17
“Jamin Awak” Jamu Instan Temu lawak: Sebagai Inovasi Ragam Penggunaan Jamu Tradisional guna Perawatan Kesehatan untuk Indonesia Sehat Ana Ulfatun Khoeriyah Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret [email protected] Abstrak Jamu termasuk dalam jenis ramuan minuman yang terbuat dari akar-akaran, daun- daunan, dan sebagainya. Salah satu jenis akar yang dapat dibuat menjadi jamu adalah temu lawak. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) termasuk jenis tanaman rempah yang memiliki manfaat untuk meningkatkan nafsu makan, dan sebagai antikolesterol, antiinflamasi, antianemia, antioksidan, dan antimikroba. Penelitian ini bertujuan mengetahui ragam manfaat penggunaan jamu instan temu lawak untuk kesehatan. Pengolahan temu lawak menjadi jamu instan melalui tahap pengeringan dan penghancuran menggunakan alat sederhana. Temu lawak dalam bentuk jamu instan mempunyai masa simpan lebih panjang daripada bentuk segar. Penggunaan jamu instan temu lawak dalam perawatan kesehatan mempunyai efektivitas yang tinggi, beberapa ragam penggunaan jamu instan temu lawak antara lain sebagai seduhan untuk ganguan pencernaan, perawatan untuk kehamilan dan persalinan, serta perawatan wajah sebagai antijerawat. Kata kunci: efektif, jamu instan, manfaat, temu lawak

“Jamin Awak” Jamu Instan Temu lawak: Sebagai Inovasi Ragam ...€¦ · tinggi, beberapa ragam penggunaan jamu instan temu lawak antara lain sebagai seduhan untuk ganguan pencernaan,

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • “Jamin Awak” Jamu Instan Temu lawak: Sebagai Inovasi Ragam

    Penggunaan Jamu Tradisional guna Perawatan Kesehatan untuk

    Indonesia Sehat

    Ana Ulfatun Khoeriyah

    Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas

    Sebelas Maret

    [email protected]

    Abstrak

    Jamu termasuk dalam jenis ramuan minuman yang terbuat dari akar-akaran, daun-

    daunan, dan sebagainya. Salah satu jenis akar yang dapat dibuat menjadi jamu adalah

    temu lawak. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) termasuk jenis tanaman

    rempah yang memiliki manfaat untuk meningkatkan nafsu makan, dan sebagai

    antikolesterol, antiinflamasi, antianemia, antioksidan, dan antimikroba. Penelitian ini

    bertujuan mengetahui ragam manfaat penggunaan jamu instan temu lawak untuk

    kesehatan. Pengolahan temu lawak menjadi jamu instan melalui tahap pengeringan

    dan penghancuran menggunakan alat sederhana. Temu lawak dalam bentuk jamu

    instan mempunyai masa simpan lebih panjang daripada bentuk segar. Penggunaan

    jamu instan temu lawak dalam perawatan kesehatan mempunyai efektivitas yang

    tinggi, beberapa ragam penggunaan jamu instan temu lawak antara lain sebagai

    seduhan untuk ganguan pencernaan, perawatan untuk kehamilan dan persalinan, serta

    perawatan wajah sebagai antijerawat.

    Kata kunci: efektif, jamu instan, manfaat, temu lawak

    mailto:[email protected]

  • “Jamin Awak” Jamu Instan Temu lawak: As an Innovation in

    Variety of Uses of Traditional Herb for Medical Treatment for

    Healty Indonesia

    Abstrack

    Herbal medicine is a type of herb drink made from roots, leaves and so on. One type

    of root that can be made into herbal medicine is Curcuma. Temu lawak or curcuma

    (Curcuma xanthorrhiza roxb) is a rhizome herb that has medical benefits for

    increasing appetite and as an anticholesterol, anti-inflammatory, antianemia,

    antioxidant and antimicrobe. This study aimed to find out the various benefit of using

    temu lawak instant herbal medicine for helath. Processing curcuma into instant

    herbal medicine through the stages of drying and grinding using simple tools. Temu

    lawak in from of instant herbal medicine has a longer shelf life compared to fresh

    temu lawak. The use of instant temu lawak herbal medicine in health care has a high

    effectiveness, some of the various uses of temu lawak instant herbal medicine include

    medicine for digestion problem, care for pregnancy and childbirth, and facial care as

    an anti-acne.

