Upload
ramayuwana
View
32
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER DAN SISTEM
RESPIRASI
MAKALAH
oleh
Amanda Putri Anugerah
NIM. 122310101065
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER DAN SISTEM
RESPIRASI
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahKomprehensif Idengan dosen pembimbing mata kuliah Ns. Nurfikah Asmaningrum, M.Kep.
oleh
Amanda Putri Anugerah
NIM 122310101065
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang mempunyai
fungsi paling vital dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata
lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya
terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama
jantung adalah sebagai pompa tunggal yang memompakan darah ke seluruh tubuh
untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup.
Dalam topik anatomi & fisiologi jantung ini, akan diuraikan beberapa sub-topik di
bawah ini:
1. Ukuran, posisi atau letak jantung
Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Ukuran jantung manusia
mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 5"
(12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm). Jantung terletak di belakang tulang sternum,
tepatnya di ruang mediastinum di antara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan
diafragma. Bagian atas jantung terletak di bagian bawah sternal notch, 1/3
dari jantung berada di sebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya di sebelah kiri
dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau
tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.(lihat Gb:1)
Gb: 1
2. Lapisan pembungkus jantung
Jantung dibungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium,
di mana lapisan perikardium ini dibagi menjadi 3 lapisan (lihat gb.2), yaitu:
• Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang
melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa
bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam
sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung
antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan dengan
lapisan ini (vena cava, aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal).
Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
Lapisan visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar
dari otot jantung atau epikardium.
Di antara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat
ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan
cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-
gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya
cairan perikardium ini antara 15 - 50 ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena
akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.
Gb: 2
3. Lapisan otot jantung
Seperti yang terlihat pada Gb.2, lapisan otot jantung terbagi menjadi 3
yaitu:
Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral.
Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas
kemampuan kontraksi jantung.
Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis
endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin
untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah
lainnya. (Lihat Gb.2 atau Gb.3)
Gb: 3
4. Katup jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan
antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup
yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup
semilunar. Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup
atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri
dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bikuspid. Katup
semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara
ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup
yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup
aorta. (Lihat Gb: 4)
Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya
sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap
bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat
kontraksi daun katup tidak terdorong masuk ke ruang sebelumnya yang
bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut
muskulus papilaris. (Lihat Gb:5)
Gb: 4 Gb: 5
5. Ruang, dinding & pembuluh darah besar jantung
Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu:
1. Atrium (serambi)
2. Ventrikel (bilik)
Atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek, yaitu ke ventrikel.
Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan otot ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian
halnya dengan ruang ventrikel, dibagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan
ventrikel kiri. Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu
auricle. Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi
menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume. Kedua
atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal atrium yang
mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal atrium
yang mengalami depresi disebabkan oleh penutupan foramen ovale saat kita lahir.
Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang perlu anda ketahui
yang terdapat di kedua atrium, yaitu:
Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.
Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.
Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat
di atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium
kanan.
Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri
yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang
mempunyai 4 muara.
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik
ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian
lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang
kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel
yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua
otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga
membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain
adalah anterior dan posterior interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan
memisahkan antara kiri dan kanan kedua ventrikel. Tekanan jantung sebelah kiri
lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan, hal ini
dikarenakan jantung kiri menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi sistemik
yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar
dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ
paru-paru saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah
kiri lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.
Ada beberapa pembuluh besar pada jantung, yaitu:
Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
atas diafragma menuju atrium kanan.
Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.
Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari
jantung sendiri.
Pulmonary Trunk, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor
dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis.
Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
Vena Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih
dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab
dengan organ tubuh bagian atas.
Desending Aorta, yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.
6. Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri, karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting
agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri koroner
mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang disebut dengan ischemia,
ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung sebagaimana mestinya.
Apalagi jika arteri koroner mengalami sumbatan total atau yang disebut dengan
serangan jantung mendadak yang bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila
otot jantung dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan
serangan jantung . Arteri koroner adalah cabang pertama sirkulasi sistemik,
dimana muara arteri koroner berada dekat katup aorta tepatnya di sinus valsava.
Arteri koroner dibagi dua, yaitu:
1. Arteri koroner kiri
Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden)
dan arteri sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk
anatomis eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler yang
melingkari jantung di antara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus
interventrikuler yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini
berada dibagian permukaan posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung
yang sangat penting yaitu kruks jantung. Nodus AV node berada pada titik ini.
LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot ventrikel kiri
dan kanan, serta bagian interventrikuler septum.
Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45% darah untuk atrium
kiri dan ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab mensuplai SA node.
2. Arteri Koroner Kanan
Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium kanan,
ventrikel kanan, permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai
AV Node, dan 55% mensuplai SA Node.
