28
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius BAGAIMANA MENYIAPKAN ANESTESI Alat Anestesi Umum yang perlu disiapkan - Masker (sesuaikan dengan ukuran wajah pasien) - Laringoskop (terdiri atas holder dan blade. Pilih blade yang nomor3 untuk pasien dewasa dengan ukuran sedang… bila lebih besar pakai ukuran 4, untuk anak gunakan ukuran nomor 2. Jangan lupa untuk mencek lampunya apakah nyalanya cukup terang) - Endotracheal 3 ukuran (biasanya kita menyiapkan nomor 6, 6.5, 7) Untuk anak dengan BB di bawah 20 kg, ukuran ET digunakan rumus sebagai berikut: (umur +2)/2. misal hasilnya adalah 5 maka siapkan ukuran 4.5, 5, dan 5.5 Jangan lupa mencek ET dengan memompanya - Cuff (gunanya untuk memompa ET agar posisinya terfiksir) - Goedel 3 ukuran (3=hijau, 4 =kuning, 5=merah) - Hoarness dan Ring Hoarness (untuk memfiksir masker di wajah) - Stilet (kawat guide saluran nafas) - Jackson Rees (system pemompaan digunakan untuk pasien anak- anak) - Jelly - Precordial - Kapas alkohol - Plester - Xilocain pump - Naso (buat di hidung. Tidak selalu digunakan.. hanya pada keadaan tertentu) Sedangkan untuk Anestesi Spinal siapkan tambahan: - Spinocain (ada 3 ukuran. Siapkan nomor 25, 27, 29) - Spray alcohol - Betadin - Kassa steril - Bantal - Spuit 5 cc 0

ANESTESI 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

BAGAIMANA MENYIAPKAN ANESTESI

Alat Anestesi Umum yang perlu disiapkan

- Masker (sesuaikan dengan ukuran wajah pasien)- Laringoskop (terdiri atas holder dan blade. Pilih blade yang nomor3 untuk pasien

dewasa dengan ukuran sedang… bila lebih besar pakai ukuran 4, untuk anak gunakan ukuran nomor 2. Jangan lupa untuk mencek lampunya apakah nyalanya cukup terang)

- Endotracheal 3 ukuran (biasanya kita menyiapkan nomor 6, 6.5, 7)Untuk anak dengan BB di bawah 20 kg, ukuran ET digunakan rumus sebagai berikut: (umur +2)/2. misal hasilnya adalah 5 maka siapkan ukuran 4.5, 5, dan 5.5

Jangan lupa mencek ET dengan memompanya

- Cuff (gunanya untuk memompa ET agar posisinya terfiksir) - Goedel 3 ukuran (3=hijau, 4 =kuning, 5=merah) - Hoarness dan Ring Hoarness (untuk memfiksir masker di wajah)- Stilet (kawat guide saluran nafas)- Jackson Rees (system pemompaan digunakan untuk pasien anak-anak)- Jelly- Precordial- Kapas alkohol- Plester- Xilocain pump- Naso (buat di hidung. Tidak selalu digunakan.. hanya pada keadaan tertentu)

Sedangkan untuk Anestesi Spinal siapkan tambahan:

- Spinocain (ada 3 ukuran. Siapkan nomor 25, 27, 29)- Spray alcohol- Betadin- Kassa steril- Bantal- Spuit 5 cc

Obat-Obatan Anestesi Umum: (urutkan di atas meja sesuai urutan di bawah)

1. Sulfas Atropin2. Pethidin3. Propofol/ Recofol4. Succinil Cholin5. Tramus6. Sulfas Atropin7. Efedrin

0

Page 2: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

Obat untuk Anestesi Spinal:

1. Buvanest atau Bunascan2. Catapress (kadang dokter tertentu menambahkannya untuk menambah efek buvanest)

Obat-obatan emergency yang harus ada dalam kotak emergency:

1. Atropin2. Efedrin3. Ranitidin4. Ketorolac5. Metoklorpamid6. Aminofilin7. Asam Traneksamat8. Adrenalin9. Kalmethason10. furosemid (harus ada untuk pasien urologi)11. lidocain12. gentamicyn salep mata13. Oxitocyn (untuk pasien obsgyn)14. Methergin (untuk pasien obsgyn)15. Adrenalin

Persiapan Penyulit yang Akan Terjadi

Penyakit Kardiovaskular

Resiko serius Terapi oksigen dan pemantauan EKG harus diteruskan sampai pasca operasi.

