abortus, sedangkan pada ikan ditemukan Erysipelas dan Clostridium. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian zoonosis sangat kompleks demikian pula cara penularannya.

Produk hasil peternakan seperti daging, susu, telur dan kulit dapat menjadi sumber penyebaran zoonosis. Sebagai contoh anthrax meskipun te-lah dilakukan peraturan yang keras bahwa ternak yang terjangkit harus dimusnahkan sehingga tidak mungkin dijadikan bahan pangan, tetapi penye-baran penyakit ini masih memungkin-kan melalui pakan ternak berupa te-pung tulang dan tanduk, tepung da-ging dan kulit atau bulu.

Pemerintah Indonesia mempu-nyai perhatian yang besar terhadap pencegahan zoonosis yang telah ditu-angkan dalam undang-undang, pera-turan pemerintah dan surat keputusan menteri, disamping itu memperhatikan faktor kehalalannya.

Fungsi Pengawasan Kesmavet dalam Menjamin Pangan Asal Hewan Asuh

Peningkatan pertumbuhan eko-nomi nasional, pendapatan dan pendi-dikan telah mendorong kesadaran konsumen Indonesia untuk mempero-leh pangan yang aman dan berkualitas. Hal ini sejalan dengan deklarasi FAO/ WHO dalam The International Confe-rence on Nutrition Tahun 1992 yang menyatakan bahwa memperoleh pa-ngan yang cukup bergizi dan aman dikonsumsi adalah hak setiap orang.

Terkait masalah keamanan dan kehalalan pangan asal hewan, di Indo-nesia telah dikenal istilah pangan asal hewan (PAH) yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Aman berarti tidak mengandung bahaya biologis, kimiawi dan fisik atau bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan manusia, se-hat berarti mengandung bahan-bahan/ nutrisi yang dapat menyehat-kan manusia. Utuh berarti tidak diku-rangi atau dicampur dengan bahan la-in sedangkan halal berarti disembelih dan ditangani sesuai dengan syariat agama Islam. Dengan kata lain PAH yang ASUH adalah pangan asal hewan yang diperoleh dari ternak sehat yang dipotong di rumah pemotongan hewan/unggas, dan telah menjalani pemeriksaan antemortem dan post-mortem oleh Dokter Hewan Berwe-

nang atau Paramedik Veteriner di ba-wah pengawasan Dokter Hewan serta telah dinyatakan aman dan layak untuk dikonsumsi manusia.

Fungsi pengawasan ini adalah un-tuk menjamin PAH yang beredar di ma-syarakat memenuhi kriteria ASUH. Pe-ngawasan teknis dibidang Kesmavet dilakukan pada seluruh rantai produksi PAH. Rantai produksi PAH dimulai dari peternakan, distribusi ternak, rumah potong, distribusi dan penyimpanan serta penjajakan produk PAH.

Langkah Pemerintah Kota/Kabu-paten dalam merespon maraknya pe-redaran produk pangan asal hewan yang bermasalah, seperti biasa adalah melakukan inspeksi ke pasar, menge-cek kondisi produk pangan asal hewan yang diperdagangkan, dan memberi teguran kepada pedagang yang ter-bukti menjual produk yang tidak layak dikonsumsi.

Secara kelembagaan pengaturan pengawasan produk pangan asal he-wan menjadi kewenangan Departe-men Pertanian, sedangkan di level operasional, pengawasan produk pa-ngan asal hewan menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota/Kabupaten. Adapun otoritas yang memiliki kompe-tensi keahlian pengawasan produk pa-ngan asal hewan adalah dokter hewan.

Selain masalah kurangnya tenaga Pengawas Kesmavet yang memiliki ke-mampuan dan keterampilan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan di lapangan di tiap-tiap Kabu-paten/Kota, pengawasan produk pa-ngan asal hewan juga menghadapi masalah dalam hal minimnya anggaran

untuk menjalankan fungsi pengawas-an. Idealnya pengawasan dilakukan secara periodik minimal setiap tiga bulan sekali, dalam bentuk mengambil sampel produk pangan asal hewan yang ada di pasar, kemudian dilakukan uji laboratorium. Hasil uji laboratorium dapat menjadi peringatan dini tentang ada tidaknya produk bermasalah yang beredar di pasar. Apabila terbukti ada produk yang tidak layak konsumsi be-redar di pasar, perlu ada langkah pena-rikan produk (recall) dari pasar. Sehing-ga konsumen terbebas mengkonsumsi produk pangan asal hewan yang ber-masalah.

Maraknya peredaran produk pa-ngan asal hewan tidak layak konsumsi juga tidak lepas dari lemahnya pene-gakan hukum. Sudah waktunya, peda-gang yang terbukti menjual produk pangan asal hewan bermasalah, tidak hanya didekati terbatas pada pelang-garan administrasi belaka, tetapi seba-gai perbuatan kriminal yang bisa dian-cam pidana. Dasarnya UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, khususnya pasal 8 ayat (1) tentang la-rangan pelaku usaha memperdagang-kan barang yang tidak sesuai standar. Dengan ancaman pidana penjara mak-simal 5 (lima) tahun atau denda maksi-mal 2 (dua) milyar rupiah. Apabila kon-disi tersebut di atas dapat terpenuhi, maka pengawasan teknis kesmavet pa-da seluruh rantai produksi PAH dapat terlaksana dengan baik, dan PAH yang beredar dimasyarakat dijamin meme-nuhi kriteria ASUH. ***

*) Penulis adalah Staf Dinas Kelautan dan Pertanian Kota Tegal

Page 32: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/201432 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 33

Foto dari internet

Siapa yang tak kenal Kota Tegal? Tegal dahulu dikenal sebagai

Jepangnya Indonesia. Namun seiring perkembangan zaman, Tegal

kini tidak hanya dikenal di sentra logam dan produksi mesinnya saja, tetapi dikenal pula berbagai kuliner

khas yang membuat masyarakat pendatang ingin mampir saat

melintas didaerah pesisir ini. Kuliner-kuliner khas yang

ditawarkan seperti Sate Kambing, Kupat Glabed, dan yang baru-baru ini menjadi kuliner unggulan yakni sajian berbahan blengong, seperti

Kupat Blengong, Sate Blengong dan Blengong Goreng.

Siapa yang tak kenal Kota Tegal? Tegal dahulu dikenal sebagai

Jepangnya Indonesia. Namun seiring perkembangan zaman, Tegal

kini tidak hanya dikenal di sentra logam dan produksi mesinnya saja, tetapi dikenal pula berbagai kuliner

khas yang membuat masyarakat pendatang ingin mampir saat

melintas didaerah pesisir ini. Kuliner-kuliner khas yang

ditawarkan seperti Sate Kambing, Kupat Glabed, dan yang baru-baru ini menjadi kuliner unggulan yakni sajian berbahan blengong, seperti

Kupat Blengong, Sate Blengong dan Blengong Goreng.

Oleh: Cahya Kamandhanu

BLENGONG GORENG KECAP PEDAS

DAN SENSASI KENIKMATANNYA

BLENGONG GORENG KECAP PEDAS

DAN SENSASI KENIKMATANNYA

asyarakat pastinya bertanya-tanya apa itu Blengong. Ble-Mngong merupakan sejenis

unggas hasil persilangan antara itik (bebek) dengan menthok. Bentuk unggas ini tidak jauh berbeda dengan menthok, hanya saja kepala dan leher lebih mirip seperti itik. Blengong dirasa lebih empuk ketika disajikan menjadi sebuah masakan, dengan tidak meninggalkan rasa gurihnya. Berbeda dengan itik yang memiliki karakteristik daging yang lebih keras.

Blengong menjadi satu dari daftar kuliner khas kota Tegal yang membuat konsumennya ingin terus menikmati. Dari mulai warung makan skala kecil atau pedagang gerobak yang terpusat di kawasan Sawah Pari depan Kantor Kecamatan Tegal Barat sampai rumah makan besar, menjadikan Blengong sebagai menu andalan. Tak perlu bingung ketika kita akan menikmati

sajian blengong. Konsumen bisa lang-sung mengunjungi kompleks peda-gang kupat blengong di depan Kantor Kecamatan Tegal Barat saat sore hari, atau di sepanjang jalan Hang Tuah jika malam tiba. Disana akan berjajar sede-retan gerobak kupat blengong yang menawarkan kupat, daging blengong, sate blengong sampai sate tulang (balungan) blengong. Selain itu, konsu-men juga bisa langsung datang untuk sekedar menikmati makan siang di sentra pedagang blengong yang ter-pusat di RT 1 RW 2 Kelurahan Sumur Panggang.