    Keywords: effective, instant herbal medicine, benefit, Temu lawak,

    Pendahuluan

    Istilah “jamu” berasal dari bahasa Jawa Kuno “jampi” dan “usodo” yang berarti

    penyembuhan dan pengobatan menggunakan ajian-ajian. Pada pertengahan abad (15-

    16 M), istilah usodo jarang digunakan sedangkan istilah jampi semakin popular

  • dikalangan keraton. Kemudian sebutan “jamu” mulai diperkenalakan pada publik

    oleh “dukun” atau tabib pengobatan tradisional. (Djojoseputro dalam Mudjijono dkk.,

    2014).

    Masyarakat Indonesia merupakan bagian dari keunggulan sumberdaya yang

    ada. Hal ini salah satunya dapat dilihat dari kecerdasan dan keterampilannya

    memanfaatkan hasil alam (tanaman) untuk kebutuhan hidup dan kesehatan.

    Pembuatan dan penjualan jamu merupakan contoh nyata yang bersifat turun-temurun.

    Hal ini sesuai dengan penjelasan bahwa masyarakat Indonesia secara turun-temurun

    mengenal obat dari alam dan dibuat ramuan dalam bentuk jamu (Harmanto dalam

    Abdullah, 2008).

    Bagi masyarakat Indonesia, jamu tentu bukan hal yang asing dalam kehidupan

    sehari-hari. Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu untuk keperluan tertentu,

    misalnya mengobati penyakit, menjaga stamina tubuh, merawat kecantikan bahkan

    untuk melangsingkan tubuh (Mudjijono dkk., 2014). Jamu merupakan bagian dari

    budaya bangsa yang diwariskan oleh leluhur. Beberapa sumber menyebutkan

    pemanfaatan tanaman tradisional pada zaman dahulu, hal ini dapat ditelusuri pada

    relief Candi, Serat Centhini dan Serat Kawruh Bab Jampi-Jampi Jawi. (Aditama, T.,

    2014).

    Bahan utama dalam pengolahan jamu memanfaatkan dedaunan, batang, akar,

    biji, dan buah atau tumbuhan obat termasuk rempah-rempah hasil bumi Indonesia.

    Salah satu jenis tumbuhan obat yang bisa digunakan sebagai bahan utama pembuatan

    jamu adalah temu lawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb).

    Temu lawak merupakan salah satu jenis tanaman obat dari famili

    Zingiberanceae, tanaman obat ini merupakan salah satu dari sembilan jenis tanaman

    unggulan dari Ditjen POM yang memiliki banyak manfaat sebagai bahan obat.

  • Gambar 1: Tanaman Temu lawak. (Koleksi pribadi 2019)

    Tinggi tanaman bisa mencapai 2 m. Rimpang terdiri atas rimpang induk

    (emmpu) yang berbentuk jorong (gelendong) berwarna kuning tua atau cokelat

    kemerahan (bagian dalam berwarna jingga cokelat) dan rimpang cabang yang keluar

    dari rimpang induk, ukurannya lebih kecil dan tumbuh menyamping (warnanya lebih

    muda) (Dalimartha 2000).

    Pada era seperti sekarang ini, tuntutan kebutuhan manusia terhadap kehidupan

    semakin banyak. Sebagai pemenuhan kebutuhan manusia yang banyak tersebut, maka

    produk instan sangat efektif dan efisien. Contoh tingginya budaya konsumtif

    masyarakat Indonesia terhadap budaya instan, bisa dilihat dari konsumsi mie instan

    yang tertinggi kedua di dunia. “Mengacu pada laporan World Instant Noodles

    Asosiation (WINA) konsumsi mie instan di seluruh dunia pada 2017 mencapai 100

    miliar bungkus (porsi). Adapun konsumsi mie instan Indonesia mencapai 12,63 miliar

    bungkus, menduduki urutan terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok” (Databoks,

    2018). Hal tersebut menandakan peluang besar juga bagi jamu instan untuk

    mengambil bagian dalam budaya instan tersebut.