Zat anestesi membuat jantung sensitive terhadap kerja katekolamin yang dilepaskan. Selanjutnya dapat terjadi kemunduran hemodinamik dan dapat terjadi aritmia, takikardi ventricular sampai fibrilasi ventricular.

Pada pasien dengan gagal jantung perfusi organ menjadi buruk. Ambilan gas dan uap ihalasi terhalangi.

Pada pasien hipertensi, terapi antihipertensi harus diteruskan sepanjang operasi. Bahaya hipertensi balik dengan resiko gangguan kardiovaskular setelah penghentian obat jauh lebih berat diandingkan dengan resiko karena meneruskan terapi.

Penyakit Pernafasan

Penyakit saluran nafas dan paru-paru mempengaruhi oksigenasi, eliminasi karbondioksida, ambilan gas-gas inhalasi dan meningkatkan insidens infeksi pascaoperasi.

Bronkospasme berat yang mengancam jiwa kadang-kadang timbul pada pasien asma atau pecandu nikotin.

1

Page 3: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

Penundaan operasi elektif pada pasien yang menderita infeksi saluran nafas atas karena efek obat sedative dan atropine, dan penurunan respons imunologi yang terjadi karena anestesi umum dapat meningkatkan resiko infeksi dada pascaoperasi

Diabetes Mellitus

hampir semua obat anestesi bersifat meningkatkan glukosa darah. Penderita diabetes yang tidak stabil seharusnya tidak dianestesi untuk pembedahan elektif, kecuali jika kondisi bedah itu sendiri merupakan penyebab ketidakstabilan tersebut.

Penyakit Hati

Metabolisme obat-obatan anestesi akan terganggu akibat adanya gagal hati. Obat-obatan analgesic dan sedative juga menjadi memiliki masa kerja yang panjang karena metabolisme oleh otak juga berubah karena penyakit hati.

Anestesi pada pasien ikterus mempunyai dua resiko nyata. Pertama adalah perdarahan akibat kekurangan protrombin. Resiko yang kedua adalah gagal ginjal akibat bilirubin yang berakumulasi pada tubulus renalis

Persiapan Sebelum Pembedahan

Secara umum, persiapan pembedahan antara lain :

1. Pengosongan lambung : dengan cara puasa, memasang NGT.Lama puasa pada orang dewasa kira-kira 6-8 jam, anak-anak 4-6 jam, bayi 2 jam (stop ASI). Pada operasi darurat, pasien tidak puasa, maka dilakukan pemasangan NGT untuk dekompresi lambung.

2. Pengosongan kandung kemih.2. Informed consent (Surat izin operasi dan anestesi).3. Pemeriksaan fisik ulang4. Pelepasan kosmetik, gigi palsu, lensa kontak dan asesori lainnya.5. Premedikasi secara intramuskular ½ - 1 jam menjelang operasi atau secara intravena jika

diberikan beberapa menit sebelum operasi.

2

Page 4: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

PREMEDIKASI

Tujuan

- pasien tenang, rasa takutnya berkurang- Mengurangi nyeri/sakit saat anestesi dan pembedahan- Mengurangi dosis dan efek samping anestetika- Menambah khasiat anestetika

Cara:

- intramuskuler (1 jam sebelum anestesi dilakukan)- intravena (5-10 menit sebelum anestesi dilakukan, dosisnya 1/3 – 1/2 dari dosis

intramuscular)- oral misalnya, malam hari sebelum anestesi dan operasi dilakukan, pasien diberi obat

penenang (diazepam) peroral terlebih dahulu, terutama pasien dengan hipertensi.