Resep dan bumbu rahasia yang dicampurkan dalam masakan blengong membuat blengong nikmat disantap. Bebek maupun blengong yang identik berbau amis, mampu disulap oleh para pedagang kupat dan sajian blengong di kota Tegal menjadi masakan tanpa berbau amis. Mungkin

berbicara Kupat Blengong sudah ba-nyak orang yang tahu dan menikmati-nya. Namun ada sajian blengong yang dikreasikan dan tak kalah nikmatnya. Blengong goreng kecap pedas dan sate bakar blengong warung Taswadi yang berlokasi di jalan Rogo Jampi Kelurahan Sumurpanggang Kota Tegal.

Meskipun lokasi warung masuk ke dalam gang, namun kenikmatan sajian blengong warung Taswadi sudah dikenal banyak kalangan. Disajikan dengan nasi panas, blengong goreng dan sambal kecap pedas membuat para penikmatnya selalu ketagihan. Di tangan Sutar Intansaputra atau yang lebih dikenal Nanang bersama kakak kandungnya, mengelola warung Taswadi dari awal buka hingga dikenal masyarakat. Nama Taswadi diambil dari nama ayahandanya.

Warung dengan tampilan seder-hana tempat yang teduh ini sudah

WirausahaWirausaha Blengong Goreng Kecap Pedas dan Sensasi KenikmatannyaBlengong Goreng Kecap Pedas dan Sensasi Kenikmatannya WirausahaWirausaha

lama berdiri. Diceritakan Nanang, sajian berbahan blengong sebenarnya memang sudah lama ada. Namun kembali melejit pada tahun 2003 bersamaan dengan warga RT 1 RW 2 Kelurahan Sumurpanggang yang rata-rata membuka usaha blengong pada saat itu.

Diakui Nanang, secara karakteris-tik daging blengong memiliki serat yang lebih empuk dan bentuk tubuh-nya yang lebih besar dibandingkan dengan daging bebek. Jika melihat harganya, daging blengong jauh lebih mahal dari harga daging bebek, tetapi untuk kualitas sajian masakan sangat-lah nikmat. Untuk harga blengong saat sekarang mencapai kisaran Rp 45.000,- per ekor sedangkan harga bebek Rp. 39.000,- per ekor dan harga menthok berkisar Rp. 40.000 – Rp. 45.000,-. Menurut Nanang, awalnya di Kelurah-an Sumurpanggang hanya ada bebe-rapa pedagang blengong saja yang menawarkan kupat beserta sajian lain-nya seperti sate kerang, sate kulit kam-bing dan sate tulang blengong. Namun lambat laun menjadi usaha andalan warga yang terpusat di RT 1 RW 2 Kelurahan Sumurpanggang.

Jika biasanya daging blengong yang empuk dibuat dalam olahan ber-santan yang dicampurkan dengan ku-pat lontong atau lebih dikenal dengan kupat blengong. Tetapi di warung yang dikelola Nanang beserta kakaknya me-nyajikan olahan masakan daging ble-ngong goreng dan sate blengong yang dibakar. Blengong goreng dipadukan dengan sambal kecap yakni dari olah-

an cabai rawit yang dicampur dengan kecap manis dilengkapi dengan bawang merah sama persis seperti sambal kecap ketika menikmati sate kambing. Dari sinilah sensasi kenikmat-an blengong goreng warung Taswadi tercipta.

Di warungnya, pria asli Sumur-panggang ini selalu memasak ble-ngong dengan menggunakan kayu bakar. Nanang lebih memilih meng-gunakan kayu bakar karena dirasa se-makin menambah kenikmatan rasa blengong yang dimasak. Pernah sekali dirinya memasak menggunakan kom-por gas, namun mendapat keluhan dari konsumen yang mengatakan rasa blengongnya berbeda dari olahan

blengong sebelumnya.Warung Taswadi milik Nanang

yang buka dari pagi hingga sore kerap dikunjungi pelanggan yang sebagian besar adalah pegawai, baik pegawai negeri maupun swasta dan keluarga yang ingin menikmati sajian blengong. Bahkan konsumen dari luar kota pun hingga orang-orang terpandang seper-ti mantan Walikota Tegal, H Ikmal Jaya maupun Wakil Bupati Pemalang, Mukti Agung kerap mengunjunginya untuk mencicipinya.

Dalam satu hari, pria yang terke-nal ramah ini mengaku mampu meng-habiskan 5 ekor blengong bahkan lebih. Dengan harga jual Rp. 15.000,- per sajian blengong dan nasi, dan Rp 7.500,- untuk sajian kupat blengong, sudah membuat ketagihan penikmat blengong yang datang di warungnya. Harga yang ditawarkan Nanang diakui-nya sudah mendapat profit yang luma-yan.

Sampai sekarang Nanang beserta saudara-saudaranya yang mengelola warung Taswadi tak pernah mengira warungnya banyak dikunjungi pelang-gan lantaran kenikmatan blegong go-reng dan sambal kecap pedas buatan-nya. Harapannya sekarang, usaha yang digelutinya terus berkembang, meski tidak memikirkan untuk membuka cabang namun yang terpenting ditempat tersebut bisa menjadi ciri khas tersendiri dan semakin menarik minat pengunjung.

***

Page 33: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/201432 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014 33

Foto dari internet

Siapa yang tak kenal Kota Tegal? Tegal dahulu dikenal sebagai

Jepangnya Indonesia. Namun seiring perkembangan zaman, Tegal

kini tidak hanya dikenal di sentra logam dan produksi mesinnya saja, tetapi dikenal pula berbagai kuliner

khas yang membuat masyarakat pendatang ingin mampir saat

melintas didaerah pesisir ini. Kuliner-kuliner khas yang

ditawarkan seperti Sate Kambing, Kupat Glabed, dan yang baru-baru ini menjadi kuliner unggulan yakni sajian berbahan blengong, seperti

Kupat Blengong, Sate Blengong dan Blengong Goreng.

Siapa yang tak kenal Kota Tegal? Tegal dahulu dikenal sebagai

Jepangnya Indonesia. Namun seiring perkembangan zaman, Tegal

kini tidak hanya dikenal di sentra logam dan produksi mesinnya saja, tetapi dikenal pula berbagai kuliner

khas yang membuat masyarakat pendatang ingin mampir saat

melintas didaerah pesisir ini. Kuliner-kuliner khas yang

ditawarkan seperti Sate Kambing, Kupat Glabed, dan yang baru-baru ini menjadi kuliner unggulan yakni sajian berbahan blengong, seperti

Kupat Blengong, Sate Blengong dan Blengong Goreng.

Oleh: Cahya Kamandhanu

BLENGONG GORENG KECAP PEDAS

DAN SENSASI KENIKMATANNYA

BLENGONG GORENG KECAP PEDAS

DAN SENSASI KENIKMATANNYA

asyarakat pastinya bertanya-tanya apa itu Blengong. Ble-Mngong merupakan sejenis

unggas hasil persilangan antara itik (bebek) dengan menthok. Bentuk unggas ini tidak jauh berbeda dengan menthok, hanya saja kepala dan leher lebih mirip seperti itik. Blengong dirasa lebih empuk ketika disajikan menjadi sebuah masakan, dengan tidak meninggalkan rasa gurihnya. Berbeda dengan itik yang memiliki karakteristik daging yang lebih keras.

Blengong menjadi satu dari daftar kuliner khas kota Tegal yang membuat konsumennya ingin terus menikmati. Dari mulai warung makan skala kecil atau pedagang gerobak yang terpusat di kawasan Sawah Pari depan Kantor Kecamatan Tegal Barat sampai rumah makan besar, menjadikan Blengong sebagai menu andalan. Tak perlu bingung ketika kita akan menikmati

sajian blengong. Konsumen bisa lang-sung mengunjungi kompleks peda-gang kupat blengong di depan Kantor Kecamatan Tegal Barat saat sore hari, atau di sepanjang jalan Hang Tuah jika malam tiba. Disana akan berjajar sede-retan gerobak kupat blengong yang menawarkan kupat, daging blengong, sate blengong sampai sate tulang (balungan) blengong. Selain itu, konsu-men juga bisa langsung datang untuk sekedar menikmati makan siang di sentra pedagang blengong yang ter-pusat di RT 1 RW 2 Kelurahan Sumur Panggang.

Resep dan bumbu rahasia yang dicampurkan dalam masakan blengong membuat blengong nikmat disantap. Bebek maupun blengong yang identik berbau amis, mampu disulap oleh para pedagang kupat dan sajian blengong di kota Tegal menjadi masakan tanpa berbau amis. Mungkin

berbicara Kupat Blengong sudah ba-nyak orang yang tahu dan menikmati-nya. Namun ada sajian blengong yang dikreasikan dan tak kalah nikmatnya. Blengong goreng kecap pedas dan sate bakar blengong warung Taswadi yang berlokasi di jalan Rogo Jampi Kelurahan Sumurpanggang Kota Tegal.

Meskipun lokasi warung masuk ke dalam gang, namun kenikmatan sajian blengong warung Taswadi sudah dikenal banyak kalangan. Disajikan dengan nasi panas, blengong goreng dan sambal kecap pedas membuat para penikmatnya selalu ketagihan. Di tangan Sutar Intansaputra atau yang lebih dikenal Nanang bersama kakak kandungnya, mengelola warung Taswadi dari awal buka hingga dikenal masyarakat. Nama Taswadi diambil dari nama ayahandanya.