  • Rimpang temu lawak biasanya diproses menjadi simplisia. Simplisia adalah

    bahan baku alami yang biasa digunakan untuk membuat obat tradisional yang belum

    mengalami pengolahan apapun kecuali pengeringan. Pengolahan rimpang temu lawak

    menjadi simplisia relatif mudah, yakni rimpang-rimpang temu lawak dicuci bersih,

    dikupas, dipanaskan, dan diiris melintang dengan tebal sekitar 0,6 cm, kemudian

    irisan dikeringkan menggunakan sinar matahari ataupun menggunakan alat.

    Rimpang temu lawak juga bisa dibuat menjadi jamu instan temu lawak.

    Proses memproduksi jamu instan ini hanya menggunakan peralatan yang masih

    sederhana yaitu blender untuk menghancurka bahan baku temu lawak, wajan untuk

    mengkristalkan dan kompor untuk pemanasnya. Pembuatan jamu instan juga bisa

    dilakukan dengan cara menggiling dan menghalusakan simplisia rimpang temu lawak

    menggunakan alat. Temu lawak dalam bentuk jamu instan mempunyai masa simpan

    lebih panjang daripada bentuk segar.

    Tianjauan Teoritis

    a. Jamu

    Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan dan

    mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang

    belum dibekukan dan dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan

    pengalaman. Bentuk sediaan berwujud sebagai serbuk seduhan, rajangan untuk

    seduhan dan sebagainya. Istilah penggunaannya masih memakai pengertian

    tradisional seperti galian singset, sekalor, pegel linu, tolak angin dan sebagainya,

    sedangkan fitofarmaka adalah sedian obat yang telah dibuktikan keamanannya dan

    khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan ganelik yang telah

    memenuhi persyaratan yang berlaku (Sumarny, 2002).

  • Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, suatu penelitian kesehatan

    berskala nasional yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pegembangan

    Kesehatan Kementrian Kesehatan, menunjukan bahwa 30,4% rumah tangga di

    Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional, diantaranya 77,8% rumah

    tangga memanfaatkan jenis pelayanan kesehatan tradisional keterampilan tanpa alat,

    dan 49,0% rumah tangga memanfaatkan ramuan. Sementara itu, Riskesdas 2010

    menujukan 60% penududuk Indonesia diatas usia 15 tahun menyatakan pernah

    minum jamu, dan 90% diantaranya menyatakan adanya manfaat minum jamu

    (Aditama, T., 2014).

    b. Kekayaan Budaya Nusantara

    Jamu dan tanaman obat merupakan salah satu kekayaan budaya nusantara yang

    penting. Kekayaan bangsa ini diselaraskan dengan Strategi global dalam

    pengembangan pelayanan kesehatan tradisional tertuang dalam WHO Traditional

    Medicine Strategy 2014-2023 yang menekankan pada:

    1. Pegembangan kebijakan nasional berbasis pengetahuan dalam mengelola

    “T and CM”, yaitu sebagai T (Traditional Medicine) and CM

    (Complementary Medicine);

    2. Memperkuat pelaksanaan regulasi pada produk, praktik dan pelakunya

    untuk menjamin khasiat, kualitas, dan keamanan;

    3. Mendorong implementasi universal health coverage dengan

    mengintegrasikan T and CM ke dalam pelayanan kesehatan dan asuhan

    kesehatan mandiri. (Aditama, T., 2014).