1. hilangkan kegelisahan Tanya jawab2. ketenangan sedative3. ananlgesi narko analgetik4. amnesia hiosin diazepam5. turunkan sekresi saluran nafas atropine, hiosisn6. meningkatkan pH kurangi cairan lambung antacid7. cegah reaksi alergi anihistamin, kortikosteroid8. cegah refleks vagal atropine9. mudahkan induksi petidin, morfin10. kurangi kebutuhan dosis anestesi narkotik hypnosis11. cegah mual muntah droperidol, metoklorpamid

Penggolongan Obat-Obat Premedikasi

1. Golongan Narkotika

- analgetika sangat kuat. - Jenisnya : petidin dan morfin.- Tujuan: mengurangi rasa nyeri saat pembedahan. - Efek samping: mendepresi pusat nafas, mual-muntah, Vasodilatasi pembuluh darah

hipotensi- diberikan jika anestesi dilakukan dengan anestetika dengan sifat analgesik rendah,

misalnya: halotan, tiopental, propofol.- Pethidin diinjeksikan pelan untuk:

mengurangi kecemasan dan ketegangan menekan TD dan nafas merangsang otot polos

- Morfin adalah obat pilihan jika rasa nyeri telah ada sebelum pembedahan mengurangi kecemasan dan ketegangan menekan TD dan nafas

3

Page 5: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

merangsang otot polos depresan SSP pulih pasca bedah lebih lama penyempitan bronkus mual muntah (+)

2. Golongan Sedativa & Transquilizer

- Golongan ini berfungsi sebagai obat penenang dan membuat pasien menjadi mengantuk.

- Contoh : luminal dan nembufal untuk golongan sedative; diazepam dan DHBF (Dihidrobensferidol) untuk golongan transquilizer.

- Efek samping: depresi nafas, depresi sirkulasi.- diberikan apabila pasien memiliki rasa sakit/nyeri sebelum dianestesi, pasien tampak

lebih gelisahBarbiturat

- menimbulkan sedasi dan menghilangkan kekhawatiran sebelum operasi- depresan lemah nafas dan silkulasi- mual muntah jarangDiazepam

- induksi, premedikasi, sedasi- menghilangkan halusinasi karena ketamin- mengendalikan kejang- menguntungkan untuk usia tua- jarang terjadi depresi nafas, batuk, disritmia- premedikasi 1m 10 mg, oral 5-10 mg

3. Golongan Obat Pengering

- bertujuan menurunkan sekresi kelenjarsaliva, keringat, dan lendir di mulut serta menurunkan efek parasimpatolitik / paravasopagolitik sehingga menurunkan risiko timbulnya refleks vagal.

- Contoh: sulfas atropine dan skopolamin. - Efek samping: proses pembuangan panas akan terganggu, terutama pada anak-anak

sehingga terjadi febris dan dehidrasi- diberikan jika anestesi dilakukan dengan anestetika dengan efek hipersekresi, mis:

dietileter atau ketamin

4

Page 6: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

PROGNOSIS ASA

- ASA 1

Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik selain penyakit yang akan dioperasi.

- ASA 2

Pasien yang memiliki kelainan sistemik ringan sampai dengan sedang selain penyakit yang akan dioperasi. Misalnya diabetes mellitus yang terkontrol atau hipertensi ringan

- ASA 3

Pasien memiliki kelainan sistemik berat selain penyakit yang akan dioperasi, tetapi belum mengancam jiwa. Misalnya diabetes mellitus yang tak terkontrol, asma bronkial, hipertensi tak terkontrol

- ASA 4

Pasien memiliki kelainan sistemik berat yang mengancam jiwa selain penyakit yang akan dioperasi. Misalnya asma bronkial yang berat, koma diabetikum

- ASA 5

Pasien dalam kondisi yang sangat jelek dimana tindakan anestesi mungkin saja dapat menyelamatkan tapi risiko kematian tetap jauh lebih besar. Misalnya operasi pada pasien koma berat

- ASA 6

Pasien yang telah dinyatakan telah mati otaknya yang mana organnya akan diangkat untuk kemudian diberikan sebagai organ donor bagi yang membutuhkan.

Untuk operasi darurat, di belakang angka diberi huruf E (emergency) atau D (darurat), mis: operasi apendiks diberi kode ASA 1.E

5

Page 7: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

TEORI-TEORI ANESTESI

1. Teori Koloid Obat anestesi penggumpalan sel koloid anestesi yang reversibel

Bukti : eter, halotan hambat gerak dan aliran protoplasma pada amoeba (terjadi penggumpalan protoplasma)

2. Teori Lipid- Ada hubungan kelarutan zat anestesi dalam lemak dan timbulnya

anestesi.