Warung dengan tampilan seder-hana tempat yang teduh ini sudah

WirausahaWirausaha Blengong Goreng Kecap Pedas dan Sensasi KenikmatannyaBlengong Goreng Kecap Pedas dan Sensasi Kenikmatannya WirausahaWirausaha

lama berdiri. Diceritakan Nanang, sajian berbahan blengong sebenarnya memang sudah lama ada. Namun kembali melejit pada tahun 2003 bersamaan dengan warga RT 1 RW 2 Kelurahan Sumurpanggang yang rata-rata membuka usaha blengong pada saat itu.

Diakui Nanang, secara karakteris-tik daging blengong memiliki serat yang lebih empuk dan bentuk tubuh-nya yang lebih besar dibandingkan dengan daging bebek. Jika melihat harganya, daging blengong jauh lebih mahal dari harga daging bebek, tetapi untuk kualitas sajian masakan sangat-lah nikmat. Untuk harga blengong saat sekarang mencapai kisaran Rp 45.000,- per ekor sedangkan harga bebek Rp. 39.000,- per ekor dan harga menthok berkisar Rp. 40.000 – Rp. 45.000,-. Menurut Nanang, awalnya di Kelurah-an Sumurpanggang hanya ada bebe-rapa pedagang blengong saja yang menawarkan kupat beserta sajian lain-nya seperti sate kerang, sate kulit kam-bing dan sate tulang blengong. Namun lambat laun menjadi usaha andalan warga yang terpusat di RT 1 RW 2 Kelurahan Sumurpanggang.

Jika biasanya daging blengong yang empuk dibuat dalam olahan ber-santan yang dicampurkan dengan ku-pat lontong atau lebih dikenal dengan kupat blengong. Tetapi di warung yang dikelola Nanang beserta kakaknya me-nyajikan olahan masakan daging ble-ngong goreng dan sate blengong yang dibakar. Blengong goreng dipadukan dengan sambal kecap yakni dari olah-

an cabai rawit yang dicampur dengan kecap manis dilengkapi dengan bawang merah sama persis seperti sambal kecap ketika menikmati sate kambing. Dari sinilah sensasi kenikmat-an blengong goreng warung Taswadi tercipta.

Di warungnya, pria asli Sumur-panggang ini selalu memasak ble-ngong dengan menggunakan kayu bakar. Nanang lebih memilih meng-gunakan kayu bakar karena dirasa se-makin menambah kenikmatan rasa blengong yang dimasak. Pernah sekali dirinya memasak menggunakan kom-por gas, namun mendapat keluhan dari konsumen yang mengatakan rasa blengongnya berbeda dari olahan

blengong sebelumnya.Warung Taswadi milik Nanang

yang buka dari pagi hingga sore kerap dikunjungi pelanggan yang sebagian besar adalah pegawai, baik pegawai negeri maupun swasta dan keluarga yang ingin menikmati sajian blengong. Bahkan konsumen dari luar kota pun hingga orang-orang terpandang seper-ti mantan Walikota Tegal, H Ikmal Jaya maupun Wakil Bupati Pemalang, Mukti Agung kerap mengunjunginya untuk mencicipinya.

Dalam satu hari, pria yang terke-nal ramah ini mengaku mampu meng-habiskan 5 ekor blengong bahkan lebih. Dengan harga jual Rp. 15.000,- per sajian blengong dan nasi, dan Rp 7.500,- untuk sajian kupat blengong, sudah membuat ketagihan penikmat blengong yang datang di warungnya. Harga yang ditawarkan Nanang diakui-nya sudah mendapat profit yang luma-yan.

Sampai sekarang Nanang beserta saudara-saudaranya yang mengelola warung Taswadi tak pernah mengira warungnya banyak dikunjungi pelang-gan lantaran kenikmatan blegong go-reng dan sambal kecap pedas buatan-nya. Harapannya sekarang, usaha yang digelutinya terus berkembang, meski tidak memikirkan untuk membuka cabang namun yang terpenting ditempat tersebut bisa menjadi ciri khas tersendiri dan semakin menarik minat pengunjung.

***

Page 34: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Wong Urip Kuwi Bakal Ngunduh Wohing PakartiWong Urip Kuwi Bakal Ngunduh Wohing PakartiRenunganRenungan

tuntunan risalah. Akal dipergunakan untuk memikirkan keberadaan Allah SWT dan Sifat-Sifat-NYA, hati dipergu-nakan untuk menimbang rasa baik bu-ruknya suatu tindakan. Risalah menun-tun sikap manusia agar sejalan dengan tujuan penciptaan manusia sesuai yang dikehendaki Sang Khalik.

Manusia sebagai makhluk sosial, selalu berinteraksi dengan manusia la-innya dan terkadang dalam interaksi-nya terdapat hubungan saling mem-bantu sesama. Begitu juga ada yang saling jegal, menghambat gerakan menuju kemajuan dari manusia lainnya.

Apapun yang kita kerjakan dan apapun profesi kita dalam menjalani lakon kehidupan ini akan menuai atau memetik hasil yang kita kerjakan. Se-perti kata pepatah: Siapa yang mena-bur akan menuai hasil apa yang dita-nam, siapa yang menabur badai akan menuai bencana, siapa yang menabur persahabatan akan menuai damai.

Jadi hidup ini ibarat ladang kehi-dupan. Sebelum kita menanam terle-bih dahulu ladang kita cangkul. Men-cangkul untuk membalik tanah bagian bawah yang masih subur dibalik dan ditempatkan di bagian atas tanah. Ba-gian atas tanah yang sudah gersang ditempatkan di bagian bawah. Seperti bertani, orang hidup harus bisa meng-gali bagian dalam yang masih subur untuk mengganti bagian lahiriah yang sudah gersang agar hidup nyaman dan tentram. Lupakan bagian luar yang su-dah tercemar, pendamlah dalam diri kita untuk disterilkan untuk bisa me-

i kampung-kampung, saat bu-lan Rajab, kita sering mende-Dngar puji-pujian, baik di mu-

sholah, masjid atau surau dengan alun-an pujian penuh ajakan, “Wulan Rajab wulan nanduri, wulan Sya’ban wulan ngrumati, wulan Ramadhan wulan maneni, muga-muga Gusti Allah nyembadani”

Apa yang bisa kita petik dari isi ke-dalaman puji-pujian ini. Ada itibar, syair pujian itu mengandung kerinduan untuk berbuat baik, alunan do’a dan pengharapan. Tidak lain bentuk benih kecintaan untuk berbuat kebaikan, yang secara lahiriah dibuktikan dengan budi pekerti yang baik (ma’ruf), dan di-akui kebaikannya oleh masyarakat luas (kebaikan individual yang beraspek sosial).

Jadi kesholehan dalam hidup se-seorang yang sudah menjadi pelaksa-naan syariat Islam dalam dirinya, selan-jutnya meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan, serta keihsanan. Tiga pilar, iman, taqwa dan ihsan inilah yang kemudian menjadi denyut kehidupan

seorang mukmin sejati. Tanpa wujud nyata dalam hidup ini, maka pelaksa-naan syariat hanyalah formalitas semata.

Dalam filosofi Jawa ada filosofi berbunyi: wong urip kuwi bakal ngun-duh wohing pakarti, orang hidup itu akan memetik hasil amalannya (buah pekerti/tindakannya). Tujuan hidup seorang muslim adalah menggapai Ridho Allah SWT (Mardhotillah), de-ngan umur berapapun yang kita terima dari qadar Allah SWT, seseorang hen-daknya berusaha untuk hidup sesuai tuntunan Allah SWT dan bimbingan Rasulullah SAW.

Bagaimana seorang muslim mem-pertanggungjawabkan amanat yang diberikan Allah SWT itulah merupakan hal yang terpenting untuk dipikirkan, direnungkan dan dipenuhi. Manusia memperoleh amanat dari Allah SWT untuk menjadi pengelola alam semes-ta (khalifah fil ardhi), diciptakan seba-gai makhluk yang sempurna. Kesem-purnaan penciptaan manusia tersebut tercermin dari adanya akal, hati dan

RenunganRenungan

Ada yang mengatakan Rajab digelar bulan Allah. Dikatakan begitu karena

ia adalah suatu bulan yang mulia dimana Allah telah bermurah hati

mengampunkan dosa-dosa hamba-hambanya, mengangkat derajat

mereka serta melipatgandakan pahala mereka yang melakukan amal

ibadah dalam bulan ini. Sekiranya dalam bulan-bulan biasa, satu

kebajikan dibalas dengan 10, tetapi di dalam bulan rajab setiap kebajikan dibalas dengan 70. Dalam bulan ini

Allah juga menjalankan Nabi Muhammad s.a.w dalam peristiwa isra' dan mi'raj dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsa dan dari

sana pula dibawa ke Sidratul Muntaha, untuk menerima kewajiban

shalat 5 waktu sehari semalam.

mahami makna dari kebajikan. Seba-gaimana sabda Rosululloh Muhammad SAW, “Gantilah kejelekan dengan keba-ikan, niscaya akan menghapus dosa dari kejelekan yang telah dilakukan”.