    c. Rimpang Temu Lawak

    Akar rimpang temu lawak terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat,

    berwarna hijau gelap. Rimpang induk dapat memiliki 3-4 buah rimpang. Warna kulit

    rimpang cokelat kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna daging rimpang oranye

    tua atau kuning. Rimpang temulawak terbentuk di dalam tanah pada kedalaman

    sekitar 16 cm. tiap rumpun umumnya memiliki 6 buah rimpang tua dan 5 buah

  • rimpang muda. Rimpang temu lawak sangat berkhasiat untuk antiradang, anti

    keracunan empedu, penurunan kadar kolesterol, diuretic (peluruh kencing), penambah

    ASI, tonikum, dan penghilang nyeri sendi (Parahita, 2007)

    Rimpang temu lawak digunakan sebagai obat kejang, jerawat, malaria, diare,

    kurang nafsu makan, kurang darah, cacar air, radang lambung, getah empedu

    terganggu, cacingan, mengatasi air susu yang kurang, eksema, sembelit, kencing

    darah,radang ginjal, demam kuning, pelepas gas dalam perut, dan anti-HIV. Rimpang

    temu lawak megandung mintak asiri, kurkuminoid, lemak, resin, dan serat (Hermani

    dan Syukur et all, 2001)

    Tabel 1. Komposisi gizi temulawak.

    Kandungan Nilai (%)

    Air 13,98

    Minyak astiri 3,81

    Pati 41,45

    Serat 12,62

    Abu 4,62

    Abu tak larut asam 0,56

    Sari dalam alkohol 9,48

    Sari salam air 10,90

    Kurkumin 2,29

    Sumber: Said 2007.

    d. Jamu Instan

    Instan adalah sediaan jamu yang siap dikonsumsi dengan penambahan air

    matang atau air mendidih. Jamu instan adalah jamu dalam bentuk instan yang siap

    diminum dengan menambahkan air matang sesuai dengan aturannya. Jamu instan

    merupakan jenis jamu yang dimaksudkan untuk digunakan dalam mengurangi,

    menghilangkan dan menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit (Anonim, 1985).

  • Metode Penelitian

    Materi yang ditulis ringkas, bahan yang diteliti, metode penelitian, teknik

    pengumpulan data, teknik pengolahan data.

    Rimpang temu lawak yang akan diolah menjadi jamu instan serbaguna

    melalui beberapa tahapan antara lain pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi

    kering, penggilingan, pengayakan, ekstraksi, dan pengemasan. Bahan utama yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang temu lawak.

    Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini antara lain :

    Studi pustaka

    Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh dan mengumpulkan data baik berupa

    material, manfaat bahan, dan proses pengolahan yang ada di perpustakaan, seperti

    buku-buku, majalah, jurnal, dokumen, dan lain sebagainya. Kegiatan studi pustaka

    yang dilakukan sebelum penelitian berfungsi untuk memperoleh data dan informasi

    guna menunjang penelitian.

    Wawancara

    Metode wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

    pertanyaan umum mengenai objek penelitian. Wawancara dilakukan pada setiap

    pedagang yang menjual simplisia dan temu lawak di pasar.

    Teknik pengolahan data yang dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

    menganalisis data secara deskriptif dan didukung dengan penyajian data dalam

    bentuk tabel dan bagan.

  • Hasil Penelitian dan Pembahasan

    A. Pengolahan Rimpang Temu Lawak Menjadi Jamu Instan

    Teknik pengolahan rimpang temu lawak terdiri dari proses sortasi, pencucian,

    penjemuran/penirisan, pengirisan/perajangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi

    berbagai produk/diversifikasi produk (Anonim, 2009).

    1. Pencucian

    Pencucian bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan mengurangi

    mikroba-mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus segera dilakukan

    setelah panen karena mempengaruhi mutu bahan. Pencucian menggunakan air

    bersih seperti air dan mata air, sumur atau PAM. Penggunaan air kotor

    menyebabkan jumlah mikroba pada bahan tidak akan berkurang bahkan akan

    bertambah. Perlu diperhatikan bahwa pencucian harus dilakukan dalam waktu

    yang sesingkat mungkin untuk menghindari laut dan terbuangnya zat yang

    terkandung dalam bahan.