- Kelarutan anestesi makin kuat

- Daya larut makin cepat, anestesi juga cepat

- Bila obesitas, anestesi juga susah krn lemak tidak memiliki PD

3. Teori Adsorbsi dan tegangan permukaanHubungan potensi zat anestesi dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan proses metabolisme dan transmisi neural terganggu menyebabkan anestesi.

4. Teori biokimiaSecara in vitro zat anestesi menghambat pengambilan O2 di otak (fosforilasi oksidatif).

5. Teori NeurofisiologiTerjadi penurunan transmisi sinaps di ganglion cervicalis superior dan menghambat fungsi formatio reticularis ascenden yang berfungsi mempertahankan kesadaran.

6. Teori FisikaAnestesi terjadi oleh karena molekul yang inert (bergerak) dari zat anestesi akan menempati ruang di dalam sel yang tidak mengandung air sehingga menyebabkan gangguan permeabilitas membran terhadap molekul dan ion oleh karena terbentuk mikrokristal di SSP.

TRIAS ANESTESI :

Analgesia Hipnosis Arefleksia / relaksasi

6

Page 8: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

STADIUM ANESTESI

Stadium 1 : Stadium analgesia atau disorientasi

- Induksi kesadaran hilang

- Nyeri () o.k bedah kecil

- Berakhir : refleks bulu mata hilang

Stadium 2 : stadium hipersekresi atau eksitasi atau delirium

- Kesadaran (-)/ refleks bulu mata (-) ----- ventilasi teratur

- Terjadi depresi pada ganglia basalis rx berlebihan bila ada rangasang

(hidung, cahaya, nyeri, rasa, raba)

Stadium 3 :

Disebut Stadium Pembedahan; ventilasi teratur ---- apneu, terbagi 4 plana :

Plana 1:- Ventilasi teratur : torako abdominal

- Pupil terfiksasi, miosis

- Refleks cahaya (+)

- Lakrimasi

- Refleks faring dan muntah (-)

- Tonus otot mulai

Plana 2 :- Ventilasi teratur : abdominaltorakal

- Volume tidal

- Frekuensi nafas

- Pupil : terfiksasi ditengah, midriasis

7

Page 9: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

- Refleks cahaya

- Refleks kornea (-)

Plana 3 :- Ventilasi teratur : abdominal dgn kelumpuhan saraf interkostal

- Lakrimasi (-)

- Pupil melebar dan sentral

- Refleks laring dan peritoneum (-)

- Tonus otot

Plana 4 : - Ventilasi tidak teratur dan tidak adequat ok otot diafragma

lumpuh ( tonus otot tidak sesuai volume tidal)

- Tonus otot

- Pupil midriasis

- Refleks sfingter ani dan kelenjar lakrimalis (-)

Stadium 4 : Stadium paralisis

- Disebut juga stadium kelebihan obat.

- Terjadi henti nafas sampai henti jantung

Ventilasi normal :

- Wanita dewasa : dominan abdomen (diafragma)

- Pria dewasa : dominan torakal

8

Page 10: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

Pupil

Pada pupil yang diperhatikan : - gerak

- fixasi posisi pupil

Stadium I : tidak melebar karena psikosensorik dan pengaruh emosi Stadium II : pupil midriasis karena rangsang simpatik pada otot dilatator Stadium III : pupil mulai midriasis lagi karena pelepasan adrenalin pada anestesi dengan

eter atau siklopropan tapi tidak terjadi pada halotan dan IV

Stadium pembedahan : pupil terfiksasi ditengah dan ventilasi teratur

Anestesi dalam (kelebihan dosis) :

- Pupil dilatasi maksimal ok paralisis N.kranialis III

- Ventilasi perut dan dangkal

Sebab lain pupil midriasis :

1. Saat induksi : o.k sudah setengah sadar (sub concious fear)2. Premedikasi atropin tanda opiat3. Hipoksia4. Syok dan perdarahan

Refleks bulu mata

N : sentuhan berkedip (kontraksi)

(-) : akhir stadium I, awal stadium II

Refleks kelopak mata

N : tarik kelopak mata ada tarikan (kontraksi)

(-) : awal stadium III

Refleks cahaya :

N : Pupil miosis

(-) : Stadium 3 plana 3

9

Page 11: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

URUTAN PELAKSANAAN ANESTESI UMUM

Berikut merupakan langkah pelaksanaan anestesi umum yang biasa dilakukan oleh DM untuk kasus:

1. Setelah pasien dibaringkan di atas meja operasi. Pasang tensi, saturasi, precordial. Nyalakan monitor. Nyalakan mesin anestesi. Atur kecepatan infuse.

