Antena Array Mikrostrip Patch Square Untuk Aplikasi Bluetooth Pada Frekuensi 2,4 GHz

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TelekomunikasiAntena dan PropagasiTeknik Elektro

Citation preview

  • MAKALAH ANTENA DAN PROPAGASI

    Anggota Kelompok:

    Ahmad Ilmiawan 1106052631

    Faddly Triwanto 1206226532

    Immanuel Chandra 1206263710

    Oki Yoga 1206263686

    Roland Sidabutar 1306482211

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    2014

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan Karunia-

    Antena

    Array Mikrostrip Square Patch untuk Aplikasi Bluetooth pada Frekuensi 2,4-2.48

    GHz

    Pada kesempatan kali ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih

    kepada orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan dukungan baik dari

    segi moril dan materil.Tidak lupa kami juga ingin mengucapkan terima kasih

    kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan

    makalah ini.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bu Yuli

    Fitria.Karena keterbatasan kemampuan, maka makalah ini masih memiliki banyak

    kekurangan baik dari segi isi maupun segi penyusunannya.Oleh karena itu kami

    mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini.Diluar

    itu semua kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada

    umumnya.Terakhir, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kata-

    kata yang tidak berkenan atau menyinggung hati pembaca.

    Depok, 13 November 2014

    Penulis

    i

  • DAFTAR ISI

    ....... ..... i

    ....... ..... ii

    BAB I : Pendahuluan . 1

    1.1 Latar . 1

    1.2 Rumusan .............................. 2

    1.3 Tujuan Penelitian .... 2

    1.4 Metode Penelitian . 2

    BAB II : Pembahasan . ....... ....... 4

    2.1 Pengertian Antena.................................................................................... 4

    2.2 Antena Mikrostrip.............................................. 5

    2.3 Parameter Umum Antena Mikrostrip....................................................... 7

    2.4 Kelebihan dan Kekurangan Antena Mikrostrip...... 12

    2.5 Bahan Substrat............................................. 13

    2.6 Pengertian Bluetooth.................................... 14

    2.7 Sistem Operasi Bluetooth............................. 14

    2.8 Spektrum Bluetooth........................................... 15

    2.9 Interferensi Bluetooth......................................... 15

    2.10 Range Bluetooth............................................... 16

    2.11 Daya Bluetooth................................................. 16

    2.12 Kelebihan dan Kekurangan Bluetooth.................................. 17

    ii

  • BAB III : Perancangan Antena............................................................................... 18

    BAB IV : Simulasi dan Analisa Antena................................................................. 29

    BAB V : Pengukuran Antena.................................................................................. 41

    BAB VI : Penutup.................................................................................................... 46

    Kesimpulan ............................... 46

    Daftar Pu . ... 48

    iii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kita semua tentunya menyadari, bidang informasi dan telekomunikasi

    mengalami revolusi khususnya untuk perangkat audiovisual, telepon selular, dan

    antenna. Teknologi tersebut telah mengubah cara hidup masyarakat dan

    mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Kemajuan teknologi

    informasi dan komunikasi memberikan begitu banyak kemudahan yang

    memungkinkan setiap orang dapat berkomunikasi tanpa berkontak secara

    langsung, salah satunya dengan menggunakan bluetooth.[1]

    Perkembangan terkini dari komunikasi wireless seringkali membutuhkan

    suatu karakteristik antenna yang mempunyai ukuran kecil, ringan, biaya rendah,

    dengan proses fabrikasi yang mudah, dan conformal (dapat menyesuaikan dengan

    tempat dimana antenna tersebut diletakkan). Antena mikrostrip merupakan salah

    satu jenis 5ntenna dengan karakteristik yang tepat akan kebutuhan tersebut. Akan

    tetapi jenis antenna ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya : gain rendah,

    keterarahan yang kurang baik, efisiensi rendah, rugi-rugi hambatan pada saluran

    pencatu, eksitasi gelombang permukaan dan bandwidth rendah [2].

    Pada paper ini akan dibahas perancangan sebuah 5ntenna array mikrostrip

    patch rectangularyang dapat digunakan pada 5ntenn wireless 5ntenna5h pada sisi

    terminal (laptop, PC dan PDA). Rancang bangun 5ntenna mikrostrip dengan

    frekuensi kerja 2.400-2.480 GHz dengan jangkauan efektif 12 m. Antena

    mikrostrip yang dibuat adalah 5ntenna array 4 mikrostrip rectangular patch dan

    jenis substrat FR-04 dengan dielektrik 4.4 dan h=1.6 mm. Perancangan dan

    perhitungan parameter antenna secara 5ntenna menggunakan software simulasi

    5ntenna CST.

    1

  • 1.2 Rumusan Masalah

    Antena yang didesain merupakan antena mikrostrip array square patch.

    dengan spesifikasi yang diinginkan. Untuk frekuensinya, antena bluetooth ini

    bekerja pada rentang frekuensi dari 2.4 - 2.48 GHz sesuai dengan rentang

    frekuensi kerja normal bluetooth pada umumnya.Dengan bandwidth dari antena80

    MHz. Gain dari antenamikrostrippada jurnal referensi sebesar3dBi . Pada proyek

    ini akan dibuat gain yang lebih besar. Hal ini dikarenakan kami ingin menambah

    jangkauan dan kuat intensitas radiasiantena mikrostrip ini dengan cara meng-array

    patch antena. Pada proyek ini, antena akan dibuat agar dapat mencapai jangkauan

    lebih dari 3 meter. Untuk mencapai jangkauan tersebut, maka gain nya harus

    ditingkatkan. Maka dari itu, pada penelitian ini fokusnya akan ditekankan untuk

    meningkatkan gain sampai lebih dari 3dBi.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian paper ini adalah rancang bangun antena array mikrostrip

    untuk applikasi bluetooth yang bekerja pada frekuensi 2.40-2.48GHz. Kemudian

    menganalisis parameter kerja antena tersebut melalui perbandingan desain dan

    hasil pengukuran serta membandingkan gain dan dimensi dengan jurnal acuan.

    1.4 Metode Penelitian

    1. Studi Pustaka

    Studi pustaka adalah proses mencari literature untuk dijadikan referensi.