    Gambar 2: Pencucian Rimpang Temu lawak (Koleksi pribadi 2019)

  • 2. Perajangan

    Perajangan dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan,

    pengemasan dan penyimpanan. (Sembiring, 2007) Ukuran perajangan sangat

    berpengaruh pada kualitas bahan simplisia. Perajangan dapat dilakukan

    dengan alat pemotong manual dengan ketebalan 2-3 mm. Jika perajangan

    terlalu tipis dapat menambah kemungkinan berkurangnya zat yang terkandung

    dalam simplisia. Sebaliknya, jika terlalu tebal maka kandungan air dalam

    simplisia akan sulit dihilangkan. Apabila simplisia sulit dikeringkan

    atauhanya kesring di bagian permukaan maka akan mudah busuk atau rusak.

    Gambar 3: Perajangan Rimpang Temu lawak (Koleksi pribadi 2019)

    3. Pengeringan

    Proses pengeringan dilakukan untuk mendapatkan simplisa yang tidak

    mudah rusak sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dalam

    peoses ini, kadar air dan reaksi-reaksi zat dalam simplisia akan berkurang

    sehingga dapat menghindari penurunan atau kerusakan kualiras simplisa.

    Untuk mengetahui kadar air simplisia tersebut secara manual dapat dilihat dari

    warna yang mulai berubah menjadi kuning, jingga atau cokelat yang mudah

    dipatahkan. Waktu pengeringan simplisia bervariasi tergantung ketebalan

  • simplisia. Metode pengeringan simplisia dapat dilakukan dengan bantuan

    sinar matahari atau dengan alat pengering atau oven.

    1) Pengeringan dengan bantuan sinar matahari

    Metode pengeringan ini merupakan cara yang paling mudah dan

    murah. Caranya adalah dengan membiarkan bahan simplisia terhahampar

    secara merata di udara terbuka di atas alas yang tersedia seperti plastik,

    tikar atau tampah.

    2) Pengeringan dengan bantuan alat pengering

    Dengan alat pengering dapat diperoleh simplisia dengan mutu yang

    lebih baik karena pengeringan akan lebih merata dan stabil serta waktu

    pengeringan akan lebih cepat.

    Gambar 4: Pengeringan Rimpang Temu lawak (Koleksi pribadi 2019)

    4. Sortasi

    Sortasi dilakukan guna memisahkan benda-benda asing seperti bagian

    tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lain yang masih ada dan

    tertinggal pada simplisia. Kreteria penyortiran simplisa temu lawak

    berdasarkan warna yaitu merah bata, apabila dipatahkan berwarna orange

    cerah dengan aroma segar.

  • 5. Penggilingan

    Penggilingan dalam bentuk sederhana bisa dilakukan menggunakan

    blender. Penggilingan lain menggunakan mesin, penggunaan mesin dilakukan

    sesuai dengan tipe produk yang akan dibuat.

    6. Pengayakan

    Pengayakan atau penyaringan adalah proses penyaringan simplisia

    yang sudah digiling untuk memperoleh ukuran yang seragam.

    7. Ekstraksi

    Penyaringan (ekstraksi) adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larue

    dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Pemilihan cairan

    didasarkan pada zat aktif yang terkandung pada bahan tersebut (Anonim,

    1986).

    Kurkumin merupakan senyawa aktif dari Curcuma xantharrhiza Roxb

    yang termasuk kedalam golongan senyawa fenol adalah dengan pemekatan

    ekstrak tumbuhan dalam etanol-air (Harborne, 1987).

    8. Jamu Instan Temu lawak

    Hasil dari pengolahan rimpang temu lawak mulai dari pencucian

    hingga ekstraksi menghasilkan jamu serbuk instan temu lawak yang bisa

    khasiatnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

    Rimpang Temu lawak

    Pencucian

    Perajangan

    Pengeringan

    Sortasi

  • Gambar 5. Tahap pembuatan jamu instan temu lawak.