2. Tunggu instruksi. Setelah lapor ke konsulen, dan operator sudah siap. Berarti anestesi sudah boleh dilakukan.

3. Minta pasien untuk berdoa4. Suntikkan pre medikasi: SA 0,25 mg dan Pethidin 30-50 mg5. Suntikkan Recofol 100 mg.6. Tunggu sampai refleks bulu mata hilang.7. Bila refleks bulu mata telah hilang pasang masker dengan posisi benar. (Jaw thrust, chin

lift, tekan masker dengan ibu jari dan telunjuk)8. Naikkan oksigen sampai 6-10 l9. kurangi oksigen sampai 3 l. naikkan N2O menjadi 3l. buka isofluran/halotan10. Tetap berada dalam posisi seperti itu. Sambil kadang-kadang lakukan pemompaan bila

diperlukan. Perhatikan infus, nadi, tensi, saturasi, pompa atau monitor mesin. Sesekali raba nadi pasien.

11. Bila diperlukan pasien rileks maka berikan Succinil cholin atau tramus tergantung dosis yang diperlukan.

12. Selanjutnya tinggal seni anestesinya. Kalau tensi naik dan turun, kalau nadi naik atau turun, kalau nafas kurang spontan, lambat atau cepat. Yang kita lakukan bisa perdalam atau kurangi obat anestesi, tambah obat tertentu, atur cairan, atur posisi pasien dan lain-lain.

13. Bila operasi sudah hampir selesai kurangi dosis perlahan sampai kemudian tinggal oksigen saja.

Operasi selesai… bawa pasien ke RR. Dan tunggu sampai pasien bangun.

10

Page 12: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

OBAT-OBATAN ANESTESI

DOSIS OBAT-OBATAN (Yang dicantumkan disini hanya yang biasa di RS Ulin)

Obat Dalam sediaan

Jumlah di sediaan

pengenceran Dalam spuit

Dosis (mg/kgBB)

1 cc spuit =

Pethidin ampul 100mg/2cc 2cc + aquadest 8cc

10 cc 0,5-1 10 mg

Fentanyl 0,05 mg/cc 0,05mg

Recofol (Propofol)

ampul 200mg/

20cc

10cc + lidocain 1 ampul

10 cc 2-2,5 10 mg

Ketamin vial 100mg/cc 1cc + aquadest 9cc

10 cc 1-2 10 mg

Succinilcholin vial 200mg/

10cc

Tanpa pengenceran

5 cc 1-2 20 mg

Atrakurium Besilat (Tramus/ Tracrium)

ampul 10mg/cc Tanpa pengenceran

5 cc Intubasi: 0,5-0,6, relaksasi: 0,08, maintenance: 0,1-0,2

10 mg

Efedrin HCl ampul 50mg/cc 1cc + aquadest 9cc

10 cc 0,2 5 mg

Sulfas Atropin ampul 0,25mg/cc Tanpa pengenceran

3 cc 0,005 0,25 mg

Ondansentron HCl (Narfoz)

ampul 4mg/2cc Tanpa pengenceran

3 cc 8 mg (dewasa)

5 mg (anak)

2 mg

Aminofilin ampul 24mg/cc Tanpa pengenceran

10 cc 5 24 mg

11

Page 13: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

Dexamethason ampul 5 mg/cc Tanpa pengenceran

1 5 mg

Adrenalin ampul 1 mg/cc 0,25-0,3

Neostigmin (prostigmin)

ampul 0,5mg/cc Tanpa pengenceran

Masukkan 2 ampul prostigmin + 1 ampul SA

0,5 mg

Midazolam (Sedacum)

ampul 5mg/5cc Tanpa pengenceran

0,07-0,1 1 mg

Ketorolac ampul 60 mg/2cc Tanpa pengenceran

30 mg

Difenhidramin HCl

ampul 5mg/cc Tanpa pengenceran

5 mg

12

Page 14: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

Onset dan Durasi yang penting

OBAT ONSET DURASI

Succinil Cholin 1-2 mnt 3-5 mnt

Tracrium (tramus) 2-3 mnt 15-35 mnt

Sulfas Atropin 1-2 mnt

Ketamin 30 dtk 15-20 mnt

Pethidin 10-15 mnt 90-120 mnt

Pentotal 30 dtk 4-7 mnt

Obat Darurat

Nama Berikan bila Berapa yang diberikan?