    Literatur yang didapat berupa jurnal, buku, dan skripsi yang sudah pernah

    ada. Proses studi pustaka ini harus dilakukan sebanyak mungkin agar

    dapat memperoleh pemahaman yang baik dan didapat analisa yang tepat

    mengenai bahasan masalah yang didapat.

    2. Desain dan simulasi

    Setelah melakukan studi pustaka dan dapat menentukan batasan masalah

    yang diinginkan, dapat dilakukan proses desain. Proses desain yaitu

    2

  • mendesain model antena yang dibutuhkan menggunakan software dengan

    metode optimasi iterasi dan perhitungan mulai dari bahan sampai

    parameter-parameter yang telah ditentukannya harus dipenuhi.Setelah

    tahap desain, dilanjutkan dengan tahap simulasi.Simulasi adalah

    mensimulasikan hasil desain antena yang telah dibuat untuk mengetahui

    keberhasilan antena tersebut.

    3. Fabrikasi

    Fabrikasi adalah proses pembuatan bentuk fisik dari antena yang telah

    didesain dan disimulasikan.

    .

    3

  • BAB II

    ANTENA MI CROSTRIP UNTUK BLUETOOTH

    2.1 PENGERTIAN ANTENA

    Antena adalah sebuah alat yang bisa memancarkan dan atau menerima

    gelombang elektromagnetik.Contoh penggunaaan antenna adalah komunikasi

    tanpa kabel (nirkabel/wireless).

    Dalam merancang antena diperlukan beberapa parameter, diantaranya :

    Pola radiasi /pancaran : besaran yang menentukan ke arah sudut mana

    sebuah antena memancarkan/mendistribusikan energinya.

    Polarisasi antena : polarisasi gelombang yang diradiasikan oleh antena

    pada arah yang diberikan/menyatakan arah dan orientasi dari medan listrik

    dalam perambatannya dari antena.

    Impedansi : impedansi masukkan antena pada terminalnya.

    Resiprositas antena : penunjuk bahwa sebuah antena dapat berfungsi

    sebagai pengirim dan juga penerima.

    FBR (Front to Back Ratio) : perbandingan kuat pancaran padaa arah depan

    dan belakang antena.

    Daya teradiasi : daya teradiasi yang dihasilkan oleh antena.

    Gain (penguatan) : perbandingan daya pancar suatu antena terhadap daya

    pancar antena refrensi.

    Directivity (keterarahan) : suatu karakteristik yang menggambarkan

    seberapa besar energy dikonsentrasikan pada arah tertentu.

    Efisiensi : efisiensi total yang dihasilkan dari sebuah antena.

    Bandwidth : suatu range frekuensi dimana antena dapat beroperasi dengan

    kinerja yang baik.

    4

  • 2.2 ANTENA MIKROSTRIP

    Antena mikrostrip merupakan sebuah antena yang tersusun atas 3 elemen

    yaitu: elemen peradiasi (radiator), elemen substrat (substrate), dan elemen

    pentanahan (ground).

    Elemen peradiasi (radiator) atau biasa disebut sebagai patch, berfungsi

    untuk meradiasi gelombang elektromagnetik dan terbuat dari lapisan logam

    (metal) yang memiliki ketebalan tertentu. Jenis logam yang biasanya digunakan

    adalah tembaga (copper) dengan konduktifitas 5,8 x 107 S/m. Berdasarkan

    bentuknya, patch memiliki jenis yang bermacam-macam diantaranya bujur

    sangkar (square), persegi panjang (rectangular), garis tipis (dipole), lingkaran,

    elips, segitiga, dll.

    5

  • Gambar 2. Macam-macam bentuk Patch

    Elemen substrat (substrate) berfungsi sebagai bahan dielektrik dari antena

    mikrostrip yang membatasi elemen peradiasi dengan elemen pentanahan. Elemen

    ini memiliki jenis yang bervariasi yang dapat digolongkan berdasarkan nilai

    konstanta dielektrik (r ) dan ketebalannya (h). Kedua nilai tersebut

    mempengaruhi frekuensi kerja, bandwidth, dan juga efisiensi dari antena yang

    akan dibuat. Ketebalan substrat jauh lebih besar daripada ketebalan konduktor

    metal peradiasi.Semakin tebal substrat maka bandwidthakan semakin meningkat,

    tetapi berpengaruh terhadap timbulnya gelombang permukaan (surface wave).

    Gelombang permukaan pada antena mikrostrip merupakan efek yang merugikan

    karena akan mengurangi sebagian daya yang seharusnya dapat digunakan untuk

    meradiasikan gelombang elektromagnetik ke arah yang diinginkan.

    Sedangkan elemen pentanahan (ground) berfungsi sebagai pembumian

    bagi sistem antena mikrostrip. Elemen pentanahan ini umumnya memiliki jenis

    bahan yang sama dengan elemen peradiasi yaitu berupa logam tembaga.

    Antena mikrostrip memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan

    antena lainnya, seperti secara fisik antena mikrostrip lebih tipis, lebih kecil, dan

    lebih ringan, biaya pabrikasi yang murah, dapat dilakukan polarisasi linear dan

    lingkaran dengan pencatuan yang sederhana, dan sebagainya. Tetapi, antena

    mikrostrip juga memiliki keterbatasan dibandingkan dengan antena lainnya,

    diantaranya memiliki bandwidth yang sempit, gain yang rendah, dan memiliki

    efek gelombang permukaan (surface wave). Karena memiliki bentuk dan ukuran

    yang ringkas, antena mikrostrip sangat berpotensi untuk digunakan pada berbagai

    macam aplikasi yang membutuhkan spesifikasi antena yang berdimensi kecil,

    6

  • dapat mudah dibawa (portable) dan dapat diintegrasikan dengan rangkaian

    elektronik lainnya (seperti IC, rangkaian aktif, dan rangkaian pasif). Antena

    mikrostrip telah banyak mengalami pengembangan sehingga mampu

    diaplikasikan pada berbagai kegunaan seperti komunikasi satelit, militer, aplikasi

    bergerak (mobile), kesehatan, dan, komunikasi radar.

    2.3 PARAMETER UMUM ANTENA MIKROSTRIP

    Unjuk kerja (performance) dari suatu antena mikrostrip dapat diamati dari

    parameternya. Beberapa parameter utama dari sebuah antena mikrostrip akan

    dijelaskan sebagai berikut.