Tahap berikutnya, memilih bibit unggul, benih yang baik, berkualitas varietas tahan wereng (hama) agar ha-sil yang akan dipetik sesuai harapan. Dalam kehidupan ini ada banyak coba, rintangan dan godaan, yang apabila kita tergelincir akan membuat hidup kita hancur. Dalam beragama kehan-curan hidup akan berdampak ke kehi-dupan akhirat.

Agar kita selamat sampai tujuan, memohonlah petunjuk dan bimbingan Ilahiah, sehingga kita tidak terlena, la-lai dalam perjalanan di dunia ini, seba-gaimana doa yang sering kita baca dalam dua ayat Surat Al Fatihah (ayat 6-7), “ Tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai dan orang-orang yang sesat”

Riwayat Pemulia RajabAda satu riwayat, setiap kali keda-

tangan bulan Rajab, ada seorang abi-dah (wanita yang taat beribadah) me-wiridkan bacaan "Qulhuwallahu Ahad" sebanyak 11 kali selepas shalat subuh. Ini dilakukannya setiap hari sepanjang Rajab pada tiap-tiap tahun. Usaha ini dilakukannya sebagai usaha memulia-kan bulan Rajab. Selain itu, wanita ini memakai pakaian yang kasar meng-gantikan pakaian biasa yang dipakai-nya pada bulan-bulan lain.

Suatu hari, dia jatuh sakit. Sebe-lum menghembuskan nafas terakhir, wanita ini sempat berwasiat kepada anak-anaknya jika ia mati nanti kafan-kan dengan kain kasar yang biasa dipa-kainya pada bulan Rajab. Dalam keada-an yang tenang, wanita ini menghem-buskan nafas terakhir. Semasa meng-kafankan jenazah ibunya, anak-anak-nya merasa aib untuk menggunakan kain kafan yang sudah uzur dan lusuh, lalu menggantikannya dengan kain kafan yang baru.

Pada malam itu, anaknya bermim-pi berjumpa ibunya. Ibunya bertanya mengapa mereka tidak mematuhi wasiatnya. Perbuatan mengkafannya dengan kain baik menyebabkan ibu-nya tidak meridhai mereka. Anaknya terjaga, dia merasa sangat sedih dan menyesal atas perbuatannya. Dia sege-ra ke kuburan pada malam itu juga lalu menggali kuburan ibunya untuk menggantikan kain kafan yang lusuh. Alangkah terkejutnya ia melihat mayat ibunya tidak ada disitu. Anaknya mera-sa heran. Tiba-tiba kedengaran satu suara "Hai anak! Tidakkah engkau tahu bahwa orang yang memuliakan bulan Rajab tidak akan sendirian di dalam kubur". Mendengar suara itu, anaknya segera faham. Dia pun menimbun kembali kuburan yang digalinya lalu pergi meninggalkannya. Wallahu 'Alam...

***

Wong Urip Kuwi Bakal Ngunduh Wohing Pakarti

Wong Urip Kuwi Bakal Ngunduh Wohing Pakarti

Allaahumma baarik lanaa fi rajabin wa sya'bana wa ballighnaa Ramadhaan

Do’a Bulan RajabDo’a Bulan Rajab

“Ya Allah, berilah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada Ramadhaan

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Oleh: Al-Ustadz Akrom Hafidz

3534 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Page 35: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Wong Urip Kuwi Bakal Ngunduh Wohing PakartiWong Urip Kuwi Bakal Ngunduh Wohing PakartiRenunganRenungan

tuntunan risalah. Akal dipergunakan untuk memikirkan keberadaan Allah SWT dan Sifat-Sifat-NYA, hati dipergu-nakan untuk menimbang rasa baik bu-ruknya suatu tindakan. Risalah menun-tun sikap manusia agar sejalan dengan tujuan penciptaan manusia sesuai yang dikehendaki Sang Khalik.

Manusia sebagai makhluk sosial, selalu berinteraksi dengan manusia la-innya dan terkadang dalam interaksi-nya terdapat hubungan saling mem-bantu sesama. Begitu juga ada yang saling jegal, menghambat gerakan menuju kemajuan dari manusia lainnya.

Apapun yang kita kerjakan dan apapun profesi kita dalam menjalani lakon kehidupan ini akan menuai atau memetik hasil yang kita kerjakan. Se-perti kata pepatah: Siapa yang mena-bur akan menuai hasil apa yang dita-nam, siapa yang menabur badai akan menuai bencana, siapa yang menabur persahabatan akan menuai damai.

Jadi hidup ini ibarat ladang kehi-dupan. Sebelum kita menanam terle-bih dahulu ladang kita cangkul. Men-cangkul untuk membalik tanah bagian bawah yang masih subur dibalik dan ditempatkan di bagian atas tanah. Ba-gian atas tanah yang sudah gersang ditempatkan di bagian bawah. Seperti bertani, orang hidup harus bisa meng-gali bagian dalam yang masih subur untuk mengganti bagian lahiriah yang sudah gersang agar hidup nyaman dan tentram. Lupakan bagian luar yang su-dah tercemar, pendamlah dalam diri kita untuk disterilkan untuk bisa me-

i kampung-kampung, saat bu-lan Rajab, kita sering mende-Dngar puji-pujian, baik di mu-

sholah, masjid atau surau dengan alun-an pujian penuh ajakan, “Wulan Rajab wulan nanduri, wulan Sya’ban wulan ngrumati, wulan Ramadhan wulan maneni, muga-muga Gusti Allah nyembadani”

Apa yang bisa kita petik dari isi ke-dalaman puji-pujian ini. Ada itibar, syair pujian itu mengandung kerinduan untuk berbuat baik, alunan do’a dan pengharapan. Tidak lain bentuk benih kecintaan untuk berbuat kebaikan, yang secara lahiriah dibuktikan dengan budi pekerti yang baik (ma’ruf), dan di-akui kebaikannya oleh masyarakat luas (kebaikan individual yang beraspek sosial).

Jadi kesholehan dalam hidup se-seorang yang sudah menjadi pelaksa-naan syariat Islam dalam dirinya, selan-jutnya meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan, serta keihsanan. Tiga pilar, iman, taqwa dan ihsan inilah yang kemudian menjadi denyut kehidupan

seorang mukmin sejati. Tanpa wujud nyata dalam hidup ini, maka pelaksa-naan syariat hanyalah formalitas semata.

Dalam filosofi Jawa ada filosofi berbunyi: wong urip kuwi bakal ngun-duh wohing pakarti, orang hidup itu akan memetik hasil amalannya (buah pekerti/tindakannya). Tujuan hidup seorang muslim adalah menggapai Ridho Allah SWT (Mardhotillah), de-ngan umur berapapun yang kita terima dari qadar Allah SWT, seseorang hen-daknya berusaha untuk hidup sesuai tuntunan Allah SWT dan bimbingan Rasulullah SAW.

Bagaimana seorang muslim mem-pertanggungjawabkan amanat yang diberikan Allah SWT itulah merupakan hal yang terpenting untuk dipikirkan, direnungkan dan dipenuhi. Manusia memperoleh amanat dari Allah SWT untuk menjadi pengelola alam semes-ta (khalifah fil ardhi), diciptakan seba-gai makhluk yang sempurna. Kesem-purnaan penciptaan manusia tersebut tercermin dari adanya akal, hati dan

RenunganRenungan

Ada yang mengatakan Rajab digelar bulan Allah. Dikatakan begitu karena

ia adalah suatu bulan yang mulia dimana Allah telah bermurah hati

mengampunkan dosa-dosa hamba-hambanya, mengangkat derajat

mereka serta melipatgandakan pahala mereka yang melakukan amal

ibadah dalam bulan ini. Sekiranya dalam bulan-bulan biasa, satu

kebajikan dibalas dengan 10, tetapi di dalam bulan rajab setiap kebajikan dibalas dengan 70. Dalam bulan ini

Allah juga menjalankan Nabi Muhammad s.a.w dalam peristiwa isra' dan mi'raj dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsa dan dari

sana pula dibawa ke Sidratul Muntaha, untuk menerima kewajiban

shalat 5 waktu sehari semalam.

mahami makna dari kebajikan. Seba-gaimana sabda Rosululloh Muhammad SAW, “Gantilah kejelekan dengan keba-ikan, niscaya akan menghapus dosa dari kejelekan yang telah dilakukan”.