Efedrin TD menurun >20% dari TD awal (biasanya bila TD sistol <90 diberikan)

2 cc spuit

Sulfas atropin Bradikardi (<60) 2 cc spuit

Aminofilin bronkokonstriksi 5 mg/kgBB

Spuit 24mg/ml

Dexamethason Reaksi anafilaksis 1 mg/kgBB

Spuit 5 mg/cc

Adrenalin Cardiac arrest 0,25 – 0,3 mg/kgBB, 1 mg/cc (teori)

Prakteknya beri sampai aman

Succinil cholin Spasme laring 1 mg/kgBB (1cc spuit

13

Page 15: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

PASCA-ANESTESI

Perawatan dan monitoring biasanya dilakukan :

- Di ruang pulih sadar pada keadaan tertentu dan khusus, dapat dilakukan di ruang perawatan

- Dapat dilakukan dengan peralatan sederhana selama pasien di ruang pulih sadar- Dapat dilakukan dengan cara manual maupun menggunakan peralatan elektronik

Tingkat perawatan pasca-anestesi setiap pasien tidak selalu sama, bergantung pada kondisi fisik pasien, teknik anestesi, dan jenis operasi monitoring lebih ketat pada pasien dengan :

1. Risiko tinggi2. Kelainan organ3. Syok yang lama4. Dehidrasi berat5. Sepsis6. Trauma multipel7. Trauma kapitis8. Gangguan organ penting, mis: otak

Untuk memudahkan perawatan, lakukan monitoring B6

1. Breath (nafas) sistem respirasi

- Pasien belum sadar evaluasi : Pola nafas Tanda-tanda obstruksi Pernafasan cuping hidung Frekuensi nafas Pergerakan rongga dada simetris/tidak Suara nafas tambahan (-) pada obstruksi total Udara nafas yang keluar dari hidung Sianosis pada ekstremitas Auskultasi wheezing, ronki

- Pasien sadar tanyakan adakah keluhan pernafasan : (-) cukup berikan O2

Tanda-tanda obstruksi (+) terapi sesuai kondisi (aminofilin, kortikosteroid, tindakan triple manuver airway)

1. Blood (darah) sistem kardiovaskuler Tekanan darah Nadi Perfusi perifer Status hidrasi (hipotermi – syok)

14

Page 16: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

Kadar Hb

2. Brain (otak) sistem SSP- Menilai kesadaran pasien- Dinilai dengan GCS (Glasgow Coma Scale) - Perhatikan gejala kenaikan TIK

3. Bladder (kandung kencing) sistem urogenitalis- Periksa kualitas, kuantitas, warna, kepekatan urin mencerminkan kadar elektrolit- Untuk menilai :

Apakah pasien masih dehidrasi Apakah ada kerusakan ginjal saat operasi acute renal failure, transfusi hemolisis

4. Bowel (usus) sistem gastrointestinalis- Periksa :

Dilatasi lambung Tanda-tanda cairan bebas Distensi abdomen Perdarahan lambung postoperasi Obstruksi hipoperistaltik, gangguan organ lain, mis: hepar, lien, pankreas Dilatasi usus halus

- Hati-hati!! Pasien operasi mayor sering mengalami kembung mengganggu pernafasan karena ia bernafas diafragma

5. Bone (tulang) sistem muskuloskeletal- Periksa :

Tanda-tanda sianosis Warna kuku Perdarahan postoperasi Gangguan neurologis gerakan ekstremitas

Perawatan pasca-operasi disesuaikan dengan beratnya operasi. Untuk pasien postoperasi berat dengan risiko berat, harus dirawat di ruang ICU terlebih dahulu

KOMPLIKASI ANESTESI

15

Page 17: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

I. Kardiovaskular

1. hipotensi2. hipertensi3. aritmia4. cardiac arrest5. emboli udara6. gagal jantung

II. Respirasi

1. obstruksi respirasi (spasme otot laring, otot rahang, otot bronkus, karena lidah jatuh)