    2.3.1Bandwidth

    Bandwidth (Gambar 1) suatu antena didefinisikan sebagai rentang

    frekuensi di mana kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa karakteristik

    (seperti impedansi masukan, pola, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi, VSWR,

    return loss, axial ratio)memenuhi spesifikasi standar.

    Gambar 1. Rentang Frekuensi Yang Menjadi Bandwidth

    7

  • Bandwidth dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini :

    Dimana :f2 = frekuensi tertinggi

    f1 = frekuensi terendah

    fc= frekuensi tengah

    Ada beberapa jenis bandwidth di antaranya [4]:

    a. Impedance bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana patch antena berada

    pada keadaan matching dengan saluran pencatu. Hal ini terjadi karena

    impedansi dari elemen antena bervariasi nilainya tergantung dari nilai

    frekuensi. Nilai matching ini dapat dilihat dari return loss dan VSWR. Pada

    umumnya nilai return loss dan VSWR yang masih dianggap baik masing-

    masing adalah kurang dari -9,54 dB dan 2.

    b. Pattern bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana beamwidth, sidelobe, atau

    gain,yang bervariasi menurut frekuensi memenuhi nilai tertentu. Nilai

    tersebut harus ditentukan pada awal perancangan antena agar nilai bandwidth

    dapat dicari.

    c. Polarization atau axial ratio bandwidth adalah rentang frekuensi di mana

    polarisasi (linier atau melingkar) masih terjadi. Nilai axial ratio untuk

    polarisasi melingkar adalah kurang dari 3 dB.

    8

  • 2.3.2 VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)

    VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing

    wave) maksimum (|V|max) dengan minimum (|V|min) [3].Pada saluran transmisi ada

    dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (V0+) dan

    tegangan yang direfleksikan (V0-). Perbandingan antara tegangan yang

    direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien refleksi

    tegangan () [3]:

    Dimana ZLadalah impedansi beban (load) dan Z0 adalah impedansi saluran

    lossless.Koefisien refleksi tegangan () memiliki nilai kompleks, yang

    merepresentasikan besarnya magnitudo dan fasa dari refleksi. Untuk beberapa

    kasus yang sederhana, ketika bagian imajiner dari adalah nol, maka [3]:

    : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat

    = 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna

    = +1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka.

    9

  • 2.3.3 Penguatan (Gain)

    Penguatan (Gain) pada antena mikrostrip merupakan perbandingan

    intensitas radiasi pada arah tertentu terhadap intensitas radiasi yang diterima jika

    daya yang diterima berasal dari antena isotropik.

    2.3.4 Return Loss

    Return Loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang

    direfleksikan terhadap amplitude gelombang yang dikirimkan. Return loss

    digambarkan sebagai peningkatan amplitude dari gelombang yang direfleksian

    disbanding dengan gelombang yang dikirim. Return loss dapat terjadi akibat

    adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi masukan

    beban (antena). Pada rangkaian gelombang mikro yang memiliki diskontinuitas

    (mismatched),besarnya return loss bervariasi tergantung pada frekuensi.

    10

  • 2.3.5 Keterarahan (Directivity)

    Keterarahan dari sebuah antena didefinisikan sebagai perbandingan (rasio)

    intensitas radiasi sebuah antena pada arah tertentu dengan intensitas radiasi rata-

    rata pada semua arah. Intensitas radiasi rata-rata sama dengan jumlah daya yang

    diradiasikan oleh a

    intensitas radiasi maksimum merupakan arah yang dimaksud. Keterarahan ini

    dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

    Dan jika arah tidak ditentukan keterarahan terjadi pada intensitas radisasi

    maksimum yang didapat dengan rumus :

    Dimana :

    D = keterarahan

    Do = keterarahan maksimum

    U = intensitas radiasi

    11

  • Umax = intensitas radiasi maksimum

    Uo = intensitas radiasi pada sumber isotropic

    Prad = daya total radiasi

    2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ANTENA

    MIKROSTRIP

    GambarAntena Array Mikrostrip Patch Square

    12

  • A. Kelebihan Antena Mik rostrip :

    ukuran kecil dan ringan,

    mudah dalam pembuatannya,

    dapat beroperasi dalam single maupun dual band,

    dapat dibuat untuk dual atau tripel frekuensi.

    B. Kekurangan Antena Mik rostrip :

    memiliki gain yang kecil untuk satu patch,

    bandwidth sempit.

    2.5 BAHAN SUBSTRAT

    Bahan substrat adalah bahan yang berada antara dua konduktor dalam

    saluran mikrostrip.Terdapat banyak bahan substrat dengan katakteristik masing-

    masing yang berbeda. PadaTabel 1 terdapat 5 jenis bahan substart yaitu Bakelite,

    FR 4 Glass Epoxy, RO4003, Taconic TLC, danRT Duroid. Setiap bahan substart

    memiliki nilai konstanta dielektrik yang berbeda dengan yang lain, seperti terlihat

    pada Tabel 1.

    Tabel 1. Macam-Macam Bahan Substrat

    13

  • 2.6 BLUETOOTH

    Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi

    (personal area networks atau PAN) tanpa kabel.Bluetooth menghubungkan dan

    dapat dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-

    peralatan. Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 Ghz dengan

    menggunakan sebuah frequency hopping traceiver yang mampu menyediakan

    layanan komunikasi data dan suara secara real time antara host-host bluetooth

    dengan jarak terbatas.Kelemahan teknologi ini adalah jangkauannya yang pendek

    dan kemampuan transfer data yang rendah

    2.7 SISTEM OPERASI BLUETOOTH

    Parameter Spesifikasi

    Transmiter

    Frekuensi

    ISM band, 2400 - 2483.5 MHz

    (mayoritas), untuk beberapa negara

    mempunyai batasan frekuensi

    sendiri, spasi kanal 1 MHz.

    Maksimum Output Power

    Power class 1 : 100 mW (20

    dBm)Power class 2 : 2.5 mW (4

    dBm)Power class 3 : 1 mW (0 dBm)

    Maksimum Output Power

    Power class 1 : 100 mW (20

    dBm)Power class 2 : 2.5 mW (4

    dBm)Power class 3 : 1 mW (0 dBm)

    Modulasi

    GFSK (Gaussian Frequency Shift

    Keying), Bandwidth Time : 0,5;

    Modulation Index : 0.28 sampai

    dengan 0.35.