Tahap berikutnya, memilih bibit unggul, benih yang baik, berkualitas varietas tahan wereng (hama) agar ha-sil yang akan dipetik sesuai harapan. Dalam kehidupan ini ada banyak coba, rintangan dan godaan, yang apabila kita tergelincir akan membuat hidup kita hancur. Dalam beragama kehan-curan hidup akan berdampak ke kehi-dupan akhirat.

Agar kita selamat sampai tujuan, memohonlah petunjuk dan bimbingan Ilahiah, sehingga kita tidak terlena, la-lai dalam perjalanan di dunia ini, seba-gaimana doa yang sering kita baca dalam dua ayat Surat Al Fatihah (ayat 6-7), “ Tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai dan orang-orang yang sesat”

Riwayat Pemulia RajabAda satu riwayat, setiap kali keda-

tangan bulan Rajab, ada seorang abi-dah (wanita yang taat beribadah) me-wiridkan bacaan "Qulhuwallahu Ahad" sebanyak 11 kali selepas shalat subuh. Ini dilakukannya setiap hari sepanjang Rajab pada tiap-tiap tahun. Usaha ini dilakukannya sebagai usaha memulia-kan bulan Rajab. Selain itu, wanita ini memakai pakaian yang kasar meng-gantikan pakaian biasa yang dipakai-nya pada bulan-bulan lain.

Suatu hari, dia jatuh sakit. Sebe-lum menghembuskan nafas terakhir, wanita ini sempat berwasiat kepada anak-anaknya jika ia mati nanti kafan-kan dengan kain kasar yang biasa dipa-kainya pada bulan Rajab. Dalam keada-an yang tenang, wanita ini menghem-buskan nafas terakhir. Semasa meng-kafankan jenazah ibunya, anak-anak-nya merasa aib untuk menggunakan kain kafan yang sudah uzur dan lusuh, lalu menggantikannya dengan kain kafan yang baru.

Pada malam itu, anaknya bermim-pi berjumpa ibunya. Ibunya bertanya mengapa mereka tidak mematuhi wasiatnya. Perbuatan mengkafannya dengan kain baik menyebabkan ibu-nya tidak meridhai mereka. Anaknya terjaga, dia merasa sangat sedih dan menyesal atas perbuatannya. Dia sege-ra ke kuburan pada malam itu juga lalu menggali kuburan ibunya untuk menggantikan kain kafan yang lusuh. Alangkah terkejutnya ia melihat mayat ibunya tidak ada disitu. Anaknya mera-sa heran. Tiba-tiba kedengaran satu suara "Hai anak! Tidakkah engkau tahu bahwa orang yang memuliakan bulan Rajab tidak akan sendirian di dalam kubur". Mendengar suara itu, anaknya segera faham. Dia pun menimbun kembali kuburan yang digalinya lalu pergi meninggalkannya. Wallahu 'Alam...

***

Wong Urip Kuwi Bakal Ngunduh Wohing Pakarti

Wong Urip Kuwi Bakal Ngunduh Wohing Pakarti

Allaahumma baarik lanaa fi rajabin wa sya'bana wa ballighnaa Ramadhaan

Do’a Bulan RajabDo’a Bulan Rajab

“Ya Allah, berilah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada Ramadhaan

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Oleh: Al-Ustadz Akrom Hafidz

3534 WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Page 36: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/20143636 3737WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Cerita AntriCerita Antri

Cerita AntriCerita Antrisehat dibandingkan orang Indonesia sekarang yang sering jantungan.

Kekuatan fisik orang jaman dulu juga bisa dilihat dari waktu kerja mere-ka ke sawah yang dimulai dari pagi bu-ta, sering kena panas dan hujan, bah-kan tidur hanya di lantai beralaskan ti-kar dan berselimut sarung, tetapi me-reka tidak pernah ada masalah dengan tubuhnya. “Coba kalau orang jaman se-karang, kehujanan sedikit bisa flu, tidur di lantai bisa masuk angin, bahkan ja-tuh di kamar mandi saja bisa langsung kena stroke..., itu karena mereka semua mengkonsumsi ayam negeri. Kalau ayam kampung memang biasa berke-liaran di mana-mana, bahkan kotoran manusiapun dimakannya dan tidurpun bertengger di pohon sampai pagi.” jelasnya kepada saya. Cerita tentang ayam kampung dan ayam negeri itu terus keluar dari mulut dia. Andai saat itu ada obat bius di dekat saya, pasti dia sudah saya suntik.

Akhirnya kampanye tentang ba-haya mengkonsumsi ayam negeri itu berhenti karena giliran sudah sampai pada saya. Diancuk, dia masih sempat mengatakan bahwa dia sudah banyak menyampaikan pesan ini kepada seti-ap orang yang ditemui, terutama saat berobat rutinnya. Bahkan banyak te-man dadakan yang menyatakan setuju dengan pendapatnya. Dia berkeingin-an menyampaikan ini pada setiap orang yang ditemuinya agar tak meng-konsumsi ayam negeri. Saya pun mengucapkan terima kasih kepada dia ketika saya selesai berobat, dan dia masih berada di antriannya, tanpa beranjak.

Kepala saya belum sepenuhnya bisa melupakan pengalaman di antrian tadi tentang ayam negeri yang me-mang salah satu hasil rekayasa gen yang andal, pengetahuan manajemen yang luar biasa dan tentu kemajuan ilmu bermutu tinggi yang dibuat manusia di era industrialisasi modern. Usia pemeliharaan jauh lebih pendek dari ayam kampung, tahapan pembe-saran sangat cepat dan memiliki daya produktifitas daging lebih tinggi, mem-buat ayam negeri populer di Indonesia.

Namun demikian perkembangan sepesat itu belum mampu membuat manusia mengungkapkan semua raha-sia yang terdapat dalam diri ayam. Pe-ngetahuan manusia pada binatang ciptaan Allah, SWT itu tetap saja tidak

kaca mata, “Orang jaman dulu kalo belajar pakai lampu minyak Pak, apinya kecil sekali, kalo belajar matanya sampai kepedesan karena dipaksa membaca di tempat yang kurang terang, tetapi mata mereka tetap sehat dan tidak pakai kacamata,” jelasnya. Senyum saya mulai kecut dan menco-ba menahan diri untuk tidak melempar HP yang saya pegang ke kepalanya yang plonthos.

Saya berusaha menenangkan diri dengan membuka akun facebook (FB). Biasanya dari sekian banyak status, ada status yang inspiratif, dan saya sudah berniat akan mencaci maki “teman baru” saya lewat status FB. Namun tiba-tiba saja niat saya terhenti ketika mendengar dia bercerita tentang sejarah masuknya ayam negeri di Indonesia pada tahun 1971, dan sejak itu banyak orang Indonesia yang mulai menunjukkan kebodohannya. Saya mulai menyimak apa yang dibicarakan ini, kayanya rada ilmiah.

Katanya, selain banyak keterkaitan antara ayam negeri dengan salah satu produk makanan kemasan (instan), mengetahui sejarah ayam negeri juga dapat menjadi pelajaran dan wawasan baru buat saya, bahkan kalau kita ber-

sungguh-sungguh memperhatikan dan menulusuri sejarah masa lampau itu akan banyak hikmah yang terkan-dung di dalamnya, ia mulai menyitir surat Al Mu’minun: 82.

Mulailah antrian bergeser, namun tak beranjak juga jatuh pada giliran sa-ya. Bosan juga menunggu antrian tan-pa sesuatu yang bisa mengusir kebo-sanan, keberadaan pesawat televisi misalnya. Kalaupun ada, acara televisi-pun kini sudah menjadi sumber kebo-sanan baru, karena acaranya cuma gosip artis.

Akhirnya saya mau juga mengikuti cerita tentang ayam kampung dan ayam negeri yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia. Idep-idep membunuh kebosanan de-ngan terpaksa mendengar cerita ayam kampung sebagai representasi kehi-dupan orang Indonesia jaman dahulu, sedangkan ayam negeri sebagai representasi kebanyakan masyarakat Indonesia masa kini. Misalnya ketika dia mengumpamakan ayam kampung di mana kalau dikagetkan dia hanya terkejut saja, sedangkan ayam negeri kalau mendengar suara yang menga-getkan langsung mati. Begitu juga dengan orang jaman dulu yang lebih

da masalah ya dengan nafas Ba-pak?”. Suara berat milik seseo-Arang di samping saya antri di

loket RSU Kardinah, tatapannya tajam membuat saya menahan nafas sejenak. Sinusitis yang saya derita ini memang tipe setia dan tidak mudah disembuh-kan, mulai dari Dokter Spesialis, Dokter Umum hingga berbagai terapi alterna-tif sudah saya coba, tapi tetap saja sinusitis saya mengundang pertanyaan orang-orang yang berada di sekeliling saya.

Belum sempat saya menjawab, dia kembali bertanya, “Sudah berapa lama pakai kacamata?”. Saya tersenyum dan menjawab, “memangnya kenapa Pak?”. Langsung saja dia memvonis, “Itu kare-na Bapak kebanyakan makan mie ins-tan, telor dan ayam negeri.” Hmm.. untung saja kepalanya plonthos, kalau tidak sudah saya cukur habis-habisan rambutnya.