7. Siklus jantung
Darah mengalir ke dalam atrium secara terus-menerus dari vena sistemik
dan pulmonal. Mekanisme pengisian dan pengosongan atrium merupakan suatu
siklus yang berkesinambungan. Mekanisme pengisian (diastole) dan pengosongan
(sistole) untuk kedua ventrikel terbagi menjadi beberapa fase, yaitu:
Empat fase diastole ventrikel
Fase I: protodiastole
Ventrikel mulai mengalami relaksasi, katup aorta dan pulmonal menutup,
sedangkan katup mitral dan trikuspid tetap tertutup. Atrium terisi oleh darah,
tetapi tidak ada darah yang mengalir ke ventrikel.
Fase II: isometric relaxation
Ventrikel terus mengalami relaksasi dan tekanan ventrikel menurun. Pengisian
atrial yang terus berlangsung meningkatkan tekanan atrium. Pada fase ini
masih belum ada darah yang mengalir ke ventrikel.
Fase III: passive filling
Ketika tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel, katup atrioventrikularis
akan membuka dan darah mengalir ke ventrikel. Kurang lebih 70-90%
pengisian ventrikel terjadi pada fase ini.
Fase IV: atrial contraction (atrial kick)
Peningkatan kecil pada tekanan di ruang atrium disebabkan oleh kontraksi
atrium (atrial kick) pada akhir diastole, menyebabkan terjadinya augmented
ventricular end diastolic filling, yaitu pengisian yang diperkuat pada akhir
diastolik ventrikel. Kontraksi atrium berkontribusi terhadap volume end
diastolic ventricle serta stroke volume sebanyak 10-20%.
Tiga fase sistole ventrikel
Fase I: Isometric contraction
Katup semilunar menutup. Dinding ventrikel cenderung menekan ke arah
pusat ruang ventrikel. Tekanan intraventrikuler mulai meningkat, tetapi masih
belum terjadi pemendekan serat otot yang aktual ataupun aliran darah. Ketika
tekanan intraventrikuler melebihi tekanan atrium, katup AV menutup.
Fase II dan III: Rapid and Slowed ventricular ejection
Ketika tekanan intraventrikuler meningkat sampai pada level yang lebih tinggi
dari tekanan diastolik arteri besar (aorta maupun a.pulmonalis), maka katup
semilunar membuka. Ventrikel kiri akan mengirimkan darah ke seluruh tubuh,
jika tekanannya melebihi tekanan sistolik aorta, yaitu 110-130 mmHg.
Kontraksi ventrikel menyebabkan peningkatan tekanan sistolik ventrikel
kanan (kurang lebih 25 mmHg), sehingga akan menghantarkan darah ke
sirkulasi pulmonal.
Perlu diingat bahwa siklus jantung berjalan secara bersamaan antara jantung
kanan dan jantung kiri, dimana satu siklus jantung = 1 denyut jantung = 1 beat
EKG (P,q,R,s,T) hanya membutuhkan waktu kurang dari 0.5 detik.
8. Curah jantung
Curah jantung atau cardiac output adalah jumlah darah yang dipompakan
oleh jantung selama satu menit (4,8 L/menit) ketika istirahat. Mrupakan hasil dari
stroke volume (jumlah darah yang dipompakan jantung setiap satu kali kontraksi)
dan heart rate COP = SV x HR
Total volume darah yang terisi setelah fase pengisian ventrikel secara pasip
maupun aktif ( fase ventrikel filling dan fase atrial contraction) disebut dengan
End Diastolic Volume (EDV)
Total EDV di ventrikel kiri (LVEDV) sekitar 120 ml.
Total sisa volume darah di ventrikel kiri setelah kontraksi/sistolic disebut End
Systolic Volume (ESV) sekitar 50 ml.
Perbedaan volume darah di ventrikel kiri antara EDV dengan ESV adalah 70
ml atau yang dikenal dengan stroke volume. (EDV-ESV= Stroke volume)
(120-50 = 70)
Penurunan fungsi ventrikel menghambat kemampuan ventrikel untuk
mengosongkan diri, dengan demikian dengan mengurangi volume sekuncup
dan fraksi ejeksi (ejection fraction/EF) dirumuskan dengan: EF = EDV –
ESV/EDV
B. Anatomi Sistem Respirasi
Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia
dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan.
I. Organ-organ Respirasi Manusia
1. Rongga hidung
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu,
terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel
kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Pada
permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir
yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
2. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2
saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring
(posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis).
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan
terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan
makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat
tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar
peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi utama faring adalah menyediakan
saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan
minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi)
untuk suara percakapan.
3. Laring
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring
berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang
rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal
laring.Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel
berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran
suara pada laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga
sebagai tempat keluar masuknya udara. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh
katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup
tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka.
Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada
udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.Laring/pangkal batang
tenggorokan / kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun,
epiglotis, (tulang rawan penutup) dan tulang rawan trikoid (cincin stempel)
yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding laring bagian
dalam.
4. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos
dan tulang rawan yang berbentuk hurup ’C’ pada jarak yang sangat teratur.
Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat
menghasilkan lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan
benda-benda asing ke hulu saluran pernafasan sebelum masuk ke paru-paru
bersama udara penafasan. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh
cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan.Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan
kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi
dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok
bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus.
Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru
(alveolus).
5. Bronkus
Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu
menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju paru-paru kanan. Dinding
bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos
dan cincin tulang rawan. Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih
mendatar dari pada ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa
paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Fungsi utama bronkus
adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.
6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan
salurannya lebih tipis. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi bagian yang
lebih halus.
7. Paru-paru dan alveolus
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk,
pada bagian bawah dibatasi oleh otot dafragma yang kuat. Paru-paru
merupakan himpunana dari bronkeulus, saccus alveolaris dan alveolus.
Diantara selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk
melindungi paru-paru pada saat mengembang dan mengempis. Mengembang
dan mengempisnya paru-paru disebabkan karena adanya perubahan tekana
rongga dada. Paru-paru kanan berlobus 3 dan bronkus kanan bercabang tiga.
Sedangkan, paru-paru kiri memiliki dua lobus dan posisinya lebih mendatar,
serta bronkus kiri bercabang dua. Paru-paru dibungkus oleh lapisan pleura
yang berfungsi menghindari gesekan saat bernafas. Alveolus merupakan
saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa gelembung-gelembung
udara. Dinding alveolus sangat tipis setebal selapis sel, lembap dan berdekatan
dengan kapiler- kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya
luasnya daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada
bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-
sel darah, sedangkan perukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi.
C. Fisiologi Sistem Respirasi
Fungsi sistem pernafasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari
atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbondioksida (CO2)
yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga
berfungsi dalam produksi bicara dan berperan dalam keseimbangan asam basa,
pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.
Respirasi melibatkan proses berikut:
1. Ventilasi pulmonar (pernafasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari
saluran pernafasan dan paru-paru.
2. Respirasi eksternal adalah difusi O2 dan CO2 antara udara dalam paru-paru
dan kapiler pulmonal.
3. Respirasi internal adalah difusi O2 dan CO2 antara sel darah dan sel-sel
jaringan.
4. Respirasi selular adalah penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi
energi, dan pelepasan produk oksidasi (CO2 dan air) oleh sel-sel tubuh
Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi
serta mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma
berkontraksi, dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan
itu, otot-otot tulang rusuk pun berkontraksi. Akibat dari berkontraksinya kedua
jenis otot tersebut adalah mengembangnya rongga dada sehingga tekanan dalam
rongga dada berkurang dan udara masuk. Saat mengeluarkan napas, otot
diafragma dan otot-otot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil
dan tekanan udara di dalam paru-paru naik sehingga udara keluar. Jadi, udara
mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan lebih
kecil.
Jenis Pernapasan berdasarkan organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi
dan ekspirasi, orang sering menyebut pernapasan dada dan pernapasan perut.
Sebenarnya pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi secara bersamaan.(1)
Pernapasan dada terjadi karena kontraksi otot antar tulang rusuk, sehingga tulang
rusuk terangkat dan volume rongga dada membesar serta tekanan udara menurun
(inhalasi).Relaksasi otot antar tulang rusuk, costa menurun, volume kecil, tekanan
membesar (ekshalasi). (2) Pernapasan perut terjadi karena kontraksi /relaksasi otot
diafragma (datar dan melengkung), volume rongga dada membesar, paru-paru
mengembang tekanan mengecil (inhalasi). Melengkung volume rongga dada
mengecil, paru-paru mengecil, tekanan besar/ekshalasi.
Mekanisme Pernafasan Manusia.
Pernafasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
A. Pernafasan dada
Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang
rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar
yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam
yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula.
Bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat
sehingga volume dada bertanbah besar. Bertambah besarnya akan menybabkan
tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari pada tekanan rongga dada luar.
Karena tekanan uada kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir
dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses ’inspirasi’.
Sedangkan pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang
rusuk kembali ke posisi semuladan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh
meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan
aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ’espirasi’.
B. Pernafasan perut
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan
otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan
mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga
tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan
mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-
paru(inspirasi). Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau
dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas
2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah
pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam
kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan
udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan
masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara
(inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Darmanto, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta :
EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Gangguan Sisitem pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
Syaifuddin, Haji. 2006. Anatomi Fisiologi Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
EGC.