    14

  • Out of band Spurious Emission

    30 MHz - 1 GHz : -36 dBm

    (operation mode), -57 dBm (idle

    mode)1 GHz 12.75 GHz: -30 dBm

    (operation mode), -47 dBm (idle

    mode)1.8 GHz 1.9 GHz: -47 dBm

    (operation mode), -47 dBm (idle

    mode)5.15 GHz 5.3 GHz: -47 dBm

    (operation mode), -47 dBm (idle

    mode)

    Receiver

    Actual Sensitivity Level -70 dBm pada BER 0,1%.

    Spurious Emission 30 MHz - 1 GHz : -57 dBm1 GHz

    12.75 GHz : -47 dBm

    Max. usable level -20 dBm, BER : 0,1%

    2.8 SPEKTRUM BLUETOOTH

    Teknologi Bluetooth beroperasi dalam tanpa izin industri, ilmiah dan

    medis (ISM) band di 2,4-2,48 GHz, menggunakan spread spectrum, frekuensi

    hopping, sinyal full-duplex pada tingkat nominal 1.600 hop / detik. 2,4 GHz ISM

    band tersedia dan berlisensi di banyak negara.

    2.9 INTERFERENSI BLUETOOTH

    Frekuensi adaptif teknologi Bluetooth yang melompat (Adaptive

    Frequence Hopping) kemampuan dirancang untuk mengurangi interferensi antara

    teknologi nirkabel berbagi spektrum 2,4 GHz. AFH bekerja dalam spektrum untuk

    mengambil keuntungan dari frekuensi yang tersedia. Hal ini dilakukan dengan

    teknologi mendeteksi perangkat lain dalam spektrum dan menghindari frekuensi

    yang mereka gunakan. Adaptif ini melompat di antara 79 frekuensi pada interval

    15

  • 1 MHz memberikan tingkat tinggi kekebalan gangguan dan juga memungkinkan

    untuk transmisi yang lebih efisien dalam spektrum.Untuk pengguna teknologi

    Bluetooth hopping ini memberikan performa yang lebih baik bahkan ketika

    teknologi lainnya yang digunakan bersama dengan teknologi Bluetooth.

    2.10 RANGE BLUETOOTH

    Range adalah aplikasi spesifik dan meskipun berbagai minimum

    diamanatkan oleh Core Specification, tidak ada batas dan produsen dapat

    mengatur pelaksanaannya untuk mendukung kasus penggunaan mereka

    memungkinkan. Rentang dapat bervariasi tergantung pada kelas radio yang

    digunakan dalam implementasi:

    Kelas 3 radio - memiliki jangkauan hingga 1 meter atau 3 meter

    Kelas 2 radio - paling banyak ditemukan pada perangkat mobile - memiliki

    jarak 10 meter atau 33 kaki

    Kelas 1 radio - digunakan terutama dalam kasus penggunaan industri -

    memiliki jangkauan 100 meter atau 300 kaki

    2.11 DAYA BLUETOOTH

    Radio yang paling umum digunakan adalah kelas 2 dan menggunakan 2,5

    mW power. Teknologi Bluetooth dirancang untuk memiliki konsumsi daya yang

    sangat rendah.Hal ini diperkuat dalam spesifikasi dengan memungkinkan radio

    untuk dimatikan ketika tidak aktif.

    Generic Alternatif MAC / PHY di Versi 3.0 HS memungkinkan penemuan

    AMP remote untuk perangkat kecepatan tinggi dan ternyata di radio hanya bila

    diperlukan untuk transfer data memberikan manfaat optimasi daya serta

    membantu dalam keamanan radio.

    16

  • Bluetooth teknologi energi rendah, dioptimalkan untuk perangkat yang

    membutuhkan daya tahan baterai maksimum bukannya kecepatan transfer data

    yang tinggi, mengkonsumsi antara 1/2 dan 1/100 kekuatan teknologi Bluetooth

    terdahulu.

    2.12 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BLUETOOTH

    A. Kelebihan yang dimiliki oleh Sistem Bluetooth adalah:

    Bluetooth dapat menembus dinding, kotak, dan berbagai rintangan lain

    walaupun jarak transmisinya hanya sekitar 30 kaki atau 10 meter.

    Bluetooth tidak memerlukan kabel ataupun kawat.

    Bluetooth dapat mensinkronisasi basis data dari telepon genggam ke

    komputer.

    Dapat digunakan sebagai perantara modem.

    B. Kekurangan dari Sistem Bluetooth adalah:

    Sistem ini menggunakan frekuensi yang sama dengan gelombang LAN

    standar.

    Apabila dalam suatu ruangan terlalu banyak koneksi Bluetooth yang

    digunakan, akan menyulitkan pengguna untuk menemukan penerima yang

    diharapkan.

    Banyak mekanisme keamanan Bluetooth yang harus diperhatikan untuk

    mencegah kegagalan pengiriman atau penerimaan informasi.

    Di Indonesia, sudah banyak beredar virus yang disebarkan melalui

    bluetooth dari telepon genggam.

    17

    http://id.wikipedia.org/wiki/Dindinghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kawathttp://id.wikipedia.org/wiki/Modemhttp://id.wikipedia.org/wiki/LANhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Koneksi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Informasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Virus
  • BAB III

    PERANCANGAN ANTENA

    3.1 Menentukan Karakteristik Antena

    Pada rancangan antena ini, diinginkan antena yang mampu bekerja pada

    frekuensi 2,40 2,48GHz. Dengan frekuensi tengah 2,44 GHz. Frekuensi tengah

    resonansi ini, selanjutnya akan menjadi nilai parameter frekuensi dalam

    menentukan parameter-parameter lainnya seperti panjang gelombang, panjang sisi

    biquad antena, serta panjang dan lebar saluran pencatu. Pada rentang frekuensi

    kerja tersebut, diharapkan antena memiliki parameter VSWR

  • L=W= 29.47mm

    Sedangkan pada hasil parameterisasi iterasi desain dengan

    simulator CST diperoleh L = W 27.9 mm

    c. Menentukan tebal substrat

    Substrat yang digunakan adalah FR 04 dengan tebal h = 1.6 mm

    d. Menentukanlebarsalurantransmisi

    Rumusnyaadalah:

    A = + (0,23+ )

    = + (0,23+ )

    = 1,529

    =

    =

    Wo = 3,062mm

    DenganZo2= 29,167

    Rumusnyaadalah:

    A2 = + (0,23+ )

    = + (0,23+ ) = 0,822

    19

  • =

    =

    Wo2= 9,16mm

    DenganZo3

    Rumusnyaadalah:

    A3 = + (0,23+ )

    = + (0,23+ )

    = 0,587

    =

    =

    Wo3 = 18,634mm

    e. Panjang Gelombang

    Pada perancangan antena mikrostrip circular untuk mengetahui

    panjang gelombang pada saluran transmisi mikrostrip, harus diketahui

    terlebih dahulu panjang gelombang pada ruang bebas dengan

    persamaan berikut ini:

    20

  • Maka panjang gelombang pada saluran transmisi mikrostrip dapat dihitung

    dengan persamaan sebagai berikut :

    f. Menentukan panjang spasi setiap elemen

    d =

    =

    = 0,0425 m

    = 42,5 mm

    g. Menentukan Panjang Saluran Transformer

    Untuk menentukan panjang saluran transformer (TL ) menggunakan

    persamaan (8) berikut ini :

    h. Menghitung VSWR

    T =

    21

  • T =

    T = 0

    VSWR =

    VSWR =

    VSWR = 1

    Sedangkan menurut hasil parameterisasi nilai VSWR yang didapat

    sebesar 1.1385

    i. Menghitung Return Loss

    Return loss = 20 log (T)

    = 20 log (0)

    = 20 Db

    Sedangkan menurut hasil parameterisasi nilai return loss yang didapat

    sebesar 23.773

    3.3 Perancangan Simulasi

    Flowchart Menggunakan CST

    22

    Mulai

    Menentukan Frekuensi Kerja (2.4-2.44 GHz)

    Memasukan nilai-nilai

    parameter yang

    akandicari

    dimensi patch,

    dimensi pcb, dimensi

    saluran transmisi

  • Tidak

    Gambar simulasi array2 patch

    23

    Memulai perancangan dengan

    menggunakan parameter yang

    telah dimasukan

    Melihat hasil polaradiasi, gain,

    bandwidth dan VSWR sudah

    seperti yang diinginkan Melakukan optimasi

    Selesai

  • Grafik s paramater

    Grafik hasil VSWR

    Gambar Polaradiasi 2D

    24

  • Directivity

    Gain

    Gambar 3D gain

    3D directivity

    25

  • Surface Current

    Hasil parameterisasi

    Grafik S parameter

    26

  • Grafik VSWR

    Pola Radiasi 2D

    Gambar pola radiasi 3D

    Directivity 3D

    27

  • Gain 3D

    Surface Current

    Data sementara yang didapat

    VSWR = 1.1385 dB

    Return loss = 23.773 dB

    POLARADIASI = directional

    GAIN = 5.6 dB

    DIRECTIVITY = 5,809 dBi

    28

  • BAB IV

    SIMULASI DAN ANALISA ANTENA

    4.1 Simulasi Perubahan Nilai Parameter Antena Awal

    Perancangan antenna ini dilakukan dengan menggunakan software CST.

    Desain dan rancang bangun antena ini mengacu pada spesifikasi antena bluetooth

    pada jurnal referensi Antena yang akan dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan

    dan spesifikasi yang sudah diinginkan. Perubahan parameter ukuran dilakukan

    pada bagian Lp ini diubah-ubah untuk mencapai bandwidth 83.5 MHz dan

    frekuensi tengah 2.44GHz. Hasil simulasi yang didapatkan dari ukuran diatas

    dengan nilai parameter-parameter yang diubah-ubah adalah :

    I. Array 2 Patch

    1. Perubahan Parameter LP

    Gambar. 4.1.I.1

    Gambar diatas menunjukkan grafik koefisien refleksi dari simulasi yang

    dilakukan.Pada saat Lp= 28.5 mm nilai koefisien refleksinya mencapai -30 dB

    dan frekuensi kerjanya mencapai sekitar 60 MHz. Pada saat Lp=30 mm, didapat

    nilai koefisien reflesi yang bernilai sekitar -35 dB.Berdasarkan data diatas maka

    nilai lp berada 30 dan 28,5, dan didapat nilai sesuai karakteristik pada 29,47,

    29

  • dicari return loss yang menjauhi titik 0, dimana frekuensi kerja dapat diatur pada

    parameter selanjutnya.

    2. Perubahan Parameter D

    Gambar. 4.1.I.2

    Gambar 4.1.I.2 menunjukan bahwa pada lebar spasi akan mempengaruhi

    frekuensi kerja antena, dimana semakin kecil nilai d akan menggeser nilai

    frekuens kerja antena menuju 2,5Ghz, dengan nilai return loss, maka untuk

    mendapatkan nilai yang sesuai dengan frekuensi kerja bluetooth maka digunakan

    angka disekitar 40 mm, berdasarkan perubahan parameter kembali maka nilai

    yang sesuai ada pada d 42.5 mm

    3. Perubahan Paramater L

    Gambar. 4.1.I.3

    Berdasarkan gambar grafik diatas maka disimpulkan bahwa perubahan L

    30

  • tidak banyak mempengaruhi nilai, namun pergerseran frekuensi kerja juga terjadi

    meskipun sedikit, oleh karena itu digunakan L 120mm , karena didapat hasil

    sesuai dengan frekuensi kerja bluetooth.

    4. Perubahan Paramater W

    Gambar. 4.1.I.4

    Berdasarkan gambar diatas nilai w mempengaruhi return loss antena,

    dimana perbesaran nilai w akan merubah return loss semakin mendekati titik 0,

    dan mendekati titik 2,4 Ghz, sehingga tepat digunakan w dengan nilai 100 sesuai

    dengan spesifikasi bluetooth.

    5. Perubahan Parameter Wl

    Berdasarkan grafik nilai wl akan merubah nilai returnloss menjauhi titik 0

    dan menggeser frekuensi kerja menuju 2,5Ghz. Didapat nilai 18mm mendekati

    nilai frekuensi kerja, dan 19mm melewati frekuensi kerja , sehingga didapat

    31

  • bahwa nilai wl yang sesuai spesifikasi pada titik antara 2 titik tersebut, bedasarkan

    perubahan nilai parameter kembali, didapat nilai wl sebesar 18,634mm yang

    sesuai dengan spesifikasi pada frekuensi kerja 2,4 Ghz.