    B. Ragam Penggunaan Jamu Instan Temu lawak

    Jamu merupakan obat yang diolah dari akar-akaran dan daun-daunan, segala

    jenis olahan yang terbuat dari akar dan daun tumbuhan bisa disebut jamu jika

    digunakan sebagai pengobatan. Berikut beberpa ragam penggunaan yang bisa

    diterapakan menggunakan jamu instan temu lawak.

    1. Seduhan Jamu Instan Temu lawak

    Produk jamu instan temu lawak bisa dikonsumsi dengan cara diseduh,

    bubuk ini mudah larut dalam air dingin maupun air panas.

    Cara membuat seduhan jamu ini yaitu dengan menuangkan satu

    sendok makan jamu instan ke dalam gelas, larutkan menggunakan air

    sebanyak 200ml, aduk hingga merata, supaya tidak pekat dan pahit bisa

    menggunakan madu, gula jawa dan jeruk nipis.

    Khasiat yang ditimbulkan dari meminum seduhan jamu ini antara lain

    menyembuhkan gangguan penderita perut kembung, ganguan pencernaan,

    dan nafsu makan yang rendah. Selain bisa mengatasi bermacam ganguan

    pada perut, seduhan temu lawak ini bisa dikonsumsi saat hamil, dengan

    mengkonsumsi seduhan ini bisa membantu merawat kehamilan baik ibu

    maupun janin dalam kandungan sehingga tetap sehat dan bisa

    memudahkan persalinan.

    Penggilingan

    pengayakan

    ekstraksi

    Jamu Instan

  • 2. Jamu Instan untuk Jamu Bersalin (dioleskan)

    a. Pilis

    Banyaknya darah yang keluar saat persalinan membuat wanita kerap

    pusing dan mata berkunang. Ramuan pilis menyerupai bentuk parem,

    dan dalam pemakaiannya ditempelkan dikening, tepatnya diatas alis

    kiri dan alis kanan. Bahan campuran membuat pilis salah satunya

    temu lawak yang dicampur dengan kencur, kunir dan sedikit madu.

    Pilis ini baik digunakan sehabis mandi sore. Manfaat pilis untuk

    melancarkan peredaran darah di bagian kepala dan menajamkan indera

    penglihatan dan menghilangkan pusing.

    b. Parem Atas dan Bawah

    Perawatan usai persalinan salah satunya menggunakan parem temu

    lawak. Cara penggunaannya dengan mencampurkan serbuk jamu

    instan temu lawak diletakan didalam cawan dan direndam dengan air

    hangat kuku, selanjutnya diusapkan/digosokan ke bagian yang

    dibutuhkan. Khasiat dan manfaat parem atas dan bawah adalah untuk

    menghilangkan letih, mengencangkan perut dan otot-otot.

    Melancarkan peredaran darah karena 9 bulan membengkak, mencegah

    timbulnya warises, dan menghilangkan nyeri dan pegel-pegel.

    c. Cebokan

    Ramuan ini digunakan untuk mengatasi gatal-gatal yang disertai

    keputihan, membersihkan vagina dan mengatasi bau yang tidak sedap.

    Ramuan ini dibuat dengan rebusan serbuk jamu instan temu lawak

    dicampur menggunakan daun sirih, kemudian ditunggu hingga dingin

    selanjutnya disaring kemudian bisa untuk digunakan.

    3. Jamu Instan Temu lawak untuk Kecantikan

    Temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satu tanaman

    obat yang memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai antibakteri,

    senyawa aktif yang berperan sebagai anti bakteri adalah xantorizol. Temu

  • lawak mengandung kurkumin yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi

    tetapi aktivitas antibakterinya rendah, antioksidan menunjukan bahwa

    temu lawak memiliki potensi mencegah radikal bebas, sedangkan

    antibakteri menunjukan bahwa temu lawak bisa menghambat bahkan

    membunuh bakteri penyebab jerawat. Temu lawak juga aman bagiu kulit

    karena tidak menyebabkan iritasi (Tilaar et al. 2008)

    Gambar 6: Pembuatan Ramuan Masker Tepung Beras, Temu lawak, air

    dan aloevera (Koleksi pribadi 2019)

    Pembuatan masker temu lawak dengan mencampurkan tepung beras,

    sedikit bubuk jamu instan temu lawak dengan madu, atau menggunakan

    ekstrak lidah buaya (aloevera gel). Madu memiliki kandungan antiseptik

    dan antiradang yang berguna untuk mencegah jerawat dan menyamarkan

    bekas jerawat. Ekstak lidah buaya memberikan kelembutan dan

    melembabkan wajah.