2. hipoventilasi3. apneu4. batuk5. takipneu6. retensi CO2

7. pneumothoraks

III. Gastrointestinal

1. nausea2. vomiting3. hiccups4. distensi gastric

IV. Liver

1. hepatitis post anestesi

V. Urologi

1. sulit kencing2. Produksi urin menurun

VI. Neurologi

1. koma2. konvulsi3. trauma saraf perifer

VII. Oftalmologi

1. abrasi kornea2. kebutaan

VIII. lain-lain

1. menggigil2. sadar dalam anestesi3. malignant hiperpireksia4. komplikasi intubasi5. komplikasi obat-obatan anestesi6. komplikasi transfusi darah7. komplikasi teknik regional/ spinal

16

Page 18: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

Penyebab ARITMIA BRADIKARDI ARITMIA TAKIKARDI

anestesi obat (suksametonium, prostigmin, halotan, lignocain)

refleks bradikardi selama intubasi stadium awal hipoksia spinal

obat (atropine, galamin, trilene, siklopropan)

hiperkarbia hipoksia hipotensi anestesi GA dangkal

pembedahan traksi mesenterium traksi bola mata bedah saraf

infilrasi adrenalin traksi viscera operasi bedah saraf dan jantung

Kondisi pasien penyakit jantung bradikardi obat pre op (digoksin, beta bloker,

neostigmin) hipotensi TIK meningkat

tirotoksikosis demam hipovolemi terapi pre digoxinsakit payah

Terapi cari kausa, atropine

Penyebab HIPOTENSI HIPERTENSI

anestesi obat (petidin, thiopenton, halotan, eter, muscle relaxan)

inhalasi paru bertambah tekanan meningkat

hipoksia dan hiperkarbia pada stadium lanjut

transfusi darah tidak cocok anestesi spinal atau epidural

anestesi dangkal ventilasi tidak adekuat retensi

CO2 hipoksia, hiperkarbia TD meningkat

obat ketamin, pavulon transfusi darah berlebihan malignant hiperpireksia

pembedahan posisi trandelenberg, lateral kehilangan darah stimulasi visceral pelepasan tourniquet/calamp emboli udara/lemak

infiltrasi adrenalin traksi viscera oksitosin, ergometrin posisi trandelenberg clamp pemb darah besar

Kondisi pasien anemia dehidrasi penyakit jantung iskemik, gagal

jantung, aritmia sindrom posisi hipotensi quadriplegi-TD bervariasi syok septic

hipertensi tak terdiagnosa dapat MAO inhibitor vesica urinaria penuh quadriplegi

Terapi cari kausa infus cepat cairan IV RL 10 cc/kgBB

cari kausa naikkan kepala

17

Page 19: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

naikkan koensentrasi O2

turunkan dosis obat anestesi jika TD sistol < 80 mmHg (O2 100%)

vasopressor efedrin HCl tinggikan kaki pasien untuk

kembalikan venous return

sedasi (petidin, largactil) monitoring tanda vital

18

Page 20: ANESTESI 1

Anestesi Lokal

Struktur Kimia obat

Cara Pemberian

Potensi Obat

Ester

Amide

Blok Saraf Sentral

Blok Saraf Tepi

Short Acting

Medium Acting

Kokain, Klorprokain, Benzokain, Prokain, Tetrakain

Lidokain, Prilokain, Etidokain, Bupivakain, Mepivakain, Ropivakain

Long acting

Topical

infiltrasi

Blok nerv

Regional iv

ganglion

pleksus

spinal

epidural

servikal

torakal

lumbal

Sacral/kaudal

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

ANESTESI LOKAL/ REGIONAL

blokade reversibel konduksi saraf

mencegah DEPOLARISASI dengan blokade ion Na+ ke channel Na ( blokade konduksi) mencegah permeabilitas membran saraf terhadap ion Na+

Penggolongan anestesi lokal:

Potensi Obat

SHORT act MEDIUM act LONG act

Prototipe Prokain Lidokain Bupirokain

Gol Ester Amida Amida

Onset 2’ 5’ 15’

Durasi 30-45’ 60-90’ 2-4jam

19

Page 21: ANESTESI 1

www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar Bius

Potensi 1 3 15

Toksisitas 1 2 10

Dosis max 12 Mg/KgBB 6 mg/KgBB 2 Mg/KgBB

Metabolisme Plasma Liver Liver

20