    II. Array 4 Patch

    1. Perubahan paramater LP

    gambar 4.1.II.1

    Gambar diatas menunjukkan grafik koefisien refleksi dari simulasi yang

    dilakukan. Pada saat Lp berukuran 27mm(merah) dengan frekuensi mendekati 2.5

    GHzdengan nilai koefisien refleksinya bernilai sekitar -20dB. Sedangkan pada

    saat Lp= 28.5 mm mendekati 2.4 GHz, nilai koefisien refleksinya mencapai -30

    dB dan frekuensi kerjanya mencapai sekitar 60 MHz. Pada saat Lp=27 mm,

    didapat nilai koefisien reflesi yang bernilai sekitar -35 dB. Dari simulasi yang

    sudah dilakukan ini, didapatkan bahwa nilai w7 yang diubah-ubah akan maksimal

    saat Lp bernilai diantara 27 - 28.5 mm. Sehingga didapatkan nilai Lp yang sesuai

    27.9 mm.

    32

  • 2. Perubahan paramater WO

    gambar 4.1.II.2

    Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat kecenderungannya bahwa

    semakin besar nilai Wo maka lebar bandwidth akan semakin lebar,namun terlihat

    bahwa pergeseran frekuensi terjadi, meskipun nilai wo 3,2 mm memiliki

    bandwidth lebih besar dari nilai wo 2,8 mm, namun 2,8 mm memiliki nilai return

    loss yang lebih baik, oleh karena itu diambil titik nilai diantara nilai tersebut,

    karena meskipun dengan keuntungan seperti itu, nilai frekuensi kerja tidak sesuai

    dengan spesifikasi bluetooth. Dan dari parameter ini , kami menggunakan nilai

    yang sesuai dengan frekuensi kerja, yakni Wo=3,062mm karena paling sesuai

    dengan standar spesifik Bluetooth kami.

    3.Perubahan paramater D

    gambar 4.1.II.3

    Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat kecenderungannya bahwa

    semakin besar nilai d maka nilai frekuensinya akan semakin rendah, namun

    kecenderungan tersebut diikuti dengan semakin turunya grafik return loss, yang

    33

  • menandakan kinerja return loss yang baik, namun spesifikasi bluetooth pada

    frekuensi kerja 2,4Ghz sesuai pada nilai 50mm, sehingga diambil angka 50mm

    sebagai lebar spasi.

    4.Perubahan paramater Wl

    gambar 4.1.II.4

    Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat kecenderungannya bahwa

    semakin besar nilai wl maka nilai frekuensinya akan semakin rendah, dan return

    loss nya semakin baik, namun ditinjau kembali sesuai standar frekuensi kerja

    bluetooth maka nilai wl yang digunakan berada pada wl 17.

    5. Perubahan paramater Wt

    gambar 4.1.II.5

    Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat kecenderungannya bahwa

    semakin besar nilai wt maka nilai frekuensinya akan semakin rendah, dan semakin

    sempit bandwith, namun return loss nya semakin baik, berdasarkan tinjauan

    standar kerja bluetooth maka nilai yang digunakan berkisar 7mm hingga 8mm,

    34

  • berdasarkan perubahan tersebut didapat nilai yang sesuai berada pada 7,534mm.

    6. Perubahan paramater L

    gambar 4.1.II.6

    Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa semakin besar nilai L maka

    nilai frekuensinya cenderung tetap. Dan dari parameter, kami menggunakan nilai

    L=200 mm

    7.Perubahan paramaterW

    gambar 4.1.II.7

    Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat kecenderungannya bahwa

    semakin besar nilai W maka lebar bandwidthnya akan semakin rendah. Dan dari

    parameter, kami menggunakan nilai W=150mm karena paling mendekati standar

    spesifik Bluetooth kami, yaitu pada 2,4-2,83 GHz disamping telah melebihi batas

    -10 dB

    35

  • 4.2 Kondisi Simulasi Antena Baru

    Sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan dibutuhkan, yaitu frekuensi

    kerjanya yang berada diantar 2,4-2,48 GHz. Selain itu, juga dicari nilai koefisien

    refleksinya dan frekuensi kerjanya. Frekuensi kerjanya harus mencapai 2,4-2,48

    GHz.

    Adapun rancangan desain yang dilakukan untuk mencapai kondisi

    tersebut, dilakukan beberapa kali simulasi dengan berbagai jenis parameter yang

    diubah. Yang disimulasikan adalah perubahan ukuran-ukuran dari antenna

    tersebut. Adapun ukuran yang diubah ada tiga, yaitu ukuran lebar subtrat, ukuran

    panjang subtrat, Lebar saluran transmisi dan Lebar spasi antar patch .

    4.2.1 Hasil Simulasi

    Antena array 2 patch bluetooth dengan disain array persegi 2 patch yang

    diharapkan dapat menghasilkan frekuensi kerja antara 2,4-2,48 GHz dan gain

    lebih dari 3 dbidisimulasikan dengan menggunakan software CST (Computer

    Simulation Technology) Microwave Studio 2012. Proses pembuatan antena

    terbagi menjadi tiga tahap yaitu :

    1. Perancangan, yaitu membuat antena dengan dimensi yang sesuai dengan

    literatur.

    2. Simulasi, yaitu tindakan mensimulasikan antena yang sudah dirancang,

    bertujuan untuk melihat parameter-parameter antena yang dihasilkan dari

    rancangan tersebut. Setelah parameter-parameter diperoleh, proses

    evaluasi dan penyesuaian dapat dilakukan.

    3. Evaluasi dan penyesuaian, pada tahap ini dilakukan evaluasi jika

    ditemukan parameter yang kurang atau tidak cocok dengan spesifikasi

    yang diiinginkan. Setelah itu proses penyesuaian terhadap rancangan

    antena dapat dilakukan untuk memperoleh spesifikasi antena sesuai

    dengan yang diinginkan.

    36

  • Proses ini dilakukan dengan banyak pengulangan agar ketidaksesuaian

    rancangan dan hasil simulasi dapat diminimalisasi. Dengan demikian, kinerja

    antena yang optimal dan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dapat

    diperoleh.