Jempol saya mulai iseng di atas screen HP, geser sana geser sini men-cari artikel menarik di berbagai situs berita, sambil mengusir rasa kesal pada “teman baru ketemu” saat antri di RSU Kardinah yang ternyata masih melan-jutkan pidatonya mengkritisi saya yang seharusnya tidak perlu menggunakan

Oleh: Turah Untung

Antri telah menjadi budaya keseharian kita. Mau beli tikel kereta, mesti antri. Mau berobat, mesti antri,

mau apapun kayanya mesti antri dulu. Saya tidak bisa

membayangkan kadang sikap kekanak-kanakan dapat muncul

saat prosesi antri. Kadang ada cerita lucu, cerita pilu, bahkan kadang ada

sumpah serapah akibat ada seseorang nylonong, tak taat aturan

antri. Itulah kehidupan.

RehatRehat

akan lebih dari sebutir debu di padang pasir yang luas. Saya jadi ingat kandungan An Nahl: 8.

Tanda-tanda keterbatasan ilmu pengetahuan manusia adalah menge-nai rahasia dibalik pertumbuhan ayam negeri yang luar biasa itu. Logikanya, ayam negeri yang selalu hidup di kan-dang yang bagus dengan berbagai fasilitas dan kebersihan yang membuat ayam negeri itu nyaman, ditambah de-ngan makanan khusus yang penuh gizi dengan jadwal yang teratur akan membuat ayam negeri memiliki kele-bihan dalam segala hal dibandingkan ayam kampung. Tapi kenyataannya ayam negeri justru menjadi sangatlah sensitif, sedikit saja keadaannya me-nyimpang dari yang seharusnya, ayam negeri itu langsung sakit, yang lainnya pun ikut sakit dan akhirnya semua ikut mati. Meski bergelimang berbagai ke-nyamanan, ayam negeri itu sesung-guhnya sudah kehilangan identitas diri sebagai makhluk hidup, ayam negeri telah dirubah oleh manusia menjadi mesin penghasil daging dan telur dalam jumlah besar dan waktu yang singkat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Kehilangan identitas diri, juga ba-nyak dialami generasi muda saat ini, dalam belajar, bekerja dan meniti karir, kebanyakan generasi muda kita kini telah menjadi ayam negeri yang selalu menghendaki kehidupan nyaman zon-der berkeringat. Selesai sekolah, rata-rata membayangkan diri bisa diterima bekerja di sebuah perusahaan besar atau ingin jadi PNS, menerima gaji besar, mendapatkan sejumlah jaminan dan fasilitas, mampu membeli rumah dan mobil sendiri, serta berkantor di salah satu gedung megah dan mewah, atau bekerja di instansi pemerintah de-ngan proyek milyaran. Mendambakan hidup enak, semua kebutuhan terpe-nuhi, jauh dari beratnya perjuangan hidup, jauh dari gemblengan dan tan-tangan alam, tidak tahu bagaimana beratnya banting tulang dan bercucur keringat. Sama seperti ayam negeri yang menerima kenyamanan dan ber-bagai fasilitas dari majikannya.

Disadari atau tidak pada saat yang sama sebenarnya kita telah kehilangan kebebasan diri sebagai hak azasi ma-nusia yang paling hakiki, kehilangan semangat dan daya juang. Status diri kita telah merubah menjadi mesin

yang sangat produktif demi kepenting-an majikannya, sama seperti ayam ne-geri. Meski tidak ada yang salah untuk memperoleh kesejahteraan, kesenang-an dan kemewahan bagi diri sendiri dan keluarga, namun falsafah ayam negeri membuat kita menjadi generasi yang ringkih, getas, sensitif dan mudah patah semangat. Generasi ayam negeri merubah kita menjadi figur selfish dan egois, selalu mementingkan diri sendi-ri. Tidak ada lagi rasa prihatin dan em-pati kepada sesama. Apalagi keinginan berkorban untuk orang lain.

Ayam kampung yang berbeda da-lam banyak hal, hidup bebas di alam lepas, pergi ke sana ke mari mencari makan, bermain, dan bercengkerama, tidur seadanya dan di mana saja. Ayam kampung mencari makan sendiri, ber-juang menyibak semak-semak, mengo-rek sampah, merambah selokan, ber-panas-panasan dan berhujan-hujanan, memakan apa saja yang bisa dimakan, tidak peduli kotoran demi menyam-bung hidup yang keras dari hari ke hari. Meskipun demikian ayam kam-pung mempunyai daya tahan yang kuat dan umur lebih panjang. Kehidup-an ayam negeri adalah salah satu tan-da-tanda di sekitar kita yang diberikan Allah SWT untuk meningkatkan ketaq-waan kita kepada Allah, SWT. (Az Zariyat: 51).

Fragmentasi identitas adalah saat dimana kita sudah menjadi tidak utuh lagi sebagai diri kita sendiri atau seba-gian dari kita sudah di bawah dominasi orang lain. Salah satu penyebab terja-dinya fragmentasi identitas adalah di-mana kita menekan keinginan kita sen-diri dan bertindak sesuai keinginan orang lain, membiarkan orang lain ma-suk dan menguasai pikiran kita sendiri, misalnya ada orang lain mengatakan kita tak punya hak berpendapat, me-ngatakan kita tak seharusnya ada di sana, kita bukan bagian dari sesuatu, atau mengatakan kita buruk, dan lain-lain.

Pengertian fragmentasi identitas membuat kita semakin yakin bahwa orang-orang yang tidak menghargai pendapat orang lain, cenderung mere-mehkan dan memaksakan kehendak sendiri, apalagi sampai berani-berani-nya meminta kita menanggalkan iden-titas kita, adalah orang-orang yang bermental ayam negeri.

***

RehatRehat

Page 37: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

WARTA BAHARI, Edisi 80/20143636 3737WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

Cerita AntriCerita Antri

Cerita AntriCerita Antrisehat dibandingkan orang Indonesia sekarang yang sering jantungan.

Kekuatan fisik orang jaman dulu juga bisa dilihat dari waktu kerja mere-ka ke sawah yang dimulai dari pagi bu-ta, sering kena panas dan hujan, bah-kan tidur hanya di lantai beralaskan ti-kar dan berselimut sarung, tetapi me-reka tidak pernah ada masalah dengan tubuhnya. “Coba kalau orang jaman se-karang, kehujanan sedikit bisa flu, tidur di lantai bisa masuk angin, bahkan ja-tuh di kamar mandi saja bisa langsung kena stroke..., itu karena mereka semua mengkonsumsi ayam negeri. Kalau ayam kampung memang biasa berke-liaran di mana-mana, bahkan kotoran manusiapun dimakannya dan tidurpun bertengger di pohon sampai pagi.” jelasnya kepada saya. Cerita tentang ayam kampung dan ayam negeri itu terus keluar dari mulut dia. Andai saat itu ada obat bius di dekat saya, pasti dia sudah saya suntik.

Akhirnya kampanye tentang ba-haya mengkonsumsi ayam negeri itu berhenti karena giliran sudah sampai pada saya. Diancuk, dia masih sempat mengatakan bahwa dia sudah banyak menyampaikan pesan ini kepada seti-ap orang yang ditemui, terutama saat berobat rutinnya. Bahkan banyak te-man dadakan yang menyatakan setuju dengan pendapatnya. Dia berkeingin-an menyampaikan ini pada setiap orang yang ditemuinya agar tak meng-konsumsi ayam negeri. Saya pun mengucapkan terima kasih kepada dia ketika saya selesai berobat, dan dia masih berada di antriannya, tanpa beranjak.

Kepala saya belum sepenuhnya bisa melupakan pengalaman di antrian tadi tentang ayam negeri yang me-mang salah satu hasil rekayasa gen yang andal, pengetahuan manajemen yang luar biasa dan tentu kemajuan ilmu bermutu tinggi yang dibuat manusia di era industrialisasi modern. Usia pemeliharaan jauh lebih pendek dari ayam kampung, tahapan pembe-saran sangat cepat dan memiliki daya produktifitas daging lebih tinggi, mem-buat ayam negeri populer di Indonesia.

Namun demikian perkembangan sepesat itu belum mampu membuat manusia mengungkapkan semua raha-sia yang terdapat dalam diri ayam. Pe-ngetahuan manusia pada binatang ciptaan Allah, SWT itu tetap saja tidak

kaca mata, “Orang jaman dulu kalo belajar pakai lampu minyak Pak, apinya kecil sekali, kalo belajar matanya sampai kepedesan karena dipaksa membaca di tempat yang kurang terang, tetapi mata mereka tetap sehat dan tidak pakai kacamata,” jelasnya. Senyum saya mulai kecut dan menco-ba menahan diri untuk tidak melempar HP yang saya pegang ke kepalanya yang plonthos.