  • Kesimpulan

    Temu lawak berpeluang digununakan sebagai bahan utama dalam pembuatan jamu

    instan, mengingat khasiatnya yang amat banyak maka pengubahan pengolahan jamu

    temu lawak dari tradisional menjadi instan sangat diperlukan guna efisiensi dalam

    pengobatan.

    Jamu instan temu lawak ini bisa digunakan sebagai inovasi ragam penggunaan

    jamu tradisional seperti seduhan untuk mengatasi perut kembung dan gangguan

    pencernaan, jamu perawatan hamil dan melahirkan hingga diolah menjadi ramuan

    perawatan kecantikan.

    Saran

    Perlu dilakakukan pengembangan dalam pengolahan temu lawak menjadi jamu instan

    baik dari segi peralatan yang lebih canggih dan higenis untuk menghasilkan produk

    yang terhindar dari bakteri.

    Daftar Pustaka

    Aditama T. 2014. Jamu dan Kesehatan. Badan Litbang Kesehatan Kementrian

    Kesehatan RI

    Anonim. 2009. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb).

    http://www.aagos.ristek.go.id/pertanian.temulawak.pdf. Diakses pada

    30/03/2019

    http://www.aagos.ristek.go.id/pertanian.temulawak.pdf

  • Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Cetakan 1. Jilid 2. Trubus

    Agriwidya, Jakarta. 214 hlm.

    Djojoseputro dalam Mudjijono dkk. 2014. Kearifan Lokal Orang Madura Tentang

    Jamu untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai

    Budaya.

    Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Edisi Ke-2. Padmawinata K, Soedira L,

    penerjemah; Bandung: Penerbit ITB. Terjemahan dari: Phytochemical

    Method.

    Mudjijono dkk. 2014. Kearifan Lokal Orang Madura Tentang Jamu untuk Kesehatan

    Ibu dan Anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya.

    Parahita LM 2007. Curcuma xanthorrhiza (Temulawak) Morfologi, Anatomi dan

    Fisiologi http://touisa.multiply.com/journal/item/240/curcuma_xanthorriza

    _temulawak_-_Morfologi_Anatomi_dan_Fisiologi.htm. Diakses pada

    27/3/2019

    Sembiring. 2007. Teknologi Penyiapan Simplisia Terstandar Tanaman Obat.

    http://ejurnal.litbang.pertanian .go.id/index.php/article/view/. Diakses pada

    30/3/2019

    Sumarny, R.2002. Paradigma Pengobatan Kanker.

    http://www.rudyct.tripod.com/sem2_012/ros.sumarny.htm. 30/3/2019

    Syukur, C. dan Hermani, 2001. Budidaya Tanaman Obat Komersial.

    Bogor:PT.Penebar Swadaya

    Tilaar M, dkk,. 2008. [Prosiding Simposium Internasional Pertama Temulawak].

    Bogor: IPB International Convention Center (IICC). Dikutip 27 Maret 2019

    dari http://repository.ipb.ac.id

    http://touisa.multiply.com/journal/item/240/curcuma_xanthorriza%20_temulawak_-_Morfologi_Anatomi_dan_Fisiologi.htmhttp://touisa.multiply.com/journal/item/240/curcuma_xanthorriza%20_temulawak_-_Morfologi_Anatomi_dan_Fisiologi.htmhttp://www.rudyct.tripod.com/sem2_012/ros.sumarny.htmhttp://repository.ipb.ac.id/