    Untuk mendapatkan parameter yang ingin dicapai, dalam hal ini gain yang

    lebih besar dari 3 dBi, dilakukan tiga kali iterasi, dengan mengubah variabel

    dimensi antena. Variabel dimensi antena dipilih karena berdasarkan rumusan

    matematis (), gain dipengaruhi oleh ukuran atau dimensi dari antena, yaitu :

    1. Sama dengan dimensi antena pada sumber acuan (tidak ada perubahan

    dimensi)

    2. Ukuran lebar substrat antena

    Pada program CST pengujian dilakukan dengan menggunakan time

    domain solver. Nilai parameter-parameter yang diuji melalui proses simulasi ini

    dapat diperoleh berdasarkan grafik hasil simulasi yang ditampilkan. Berikut

    adalah hasil yang diperoleh dari simulasi pada tiap iterasi, yaitu :

    1. Tanpa ada perubahan dimensi terhadap antena acuan

    (a)

    Gambar 4.2.1.1 Parameter S11 antena tanpa perubahan terhadap dimensi acuan

    Gambar 4.2.1 menggambarkan hasil simulasi antena untuk parameter S11 (return

    loss), pola radiasi, dan gain antena. Berdasarkan Gambar 4.2 bandwidth yang

    diperoleh, yakni rentang frekuensi dibawah nilai return loss -10 dB, diperoleh

    37

  • pada frekuensi kerja antara 2,4 hingga 2,46 GHz. Semakin negatif nilai return loss

    maka semakin baik kualitas dari sebuah antena. Pada grafik nilai return loss

    paling negatif pada nilai 30 dB.

    Hasil simulasi untuk parameter S11yang diperoleh tanpa mengubah

    dimensi antena referensi sudah cukup baik, dengan bandwidth sebesar 50 MHz.

    Gambar 4.2.1.2 Pola radiasi dan gain antena

    Selannjutnya, Gambar 4.2.2 menunjukkan pola radiasi dan gain antena

    yang diperoleh. Pola radiasi yang dihasilkan memiliki bentuk yang berbeda

    dengan antena referensi. Pada antena referensi, diperoleh pola radiasi dengan

    HPBW di sudut 60o. Sedangkan pada antena yang diuji, pola radiasi memiliki

    pancaran radiasi ke arah atas dan tegak lurus pada bidang patch. Penyesuaian ini

    dilakukan karena pada percancangan awal, diinginkan pola radiasi antena yang

    memiliki pancaran directional. Untuk nilai gain, pada main lobe sudah tercapai

    gain sebesar 5,67 dBi. Hasil ini sudah memenuhi spesifikasi antena yang

    diinginkan. Dengan gain yang lebih besar, jarak baca dari antena ini akan semakin

    jauh dari jarak sebelumnya.

    4.2.2. Hasil Akhir Simulasi

    Berdasarkan iterasi yang dilakukan diatas maka design akhir antena yang

    digunakan agar mendapatkan gain lebih dari 3 dbi, dan frekuensi kerja 2,4-2,48

    38

  • GHz sebagai berikut:

    Tabel hasil pengukuran array 2

    L 150 mm

    LP 28,47mm

    W 100 mm

    W0 3mm

    d 42,5mm

    h 1,6 mm

    Wl 18,364mm

    wt 9,16 mm

    t 0,1 mm

    x 10 mm

    39

    Gambar 4.2.2.1 design akhir array 2

  • Gambar 4.2.2.2 hasil akhir array 4

    Tabel hasil pengukuran array 4

    L 200 mm

    LP 27,9 mm

    W 150 mm

    W0 3,062mm

    d 50mm

    h 1,6 mm

    Wl 17 mm

    wt 7,534 mm

    t 0,1 mm

    x 10 mm

    40

  • BAB V

    PENGUKURAN

    Pada perancangan antenna ini, diharapkan antenna mikrostrip yang dihasilkan

    dapat menghasilkan gain mencapai 5,6 dB dan mendapatka koefisien refleksi

  • 5.2 Hasil Pengukuran

    Adapun hasil pengukuran antenna yang dirancang bangun tersebut

    ditunjukkan oleh gambar 5.1 dan gambar 5.2 .

    Gambar 5.1

    Gambar 5.1 memperlihatkan grafik VSWR dari antenna mikrostrip yang

    telah dirancang bangun. Dari gambar 5.1 dapat terlihat bahwa nilai VSWR

    antenna pada frekuensi kerja 2,4 GHz berada diantara titik 1 dan 2. Hal ini

    sudah sesuai dengan pola radiasi yang diinginkan.

    Berdasarkan hasil pengukuran, nilai VSWR bernilai 1,26. Hasil ini

    merupakan nilai yang bagus karena berdasarkan standar antenna nilai

    VSWR berada dibawah 2 . Namun hasil pada simulasi lebih bagus, karena

    bernilai 1,13 dibawah nilai 1,26 yang merupakan hasil pengukuran.

    42

  • Gambar 5.2

    Gambar 5.2 menunjukkan hasil pengukuran koefisien refleksi dari antenna

    yang telah dibuat. Dengan return loss pada 19,06 dB

    Berdasarkan hasil pengukuran, didapat hasil yang lebih baik pada

    parameter s11 dibanding dengan hasil simulasi,pada bandwidth nilai yang

    didapat lebih dari 60dB, sebesar 62dB. Dan frekuensi kerja tercapai pada

    frekeunsi 2,4 Ghz.

    43

  • Gambar 5.3

    Gambar 5.3 merupakan nilai input impedance dari frekuensi kerja hasil

    pengukuran antena dari 2,4 Ghz 2,46 Ghz. Hambatan saluran antena pada

    frekuensi kerja 2,43 Ghz sebesar 40,31 ohm. Jika dibandingkan dengan

    simulasi terdapat perbedaan nilai, diakibatkan oleh ketidak matchingan saat

    fabrikasi.

    5.3 Analisa Hasil Pengukuran

    Pada pengukuran antenna yang sudah dirancang ini terdapat beberapa

    ketidakcocokkan antara nilai hasil simulasi dengan nilai hasil pengukuran

    langsungnya. Hal ini dapat dianalisa dikarenakan beberapa hal :

    1. Lokasi perubahan parameter ukuran antenna yang berada di tempat port

    berada. Hal ini diidentifikasi sebagai salah satu masalah utama

    ketidakmatchingan antenna yangtelah disimulasikan.

    2. Adanya ketidakmatchingan antara port yang digunakan dan terlalu banyak

    losses yang terjadi.