Saya berusaha menenangkan diri dengan membuka akun facebook (FB). Biasanya dari sekian banyak status, ada status yang inspiratif, dan saya sudah berniat akan mencaci maki “teman baru” saya lewat status FB. Namun tiba-tiba saja niat saya terhenti ketika mendengar dia bercerita tentang sejarah masuknya ayam negeri di Indonesia pada tahun 1971, dan sejak itu banyak orang Indonesia yang mulai menunjukkan kebodohannya. Saya mulai menyimak apa yang dibicarakan ini, kayanya rada ilmiah.

Katanya, selain banyak keterkaitan antara ayam negeri dengan salah satu produk makanan kemasan (instan), mengetahui sejarah ayam negeri juga dapat menjadi pelajaran dan wawasan baru buat saya, bahkan kalau kita ber-

sungguh-sungguh memperhatikan dan menulusuri sejarah masa lampau itu akan banyak hikmah yang terkan-dung di dalamnya, ia mulai menyitir surat Al Mu’minun: 82.

Mulailah antrian bergeser, namun tak beranjak juga jatuh pada giliran sa-ya. Bosan juga menunggu antrian tan-pa sesuatu yang bisa mengusir kebo-sanan, keberadaan pesawat televisi misalnya. Kalaupun ada, acara televisi-pun kini sudah menjadi sumber kebo-sanan baru, karena acaranya cuma gosip artis.

Akhirnya saya mau juga mengikuti cerita tentang ayam kampung dan ayam negeri yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia. Idep-idep membunuh kebosanan de-ngan terpaksa mendengar cerita ayam kampung sebagai representasi kehi-dupan orang Indonesia jaman dahulu, sedangkan ayam negeri sebagai representasi kebanyakan masyarakat Indonesia masa kini. Misalnya ketika dia mengumpamakan ayam kampung di mana kalau dikagetkan dia hanya terkejut saja, sedangkan ayam negeri kalau mendengar suara yang menga-getkan langsung mati. Begitu juga dengan orang jaman dulu yang lebih

da masalah ya dengan nafas Ba-pak?”. Suara berat milik seseo-Arang di samping saya antri di

loket RSU Kardinah, tatapannya tajam membuat saya menahan nafas sejenak. Sinusitis yang saya derita ini memang tipe setia dan tidak mudah disembuh-kan, mulai dari Dokter Spesialis, Dokter Umum hingga berbagai terapi alterna-tif sudah saya coba, tapi tetap saja sinusitis saya mengundang pertanyaan orang-orang yang berada di sekeliling saya.

Belum sempat saya menjawab, dia kembali bertanya, “Sudah berapa lama pakai kacamata?”. Saya tersenyum dan menjawab, “memangnya kenapa Pak?”. Langsung saja dia memvonis, “Itu kare-na Bapak kebanyakan makan mie ins-tan, telor dan ayam negeri.” Hmm.. untung saja kepalanya plonthos, kalau tidak sudah saya cukur habis-habisan rambutnya.

Jempol saya mulai iseng di atas screen HP, geser sana geser sini men-cari artikel menarik di berbagai situs berita, sambil mengusir rasa kesal pada “teman baru ketemu” saat antri di RSU Kardinah yang ternyata masih melan-jutkan pidatonya mengkritisi saya yang seharusnya tidak perlu menggunakan

Oleh: Turah Untung

Antri telah menjadi budaya keseharian kita. Mau beli tikel kereta, mesti antri. Mau berobat, mesti antri,

mau apapun kayanya mesti antri dulu. Saya tidak bisa

membayangkan kadang sikap kekanak-kanakan dapat muncul

saat prosesi antri. Kadang ada cerita lucu, cerita pilu, bahkan kadang ada

sumpah serapah akibat ada seseorang nylonong, tak taat aturan

antri. Itulah kehidupan.

RehatRehat

akan lebih dari sebutir debu di padang pasir yang luas. Saya jadi ingat kandungan An Nahl: 8.

Tanda-tanda keterbatasan ilmu pengetahuan manusia adalah menge-nai rahasia dibalik pertumbuhan ayam negeri yang luar biasa itu. Logikanya, ayam negeri yang selalu hidup di kan-dang yang bagus dengan berbagai fasilitas dan kebersihan yang membuat ayam negeri itu nyaman, ditambah de-ngan makanan khusus yang penuh gizi dengan jadwal yang teratur akan membuat ayam negeri memiliki kele-bihan dalam segala hal dibandingkan ayam kampung. Tapi kenyataannya ayam negeri justru menjadi sangatlah sensitif, sedikit saja keadaannya me-nyimpang dari yang seharusnya, ayam negeri itu langsung sakit, yang lainnya pun ikut sakit dan akhirnya semua ikut mati. Meski bergelimang berbagai ke-nyamanan, ayam negeri itu sesung-guhnya sudah kehilangan identitas diri sebagai makhluk hidup, ayam negeri telah dirubah oleh manusia menjadi mesin penghasil daging dan telur dalam jumlah besar dan waktu yang singkat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Kehilangan identitas diri, juga ba-nyak dialami generasi muda saat ini, dalam belajar, bekerja dan meniti karir, kebanyakan generasi muda kita kini telah menjadi ayam negeri yang selalu menghendaki kehidupan nyaman zon-der berkeringat. Selesai sekolah, rata-rata membayangkan diri bisa diterima bekerja di sebuah perusahaan besar atau ingin jadi PNS, menerima gaji besar, mendapatkan sejumlah jaminan dan fasilitas, mampu membeli rumah dan mobil sendiri, serta berkantor di salah satu gedung megah dan mewah, atau bekerja di instansi pemerintah de-ngan proyek milyaran. Mendambakan hidup enak, semua kebutuhan terpe-nuhi, jauh dari beratnya perjuangan hidup, jauh dari gemblengan dan tan-tangan alam, tidak tahu bagaimana beratnya banting tulang dan bercucur keringat. Sama seperti ayam negeri yang menerima kenyamanan dan ber-bagai fasilitas dari majikannya.

Disadari atau tidak pada saat yang sama sebenarnya kita telah kehilangan kebebasan diri sebagai hak azasi ma-nusia yang paling hakiki, kehilangan semangat dan daya juang. Status diri kita telah merubah menjadi mesin

yang sangat produktif demi kepenting-an majikannya, sama seperti ayam ne-geri. Meski tidak ada yang salah untuk memperoleh kesejahteraan, kesenang-an dan kemewahan bagi diri sendiri dan keluarga, namun falsafah ayam negeri membuat kita menjadi generasi yang ringkih, getas, sensitif dan mudah patah semangat. Generasi ayam negeri merubah kita menjadi figur selfish dan egois, selalu mementingkan diri sendi-ri. Tidak ada lagi rasa prihatin dan em-pati kepada sesama. Apalagi keinginan berkorban untuk orang lain.

Ayam kampung yang berbeda da-lam banyak hal, hidup bebas di alam lepas, pergi ke sana ke mari mencari makan, bermain, dan bercengkerama, tidur seadanya dan di mana saja. Ayam kampung mencari makan sendiri, ber-juang menyibak semak-semak, mengo-rek sampah, merambah selokan, ber-panas-panasan dan berhujan-hujanan, memakan apa saja yang bisa dimakan, tidak peduli kotoran demi menyam-bung hidup yang keras dari hari ke hari. Meskipun demikian ayam kam-pung mempunyai daya tahan yang kuat dan umur lebih panjang. Kehidup-an ayam negeri adalah salah satu tan-da-tanda di sekitar kita yang diberikan Allah SWT untuk meningkatkan ketaq-waan kita kepada Allah, SWT. (Az Zariyat: 51).

Fragmentasi identitas adalah saat dimana kita sudah menjadi tidak utuh lagi sebagai diri kita sendiri atau seba-gian dari kita sudah di bawah dominasi orang lain. Salah satu penyebab terja-dinya fragmentasi identitas adalah di-mana kita menekan keinginan kita sen-diri dan bertindak sesuai keinginan orang lain, membiarkan orang lain ma-suk dan menguasai pikiran kita sendiri, misalnya ada orang lain mengatakan kita tak punya hak berpendapat, me-ngatakan kita tak seharusnya ada di sana, kita bukan bagian dari sesuatu, atau mengatakan kita buruk, dan lain-lain.

Pengertian fragmentasi identitas membuat kita semakin yakin bahwa orang-orang yang tidak menghargai pendapat orang lain, cenderung mere-mehkan dan memaksakan kehendak sendiri, apalagi sampai berani-berani-nya meminta kita menanggalkan iden-titas kita, adalah orang-orang yang bermental ayam negeri.

***

RehatRehat

Page 38: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

English Corner

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

ELECTION GOES TO YOUTHELECTION GOES TO YOUTHin the election in Indonesia, the electi-on organizer need to provide political education so that young people know their rights and responsibilities as citi-zens and become intelligent voters. Youth need to be sure that their voice take effect on the successful of the election, so it is important for them to choose. But choosing is not enough, young generation should be rational voters, who could be responsible for their choices. They could look for a track record of presidential candidates on the Internet, and follow the news before making your choices.