    44

  • 3. Adanya error baik teknis maupun non teknis (human error) dalam proses

    fabrikasi dan pengukuran yang menyebabkan adanya perbedaan hasil

    simulasi dan pengkuran

    5.4 Jangkauan Antena

    Jangkauan baca antena merupakan salah satu parameter yang penting

    dalam menentukan kualitas kerja antena bluetooth. Jangkauan baca antena

    bluetooth ini belum dapat diketahui, hal ini dikarenakan belum dilakukan

    pengukuran gain dimana besar gain berpengaruh terhadap pengukuran jarak

    jangkauan antena. Sehingga jarak maksimum pembacaan antena belum dapat

    diketahui.

    45

  • BAB VI

    KESIM PULAN

    Hasil simulasi antenna Bluetooth ini menghasilkan parameter-parameter

    yang sudah sesuai dengan yang diharapkan yaitu beroperasi pada rentang

    frekuensi 2,4 2,48 GHz dan memiliki gain dB. Hasil parameter dalam proses

    simulasi ini sudah sesuai dengan yang diiginkan.

    Pada Fabrikasi antena Bluetooth kali ini sudah tercapai parameter-

    parameter yang diinginkan namun kurang maksimal pada frekuensi kerjanya.

    Antena diharapkan bekerja pada frekuensi 2,4 2,48GHz, namun hasil

    pengukuran menunjukan antena hanya bisa bekerja pada frekuensi 2,4 2,46GHz

    namun tidak maksimal kerjanya. Karena gain antena belum bisa ditentukan maka

    jarak baca maksimum antena ini belum bisa dihitung, sehingga belum dapat

    disimpulkan apakah antena ini dapat diaplikasikan secara langsung.

    Performa antena yang difabrikasi (hasil pengukuran) dengan hasil simulasi

    memiliki performa yang berbeda, hal ini dapat dilihat dari retrun loss yang

    dimiliki antena yang difabrikasi lebih besar dari simulasi. Hal ini disebabkan

    adanya ketidakmatchingan port antena. Parameter yang diukur ada 3 yaitu:

    VSWR, return loss, dan bandwith.

    Nilai VSWR pada simulasi dengan 2 patch dan 4 patch berbeda sedikit,

    yaitu 1,1385 pada 2 patch dan 1,326 pada 4 patch. Sedangkan nilai VSWR pada

    hasil pengukuran 2 patch adalah 1,26. Dalam nilai parameter Return Loss, nilai

    return loss pada simulasi dan pengukuran cukup berbeda. Didapatkan nilai return

    loss hasil simulasi 2 patch sebesar 23.773 dB sedangkan pada antena 4 patch

    sebesar 17.07 dB. Untuk nilai return loss pada hasil pengukuran (2 patch)

    diperoleh hasil sebesar 19.06 dB. Besar bandwidth pada hasil simulasi mikrostrip

    array 2 patch diperoleh BW sebesar 58 MHz dan pada hasil simulasi 4 patch

    didapatkan sebesar 50 Mhz. Sedangkan pada hasil pengukuran diperoleh BW

    sebesar 62 MHz.

    46

  • Berdasarkan hasil simulasi berbanding dengan jurnal [10] dan [11], nilai

    gain antenna yang dirancang lebih besar daripada kedua jurnal tersebut, namun

    dimensi dari antena rancangan memiliki dimensi yang lebih besar dari jurnal [10]

    dan [11], sehingga dapat disimpulkan untuk penilitian tujuan tidak sepenuhnya

    berhasil, meskipun nilai gain jauh lebih besar pada jurnal [10] dan [11] maksimal

    4 dB, pada rancangan tercapai >4 dB, namun dimensi ,dan bandwidth tidak

    terpenuhi.

    47

  • DAFTAR PUSTAKA

    [1]

    http://forumsejawat.wordpress.com/2010/10/27/teknologi-informasi-

    permasalahan-dan-pemanfaatannya/, diakses pada 11/12/2014 pukul 3.05 wib

    Triple-Band

    Linear Array

    [3] Balanis, C. A., 1997, Antenna Theory, Analysis and Design, Second Edition,

    John Willey and Son, Inc.

    [4] Evizal, T. A. Rahman, and S. K. A. Rahim.A multi band mini printed omni

    directionalantenna with v-shaped for rfid applications Progress elegtromagnetic

    research B, vol 27, 2011

    [5] -fed slot antenna for

    personal mobile communication service (p

    Microwave And Optical Technology Letters, Vol. 55,pp.no. 4, April 2013.

    [6] Bahadi

    Vol. 8, 2009.

    [7] You- -fed folded slot dipole antenna for

    -1935, 2011.

    [8] R. lothi Chitra, B. Ramesh Karthik a -slot

    microstrip patch antenna array for WiMAX and WLAN, ICCSP-12.

    [9] Liang Xu, Bin Yuan, and Shuan antenna for

    37, pp. 211-221, 2013.

    [10] Ashish Chandelkar, Dr. T. Shanmuganantham, Bat Shaped CPW Fed Antenna for Bluetooth Application International Journal of Engineering

    Trends and Technology (IJETT) volume 5 number 3- Nov 2013

    48

    http://forumsejawat.wordpress.com/2010/10/27/teknologi-informasi-permasalahan-dan-pemanfaatannya/http://forumsejawat.wordpress.com/2010/10/27/teknologi-informasi-permasalahan-dan-pemanfaatannya/
  • [11

    Engineering Research & Technology,2014

    Rafsyam, Yenniwati, SST. Parameter-parameter antenna. 2013. Depok PPT

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21600/3/Chapter%20II.pdf

    Bluetooth Special Interest Group, Baseband Specification.

    Bluetooth Special Interest Group, Radio Specification.

    Bluetooth Special Interest Group, Bluetooth Protocol Arsitechture

    Bluetooth Special Interest Group, Bluetooth Security Arsitechture.

    http://ijettjournal.org/volume-5/number-3/IJETT-V5N3P123.pdf

    http://www.issr-journals.org/xplore/ijias/IJIAS-13-149-11.pdf

    http://www.scirp.org/journal/PaperDownload.aspx?paperID=16519

    Sumber gambar:

    www.google.com

    49

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21600/3/Chapter%20II.pdfhttp://ijettjournal.org/volume-5/number-3/IJETT-V5N3P123.pdfhttp://www.issr-journals.org/xplore/ijias/IJIAS-13-149-11.pdf