Youth who live in village would not get the same privilege with ones who live in urban areas, such as getting wide access to media and the Internet. But village youth should not be under-estimated because the movement of young people in the village is very ac-tive. It is a chore for the Komisi Pemilih-an Umum (KPU) and the presidential candidates to be able to embrace the younger generation not only in urban but also in rural areas in Indonesia. For a more democratic election is necessa-ry for all sides to intervene the role of election, from the party to hold a democratic and clear recruitment (not just based on popularity or money), from the community to oversee the elections and governance , and most importantly to increase the participa-tion itself, because it is useless in a democratic system if people are not willing to participate.

The presence of young prospec-tive leaders is very good, because after all, the ones who can really understand the needs of youth, is young people themselves. So they (hopefully) can ca-ter to youth's needs. In addition, young people generally have fresh ideas which is needed to change the rule or condition. But it should be remember-ed that the young are not always the best. We should look again track re-cord, capabilities, vision, mission and work plans, and others. If the older one is better, why not?

However, to be elected, the can-didates who may not come from the

younger generation have to under-stand how to make young generation fall in love with them. For the example they can take advantage of advances in technology, especially social media. Because digital and social media have great effects on youth, social networking is also more attracting youth.

T here are a number of tips for the politicians to gain popularity in social networking, among others:- Create a social networking channels

such as youtube to provide information related to the activities of a politician or a political party;

- Upload videos or status regularly with authentic and interesting content, if content uploaded is in videos formed, it should be no longer than 5 minutes. It is intended that the viewers does not feel bored;

- Establish a conversation through responses to the comments submitted by public. In this case, politicians or political parties should be able to answer or accept criticism or comments , even though it is negatives.

Effective use of media such as exposing the activities of a political party or information about presidential candidate and vice presidential candi-date, opening discussions space on facebook or twitter requesting role and input of youth in response to some of the central issues that match the do-main of interest by youth, can be a good idea.

With the free facility from You-tube, future leaders can draw the attention of voters through video simulation of short duration to increase awareness of youth participation for the success of the election by choosing a candidate who is smart, critical, slang and has a clean background.

And to the young generation, use the opportunity to participate in building the nation by voting in election. Because the youth is the saviour for the nation. So don’t doubt to vote! ***

The young generation is one repre-sentation of voters who have a ma-jor role in guarding the democratic party of 2014 election. Nationally, the number of Indonesian young voters (17 up to 30 years old) is about 50 million people or 30 percent of the total electorate (190 million eligible voters).

38

outh are the foundation of the future of the nation's major role Yin determining the momentum

of the Indonesian republic's head of state. Young people, who are enrolled as well as prospective voters also had a big role in the success of the election. Surely our common problem, including the younger generation, when many political experts imagine the 2014 elec-tion figures white group (non-voters) will increase significantly because peo-ple have no confidence in the political parties and public officials. This can be seen from figure abstentions Legisla-tive Election (ranging from 1955 to 2009) which continue to increase significantly.

Nowadays, young generation in Indonesia is increasingly selective, cri-tical, active, and caring for the environ-ment. Associated with the number of swing voters among voters and youth as well as the magnitude of their strength in guarding and contributing

By: Yolla Pamela, A.Md.

Wakil Walikota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh, M.M.Pd. menyerahkan penghargaan

kepada Guru Berprestasi

Wakil Walikota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh, M.M.Pd. saat meninjau kegiatan

pendidikan di SMK YPT Kota Tegal

Page 39: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

English Corner

WARTA BAHARI, Edisi 80/2014

ELECTION GOES TO YOUTHELECTION GOES TO YOUTHin the election in Indonesia, the electi-on organizer need to provide political education so that young people know their rights and responsibilities as citi-zens and become intelligent voters. Youth need to be sure that their voice take effect on the successful of the election, so it is important for them to choose. But choosing is not enough, young generation should be rational voters, who could be responsible for their choices. They could look for a track record of presidential candidates on the Internet, and follow the news before making your choices.

Youth who live in village would not get the same privilege with ones who live in urban areas, such as getting wide access to media and the Internet. But village youth should not be under-estimated because the movement of young people in the village is very ac-tive. It is a chore for the Komisi Pemilih-an Umum (KPU) and the presidential candidates to be able to embrace the younger generation not only in urban but also in rural areas in Indonesia. For a more democratic election is necessa-ry for all sides to intervene the role of election, from the party to hold a democratic and clear recruitment (not just based on popularity or money), from the community to oversee the elections and governance , and most importantly to increase the participa-tion itself, because it is useless in a democratic system if people are not willing to participate.

The presence of young prospec-tive leaders is very good, because after all, the ones who can really understand the needs of youth, is young people themselves. So they (hopefully) can ca-ter to youth's needs. In addition, young people generally have fresh ideas which is needed to change the rule or condition. But it should be remember-ed that the young are not always the best. We should look again track re-cord, capabilities, vision, mission and work plans, and others. If the older one is better, why not?

However, to be elected, the can-didates who may not come from the

younger generation have to under-stand how to make young generation fall in love with them. For the example they can take advantage of advances in technology, especially social media. Because digital and social media have great effects on youth, social networking is also more attracting youth.

T here are a number of tips for the politicians to gain popularity in social networking, among others:- Create a social networking channels

such as youtube to provide information related to the activities of a politician or a political party;

- Upload videos or status regularly with authentic and interesting content, if content uploaded is in videos formed, it should be no longer than 5 minutes. It is intended that the viewers does not feel bored;

- Establish a conversation through responses to the comments submitted by public. In this case, politicians or political parties should be able to answer or accept criticism or comments , even though it is negatives.

Effective use of media such as exposing the activities of a political party or information about presidential candidate and vice presidential candi-date, opening discussions space on facebook or twitter requesting role and input of youth in response to some of the central issues that match the do-main of interest by youth, can be a good idea.

With the free facility from You-tube, future leaders can draw the attention of voters through video simulation of short duration to increase awareness of youth participation for the success of the election by choosing a candidate who is smart, critical, slang and has a clean background.

And to the young generation, use the opportunity to participate in building the nation by voting in election. Because the youth is the saviour for the nation. So don’t doubt to vote! ***

The young generation is one repre-sentation of voters who have a ma-jor role in guarding the democratic party of 2014 election. Nationally, the number of Indonesian young voters (17 up to 30 years old) is about 50 million people or 30 percent of the total electorate (190 million eligible voters).

38

outh are the foundation of the future of the nation's major role Yin determining the momentum

of the Indonesian republic's head of state. Young people, who are enrolled as well as prospective voters also had a big role in the success of the election. Surely our common problem, including the younger generation, when many political experts imagine the 2014 elec-tion figures white group (non-voters) will increase significantly because peo-ple have no confidence in the political parties and public officials. This can be seen from figure abstentions Legisla-tive Election (ranging from 1955 to 2009) which continue to increase significantly.

Nowadays, young generation in Indonesia is increasingly selective, cri-tical, active, and caring for the environ-ment. Associated with the number of swing voters among voters and youth as well as the magnitude of their strength in guarding and contributing

By: Yolla Pamela, A.Md.

Wakil Walikota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh, M.M.Pd. menyerahkan penghargaan

kepada Guru Berprestasi

Wakil Walikota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh, M.M.Pd. saat meninjau kegiatan

pendidikan di SMK YPT Kota Tegal

Page 40: APA KABAR PEMUDA? GENERASI NOL BUKU 80 WEB.pdf · Di sisi lain pemuda dapat memberi kekuatan ... - Pengawasan Produk Hasil Ternak: Menjamin Pangan Asal Hewan yang ASUH . 28 ... jadi

Gu

bern

ur J

aw

a T

en

ga

h H

. G

an

jar P

ra

now

o,

S.H

. d

ida

mp

ingi

Wa

lik

ota

Tega

l H

j. S

iti

Ma

sith

a S

oep

arn

o s

aa

t m

ela

ku

ka

n

ku

nju

nga

n k

e P

ela

bu

ha

n P

erik

an

an

Pa

nta

i T

ega

lsa

ri

Kota

Tega

l d

ala

m r

an

gk

a r

oa

dsh

ow

Gu

bern

ur J

aw

a T

en

ga

hG

ubern

ur J

aw

a T

en

ga

h H

. G

an

jar P

ra

now

o,

S.H

. d

ida

mp

ingi

Wa

lik

ota

Tega

l H

j. S

iti

Ma

sith

a S

oep

arn

o s

aa

t m

ela

ku

ka

n

ku

nju

nga

n k

e P

ela

bu

ha

n P

erik

an

an

Pa

nta

i T

ega

lsa

ri

Kota

Tega

l d

ala

m r

an

gk

a r

oa

dsh

ow

Gu

bern

ur J

aw

a T

en

ga

h